PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KOMUNIKASI WORD OF MOUTH, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA PADA RUMAH SAKIT URIP SUMOHARJO BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KOMUNIKASI WORD OF MOUTH, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA PADA

RUMAH SAKIT URIP SUMOHARJO BANDAR LAMPUNG

Oleh Astri Novitarini

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara empirik pengaruh dari variabel kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung. Tipe penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif.Populasi dari penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampling dengan menggunakan Purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan sampel sebanyak 96 responden. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa dengan tingkat signifikansi 0,000 dimana f hitung lebih besar dari f tabel (30,021>3,094). Hasil pengujian hipotesis dengan uji t menunjukkan t hitung dari masing-masing variabel lebih besar daripada t tabel sehingga memenuhi asumsi Ho ditolak. Variabel kualitas layanan (3,028>1,986), komunikasi word of mouth (2,224>1,986), dan harga (2,973>1,986). Sehingga dapat disimpulkan secara parsial kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga berpengaruh terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung. Variabel yang paling dominan berpengaruh adalah variabel harga dengan pengaruh yang dihasilkan sebesar 0,308.

Kata Kunci : kualitas layanan, komunikasi word of mouth, harga, keputusan menggunakan jasa.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY, COMMUNICATION WORD OF MOUTH, AND PRICE TOWARD DECISION USE SERVICE ON

URIP SUMOHARJO HOSPITAL BANDAR LAMPUNG

By

Astri Novitarini

This research is aimed to study empirically the influence of service quality variable, communication word of mouth, and price to decision use service on Urip Sumoharjo Hospital Bandar Lampung. This type of research used is explanatory research with quantitative approach. Population of this research is patient who take overnight treatment at Urip Sumoharjo Hospital Bandar Lampung. The technical sampling was used Purposive sampling. The data collecting used a questioners with 96 respondents. Analysis tool that is used was multiple linear regression analysis.

Result of this research shows that simultaneous service quality variable, communication word of mouth, and price have significant influence to decision of consumer use service with 0,000 significant rate which is f count bigger than f table (30,021>3,094). Result of hypothesis test with t test shows t count from each variable bigger than t table so fulfilling Ho rejected assumption. Service quality variable (3,028>1,986), communication word of mouth (2,224>1,986), and price (2,973>1,986). So can be concluded partially, service quality, communication word of mouth, and price have an influence to decision use service on Urip Sumoharjo Hospital Bandar Lampung. The most influence dominant variable is price variable with yielded influence equal to 0,308.

Keywords: service quality, communication word of mouth, price, decision use service


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang cukup pesat dalam bidang usaha. Tidak terkecuali bidang usaha jasa layanan kesehatan. Perkembangan teknologi saat ini sedikit banyak telah menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Permintaan konsumen akan pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan yang meningkat, mengakibatkan peningkatan kemunculan bisnis yang berorientasi pada jasa layanan kesehatan, termasuk diantaranya rumah sakit. Rumah sakit merupakan satu jenis bisnis yang dapat dikatakan unik. Bisnis jasa layanan kesehatan ini selain memiliki tujuan yang semi komersial, atau berkaitan dengan unsur pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat, juga memiliki prospek bisnis yang menjulang.

Kedudukan rumah sakit dalam sistem kesehatan sangat strategis, bergantung pada sistem ekonomi serta kemauan politik pemerintahan suatu negara. Suatu rumah sakit yang berlaku sebagai sistem akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik hukum dan perundangan, politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Dengan demikian rumah sakit dapat menjadi unit pelaksana pemerintah dalam memberikan pelayanan publik ataupun sebagai institusi pelayanan swasta.


(4)

Pada tahun 1998, jumlah rumah sakit pemerintah 589, sedangkan rumah sakit swasta 491 atau selisihnya 98. Namun, pada tahun 2008, jumlah rumah sakit swasta meningkat menjadi 653 dan sedangkan rumah sakit pemerintah meningkat menjadi 667. Dengan demikian, selisihnya menjadi kecil, yaitu 14 rumah sakit. Ini berarti pertumbuhan rumah sakit swasta lebih besar, atau setara dengan 2,91% per tahun, sedangkan rumah sakit pemerintah hanya 1,25% per tahun (Kompas, 4 Juni 2009). Keberadaan rumah sakit di kota Bandar Lampung sendiri, semakin berkembang sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat. Awalnya yang hanya terdapat rumah sakit pemerintah dan beberapa puskesmas, kini terdapat beberapa rumah sakit swasta yang mendukung kinerja pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan. Setidaknya, kini telah terdapat 6 (enam) rumah sakit swasta/ABRI di Bandar Lampung selain Rumah Sakit Abdoel Moeloek milik pemerintah, diantaranya: Rumah Sakit DKT, Rumah Sakit Advent, Rumah Sakit Bumi Waras, Rumah Sakit Imanuel, Rumah Sakit Urip Sumoharjo, dan Rumah Sakit Graha Husada.

Rumah Sakit Urip Sumoharjo merupakan salah satu rumah sakit swasta di Bandar Lampung yang mulai beroperasi sejak tahun 2001. Kehadiran rumah sakit ini memberi angin segar bagi masyarakat dalam pemilihan alternatif rumah sakit yang menjadi tujuan pemenuhan kebutuhan kesehatan mereka. Sebagai sebuah badan usaha, Rumah Sakit Urip Sumoharjo juga merasakan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat dengan rumah sakit lainnya. Persaingan yang terjadi bukan hanya dari teknologi peralatan kesehatan, namun juga persaingan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas demi memenuhi kepuasan konsumen yang dapat meningkatkan jumlah pasien.


(5)

Persentase jumlah pasien rawat inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo dibandingkan dengan rumah sakit swasta lainnya di Bandar Lampung:

Tabel 1. Persentase Jumlah Pasien Rumah Sakit Swasta di Bandar Lampung

Sumber: Dinas Kesehatan, 2007

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persaingan antar rumah sakit swasta tersebut cukup kompetitif. Bahkan, selisih persentase RS Advent dengan RS Urip Sumoharjo cukup jauh, yaitu sebesar 43,58%. Adapun jumlah pasien Rumah Sakit Urip Sumoharjo perbulan pada tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 2. Jumlah Pasien Rumah Sakit Urip Sumoharjo Tahun 2008

Bulan

Growth /

Rawat Jalan Rawat Inap Total tingkat

pertumbuhan

Januari 716 552 1.268 0

Februari 710 517 1.227 -0,0323

Maret 1.056 513 1.569 0,2787

April 883 526 1.409 -0,1019

Mei 1.008 571 1.579 0,1206

Juni 1.237 618 1.855 0,1747

Juli 1.289 605 1.894 0,0210

Agustus 1.317 635 1.952 0,0306

September 1.380 625 2.005 0,0271

Oktober 1.174 522 1.696 -0,1541

November 1.349 748 2.097 0,2364

Desember 1.467 803 2.270 0,0824

Total 13.586 7.235 20.821

Mean 1132,16 602,91 1735,08

Sumber : Rumah Sakit Urip Sumoharjo, 2009

Rumah Sakit Swasta di Bandar Lampung

Persentase Jumlah Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Swasta di Bandar Lampung

RS Advent 64,01%

RS Bumi Waras 8,45%

RS Graha Husada 0,52%

RS Imanuel 6,59%

RS Urip Sumoharjo 20,43%


(6)

Tabel 1 di atas memperlihatkan jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit Urip Sumoharjo setiap bulannya pada tahun 2008. Dalam setahun, rata-rata jumlah pasien atau konsumen Rumah Sakit Urip Sumoharjo sebesar 1735,08 , dengan tingkat pertumbuhan terbesar pada bulan Maret yaitu 0,2787. Selanjutnya, setelah mengalami penurunan dan kenaikan, tingkat pertumbuhan sempat mengalami penurunan hingga -0,1541. Dapat dilihat dari Tabel tersebut bahwa jumlah pasien RS Urip Sumoharjo perbulannya mengalami pasang surut.

Bagi suatu usaha jasa layanan seperti rumah sakit, jumlah pasien merupakan suatu hal yang menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh, salah satunya adalah pasien rawat inap. Pasien rawat inap merupakan pasien yang memberikan sumbangan dana terbesar bagi rumah sakit, hal ini dikarenakan biaya yang dikenakan untuk rawat inap di sebuah rumah sakit jauh lebih tinggi daripada biaya untuk rawat jalan. Stabilitas jumlah pasien merupakan suatu hal yang harus dijaga bagi sebuah rumah sakit karena berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas yang diperoleh. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan peningkatan dalam mengembangkan mutu rumah sakit, sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai dan dapat memicu terjadinya pembelian ulang, dan dapat menguasai pasar.

Namun pada kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan, pasar terkadang menentukan lain, akan ada banyak faktor yang menentukan. Untuk mengembangkan strategi pemasaran, suatu perusahaan bidang produk maupun jasa perlu mengetahui pentingnya perilaku konsumen. Sangat sedikit keputusan tentang strategi yang tidak mempertimbangkan perilaku konsumen, baik itu strategi segmentasi, produk, promosi, harga, maupun distribusi. Pada umumnya


(7)

pasien atau konsumen pada proses keputusan pembelian terhadap suatu rumah sakit telah dapat diketahui motifnya yaitu berdasarkan kebutuhan individu dimana kondisi fisik yang sedang sakit yang dirasakan konsumen. Motif keputusan pembelian pasien tersebut muncul berdasarkan situasi dan kondisi yang mereka alami. Namun, terlepas dari hal tersebut, terdapat pula motif pembelian yang juga mendasari konsumen untuk menggunakan jasa di rumah sakit yang dipilihnya.

Pada dasarnya, konsumen dalam proses keputusan pembeliannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor budaya, faktor sosial, faktor psikologis, dan faktor pribadi. Banyak dari faktor ini tidak terlalu dipengaruhi oleh pemasar. Namun, faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbesar terhadap suatu produk atau jasa. Faktor-faktor lain dapat dipengaruhi oleh pemasar dan dapat mengisyaratkan pada pemasar mengenai bagaimana mengembangkan bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi dan promosi (Setiadi, 2003: 15).

Umumnya bauran pemasaran mencakup 4 P (product, price, place, promotion). Namun untuk bauran pemasaran jasa, keempat hal tersebut ditambah dengan tiga hal komponen yaitu people/participants, process, dan physical evidence atau bukti fisik. Walaupun sebenarnya ketiga hal tersebut masih tercakup ke dalam marketing mix yang umum. Jasa itu sendiri yang merupakan suatu penawaran dan proses tercakup ke dalam produk itu sendiri. Unsur lain dari produk, yaitu kesan dan reputasi termasuk ke dalam unsur produk. People atau participants terdapat pada semua komponen bauran pemasaran. Pada pemasaran jasa konsumen selalu terlibat langsung selama proses penyampaian jasa tersebut (Karen P. Goncalves, 1999: 23).


(8)

Dari berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian dan bauran pemasaran, penulis membatasi variabel yang diambil. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga. Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung dalam persaingannya untuk menarik konsumen juga melakukan pemasaran dan promosi melalui iklan media massa, billboard, dan lainnya. Intensitas promosi yang dilakukannya juga terbatas, namun Rumah Sakit Urip Sumoharjo yang termasuk rumah sakit swasta baru, mendapat posisi yang cukup baik di mata masyarakat. Hal ini mengindikasikan adanya komunikasi word of mouth yang berkembang dalam masyarakat mengenai Rumah Sakit Urip Sumoharjo.

Pelayanan kesehatan termasuk kategori jasa. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak (Kotler, 2005). Karena karakteristik jasa yang tidak berwujud inilah, penilaian konsumen tentang jasa layanan kesehatan yang akan diterimanya, dilihat melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, dan juga melalui komunikasi word of mouth yang bersumber dari orang-orang yang cenderung mereka percaya dan dapat menimbulkan harapan dan persepsi konsumen tentang pelayanan yang akan diterimanya.

Di dalam konsep model kualitas yang dikemukakan oleh Parasuraman, Zeithmal dan Berry yang dikenal dengan servqual model menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pasien terhadap jasa pelayanan, yaitu: pengalaman dari teman (word of mouth), kebutuhan atau keinginan (personal


(9)

need), pengalaman masa lalu saat menerima jasa pelayanan (past experience), dan komunikasi melalui iklan atau pemasaran (external communications to customer).

Terdapat beberapa sumber informasi yang dapat membantu pembuatan keputusan konsumen, Henry Assael mengungkapkannya sebagai berikut:

“To make purchasing decisions, consumers acquire and process information from advertising, from their experience with products, from friends and neighbors, and from other sources”.

Dalam membuat keputusan pembelian, konsumen dapat memperoleh informasi dari iklan, dari pengalaman terhadap suatu produk, dari teman dan tetangga, serta dari sumber informasi yang lain. Sumber informasi yang berasal dari komunikasi dari mulut ke mulut atau word of mouth cenderung dipilih para calon konsumen dalam proses keputusan pembelian. Terlebih lagi untuk konsumsi dibidang jasa, khususnya jasa layanan kesehatan. Mereka akan bertanya-tanya akan jasa yang akan digunakan. Sehingga para calon konsumen memiliki banyak pertimbangan untuk memilih jasa yang terbaik.

Selain kualitas pelayanan dan komunikasi word of mouth, adanya harga juga memiliki peran besar dalam proses keputusan pembelian konsumen. Terlebih lagi pada situasi sekarang dimana masyarakat semakin kritis dalam menghadapi harga untuk disesuaikan dengan kebutuhannya. Konsumen akan mempertimbangkan harga terlebih dulu terutama bila sulit mendeteksi kualitas dari suatu produk atau jasa. Bahkan mereka cenderung berasumsi bahwa harga yang tinggi mencerminkan kualitas dari produk atau jasa tersebut. Namun, kenyataan kadangkala tidak sama dengan asumsi konsumen. Kesan justru lebih ditonjolkan


(10)

daripada keberadaan harga itu sendiri, terlebih lagi pada produk jasa (Anita, 2008).

Melalui berbagai penjelasan tersebut, mendasari penulis untuk menggunakan dan membatasi tiga variabel dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian menjadi lebih spesifik, yakni kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga. Penelitian ini perlu untuk dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal yang menarik minat konsumen dan memberikan kepuasan bagi konsumen sehingga memahami secara tepat latar belakang permasalahan yang mendorong konsumen atau pasien dalam keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Kualitas Layanan, Komunikasi Word of mouth, dan Harga

Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Seberapa besar kualitas layanan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung?

2. Seberapa besar komunikasi word of mouth mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung?


(11)

3. Seberapa besar harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung?

4. Seberapa besar kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga secara bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

1. Mengetahui seberapa besar kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.

2. Mengetahui seberapa besar komunikasi word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.

3. Mengetahui seberapa besar harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.

4. Mengetahui seberapa besar kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.


(12)

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi yang jelas mengenai kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga yang diaplikasikan melalui teori pemasaran dalam dunia bisnis khususnya bidang jasa bagi penulis, bagi perusahaan, dan juga bagi penelitian lebih lanjut.


(13)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas layanan, komunikasi Word of mouth, dan harga terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas layanan (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Rata-rata responden menjawab setuju pada variabel kualitas layanan. Hal ini menunjukkan kualitas layanan pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo sudah baik. Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan yang jika dijalankan dengan baik maka akan dapat menarik minat konsumen dalam proses keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.

2. Komunikasi word of mouth (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Rata-rata responden menjawab setuju pada variabel


(14)

komunikasi word of mouth. Hal ini menunjukkan komunikasi word of mouth pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo sudah baik dan positif sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Komunikasi Word of mouth tercipta oleh kepuasan konsumen saat menggunakan jasa pada suatu bisnis jasa layanan. Sehingga, untuk dapat menjadi daya tarik bagi konsumen dalam proses keputusan pembelian konsumen menggunakan jasa, hendaknya perusahaan memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan pelanggan.

3. Harga (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Rata-rata responden menjawab setuju pada variabel harga. Hal ini menunjukkan harga pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo baik. Harga sering dijadikan faktor kualitas oleh konsumen, dan sering digunakan sebagai kriteria dalam menentukan nilainya. Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli.

4. Kualitas layanan (X1), komunikasi word of mouth (X2), dan harga (X3) Rumah Sakit Urip Sumoharjo secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.


(15)

B. Saran

Beberapa saran dan pertimbangan dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya mengambil satu subjek penelitian yaitu hanya pada pasien rawat inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo, tidak pada keseluruhan pasien, seperti misalnya pasien yang berobat jalan. Penelitian untuk seluruh pasien akan ditemui variasi jawaban responden yang berbeda sesuai dengan pengalaman berdasarkan jenis perawatan yang berbeda-beda sehingga kemungkinan akan terbentuk pola perilaku keputusan menggunakan jasa yang berbeda. Sebaiknya dalam penelitian berikutnya, perlu diperluas subjek penelitiannya, seperti meneliti dengan subjek seluruh pasien yang sedang menjalani perawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan. Atau dengan meneliti keputusan pembelian dengan objek penelitian keseluruhan dari ketujuh variabel bauran pemasaran jasa .

2. Pada penelitian ini, pengaruh paling besar ditunjukkan oleh variabel harga yang ditunjukkan dengan besarnya nilai beta (0,308). Dominasi pengaruh variabel harga terhadap keputusan menggunakan jasa menunjukkan bahwa harga masih menjadi pertimbangan awal selain variabel lainnya. Tingkat harga yang ditetapkan Rumah Sakit Urip Sumoharjo menjadi prioritas konsumen dalam proses keputusannya menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Sebaiknya penetapan harga pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo dapat lebih disesuaikan lagi dengan kemampuan konsumen untuk membayar. Konsistensi tingkat harga yang cukup terjangkau bagi konsumen juga diperhatikan. Hal tersebut hendaknya dapat dilakukan


(16)

sehingga konsumen dapat merasakan kesesuaian antara harga dengan manfaat yang diperoleh mereka.

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung, oleh karena itu bagi Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung sebaiknya terus meningkatkan fokus dan inovasi pada ketiga variabel tersebut yaitu kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga, dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek lainnya seperti SDM dari Rumah Sakit Urip Sumohajo itu sendiri, komunikasi pemasaran yang baik, dan lainnya. Karena semakin baik strategi pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian.

Kelemahan penelitian:

1. Terdapat kelemahan dalam penelitian ini, misalnya seperti pernyataan dari indikator sub variabel kehandalan, mengenai ketepatan hasil pemeriksaan yang dilakukan paramedis. Responden sesungguhnya tidak benar-benar mengetahui maksud dari kata-kata paramedis tersebut. Pernyataan tersebut juga bersifat luas dan dapat mengarah tidak hanya pada suatu hasil pemeriksaan paramedis atau dokter. Namun juga dapat berarti hasil pemeriksaan dari tes laboratorium, atau hasil tes check up. Luasnya maksud pernyataan ini, seharusnya dapat dipersempit dengan pernyataan yang langsung pada intinya, yaitu ketepatan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya agar dapat lebih


(17)

teliti dalam membedakan kata untuk suatu pernyataan, sehingga tidak terdapat kekeliruan inti kalimat yang dihadapi responden.

2. Maksud dari pengertian tenaga medis dan paramedis yang belum dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan keterangan yang didapat dari Rumah Sakit Urip Sumoharjo, maksud dari tenaga medis adalah dokter. Sedangkan paramedis termasuk di dalamnya adalah perawat, bidan, apoteker, ahli gizi, analis kesehatan, ahli radiologi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar dapat membedakan kedua hal ini sehingga tidak ada lagi maksud yang sama dari dua kata yang berbeda.


(1)

10

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi yang jelas mengenai kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga yang diaplikasikan melalui teori pemasaran dalam dunia bisnis khususnya bidang jasa bagi penulis, bagi perusahaan, dan juga bagi penelitian lebih lanjut.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas layanan, komunikasi Word of mouth, dan harga terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas layanan (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Rata-rata responden menjawab setuju pada variabel kualitas layanan. Hal ini menunjukkan kualitas layanan pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo sudah baik. Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan yang jika dijalankan dengan baik maka akan dapat menarik minat konsumen dalam proses keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.

2. Komunikasi word of mouth (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Rata-rata responden menjawab setuju pada variabel


(3)

129

komunikasi word of mouth. Hal ini menunjukkan komunikasi word of mouth pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo sudah baik dan positif sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Komunikasi Word of mouth

tercipta oleh kepuasan konsumen saat menggunakan jasa pada suatu bisnis jasa layanan. Sehingga, untuk dapat menjadi daya tarik bagi konsumen dalam proses keputusan pembelian konsumen menggunakan jasa, hendaknya perusahaan memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan pelanggan.

3. Harga (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Rata-rata responden menjawab setuju pada variabel harga. Hal ini menunjukkan harga pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo baik. Harga sering dijadikan faktor kualitas oleh konsumen, dan sering digunakan sebagai kriteria dalam menentukan nilainya. Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli.

4. Kualitas layanan (X1), komunikasi word of mouth (X2), dan harga (X3) Rumah Sakit Urip Sumoharjo secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung.


(4)

B. Saran

Beberapa saran dan pertimbangan dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya mengambil satu subjek penelitian yaitu hanya pada pasien rawat inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo, tidak pada keseluruhan pasien, seperti misalnya pasien yang berobat jalan. Penelitian untuk seluruh pasien akan ditemui variasi jawaban responden yang berbeda sesuai dengan pengalaman berdasarkan jenis perawatan yang berbeda-beda sehingga kemungkinan akan terbentuk pola perilaku keputusan menggunakan jasa yang berbeda. Sebaiknya dalam penelitian berikutnya, perlu diperluas subjek penelitiannya, seperti meneliti dengan subjek seluruh pasien yang sedang menjalani perawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan. Atau dengan meneliti keputusan pembelian dengan objek penelitian keseluruhan dari ketujuh variabel bauran pemasaran jasa .

2. Pada penelitian ini, pengaruh paling besar ditunjukkan oleh variabel harga yang ditunjukkan dengan besarnya nilai beta (0,308). Dominasi pengaruh variabel harga terhadap keputusan menggunakan jasa menunjukkan bahwa harga masih menjadi pertimbangan awal selain variabel lainnya. Tingkat harga yang ditetapkan Rumah Sakit Urip Sumoharjo menjadi prioritas konsumen dalam proses keputusannya menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo. Sebaiknya penetapan harga pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo dapat lebih disesuaikan lagi dengan kemampuan konsumen untuk membayar. Konsistensi tingkat harga yang cukup terjangkau bagi konsumen juga diperhatikan. Hal tersebut hendaknya dapat dilakukan


(5)

131

sehingga konsumen dapat merasakan kesesuaian antara harga dengan manfaat yang diperoleh mereka.

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kualitas layanan, komunikasi

word of mouth, dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung, oleh karena itu bagi Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung sebaiknya terus meningkatkan fokus dan inovasi pada ketiga variabel tersebut yaitu kualitas layanan, komunikasi word of mouth, dan harga, dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek lainnya seperti SDM dari Rumah Sakit Urip Sumohajo itu sendiri, komunikasi pemasaran yang baik, dan lainnya. Karena semakin baik strategi pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian.

Kelemahan penelitian:

1. Terdapat kelemahan dalam penelitian ini, misalnya seperti pernyataan dari indikator sub variabel kehandalan, mengenai ketepatan hasil pemeriksaan yang dilakukan paramedis. Responden sesungguhnya tidak benar-benar mengetahui maksud dari kata-kata paramedis tersebut. Pernyataan tersebut juga bersifat luas dan dapat mengarah tidak hanya pada suatu hasil pemeriksaan paramedis atau dokter. Namun juga dapat berarti hasil pemeriksaan dari tes laboratorium, atau hasil tes check up. Luasnya maksud pernyataan ini, seharusnya dapat dipersempit dengan pernyataan yang langsung pada intinya, yaitu ketepatan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya agar dapat lebih


(6)

teliti dalam membedakan kata untuk suatu pernyataan, sehingga tidak terdapat kekeliruan inti kalimat yang dihadapi responden.

2. Maksud dari pengertian tenaga medis dan paramedis yang belum dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan keterangan yang didapat dari Rumah Sakit Urip Sumoharjo, maksud dari tenaga medis adalah dokter. Sedangkan paramedis termasuk di dalamnya adalah perawat, bidan, apoteker, ahli gizi, analis kesehatan, ahli radiologi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar dapat membedakan kedua hal ini sehingga tidak ada lagi maksud yang sama dari dua kata yang berbeda.