PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung SelatanT
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN
MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI
EMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA uasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII
Semester GanjilSMP Negeri 2 Abung Selatan T.P 2012/2013)
(Skripsi)
Oleh JARMINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL TERHADAP
PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA
(2)
Jarmini
ii ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA
(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung
SelatanT.P 2012/2013)
Oleh JARMINI
Keterampilan berpikir kritis (KBK) perlu dimiliki siswa dalam proses pembelajaran. Namun hasil observasi di SMP Negeri 2 Abung Selatan
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang dikembangkan masih rendah, karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan KBK siswa. Salah satunya dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII A dan VIII B yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai N-gain, kemudian dianalisis dengan uji t dengan taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa rata-rata persentase aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw yang dianalisis secara deskriptif.
(3)
Jarmini
iii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Terjadinya peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 0,48 yaitu dengan kriteria sedang. Selain itu, rata-rata N-gain indikator KBK siswa pada kelas eksperimen juga mengalami peningkatan yaitu 0,60 dengan kriteria sedang. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria sangat tinggi yaitu 85,13 %. Selain itu, sebagian besar siswa (92,86%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KBK dan akivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.
(4)
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
KETERAMPILAN
MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen
Semester Ganjil
Sebagai Salah Satu Syarat
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
iv
MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI
EMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA uasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII
Semester Ganjil SMP Negeri 2 Abung Selatan T.P 2012/2013)
Oleh JARMINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL TERHADAP
PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA
ntuk Mencapai Gelar
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(5)
v
Judul Skripsi : PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Abung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013) Nama Mahasiswa : Jarmini
Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024022 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M.Si. Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19610910 198603 1 005 NIP. 19770715 200801 2 020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
(6)
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………
Sekretaris : Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M.Pd. ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi.Bujang Rahman,M.Si. NIP 196003151985031003
(7)
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Trimodadi pada tanggal 24 Januari 1991, yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Jarin dan Ibu Sumiati. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD N 1 Trimodadi (1996-2002), SMP N 2 Abung Selatan (2002-2005), SMA N 4 Metro (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Botani
Tumbuhan Tinggi pada (2010/2011-2011/2012), serta aktif di organisasi sebagai Eksakta Muda (Eksmud) Himasakta (2008/2009), Gemma FPPI (2008/2009), Adiv Kerohanian Himasakta (2009/2010) dan Adiv Pendidikan Himasakta (2010/2011). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N 2 Gunung Sugih Lampung Tengah dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Tengah (Tahun 2011), serta melaksanakan penelitian pendidikan di SMP Negeri 2 Abung Selatan untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).
(8)
viii
Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan karunia-Nya yang tiada terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW…
Karya kecil ini ku persembahkan sebagai tanda cinta kasihku kepada: Kedua orang tuaku tercinta,
yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaiknya, kesabaran dan ketulusan serta limpahan kasih kalian lah yang selalu
menguatkanku, mendukung
segala langkah ku menuju keberhasilan dan kebahagian,,yang selalu ku cintai, ku sayangi dan ku rindui karena Allah,
Mama’ dan Bapak… #_I love u_#
Ayuk dan Mamasku tersayang,
Terimakasih untuk kakak sekaligus orang tua ke-dua ku ( Syamsiati dan Karsudi S.Pd.,M.MPd) atas dukungan materi dan motivasi serta kasih
sayang yang telah diberikan sehingga
aku dapat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S1. #_Sukron katsir,,_#
Terimakasih untuk ayuk dan mamasku tersayang; yuk aten
(Supriatin),yuk mud (Mudrikah),yuk heni (Heni Suprapti ) dan mas syarif (Syarif Hidayat) serta kk’ iparku; mas Supriyanto, mas Ansori Ahyadi,
mas Triono dan mbak Sri yang selalu mendukung dan mendo’akan keberhasilanku.
Sahabat-sahabat terbaikku di P.Biologi, Teman-teman bio-ma yang selalu
berusaha membuatku tetap tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan rasa sedih yang ada, dan selalu
menjadi pendengar setia di setiap kegundahanku Thank’s All…
(9)
ix
MOTTO
“Fa inna ma’al ‘usri yusro....”
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan...” ( Q.S Al- Insyirah : 6 )
“Percayalah,, Allah akan memberikan yang terbaik untuk hidup kita …” (Jarmini)
“ Fabi ayyi aalaa irobbikuma tukadzibaan....”
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?....” ( Q.S Ar- Rahman : 13 )
“ Never give Up !!!_ Ikhtiar_and Tawakal” ( Jarmini )
(10)
x
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Jarmini
Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024022
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
Jarmini
(11)
xii SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Quasi
Eksperimental pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Abung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Materi Pokok Sistem Gerak Manusia)”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Pramudianti, S. Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lampung;
4. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik
penulis, yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
(12)
xiii
6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;
7. Segenap Dosen Pendidikan Biologi FKIP Unila dan Pak Liyanto;
8. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIII A dan VIII B SMP Negeri 2 Abung Selatan atas kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian;
9. Kedua orang tua, ayuk dan mamas penulis yang tak pernah berhenti mendoakan keberhasilan penulis;
10. Neng Nisa dan uni Zury terimakasih atas kebersamaan dan kerjasama timnya. 11. Teman-Teman KKN & PPL di SMP N 2 Gunung Sugih, Komering Putih,
Lampung Tengah (Hanif, Ida, Tata, Nisa, Ratna, Ulfi, Dita, Asep, Alan, Albert, Rifki, Kyai Beni, dan AA’ Beni)
12. Sahabat-sahabatku tercinta di Bio_Ma (Niar, Bita, April, Erfina, Tina, Rela, Aini, Ayu, Yolanda, Eva, Cicil, Aryani, Nita, Icha, Hutri, Iis, Yuna, Dian, Susi, Indah, Made, Resta, Fina, Era, Ihsan, Andriana, Rahman, Peby, Riya,Rika, Erlis, Mala, Yulia, Lia, ana, Sulis, Heni, Dini, Ihda, Devia, dan Keluarga Besar Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas kekeluargaan yang terjalin diantara kita.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiiin.
Bandar Lampung, November 2012 Penulis
(13)
xiv
xiv DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multimedia interaktif ... 9
B. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 12
C. Keterampilan berpikir kritis ... 17
D. Kerangka pikir... 21
E. Hipotesis ... 23
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Desain Penelitian ... 24
D. Prosedur penelitian ... 25
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 33
G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa... 35
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa... 37
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw... 39
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
(14)
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 54
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 59
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65
3. Lembar Kerja Kelompok ... 75
4. Rubrik LKK ... 102
5. Kisi Soal Pretes dan Postes ... 106
6. Lembar Pretes Postes ... 110
7. Rubrik Pretes Postes ... 114
8. Data Hasil Penelitian ... 116
9. Analisis Data Statistik ... 131
10. Foto-Foto Penelitian ... 152
11. Angket dan Lembar observasi... 157 12. Surat-surat Penelitian
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keterampilan berpikir kritis dan indikatornya ... 19
2. Kategori indeks N-gain ... 33
3. Rekapitulasi keterampilan berpikir kritis siswa ... 36
4. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa ... 37
5. Lembar observasi aktivitas siswa ... 38
6. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 39
7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 39
8. Skor per item angket ... 40
9. Tabulasi data angket tanggapan siswa ... 40
10.Hasil uji normalitas, homogenitas, uji U, uji persamaan dan perbedaan dua rata-rata pada nilai pretes, postes dan N-gain KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 41
11.Hasil analisis rata-rata N-gain untuk setiap indikator KBK siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 42
12.Data peningkatan rata-rata N-gain KBK siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 43
13.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 44
14.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelompok eksperimen ... 116
15.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelompok kontrol... 118
16.Analisis butir soal pretes dan postes kelompok eksperimen ... 120
(16)
xvii
18.Analisis perindikator KBK pada soal pretes dan postes kelompok
eksperimen ... 124
19.Analisis perindikator KBK pada soal pretes dan postes kelompok Kontrol ... 126
20.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 128
21.Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 130
22.Uji normalitas nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 131
23.Uji Homogenitas nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol... 132
24.Uji U nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 133
25.Uji normalitas nilai postes kelas eksperimen dan kontrol ... 134
26.Uji homogenitas nilai postes kelas eksperimen dan kontrol ... 135
27.Uji U nilai postes kelas eksperimen dan kontrol ... 136
28.Uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 137
29.Uji homogenitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 138
30.Uji t N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 139
31.Uji normalitas N-gain Indikator A ... 140
32.Uji U N-gain indikator A ... 141
33.Uji normalitas N-gain indikator B ... 142
34.Uji U N-gain indikator B ... 143
35.Uji normalitas N-gain indikator C ... 144
36. Uji U N-gain indikator C ... 145
(17)
xviii
38.Uji U N-gain Indikator D ... 147
39.Uji normalitas N-gain indikator E ... 148
40.Uji U N-gain indikator E ... 149
41.Uji Normalitas N-gain Indikator F ... 150
(18)
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Komponen multimedia ... 10
2. Contoh hubungan kelompok ahli dan kelompok asal ... 15
3. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. ... 23
4. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen. ... 25
5. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 45
6. Tanggapann siswa terhadap multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 46
7. Siswa kelas eksperimen melakukan diskusi dengan kelompok ahli .... 152
8. Siswa kelas eksperimen mengoperasikan multimedia interaktif saat diskusi dengan kelompok ahli ... 152
9. Guru memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok ahli ... 153
10. Siswa kelas eksperimen melakukan diskusi dan presentasi pada kelompok asal... 153
11. Siswa kelas eksperimen melakukan presentasi dan diskusi kelas ... 154
12. Siswa kelas eksperimen mengerjakan soal evaluasi KBK ... 154
13. Kelompok siswa terbaik pada kelas eksperimen menerima penghargaan... ... 155
14. Siswa kelas kontrol melakukan diskusi kelompok ... 155
15. Siswa pada kelas kontrol melakukan presentasi kelompok ... 156
(19)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan.Oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Daryanto, 2010 : 02).
Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sehingga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA untuk SMP/MTs bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi (BSNP, 2006:vi). Kemampuan berpikir dalam tujuan tersebut mencakup dalam hal berpikir kritis.
Pengembangan aspek akademis di Indonesia masih pada tingkat yang rendah dan belum sampai pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, apalagi kemampuan memecahkan masalah (Suyanto dalam Sugiyarti, 2005 : 2). Sehingga dibutuhkan pengalaman yang baik agar siswa mampu menjalani kehidupan dan mampu mengambil keputusan yang dihadapinya di lingkungan masyarakat. Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan
(20)
pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah khusus yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Jonsons, 2002:201-203).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA biologi kelas VIII SMP N 2Abung Selatan pada semester genap T.A 2012/2013, diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang dikembangkan masih rendah. Keterampilan berpikir kritis yang muncul hanya mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin. Dalam
pembelajarannya, guru seringkali menggunakan ceramah dan diskusi. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi belum mampu mengoptimalkan potensi seluruh siswa. Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan ceramah kurang efektif karena menyebabkan guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) selain itu, interaksi antar siswa kurang sehingga
pengalaman siswa terbatas. Pembelajaran seperti ini menyebabkan informasi hanya satu arah yaitu dari guru ke siswa, sehingga siswa tidak aktif dan tidak berpikir kritis (Zain dan Bahri, 1995:98).
Semakin berkembangnya IPTEK dalam dunia pendidikan, menuntut siswa untuk dapat berpikir kritis. Pengembangankemampuan berpikir kritis pada diri siswamembutuhkan perubahan dalam metode, model maupun media pembelajaran disekolah. Guru harus merancangpembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatifdan berpikir kritis. Sehingga
dalamproses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator sedangkan yang lebihaktif adalah siswa. Proses pembelajaran yang aktif akan merangsang siswa untuk terbiasa menyelesaikan masalahnya, sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari (Wena, 2009 : 52).
(21)
Menurut Sharan (1990. dalam Isjoni, 2007:3) siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif dapat menghasilkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang kemungkinan dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa guna mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa adalah model kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2008) pada mata pelajaran matematika diketahui bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 1 Wonosari. Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki langkah-langkah pembelajaran yaitu : pembentukan kelompok asal, pembentukan kelompok ahli, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, diskusi kelas, pemberian kuis dan pemberian penghargaan kelompok. Setiap langkah Jigsaw diyakini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada siswa. Dengan menggunakan pembelajaran model Jigsaw, siswa menjadi aktif sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.
Media yang digunakan guru selama ini untuk pembelajaran materi pokok Sistem Gerak pada Manusia di kelas VIII SMP N 2 Abung Selatan adalah media gambar. Media gambar ini dirasa kurang efektif karena hanya berupa gambar yang tidak bergerak dan tidak ada simulasi-simulasi yang membuat siswa dapat aktif dan dapat berpikir kritis sehingga siswa sulit untuk memahami dan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan tulang rangka, otot dan persendian pada materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Untuk mengatasi hal ini diperlukan media yang tidak hanya menampilkan strukur rangka manusia tetapi juga dapat mengaktifkan siswa yaitu dengan membuat hubungan timbal balik antara siswa dengan media pembelajaran sehingga pengalaman belajar siswa menjadi bertambah dan siswa dapat berpikir kritis. Media yang kemungkinan dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa guna mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada
(22)
siswa yaitu multimedia interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Multimedia interaktif dapat
memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain (Daryanto. 2010:51 dan 54), sehingga dengan penggunaan Multimedia interaktif dapat dikembangkan keterampilan berpikir kritis pada siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2010) pada mata pelajaran biologi materi sistem reproduksi diketahui bahwa siswa SMP N Cimahi yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan generik dan keterampilan berpikir kritis.
Dari latar belakang diatas maka akan di kaji tentang bagaimana ”Pengaruh Multimedia Interaktif Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VIII SMP N 2 Abung Selatan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia ?
2. Bagaimana aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan Multimedia interaktif dengan model kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia?
(23)
3. Bagaimana tanggapan siswa tentang penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia. 2. Aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model
kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.
3. Tanggapan siswa yang belajar dengan menggunakan Multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti
a. Menambahkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran IPA biologi dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b. Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam menggunakan multimedia
interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.
(24)
Dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan multimedia dan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Sistem Gerak Manusia.
3. Bagi siswa
a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Sistem Gerak Manusia.
b. Membiasakan siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis yang mereka miliki. 4. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran IPA biologi disekolah melalui multimedia interaktif.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Multimedia interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah kooperatif tipe Jigsaw, yang meliputi tahapan : pembentukan kelompok asal, terdiri dari 5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen, pembentukan kelompok ahli, diskusi kelompok ahli, presentasi dan diskusi kelompok asal, diskusi kelas, pemberian kuis, pemberian penghargaan
kelompok.
3. Kemampuan berpikir kritis yang diteliti dalam penelitian ini
(25)
menggeneralisasi, apa yang menjadi contoh, apa yang menjadi perbedaan, menginterpretasi pernyataan, dan rekonstruksi argumen.
4. Materi pokok yang diteliti adalah Sistem Gerak Manusia.
5. Subyek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIB yang berjumlah35 siswa dan seluruh siswa kelas VIII A yang berjumliah36 siswa di SMP N2 Abung Selatan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
(26)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Multimedia Interaktif
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “ perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik (Bahri & Zain, 1995:120).
Menurut Ariyus (2007 : 2) dan Vaughan (2004, dalam Binanto, 2010: 2) Multimedia berasal dari dua kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak dan media biasanya diartikan sebagai alat untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk
komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Sistem multimedia yang dimaksud di sini adalah suatu teknologi yang menggabungkan berbagai sumber media seperti teks, grafik, seni,
(27)
suara, animasi, video, dan sebagainya,yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif dan dikontrol oleh sistem komputer secara interaktif. Gabungan sistem tersebut bisa digambarkan sebagai berikut,
Gambar 1. Komponen Multimedia
Multimedia interaktif memiliki kelemahan dan kelebihan. Menurut Puspita (2010), multimedia interaktif memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
1. Diperlukan dana yang tidak sedikit dalam merancang program multimedia interaktif, namun sekarang sudah tersedia program multimedia Interaktif yang diperjualbelikan dengan harga terjangkau.
2. Diperlukan komputer dalam jumlah yang banyak.
3. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif menuntut keahlian guru dan siswa dalam menggunakan dan mengoperasikan komputer. Guru dan siswa juga hendaknya
memiliki sikap yang positif terhadap komputer.
4. Pembelajaran sedikit bersifat isolatif. Namun dapat diminimalisir dengan keterlibatan guru dalam membimbing siswa merekonstruksi pengetahuan di akhir pembelajaran.
Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif,
Sistem multimedia
Animasi
komputer interaktif
Audio Grafik
Video Teks
(28)
jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Menurut Daryanto (2010: 52) Terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti bakteri. 2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti
gajah, rumah, gunung, dan lain-lain.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dan lain-lain.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dan lain-lain. 5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti lletusan gunung berapi,
harimau, racun, dan lain-lain.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Menurut Trianto (2010: 235)Keuntungan dari media pembelajaran antara lain: 1) Gairah belajar meningkat
2) Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya 3) Interaksi langsung dengan lingkungan
4) Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman 5) Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama
(29)
Daryanto (2010:53-54) memaparkan beberapa fungsi multimedia interaktif di dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin
2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri
3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang jelas dan terkendalikan
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Amri dan Ahmadi (2010 : 90) Model pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Lima unsur pokok yang termasuk di dalam struktur ini adalah :
1. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka. 2. Tanggung jawab perseorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
(30)
3. Tatap muka
Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan pengalaman para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.
4. Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu
ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
5. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Menurut Isjoni (2007: 23) siswa yang belajar menggunakan model Pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebayanya. Pembelajaran kooperatifjuga meningkatkan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritissiswa, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar
(31)
menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw. Jigsaw mengorganisir siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Amri dan Ahmadi, 2010:95).
Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (Amri dan Ahmadi, 2010:96; Isjoni, 2007 :54; Huda. 2011:118; dan Slavin. 2005:240) adalah sebagai berikut: 1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari
5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. 2. Setiap orang dalam tim asal diberi bagian materi yang berbeda.
3. Anggota dari tim asal yang berbeda yang bertugas mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
4. Setelah selesai berdiskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Kel asal 1 Kel asal 2 Kel asal 3 Kel asal 4 Kel asal 5 Kel asal 6 Kel asal 7
(32)
Kel.
ahli 1 ahli 2 Kel. ahli 3 Kel. Kel. ahli 4 Kel. ahli 5 Belajar
materi 1
Belajar materi 2
Belajar materi 3
Belajar
materi 4 Belajar materi5 Keterangan: Kel = Kelompok
Gambar 2. Contoh hubungan kelompok ahli dan kelompok asal beserta materibelajar yang ditugaskan
5. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
6. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Isjoni (2007:54), Amri dan Ahmadi (2010:94) memaparkan tentang kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu dapat mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal, meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain serta siswa
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Menurut para ahli (Isjoni. 2007:25 ; Slavin. 2005:41), Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks misalnya seperti penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli yang tempat duduknya nanti akan berpindah, guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
(33)
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw masing-masing anggota kelompok asal bertanggungjawab atas unit yang berbeda dalam tugas kelompok, dan bahaya dari tugas-tugas yang terspesialisasi semacam ini adalah para siswa mungkin hanya akan belajar banyak mengenai bagian yang mereka kerjakan sendiri, sementara bagian yang lainnya tidak dipelajari secara mendalam. Agar proses pembelajaran pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadahi. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungann topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lainnya menjadi pasif.
C. Keterampilan Berpikir Kritis
Reason (dalam Sanjaya 2006 : 228) mengemukakan bahwa berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami
(comprehending ).” Mengingat” pada dasarnya hanya melibatkan usaha menyimpan sesuatu yang telah dipahami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek dalam memori. Keterampilan berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga diluar informasi yang didengarnya. Misalnya keterampilan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi.
Menurut kamus Webster’s (dalam Amri dan Ahmadi, 2010 : 62), ”kritis” ( critical) adalah “ menerapkan atau mempraktikkan penilaian yang teliti dan obyektif sehingga “ berpikir kritis” dapat diartikan sebagai berpikir yang membutuhkan kecermatan dalam membuat
(34)
keputusan. Beberapa ahli (Ennis dalam Costa, 1985: 54 ; Richard dan Elder, 2006 : 64 ; Amri dan Ahmadi, 2010:63) mendefinisikan berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan dan merupakan seni dari analisis dan evaluasi berpikir dengan pandangan untuk melakukan perubahan. Dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya.
Ennis (dalam Costa, 1985 : 55-56) mengemukakan ada 12 indikator berfikir kritis yang dikelompokannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut :
a. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.
b. Membangun ketrampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
c. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau
mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan. d. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-
istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi
(35)
berinteraksi dengan orang lain.Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel dibawah ini:
Tabel1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya Keterampilan
Berpikir Kritis Sub Keterampilan Berpikir Kritis Aspek 1. Memberikan
Penjelasan dasar
1. Memfokuskan
pertanyaan a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan
b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin c. Menjaga pikiran terhadap
situasi yang sedang dihadapi 2. Menganalisis
argumen a.b. Mengidentifikasi kesimpulan Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan
c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan
d. Mencari persamaan dan perbedaan
e. Mengidentifikasi dan
menangani ketidakrelevanan f. Mencari struktur dari sebuah
pendapat/argument g. Meringkas
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang a. Mengapa?
b. Apa yang menjadi alasan utama?
c. Apa yang kamu maksud dengan?
d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh? f. Bagaiamana mengaplikasikan
kasus tersebut? g. Apa yang menjadikan
perbedaannya? h. Apa faktanya?
i. Apakah ini yang kamu katakan?
j. Apalagi yang akan kamu katakan tentang itu? 2. Membangun 4. Mempertimbangkan a. Keahlian
(36)
Keterampilan
Berpikir Kritis Sub Keterampilan Berpikir Kritis Aspek Keterampiland
asar apakah sumber dapat dipercaya atau tidak? b.c. Mengurangi konflik interest Kesepakatan antar sumber d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada
f. Mengetahui resiko
g. Keterampilan memberikan alas an
h. Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
a. Mengurangi
praduga/menyangka
b. Mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan c. Laporan dilakukan oleh
pengamat sendiri
d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan
e. Penguatan
f. Kemungkinan dalam penguatan
g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam
menggunakan teknologi i. Kepuasan pengamat atas
kredibilitas kriteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan deduksi
a. Kelas logika
b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretasikan
pernyataan 7. Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis 8. Membuat dan
mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan
a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi
c. Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)
d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang
dan memutuskan 4. Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi
Ada 3 dimensi:
a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan
(37)
Keterampilan
Berpikir Kritis Sub Keterampilan Berpikir Kritis Aspek noncontoh b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10.Mengidentifikasi
asumsi a.b. Alasan yang tidak dinyatakan Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan
taktik 11. Memutuskan suatu tindakan a.b. Mendefisikan masalah Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan c. Merumuskan
alternatif-alternatif untuk solusi
d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan
e. Merivew
f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi
dengan orang lain a.b. Memberi label Strategi logis c. Srtrategi retorik
d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan (Costa, 1985 : 54).
D. Sistem Gerak Manusia
Sistem gerak manusia terdiri dari tulang, persendian dan otot. A.Tulang Penyususn Rangka Tubbuh
a. Tulang rangka aksial : terdiri dari tengkorak dan tulang anggota badan.
Tulang tengkorak terdiri dari tulang ubun-ubun, tulang dahi, tulang kepala belakang, tulang pelipis, tulang baji, tulang hidung, tulang pipi, tulang rahang atas dan tulang rahang bawah. Sedanagkan tulang anggota badan terbagi menjadi tulang belakang (terdiri atas 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang dan 4 ruas tulang ekor), tulang dada (terdiri dari bagian hulu, badan dan taju pedang), tulang rusuk (terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang tulang rusuk palsu, dan 2 pasang tulang
(38)
rusuk melayang) dan tulang panggul (terdiri dari 2 tulang usus, 2 tulang kemaluan dan 2 tulang duduk).
b. Tulang anggota gerak : terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Anggota gerak atas (terdiri dari tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan dan tulang telapak tangan). Sedangkan anggota gerak bagian bawah (terdiri dari tulang pada, tempurung lutut, tulang betis, tulang kering, tulang pergelangan kaki dan tulang telapak kaki).
Secara umum tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan. Perbedaan ini
berdasarkan bahan penyusunnya. Tulang keras tersusun atas serat kolagen dan garam mineral serta kalsium sehingga sifatnya keras. Sedangkan tulang rawan tersusun atas kondrin dan sel-sel rawan yang sifatnya kenyal serta lentur. Tulang berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tidak beraturan.
B.Persendian
Persendian merupakan hubungan antar tulang yang satu dengan tulang yang lain. Berdasarkan sifat geraknya dibedakan menjadi sendi mati (sinartrosis) yang tidak dapat digerakkan, sendi kaku (amfiartrosis) yang memungkinkan gerakan secara terbatas, dan sendi gerak (diartrosis) yang memungkinkan gerakan secara bebas. Sedangkan persendian berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi : sendi peluru (memungkinkan gerakan yang bebas), sendi engsel
(memungkinkan gerakan satu bidang), sendi putar ( memungkinkan gerakan memutar), sendi geser (memungkinkan pergeseran antar tulang) dan sendi pelana ( memungkinkan gerakan memutar dan melengkung).
(39)
Otot terbagi menjadi otot polos (penyusun organ tubuh bagian dalam, bentuk selnya adalah gelendong dan terdiri dari satu inti di tengah serta tidak dapat dikendalikan secara sadar), otot lurik ( tot yang berfungsi untuk menggerakkan rangka, inti sel lebih dari satu dan terletak di tepi, bentuk sel silindris, berlurik serta dapat dikendalikan secara sadar), dan otot jantung (hanya terdapat di jantung, berfungsi untuk kontraksi jantung, inti selnya satu ditengah serta bentuk sel silindris, otot jantung tidak dapat dikendalikan secara sadar).
D.Gangguan pada sistem gerak manusia
Gangguan pada tulang misalnya rakhitis ( kekurangan vit.D), gangguan pada persendian misalnya keseleo dan penyakit yang dapat terjadi pada otot misalnya polio ( inveksi virus).
E. Kerangka Pikir
Biologi merupakan cabangIPA yang membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi. Pemahaman konsep IPA dapat ditingkatkan melalui pengembangan keterampilan berfikir kritis siswa.
Berfikir kritis merupakan berpikir tingkat tinggi yang membutuhkan analisis dan penalaran dalam memecahkan suatu masalah.Untuk mencapai ketuntasan pada materi pokok Sistem Gerak Manusiayang memiliki tingkat kerumitan tertentu, diperlukan keterampilan berfikir kritis siswa yang dapat digalimelalui penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengaktifkan seluruh siswa, hal ini
(40)
dapat membuat siswa dapat berpikir kritis karena siswa mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Amri dan Ahmadi, 2010:94).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini kurang berjalan maksimal terhadap keterampilan berpikir kritis siswa tanpa adanya media yang mendukung proses pembelajarannya. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran materi pokok Sistem Gerak Manusia adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Siswa dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru tentang materi pokok Sistem Gerak Manusia karena siswa dapat berinteraksi dengan multimedia interaktif secara langsung untuk melihat bagian-bagian dan mekanisme gerak pada manusia melalui simulasi gambar dan animasi multimedia tersebut sehingga dapat memicu siswa berpikir kritis.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis siswa.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini :
Gambar 3. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Keterangan : X = Variabel bebas : pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; Y = Variabel terikat yaitu kemampuan berfikir kritis
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
(41)
a. H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia
interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.
H1= Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia
interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawterhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.
b. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia meningkatkan aktivitas siswa
c. Sebagian besar tanggapan positif siswa tentang penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia
(42)
1
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September semester ganjil T.P 2012/2013 di SMP N 2Abung Selatan
B.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester
ganjilSMP N 2Abung SelatanT.A 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.Sampel tersebut adalah siswa kelas VIII B berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII A berjumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol. Yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dariindividu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu ataucluster misalnya kelas sebagai cluster (Margono, 2005: 127).
C.Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok nonekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakankelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan kelas kontrol menggunakan
(43)
2 media gambar melalui diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2 II O1 C O2 Gambar 4. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen
Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 = Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan multimedia interaktif melalui
model kooperatif tipe Jigsaw,C = Diskusi (Dimodifikasi dari Moh. Nazir, 2005 : 233).
D.Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
1) Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian. 2) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. 3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
4) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.
(44)
3 5) Membuat lembar observasi yang digunakan sebagai acuan untuk
mengamati aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran. 6) Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
7) Membuat media pembelajaran berupa multimedia interaktif dengan menggunakan macromedia flash MX 2004
8) Membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes postes. Soal pretes diberikan pada awal pertemuan pertama, sedangkan soal postes diberikan pada akhir pertemuan terakhir.
9) Melakukan uji validitas isi dan kontak dengan ahli
10)Membuat kartu warna yang berbeda untuk tiap kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa.
Siswa ahli 1 : Kartu warna merah Siswa ahli 2 : Kartu warna kuning Siswa ahli 3 : Kartu warna biru Siswa ahli 4 : Kartu warna ungu Siswa ahli 5 : Kartu warna hijau
Kelima kartu tersebut dibagikan pada masing-masing kelompok, dengan 7 kelompok asal maka peneliti harus membuat 35 kartu berwarna, dengan rincian sebagai berikut:
Warna merah : 7 lembar
Warna kuning : 7 lembar
(45)
4
Warna putih : 7 lembar
Warna hijau : 7 lembar
Siswa yang mempunyai kartu berwarna sama pada kelompok asal berkumpul untuk mendiskusikan materi yang akan mereka bahas di dalam kelompok ahli.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dengan menerapkan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawuntuk kelas eksperimen dan media gambar dengan metode diskusiuntuk kelas kontrol.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
A. Kelas eksperimen
a. Pendahuluan
1. Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan Pertemuan I
“ Mengapa kita dapat berjalan atau bergerak ?” Pertemuan II
“ coba kalian gerakkan tangan kalain ! Mengapa tangan kita bisa bergerak dan bisa ditekuk ?”
2. Siswa mendapat motivasi dengan memperoleh penjelasan mengenai :
(46)
5 Pertemuan I
Manfaat mempelajari rangka tulang serta
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat menjaga kesehatan tulangnya
pertemuan II
Manfaat mempelajari persendian dan otot serta kelainan yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat menjaga kesehatan sendi dan ototnya
b. Kegiatan inti
1. Berdasarkan intruksi guru, siswa membentuk 7 kelompok (kelompok asal), masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. 2. Tiap kelompok siswa diberi kartu warna ( merah untuk ahli 1,
kuning untuk ahli 2, biru untuk ahli 3, ungu untuk ahli 4, hijau untuk ahli 5 ) serta Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi soal-soal tentang rangka tulang serta kelainan/penyakit yang mungkin terjadi pada rangka tulang (pertemuan I) dan LKK yang berisi soal-soal tentang persendian dan otot serta kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi pada sendi dan otot (pertemuan II)
3. Siswa dari kelompok asal yang berbeda dan mendapat kartu warna yang sama berkumpul dalam kelompok ahli dan bekerja sama serta melakukan diskusi dengan menggali informasi pada multimedia interaktif tentang sisem gerak pada manusia
(47)
6 4. Siswa kembali pada kelompok asal dan mendiskusikan serta
mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok ahli pada teman-teman di kelompok asal.
5. Diskusi kelas tentang LKK yang telah didiskusikan pada masing-masing kelompok
6. Siswa mengumpulkan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan menyerahkannya kepada guru
c. Penutup
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru yaitu tentang materi yang mengandung kesalahan konsep.
2. Siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan dengan dibimbing oleh guru.
3. Siswa mendengarkan guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya( pada pertemuan pertama)
Siswa menerima tugas dari guru untuk membuat kliping yang berkaitan dengan kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia (pada pertemuan terakhir)
B. Kelas Kontrol
a. Pendahuluan
1. Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan Pertemuan I
(48)
7 Pertemuan II
“Coba kalian gerakkan tangan kalian ! Mengapa tangan kalian bisa bergerak dan bisa di tekuk ?
2. Siswa mendapat motivasi dengan memperoleh penjelasan mengenai :
Pertemuan I
Manfaat mempelajari rangka tulang serta kelainan/penyakit yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat menjaga
kesehatan tulang rangkanya Pertemuan II
Manfaat mempelajari persendian dan otot serta
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat menjaga kesehatan sendi dan ototnya
b. Kegiatan inti
1. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang 2. Siswa menerima LKK yang diberikan oleh guru
Pertemuan I : LKK tentang rangka tulang serta
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi pada rangka tulang Pertemuan II : LKK tentang persendian dan otot serta
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi pada persendian dan otot
3. Siswa mendiskusikan LKK dalam kelompoknya masing-masing 4. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
(49)
8 5. Siswa mengumpulkan LKK pada guru
c. Penutup
1. Siswamendengarkan penjelasan guru tentang materi-materi yang salah konsep dan materi-materi yang kurang dipahami
2. Siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan dengan dibimbing oleh guru.
3. Siswa mendapat tugas untuk membaca materi selanjutnya (pada pertemuan pertama )
Siswa menerima tugas dari guru untuk membuat kliping yang berkaitan dengan kelainan/penyakit yang mungkin terjadi pada sistem gerak pada manusia (pada pertemuan terakhir )
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak pada Manusia yang diperoleh dari rata-rata nilai pretesdan postes.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif dengan model kooperatif tipe Jigsaw
(50)
9
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes
Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik
penskoran nilai pretes dan postes yaitu: 100
x N
R
S
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112). b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. c. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi pernyataan-pernyataan untuk menanggapi multimedia interaktif danmodel kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berisi6 pernyataan positif dan memiliki 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
(51)
10
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk mendapatkan
N-gain menggunakan rumus Meltzer dalam Hake (1999: 1) yaitu:
N-Gain =X postes – X pretes Skor maksimal – Xpretes
Selanjutnya nilai N-gain dideskripsikan dalam bentuk kategori indeks N-gain Tabel 2. Kategori indeks N-gain
Nilairata-ratapretes, nilai rata-rata postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :
1. Uji Normalitas Data
Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 untuk mengetahui apakan sampel berdistribusi normal atau tidak.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung< Ltabel atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002 : 118).
Kategori indeks N-gain Interpretasi
g < 0,3 Rendah
0,7 > g > 0,3 Sedang
(52)
11
2. Uji Kesamaan Dua Varian
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17. a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama Hi : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteriapengujian
Dengan kriteria uji yaitu jika Fhitung <Ftabel atau probabilitasnya >0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung>Ftabel atau probabilitasnya <0,05 maka H0 ditolak ( Pratisto, 2004 : 71 ).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata serat Uji U dengan menggunakan program SPSS 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata 1. Hipotesis
Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama Hi = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria uji
a. jika – ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima
b. jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 13)
(53)
12 b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
Ho = rata-rata N-gain kedua sampel sama Hi = rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama. 2. Kriteria uji
a. jika – ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima
b. jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).
c. Uji U
1. Hipotesis
Ho= Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji
a. Jika –Ztabel <Zhitung<Ztabel atau p-value> 0,05, maka Hoditerima b. Jika Zhitung< -Ztabel atau Zhitung>Ztabel, maka Ho ditolak
(Martono, 2010:158)
G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi sebagai berikut:
1) Mengisi rekapitulasi nilai keterampilan berpikir kritis siswa
(54)
13 No Nama Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
A B C D E F
No soal No soal No soal No soal No soal No soal Skor
1. 2. 3. Dst
Jumlah ( f ) Jumlah total
( N ) Persentase ( P )
Kriteria
Catatan : Isilah skor pada setiap item sesuai dengan skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis yang tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran. (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).
Keterangan : A. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin
B. Apa yang menjadi perbedaan C. Apa yang menjadi contoh D. Menginterpretasi pernyataan E. Menggeneralisasi
F. Asumsi yang diperlukan : rekonstruksi argumen 2) Menjumlahkan skor seluruh siswa.
3) Menentukanpresentase tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan rumus: % 100 x N f P
Keterangan : P = Presentase; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).
4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :
(55)
14
(dimodifikasi dari Arikunto 2010: 245)
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa diambil melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut dianalisis menggunakan presentase aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu:
1) Mengisi lembar aktivitas siswa
Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai.(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:
A.Mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan
3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan B.Melakukan kegiatan diskusi
1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok
Persentase ( % ) Kriteria
80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
No Nama Aspek yang diamati
A B C D E
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 3 4 5 Dst Xi
(56)
15 2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan
permasalahan
3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan C.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan cara yang kurang sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengann benar dan ilmiah
D.Menjawab pertanyaan
1. Tidak menjawab pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang telah dipelajari
3. Menjawab pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.
E. Mengajukan pertanyaan
1. Tidak mengemukakan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan
permasalahan
2) Menghitung rata–rata presentase aktivitas menggunakan rumus:
% 100 n
xi
x x
Keterangan x= Rata-rata persentase aktivitas siswa ∑xi= Jumlah skor yang diperoleh
n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002 : 69).
3) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuaiklasifikasi pada tabel 6
(57)
16 Kategori persentase aktivitas siswa
(%) Interprestasi
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan
Multimedia InteraktifMelaluiModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi enam pernyataan-pernyataan positif.
Tabel 7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimediainteraktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw
No. Pernyataan-pernyataan SS S TS STS
1. Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Gerak padaManusiamelalui pembelajaran yang diberikan oleh guru
2. Saya lebih mudah memahami materi pokok Sistem Gerak pada Manusia yang dipelajari melaluipembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Pembelajaran yang diberikan kepada saya
memberi kesempatan untuk berpikir kritis. 4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri
melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman
ketika proses pembelajaran yang berlangsung. 6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK
melalui pembelajaranyang diberikan oleh guru.
(58)
17 1) Menetapkan skor angket
Tabel 8. Skor per item angket
No. Nama Skor siswa per item angket Skor total (TS) 0 (S) 1
1. Siswa A
2. Siswa B
Dst. …
Keterangan:
S= Setuju, TS= Tidak setuju
2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % 100 %
maks in S S XKeterangan: %
X
in = Persentase jawaban siswa,
S = Jumlah skor jawaban ,S
maks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana,2002:69).3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw
No. pertanyaan
Angket
Pilihan
Jawaban Nomor Responden (siswa)
Persentase Frekuensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst
1. TS S
2. TS S
…
dst. TS S
(59)
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilanalisis data danpembahasan, makadapatdisimpulkansebagaiberikut.
1. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw juga berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar pembuatan soal dalam
LKK, soal pretes dan postes hendaknya dapat lebih memperhatikan indikator menggeneralisasi dan rekonstruksi argumen yang masih belum meningkat secara signifikan dalam penelitian ini.
2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi KBK hendaknya
mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari RPP yang sudah dirancang.
3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin menggunakan multimedia interaktif
sebagai variabel kontrolnya, supaya lebih menarik lagi dalam mengemas materi pokok, tampilan multimedia interaktif jangan hanya dua dimensi tapi lebih baik
(60)
42 tiga dimensi sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengoperasikannya dan hal ini supaya siswa mudah dalam memahami materi yang disajikan dalam multimedia interaktif.
4. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin meneliti materi pokok Sistem Gerak
Manusia sebaiknya menggunakan metoda pengamatan langsung yaitu dengan menggunakan torso karena torso menampilkan struktur tulang dengan tiga dimensi sehingga mudah untuk di pahami siswa.
(61)
56
DAFTAR PUSTAKA
Agus Pribadi, Benny dan Yuni katrin. 1996. Media Teknologi. Universitas Terbuka, Dekdikbud : Jakarta
Amri, S dan I.K Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan
Pembelajaran-Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Prestasi
Pustakaraya: Jakarta
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta Ariyus, D. 2007. Keamanan Multimedia. Andi : Yogyakarta
Bahri Djamarah, S dan Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta : Jakarta
Belina,W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam
Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan
Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Binanto, I. 2010. Multimedia Digital- Dasar Teori dan Pengembangannya. Andi : Yogyakarta
BSNP. 2006. Panduan Umum KTSP. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Carolina, Hifni. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Universitas Lampung: Bandar Lampung
Costa. 1985. Teaching for, of, and about thinking in developing minds : a resource book for teaching thinking. Association for Supervision and Curriculum Development : Alexandria
Daryanto. 2010. “Media Pembelajaran” Perannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Gava Media: Yogyakarta.
Fathan, F. 2011. Peranan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran
(1)
2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan
3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan cara yang kurang sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengann benar dan ilmiah
D. Menjawab pertanyaan
1. Tidak menjawab pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang telah dipelajari
3. Menjawab pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.
E. Mengajukan pertanyaan
1. Tidak mengemukakan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan
permasalahan
2) Menghitung rata–rata presentase aktivitas menggunakan rumus: %
100 n
xi x x
Keterangan x= Rata-rata persentase aktivitas siswa ∑xi= Jumlah skor yang diperoleh
n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002 : 69).
3) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuaiklasifikasi pada tabel 6
(2)
Kategori persentase aktivitas siswa
(%) Interprestasi
0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia InteraktifMelaluiModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi enam pernyataan-pernyataan positif.
Tabel 7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimediainteraktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw
No. Pernyataan-pernyataan SS S TS STS
1. Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Gerak padaManusiamelalui pembelajaran yang diberikan oleh guru
2. Saya lebih mudah memahami materi pokok Sistem Gerak pada Manusia yang dipelajari melaluipembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Pembelajaran yang diberikan kepada saya
memberi kesempatan untuk berpikir kritis. 4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri
melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman
ketika proses pembelajaran yang berlangsung. 6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK
melalui pembelajaranyang diberikan oleh guru.
(3)
1) Menetapkan skor angket Tabel 8. Skor per item angket
No. Nama Skor siswa per item angket Skor total
(TS) 0 (S) 1
1. Siswa A
2. Siswa B
Dst. …
Keterangan:
S= Setuju, TS= Tidak setuju
2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% 100
%
maks in S
S X
Keterangan: %
X
in = Persentase jawaban siswa,
S = Jumlah skor jawaban ,S
maks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana,2002:69).3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw
No. pertanyaan
Angket
Pilihan
Jawaban Nomor Responden (siswa)
Persentase Frekuensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst
1. TS S
2. TS S
…
dst. TS S
(4)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilanalisis data danpembahasan, makadapatdisimpulkansebagaiberikut. 1. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. 2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw juga berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. 3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar pembuatan soal dalam LKK, soal pretes dan postes hendaknya dapat lebih memperhatikan indikator menggeneralisasi dan rekonstruksi argumen yang masih belum meningkat secara signifikan dalam penelitian ini.
2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi KBK hendaknya mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari RPP yang sudah dirancang.
3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin menggunakan multimedia interaktif sebagai variabel kontrolnya, supaya lebih menarik lagi dalam mengemas materi pokok, tampilan multimedia interaktif jangan hanya dua dimensi tapi lebih baik
(5)
tiga dimensi sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengoperasikannya dan hal ini supaya siswa mudah dalam memahami materi yang disajikan dalam multimedia interaktif.
4. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin meneliti materi pokok Sistem Gerak Manusia sebaiknya menggunakan metoda pengamatan langsung yaitu dengan menggunakan torso karena torso menampilkan struktur tulang dengan tiga dimensi sehingga mudah untuk di pahami siswa.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Pribadi, Benny dan Yuni katrin. 1996. Media Teknologi. Universitas
Terbuka, Dekdikbud : Jakarta
Amri, S dan I.K Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan
Pembelajaran-Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Prestasi
Pustakaraya: Jakarta
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta
Ariyus, D. 2007. Keamanan Multimedia. Andi : Yogyakarta
Bahri Djamarah, S dan Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka
Cipta : Jakarta
Belina,W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam
Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada siswa kelas
VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan
Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Binanto, I. 2010. Multimedia Digital- Dasar Teori dan Pengembangannya. Andi :
Yogyakarta
BSNP. 2006. Panduan Umum KTSP. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Carolina, Hifni. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siswa.
Skripsi. Universitas Lampung: Bandar Lampung
Costa. 1985. Teaching for, of, and about thinking in developing minds : a
resource book for teaching thinking. Association for Supervision and
Curriculum Development : Alexandria
Daryanto. 2010. “Media Pembelajaran” Perannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Gava Media: Yogyakarta.
Fathan, F. 2011. Peranan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran