Anatomi Permukaan Okular KAJIAN PUSTAKA

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Permukaan Okular

Permukaan mata terdiri dari kornea, konjungtiva dan lapisan air mata yang membentuk suatu unit fungsional. Konjungtiva adalah membran mukosa transparan yang menutup sklera, dibentuk dari epitel nonkeratin skuamosa berlapis dan lamina propria dengan ketebalan epitel bervariasi dari margo palpebra sampai limbus. Konjungtiva dibagi menjadi tiga bagian yaitu konjungtiva palpebral, forniks dan bulbar. Sel lain yang berada dalam lapisan epitelial antara lain sel epitel, sel goblet, melanosit, sel langerhans, dan limfosit Knop, et al., 2007 ; Gillan, 2008. Integritas permukaan okular sangat dipengaruhi oleh adanya musin dalam lapisan air mata. Lapisan musin pada lapisan air mata melapisi mikroplika sel epitel kornea superfisial dan membentuk jaringan dengan permukaan konjungtiva. Fungsi musin antara lain merubah epitel kornea dari hidrofobik ke hidrofilik, stabilisasi lapisan air mata, sebagai pelembab saat kelopak mata bergesekan dengan bola mata, dan melindungi permukaan luar mata dari berbagai patogen, bahan kimia dan toksin American Academy of Ophthalmology, 2014-2015. Musin disekresi oleh sel goblet konjungtiva. Sel goblet berfungsi mensintesis, menyimpan dan mengeluarkan musin yaitu kompeks glikoprotein dengan berat molekul tinggi dan secara spesifik mengekspresikan MUC5AC yang merupakan gel pembentuk musin. Produksi musin oleh sel goblet konjungtiva adalah 2-3 µLhari American Academy of Ophthalmology, 2014-2015. Kemampuan sel goblet sebagai penghasil utama musin tergantung pada jumlah sel goblet yang fungsional pada konjungtiva serta kemampuan mensintesis musin. Bagian konjungtiva dengan densitas sel goblet tertinggi yaitu inferonasal konjungtiva bulbi, konjungtiva palpebra, bagian temporal konjungtiva bulbi, sedangkan bagian dimana sel goblet sedikit atau bahkan tidak ada adalah permukaan okular yang terpapar dan corneo-scleral junction. Masing-masing sel goblet berukuran 25µ x 25µ. Kepadatan sel goblet konjungtiva antara 1000- 56.000 selmm 2 Shatos, et al., 2003. Kepadatan sel goblet sesuai dengan gradasi Nelson pada konjungtiva normal atau gradasi 0 yaitu 500 selmm 2 ; gradasi 1 yaitu 350-500 selmm 2 ; gradasi 2 yaitu 100-350 selmm 2 ; gradasi 3 yaitu 100 selmm 2 atau tidak tampak sel goblet. Penelitian lain menyatakan bahwa jumlah sel goblet 100-300 selmm 2 masih dalam batas normal Singh, et al., 2005. Kepadatan sel goblet bervariasi dan dapat berubah oleh faktor-faktor eksternal yang menyebabkan peningkatan maupun penurunan jumlah sel. Gravitasi akuous ke sakus konjungtiva bawah, pembentukan danau lakrimal dan akumulasi air mata pada kantus medial mengakibatkan hidrasi maksimal forniks nasal bawah dan konjungtiva nasal palpebra inferior sehingga kepadatan sel goblet maksimal. Jenis kelamin tidak mempengaruhi kepadatan sel goblet Pepperl, et al., 2006. Perubahan inti sel goblet tampak pada orang normal pengguna lensa kontak, dimana penelitian terbaru menyatakan bahwa pemakaian lensa kontak lunak selama beberapa tahun menyebabkan penurunan kepadatan sel goblet. Kondisi yang menyebabkan hilangnya sel goblet adalah trauma kimia, Stevens- Johnson syndrome, hipovitaminosis A, ocular pemphigoid, Sjogren’s syndrome. Pengobatan dengan antiglaukoma topikal juga menyebabkan penurunan kepadatan sel goblet. Kepadatan sel goblet konjungtiva dapat menjadi indikator yang lebih baik untuk integritas permukaan okular Pepperl, et al., 2006.

2.2 Fungsi dan Komposisi Air Mata