Stres Kerja Kepuasan Kerja

COPING Ners Journal ISSN: 2303-1298 Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 HASIL Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu tanggal tanggal 1-25 Mei 2015 di Ruang Nakula RSUD Kabupaten Gianyar. Gambar 2. Distribusi Umur Responden di Hasil Pengamatan a. Beban Kerja Gambar 1 Gambaran Beban Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015 Dilihat dari beban kerja perawat yang diukur berdasarkan metode SWAT terlihat bahwa sebagian responden memiliki beban kerja yang tergolong sedang yaitu sekitar 58 11 orang dan terdapat 42 8 orang yang mengalami beban kerja berat dan tidak ada satupun perawat yang mengalami beban kerja yang rendah.

b. Stres Kerja

Gambar 5.2 Gambaran Stress Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015 Dilihat dari stress kerja perawat yang diukur berdasarkan kuesioner stress kerja terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki stress kerja yang tergolong sedang yaitu sekitar 53 10 orang dan terdapat 47 9 orang yang mengalami stress kerja ringan dan tidak ada satupun perawat yang mengalami stress kerja yang tinggi.

c. Kepuasan Kerja

Gambar 5.3 Gambaran Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015 Dilihat dari kepuasan kerja perawat terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki kepuasan kerja yang tergolong tinggi yaitu sekitar 58 11 orang dan sebagian kecil memiliki kepuasan kerja yang tergolong sedang yaitu sebanyak 42 8 orang. 103 COPING Ners Journal ISSN: 2303-1298 Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 Hasil Analisis Data a. Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja N o. Beban Kerja Kepuasan Kerja Tinggi Sedang Total f f f 1 Berat 2 25,0 6 75,0 8 100 2 Sedan g 9 81,8 2 18,2 11 100 Total 11 57,9 8 42,1 19 100 Tabel 5.1 Hubungan Antara Beban Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015 Berdasarkan tabel silang di atas, terlihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki beban kerja yang berat memiliki kepuasan kerja yang sedang yaitu sebanyak 75, sedangkan sebagian besar responden yang memiliki beban kerja sedang memiliki kepuasan kerja yang tinggi yaitu sebanyak 81,8. Secara deskriptif terlihat bahwa semakin tinggi beban kerja semakin rendah kepuasan perawat. Data yang telah terkumpul dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan batas kemaknaan p0,05. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman didapatkan nilai p = 0,011 yang berarti p0,05 dengan kekuatan korelasi -0,568 menunjukkan korelasi yang sedang. Dalam penelitian ini berarti antara beban kerja dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang negative, ini berarti semakin tinggi beban kerja maka semakin rendah kepuasan kerja perawat. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negative dan sedang antara beban kerja dan kepuasan kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar. b. Hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja N o Stress Kerja Kepuasan Kerja Tinggi Sedang Total f F F 1 Sedan g 3 30 7 70 10 100 2 Ringa n 8 88,9 1 11,1 9 100 Total 11 57,9 8 42,1 19 100 Tabel 5.2 Hubungan Antara Stress Kerja dan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2015 Berdasarkan tabel silang di atas, terlihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki stress kerja yang ringan sebagian besar memiliki kepuasan kerja yang tinggi yaitu sebanyak 88,9, sedagan sebagian besar responden yang memiliki stress kerja yang sedang memiliki kepuasan kerja yang rendah yaitu sebanyak 70. Secara deskriptif terlihat bahwa semakin tinggi stress kerja semakin rendah kepuasan kerja perawat. Data yang telah terkumpul dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan batas kemaknaan p0,05. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman didapatkan nilai p = 0,007 yang berarti p0,05 dengan kekuatan korelasi - 0,596 menunjukkan korelasi yang sedang. Dalam penelitian ini berarti antara beban kerja dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang negative, ini berarti semakin tinggi stress kerja maka semakin rendah kepuasan kerja perawat. Berdasarkan hasil tersebut 104 COPING Ners Journal ISSN: 2303-1298 Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negative dan sedang antara stress kerja dan kepuasan kerja perawat di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Gianyar. PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Penelitian a. Beban Kerja Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja yang diajukan, tentang perasaan kelebihan jam kerja, ukuran dan tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban kerja dalam penelitian ini diukur secara subyektif yaitu dengan metode SWAT menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki beban kerja yang tergolong sedang yaitu sebanyak 58 11 orang dan terdapat 42 7 orang yang mengalami beban kerja berat dan tidak ada satupun perawat yang mengalami beban kerja yang rendah. Hasil penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendianti 2011 yang menyatakan bahwa beban kerja perawat termasuk kategori ringan dengan rata-rata persentase penggunaan waktu produktif perawat adalah sebanyak 57,44 kurang dari 80 waktu kerja optimum perawat selama 24 jam. Perbedaan hasil beban kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya rasio jumlah perawat – pasien, jenis tindakan, angka BOR, dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa BOR di Ruang Nakula sebesar 100. BOR 100 mencerminkan bahwa rasio perawat-klien di Ruang Nakula cukup tinggi. Selain itu, hasil dari nilai SWAT dengan kategori berat berarti secara subyektif perawat bekerja melebihi kemampuan atau dengan kata lain bekerja dengan kemampuan yang maksimal. SWAT menggambarkan sistem kerja sebagai model multi dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga dimensi atau faktor yaitu beban waktu, beban mental, dan beban psikologis Menurut Satria 2013 dalam penelitiannya mengemukakan bahwa adanya perbedaan beban kerja pada tiap shift kerja di Instalasi Rawat Inap RS Universitas Hasanuddin. Beban kerja yang tinggi berada pada shift pagi sebanyak 43 orang 67,19 dan shift sore sebanyak 49 orang 76,56. Sedangkan beban kerja rendah paling banyak berada di shift malam sebanyak 33 orang 51,56. Penyebabnya yakni perbedaan aktifitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan yang dilakukan tiap shift oleh perawat, terlihat bahwa jumlah kegiatan yang dilakukan pada shift pagi lebih banyak dibandingkan dengan shift sore maupun shift malam.

b. Stres Kerja