PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

(1)

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia membutuhkan pendidikan sejak kecil karena seorang peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu tanpa adanya kesempatan untuk belajar. Dengan adanya kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat terpenuhi kebutuhan pendidikannya secara utuh. Selain itu, perlu adanya sistem pendidikan yang baik dan memperhatikan kebutuhan setiap individu. Sistem pendidikan yang baik seharusnya diterapkan oleh semua instansi pendidikan agar peserta didik benar-benar dapat menuntut ilmu secara maksimal. Pendidikan juga harus bersikap profesional agar benar-benar mampu membimbing siswa untuk menjadi manusia yang berkualitas (Jainuri, 2009 : 2).

Berdasarkan pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir


(3)

kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) (BSNP, 2006: iv).

Pemberdayaan berpikir kritis di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk menghadapi dampak perkembangan IPTEK. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika dan menemukan suatu solusi serta dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang dihadapinya. Meskipun berpikir kritis memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis bukanlah

keterampilan yang dapat dengan mudah diperoleh. Seperti yang diungkapkan Zuchdi (2008:124), bahwa suatu masalah tidak dapat diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk mengatasi masalah bersifat spesifik, sedangkan keterampilan berpikir dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu.

Hasil observasi yang telah dilakukan di SMP N 8 Bandar Lampung kelas IX, menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang dikembangkan belum optimal. Hal ini dilihat dari sedikitnya indikator berpikir kritis yang muncul pada beberapa siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu indikator aspek mengidentifikasi/memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, aspek bertanya “apa yang dimaksud dengan?” dan aspek bertanya

“mengapa?”. Kondisi ini terjadi karena model dan media pembelajaran yang digunakan selama ini tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan dalam berpikir kritis, sehingga siswa


(4)

cenderung hanya menerima materi dari guru, dan tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar mandiri. Hal ini mengakibatkan siswa cepat lupa terhadap materi yang telah disampaikan. Metode pembelajaran yang biasanya digunakan untuk membelajarkan materi pokok sistem reproduksi pada

manusia adalah metode ceramah, yaitu guru memberikan penjelasan melalui media power point, kemudian ditutup dengan pemberian tugas atau latihan. Keadaan ini tidak memberdayakan siswa untuk mau berpikir dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya, sehingga tidak akan bisa membangun keterampilan berpikir kritis, pemahaman, dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to how dan learning to know)

(Kusumah, 2007:2).

Sementara itu, materi sistem reproduksi manusia seringkali melibatkan mekanisme proses yang rumit dan struktur organ dengan bahasa latin yang sulit dipahami. Tanpa ada penjelasan guru melalui gambar, torso, video atau animasi, siswa akan kesulitan dalam mengenal dan membedakan bagian-bagian organ reproduksi. Akibatnya proses pembelajaran yang berlangsung membosankan sehingga siswa kurang memahami materi dan sulit untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini dapat diminimalisir dengan animasi multimedia yang mengintegrasikan berbagai media menjadi satu. Setiap komponen media dapat merangsang satu atau lebih indra manusia (Dale dalam Idris, 2008: 10).


(5)

Menurut Jacson (dalam Machmudin, 2009:10) salah satu alternatif media yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa adalah animasi multimedia pembelajaran. Multimedia pembelajaran dapat memvisualisasi berbagai fakta, keterampilan, konsep, dan menampilkan gambar-gambar yang bergerak sesuai dengan kebutuhan. Animasi multimedia mempunyai kemampuan menyediakan lingkungan baru untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan mengembangkan

pemahaman konseptual dalam berbagai konsep biologi (Gunawan, 2011:219),. Dalam penelitiian yang dilakukan oleh Goesma (2007:83), menunjukkan hal yang sama bahwa animasi multimedia dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.

Animasi multimedia adalah rangkaian teks, grafik dan gambar yang membentuk sebuah gerakan yang dilengkapi dengan suara. Animasi multimedia ini akan dapat digunakan dengan baik apabila disampaikan melalui model pembelajaran yang tepat, seperti model pembelajaran yang dapat melibatkan semua siswa secara aktif. Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai titik tekan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Dimana siswa diberi kesempatan untuk melakukan

kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Sehingga dapat menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman (Arindawati, 2004: 83 - 84).


(6)

Fasilitas pembelajaran seperti infokus, VCD, televisi, dan lain sebagainya di SMP N 8 Bandar Lampung dinilai lengkap, akan tetapi pada saat

pembelajaran Biologi khususnya pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia jarang sekali fasilitas-fasilitas tersebut digunakan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi eksperimen tentang pengaruh penggunaan animasi multimedia melalui model

pembelajaran tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi manusia di SMP N 8 Bandar Lampung kelas IX. Dari studi eksperimen ini, diduga dengan menggunakan animasi

multimedia melalui model pemebelajaran kooperatif tipe STAD dapat melatih keterampilan berpikir siswa pada materi pembelajaran sistem reproduksi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan animasi

multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang menggunakan animasi multimedia melalui model pembelajaran tipe STAD pada materi pokok sistem


(7)

3. Bagaimana tanggapan siswa tentang penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Sistem Reproduksi pada Manusia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan animasi multimedia melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia.

2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan animasi multimedia melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Sistem Reproduksi pada Manusia.

3. Tanggapan siswa tentang penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Sistem Reproduksi pada Manusia.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi guru

a. Sebagai masukan bagi para guru untuk mendesain pembelajaran biologi yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.


(8)

2. Bagi siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok sistem reproduksi.

b. Membiasakan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok.

c. Membiasakan siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis yang mereka miliki.

3. Bagi sekolah

memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat SMP.

4. Bagi peneliti

a. dapat lebih memahami tentang penggunaan media dan model pembelajaran yang tepat untuk suatu pembelajaran.

b. dapat memahami tentang animasi multimedia dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai alternatif pembelajaran.

c. memberikan manfaat yang besar berupa pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

a. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX a dan IX b semester ganjil SMP N 8 Bandar Lampung.

b. Materi pokok dalam penelitian ini adalah sistem reproduksi pada manusia.


(9)

c. Animasi multimedia adalah seperangkat alat bantu mengajar yang digunakan oleh guru atau pendidik yang mempunyai bentuk gambar dan mengeluarkan suara secara simultan (Yadissetya, 2007:1). d. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Di dalamnya siswa diberi

kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. (Arindawati, 2004: 83 - 84).

e. Kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari hasil pretest dan postes pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia.

f. Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi: (1) Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, (2) Mencari persamaan dan perbedaan, (3) Keterampilan memberikan alasan, (4) Menggeneralisasi, dan (5) Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan

g. Peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dihitung dengan menggunakan N-gain.

h. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada saat diskusi dan presentasi adalah : 1) mengemukakan pendapat/ ide, 2) melakukan kegiatan diskusi, 3) menjawab pertanyaan, dan 4) mengajukan pertanyaan.


(10)

F. Kerangka Pikir

Biologi adalah kajian tentang alam kehidupan nyata, objek yang menjadi bahan kajiannya adalah hal-hal yang nyata pula. Oleh karena itu

membelajarkan biologi sebaiknya menggunakan media dan model

pembelajaran yang mendekatkan siswa kepada alam dan objek-objek nyata. Dalam pengajaran biologi, ketika perangkat penunjang kegiatan telah tersedia, masih mungkin terdapat sejumlah kendala sehingga proses pembelajaran tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kendala-kendala tersebut misalnya karena prosesnya yang terlalu lama atau terlalu singkat sehingga sulit diamati.

Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa mengamati objek nyata. Materi pokok sistem reproduksi pada manusia adalah materi yang memerlukan pengelolaan yang baik dalam penyajian, sebab menyangkut tentang organ-organ dan proses-proses yang berada dalam tubuh yang objeknya sulit untuk diamati secara langsung oleh siswa. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya alat bantu dalam mengajar yaitu salah satunya dengan menggunakan animasi multimedia.

Animasi multimedia ini akan dapat digunakan dengan baik apabila disampaikan dengan model pembelajaran yang tepat, seperti model pembelajaran koperatif yang dapat melibatkan semua siswa secara aktif. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Melalui animasi multimedia yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperattif tipe STAD diharapkan


(11)

dapat berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem reproduksi.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukan pada bagan dibawah ini :

Keterangan : X: animasi multimedia yang disampaikan melalui model STAD Y : keterampilan berpikir kritis siswa.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan animasi multimedia melalui model STAD dalam pembelajaran biologi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan animasi multimedia melalui model STAD dalam pembelajaran biologi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.


(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Animasi Multimedia

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk tunggal dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 1984: 6). Assosiation of Education and Communication Technology (dalam Arsyad, 1996: 3) memberi batasan media sebagai segala bentuk saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Menurut Heinich (dalam Angkowo 2007: 10) media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, dan komputer serta instruktur. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Apabila media membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad, 2002: 4).

Multimedia merupakan penggabungan dua kata ”multi” dan ”media”. Multi berarti ”banyak” sedangkan media adalah bentuk jamak dari medium. Jadi, multimedia adalah media yang melibatkan semua indra dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih ditekankan pada penggunaan berbagai media berbasis TIK (Asyhar, 2011:77). Multimedia adalah media yang


(13)

menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, dan video serta animasi secara terintegrasi (Samudra, 2008:1). Dalam Wikipedia Indonesia (2008:1), pengertian multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan

menggabungkan teks, suara, gambar, dan animasi serta video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, dan berkarya serta berkomunikasi. Arsyad (1996: 171) menjelaskan arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video dan animasi.

Animasi merupakan salah satu dari multimedia (Arsyad,1996:171).

Sedangkan menurut Stevano (2007:1) animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Animasi saat ini banyak digunakan untuk

pembuatan film kartun. Selain itu, animasi juga dapat digunakan untuk media pendidikan, informasi dan media pengetahuan lainnya yang tidak dapat dijangkau langsung melalui kamera foto atau video, misalnya membuat film proses terjadinya tsunami, proses terjadinya gerhana matahari, perjalanan ovum menuju uterus, teks berjalan yang melengkapi video yang sedang diputar, dan sebagainya. Hal ini akan sulit ditempuh dengan menggambil gambar langsung melalui kamera.

Animasi multimedia mempuyai peran yang besar dalam mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa. Oleh karena itu, secara spesifik media pembelajaran digunakan guru dalam proses belajar mengajar agar siswa mudah menerima materi yang disajikan. Penerapan animasi


(14)

multimedia pada proses pembelajran di kelas dapat membantu siswa dalam memahami materi karena tampilannya yang menarik yaitu berupa teks, animasi gerak, yang mendekati bentuk aslinya, suara dan video (Naprianz dalam Ariansyah, 2009:14).

Program yang dapat digunakan dalam pembuatan animasi multimedia salah satunya adalah MacromediaFlash 8. Macromedia flash 8 adalah sofware

program animasi berbasis vektor. Sofware ini berfungsi untuk membuat animasi, baik objek amupun teks. Banyak animasi yang dapat dikerjakan oleh software ini untuk keperluan beragam, seperti animasi logo perusahaan sampai aplikasi multmedia yang lebih kompleks lagi (Stevano, 2007: 1). Macromedia flash 8 sangat baik unttuk dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, karena dapat memenuhi kebutuhan siswa secara keseluruhan yaitu pengalaman belajar melalui tayangan animasi ini.

Macromedia flash 8 merupakan software, media animasi macromedia flash 8

tidak dapat terlepas dari teknologi komputer. Oleh karena itu, media ini termasuk kedalam media hasil teknologi yang berdasarkan komputer. Selain itu, macromedia flahs 8 juga mampu untuk memproduksi animasi-animasi gambar dan animasi teks serta dapat dipadukan dengan media film dan audio-visual sehingga multimedia yang antraktif (Stevano dan Beranda, 2007: 3).

Dalam kegiatan pembelajaran media merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada para siswa baik dalam perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan indra, hambatan jarak dan waktu dan lain-lain yang dapat dibantu dengan


(15)

memanfaatkan media. Oleh karena itu kehadiran media dalam pembelajaran tidak mungkin diabaikan. Apalagi dalam pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kehadiran media sangat penting (Daryanto, 2010:6).

Dalam proses pembelajaran, keberadaan media pembelajaran sangat penting. Menurut Asyhar (2011:15), beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain:

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu, misalnya :

a. Objek / benda yang terlalu besar untuk ditampilkan dapat diganti dengan gambar, foto, slide, film atau model.

b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tak tampak bisa disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, gambar.

c. Kejadian langka yang terjadi di masa lampau dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide.

d. Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi computer.

e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dalam computer, film, video.

f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataanya dapat memakan waktu lama dapat disajikan


(16)

dalam teknik rekaman seperti time elapse untuk film, video, slide atau simulasi komputer.

Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam memilih alat bantu pembelajaran / media, menurut Kusumah (2007:4) faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Wawasan dan kemampuan guru.

2. Tujuan belajar yang ingin dicapai sesuai Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi yang akan dicapai

3. Fasilitas yang tersedia

4. Sederhana dan mudah dimengerti 5. Dapat memotivasi siswa

6. Menggunakan bahan yang mudah didapat 7. Dapat menggantikan objek yang sesungguhnya 8. Menarik perhatian.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama (Nurhadi 2003: 60).

Abdurrahman dan Bintoro (dalam Nurhadi 2003 : 61) menyatakan Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam


(17)

pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.

Roger dan Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap coopartive learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan :

1. Saling ketergantungan positif 2. Tanggungjawab perseorangan 3. Tatap Muka

4. Komunikasi antar anggota

5. Evaluasi proses kelompok (Lie, 1999 : 30).

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa (Usman, 2002 : 30).

Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.


(18)

Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah :

Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah.

Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda.

Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu (Ibrahim 2000 : 6).

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat, karena melihat banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan juga secara budaya masyarakat semakin beragam (Ibrahim, 2000 : 9). Sedangkan menurut Lungren (dalam Ibrahim, 2000 : 18) ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

3. Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran

5. Angka putus sekolah menjadi rendah

6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar 7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil


(19)

8. Konflik antar pribadi berkurang 9. Sikap apatis berkurang

10.Pemahaman yang lebih mendalam 11.Motivasi lebih besar

12.Hasil belajar lebih tinggi 13.Retensi lebih lama

14.Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan (Arindawati, 2004: 83 - 84).

Dalam model pembelajaran ini, masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD


(20)

adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu :

1. Penyajian kelas

Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

2. Kegiatan kelompok

Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3. Kuis (Quizzes)

Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

4. Skor kemajuan (perkembangan ) individu

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

5. Penghargaan kelompok

Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan


(21)

kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok (Arindawati, 2004: 84).

Tabel 1. Langkah-langkah Proses Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD

No Tahap Tingkah Laku Guru

1. Tahap pendahuluan

Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.

Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.

Mensosialiasakan kepada siswa tentang modell pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.

Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2. Tahap

pengembangan

Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.

Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.

Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. 3 Tahap penerapan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban, kemudian dikumpulkan untuk dinilai.


(22)

Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dess (1991:411) diantaranya sebagai berikut:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. 3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru

dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran kooperatif masih dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat diatasi dengan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam


(23)

kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas.

Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru, namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.

C. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan salah satu aktivitas belajar. Dengan berpikir, seseorang akan memperoleh penemuan baru, atau setidaknya seseorang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu (Djamarah, 2008:44). Selanjutnya, Djamarah (2008:34) mendefinisikan berpikir sebagai kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka akan terjadi proses. Sedangkan berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks atau tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar, atau satu jawaban yang paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu masalah.

Berpikir kritis sebagai mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja. Seorang pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran


(24)

dan menerapkan standar-standar intelektual padanya (Paul dalam Fisher, 2009:4). Sedangkan definisi berpikir kritis menurut Scriven (dalam Fisher, 2009:10) adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang

mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya (Dewey dalam Fisher, 2009:2). Lebih lanjut Fisher (2009:2) menjelaskan bahwa proses aktif yang dimaksud Dewey adalah proses di mana seseorang memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam untuk dirinya, daripada menerima berbagai hal dari orang lain secara pasif. Sedangkan proses persisten dan teliti yang diungkapkan Dewey

mengandung makna bahwa seseorang seharusnya melakukan lebih banyak pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dari definisi Dewey tentang berpikir kritis terletak pada alasan-alasan yang mendukung suatu keyakinan dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya, yang berarti bahwa seseorang harus memiliki alasan untuk meyakini sesuatu dan implikasi dari

keyakinannya tersebut.

Selain beberapa ahli di atas, kontributor lain yang terkenal bagi

perkembangan berpikir kritis adalah Ennis (dalam Fisher, 2009:4) yang berpendapat bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan


(25)

reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti diyakini dan dilakukan. Dibandingkan dengan definisi-definisi sebelumnya, definisi Ennis lebih mudah dipahami.

Dari beberapa pendapat ahli mengenai berpikir kritis, dapat dipahami bahwa berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, serta menganalisis fakta-fakta tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Keterampilan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk lebih peka terhadap informasi sekecil apapun yang ada disekitarnya, dan terampil menggunakan informasi

tersebut untuk mengambil keputusan.

Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang dihadapinya. Meskipun berpikir kritis memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis bukanlah keterampilan yang dapat dengan mudah diperoleh. Seperti yang diungkapkan Zuchdi (2008:124), bahwa suatu masalah tidak dapat diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk

mengatasi masalah bersifat spesifik, sedangkan keterampilan berpikir dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu. Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel dibawah ini:


(26)

Tabel 2. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya Keterampilan

Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

1. Memberikan Penjelasan dasar

1. Memfokuskan pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau

memformulasikan suatu pertanyaan b. Mengidentifikasi atau

memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi

2. Menganalisis argument

a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang

dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan e. Mengidentifikasi dan menangani

ketidakrelevanan

f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argument

g. Meringkas 3. Bertanya dan

menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang a. Mengapa?

b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apa yang kamu maksud dengan? d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh?

f. Bagaiamana mengaplikasikan kasus tersebut?

g. Apa yang menjadikan perbedaannya? h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan? j. Apalagi yang akan kamu katakan

tentang itu?

2. Membangun Keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?

a. Keahlian

b. Mengurangi konflik interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan memberikan alas an h. Kebiasaan berhati-hati

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi praduga/menyangka b. Mempersingkat waktu antara

observasi dengan laporan c. Laporan dilakukan oleh pengamat

sendiri

d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e. Penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan g. Kondisi akses yang baik


(27)

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

h. Kompeten dalam menggunakan teknologi

i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas criteria

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika

b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretasikan pernyataan 7. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis 8. Membuat dan

mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang dan

memutuskan 4. Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

Ada 3 dimensi:

a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh

b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10.Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi

argumen 5. Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a. Mendefisikan masalah b. Memilih kriteria yang mungkin

sebagai solusi permasalahan

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

e. Merivew

f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan

orang lain

a. Memberi label b. Strategi logis c. Srtrategi retorik

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan

(Costa, 1985 : 54).

D. Aktivitas Belajar

Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam menentukan efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. . Berarti adanya aktivitas jiwa dalam mengolah informasi yang ditrima, menyimpan


(28)

dan mentransformasinya. Dalm belajar anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu me-rencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari,

menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya (Dimyati, 1999:44). Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2001:93), bahwa belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ad

a aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan manfaat bagi siswa. Karena belajar dengan melakukan aktivitas akan lebih bermakna dan tidak mudah dilupakan oleh siswa, sehingga kesan yang diperoleh siswa akan lebih tersimpan lama dalam ingatan (Djamarah, 2000:67).


(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Oktober tahun pelajaran 2012/2013, di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling (mengundi seluruh kelas IX untuk mendapatkan dua kelas sebagai kelas penelitian, lalu diundi lagi untuk menetapkan kelas kontrol dan kelas eksperimen).

Sampel tersebut adalah siswa kelas IX A berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IX B berjumlah 35 siswa sebagai kelas

kontrol. Yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster (Margono, 2005: 127).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes - postes tak equivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen


(30)

menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Pada kelompok kelas eksperimen (IX A) diberi perlakuan dengan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan animasi multimedia, tetapi menggunakan media buku melalui diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 C O2 Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 = Pretes,

O2 = Postes, X = Perlakuan animasi multimedia melalui model STAD, C = Diskusi

Sumber: dimodifikasi dari Nazir (2005 : 233). Gambar 2. Desain pretes postes kelompok tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah: a. Membuat dan menyampaikan surat izin penelitian,

b. Melakukan observasi awal di sekolah tempat pelaksanaan penelitian,


(31)

d. Membuat animasi multimedia untuk setiap pertemuan : 1) Penentuan konsep animasi multimedia dengan cara

menetapkan:

Tujuan pembelajaran dengan animasi multimedia pada penelitian ini adalah siswa dapat mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia.

Kategori multimedia yang digunakan berupa multimedia linier dalam bentuk CD.

2) Perencangan pembelajaran menggunakan animasi multimedia dengan cara :

 Pembuatan skenario pembelajaran dengan animasi multimedia, yaitu :

Pertemuan pertama : Uraian materi pokok yang

membahas struktur dan fungsi organ reproduksi pada laki-laki dan perempuan yang dijelaskan dengan animasi multimedia melalui model STAD.

Pertemuan kedua : Uraian materi pokok tentang proses gametogenesis yang akan dijelaskan dengan animasi multimedia melalui model STAD.

Pertemuan ketiga : Uraian materi pokok yang membahas proses Fertilisasi, Kehamilan (Gestasi) dan Kelahiran (Pertus), serta Kelainan/penyakit pada Sistem Reproduksi


(32)

pada Manusia yang dijelaskan dengan animasi multimedia

melalui model STAD.

 Pembuatan papan cerita animasi multimedia, yaitu :

Pertemuan pertama Uraian materi pokok yang membahas struktur dan fungsi organ reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Objek yang disajikan berupa animasi, suara, narasi, dan grafis serta tulisan dengan durasi 10 menit. Pertemuan kedua : Uraian materi pokok tentang proses gametogenesis. Objek yang disajikan berupa animasi, suara, narasi, dan grafis serta tulisan dengan durasi 20 menit.

Pertemuan ketiga : Uraian materi pokok yang membahas proses Fertilisasi, Kehamilan (Gestasi) dan Kelahiran (Pertus), serta Kelainan/penyakit pada Sistem Reproduksi, objek yang disajikan berupa animasi, suara, narasi dan tulisan dengan durasi 15 menit.

3) Mengumpulkan objek animasi multimedia

Pada penelitian ini, dibagi dalam 3 pertemuan dengan perincian sumber animasi multimedia sebagai berikut:

Pertemuan pertama uraian materi pokok yang membahas tentang keterkaitan struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia. Video yang digunakan adalah cuplikan video dari VCD karya Harun Yahya yang berjudul Keajaiban Penciptaan Manusia, dan Male Reproduction Sytem,


(33)

Female Reproduktion Sytem dan Human Reproduction Female yang diunduh dari Youtube.com. Pada proses pembuatan pada Pinnacle video ditambah dengan gambar sistem reproduksi laki-laki dan perempuan yang diambil dari buku karangan Campbell dan diunduh Google.

Pertemuan kedua Uraian materi pokok yang membahas tentang proses gametogenesis. Video yang digunakan adalah video hasil cuplikan dari VCD karya Harun Yahya yang berjudul Keajaiban Penciptaan Manusia, video yang diunduh dari Youtube.com yang berjudul Spermatogenesis,

Oogenesis, dan Meiosis, sedangkan untuk pengaruh hormon terhadap sistem reproduksi dan siklus menstruasi, cuplikan video diambil dari, VCD karya BBC TV edisi The Human Body 2 yang berjudul First Steps dan Raging Teens, dan video yang diunduh dari Youtube.com yang berjudul

Human Fertilization, Menstruasi, Human Reproduction.Pertemuan ketiga uraian materi pokok yang membahas

tentang proses Fertilisasi, Kehamilan (Gestasi) dan Kelahiran (Pertus), serta Kelainan/penyakit pada sistem reproduksi. Video yang digunakan adalah VCD karya Harun Yahya yang berjudul Keajaiban Penciptaan Manusia,

Cutting Edge Medical Report edisi Informasi Pengobatan Terkini yang berjudul Sexual Health dan video yang diunduh dari youtube.com yang berjudul Cystoscopy


(34)

4) Pembuatan Animasi Multimedia

Animasi multimedia meliputi animasi teks dan video multimedia. Animasi motion tween dan shape motion yang dibuat dengan softwaremacromedia flash 8. Multimedia merupakan cuplikan film dari beberapa sumber yang dipotong dengan software VCD Cutter dan MP3 Cutter. Video yang telah dicuplik kemudian diisi suara ulang melalui tekhnik

dubbing menggunakan software Pinnacle Version 12. Pisahan antara animasi teks dan multimedia yang telah dipersiapkan kemudian diintergrasikan dengan software Mcromedia Flash 8.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat Lembar Kerja

Kelompok (LKK) untuk kelompok kontrol dan eksperimen. f. Membuat instrumen evaluasi berupa soal pretest-posttest untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

g. Menguji validitas instrumen evaluasi dengan melakukan uji ahli materi dan uji ahli media.

h. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

i. Melakukan pengelompokan siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik. Kemampuan akademik diperoleh dari nilai ujian blok materi sebelumnya. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa yang terdiri dari 2 siswa dengan nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai yang rendah.


(35)

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media animasi multimedia melalui model STAD untuk kelompok eksperimen dan menggunakan media buku melalui diskusi untuk kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pretest diberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan posttest setelah pertemuan ketiga. 3. Kelompok Eksperimen (menggunakan animasi multimedia

melalui model STAD). 1) Pendahuluan

a. Guru memberikan pretes berupa soal essay mengenai materi sistem reproduksi.

b. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dan tujuan pembelajaran. c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

- Pertemuan I : “Mengapa semua makhluk hidup harus berkembang biak termasuk manusia?”.

- Pertemuan II : “diantara kalian, ada yang sudah datang bulan (menstruasi)?, tahukah kalian mengapa kita yang perempuan mengalaminya?”.

- Pertemuan III: “Mengapa tidak semua orang dapat

memiliki keturunan?”.

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa

- Pertemuan I: “Untuk melestarikan jenisnya supaya tidak punah, maka setiap organisme melakukan reproduksi.


(36)

Hari ini kita akan mempelajari materi struktur dan fungsi organ reproduksi pada manusia, ini perlu dipelajari, karena semua itu adalah bagian dari kita, jadi kita harus mengetahui bagaimana struktur dan fungsi organ – organ tersebut, selain itu, dengan mempelajari materi ini, kita akan semakin mengagumi keagungan Tuhan atas segala ciptaan-Nya”.

- Pertemuan II: “” hari ini kita akan membahas materi pembentukan sel kelamin, agar kalian nanti setidaknya mengerti mengapa kita bisa mengeluarkan sperma atau

darah haid saat menstruasi”.

- Pertemuan III: Dengan menjelaskan manfaat mempelajari fertilisasi, kehamilan, sampai kelahiran, dan

kelainan/penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi, serta menjelaskan betapa sempurna dan agungnya Tuhan dalam menciptakan makhluknya. Sehingga siswa bisa menjaga kebersihan diri dan kesehatannya, serta mengagungkan Tuhan atas segala ciptaan-Nya.

2) Kegiatan inti

a) Guru menyajikan materi tentang Sistem Reproduksi pada Manusia melalui animasi multimedia.


(37)

b) Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing dengan tertib

c) Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) tentang sistem reproduksi pada manusia kepada masing-masing kelompok.

d) Guru membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKK. e) Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi Sistem

Reproduksi pada Manusia dengan meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

f) Guru memberi penghargaan pada kelompok terbaik 1) Penutup

a) Guru mengulas kembali materi ang telah dipelajari hari ini. b) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi

kelas.

c) Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

d) Guru memberikan postes berupa soal essay mengenai materi sistem reproduksi.

4. Kelompok Kontrol (Menggunakan Media Buku Melalui Diskusi Kelompok)

1) Pendahuluan

i. Guru memberikan pretes pada tiap pertemuan berupa soal essay mengenai materi sistem reproduksi


(38)

ii. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dan tujuan pembelajaran iii. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

- Pertemuan I : “Mengapa semua makhluk hidup harus berkembang biak termasuk manusia?”.

- Pertemuan II : “diantara kalian, ada yang sudah datang bulan (menstruasi)?, tahukah kalian mengapa kita yang perempuan mengalaminya?”.

- Pertemuan III: “Mengapa tidak semua orang dapat

memiliki keturunan?”.

iv. Guru memberikan motivasi kepada siswa

- Pertemuan I: ” Untuk melestarikan jenisnya supaya tidak punah, maka setiap organisme melakukan reproduksi. Hari ini kita akan mempelajari materi struktur dan fungsi organ reproduksi pada manusia, ini perlu dipelajari, karena semua itu adalah bagian dari kita, jadi kita harus mengetahui bagaimana struktur dan fungsi organ – organ tersebut, selain itu, dengan mempelajari materi ini, kita akan semakin mengagumi keagungan Tuhan atas segala penciptaan-Nya”.

- Pertemuan II: ” hari ini kita akan membahas materi pembentukan sel kelamin, agar kalian nanti setidaknya mengerti mengapa kita bisa mengeluarkan sperma atau darah haid saat menstruasi”.


(39)

- Pertemuan III: Dengan menjelaskan manfaat mempelajari fertilisasi, kehamilan, sampai kelahiran, dan

kelainan/penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi, serta menjelaskan betapa sempurna dan agungnya Tuhan dalam menciptakan makhluknya. Sehingga siswa bisa menjaga kebersihan diri dan kesehatannya, serta mengagungkan Tuhan atas segala ciptaan-Nya.

2) Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan tenang gambaran umum Sistem Reproduksi pada Manusia.

b) Guru membetuk siswa dalam 6 kelompok diskusi yang masing-masing terdiri dari 5-6 siswa.

c) Guru mempersilahkan siswa duduk dalam kelompoknya dan membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) tentang Sistem Reproduksi Manusia.

d) Guru membimbing tiap kelompok dalam mengerjakan LKK.

e) Guru meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

3) Penutup

a) Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari. b) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang


(40)

c) Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

d) Guru memberikan postes berupa soal essay mengenai materi sistem reproduksi.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai tes awal dan tes akhir. Penguasaan keterampilan berpikir kritis dihitung dari selisih antara nilai tes awal dengan tes akhir. Nilai selisih tersebut disebut sebagai N-gain, lalu dianalisis secara statistik.

b. Data kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap animasi multimedia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

a. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Keterampilan Berpikir Kritis

Data keterampilan berpikir kritis diperoleh melalui tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan pada awal pertemuan ke I dan tes akhir


(41)

dilakukan pada akhir pertemuan ke III. Pretes dan postes

dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal yang diberikan berupa soal essay yang mengandung indikator keterampilan berpikir kritis. Indikator berpikir kritis yangdiamati yaitu: (1)

mengidentifikasi/memformulasikan jawaban yang mungkin, (2) keterampilan memberikan alasan, (3) mencari persamaan dan perbedaan, (4) menggeneralisasi, (5) Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan. Masing-masing indikator berpikir kritis memiliki skor yang tertera pada rubrik penilaian.

Tabel 3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

No Nama

Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis

f N S

K

riter

ia

A B C D E

No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal 1 2 Dts F N S Kriteria

Keterangan: A = Mengidentifikasi/memfomulasikan jawaban yang mungkin; B = Memberikan alasan; C = Mencari persamaan dan perbedaan; D =

Menggeneralisasi; E = Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi

Catatan : Isilah skor yang diperoleh pada kolom yang tersedia. Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).

b) Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat


(42)

proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang

dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi

sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1) mengemukakan pendapat/ ide, (2) melakukan kegiatan diskusi,( 3) menjawab pertanyaan, dan (4) mengajukan pertanyaan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data

aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Lembar observasi aktivitas siswa

No. Nama

Aspek yang diamati

Xi

A B C D

0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1

2 dst.. Jumlah (Xi)

Keterangan : X = persentase aktivitas siswa; ∑Xi = Jumlah skor

yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (2) (Sudjana, 2002 : 69)

Kriteria penilaian:

A. Mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan B. Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

C. Menjawab pertanyaan 1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang telah dipelajari


(43)

3. Menjawab pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.

D. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi pernyataan-pernyataan untuk menanggapi animasi multimedia dan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran di kelas. Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran dikumpulkan melalui

penyebaran angket. Angket ini berisi 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju, dan tidak setuju.

Tabel 7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

No. Sifat

Pernyataan Pernyataan- Pernyataan

Setuju (%)

Tidak Setuju (%)

1 Positif

Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Reproduksi dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2 Positif

Saya lebih mudah memahami materi Sistem Reproduksi dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3 Negatif

Pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan saya dalam berpikir kritis.

4 Positif Pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

5 Negatif Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

6 Positif Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 7 Negatif Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK


(44)

F. Teknik Analisis Data

a. Keterampilan Berpikir Kritis

Data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh dari skor pretest postest. Untuk memperoleh skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S = 100

N f

Keterangan : S = Skor yang dicari; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan

berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 6. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245)

Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan postes dengan menggunakan rumus N-gain lalu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan formula Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

Skor Kriteria 80,1-100

60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah


(45)

X – Y

N-gain =

Z – Y

Keterangan : X = Nilai rata-rata postes tiap siswa Y = Nilai rata-rata pretes tiap siswa

Z = Skor maksimum

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t

menggunakan software SPSS 17, sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors

menggunakan program SPSS 17. a. Hipotesis

H0 : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho Jika Lhitung < Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung > Ltabel (Sudjana, 2002:466) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki 2002:118).

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka

dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan uji Barlett.


(46)

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika χ2 hit < χ2 tab sehingga Ho diterima

- Jika χ2 hit > χ2 tab sehingga Ho ditolak (Sudjana, 2005:261).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang meliputi uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata atau menggunakan uji U. Uji t digunakan apabila sampel berdistribusi normal, sedangkan uji U digunakan apabila sampel tidak

berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.

A. Uji hipotesis dengan uji t

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama b. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima - Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho

ditolak (Pratisto, 2004:13). 2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.


(47)

b. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima - Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho

ditolak (Pratisto, 2004:10).

B. Uji Hipotesis dengan uji U 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji

- Jika –Ztabel < Zhitung < Ztabel atau p-value > 0,05, maka Ho diterima

- Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak (Martono, 2010:158).

b. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 x n

x

X i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum.

Setelah diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa, selanjutnya ialah menentukan besarnya indeks aktivitas siswa (IAS) dengan rumus:

Keterangan: IAS= indeks aktivitas siswa; = rata-rata skor aktivitas siswa tiap pertemuan; SMI= skor maksimal ideal (3).

100

SMI x IAS


(48)

Indeks aktivitas siswa ditentukan berdasarkan kategori berikut.

Tabel 7. Kategori aktivitas siswa Poin Kriteria 0,0 - 29,99

30,00 – 54,99 55,00 – 74,99 75,00 – 89,99 90,00 – 100

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Sumber: dimodifikasi dari Hake dalam Belina (2008:37).

c. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Menetapkan skor angket

Tabel 8. Skor per item angket

No. Nama

Skor siswa per item angket Skor total (TS) 0 (S) 1 1. Siswa A

2. Siswa B Dst. … Keterangan:

S= Setuju, TS= Tidak setuju

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % 100 % maks in S S X

Keterangan: %Xin = Persentase jawaban siswa, S = Jumlah skor jawaban , Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran


(49)

frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket

Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe STAD

No. pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa) Persentase Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1.

S TS

2.

S TS

dst.

S TS


(50)

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

LAILA KURNIAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(51)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013)

Oleh Laila Kurniawati

Keterampilan berpikir kritis (KBK) seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Hasil observasi menunjukkan bahwa KBK siswa kelas IX SMP N 8 Bandar Lampung belum dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan sebagai solusi untuk meningkatkan KBK siswa. Salah satunya dengan

menggunakan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia.

Desain penelitian ini adalah pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas IX A dan IX B yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara


(52)

Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu, terjadi peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 63,95% yaitu dengan kriteria sedang, rata-rata N-gain dari semua indikator KBK siswa (Mengidentifikasi/

memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, memberi alasan, mencari persamaan dan perbedaan, menggeneralisasi, dan memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan) pada kelas eksperimen juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 65,88% dengan kriteria sedang. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria sedang yaitu 71,75 %. Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, penggunaan animasi multimedia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Kata kunci : Animasi Multimedia, STAD, KBK, Sistem Reproduksi Pada Manusia.


(53)

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013)

Oleh

LAILA KURNIAWATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(54)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013) Nama Mahasiswa : Laila Kurniawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024032

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M. Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19770715200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si


(55)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. ___________

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M. Pd. ___________

Penguji

Bukan Pembimbing: Dr. Tri Jalmo, M. Si. ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si NIP. 19600315 198503 1 003


(56)

Penulis dilahirkan di Sidomulyo pada tanggal 24 April 1988, anak keempat dari enam bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Surahmad dan Ibu Muti‟ah.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Dharma Wanita Sidomulyo tahun 1993-1995. Tahun 1995 diterima di SD Negeri 01 Sidomulyo yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP N 01 Tanjung Raya, Mesuji yang diselesaikan pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima di SMA Muhammdiyah 1 Metro, Kota Metro yang diselesaikan tahun 2007. Tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan

Biologi. Penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung pada tahun 2011. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.), penulis melalukan penelitian di SMP N 8 Bandar Lampung pada tahun 2012.


(57)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak

terhitung

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah

Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku

kepada:

Ibu dan Bapakku tercinta yang telah melahirkan, mendidik dan berjuang dengan kasih sayang dan jerih payahnya tanpa putus asa berharap untuk kesuksesanku, Jasa Ibu dan Bapak takkan mungkin dapat Laila balas walau sampai akhir hayat. Semoga kelak dapat membahagiakan dan membuat Ibu dan Bapak bangga memiliki Laila.

Mamas, Mbak dan Adikku, terima kasih atas dukungan, nasihat dan do’anya serta keceriaan yang telah diberikan kepadaku.

Seorang lelaki kiriman Allah yang Insyalloh kelak menjadi imamku, terimakasih karena telah senantiasa memberikan semangat, dukungan, doa, dan kesabaran untuk Laila.

Guru-guru pendidikku yang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadaku...


(58)

MOTTO

Nuun wal qolami wamma yass turun “Demi Pena dan Apa yang dituliskan”

Qs. Al qolam : 1

Khoirunnaas anfa‟uhum linnas..

“Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak manfaatnya untuk sesama”. HR. Bukhari

“sebagian besar manusia hidup dalam lingkaran potensi mereka yang sangat terbatas .

Kita semua memiliki gudang energi dan genius, untuk membangkitkan apa yang

belum pernah kita impikan”

Surahmad

“kesuksesan belajar bukan karena kecerdasan, akan tetapi karena besarnya

kemauan dan kesungguhan hati”

Laila Kurniawati

“..mimpimu hari ini adalah kenyataan hari esok, maka bermimpilah dan berani menatap dunia....”


(59)

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TEHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP N 08 Bandar Lampung Semester ganjil T. P. 2012/2013) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila;

3. Pramudiyanti, S. Si., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing akademik sekaligus

pembimbing I, yang telah memeberikan bimbingan, saran dan motivasinya; 5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, atas bantuan dan

kesabarannya dalam membimbing;

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang diberikan hingga selesainya skiripsi ini;

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan;


(60)

memberikan semangat dan kasih sayangnya dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini;

9. Mamas, mbak dan adikku, Jalaludin, S. Pd. I., Rahayuningsih, S. Pd., Ahmad Zainuri, Mursinah, Edo Sanjaya, Dian Widiastuti., Saiful Anwar, dan Siti Maimunah serta Om dan Bulekku, Makhmudin, S. E., dan Diyah Ayu Pratiwi, S. Pd., yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk kesuksesanku; 10.Sudjasman, S. H., selaku kepala SMP N 08 Bandar Lampung dan Elly

Junaidah, S. Pd., sebagai guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian, serta siswa-siswi kelas IX SMP N 8 Bandar Lampung. 11.Danang Zulkurnia, S. Pd. atas bantuan dan motivasinya;

12.Sahabatku Rini Hardianti A. dan Eva Febriana yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, Windi Sugesti, Wulan Sari Irawati, Ema Rochmaniar Suprayitno, Antun Sutarya, I Gede Swastika Yasa, dan Lamudin serta Teman-temanku Pendidikan Biologi ‟07, „06, dan „08 atas persahabatan yang kalian berikan;

13.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 2013 Penulis,


(61)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Laila Kurniawati Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024032 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang menyatakan

Laila Kurniawati NPM. 0743024032


(62)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Kegunaan Penelitian ... 6 E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7 F. Kerangka pikir ... 9 G. Hipotesis ... 10 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Animasi Multimedia ... 11 B. Pembelejaran Kooperatif Tipe STAD ... 15 C. Berpikir Kritis ... 22 D. Aktivitas Belajar Siswa ... 26 III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28 B. Populasi dan Sampel ... 28 C. Desain Penelitian ... 28 D. Prosedur Penelitian ... 29 E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 39 F. Teknik Analisis Data ... 43 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 49 B. Pembahasan ... 57 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 67 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 69 DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen ... 74 2. Data Hasil Penelitian ... 155


(63)

3. Hasil Analisis Data ... 169 4. Foto-foto Penelitian ... 190 5. Surat Keterangan ... 203


(64)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Model Kooperatif

Tipe STAD...

... 20 2. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dan Indikatornya ... 25 3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 43 4. Lembar Observasi Aktivitas Siawa ... 44 5. Angket Tanggapan Siswa ... 45 6. Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 46 7. Kategori Ativitas Siswa ... 50 8. Skor Per Item Angket ... 50 9. Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa ... 51 10. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Pretes, Postes, dan N-gain

Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 53 11. Hasil Uji Perasamaan Dan Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Rata-rata

(Pretes, Postes, dan N-gain) KBK siswa Pada Kelas Eksperimen

dan Kontrol ... 54 12. Hasil Uji Statistik N-gain setiap indikator keterampilan berpikir

kritis siswa pada kelas Ekperimen dan Kelas kontrol ... 55 13. Data Peningkatan Aspek KBK siswa pada Kelas Eksperimen dan

Kotrol ... 56 14. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol . 58 15. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Animasi Multimedia


(65)

16. N-gain tiap indikator keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen 162 17. N-gain tiap indikator keterampilan berpikir kritis kelas kontrol ... 164 18. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 166 19. Analis data angket tanggapan siswa ... 168 20. Hasil uji normalitas nilai pretes kelas eksperimen ... 169 21. Hasil uji normalitas nilai pretes kelas kontrol ... 170 22. Hasil Uji Barlet nilai pretes ... 170 23. Hasil Uji t1 nilai pretes ... 171 24. Hasil Uji satu pihak pretes ... 172 25. Uji normalitas postes kelas eksperimen ... 173 26. Uji normalitas postes kelas kontrol ... 173 27. Hasil uji U nilai postes kelas eksperimen dan kontrol ... 174 28. Hasil Uji Barlet nilai postes ... 174 29. Hasil Uji t1 nilai postes ... 175 30. Hasil Uji satu pihak pretes ... 176 31. Uji normalitas N-gain kelas eksperimen ... 177 32. Uji normalitas N-gain kelas kontrol ... 177 33. Hasil Uji Barlet N-gain ... 178 34. Hasil Uji t1 N-gain ... 178 35. Hasil Uji satu pihak N-gain ... 179


(66)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 10 2. Desain pretes- postes non ekuivalen ... 32 3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperrimen dan kontrol ... 59 4. Contoh jawaban siswa pada aspek mengidentifikasi/memformulasikann

jawaban yang mungkin ... 68 5. Contoh jawaban siswa untuk aspek memberi alasan ... 69 6. Contoh jawaban siswa aspek mencari persamaan dan perbedaan ... 70 7. Contoh jawaban siswa untuk aspek menggeneralisasi ... 70 8. Contoh jawaban siswa untuk aspek memilih kriteria jawaban ... 71


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R., dan A., Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Ariansyah. 2009. Pengaruh Animasi Multimedia Dalam Pembelajaram Materi Reproduksi Pada Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen

Pada Siswa Kelas XI SMA N 5 Bandar Lampung). (Skripsi). Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Arief, A.2009.Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan pendididkan Berbasis Lus. Surabaya: SIC.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Arindawati. 2004. Pembelajaran Kooperatif. Diakses melalui

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html Pada hari kamis, tanggal 17 Mei 2012 jam 7.15 am

Arsyad, A. 1996. Media pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. ________. 2002. Media pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Asyhar, R.,2011. Kreatif Mengembangkan media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP Swasta di Kota Bandung). (Skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Dan Contoh/Model Silabus

SMP/MtS. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Costa, L. A. 1985. Teaching for, of, and about thinking in developing minds : a resource book for teaching thinking. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.


(1)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Perbandingan .330 35 .000 .711 35 .000 a. Lilliefors Significance Correction

Interpretasi:

Melihat nilai probabilitasnya 0,000 < 0,05 dan Ltabel pada taraf kepercayaan 95%

(=5%) dengan n = 35 yaitu 0,157. Oleh karena Lhitung (0,330) >Ltabel(0,157), maka Ho

ditolak, yang artinya sampel tidak berdistribusi normal.

Tabel uji normalitas pada Indikator mencari persamaan dan perbedaan pada kelas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Perbandingan .207 35 .001 .859 35 .000

a. Lilliefors Significance Correction Interpretasi:

Melihat nilai probabilitasnya 0,001 < 0,05 dan Ltabel pada taraf kepercayaan 95%

( =5%) dengan n = 35 yaitu 0,157. Oleh karena Lhitung (0,207) >Ltabel(0,157), maka Ho

ditolak, yang artinya sampel tidak berdistribusi normal.

Karena data pada kedua sampel eksperimen tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji U

2. Hasil uji U

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks Perbandingan Ekperimen 35 37.10 1298.50

Kontrol 35 33.90 1186.50


(2)

Test Statisticsa

Perbandingan Mann-Whitney U 556.500 Wilcoxon W 1186.500

Z -.687

Asymp. Sig. (2-tailed)

.492

a. Grouping Variable: Kelas Interpretasi:

Melihat nilai statistik uji Z hitung yaitu -6,687 dan probabilitasnya adalah 0,492 > 0,05. Dengan demikian Ho diterima, artinya rata-rata N-gain pada Indikator mencari persamaan dan perbedaan pada kelas eksperimen berbeda tidak signifiikan dengan kelas kontrol.

d. Menggeneralisasi

1. Hasil Uji normalitas

Tabel uji normalitas pada Indikator menggeneralisasi pada kelas eksperimen

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Menggeneralisasi .230 35 .000 .918 35 .013 a. Lilliefors Significance Correction

Interpretasi:

Melihat nilai probabilitasnya 0,000 < 0,05 dan Ltabel pada taraf kepercayaan 95%

( =5%) dengan n = 35 yaitu 0,157. Oleh karena Lhitung (0,230) >Ltabel(0,157), maka Ho

ditolak, yang artinya sampel tidak berdistribusi normal. Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Menggeneralisasi .120 35 .200* .945 35 .082 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance. Interpretasi:


(3)

Melihat nilai probabilitasnya 0,200 > 0,05 dan Ltabel pada taraf kepercayaan 95%

( =5%) dengan n = 35 yaitu 0,157. Oleh karena Lhitung (0,120) < Ltabel(0,157), maka Ho

ditolak, yang artinya sampel berdistribusi normal.

Karena data pada sampel eksperimen tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji U 2. Hasil uji U

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks Menggeneralisasi eksperimen 35 41.80 1463.00

2.00 35 29.20 1022.00

Total 70

Test Statisticsa

Menggenerali sasi Mann-Whitney U 392.000 Wilcoxon W 1022.000

Z -2.642

Asymp. Sig. (2-tailed)

.008

a. Grouping Variable: Kelas Interpretasi:

Melihat nilai statistik uji Z hitung yaitu -2,642 dan probabilitasnya adalah 0,008< 0,05. Dengan demikian Ho ditolak, artinya rata-rata N-gain pada Indikator

menggeneralisasi pada kelas eksperimen berbeda signifiikan dengan kelas kontrol. 3. Hasil Uji satu pihak

One-Sample Statistics

N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Menggeneralisasi 70 42.0476 22.33939 2.67007

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper


(4)

One-Sample Statistics

N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Menggeneralisasi 15.748 69 .000 42.04757 Interprestasi :

karena nilai thitung (15,748) > ttabel (2,10) maka kesimpulannya Ho ditolak, artinya rata-rata

N-gain idikator Menggeneralisasi pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.

e. Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan 1. Hasil Uji normalitas

Tabel hasil uji normalitas pada indikator memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan pada kelas eksperimen

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Solusi .201 35 .001 .866 35 .001

a. Lilliefors Significance Correction Interpretasi:

Melihat nilai probabilitasnya 0,001 < 0,05 dan Ltabel pada taraf kepercayaan 95%

( =5%) dengan n = 35 yaitu 0,157. Oleh karena Lhitung (0,201) >Ltabel(0,157), maka Ho

ditolak, yang artinya sampel tidak berdistribusi normal.

Tabel hasil uji normalitas pada indikator memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan pada kelas kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Solusi .396 35 .000 .689 35 .000

a. Lilliefors Significance Correction Interpretasi:

Melihat nilai probabilitasnya 0,000 < 0,05 dan Ltabel pada taraf kepercayaan 95%

( =5%) dengan n = 35 yaitu 0,157. Oleh karena Lhitung (0,396) >Ltabel(0,157), maka Ho

ditolak, yang artinya sampel tidak berdistribusi normal.

Karena data pada kedua sampel tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji U 2. Hasil Uji U


(5)

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks Solusi Eksperimen 35 44.49 1557.00

Kontrol 35 26.51 928.00

Total 70

Test Statisticsa Solusi Mann-Whitney U 298.000 Wilcoxon W 928.000

Z -3.915

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

a. Grouping Variable: Kelas Interpretasi:

Melihat nilai statistik uji Z hitung yaitu -3,915 dan probabilitasnya adalah 0,000< 0,05. Dengan demikian Ho ditolak, artinya rata-rata N-gain pada Indikator memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan pada kelas eksperimen berbeda signifiikan dengan kelas kontrol.

3. Hasil uji satu pihak

One-Sample Statistics

N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Solusi 70 34.4052 35.97484 4.29982

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Solusi 8.002 69 .000 34.40523 25.8273 42.9831 Interprestasi :


(6)

karena nilai thitung (8,002) > ttabel (2,10) maka kesimpulannya Ho ditolak, artinya rata-rata

N-gain idikator memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI FLASH DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 2 12