besar berada pada kategori baik, sedangkan sisanya pada kategori sangat baik yaitu mencapai 20 sedangkan pada kategori cukup mencapai 10 .
Hasil tes pada siklus II ini rata–rata kelas mencapai 76. Sehingga pembelajaran mengapresiasi dongeng dengan metode PAKEM pada siklus II ini
sudah mencapai batas ketuntasan. Karena batas ketuntasan dalam mengapresiasi dongeng sebanyak 70.
4.1.3.2 Hasil Data Non Tes Siklus II
Pemerolehan data non tes pada proses pembelajaran mengapresiasi dongeng dengan metode PAKEM siklus II sebagai berikut :
4.1.3.3 Hasil Observasi
Pada pelaksanaan tindakan siklus II sudah banyak mengalami peningkatan dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus I. Siswa memiliki kecenderungan
untuk memperoleh nilai lebih baik pada siklus II, juga adanya motivasi serta antusias yang baik dari siswa saat pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung. Hal
ini terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan perubahan perilaku belajar siswa yaitu siswa dapat mengapresiasikan dongeng yang lebih baik. Siswa
berusaha mendengarkan lebih seksama sehingga lebih mudah untuk memahami isi dongeng yang dibelajarkan.
Pada waktu guru mendongeng ekspresi wajah siswa seolah terbengong mendengarkan guru mendongeng. Pertanyaan lisan sudah bisa mengarah pada
pemahaman isi dongeng yang dibelajarkan. Sehingga dapat menyebutkan tokoh
tokoh dongeng dan perwatakannya. Selain itu siswa juga dapat memerankan tokoh dongeng secara berkelompok.
4.1.3.4 Hasil Wawancara
Dalam tindakan siklus II ini wawancara juga dilakukan terhadap 10 siswa untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran mengapresiasi
dongeng dengan metode PAKEM. 10 siswa tersebut terdiri dari 2 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik, 7 siswa yang mendapatkan nilai
dengan kategori baik, sedagkan 1 siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori cukup.
Hasil wawancara setelah kegiatan pembelajaran siklus II dapat diketahui bahwa siswa sangat terlatih dengan metode mengajar yang diterapkan
oleh guru. Penerapan metode PAKEM menjadikan siswa lebih mudah dalam memahami dongeng.
Namun banyak hal yang menyebabkan siswa tertarik dengan pembelajaran siklus II. Dalam kegiatan belajar mengajar peran siswa lebih
banyak. Guru tidak serta merta meninggalkan siswa dalam memahami teks dongeng, tetapi sedikit demi sedikit siswa diajak untuk menikmati dan memahami
teks dongeng yang dibelajarkan. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak tampak diliputi ketegangan
dalam belajar. Sekali waktu siswa diajak bercanda dan belajar di luar kelas di lokasi sekolah. Sehingga siswa lebih mudah dan bebas untuk mengutarakan isi
hatinya serta dapat memerankan tokoh – tokoh yang ada dalam dongeng sesuai perwatakannya.
4.1.3.5 Hasil Jurnal