PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semeste

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournament) TERHADAP AKTIVITAS DAN

PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Proposal)

Oleh

DWI CHERI LESTARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RIA RATNA FAUZIAH

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran Biologi. Keterampilan berpikir kritis ini digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk bersaing pada era globalisasi saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan multimedia interaktif melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.

Penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok non-ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang ditentukan secara purpossive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan


(3)

Ria Ratna Fauziah

iii

5%. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata N-gain siswa yang menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe TAI adalah 0,60 sedangkan siswa yang menggunakan media gambar melalui metode diskusi sebesar 0,48. Rata-rata peningkatan keterampilan berpikir kritis semua indikator yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi (eksperimen = 47,01; kontrol = 40,88). Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati berkriteria tinggi tinggi (eksperimen = 79,90%; kontrol = 69,07%). Selain itu, sebagian besar siswa (91,17%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

Kata kunci : multimedia interaktif, model TAI, keterampilan berpikir kritis, Sistem Pencernaan.


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RIA RATNA FAUZIAH Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Ria Ratna Fauziah Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024043 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ...………..

Sekretaris : Rini Rita Marpaung, S.Pd., M.Pd. ..………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ……….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 16 September 1990, yang merupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Almarhum Bapak Baksir Luha dan Ibu Aenah.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK Setia Kawan Panjang pada tahun 1996, SD Negeri 1 Panjang Utara (1996-2000), SD Negeri 1 Perumnas Way Halim (2000-2002), SMP Negeri 19 Bandar Lampung (2002-2005) dan SMA Negeri 5 Bandar Lampung (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar periode 2010-2011 serta menjadi asisten praktikum Mikrobiologi Dasar pada tahun 2012. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 5 Padangcermin, Pesawaran dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Gunung Rejo Kabupaten Pesawaran (Tahun 2011) serta

melakukan penelitian pendidikan di SMA Assalam Tanjungsari untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).


(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji hanya milik Allah, atas segala rahmat dan nikmat tak terkira yang selalu dicurahkan-Nya kepadaku dan semua umatNya... Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW... Dengan segenap kerendahan hati, kupersembahkan karya ini sebagai tanda cintaku kepada:

 Wonder woman Emak yang tanpa lelah merawat dan membesarkan aku, yang selalu mendoakan, menguatkan, dan mendukungku menuju kebahagiaan, serta almarhum ayah tercinta yang selalu ku rindukan.

 Kak Ade yang selalu mendukungku, Agung, Ladi, dan Ica yang selalu ku sayangi.  Para pendidik dan dosen yang terhormat, atas segala ilmu, nasihat, dan

bimbingan yang telah diberikan.

 Saudariku d’RAMA, Nene (Prisilia), Anggun, dan Mis yang selalu membantuku, menyemangatiku, dan tetap setia mendukungku ketika ku terpuruk.

 AngeLic Hany, Vina, Lely, Nena dan sahabat-sahabatku dari kecil yang selalu mengerti aku dan menyayangiku.

 Apriadi Argo.

 Mandibula: Prisilia, Mis, Andun, Eko rana, Aa’Trisu, Ardi ce, Taya, Wahyu, Bea, Aul, Dwisus, Darma, Eka, Rindi, Yupe, Arista, Ika, Chuwee, Siti, DO, Ajeng, Bang Dzul, Iska, Opie, Nia, Rina, Ulin, Okta uget, Deny, Ririn, Imatul, Nung, Wina, Harry, Melda, Obie, Hadi, Yudi, Pendra, yang selalu

menyemangatiku.


(9)

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´”

(Al-Baqarah:45)

“Tugas kita adalah menghabiskan jatah gagal kita, agar mau tidak mau kita ‘terpaksa’ sukses”

(Mario Teguh)

“Janganlah belajar untuk menjadi suskes, tetapi untuk membesarkan jiwa” (Ria Ratna Fauziah)


(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ria Ratna Fauziah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024043

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan

Ria Ratna Fauziah NPM 0813024043


(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Assalam Tanjungsari Tahun Ajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;


(12)

xii

5. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 6. Drs. Darlen Sikumbang,M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran

perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf tata usaha PMIPA; 8. Sudarno, S.Pd.I., selaku Kepala SMA Assalam Tanjungsari, Novi Firdiani,

S.Pd. , dan seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi SMA Assalam Tanjungsari atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Teristimewa orang tuaku tercinta yang tak pernah berhenti mendoakan dan

menguatkanku; serta kakak dan adikku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan;

10. Saudariku Anggun Y.S. Prisilia Anggun L, dan Misriyanti atas kebersamaan dan kekeluargaan yang kita bangun;

11. Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP Unila atas bantuan dan persahabatan yang kalian berikan;

12. Jevri Setia Nugraha atas bantuannya dalam pembuatan multimedia interaktif; 13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka dan semoga skripsi ini bermanfaat, Aamiin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multimedia Interaktif ... 12

B. Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ... 16

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Desain Penelitian ... 25

D. Prosedur penelitian ... 26

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 40

G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 42

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 44

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model TAI ... 45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48


(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN 1. Silabus ... 79

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 88

3. Lembar Kerja Kelompok ... 117

4. Soal Pretes dan Postes ... 218

6. Data Hasil Penelitian ... 230

7. Analisis Statistik ... 243

8. Foto-Foto Penelitian ... 258


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ... 18

2. Keterampilan berpikir kritis dan indikatornya ... 22

3. Kriteria skor N-gain ... 38

4. Kriteria peningkatan KBK siswa ... 39

5. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa ... 43

6. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa ... 43

7. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 44

8. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 45

9. Item pernyataan pada angket ... 46

10.Skor per soal angket ... 46

11.Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model TAI ... 47

12.Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI... 47

13.Hasil uji normalitas, homogenitas, t1 dan t2 nilai rata-rata (pretes, postes, dan N-gain) KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 49

14.Hasil analisis rata-rata N-gain tiap indikator KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 50

15.Data peningkatan KBK oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 51

16.Persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 52 17.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 230


(16)

xvi

18.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 231

19.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 232

20.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 208

21.Analisis indikator KBK kelas eksperimen ... 209

22.Analisis indikator KBK kelas kontrol ... 210

23.Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen ... 211

24.Aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol ... 212

25.Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 213

26.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata pretes ... 213

27.Hasil uji satu pihak pretes ... 214

28.Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 215

29.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata postes ... 215

30.Hasil uji satu pihak postes ... 216

31.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 217

32.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain .... 217

33.Hasil uji satu pihak N-gain ... 218

34.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin kelas eksperimen dan kontrol ... 219

35.Hasil uji Mann-Whitney U N-gain pada aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin kelas eksperimen dan kontrol ... 219

36.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek keterampilan memberikan alasan kelas eksperimen dan kontrol ... 220

37.Hasil uji Mann Whitney U N-gain pada aspek keterampilan memberikan alasan kelas eksperimen dan kontrol ... 220

38.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek merekonstruksi argumen kelas eksperimen dan kontrol ... 221


(17)

xvii

39.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain

pada aspek merekonstruksi argumen kelas eksperimen dan kontrol ... 221 40.Hasil uji satu pihak N-gain pada aspek merekonstruksi argumen

kelas eksperimen dan kontrol ... 222 41.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek menginterpretasikan

pernyataan kelas eksperimen dan kontrol ... 223 42.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain

pada aspek menginterpretasi pernyataan kelas eksperimen dan

kontrol ... 224 43.Hasil uji satu pihak N-gain pada aspek menginterpretasi pernyataan

kelas eksperimen dan kontrol ... 225 44.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek menggeneralisasi kelas

eksperimen dan kontrol ... 225 45.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain

pada aspek menggeneralisasi kelas eksperimen dan kontrol ... 226 46.Hasil uji satu pihak N-gain pada aspek menggeneralisasi kelas

eksperimen dan kontrol ... 227 47.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek merumuskan

alternatif-alternatif untuk solusi kelas eksperimen dan kontrol ... 227 48.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada aspek merumuskan


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu keterampilan berpikir yang sistematis, logis, kritis dan kreatif yang

digunakan untuk memperoleh, memilih dan mengolah informasi. Oleh karena itu, keterampilan berpikir tersebut dapat dikembangkan melalui suatu program pembelajaran salah satunya adalah melalui pembelajaran biologi. Biologi termasuk dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yaitu pada tingkatan pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta

membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri (BSNP, 2006:3). Selain itu, Biologi merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan tujuannya adalah mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif, menggunakan konsep dan prinsip biologi. Dengan demikian pembelajaran biologi diharapkan menghasilkan peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir, terutama berpikir kritis. Sebab keterampilan berpikir kritis menjadi penentu kemampuan siswa dalam menjawab


(19)

2 keterampilan ini akan dipakai untuk pengembangan potensi siswa dan

kecakapan hidup (life skill) kelak ketika sudah terjun dalam masyarakat,

khususnya untuk dapat beradaptasi dalam persaingan dunia kerja.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Assalam Tanjung Sari, diketahui bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah. Selama pembelajaran, keterampilan berpikir kritis yang muncul hanya bertanya dan menjawab pertanyaan. Siswa yang bertanya pun hanya

beberapa orang saja sedangkan yang lainnya cenderung pasif. Kemungkinan hal ini disebabkan kurangnya pemberdayaan keterampilan berpikir kritis. Selama ini guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan diskusi.

Metode ceramah dirasa bersifat monoton, karena selama berlangsungnya pembelajaran, aktivitas yang dilakukan siswa hanya mendengarkan dan

mencatat pokok-pokok yang diterangkan oleh guru sehingga terkesan teacher

centered. Selain ceramah, metode diskusi yang digunakan dirasa

membosankan karena hanya beberapa siswa saja yang aktif dan sebagian besar lainnya cenderung pasif, sehingga selama ini keterampilan berpikir kritis siswa belum dikembangkan selama proses pembelajaran. Menurut Hasnunidah (2009:1) kondisi tersebut tidak memberdayakan siswa untuk mau berpikir dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya, sehingga tidak akan bisa membangun kemampuan berpikir kritis,


(20)

3

pemahaman, dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to

how dan learning to know).

Maka itu, perlu adanya penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat agar siswa dapat menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari, dan siswa dituntut untuk membangun keterampilan berpikir kritisnya dengan menghubungkan suatu konsep-konsep baru dengan pemahaman yang sudah ada.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran Biologi sangat penting

peranannya. Dewasa ini, perkembangan di bidang IT (Informatics

Technology) sangat pesat, sehingga pemanfaatannya dalam dunia pendidikan dapat mendukung dalam proses pembelajaran, salah satunya penggunaan multimedia interaktif. Materi pokok sistem pencernaan pada manusia

seringkali melibatkan mekanisme proses yang rumit jika hanya menggunakan media gambar saja sehingga siswa sulit untuk memahami. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan multimedia interaktif.

Multimedia interaktif merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif (Vaughan dalam Binanto, 2010:2). Menurut Asyhar (2011:76) multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, serta dapat merangsang peserta didik berpikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif. Selain


(21)

4 itu juga multimedia interaktif ini dapat dioperasikan secara interaktif oleh siswa, sehingga siswa dapat lebih mudah menggunakannya. Penelitian yang mendukung penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran telah dilakukan oleh Fathan (2011: 70) terhadap siswa kelas XI di suatu SMA Negeri Kabupaten Garut dan membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain media, aspek lain yang saling berkaitan dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran yang digunakan. Seharusnya guru menentukan metode atau model pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa serta menciptakan situasi dan kondisi kelas yang aktif dan kondusif agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai tujuan yang diharapkan yaitu siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Dalam

mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung keterampilan berpikir kritis, perlu adanya proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)

merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan (Suyitno, 2002: 9). Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Proses pembelajaran yang interaktif seperti ini memberikan ruang yang cukup untuk siswa bisa mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir kritisnya. Hasil


(22)

5 penelitian dari Sepe (2010) menunjukkan bahwa pembelajaran TAI efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAIpada materi pokok Sistem Pencernaan terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA semester genap SMA Assalam Tanjung Sari Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia interaktif

melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan?

2. Apakahpenggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada maetri pokok Sistem Pencernaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui:

1. Pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia interaktif melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem pencernaan.


(23)

6

2. Pengaruh penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAI terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada

maetri pokok Sistem Pencernaan.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai

calon guru dalam menggali kemampuan beripikir kritis siswa.

2. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam

pembelajaran sehingga mampu menggali keterampilan berpikir kritisnya.

3. Guru, yaitu menjadikan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAI sebagai alternatif media dan model dalam pembelajaran biologi.

4. Sekolah, yaitu meningkatkan mutu pembelajaran biologi sekolah dalam

rangka perbaikan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini, yaitu:

1. Multimedia Interaktif yang dimaksud adalah teks (grafis), gambar,

animasi, audio, visual, dan video yang diintegrasikan dengan software

Adobe flash CS3 pada materi pokok Sistem Pencernaan yang kemudian diakses siswa melalui komputer atau Laptop dari CD pembelajaran yang sudah disiapkan.


(24)

7

2. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) merupakan

model pembelajaran kooperatif yang menempatkan empat sampai lima orang siswa dengan nilai yang berbeda dalam sebuah kelompok belajar dan diikuti dengan pemberian bantuan individual bagi peserta didik yang memerlukannya.

3. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diamati adalah

mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin, kemampuan memberikan alasan, merekonstruksi argumen, menginterpretasikan pernyataan, menggeneralisasi, dan

merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi.

4. Materi pokok pembelajaran untuk penelitian ini adalah Sistem Pencernaan

yaitu dengan kompetensi dasar 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

5. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPA1 dan XI IPA2 semester

genap SMA Assalam Tanjung Sari Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Kerangka Pikir

Di dalam proses pembelajaran guru dihadapkan pada tanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya melatih peserta didik dalam berpikir kritis, kreatif, dan logis. Namun, siswa seringkali tidak dilibatkan untuk berpikir kritis dalam membangun konsep biologi. Sebab siswa


(25)

8 dengan materi yang diajarkan. Ada banyak media yang bisa digunakan dalam pembelajaran seperti media visual, audio, audio-visual, dan multimedia. Materi pokok sistem pencernaan merupakan salah satu materi yang

pembelajarannya dapat dilakukan dengan menggunakan media yang bersifat manipulatif, yaitu media yang memiliki kemampuan dalam menampilkan kembali suatu benda/peristiwa dengan berbagai cara sesuai kondisi, situasi, tujuan, dan sasarannya. Fungsi media seperti ini dibutuhkan untuk

menggambarkan benda atau struktur organ pencernaan yang sulit diakses atau proses pencernaan yang rumit. Multimedia interaktif adalah kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif. Sehingga dengan menggunakan multimedia interaktif materi tersebut dapat divisualisasikan dan dikontrol secara interaktif sehingga

dengan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu juga merangsang siswa untuk berpikir kritis yaitu kemampuan menghubungkan kognitif dengan dunia luar. Selain media, keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi pula oleh metode atau model pembelajaran yang digunakan guru. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis

siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Kegiatan pembelajaran

lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, sehingga dari masalah tersebut dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu, model ini mampu mengembangkan interaksi siswa di dalam kelas sehingga sebagian besar akan lebih aktif. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran


(26)

9 menggunakan kombinasi multimedia interaktif melalui pembelajaran

kooperatif tipe TAI akan memberikan hasil yang maksimal.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh penggunaan multimedia interaktif dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:

Keterangan: X = Multimedia interaktif melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TAI; Y= Keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia

interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem pencernaan.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok sistem

pencernaan.

Y X


(27)

10

2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif

tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multimedia Interaktif

Gerlach (1980: 244 dalam Sanjaya 2009: 204) berpendapat bahwa secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2007: 21-23) media pembelajaran yang dipakai seharusnya memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. 2. Pembelajaran bisa lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat. 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.


(29)

12 Selain itu, secara umum ada empat jenis media pembelajaran menurut Asyhar (2011: 45), yaitu :

1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Beberapa media visual antara lain: (a) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar, dan poster, (b) model dan prototype seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan sebagainya.

2. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Contoh media audio yang umum digunakan adalah tape recorder, radio, dan CD player.

3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat

disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video, program televisi, dan lain-lain.

4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran untuk merangsang semua indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih ditekankan pada penggunaan berbagai media berbasis TIK dan komputer.


(30)

13 Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, Sanjaya (2009: 226) mengemukakan bahwa ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:

a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi

siswa.

d. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien. e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengoperasikannya.

Salah satu media pembelajaran yang banyak dikembangkan saat ini adalah multimedia. Hal tersebut didukung oleh perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi, komunikasi dan komputer. Menurut Ariyus (2009:2) multimedia berasal dari dua kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak dan media berarti biasa diartikan alat untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Sedangkan, multimedia didefinisikan oleh Vaughan (dalam Binanto, 2010:2) sebagai kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif. Teknologi multimedia ini telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya.


(31)

14 Daryanto (dalam Fathan, 2011: 11) mengungkapkan bahwa multimedia

terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan multimedia

interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna, contohnya TV. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lainnya.

Menurut Ariasdi (dalam Lathifah, 2009: 20) multimedia interaktif pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:

1. mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin; 2. mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju

kecepatan belajarnya sendiri;

3. memerhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang terkendalikan; dan

4. mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.

Asyhar (2011: 76) mengungkapkan keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran di antaranya yaitu :

1. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah,


(32)

15 2. Dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat

membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada pelajar, 3. Menghemat waktu, dan

4. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted

Individualization)

Kooperatif adalah kata yang diambil dari bahasa Inggris dengan kata kerja to cooperate yang artinya bekerja bersama-sama. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem

pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen) (Sanjaya, 2009: 242).

Ditambahkan oleh Sanjaya (2009: 246) terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat bergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota dalam kelompoknya. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.

2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena itu keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai


(33)

16 dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok.

3) Interaksi Tatap Muka (Faceto Face Promotion Interaction)

Pembelajaran kooperatif member ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan

memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, mengahrgai setiap perbedaan, memanfaatkan

kelebihan masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.

“Cooperative Learning dapat menghasilkan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan

persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam mengahrgai pokok pikiran orang lain”, (Johnson, dalam Putri 2012: 22).


(34)

17 Menurut Trianto (2011: 66) terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah ini ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar. Fase-2

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan tansisi secara efisien. Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase-5

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Pada teknik pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang dengan kemampuan heterogen. Dalam pelaksanaannya, TAI berbeda dengan STAD dengan TGT. Model pembelajaran TAI merupakan pembelajaran yang menggabungkan belajar kelompok dengan pembelajaran individu. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan kelompoknya ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok, dalam hal ini setiap kelompok harus bekerjasama dan saling membantu dapat dilanjutkan jika salah satu anggota kelompok belum menguasai materi pelajaran yaitu dijadikan dalam kelompok homogen. TAI dirancang untuk


(35)

18 memproleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif (Slavin, 2010: 195).

Ada beberapa alasan membuat model ini menurut Slavin (dalam Widdiharto, 2006: 19), yaitu:

1) Model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual.

2) Model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. 3) TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran,

misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.

TAI diprakarsai untuk menyelesaikan masalah-masalah individual dengan pengajaran kelompok, sehingga model pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan demikian, model ini membuat para siswa berkelompok, mengembangkan tanggung jawab, mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu, saling memberi dorongan untuk maju, serta membebaskan guru memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa (Slavin, 2010: 189-190).

Menurut Slavin (2010: 195), model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki delapan komponen dalam pelaksanaannya. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda, dimana siswa yang paling tinggi kemampuan akademiknya ditunjuk sebagai asisten dalam kelompoknya.


(36)

19 2. Placement Test, yaitu pemberian pretes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. 3. Student Creative, yaitu melaksanakan tugas dalam satu kelompok dengan

menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.

4. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.

5. Team Score and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan pemberian kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan memberikan dorongan semangat kepada kelompok yang dianggap kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

6. Teaching Group, yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

7. Fact Test, yaitu pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

8. Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.


(37)

20

C. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir didefinisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Dalam proses tersebut terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan manipulasi mental karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran, dan keputusan, serta kegiatan memperluas aturan untuk memecahkan masalah (Arifin dalam Fathan, 2011: 17).

Costa (dalam Komalasari, 2010: 266 ) menyatakan bahwa berpikir terdiri atas kegiatan atau proses berikut: (1) menentukan hukum sebab akibat, (2)

pemberian makna terhadap sesuatu yang baru, (3) mendeteksi keteraturan di antara fenomena, (4) penentuan kualitas bersama (klasifikasi), dan (5) menemukan ciri khas suatu fenomena.

Spliter (dalam Komalasari 2010: 266) mengemukakan bahwa keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan bernalar dan berpikir reflektif yang difokuskan untuk memutuskan hal-hal yang diyakini dan dilakukan. Selain itu, keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan yang terarah pada tujuan, yaitu menghubungkan kognitif dengan dunia luar sehingga mampu membuat keputusan, pertimbangan, tindakan, dan keyakinan.

Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel 2 berikut ini.


(38)

21 Tabel 2. Keterampilan berpikir kritis dan indikatornya

Aspek Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Indikator

1. Memberikan

Penjelasan dasar 1. Memfokuskan pertanyaan a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi

2. Menganalisis argumen a.b. Mengidentifikasi kesimpulan Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan

e. Mengidentifikasi dan menangani ketidakrelevanan

f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argument

g. Meringkas 3. Bertanya dan menjawab

pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

a.Mengapa?

b.Apa yang menjadi alasan utama? c.Apa yang kamu maksud dengan? d.Apa yang menjadi contoh? e.Apa yang bukan contoh? f.Bagaiamana mengaplikasikan

kasus tersebut? g.Apa yang menjadikan

perbedaannya? h.Apa faktanya?

i.Apakah ini yang kamu katakan? j.Apalagi yang akan kamu katakan

tentang itu? 2.Membangun

Keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?

a.Keahlian

b.Mengurangi konflik interest c.Kesepakatan antar sumber d.Reputasi

e.Menggunakan prosedur yang ada f.Mengetahui resiko

g.Keterampilan memberikan alas an

h.Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

a.Mengurangi praduga/menyangka b.Mempersingkat waktu antara

observasi dengan laporan c.Laporan dilakukan oleh

pengamat sendiri

d.Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e.Penguatan


(39)

22

Aspek Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Indikator

g.Kondisi akses yang baik h.Kompeten dalam menggunakan

teknologi

i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas kriteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

a.Kelas logika

b.Mengkondisikan logika

c.Menginterpretasikan pernyataan 7. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a.Menggeneralisasi b.Berhipotesis 8. Membuat dan mengkaji

nilai-nilai hasil pertimbangan

a.Latar belakang fakta b.Konsekuensi

c.Mengaplikasikan konsep

(prinsip-prinsip, hukum dan asas) d.Mempertimbangkan alternatif e.Menyeimbangkan, menimbang

dan memutuskan 4. Membuat

penjelasan lebih lanjut

9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

Ada 3 dimensi:

a.Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh

b.Strategi definisi c.Konten (isi) 10 . Mengidentifikasi

asumsi a.b.Alasan yang tidak dinyatakan Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu

tindakan a.b.Mendefisikan masalah Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan c.Merumuskan alternatif-alternatif

untuk solusi

d.Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

e.Merivew

f.Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan

orang lain a.b.Memberi label Strategi logis c.Srtrategi retorik

d.Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan


(40)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di SMA Assalam Tanjungsari.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Assalam Tanjungsari Tahun Pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA1 sebagai kelompok eksperimen, dan

kelas XI IPA2 sebagai kelompok kontrol, yang diambil dengan teknik

purposive sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain penelitian pretes-postes kelompok non ekuivalen. Peneliti memilih kelompok yang sudah ada. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan kelompok kontrol diterapkan media gambar melalui metode diskusi. Kedua kelompok diberi pretes dan postes yang sama kemudian hasilnya


(41)

24 Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan multimedia interaktif melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI; C = Perlakuan media gambar melalui metode diskusi

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pendahuluan dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

d. Membuat media pembelajaran. Media yang dibuat berupa Multimedia interaktif menggunakan Adobe Flash CS3. Cara membuat multimedia interaktif sebagai berikut:


(42)

25 1) Menentukan konsep

Tujuan pembelajaran pada penelitian ini adalah siswa mampu mendeskripsikan keterkaitan struktur dan fungsi organ pada sistem pencernaan, mendeskripsikan keterkaitan antara proses pencernaan dengan fungsi organ-organ pencernaan, dan merumuskan solusi yang logis bagi penyakit dan kelainan yang terjadi pada sistem pencernaan.

2) Pembuatan skenario pembelajaran

Pembuatan skenario pembelajaran dengan multimedia interaktif untuk setiap pertemuan. Uraian materi pokok pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut. Pertemuan ke:

a) Satu-tiga : Keterkaitan struktur dan fungsi organ penyusun sistem pencernaan pada proses pencernaan yang terjadi dari rongga mulut hingga anus.

b) Empat : Kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia.

3) Mengumpulkan objek penyusun multimedia interaktif.

Objek yang digunakan berupa gambar dan video yang dihimpun dengan cara mengunduh dari beberapa sumber, yaitu:

a) www.google.com

b) www.youtube.com yang berjudul:

(1) Digestion

(2) The Liver and Pancreas


(43)

26

(4) The digestion process - What happens to your food as it

trav

(5) Peristaltic Wave in the Gastric Antrum

(6) Small Intestine.

(7) Rumiantes

c) Buku

(1) Biologi (Campbell) untuk pertemuan ke 1, 2, 3 dan 4.

(2) Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk pertemuan ke 1-4.

(3) Histologi Dasar untuk pertemuan ke 1,2 dan 3.

4) Pembuatan media

Multimedia interaktif dibuat menggunakan Adobe Flash.

Pertemuan 1-3

a) Membuat rancangan tampilan utama pada aplikasi

CorelDRAW untuk pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 3. b) Membuat seluruh desain tampilan pada aplikasi CorelDRAW

(background, tombol, dll)

c) Meng-import seluruh bahan dan desain tampilan kedalam

library Adobe Flash

d) Memberikan background (hijau) yang terus ditampilkan selama aplikasi dijalankan

e) Membuat judul “Pertemuan 1 & 2” & “Mengaitkan struktur bagian organ pencernaan dengan fungsinya”


(44)

27 g) Menyusun background putih pada tampilan petunjuk

penggunaan, membuat judul & meletakkan tombol keluar yang akan terus ditampilkan selama aplikasi dijalankan, dan

meletakkan tombol next

h) Memberikan kode program (script) dan memberikan efek animasi

i) Meletakkan gambar organ pertama (gigi), meletakkan 4 pilihan fungsi organ dan tempat peletakan fungsi organ yang benar, meletakkan tombol untuk mencari fungsi organ berikutnya, dan meletakkan tombol untuk melihat video dari organ pertama (gigi)

j) Memberikan kode program (script)

k) Melakukan langkah yang sama dengan proses di atas untuk organ pencernaan yang lain yaitu kelenjar ludah, lidah,

kerongkongan, lambung, lambung ruminansia, hati, pankreas, usus halus, usus besar, dan anus

Pertemuan 4 :

a) Membuat rancangan tampilan utama pada aplikasi CorelDRAW untuk pertemuan 4.

b) Membuat seluruh desain tampilan pada aplikasi CorelDRAW (background, tombol, dll).

c) Meng-import seluruh bahan dan desain tampilan kedalam


(45)

28 d) Memberikan background (hijau kekuningan) yang terus

ditampilkan selama aplikasi dijalankan.

e) Membuat judul “Pertemuan 4” & “Merumuskan solusi yang logis dalam mengatasi kelainan atau penyakit pada sistem pencernaan”.

f) Memberikan efek animasi.

g) Menyusun background putih pada tampilan petunjuk

penggunaan, membuat judul & meletakkan tombol keluar yang akan terus ditampilkan selama aplikasi dijalankan, dan

meletakkan tombol next.

h) Memberikan kode program (script) dan memberikan efek animasi.

i) Meletakkan gambar penyakit pertama (maag), meletakkan 6 pilihan jenis penyakit dan tempat peletakan nama penyakit yang benar, meletakkan tombol untuk mencari jenis penyakit berikutnya, dan meletakkan tombol untuk melihat materi inti dari penyakit tersebut.

j) Meletakkan deskripsi penyakit pertama (maag) dan meletakkan tombol next.

k) Memberikan kode program (script).

l) Meletakkan gambar jenis penyakit, meletakkan 8 jenis obat dengan 4 sebagai solusi yang benar dan 4 lainnya sebagai obat pengecoh, membuat tempat peletakan obat yang benar,


(46)

29 meletakkan tombol untuk mencari solusi obat lainnya,

meletakkan tombol untuk melihat detail obat, dan meletakkan tombol untuk melihat jenis penyakit lainnya.

m) Memberikan kode program (script).

n) Membuat judul dari setiap solusi obat, meletakkan gambar obat, meletakkan tombol kembali untuk memilih obat lainnya, dan memberikan keterangan obat berupa komposisi, indikasi, dan lainnya.

o) Memberikan kode program (script).

p) Melakukan langkah yang sama dengan proses di atas untuk penyakit pada sistem pencernaan selanjutnya yaitu sariawan, kanker esophagus, diare, kanker usus halus, dan sembelit. e. Membuat lembar observasi yang digunakan sebagai acuan untuk

mengamati aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran.

f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.

g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal uraian yang kemudian diuji ahli.

h. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI.


(47)

30 i. Membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 siswa, kelompok bersifat heterogen. 2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk kelas

eksperimen dan dengan menggunakan media gambar melalui metode diskusi untuk kelas kontrol.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen  Pendahuluan

1) Siswa mengerjakan pretes yaitu mengenai struktur dan fungsi organ penyusun sistem pencernaan, proses pencernaan pada manusia dan hewan, serta kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia.

2) Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

3) Siswa memerhatikan tentang proses pembelajaran yang

dijelaskan oleh guru. Tiap siswa memperoleh LKS yang berisi kegiatan siswa, kemudian siswa menggunakan multimedia interaktif untuk menjawab LKS, diskusi, dan


(48)

31 4) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan

pertanyaan, pada pertemuan ke :

a) Satu : “Diolah dengan “alat” apa makanan yang kita makan?”

b) Dua : “Mengapa sapi terlihat mengunyah terus-menerus? Apakah pencernaan pada sapi sama dengan

manusia?”

c) Tiga : “Apakah makanan yang kita makan bentuknya sama dengan yang dikeluarkan? Mengapa bisa berbeda? Kemudian, apakah makanan yang kita makan jumlahnya sama antara yang masuk dan yang keluar?”

d) Empat : “Mengapa bisa sakit perut ketika memakan makanan yang terlalu asam? Apakah penyebabnya?”

5) Siswa diberikan motivasi dengan cara guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Untuk pertemuan ke:

a) Satu-tiga : Siswa menerima motivasi dengan

memperoleh penjelasan sederhana mengenai proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dan mengungkapkan pentingnya proses pencernaan tersebut bagi tubuh kita

b) Empat : Siswa dijelaskan guru mengenai penyebab sakit perut, yaitu meningkatnya produksi asam


(49)

32 lambung. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada organ-organ yang terdapat pada sistem pencernaan manusia dan memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang gangguan pada sistem pencernaan.

 Kegiatan inti

1) Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. Tiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan mempertimbangkan

keharmonisan kerja kelompok.

2) Setiap siswa diberikan LKS. Dan mulai secara mandiri mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Kemudian secara kelompok yang mendiskusikan LKS yang telah dikerjakan dengan menggunakan multimedia interaktif. Pada tahap ini terjadi kerja sama antar anggota kelompok, pemahaman tiap anggota kelompok dalam memahami materi pembelajaran akan menjadi tanggung jawab kelompok.

3) Siswa dibimbing guru dan guru mengamati aktivitas siswa. 4) Siswa mengumpulkan LKS.

5) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. 6) Dari setiap anggota kelompok heterogen yang belum

memahami materi dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk diberikan pembelajaran langsung dari guru.


(50)

33 7) Siswa diberikan penjelasan dan penegasan lebih lanjut serta

diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

 Penutup

1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

2) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan IV berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

3) Siswa diminta mempelajari lagi di rumah materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

b. Kelas kontrol Pendahuluan

1) Siswa mengerjakan pretes mengenai struktur dan fungsi organ penyusun sistem pencernaan, proses pencernaan pada manusia dan hewan, serta kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia.

2) Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

3) Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.

4) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan, pada pertemuan ke :


(51)

34 a) Satu : “Diolah dengan “alat” apa makanan yang kita

makan?”

b) Dua : “Proses apa saja yang terjadi pada makanan yang kita makan dalam sistem pencernaan?”

c) Tiga : “Apakah makanan yang kita makan bentuknya sama dengan yang dikeluarkan? Mengapa bisa

berbeda? Kemudian, apakah makanan yang kita makan jumlahnya sama antara yang masuk dan yang keluar?”

d) Empat : “Mengapa bisa sakit perut ketika memakan makanan asam yang berlebihan? Apakah penyebabnya?” 5) Siswa diberikan motivasi dengan cara guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa. Untuk pertemuan ke:

a) Satu-tiga : Siswa menerima motivasi dengan memperoleh penjelasan sederhana mengenai proses

pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dan mengungkapkan pentingnya proses

pencernaan tersebut bagi tubuh kita

b) Empat : Siswa dijelaskan penyebab sakit perut, yaitu meningkatnya produksi asam lambung. Selanjutnya guru memberikan penjelasan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada organ-organ yang terdapat pada sistem


(52)

35 manfaat siswa mempelajari tentang gangguan pada sistem pencernaan.

Kegiatan inti

1) Siswa duduk dalam kelompok masing-masing.

2) Siswa menerima Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi permasalahan kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. 3) Siswa mengerjakan LKK.

4) Setelah LKK selesai dikerjakan guru meminta setiap kelompok mengumpulkannya.

5) Selanjutnya dilakukan presentasi LKK oleh setiap kelompok. 6) Guru membahas masalah-masalah yang ada di LKK yang

belum dapat dipecahkan oleh siswa.  Penutup

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan

IV berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes. E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. Kemudian dihitung


(53)

36 selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain. Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus:

N-gain = Keterangan: Spost = skor postes

Spre = skor pretes

Smax = skor maksimum

Tabel 3. Kriteria Skor N-gain

Dimodifikasi dari Hake (1999:1).

Sedangkan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir kritis oleh siswa digunakan rumus berikut.

Peningkatan = Nilai Postes – Nilai Pretes

Tabel 4. Kriteria peningkatan KBK oleh siswa

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010:245). b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Kategori Skor N-gain Interprestasi

(<g>) < 0,3 Rendah

0,7 > (<g>) > 0,3 Sedang

(<g>) > 0,7 Tinggi

Poin Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah


(54)

37

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes

Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir

pembelajaran pada pertemuan keempat setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S = R x 100

N

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto 2008: 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: aktivitas siswa mengemukakan pendapat/ide, mengajukan pertanyaan, bekerjasama dalam tim, bertukar informasi, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.


(55)

38 c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas. Angket ini berupa 7 pernyataan, terdiri dari 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju. F. Teknik Analisis Data

Berdasarkan desain penelitian, jenis data dan rumusan masalah pada penelitian ini maka analisis data yang dilakukan adalah uji-t (independent sample t-test). Dengan langkah pengujian sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors dengan program

SPSS 12 untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung < Ltabel

(Sudjana, 2002) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).

2. Uji Homogenitas Data

Apabila masing masing data diuji normalitas, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 12.


(56)

39 a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

Dengan kriteria uji yaitu jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya >

0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya <

0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji perbedaan 2 rata-rata dengan menggunakan program SPSS 12.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata skor gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata skor gain kedua sampel tidak sama

2) Kriteria uji

a) jika – ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

b. jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak, dengan

dk = n1 + n2 – 2 (Pratisto, 2004 : 13).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

Ho = Rata-rata skor gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol

Hi = Rata-rata skor gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

2) Kriteria uji

a. jika – ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

b. jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto,

2004: 10).

c. Uji Mann-Whitney U

Kriteria Uji:

a. Jika Z hitung < t tabel,atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

b. Jika Z hitung > t tabel,atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak


(57)

40 G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi materi Sistem Pencernaan, sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2. Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan rumus:

S

=

N

R100

Ket : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

3. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut: Tabel 5. Rubrik Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

No. Nama Siswa

Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

A B C D E F

No.

soal soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. 1 2 3 4 5 dst. R N S Kriteria Keterangan :

R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Jumlah skor maksimum dari tes tersebut

S : Nilai yang diharapkan (dicari)

A : Memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin B : Keterampilan memberikan alasan

C : Merekontruksi argumen

D : Menginterpretasikan pernyataan E : Menggeneralisasi

F : Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi


(58)

41 Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada

rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009: 9).

4. Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria pada Tabel 4. H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diambil melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut dianalisis menggunakan nilai rata-rata aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu:

1) Menghitung rata–rata aktivitas menggunakan rumus: ∑ Xi

X = x 100 % n

Keterangan: X = Persentase aktivitas siswa; ∑ Xi = Jumlah skor yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (15)(Sudjana, 2002:69). Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Aspek yang diamati

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 dst. Jumlah (∑Xi) Rata-rata (X)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A.Mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

B.Mengajukan pertanyaan:

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.


(59)

42 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan. C. Bekerja sama dalam tim:

1. Tidak melaksanakan tugas apa pun. 2. Bekerja sendiri tanpa melibatkan teman. 3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok. D.Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan Sistem Pencernaan Makanan dalam lembar kerja. 3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan

permasalahan pada lembar kerja sesuai dengan model pembelajaran yang telah dilakukan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

E. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

2) Menafsirkan atau menentukan katagori Persentase Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 7

Tabel 7. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa

Kategori persentase aktivitas siswa

(%) Interprestasi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

75,00 – 89,99 Tinggi

55,00 – 74,99 Sedang

30,00 – 54,99 Rendah

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan

multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI Dimodifikasi dari Hake (1999:1).


(60)

43 dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif.

Tabel 8. Item Pernyataan pada Angket

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok sistem pencernaan melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru

2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Media dan model pembelajaran yang diberikan kepada saya tidak memberi kesempatan untuk berpikir kritis.

4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dan model pembelajaran diberikan oleh guru.

7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Skor angket

Tabel 9. Skor per soal angket Skor per soal

angket

1 0

Pernyataan positif S TS Pernyataan negatif TS S

dst. … …

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29).

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.


(61)

44 Tabel 10. Tabulasi Data Angket tanggapan siswa Terhadap Penggunaan

Multimedia Interaktif Melalui Model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

No. Pertanyaan

Angket Jawaban Pilihan

Nomor Responden

(Siswa) Persentase

1 2 3 dst.

1 TS S

2 TS S

dst. TS S

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).

3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X ∑ × 100%

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawa; maks

S = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana 2002: 69).

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Tabel 11. Kriteria Persentase Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Persentase (%) Kriteria

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada


(62)

(63)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.

2. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatiftipe TAI.

3. Sebagian besar (91,17%) siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan KBK siswa khususnya pada materi pokok Sistem Pencernaan.


(64)

61 2. Pada pembuatan multimedia interaktif selanjutnya diharapkan dapat dibuat lebih interaktif, mampu menjelaskan materi secara keseluruhan, dan lebih menarik.

3. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sebaiknya diberikan tes kecil (fact test) kepada kelompok homogen agar dapat diketahui apakah siswa sudah memahami materi yang dipelajari.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R F. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Aplikasi Reaksi Reduksi Oksidasi.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11261 (5 Agustus 2012, 05:30 WIB)

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan

Berbasis Lus. SIC. Surabaya

Arikunto, S. 2010. DasarDasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa.Jurnal.untan.ac.id/index.php/ PMP/article/download/194/181 (24 April 2012; 15:12 wib)

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo. Jakarta

Asyhar, R.2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung

Persada Press. Jakarta

Binanto, I. 2010. Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya.

ANDI. Yogyakarta

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain,

preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.

Costa, A.L. 1985. “Teaching for, of, and About Thinking”, dalam Developing

Minds: A Resource Book For Teaching Thinking. ASCD . Alexandria, Virginia

Fathan, F. 2011. Peranan Multimedia Interaktif Pada Pembelajaran

Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA.


(66)

63 http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6886 (14 desember 2011, 09:30 WIB)

Hake, R R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA.

http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (21 Desember 2011; 09:05 WIB)

Hasnunidah, N. 2009. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP

Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran

Konsep Struktur dan Fungsi Organ Manusia. Dalam Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Universitas Lampung

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi.

Refika Aditama. Bandung

Lathifah, S M. 2009. Pengaruh Multimedia Interaktif Tekanan Osmotik

Larutan Terhadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMA. http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=2866 (14 desember 2011, 09:42 WIB)

Nurmalinda. 2011. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X

Pada Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks Menggunakan Metode Discovery-Inquiry.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6668 (14 desember 2011, 09:23 WIB)

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Putri, F R. 2012. Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Team

Assisted Individualization (TAI) dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=10972 (5 Maret 2012, 12:31 WIB)

Rahayu, S P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.

2. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

3. Sebagian besar (91,17%) siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan KBK siswa khususnya pada materi pokok Sistem Pencernaan.


(2)

61 2. Pada pembuatan multimedia interaktif selanjutnya diharapkan dapat dibuat lebih interaktif, mampu menjelaskan materi secara keseluruhan, dan lebih menarik.

3. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sebaiknya diberikan tes kecil (fact test) kepada kelompok homogen agar dapat diketahui apakah siswa sudah memahami materi yang dipelajari.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R F. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Aplikasi Reaksi Reduksi Oksidasi.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11261 (5 Agustus 2012, 05:30 WIB)

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan

Berbasis Lus. SIC. Surabaya

Arikunto, S. 2010. DasarDasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa.Jurnal.untan.ac.id/index.php/

PMP/article/download/194/181 (24 April 2012; 15:12 wib) Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo. Jakarta

Asyhar, R.2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung

Persada Press. Jakarta

Binanto, I. 2010. Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya. ANDI. Yogyakarta

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain,

preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of

Physics, Loyola Marymount University. California.

Costa, A.L. 1985. “Teaching for, of, and About Thinking”, dalam Developing

Minds: A Resource Book For Teaching Thinking. ASCD . Alexandria,

Virginia

Fathan, F. 2011. Peranan Multimedia Interaktif Pada Pembelajaran

Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep dan


(4)

63 http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6886 (14 desember 2011, 09:30 WIB)

Hake, R R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (21 Desember 2011; 09:05 WIB)

Hasnunidah, N. 2009. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP

Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran

Konsep Struktur dan Fungsi Organ Manusia. Dalam Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Universitas Lampung

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung

Lathifah, S M. 2009. Pengaruh Multimedia Interaktif Tekanan Osmotik

Larutan Terhadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMA.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=2866 (14 desember 2011, 09:42 WIB)

Nurmalinda. 2011. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks

Menggunakan Metode Discovery-Inquiry.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6668 (14 desember 2011, 09:23 WIB)

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Putri, F R. 2012. Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=10972 (5 Maret 2012, 12:31 WIB)

Rahayu, S P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada

Kelas VII MTs Guppi Natar.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar


(5)

Riyanto. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan

Berkualitas. Kencana. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta

Sepe, F Y. 2010. Pembelajaran Metakognitif pada Strategi Pembelajaran Kooperatif TAI dan Pengaruhnya terhadap Keterampilan Metakognitif, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif Sains Biologi pada

Siswa SMP Swasta di Kota Kupang (Tesis).

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/8023 (17 Maret 2012, 13:00 WIB)

Solikha. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMA pada

Materi Hidrolisis Garam.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3199 (14 Desember 2011, 09:35 WIB)

Slavin, R E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media. Bandung.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung

Sukmadiputri, S. 2009. Analisis Keterampilan Interpretasi Siswa Sma Melalui E-Learning Pada Konsep Pencemaran Lingkungan.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=5848 (10Agustus 2012 00:59 WIB)

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta

Widdiharto, R. 2006. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. PPPG

Matematika. Yogyakarta

Yusuf, R M. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Sma Pada Konsep Pencemaran Air.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11669 (7 Agustus 2012, 13:00 WIB)


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 2 Gadingrejo T.P 2012/2013)

0 18 65

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Neg

0 19 70

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semeste

0 14 68

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semes

1 10 64

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung SelatanT

1 14 61

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

0 17 61

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

0 8 93

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA

1 22 65

ENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 2 Gadingrejo T.P 2012/2013)

1 7 65

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

6 82 69