Tinjauan Umum Bank Syariah

commit to user 14

B. Tinjauan Umum Bank Syariah

1. Definisi Bank Syariah Bank Islam Definisi Bank Syariah menurut Sudarsono 2004:27, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip Syariah. Menurut Perwaatmadja dan Antonio 2002:1-2, mendefinisikan Bank Syariah yaitu Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam yang tata cara operasinya mengacu pada Al-Qu’ran dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah Bank yang dalam beroperasi itu mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam. Sesuai dengan suruhan dan larangan Islam itu, maka yang dijauhi itu praktik-praktik yang mengandung unsur riba, sedangkan yang diikuti adalah praktik-praktik yang dilakukan di zaman Rasullulah SAW atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya yang tidak dilarang oleh Beliau. 2. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berikut ini adalah perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional, yang secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.1, yaitu sebagai berikut : commit to user 15 Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional No Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional 1 Falsafah Tidak berdasarkan bunga, spekulasi, dan ketidakjelasan Berdasarkan Bunga 2 Operasional -Dana masyarakat berupa titipan dan investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu. -Penyaluran pada usaha yang halal dan menguntungkan. -Dana masyarakat berupa simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo. -Penyaluran dana sector yang menguntungkan aspek halal tidak menjadi pertimbangan utama. 3 Aspek Sosial Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi. Tidak diketahui secara tegas. 4 Organisasi Harus memilki Dewan Pengawas Syariah. Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah. Sumber : Sudarsono, 2004 commit to user 16 3. Pengertian Bunga dan Riba Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan prosentase dari uang yang dipinjamkan. Pendapat lain menyatakan “ interest yaitu sejumlah uang yang dibayar atau dikalkulasi untuk penggunaan modal. Jumlah tersebut misalnya dinyatakan dengan satu tingkat atau prosentase modal yang bersangkut paut dengan itu yang dinamakan suku bunga modal.” Pengertian Riba menurut bahasa berarti Ziyadah yaitu tambahan, tumbuh, tinggi dan naik. Sedangkan menurut Etimologi ilmu fiqih, riba artinya yaitu : Tambahan khusus yang dimiliki salah satu dari dua pihak yang terlibat tanpa ada imbalan tertentu. Abdullah Muslish : Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip Syariah dalam Islam. 4. Macam-Macam Riba Ulama fiqih membagi riba menjadi dua macam, yaitu : riba fadl dan riba an-nasi’ah . Riba fadl adalah riba yang berlaku dalam jual beli yang didefinisikan oleh para ulama fiqih dengan “kelebihan pada salah satu harta sejenis yang diperjualbelikan dengan ukuran syarak ”. Yang dimaksud commit to user 17 dengan ukuran syarak adalah timbangan atau ukuran tertentu. Sedangkan riba an-nasi’ah adalah kelebihan atas piutang yang diberikan orang yang berhutang kepada pemilik modal ketika waktu yang disepakati jatuh tempo. Apabila waktu jatuh tempo sudah tiba, ternyata orang yang berhutang tidak sanggup membayar utang dan kelebihannya, maka waktunya bisa diperpanjang dan jumlah utang bertambah pula. Muhammad, 2000:148 5. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Islam mendorong praktik bagi hasil dan mengharamkan riba. Keduanya sama-sama memberikan keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat nyata. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.2, yaitu sebagai berikut : Tabel 2.2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga Bagi Hasil 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi usaha akan selalu menghasilkan keuntungan. 1. Penentuan besarnya rasio nisbah bagi hasil disepakati pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi. 2. Besarnya presentase didasarkan pada jumlah dana modal yang dipinjamkan. 2. Besarnya rasio bagi hasil didasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. 3. Bunga dapat mengambang variable dan besarnya naik turun sesuai dengan naik turunnya 3. Rasio bagi hasil didasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. commit to user 18 bunga patokan atau kondisi ekonomi. 4. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah usaha yang dijalankan peminjam untung atau rugi. 4. Bagi hasil bergantung pada keuntungan usaha yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama. 5. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun keuntungan naik berlipat ganda. 6. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan keuntungan. 7. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama. 6. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Sumber : Ascarya, 2005 : 6 6. Prinsip-Prinsip Pembiayaan Bank Syariah Sebagaimana Bank pada umumnya, Bank Syariah mempunyai produk-produk keuangan. Salah satu produk Bank Syariah adalah pembiayaan yang dalam terminologi umum disebut kredit. Pembiayaan merupakan penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan. Prinsip penyaluran dana dalam Bank Syariah terbagi menjadi empat prinsip seperti yang dikemukakan oleh Sudarsono 2004 yaitu sebagai berikut : commit to user 19 a. Prinsip jual beli Ba’i Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang. Ada tiga jenis jual beli yang dijadikan dasar dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan Syariah, yaitu ba’i al murabahah, ba’i as-salam, dan ba’i al-istishna. 1 Ba’i al-Murabahah Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. 2 Ba’i as-Salam Kata salama dengan salafa artinya sama. Disebut salam karena pemesan barang menyerahkan uangnya di tempat akad. Disebut salaf karena pemesan barang menyerahkan uangnya terlebih dahulu. Definisi salam ialah akad pesanan barang yang disebutkan sifat-sifatnya, yang dalam majelis itu pemesan barang menyerahkan uang seharga barang pesanan yang barang pesanan tersebut menjadi tanggungan penerima pesanan. Menurut Sayyid Sabiq, as-salam dinamai juga as-salaf pendahuluan. Yaitu penjualan sesuatu dengan kriteria tertentu yang masih berbeda dalam tanggungan dengan pembayaran disegerakan. commit to user 20 3 Ba’i al-Istishna Menurut jumhur ulama fuqaha , ba’i al-istishna merupakan suatu jenis khusus dari ba’i as-salam . Biasanya jenis ini dipergunakan di bidang manufaktur. Dengan demikian, ketentuan istishna mengikuti ketentuan dan aturan akad ba’i as-salam . Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh Bank dalam beberapa kali termin pembayaran. b. Prinsip Sewa Ijarah Ijarah adalah pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan ownershipmilkiyyah atas barang itu sendiri. Dalam konteks perbankan Syariah, ijarah adalah lease contract dimana suatu Bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan equipment kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya fixed charger. c. Prinsip Bagi Hasil Produk pembiayaan Bank Syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil terdiri dari al-musyarakah dan al-mudharabah , yaitu sebagai berikut : 1 Al-Musyarakah Musyarakah adalah kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak commit to user 21 memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Musyarakah ada dua jenis, yaitu musyarakah kepemilikan dan musyarakah akad kontrak. Musyarakah kepemilikan tercipta karena dua warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian. 2 Al-Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. d. Akad Pelengkap Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan commit to user 22 untuk mencari keuntungan, tetapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. 1 Al-Hiwalah Hiwalah adalah memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang muhil menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang muhal alaih. Dalam konsep hukum perdata, hiwalah adalah serupa dengan lembaga pengambilalihan utang schuldoverneming, atau lembaga pelepasan utang atau penjualan utang debt sale, atau lembaga penggantian kreditur atau penggantian debitur. 2 Ar-Rahn Menurut bahasa rahn adalah tetap dan lestari, seperti juga dinamai al-habsu , artinya penahan, seperti dikatakan ni’matun, rahinah, artinya karunia yang tetap dan lestari. Teknisnya rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. 3 Al-Qard Al-Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. 4 Al-Wakalah Wakalah atau wikalah berarti menyerahkan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Dalam bahasa Arab, hal ini dipahami commit to user 23 sebagai at-taqwidh . Tetapi yang dimaksud dalam hal ini wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan. 5 Al-Kafalah Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggug kafil kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan. 7. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan Syariah terdiri dari dua sistem, yaitu : a. Profit Sharing Profit Sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan Syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, dimana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. commit to user 24 Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal investor dan pengelola modal enterpreneur dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan diawal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing- masing. b. Revenue Sharing Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu , revenue yang berarti ; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Di dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya total cost dan laba profit. Laba bersih net profit merupakan laba kotor gross profit dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan. Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa arti revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut. Yang dimaksud dengan revenue bagi Bank adalah jumlah dari penghasilan bunga Bank yang diterima dari penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang commit to user 25 diberikan oleh Bank. Revenue pada perbankan Syariah adalah hasil yang diterima oleh Bank dari penyaluran dana investasi ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana Bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan Bank. Perbankan Syariah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya Revenue Sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Bakhrul Muchtasib commit to user 26

BAB III PEMBAHASAN