terjadi akibat diskrepansi ukuran gigi.
14
Jika ketidaksesuaian tersebut tidak terdeteksi secara dini maka bisa menyebabkan maloklusi. Oleh karena itu, pengukuran dan
analisis lebar mesio-distal gigi perlu diperhatikan sebelum suatu perawatan dimulai agar penempatan gigi tepat di dalam lengkungnya.
15
Bolton 1958 mengembangkan sebuah analisis yang dikenal sebagai analisis Bolton untuk menentukan diskrepansi ukuran gigi. Analisis Bolton menggunakan
rasio lebar mesio-distal gigi dari gigi geligi di maksila dan mandibula.
16
2.4.1.1 Rasio Keseluruhan
Lebar mesio-distal dua belas gigi di maksila diukur pada gigi 16-26 dan di mandibula diukur dari gigi 36-46 Gambar 1. Jumlah keseluruhan lebar mesio-distal
dari gigi molar pertama kiri ke molar pertama kanan mandibula dibandingkan dengan jumlah keseluruhan lebar mesio-distal dari gigi molar pertama kiri ke molar pertama
kanan maksila. Angka yang dihasilkan merupakan persentase hubungan lebar mesio- distal gigi mandibula dengan gigi maksila yang disebut dengan rasio keseluruhan.
15
Rumusnya :
15
Menurut Bolton, jumlah lebar mesio-distal dua belas gigi mandibula dibandingkan dengan jumlah lebar mesio-distal dua belas gigi maksila akan diperoleh
rasio keseluruhan sebesar 91,3 dengan SD ± 1,91.
15
Jumlah m-d 12 gigi RB X 100 = 91,3
Jumlah m-d 12 gigi RA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Pengukuran lebar mesio-distal dua belas gigi pada 16-26 dan 36-46 untuk memperoleh rasio
keseluruhan.
16
Apabila dalam perhitungan diperoleh rasio keseluruhan lebih besar dari 91,3
maka kelebihan lebar materi gigi terletak pada mandibula. Jumlah kelebihan lebar materi gigi pada mandibula dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
15
Jumlah m-d 12 gigi RB - Jumlah m-d 12 gigi RA X 100
91,3
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya bila diperoleh rasio keseluruhan lebih kecil dari 91,3, maka kelebihan lebar materi gigi terletak pada maksila. Jumlah kelebihan lebar materi gigi
maksila dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
15
2.4.1.2 Rasio Anterior
Lebar mesio-distal enam gigi maksila diukur dari gigi 13-23 dan enam gigi mandibula diukur dari gigi 33-43 Gambar 2. Jumlah keseluruhan lebar mesio-distal
dari gigi kaninus kiri hingga kaninus kanan mandibula dibandingkan dengan jumlah keseluruhan lebar mesio-distal dari gigi kaninus kiri hingga kaninus kanan maksila.
Angka yang diperoleh merupakan persentase hubungan lebar mesio-distal gigi anterior mandibula dengan maksila yang disebut dengan rasio anterior.
15
Rumusnya :
15
Menurut Bolton, jumlah lebar mesio-distal enam gigi anterior mandibula dibandingkan dengan enam gigi anterior maksila akan diperoleh rasio anterior sebesar
77,2 dengan SD ± 1,65.
15
Jumlah m-d 6 gigi anterior RB X 100 = 77,2
Jumlah m-d 6 gigi anterior RA Jumlah m-d 12 gigi RA -
Jumlah m-d 12 gigi RB X 100 91,3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Pengukuran lebar mesio-distal gigi pada 13-23 dan 33-43 untuk
memperoleh rasio anterior.
16
Jika dari perhitungan diperoleh rasio anterior lebih besar dari 77,2 maka kelebihan lebar materi gigi terletak pada mandibula. Kelebihan lebar materi gigi
tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
15
Jumlah m-d 6 gigi RB - Jumlah m-d 6 gigi RA X 100
77,2
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya bila diperoleh rasio anterior lebih kecil dari 77,2, maka kelebihan lebar materi gigi anterior terletak pada maksila. Kelebihan lebar materi gigi
tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
15
2.4.2 Analisis Dimensi Lengkung