Berdasarkan bagan disimpulkan bahwa kecantikan manusia beautiful merupakan bagian dari keindahan beauty bagian alam, dan dijabarkan bahwa
keindahan pada manusia mencakup keindahan bentuk badan, jenis kelamin, usia, bangsa, atau kegiatan tertentu dalam aktivitas fisik atau fikiran.
Karya I Gusti Ngurah Udiantara dalam perkembangan seni rupa kontemporer melukiskan keindahan manusia, khususnya wanita untuk
mengungkapkan tema kecantikan. Menurut Helen Reynolds 2011:20 bahwa dalam setiap budaya dan masa, orang-orang memiliki pandangan berbeda tentang
kecantikan. Pandangan mengenai kecantikan berbeda berdasarkan waktu dan budaya, maka berikut akan dijelaskan mengenai pengertian kecantikan secara
umum dan ketentuan-ketentuan kecantikan menurut budaya Jawa, Islam, dan kecantikan barat.
a. Pengertian Kecantikan
Kecantikan dari asal kata cantik yang menurut KKBI memiliki pengertian 1 Elok; molek tentang wajah, muka perempuan; 2 indah di bentuk dan
buatannya; --molek, sangat rupawan tentang orang perempuan; cantik bagus sekali antara bentuk, rupa, dan lainnya tampak serasi. Pengertian cantik adalah
bentuk wajah perempuan yang elok, molek, dan rupawan atau memiliki bentuk, rupa, serasi, dan indah.
1 Pengertian Kecantikan Menurut Budaya Jawa
Salah satu istilah cantik dalam bahasa Jawa disebut dengan ayu, berasal dari kata rahayu yang artinya keselamatan, kesentosaan, sejahtera. Menurut
Bagoes 2001:156 bahwa konsep-konsep yang berkembang dari rahayu, adalah hinaywan disetujui, disepakati dan pamahayu perlindungan, pertolongan. Hayu
atau rahayu sendiri bukanlah sifat atau keterangan, namun sebagai substantif dalam
arti kebijakan,
keselamatan, kemolekan,
keindahan, keutuhan.
Ditambahkan Permanadeli 2015:333 bahwa kecantikan Jawa hanya muncul ketika ada keterhubungan antara laki-laki dan keseimbangan semesta. Pengertian
cantik yang dibagi menjadi bentuk fisik yaitu disetujuidisepakati mengenai kemolekan, keindahan, keutuhan. Juga kecantikan non fisik yaitu suatu
pengharapan mengenai keselamatan, sentosa, sejahtera, kebijakan, serta hubungan wanita dengan laki-laki dan alam semesta.
Kecantikan wanita juga dapat dipelajari berdasarkan tokoh-tokoh wayang yang merupakan salah satu pertunjukan bagi masyarakat Jawa. Masing-masing
tokoh wayang memiliki sifat, peran, dan karakternya sendiri yang dapat diambil sebagai pembelajaran hidup. Menurut Achmad 2015:13 tokoh-tokoh wayang
wanita sangat berperan sebagai refleksi bagi setiap wanita terutama wanita Jawa dalam mencari jati diri atau membangun kepribadiannya, dalam bukunya diambil
beberapa tokoh antara lain 1. SuprabaSumbadra, sosok wanita yang memiliki banyak solusi. Seorang
istri bukan sekedar objek yang asal mengikuti jalan hidup dan pola pikir suami tanpa mengetahui tujuannya, namun juga sebagai wanita penentu
kebijakan. Menurut Wiryamartana 1990:310 bahwa Sumbadra diceritakan seperti suatu bayangan bergerak, wajahnya tetap sangat
muda, penampilan lemah lembut dan penuh perasaan, dia membuat