Identitas Sosial Ritual dan Identitas Sosial

22 Selain itu dalam menjalankan tradisi, masyarakat juga melibatkan ritual-ritual yang dilakukan sesuai tradisi lokal. Karena keberadaan tradisi tidak dapat dipisahkan dari ritual, sebab ritual memiliki peran sentral dalam membangun memori kolektif masyarakat untuk dapat menunjukan identitas individu maupun kelompok sehingga menjadi sebuah identitas sosial.

2.4 Identitas Sosial

Istilah identitas berasal dari bahasa latin yakni idem, yang maknanya untuk menyatakan pemahaman mengenai adanya kesamaan dan kesatuan. 45 Secara harafiah identitas adalah ciri- ciri, tanda-tanda, atau jati diri seseorang yang melekat pada sesuatu atau seseorang yang membedakannya dengan yang lain, baik secara fisik maupun secara non-fisik. Sementara itu, KBBI menjelaskan bahwa identitas sebagai ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang. 46 Bahkan ketika orang mendiskusikan soal identitas, selalu diidentikan dengan jati diri dari sebuah entitas. Konsep identitas juga bersifat dinamis seperti yang diungkapkan oleh Anthony Giddens, bahwa memahami identitas diri merupakan suatu keahlian bernarasi tentang diri dan menceritakan perasaan yang konsisten tentang kontinyuitas biografi. Seperti cerita identitas yang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis: apa yang dikerjakan? Bagaimana melakukan? Siapa yang menjadi? Seseorang berusaha mengkonstruksikan cerita identitas dengan saling bertalian dimana diri seseorang membentuk lintasan suatu perkembangan dari pengalaman-pengalaman di masa lalu menuju ke masa depan. 47 Sementara itu, konstruksi identitas harus dilihat sebagai konstruksi makna dan representasi terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Identitas yang dikonstruksi oleh individu atau 45 Jenkins, Social Identity ,..., 17. 46 Riskianingrum, Studi Dinamika Identitas ,..., 1. 47 Anthony Giddens, Modernity and Self-Identity United Kingdom: Cambridge Polity Press, 1991, 75. 23 kelompok tertentu memiliki dampak positif dan negatif atas mereka yang menggunakannya. 48 Identitas juga terkait dengan persoalan apa yang dimiliki, atau tentang apa yang menjadi kebiasaan dan apa yang membedakan seorang individu dengan individu lain, atau etnik yang satu dengan etnik yang lain. 49 Telah lanjut menurut Jenkins, identitas merupakan pemahaman akan siapa kita, dan siapa orang lain, serta secara resiprokal, pemahaman orang lain akan diri mereka sendiri dan orang lain. Sedangkan, identitas sosial adalah ciri-ciri atau keadaan khusus sekelompok masyarakat. Identitas ini menunjukkan cara-cara di mana individu dan kolektivitas-kolektivitas dibedakan dalam hubungan mereka dengan individu dan kolektivitas lain. 50 Penekanan relasi antara identitas individual dan identitas sosial menjadi semakin jelas ketika memperhatikan pendapat Jenkins bahwa seluruh identitas manusia ditentukan oleh definisi identitas sosial. 51 Hal ini juga yang dijelaskan oleh postmodernis yang melihat identitas dari aspek kesejarahan yang membentuk identitas itu. Dua model identitas menurut Sarup, yaitu: 1 dari sudut tradisional, bahwa keseluruhan dinamika identitas seperti kelas, gender dan ras yang beroperasi secara simultan menghasilkan identitas yang utuh, satu dan tetap; 2 dari sudut terkini, bahwa identitas terkonstruksi dalam proses dan dipetimbangkan dalam aspek psikologi dan sosiologi. 52 Berbeda dengan Sarup, Manuel Castell mengatakan bahwa identitas merupakan sumber makna bagi manusia itu sendiri. Dalam hal ini identitas sebagai sesuatu yang mengacu kepada aktor sosial, dipahami sebagai proses mengkontruksi makna atas dasar suatu atribut 48 Yance Z. Rumahuru, Ritual Ma’atenu sebagai Media Konstruksi Identitas Komunitas Muslim Hatuhaha di Pelauw Maluku Tengah, Program Studi Agama dan Lintas Budaya Sekolah Pascasarjana UGM. Vol.2 No. 1, April 2012, Hal 36-47. 49 Cris Weedon, Identity and Culture: Narative of Difference and Belonging UK: Open University Press, 2004, 65. 50 Jenkins, Social Identity ,..., 18. 51 Jenkins, Social Identity ,..., 4. 52 Madan Sarup, Identity, Culture and The Postmodern World Athens GA: The University of Georgia Press, 1996, 14. 24 dari kebudayaan atau satu kumpulan atribut sosial yang saling berhubungan. Hal ini yang menyebabkan identitas bersifat majemuk atau jamak plurality of identites . Berdasarkan fakta dan dalam perspektif sosiologi, bahwa semua identitas adalah terkonstruksi dan dibentuk. 53 Demikian juga Castell memiliki perbedaan dengan Burke dan Stets yang terletak pada fokus kajiannya. Burke dan Stets memfokuskan kajiannya pada indentitas personal, sedangkan Castells merambatkan kajiannya pada identitas kolektif. Dari situ secara implisit memberikan pemahaman bahwa seorang individu mempengaruhi masyarakat melalui tindakan individual. Misalnya, membuat kelompok, organisasi, jaringan kerja, dan lembaga. Demikian juga sebaliknya masyarakat mempengaruhi seorang individu melalui berbagi bahasa, makna, dan struktur yang telah tersedia, sehingga memampukan seseorang untuk memainkan peran ketika bertemu dengan orang lain, ikut serta dalam interaksi sosial, dan merefleksikan diri orang lain sebagai objek. Hal ini sejalan dengan pemaknaan bahwa identitas sosial itu pada dasarnya adalah pemahaman seseorang bahwa dirinya menjadi bagian dari sebuah kategori sosial atau kelompok. Sebuah kelompok sosial adalah sejumlah individu yang berpegang pada identifikasi sosial yang sama atau memandang diri mereka sebagai anggota dari sebuah kategori sosial. 54 Kategori sosial yang dimaksudkan adalah identitas dari masyarakat diaspora. 53 Manuel Castel, Power of Identity London: Blackwell, 2001, 6. 54 Jan E. Stets Peter J. Burke, Identity Theory and Social Identity Theory New York: Oxford University Press, 2009, 8-9. 25

2.5 Identitas Masyarakat Diaspora

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Determinan Ketidaklengkapan Pemberian Imunisasi kepada Bayi di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah T1 462012015 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Determinan Ketidaklengkapan Pemberian Imunisasi kepada Bayi di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah T1 462012015 BAB II

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Determinan Ketidaklengkapan Pemberian Imunisasi kepada Bayi di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah T1 462012015 BAB IV

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Determinan Ketidaklengkapan Pemberian Imunisasi kepada Bayi di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Determinan Ketidaklengkapan Pemberian Imunisasi kepada Bayi di Negeri Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah

0 0 88

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Oma Panggel Pulang: identitas sosial bagi masyarakat Diaspora di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku Tengah T2 752014021 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Oma Panggel Pulang: identitas sosial bagi masyarakat Diaspora di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku Tengah T2 752014021 BAB IV

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Oma Panggel Pulang: identitas sosial bagi masyarakat Diaspora di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku Tengah T2 752014021 BAB V

0 2 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Oma Panggel Pulang: identitas sosial bagi masyarakat Diaspora di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku Tengah

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Oma Panggel Pulang: identitas sosial bagi masyarakat Diaspora di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku Tengah

0 0 1