Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar atau pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan. Kurikulum merupakan instrument strategis untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurikulum juga memiliki kohorensi yang amat dekat dengan upaya pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan. Oleh karena itu perubahan dan pembaharuan kurikulum harus mengikuti perkembangan, menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menghadapi tantangan yang akan dating serta menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang seiring dengan globalisasi, sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Pengaruh globalisasi ini dapat berdampak positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai belahan dunia dapat saling bertukar informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi di lain pihak, hal ini menimbulkan digital-devide yaitu perbedaan mencolok antara yang mampu dan yang tidak mampu dalam akses penggunaan ICT Information and Communications Technology. Persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi antar bangsa, sehingga menuntun adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam xviii pengembangan sumber daya manusia. Bagi pemerintah hal ini menjadi tantangan dalam meningkatkan mutu sistem pendidikan. Sedangkan bagi guru merupakan tantangan untuk dapat mengintegrasikan teknologi komputer dalam sistem pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat lebih berkualitas, bermakna, dan menyenangkan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, salah satu lembaga yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan mendirikan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan SMK, tujuan pendidikan menengah kejuruan secara umum mengacu pada isi Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional UU SPN mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang terntentu. Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang diharapkan menjadi penyedia tenanga menengah dalam dunia kerja dituntut untuk benar-benar profesional dalam menyiapkan kompetensi lulusannya. Selama ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi siswa, diantaranya penggunaann metode dan media pembelajaran yang masih kurang bervariasi. Penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan sarana untuk mengefektifkan proses penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Siswa diharapkan menjadi lebih mudah memahami materi yang xix disampaikan, sehingga upaya pengembangan media pembelajaran perlu diperhatikan. Pembelajaran di SMK cenderung dilakukan dengan metode pembelajaran seperti demostrasi, ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang memiliki berbagai kelemahan. Menurut Syaiful Sagala 2009:212 dalam metode pembelajaran demostrasi memiliki berbagai kelemahan diantaranya derajat visibilitasnya kurang yaitu peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemostrasikan. Dalam metode diskusi pada umumnya peserta didik kurang mampu melaksanakan diskusi dengan baik,, karena terjebak dengan tanya jawab dan debat sehingga makna diskusi sebagai suatu teknik untuk memahami pelajaran tidak terpenuhi dengan baik Dalam metode ceramah terdapat berbagai kelemahan yang ada diantaranya mudah terjadi verbalisme pengertian kata- kata karena proses pembelajaran dimulai dengan penjelasan materi pelajaran oleh guru berkaitan dengan konsep, contoh soal, dan latihan soal yang dikerjakan oleh siswa. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya setelah penyajian materi oleh guru atau sebelum guru melanjutkan penjelasan materi berikutnya. Dominasi guru dalam pembelajaran model ceramah dimana guru bertindak sebagai penyampai informasi tunggal dengan siswa sebagai pendengarnya, mengakibatkan siswa menjadi pasif itu bisa dilihat dari hanya beberapa siswa yang memperhatikan guru dan apa yang di jelaskan oleh guru sedangkan yang lain sibuk sendiri misalnya sembunyi- xx sembunyi mainan hp, ngobrol dan coret-coret kertas dan bahkan siswa ada yang tertidur dan hanya menunggu apa yang akan diberikan oleh guru. Faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi siswa adalah lingkungan siswa itu sendiri. Siswa pada umumnya masih banyak yang lebih menyukai hiburan daripada harus belajar. Mereka biasanya lebih suka melihat hiburan di televisi, internet, game online, game komputer, play station, dan sebagainya yang bersifat menghibur daripada harus belajar alat ukur jangka sorong yang membutuhkan ketekunan, ketelitian, dan keseriusan. Melihat kenyataan tersebut maka perlu dicarikan solusi berupa perbaikan-perbaikan yang tepat sehingga siswa dapat mempelajari alat ukur jangka sorong dengan lebih mudah, yaitu dengan membuat media pembelajaran alat ukur jangka sorong yang isinya sesuai dengan kurikulum sekolah, dikemas dengan bentuk yang lebih menarik sehingga siswa lebih mudah memahaminya dan diharapkan siswa dapat belajar mandiri di rumah. Penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer pada materi alat ukur jangka sorong sangat terasa penting karena materi pembelajaran yang diselenggarakan adalah suatu proses atau tahapan yang memerlukan adanya visualisasi sehingga diharapkan mampu mengurangi hambatan- hambatan yang sering dialami guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar dikelas dan pembelajaran mandiri. Jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran dikenal dengan istilah computer assisted instruction CAI. CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama dalam xxi pembelajaran Azhar Aryad, 2011: 94. Oleh karena itu pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran dapat digunakan oleh guru di dalam kelas maupun oleh siswa di luar jam pelajaran. Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahawa media pembelajaran yang berbasis komputer memiliki keunggulan jika kita dapat memanfaatkannya dengan optimal, agar metode pembelajaran berbasis komputer dapat berlangsung deperlukan media pembelajaran yang baik dan berkualitas. Media yang akan dikembangkan di sini adalah media pembelajaran pada pokok bahasan alat ukur jangka sorong untuk siswa SMK kelas X. media pembelajaran ini harus dapat memberikan visualisasi yang jelas tentang alat ukur jangka sorong sehingga diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan menjadi sumber belajar alternatif dalam pembelajaran yang efektif dan efisien. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran alat ukur “Jangka Sorong” sebagai sumber belajar untuk siswa SMK kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan ADDIE. Metode ADDIE adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. xxii Penelitian pengembangan media ini menggunakan program Macromedia Flash, dan beberapa program penunjang seperti CorelDraw dan Adobe Phtoshop. Keunggulan dari Macromedia Flash yakni dapat menampilkan animasi dan penggunaanya lebih mudah, sehingga diharapkan melalui program ini dapat dibuat tampilan-tampilan yang lebih menarik, yang dapat membuat siswa senang dan tertarik untuk belajar.

B. Identifikasi Masalah