Deskripsi Teori LANDASAN TEORI

5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani a. Definisi Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, positif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa Depdiknas, 2007:1. Menurut Engkos Kosasih 1994 Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani 1 Tujuan Pendidikan Jasmani : Kurikulum SMP 2006 Depdiknas, 2006:2 menyebutkan bahwa, Pendidikan Jasmani bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. b Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. c Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani. 6 d Mengembangkan sikap sportif, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokrasi melalui aktivitas jasmani. e Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagi permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik aktivitas air dan pendidikan luar kelas outdoor education. f Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. g Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. h Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. i Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. 2 Fungsi Pendidikan Jasmani a Aspek Organik 1 Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan. 2 Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan otot atau kelompok otot. 3 Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama. 4 Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama. 5 Meningkatkan fleksibelitas, yaitu: tentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera. b Aspek Neuromuskuler 1 Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot. 2 Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderapmencongklang, bergulir, dan menarik. 3 Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti: mengayun, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok. 4 Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti: memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli. 7 5 Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti: ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan. 6 Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti: sepakbola, softball, bolavoli, bolabasket, baseball, atletik, tennis, beladiri, dan lain sebagainya. 7 Mengembangkan ketrampilan rekreasi, seperti, menjelajah, mendaki, berkemah, berenang dan lainnya. c Aspek Perseptual 1 Mengembangkan kemampuan menerima dan membekadan isyarat. 2 Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di : depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya. 3 Engembangkan koordinasi gerak visual, yaitu: kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, atau kaki. 4 Mengembangkan keseimbangan tubuh statis, dinamis, yaitu: kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis. 5 Mengembangkan dominasi dominancy, yaitu: konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanankiri dalam melempar atau menendang. 6 Mengembangkan lateralitas laterality, yaitu: kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri. 7 Mengembangkan image tubuh body image, yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang. d Aspek Kognitif 1 Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan. 2 Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika. 3 Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi. 4 Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani. 5 Menghargai kinerja tubuh: penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya. 6 Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem- problem perkembangan melalui gerakan. 8 e Aspek Sosial 1 Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada. 2 Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok. 3 Belajar berkomunikasi dengan orang lain. 4 Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok. 5 Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat. 6 Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat. 7 Mengembankan sifat-sifat kepribadian yang positif. 8 Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif. 9 Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik. f Aspek Imosional 1 Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani. 2 Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton. 3 Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat. 4 Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas. 5 Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan. c. Materi Pendidikan Jasmani Pada kurikulum Pendidikan Jasmani sekolah menengah pertama Depdiknas 2006: 1 materi mata pelajaran Pendidikan Jasmani SMP kelas VIII meliputi: 1 Pengalaman mempraktekkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji dirisenam, aktivitas ritmik, akuatik aktivitas air dan pendidikan luar kelas outdoor. 2 Pemahaman dan penerapan konsep yang benar tentang aktivitas tersebut agar dapat melakukan secara aman. 3 Pemahaman dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas tersebut agar terbentuk sikap dan perilaku sportif dan positif, emosi stabil dan hidup sehat. d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisioanal, permainan eksplorasi gerak, keterampilan locomotor non locomotor, dan manipulative, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, 9 bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic, serta aktivitas lainnya Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. 6. Pendidikan luar kelas meliputi: piknikkaryawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memlilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waaktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk kedalam suatu aspek Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. 2. Pengertian Persepsi Istilah persepsi sering dinamakan dengan pandangan atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat interprestasi pandangantanggapan seseorang. Dalam persepsi subyek menerima dan menganalisis informasi tentang hal-hal yang terdapat didalam dan disekitar obyek. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Persepsi diinterpretasikan sebagai tanggapan atau penerima langsung dari sesusatu, atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya Depdikbud,1995: 759. Persepsi selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada saat terjadi persepsi. Tingkah laku selalu didasarkan pada makna sebagai hasil persepsi terhadap kehidupan pelakunya. Apa yang dilakukan dan mengapa 10 seseorang melakukan beberapa hal, selalu didasarkan pada batasan-batasan menurut pendapatnya sendiri dan dipengaruhi oleh latar belakang budayanya yang khusus. Budaya yang berbeda, melatih orang secara berbeda pula dalam menangkap suatu persepsi, karena kebudayaan cara khusus yang membentuk pikiran dan pandangan manusia. Di dalam persepsi, subyek menerima dan menganalisa informasi tentang hal-hal yang terdapat didalam dan disekitar subyek. Menurut Mar’at 1991:22 dalam buku yang berjudul “sikap manusia, perubahan, serta pengukuran ” menjelaskan bahwa: “Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya. Manusia mengamati suatu obyek psikologik dengan kacamatanya sendiri yang diwarnai oleh nilai dari kepribadiannya. Sedangkan obyek psikologik itu dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan arti terhadap obyek psikologik tersebut. Komponen kognitif akan menimbulkan ide dan selanjutnya akan timbul suatu konsep dari apa yang d ilihat”. Sedangkan menurut Slameto 1980:104, persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi dalam otak manusia melalui indera. Jadi persepsi adalah berkenaan dengan perlakuan seseorang terhadap informasi tentang suatu obyek yang masuk pada dirinya diterimanya melalui pengamatan dengan menggunakan indera-inderanya yang dimilikinya. Proses perlakuan tersebut bertalian dengan pemberian arti, gambaran atau penginterpretasikan terhadap obyek tersebut. Effendi 1985: 112 menyatakan bahwa persepsi merupakan proses penamaan, penafsiran, dan pemberian arti dari kesimpulan yang diterima melalui alat indera. 11 Menurut Bimo Walgito 1997:53, menyatakan bahwa persepsi merupakan proses perangsangan dari luar melalui alat pengindraan diteruskan kepusat otak kemudian menafsirkan apa yang dilihat dan didengar, sehingga individu menyadaridan mengerti tentang apa yang diindera. Persepsi tidak hanya sekedar proses pengindraan, tetapi terdapat pula proses pengorganisasian dan penelitian yang bersifat psikologis. Irwanto, dkk. 1989: 96 menjabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu sebagai berikut: a. Perhatian yang selektif, artinya rangsang stimulus harus ditanggapi tetapi individu cukup memusatkan perhatian pada rangsang tertentu saja. b. Ciri-ciri rangsang, artinya intensitas rangsang yang paling kuat, rangsang yang bergerak atau dinamis lebih menarik perhatian untuk diamati. c. Nilai-nilai kebutuhan, artinya antara individu yang satu dengan yang lainnya tidak sama, tergantung pada nilai hidup kebutuhannya. d. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunia sekitarnya. Persepsi meliputi kognisi, sehingga persepsi mencakup penafsiran obyek dan sudut pengalaman yang bersangkutan. Hal ini seperti diungkapkan pula oleh Rchman natawidjaja 1978: 18, bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu obyek tidak sama, sebab hal tersebut tergantung pada kemampuan, pengalaman dan hal-hal lain dari setiap individu. Perbedaan kemampuan seseorang untuk memberikan persepsi pada sesuatu dikemukakan oleh Kres sebagaimana dikutip Tidja 1990: 41, yang menyatakan bahwa,”persepsi merupakan gambaran dunia luar yang obyektif, 12 tetapi sifat obyektif itu tidak absolut”. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan pengalaman orang tersebut. Ketetapan persepsi seseorang terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi hal-hal sebagai berikut: keadaan pribadi orang tersebut, ciri obyek dan keadaan obyek yang akan dipersepsikan. Teori-teori di atas dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses aktif, dimana masing-masing individu menganggap, mengorganisasikan dan juga berupaya menginterpretasikan yang diamatinya secara selektif. Oleh karena itu, persepsi merupakan dinamika yang terjadi dalam diri seseorang pada saat dia menerima stimulus dari lingkungan yang melibatkan indera, emosional, serta aspek kepribadian lainnya. Dalam proses persepsi tersebut, individu akan mengadakan penyeleksian apakah stimulus itu berguna atau tidak baginya, serta berimplementasi pada penentuan apa yang terbaik untuk dikerjakannya. Di dalam kajian ini, persepsi siswa terhadap peembelajaran bola voli, tidak hanya dilihat sebagai proses penerimaan stimulus dari luar dirinya, tetapi juga sikap batin yang mengarahkan siswa untuk mampu melihat hakikat yang terdalam dari usaha pembelajaran yang dilakukannya. Persepsi positif siswa terhadap pembelajaran Bola Voli akan menentukan kesanggupan merekan untuk terlihat dan berpartisipasi aktif terhadap proses pembelajaran secara signifikan. Persepsi anak terhadap sebuah kegiatan, baik permainan atau pekerjaan akan berusaha keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang tidak mau belajar. Ketika anak mulai berfikir tentang pekerjaan mereka menentukan apa yang harus dilakukan bila mereka dewasa. Dengan melihat faktor-faktor di atas, persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan untuk mengikuti kegiatan 13 pembelajaran bolavoli dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor tersebut, diantaranya: a. Tertarik Tertarik menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti merasa senang, terpikat hatinya atau menaruh minat, karena perasaan senang akan diperkuat oleh sikap yang positif W.J.S. Poerwadarminto, 1996: 1021. Lebih lanjut menurut winkel tertarik atau rasa senang adalah sikap yang positif terhadap belajar atau kegiatan yang pasti berperan besar dalam menghubungkan hal itu, walaupun sukar untuk menunjukkan fungsi dari sikap itu secara pasti, ketertarikan anak yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi rasa senang dan keinginan. b. Perhatian Perhatian menurut Dakir 1993:144 adalah keaktivan peningkatan kesadaran seluruh fungsi yang diarahkan dalam pemusatan-pemusatan kepada barang, sesuatu yang ada dalam individu maupun yang ada di luar individu. Kemudiian menurut Sumadi Suryabrata 2010:14 menyatakan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pperhatian merupakan aktivitas jiwa atau psikis yang tertuju pada suatu objek baik yang ada dalam diri individu maupun dari luar individu. Jadi perhatian dalam penelitian ini merupakan aktivitas psikis yang tertuju atau diarahkan terhadap kegiatan ekstrakulikuler bolavoli. 14 c. Aktivitas Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:17. Selanjutnya menurut Sumadi Suryabrata 2010:72, mengemukakan bahwa aktivitas banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Dalam penelitian ini aktivitas yang hendak diteliti adalah mengenai kegiatan belajar siswa khususnya kegiatan pembelajaran bolavoli yang dilakukan oleh siswa baik secara teoritik maupun secara praktik. 3. Pengertian Bolavoli Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak- anak sampai dewasa, baik wanita maupun pria. Ada 2 prinsip dalam bermain bola voli yang perlu untuk dianut agar tujuan permainan tercapai yaitu: prinsip tehnis dan prinsip psikologis. Prinsip tehnis adalah memvolley bola di udara hilir mudik diatas net mempergunakan bagian tubuh pinggang atas dengan pantulan yang bersih dan setiap pemain berusaha secepatnya menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemengan bermain. Prinsip spikis adalah bahwa bermain bola voli harus berpegang teguh pada kerjasama dan senang dalam melaksanakannya Suharno HP, 1984: 1-4 Permainan bola voli adalah suatu olahraga beregu dimainkan oleh 2 regu dalam tiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Sedangkan tujuannya adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur baik melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai mati didaerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri PBVSI, 1995: 3 15 Bolavoli ialah memainkan bola dengan mem-voli dan menjatuhkan bola di dalam lapangan permainan lawan, dengan menyeberangkan bola lewat jaring dan mempertahankan bola agar tidak jatuh di dalam lapangan permainannya sendiri. Sukintaka, 2001:34. Menurut Imam Soejoedi 1979:17 menyatakan bahwa permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga untuk memantulkan bola di udara hilir mudik di atas jaring atau net, dengan maksud menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan dalam bermain. Menurut Bonnie Robison 1997:12 bahwa permainan bolavoli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 9 m dan panjangnya 18 m dab lebar garis serang 3 m, ditengah-tengahnya di pasang jaring atau jala yang lebarnya 1 m, khusus untuk anak laki-laki tinggi net 2,43 m, untuk anak perempuan kurang lebih 2,24 m. Dari beberapa definisi tentang permainan bolavoli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 9 m dan panjangnya 18 m dengan cara mem-voli bola diudara dan melewatkan bola diatas jaring atau net dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Dalam permainan bolavoli ada beberapa cara atau teknik untuk dapat memainkan permainan bolavoli aantara lain sebagai berikut: a. Servis Menurut Nuril Ahmadi 2007: 200 “Servis adalah pukulan bola yang di lakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan”. 16 b. Passing bawah Menurut Nuril Ahmadi 2007: 23 memainkan bola dengan sisi lengan bawah merupakan tehnik nermain yang cukup penting c. Passing atas Menurut Nuril Ahmadi 2007: 25 cara melakukan tehnik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hamper saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45 derajat. Bola disudutkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan. Sikap pergelangan tangan dan jari- jari tidak berubah. d. Smash Smash adalah memukul bola ke lapangan lawan, sehingga bola bergerak melewati atas net dan mengakibatkan pihak lawan sulit mengembalikannya Muhajir, 2003: 26. e. Block Block atau bendungan merupakan teknik bertahan yang dilakukan di atas net. Keberhasilan melakukan block dapat ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan lengan pada bola yang sedang dipukul lawan Muhajir, 2003: 27. Permainan bolavoli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu pada setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Dalam permainan bolavoli terdapat perbedaan versi untuk keadaan yang spesifik serta 17 mendapatkan kepandaian yang beraneka ragam pada pertandingan bolavoli kepada siapa saja. Tujuan pertandingan bolavoli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai di daerah lawan dan mencegah dengan upaya agar bila yang sama dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri. Regu dapat memainkan tiga kali pantulan untuk mengembalikan bola kecuali dalam perkenaan block. Bola dinyatakan dalam permainan dengan satu seri, pukulan boleh oleh server melewati atas net ke daerah lawan. Permainan bolavoli di udara reli berlangsung secara teratur sampai bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau salah satu regu mengembalikan bola secara sempurna. Dalam permainan bolavoli, siapa saja yang memenangkan reli mendapat angka rally point scoring. Apa bila regu penerima servis memenangkan reli, ia mendapat angka dan berhak untuk melakukan servis, dan setiap permainan melakukan pergeseran satu posisi menurut arah jarum jam. 4. Pembelajaran Bolavoli di SMP N 2 Kalasan Peneliti melakukan observasi tentang Persepsi siswa kelas VIII A di SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bolavoli. Dibuktikan bahwa masih ada siswa yang belum bisa melakukan teknik dasar passing atas dalam pembelajaran bola voli. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan dalam melakukan teknik dasar pembelajaran bola voli. Pembelajaran bolavoli dimasukkan dalam mata pelajaran Penjaskes Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang mengalokasi waktu 1x40 menit setiap pertemuan, dilakukan 3 kali pertemuan dalam satu minggu. Pembelajaran 18 dilakukan langsung di lapangan bolavoli yang terletak di halaman sekolah. Model pembelajaran yaitu siswa di bariskan menjadi tiga bersap lalu diberi penjelasan tentang servis bawah kemudian siswa disuruh melakukan servis bawah.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan