Tinjauan Umum Bank Konvensional

commit to user 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Bank Konvensional

1. Definisi Bank Konvensional Definisi Bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian Bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No.10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip Syariah”, yaitu Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara Konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. a. Jenis-Jenis Bank Bank didefinisikan oleh Undang-Undang No.10 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Penggolongan Bank 7 commit to user 9 tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan juga mencakup bentuk badan hukumnya dan target pasarnya. Uraian singkat mengenai jenis-jenis Bank adalah sebagai berikut : 2. Jenis bank menurut kegiatan usaha Sebelum diberlakukannya Undang-Undang No.7 tahun 1992, Bank dapat digolongkan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, seperti Bank Tabungan, Bank Pembangunan, dan Bank Ekspor Impor. Setelah Undang-Undang tersebut berlaku, jenis Bank yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. a Bank Umum Bank Umum didefinisikan oleh Undang-Undang No.10 tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara Konvensional danatau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b Bank Perkreditan Rakyat BPR Bank Perkreditan Rakyat didefinisikan oleh Undang-Undang No. 10 tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara Konvensional danatau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. commit to user 10 3. Jenis Bank Menurut Bentuk Badan Usaha Untuk memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat, suatu lembaga keuangan wajib memenuhi persyaratan mengenai : a Susunan Organisasi b Permodalan c Kepemilikan d Keahlian di bidang perbankan e Kelayakan rencana kerja a Badan Hukum suatu Bank Umum dapat berupa : 1 Perseroan Terbatas 2 Koperasi atau 3 Perusahaan Daerah b Badan hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa : 1 Perusahaan Daerah 2 Koperasi 3 Perseroan Terbatas atau 4 Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah 4. Jenis Bank Menurut Target Pasar Secara umum, jenis Bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga : commit to user 11 a Retail Bank Bank jenis ini mengfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah retail. Penngertian retail disini adalah nasabah- nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. b Corporate Bank Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini biasanya berbentuk suatu korporasi, maka Bank kelompok ini disebut corporate Bank. c Retail-Corporate Bank Disamping kedua jenis Bank diatas, terdapat juga Bank yang tidak memfokuskan pada kedua pilihan jenis nasabah di atas. Bank jenis ini memberikan pelayanannya tidak hanya kepada nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi. a. Usaha Bank Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang kegiatan usaha Bank Umum yang meliputi : 1 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu 2 Memberikan kredit commit to user 12 3 Memberikan surat pengakuan utang 4 Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah : a Surat-surat wesel b Surat pengakuan utang c Kertas Perbendaharaan Negara dan Surat Jaminan Pemerintah d Sertifikat Bank Indonesia e Obligasi f Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun g Surat berharga lain berjangka waktu sampai dengan satu tahun 5 Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. 6 Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk atau sarna lainnya. 7 Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga. 8 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9 Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 10 Melakukan penempatan dana bagi nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. commit to user 13 11 Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat. 12 Menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip Syariah, sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 13 Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 6, Bank Umum dapat pula: 1 Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2 Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 3 Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun dengan ketentuan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. commit to user 14

B. Tinjauan Umum Bank Syariah