Formulasikrim menggunakan ekstrak Etanol Danetil Asetat Dari Daunceremai (Phyllanthus Acidus(L.) Skeels) Sebagai pelembab Alami
Lampiran1.Tabel pengumpulan data pelayanan resep
No WaktuPenyiap anObat (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
Keterangan Etiket :
Nilai 1 : Mencantumkan aturan pakai
Nilai 2 : Mencantumkan aturan pakai, dan nama pasien
Nilai 3 :Mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan cara pakai/peringatan lain Nilai 4 : Mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakai/peringatan lain & tanggal
Nilai 5 : Mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakai/peringatan lain, tanggal & nomor urut resep Keterangan informasi obat :
Nilai 1 : Diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 1 pertanyaan dengan benar Nilai 2 : Diberikan apabila pasien dapat menjawab 2 pertanyaan dengan benar Nilai 3 : Diberikan apabila pasien mampu menjawab 3 pertanyaan dengan benar
(2)
Lampiran 2.Tabel pengumpulan data pelayanan resep obat jadi
No
WaktuPenyi apanObat
(detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
1 70,1 15 √ √ √ √ √
2 48,6 20 √ √ √ √
3 120,7 25 √ √ √ √
4 59,8 23 √ √ √ √
5 50,3 24 √ √ √ √ √
6 90,7 18 √ √ √ √ √
7 120,3 22 √ √ √ √
8 150,5 24 √ √ √ √
9 101,3 23 √ √ √ √
10 60,6 11 √ √ √ √
11 120,8 16 √ √ √ √
12 110,3 18 √ √ √ √
13 40,8 13 √ √ √ √
(3)
Lampiran2.(Lanjutan)
No
WaktuPenyi apanObat
(detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
15 150,2 25 √ √ √ √ √
16 80,5 10 √ √ √ √ √
17 120,2 9 √ √ √ √
18 100,3 12 √ √ √ √ √
19 180,2 17 √ √ √ √ √
20 150,8 23 √ √ √ √ √
21 56,7 18 √ √ √ √ √
22 60,2 8 √ √ √ √
23 48,6 11 √ √ √ √
24 59,8 15 √ √ √ √ √
25 50,3 14 √ √ √ √ √
26 120,7 22 √ √ √ √ √
27 60,8 16 √ √ √ √
(4)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPenyi apanObat
(detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
29 130,3 10 √ √ √ √ √
30 100,1 8 √ √ √ √ √
31 60,4 13 √ √ √ √
32 60,9 16 √ √ √ √
33 80,1 15 √ √ √ √ √
34 90,7 11 √ √ √ √
35 150,2 10 √ √ √ √
36 80,5 9 √ √ √ √
37 60,6 17 √ √ √ √
38 60,8 14 √ √ √ √
39 60,1 12 √ √ √ √
40 44,0 10 √ √ √ √
(5)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPenyi apanObat
(detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
42 80,4 21 √ √ √ √
43 90,4 19 √ √ √ √
44 100,1 15 √ √ √ √ √
45 60,7 10 √ √ √ √
46 21,7 18 √ √ √ √ √
47 30,4 16 √ √ √ √
48 21,4 13 √ √ √ √
49 70,2 10 √ √ √ √ √
50 90,8 9 √ √ √ √ √
51 60,8 11 √ √ √ √
52 60,2 15 √ √ √ √ √
53 45,3 8 √ √ √ √
(6)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPenyi apanObat
(detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
55 49,2 7 √ √ √ √
56 60,4 13 √ √ √ √
57 50,2 8 √ √ √ √
58 120,7 15 √ √ √ √
59 100,2 13 √ √ √ √
60 59,3 10 √ √ √ √
61 38,4 16 √ √ √ √
62 48,8 14 √ √ √ √
63 160,8 15 √ √ √ √
64 70,9 11 √ √ √ √
65 52,42 10 √ √ √ √
66 90,8 15 √ √ √ √
(7)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPenyi apanObat
(detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
68 130,3 14 √ √ √ √
69 160,9 21 √ √ √ √
70 110,2 18 √ √ √ √
71 90,3 17 √ √ √ √ √
72 38,4 5 √ √ √ √
73 320,4 25 √ √ √ √
74 46,2 10 √ √ √ √
75 110,2 18 √ √ √ √ √
76 70,6 10 √ √ √ √
77 24,4 5 √ √ √ √
78 250,2 25 √ √ √ √ √
79 100,5 20 √ √ √ √ √
(8)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPenyi apanObat
(detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
81 110,2 15 √ √ √ √
82 80,4 18 √ √ √ √
83 150,8 20 √ √ √ √ √
84 100,3 19 √ √ √ √
85 100,5 17 √ √ √ √
86 140,5 23 √ √ √ √
87 110,4 22 √ √ √ √
88 100,1 18 √ √ √ √ √
89 80,5 15 √ √ √ √
90 130,1 16 √ √ √ √
91 140,1 23 √ √ √ √
92 60,0 13 √ √ √ √ √
(9)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat Pengganti an Item
Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
94 116,2 22 √ √ √ √ √
95 90,8 19 √ √ √ √ √
96 120,1 21 √ √ √ √
97 220,5 23 √ √ √ √ √
98 60,4 22 √ √ √ √
99 220,8 18 √ √ √ √
100 70,5 15 √ √ √ √
101 100,9 14 √ √ √ √
102 90,1 10 √ √ √ √
103 150,1 11 √ √ √ √
104 60,4 14 √ √ √ √
105 100,1 21 √ √ √ √
(10)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
107 110,6 13 √ √ √ √
108 90,8 10 √ √ √ √
109 90,5 11 √ √ √ √
110 150,2 20 √ √ √ √
111 160,5 16 √ √ √ √
112 44,9 15 √ √ √ √
113 43,8 18 √ √ √ √
114 70,8 20 √ √ √ √
115 70,9 12 √ √ √ √
116 80,1 13 √ √ √ √
117 110,4 17 √ √ √ √ √
118 110,6 19 √ √ √ √
(11)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
120 110,8 10 √ √ √ √
121 180,2 15 √ √ √ √
122 50,1 13 √ √ √ √
123 55,8 11 √ √ √ √
124 100,4 12 √ √ √ √
125 59,5 9 √ √ √ √ √
126 38,9 16 √ √ √ √
127 60,5 13 √ √ √ √
128 130,3 16 √ √ √ √
129 120,1 12 √ √ √ √
130 90,8 15 √ √ √ √
131 120,2 11 √ √ √ √
(12)
Lampiran 2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
133 41,4 18 √ √ √ √
134 100,7 10 √ √ √ √
135 49,1 13 √ √ √ √
136 90,2 16 √ √ √ √
137 59,1 11 √ √ √ √
138 120,4 10 √ √ √ √
139 90,5 20 √ √ √ √
140 170,6 24 √ √ √ √
141 110,7 16 √ √ √ √
142 170,6 18 √ √ √ √
143 160,1 22 √ √ √ √ √
144 57,6 19 √ √ √ √
(13)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
146 59,4 15 √ √ √ √
147 120,7 15 √ √ √ √
148 180,5 17 √ √ √ √
149 175,2 13 √ √ √ √
150 150,8 19 √ √ √ √
151 70,7 22 √ √ √ √
152 90,2 20 √ √ √ √
153 110,7 22 √ √ √ √ √
154 35,4 20 √ √ √ √
155 60,6 24 √ √ √ √ √
156 80,1 16 √ √ √ √ √
157 60,3 12 √ √ √ √
(14)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
159 130,7 20 √ √ √ √ √
160 60,2 15 √ √ √ √ √
161 57,4 10 √ √ √ √
162 44,6 9 √ √ √ √
163 150,5 27 √ √ √ √
164 130,7 25 √ √ √ √
165 112,2 18 √ √ √ √
166 130,1 22 √ √ √ √
167 90,7 14 √ √ √ √ √
168 60,1 10 √ √ √ √
169 54,3 9 √ √ √ √
170 90,7 16 √ √ √ √
(15)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
172 120,3 16 √ √ √ √
173 240,8 20 √ √ √ √
174 260,2 15 √ √ √ √
175 120,1 13 √ √ √ √
176 60,2 22 √ √ √ √
177 48,3 26 √ √ √ √
178 59,4 24 √ √ √ √
179 180,2 20 √ √ √ √
180 120,1 18 √ √ √ √
181 133,1 14 √ √ √ √
182 125,0 15 √ √ √ √
183 121,1 13 √ √ √ √
(16)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
185 125,4 20 √ √ √ √
186 120,9 18 √ √ √ √
187 124,8 15 √ √ √ √
188 90,7 10 √ √ √ √
189 130,2 20 √ √ √ √
190 153,2 25 √ √ √ √
191 142,3 23 √ √ √ √
192 133,2 20 √ √ √ √
193 127,6 22 √ √ √ √
194 120,1 23 √ √ √ √
195 63,5 21 √ √ √ √
196 89,1 18 √ √ √ √
(17)
Lampiran2. (Lanjutan)
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
198 144,5 20 √ √ √ √
199 135,5 25 √ √ √ √
200 145,7 23 √ √ √ √
201 184,2 18 √ √ √ √
202 120,9 15 √ √ √ √
203 160,3 16 √ √ √ √
204 153,2 11 √ √ √ √
205 100,1 14 √ √ √ √
206 205,7 17 √ √ √ √
207 80,4 22 √ √ √ √
208 140,3 27 √ √ √ √
209 120,6 25 √ √ √ √
(18)
Lampiran3.Tabel pengumpulan data pelayanan resep obat racikan
No
WaktuPen yiapanOba t (detik)
WaktuPeny erahanObat
(detik)
JumlahObat Jumlah Item Obat
Penggantian Item Obat
Etiket Hasil IO Lengkap TidakLe
ngkap Lengkap
TidakLe
ngkap 1 2 3 4 5 1 2 3
211 260,2 15 √ √ √ √
212 240,8 13 √ √ √ √
213 320,4 16 √ √ √ √
214 250,2 17 √ √ √ √
215 250,7 23 √ √ √ √
216 230,5 20 √ √ √ √
217 226,7 18 √ √ √ √
218 220,8 21 √ √ √ √
219 310,2 19 √ √ √ √
220 260,1 24 √ √ √ √
221 300,9 23 √ √ √ √
(19)
Lampiran 4. Kuesioner
KUESIONER
PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS STABAT KECAMATAN STABAT
Kuesioner ini adalah kuesioner untuk penulisan skripsi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU), oleh karena itu saya sebagai peneliti akan sangat berterima kasih jika bapak/ibu/saudara/saudari bersedia mengisi dan menjawab setiap pertanyaan dengan sukarela.
Beri tanda ( √ ) pada pilihan yang sesuai I. Karakteristik Responden
1. Umur
Usia 0-17 tahun Usia 18-49 tahun Usia 50 tahun ke atas 2. Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan 3. Pendidikan
Tidak tamat SD SMA
SD Perguruan Tinggi/Akademi
SMP
4. Tingkat penghasilan kepala keluarga/bulan
<Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00-Rp 5.000.000,00 >Rp 5.000.000,00
5. Pekerjaan
Mahasiswa/Mahasiswi Pegawai swasta Wiraswasta Ibu rumah tangga
(20)
Pegawai negeri sipil Lain-lain (Pensiun) 6. Sudah berapa kali anda datang ke puskesmas ini:
Baru pertama kali Lebih dari 5 kali 2-5 kali
7. Resep atau obat yang anda tebus/beli untuk:
Diri sendiri Orang lain Anak/keluarga
Pilih jawaban yang anda rasa tepat dengan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai.
II.Persepsi Pasien A.KEHANDALAN
A1. Kecepatan pelayanan obat
Baik Kurang baik Sangat buruk
Cukup baik Tidak baik A2. Obat tersedia dengan lengkap
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
A3. Petugas melayani dengan ramah dan tersenyum
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
A4. Petugas selalu siap membantu
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
(21)
B. KETANGGAPAN
B1. Petugas cepat tanggap terhadap keluhan konsumen
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
B2. Petugas mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi konsumen
Baik Kurang baik Sangat buruk
Cukup baik Tidak baik
B3. Terjadinya komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
B4. Konsumen mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang resep/obat yang ditebus
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
C. KEYAKINAN
C1. Petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
C2. Obat yang diperoleh terjamin kualitasnya
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
C3. Obat yang diberikan sesuai dengan yang diminta
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
D. EMPATI
D1. Petugas memberikan perhatian terhadap keluhan konsumen
(22)
Cukup baik Tidak baik
D2. Petugas memberikan pelayanan kepada semua konsumen tanpa memandang status sosial
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
D3. Konsumen merasa nyaman selama menunggu obat
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
E. BUKTI LANGSUNG
E1. Apotik terlihat bersih dan rapi
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
E2. Kenyamanan ruang tunggu
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
E3. Penataan eksterior dan interior ruangan
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
E4. Petugas apotik berpakaian bersih dan rapi
Baik Kurang baik Sangat buruk Cukup baik Tidak baik
III. Saran dan tanggapan anda
Komentar dan saran anda atas pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh apotik ... ... ... ... ...
(23)
lampiran 5. Data Kuesioner Responden Total Nilai
1 42
2 50
3 54
4 62
5 64
6 65
7 65
8 65
9 60
10 60
11 42
12 50
13 54
14 62
15 64
16 65
17 65
18 65
19 60
20 60
21 68
22 67
23 70
24 88
25 85
26 82
27 85
28 83
29 86
30 86
31 84
32 80
33 84
34 81
35 88
36 86
37 90
38 32
39 50
40 48
41 45
42 45
43 60
44 60
45 60
46 48
47 42
48 60
49 60
50 45
51 50
52 50
53 60
54 60
55 42
56 55
57 50
58 50
59 55
60 60
61 60
62 60
63 55
64 50
65 60
66 60
67 60
68 54
69 55
70 42
71 45
72 42
73 45
74 55
75 50
76 55
(24)
Lampiran 5. (lanjutan) Responden Total Nilai
78 60
79 54
80 42
81 45
82 30
83 30
84 30
85 59
86 55
87 60
89 35
90 55
91 48
92 32
93 45
94 57
95 53
96 54
97 60
98 60
99 60
100 54
101 55
102 42
103 45
104 42
105 45
106 55
107 50
108 55
109 60
110 60
111 54
112 55
113 50
114 55
115 60
116 60
117 60
118 60
119 60
120 60
121 55
122 58
123 45
124 55
125 60
126 60
127 50
128 48
129 45
130 45
131 60
132 60
133 60
134 48
135 42
136 60
137 60
138 45
139 50
140 50
141 60
142 60
143 42
144 55
145 50
146 50
147 55
148 60
149 68
150 68
151 55
152 50
153 60
154 60
(25)
Lampiran 5. (lanjutan) Responden Total Nilai
156 55
157 54
158 42
159 45
160 60
161 60
162 60
163 59
164 55
165 60
166 35
167 55
168 48
169 32
170 45
171 57
172 53
173 54
174 60
175 60
176 60
177 54
178 55
179 42
180 45
181 42
182 45
183 55
184 50
185 55
186 60
187 60
188 54
189 55
190 50
191 55
192 55
193 45
194 38
195 40
196 45
197 55
198 60
199 60
200 60
201 54
202 42
203 45
204 30
205 30
206 30
207 59
208 55
209 60
210 35
211 55
212 48
213 35
214 45
215 57
216 53
217 54
218 60
219 60
220 60
221 54
222 55
Total nilai rata-rata tingkat kepuasan pasien = 12152
(26)
Lampiran 6.
Data Kualitas Pelayanan Resep Resep Total Nilai
1 13
2 14
3 13
4 12
5 12
6 13
7 14
8 14
9 14
10 14
11 12
12 14
13 14
14 14
15 12
16 13
17 13
18 13
19 13
20 13
21 13
22 14
23 13
24 13
25 13
26 13
27 14
28 13
29 14
30 14
31 15
32 15
33 14
34 15
35 15
36 15
37 14
38 15
39 15
40 15
41 15
42 14
43 14
44 13
45 14
46 13
47 14
48 15
49 14
50 14
51 15
52 13
53 14
54 14
55 14
56 14
57 14
58 14
59 14
60 14
61 14
62 14
63 14
64 14
65 14
66 15
67 15
68 14
69 14
70 14
71 13
72 14
73 14
74 14
75 13
76 14
77 13
78 14
79 14
80 13
81 14
82 14
83 13
84 14
85 14
86 14
87 13
(27)
90 14
91 14
92 13
93 12
94 13
95 13
96 14
97 13
98 14
99 14
100 14
101 14
102 13
103 14
104 14
105 14
106 14
107 14
108 14
109 14
110 14
111 14
112 14
113 14
114 14
115 14
116 14
117 13
118 14
119 13
120 15
121 15
122 15
123 15
124 15
125 14
126 15
127 15
128 15
129 15
130 15
131 15
132 15
133 14
134 14
135 15
136 15
137 15
138 14
139 14
140 14
141 12
142 14
143 14
144 14
145 15
146 14
147 14
148 14
149 15
150 14
151 14
152 14
153 13
154 13
(28)
Lampiran 6. (lanjutan) Resep Total Nilai
156 12
157 14
158 14
159 13
160 13
161 14
162 14
163 14
164 14
165 14
166 14
167 13
168 14
169 14
170 14
171 14
172 14
173 14
174 14
175 14
176 14
177 14
178 14
179 14
180 15
181 15
182 14
183 14
184 14
185 14
186 14
187 14
188 14
189 14
190 13
191 14
192 14
193 14
194 14
195 14
196 14
197 14
198 15
199 15
200 15
201 15
202 15
203 15
204 15
205 15
206 15
207 15
208 14
209 14
210 14
211 15
212 15
213 15
214 15
215 15
216 15
217 15
218 15
219 15
220 15
221 15
222 15
Rata-rata nilai kualitas pelayanan resep resep = 3105
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (2007). Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 51-54, 144, 151. Azwar. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binrupa Aksara.
Halaman 35.
Bustami, M.S. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga. Halaman 5 – 6.
Departemen Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI.Nomor:128/MENKES/SK II/2004.kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
(35)
Ditjen Binfar dan Alkes. (2008). Modul TOT Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jederal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Halaman 65-67.
Fadli, M. (2015). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Program Jamkesmas Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di Beberapa Rumah Sakit di Kota Medan. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Halaman 25-26.
Hayaza, T. (2013). Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Kamar Obat di Puskesmas Surabaya Utara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Volume 2 No.2. Halaman 10.
Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 44.
Kothler. (2003). Manajemen Pemasaran Internasional. New Jersey: Prentice Hall. Halaman 45.
Menkes RI (2009). Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Halaman 1-3.
Menkes RI (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Halaman 2-5, 23-34.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 124.
Sari. N. (2008). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pemberian Informasi Obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. http//v2.eprints.ums. ac.id/archive/etd/15398/5/13. Diakses tanggal: 8 Oktober 2015.
Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ketiga. Jakarta: Sagung Seto. Halaman 93-95.
Sevilla, C. G. (2007). Research Methods. Quezon City: Rex Printing. Halaman 42. Singarimbun. (2008). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Halaman 139. Sirait, Y. (2015). Pelayanan Resep Di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai.
Skripsi. Medan: Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Universitas Sumatera Utara.
Subekti. (2009). Analisis Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kepuasaan Pasien Balai pengobatan Umum Puskesmas di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009. Skripsi. Semarang: Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Halaman 105.
(36)
Supranto. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Unutk Menaikkan Pangsa Pasar. Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 234.
Surahman dan Husen. (2011). Konsep Dasar Pelayanan Kefarmasian Berbasis Pharmaceutical Care. Bandung: Widya Padjajaran. Halaman 5.
Tanan. (2013). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Bara Permai Kota Palopo. Jurnal AKK vol 2 No 3. Makassar: Halaman 15.
Umar. (1996). Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. Jakarta: Business Research. Halaman 40.
Yuningsih, Y. (2008). Evaluasi Kinerja Apotek Mitra Sehat Colomadu Karanganyer Dengan Perspektif Customer dan Keuangan. http//v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/986/1/1. Diakses tanggal: 19 Desember 2013.
(37)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk menentukan kualitas pelayanan resep dan tingkat kepuasan pasien kefarmasian terhadap pelayananresep di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat. Penelitian deskriptif bertujuan melakukan deskripsi (menggambarkan) mengenai fenomena yang ditemukan baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil (Sastroasmoro, 2014).
3.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah resep dan pasien yang masuk ke ruang farmasi di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat. Sampel dihitung menggunakan rumus slovin (Sevilla, 2007).
�
=
�
1 +
��
2(38)
n: Jumlah Sampel N: Jumlah Populasi
e: Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance)
Berdasarkan data puskesmas, rata-rata pasien yang datang ke Puskesmas Stabat adalah 500 orang dengan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
n =
5001+500 � 0,052
= 222
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh sampel untuk pelayanan resep sebesar 222 resep yang masuk ke ruang obat puskesmas Stabat Kecamatan Stabat.
Jumlah pasien yang dibagikan kuesioner untuk menentukan pendapat pasien terhadap pelayanan di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat juga dihitung menggunakan rumus slovin. Jumlah sampel pasien sama dengan sampel resep yang akan diteliti yaitu 222 orang.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabatbertempat di Jalan Palang Merah Stabat.
3.4Teknik Pengambilan Data
3.4.1 Penilaian Kualitas Pelayanan Resep
Kualitas pelayanan resep terdiri dari beberapa indikator yaitu : a. Waktu penyiapan dan penyerahan obat
Menurut Permenkes No.35 Tahun 2014 standar pelayanan resep adalah 15 – 30 menit.
(39)
a) Jika pelayanan untuk obat non-racikan < 15 menit dan obat racikan < 30 menit diberi nilai 2
b) Jika pelayanan untuk obat non-racikan > 15 menit dan obat racikan > 30 menit diberi nilai 1
b. Penggantian item obat dalam resep
Mengamati berapa banyak item obat dalam resep yang diganti baik oleh petugas maupun penulis resep karena alasan obat tidak tersedia atau habis. a) Jika tidak ada pergantian obat diberi nilai 2
b) Jika ada pergantian obat diberi nilai 1 c. Pemberian informasi obat
Pemberian informasi obat kepada pasien sehubungan dengan obat yang diterimanya, aturan pakai, cara pakai, dan peringatan lainnya dan seberapa jauh informasi yang diberikan tersebut dapat diterima atau dimengerti oleh pasien, dan diberikan nilai pada setiap item pertanyaan. Nilai berkisar antara 1 sampai 3.
Nilai 1: diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 1 pertanyaan dengan benar.
Nilai 2: diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 2 pertanyaan dengan benar.
Nilai 3: diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar.
d. Jumlah obat dalam resep
Obat dalam resep diperiksa apakah jumlahnya sudah sesuai atau kurang dari yang dimaksudkan dalam resep.
(40)
a) Jika jumlah obat lengkap diberi nilai 2 b) Jika jumlah obat tidak lengkap diberi nilai 1 e. Penulisan etiket
Mengamati kelengkapan etiket dari ditulisnya nomor urut resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai serta cara pakai/peringatan lain dengan nilai setiap item 1 dan nilai maksimal 5.
Nilai 1: apabila hanya mencantumkan aturan pakai pada etiket. Nilai 2: apabila hanya mencantumkan aturan pakai dan nama pasien. Nilai 3: apabila hanya mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan cara pakai/peringatan lain.
Nilai 4: apabila hanya mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan cara pakai/peringatan lain, dan tanggal.
Nilai 5: apabila hanya mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakai/peringatan lain, tanggal dan nomor urut resep.
Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas lima kategori dengan range yang sesuai.
a. Kategori baik dengan total nilai >16 baik
b. Kategori cukup baik dengan total nilai 10-15 cukup baik c. Kategori kurang baik dengan total nilai 7-9 kurang baik d. Kategori tidak baik dengan total nilai 4-6 tidak baik
e. Kategori sangat tidak baik dengan total nilai <3 sangat tidak baik (Ditjen Binfar dan Alfes, 2008).
(41)
Penilaian terhadap tingkat kepuasan pasien yaitu dengan membagikan kuesioner kepada pasien yang datang ke ruang obat farmasi.Pada tahap ini, setiap pasien yang datang ke ruang obat farmasi diberikan angket berupa kuesioner yang hasilnya nanti akan menentukan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat dan terbagi dalam lima kategori yaitu :
Tabel 3.1 Penilaian Pertanyaan
Kategori Nilai
Baik 5
Cukup baik 4
Kurang baik 3
Tidak baik 2
Sangat tidak baik 1
Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas lima kategori dengan range yang sesuai.
a. Kategori baik dengan total nilai 65-90 b. Kategori cukup baik dengan total nilai 31-64 c. Kategori kurang baik dengan total nilai 20-30 d. Kategori tidak baik dengan total nilai 10-19 e. Kategori sangat tidak baik dengan total nilai 1-9 3.5 Defenisi Operasional
a. Pelayanan resep adalah suatu pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi, kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Kepuasan adalah tingkat perasaan pasien tentang pelayanan kefarmasian di puskesmas dan terbagi dalam tiga kategori yaitu :
(42)
a. Kategori baik dengan total nilai 65-90 b. Kategori cukup baik dengan total nilai 31-64 c. Kategori kurang baik dengan total nilai 20-30 d. Kategori tidak baik dengan total nilai 10-19 e. Kategori sangat tidak baik dengan total nilai 1-9
f. Kehandalan adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat (akurat) dan memuaskan. Dalam hal ini adalah melayani secara cepat, kelengkapan obat, keramahan petugas, kesiapan petugas untuk membantu. g. Ketanggapan adalah keinginan para petugas membantu semua pelanggan
serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. h. Keyakinan adalah petugas memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat
dipercaya, bebas dari bahaya serta bebas dari risiko dan keragu-raguan. Dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa, kualitas obat yang baik dan kesesuaian produk obat dengan kebutuhan pasien. i. Empati adalah petugas mampu menempatkan dirinya pada pasien, dapat
berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pasien serta dapat memahami kebutuhan dari pasien. Dalam hal ini adalah perhatian yang diberikan kepada pasien, memberikan pelayanan tanpa memandang status sosial pasien, memberikan kenyamanan kepada pasien selama menunggu.
j. Bukti langsung adalah ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan petugas yang menyenangkan. Dalam hal ini adalah kebersihan dan kerapian apotek, kenyamanan ruang tunggu,
(43)
penampilan eksterior dan interior ruangan serta kebersihan dan kerapian petugas.
3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dari peneliti diolah dengan program microsoft excel dianalisis secara deskriptif dan dipaparkan menggunakan presentase, tabel, dan grafik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat
Puskesmas Stabat terletak di Wilayah Kota Stabat Kabupaten Langkat Jl. Palang Merah Kec. Stabat yang berbatasan sebelah timur dengan jalan Kampung Kruni, sebelah utara dengan Kantor Koramil Stabat dan sebelah selatan dengan rumah warga sekitar. Puskesmas Stabat memiliki ruang rawat inap sehingga apabila pasien membutuhkan perawatan yang lebih intensif dapat di rawat di puskesmas tersebut. Adapun data tenaga kesehatan di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1Tenaga kesehatan di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat
No. Tenaga Kesehatan Jumlah
(44)
2 Dokter Gigi 3
3 Tenaga teknis kefarmasian 4
4 Bidan 12
5 Perawat dan Gizi 15
6 Staf dan Honor 10
Tenaga kesehatan di puskesmas stabat kecamatan stabat terdiri dari dokter umum sebanyak 8, dokter gigi sebanyak 3, tenaga teknis kefarmasian sebanyak 4, bidan sebanyak 12, perawat dan gizi sebanyak 15, staf dan honor sebanyak 10 dan tidak terdapat apoteker. Hal ini tidak sesuai dengan standar pelayanan Permenkes No.35 Tahun 2014 yang seharusnya terdapat 1 Apoteker sebagai penanggungjawab di puskesmas tersebut.
4.2 Pelayanan resep
4.2.1Rata-rata waktu penyiapan obat 4.2.1.1 Waktupenyiapanobatjadi
Sebanyak 222resep yang dianalisis dalam penelitian, sebanyak 212 resep merupakan kelompok resep obat jadi dan 10 resep merupakan kelompok resep yang mengandung obat racikan. Rata-rata waktu penyiapan obat terdiri dari obat jadi yaitu 212 resep yang memiliki rata-rata waktu penyiapan obat adalah 120,2 detik (2,02 menit) dengan interval waktu 0-180,7 detik.Padatahapini, rata-rata waktupenyiapanobatjadimemenuhisyarat. Dari resep masuk kedalam ruang farmasi, obat disediakan dan diserahkan kepada pasien, masih dalam interval waktu yaitu 0-180,7 detik.
(45)
Obat racikan terdiri dari 10 resep yang memiliki waktu rata-rata waktu penyiapan obat adalah 350,2 detik (5,83 menit) dengan interval waktu 220-360 detik. Menurut Permenkes No. 35 Tahun 2014 standar lama waktu pelayanan resep antara 15-30 menit. Lama waktu pelayanan yang diperoleh lebih cepat dari standar pelayanan resep yang di tetapkan oleh Permenkes No. 35 Tahun 2014. Hal ini disebabkan karena tenaga teknis kefarmasian yang tersedia di puskesmas stabat cukup banyak dan mereka bekerja dengan baik.
Waktu yang dibutuhkan dalam penyiapan obat tergantung pada jenis obat yang diminta dalam resep. Waktu penyiapan obat jadi (sediaan tunggal) lebih cepat daripada waktu penyiapan obat racikan (serbuk). Adapun demikian, dibedakan antara waktu penyiapan obat jadi (sediaan tunggal) dan obat racikan (serbuk) karena waktu yang dihasilkan tidak kurang dari standar waktu yang ditetapkan. Rata-rata waktu penyiapan obat di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat lebih cepat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sirait, 2015) yakni 697,53 detik dengan interval waktu 0-1500 detik. Dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2
9
78
70
42
13
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
0-40 41-80 81-120 121-160 161-200
Juml
ah
rese
(46)
Waktu penyiapan obat jadi (detik)
Gambar 4.1 Diagram Waktu Penyiapan Obat Jadi (detik) vs Jumlah Resep
Waktu penyiapan obat racikan (detik)
Gambar 4.2 Diagram Waktu Penyiapan Obat Racikan (detik) vs Jumlah Resep Diagram waktu penyiapan obat dibedakan karena perbedaan waktu yang cukup jauh. Perbedaan tersebut terjadi karena penyiapan untuk resep obat racikan (serbuk/campuran) membutuhkan waktu yang cukup lama dari pada penyiapan untuk resep obat jadi (sediaan tunggal). Hal ini dikarenakan petugas membutuhkan waktu untuk mencari dan meracik obat.
4.2.2 Rata-rata waktu penyerahan obat
Rata-rata waktu penyerahan obat adalah 20 detik dengan interval waktu 11 – 20 detik. Sebanyak 138 resep (62,16%) mempunyai waktu penyerahan di atas rata-rata, data lengkap dapat dilihat di Gambar 4.3.
5
1
3
1
0 1 2 3 4 5 6
220-250 251-280 281-320 321-350
Jum
la
h
R
(47)
Waktu Penyerahan Obat (detik)
Gambar 4.3 Diagram Waktu Penyerahan Obat (detik) vs Jumlah Resep
Rata-rata waktu penyerahan obat di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat lebih cepat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai, yakni 20 detik, dari obat diberikan dan adanya komunikasi antara pasien dan petugas mengenai obat yang diserahkan dengan interval waktu 4 – 78 detik (Sirait, 2015).
Pasien diberikan informasi yang lengkap tentang obat yang diberikan dan adanya komunikasi antara pasien dan petugas mengenai obat yang diberikan sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak. Ketika menyerahkan obat, perlu disertakan juga informasi mengenai obat dan penggunaannya, bahaya terputusnya atau tidak teraturnya penggunaan obat, cara penyimpanan obat, juga tentang kemungkinan interaksi dengan obat lain atau makanan, terutama obat bebas yang digunakan pasien. Perlu diingatkan obat yang mempengaruhi kemampuan mengendarai kendaraan, pejalan kaki dalam jalan ramai, koordinasi
34
138
50
0 20 40 60 80 100 120 140 160
0-10 11-20 21-30
Jum
la
h
R
(48)
berfikir, dan orang yang menjalaankan mesin. Pasien diingatkan untuk menyimpan obat jauh dari jangkauan anak-anak (Anief,2007)
4.2.3 Persentase penggantian item obat
Berdasarkan 222 resep yang diamati, persentase penggantian item obat sebanyak 1,8%. Penggantian obat yang terjadi yakni Antasida diganti dengan Selesmag, Ambroxol diganti OBH, Amoxicillin diganti Cefadroxil, Fludane diganti Paracetamol yang isinya sama hanya beda nama dagang. Ini menunjukkan bahwa persentase penggantian item obat di Puskesmas lebih rendah dibandingkan penelitian yang pernah dilakukan di kota Binjai (Sirait,2015).Ini terjadi karena tidak tersedia stok obat di apotek dan lambatnya pasokan obat dari pemerintah setempat ke puskesmas stabat.
4.2.4 Persentase etiket yang lengkap
Adapun pengukuran persentase etiket dilakukan dengan mengamati kelengkapan etiket dari ditulisnya nomor urut resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, serta cara pakai/peringatan lain dengan nilai setiap item 1 dan nilai maksimal 5. Nilai 1 diperoleh apabila hanya mencantumkan aturan pakai pada etiket. Nilai 2 diperoleh apabila hanya mencantumkan aturan pakai dan nama pasien. Nilai 3 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan cara pakai/peringatan lain. Nilai 4 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakai/peringatan lain, dan tanggal. Nilai 5 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakai/peringatan lain, tanggal, dan nomor urut resep.
Berdasarkan 222 resep yang diamati, persentase etiket bernilai 4 adalah 88,28% dengan jumlah sampel 196 resep, bernilai 3 adalah 9,0 % dengan jumlah
(49)
sampel 20 resep, bernilai 2 adalah 2,7% dengan jumlah sampel 6 resep, bernilai 1dan 0 adalah 0%.
Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat menuliskan etiket dengan cukup lengkap dan jelas, dimana peresepan, nama pasien, cara/waktu pakai obat, maka obat yang diresepkan dapat mengurangi kemungkinan salahnya penggunaan obat oleh pasien.
4.2.5 Persentase pemberian informasi obat
Adapun pengukuran persentase pemberian informasi obat dilakukan dengan memberikan tiga informasi kepada pasien, dimana masing-masing informasi obat diberikan nilai 1. Informasi obat yang diberikan kepada pasien sehubungan dengan aturan pakai, cara pakai, dan peringatan mengenai obat yang diterima pasien.
Berdasarkan 222 resep yang diamati, persentase pemberian informasi obat bernilai 2 adalah 67,11% dengan jumlah sampel 149 pasien, dan bernilai 3 adalah 32,88% dengan jumlah sampel adalah 73 pasien dan yang bernilai 1 adalah 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena pasien yang datang ke puskesmas menerima obat yang sama dengan jenis yang sama yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh dokter yang memberikan resep, serta petugas yang berada di ruang farmasi memberikan informasi obat kepada pasien baik secara lisan maupun tulisan di etiket obat. Kualitas pelayanan resep dari 222 resep dalam standar Permenkes No. 35 Tahun 2014, dimana pelayanan < 30 menit adalah kualitas baik.
4.3 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep 4.3.1 Karakteristik Responden
(50)
4.3.1.1 Usia
Sebanyak 222 responden yang terlibat dalam penelitian berdasarkan usia yang diamati, dapat dilihat bahwa 50,45% pasien yang datang berobat dan menebus resep ke ruang obat farmasi pada rentang usia 18 – 49 tahun, dimana usia tersebut masih termasuk dalam usia produktif. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Jumlah (n=222) %
0 – 17 tahun 35 15,76
18 – 49 tahun 112 50,45
>50 tahun 75 33,78
4.3.1.2 Jenis Kelamin
Sebanyak 222 responden yang terlibat dalam penelitian berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang berobat dan menebus resep ke ruang obat farmasi adalah perempuan yaitu61,71%dan diikuti oleh laki-laki-laki sebanyak 38,28%. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n=222) %
Perempuan 137 61,71
Laki-laki 85 38,28
4.3.1.3 Pendidikan
Sebanyak 222 responden yang terlibat dalam penelitian berdasarkan pendidikan dapat dilihat bahwa 75,52% pasien yang datang berobat dan menebus
(51)
resep ke ruang obat farmasi adalah tamatan SMA dan diikuti dengan tamatan SD sebanyak 11,26%. Berdasarkan tingkat pendidikan, dilihat bahwa pasien yang datang cukup memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat membantu peneliti untuk menjawab pertanyaan yang diberikan secara objektif. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan Jumlah (n=222) %
Tidak tamat SD 5 2,25
SD 25 11,26
SMP 18 8,10
SMA 161 75,52
Perguruan Tinggi/Akademik 13 5,8
4.3.1.4 Penghasilan
Sebanyak 222 responden yang terlibat dalam penelitian berdasarkan penghasilan dapat dilihat bahwa 33,78% pasien yang datang ke ruang obat farmasi berada pada rentang Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00, 50,45 % pasien berpenghasilan < Rp 1.000.000,00, dan 15,76% pasien berpenghasilan > Rp 5.000.000,00. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan pasien yang sebagian besar tamatan SMA. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan
Penghasilan Jumlah (n=222) %
< Rp 1.000.000,00 112 50,45
Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 75 33,78
(52)
4.3.1.5 Pekerjaan
Sebanyak 222 responden yang terlibat dalam penelitian berdasarkan pekerjaan, dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang datang berobat dan menebus resep ke ruang obat farmasi sendiri yang berstatus sebagai wiraswata dan lalu pegawai negri sipil, mahasiswi-mahasiswa lalu yang memiliki sebagai ibu rumah tangga, dan juga pensiunan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (n=222) %
Mahasiswa/Mahasiswi 7 3,15
Wiraswasta 128 57,65
Pegawai Negeri Sipil 18 8,10
Pegawai BUMN 10 4,50
Ibu rumah tangga 53 23,87
Lain-lain (pensiun) 6 2,70
4.3.2 Distibusi Penilaian Tingkat Kepuasan Pasien pada Variabel-variabel yang Mempengaruhi Pendapat Pasien Terhadap Tingkat Kepuasan 4.3.2.1 Kehandalan
Berdasarkan perolehan data penilaian pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapat pasien terhadap kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat jumlah pasien yang dijadikan responden pada variabel kehandalan kecepatan pelayanan sebanyak 196responden (88,28%), kelengkapan obat sebanyak 183 responden (83,33%), keramahan petugas sebanyak 155
(53)
responden (69,81%), tingkat kesiapan untuk membantu sebanyak 200 responden (90,09%).
4.3.2.2 Ketanggapan
Berdasarkan variabel ketanggapan, diperoleh mayoritas persentase untuk pemberian solusi, komunikasi efektif, dan informasi obat adalah baik dengan masing-masing jumlah responden sebanyak 197 responden (88,73%), 199 responden (89,63%), dan 186 responden (83,78%). Sementara untuk cepat tanggap diperoleh persentase terbesar adalah sangat baik sebanyak 210 responden yaitu (94,59%). Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Data penilaian pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapat pasien terhadap tingkat kepuasan di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat berdasarkan jumlah pasien.
N0 PERTANYAAN
1 Jlh respo n den (%) 2 Jlh respon den (%) 3 Jlh respon den (%) 4 Jlh respon den (%) 5 Jlh respon den (%) A.KEHANDALAN
A1 Kecepatan pelayanan 0 (0) 2 (0,90) 4 (1,80) 20 (9,00) 196 (88,28) A2 Kelengkapan obat 0
(0) 0 (0) 4 (1,80) 185 (83,33) 33 (14,86) A3 Keramahan petugas 0
(0) 0 (0) 2 (0,90) 65 (29,27) 155 (69,81) A4 Kesiapan membantu 0
(0) 0 (0) 7 (3,15) 15 (6,75) 200 (90,09) B. KETANGGAPAN
B1 Cepat tanggap 0 (0) 0 (0) 2 (0,90) 10 (4,50) 210 (94,59) B2 Pemberian solusi 0
(0) 3 (1,35) 3 (1,35) 19 (8,55) 197 (88,73) B3 Komunikasi efektif 0
(0) 0 (0) 7 (3,15) 16 (7,20) 199 (89,63) B4 Informasi obat 0
(0) 0 (0) 11 (4,95) 25 (11,26) 186 (83,78) C. KEYAKINAN
(54)
keterampilan (0) (0) (2,70) (12,16) (85,13) C2 Kualitas obat 0
(0) 0 (0) 10 (4,50) 34 (15,31) 178 (80,18) C3 Kesesuaian produk
obat 0 (0) 1 (0,45) 4 (1,80) 14 (6,30) 203 (91,44) D. EMPATI
D1 Perhatian petugas 0 (0) 5 (2,25) 13 (5,85) 16 (7,20) 188 (84,68) D2 Pelayanan tanpa
memandang status 0 (0) 3 (1,35) 12 (5,40) 35 (15,76) 172 (77,47) D3 Kenyamanan
menunggu 0 (0) 0 (0) 13 (5,85) 40 (18,01) 169 (76,12) E. BUKTI LANGSUNG E1 Kebersihan dan
kerapian apotek 0 (0) 0 (0) 10 (4,50) 17 (7,65) 195 (87,83) E2 Kenyamanan ruang
tunggu 0 (0) 5 (2,25) 8 (3,60) 22 (9,90) 187 (84,23) E3 Eksterior dan interior
ruangan 0 (0) 2 (0,90) 25 (11,26) 40 (18,01) 155 (69,81) E4 Kebersihan dan
kerapian petugas 0 (0) 4 (1,80) 7 (3,15) 16 (7,20) 195 (87,,83) Keterangan :
* : 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (kurang baik), 4 (cukup baik), 5 (baik) 4.3.2.3 Keyakinan
Berdasarkan dari variabel keyakinan, diperoleh persentase untuk pengetahuan dan keterampilan petugas terbesar adalah baik sebanyak 189 responden yaitu (85,13%). Kualitas obat dan kesesuaian produk obat dengan yang diresepkan diperoleh persentase terbesar adalah baik, dimana masing-masing 178 responden dan 203 responden, yaitu (80,18%) dan (91,44%).
4.3.2.4 Empati
Berdasarkan dari variabel empati juga tidak berbeda dari variabel-variabel sebelumnya, dimana perhatian petugas kepada pasien, pelayanan yang diberikan petugas tanpa memandang status sosial, dan kenyamanan saat menunggu memperoleh persentase baik, yaitu untuk 188 responden (84,68%), 172 responden (77,47%), dan 169 responden (76,12%).
(55)
4.3.2.5 Bukti Langsung
Berdasarkan variabel bukti langsung, diperoleh persentase kebersihan dan kerapian ruang obat farmasi yang dirasakan pasien adalah baik sebanyak 195 responden yaitu (87,83%). Untuk kenyamanan ruang tunggu diperoleh persentase adalah baik sebanyak 187 responden yaitu (84,23%). Pendapat pasien tentang eksterior dan interior ruangan adalah baik sebanyak 155 responden dengan persentase (69,81%). Untuk kebersihan dan kerapian petugas, sebanyak 195 pasien memiliki pendapat baik dengan persentase (87,83%).
4.3.3Penilaian Tingkat Kepuasan Pasien
Penilaian tingkat kepuasan pasien dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari total skor pendapat pasien, sehingga diperoleh total nilai pendapat pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat yaitu, pasien merasa baik sebanyak 6responden dengan persentase 2,70% dengan rentang skor 65-90, lalu pasien merasa cukup baik sebanyak 191 responden dengan persentase 86,03% dengan rentang skor 31 – 64, dan pasien merasa kurang baik sebanyak 25 responden dengan persentase 11,26% dengan rentang skor 20-30. Nilai rata-rata tingkat kepuasan pasien 54,73.
Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4 Tabel 4.8 Tingkat kepuasan pasien
Total skor kepuasan pasien Jumlah (n=222) %
(65-90) ( baik ) 6 2,70
(31-64) ( cukup baik ) 191 86,03 (20-30) ( kurang baik ) 25 11,26
(10-19) ( tidak baik ) - -
(56)
Keterangan :
*: 1 (kurang baik), 2 (cukup baik), 3 (baik), 4 (tidak baik), 5 (sangat tidak baik)
Pendapat Pasien
Gambar 4.4 Diagram Tingkat Kepuasan Pasien 4.3.4Penilaian Pelayanan Resep
Penilaian pelayanan resep terdiri dari beberapa indikator yaitu waktu penyiapan dan penyerahan obat, penggantian item obat dalam resep, pemberian informasi obat, jumlah obat dalam resep, dan penulisan etiket. Kemudian setiap indikator tersebut masing-masing diberi nilai dan kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas lima kategori dengan range yang sesuai.
a. Kategori baik dengan total nilai >16 baik
b. Kategori cukup baik dengan total nilai 10-15 cukup baik c. Kategori kurang baik dengan total nilai 7-9 kurang baik d. Kategori tidak baik dengan total nilai 4-6 tidak baik
e. Kategori sangat tidak baik dengan total nilai <3 sangat tidak baik
4.3.5Pengaruh Kualitas Pelayanan Resep Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien
6
191
25
0 50 100 150 200 250
baik cukup baik kurang baik tidak baik sangat tidak baik
Jum
la
h
P
as
(57)
Tingkat kepuasan pasien di puskesmastermasuk kategori cukup baik dengan total nilai 54,73 dan untuk kualitas pelayanan resep termasuk kategori cukup baik dengan total nilai rata-rata13,98. Berdasarkan data penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pasien mempengaruhi kualitas pelayanan resep. Suatu pengukuran kepuasan pasien merupakan elemen penting dalam mengetahui standar pelayanan yang telah dilakukan. Apabila pasien merasa cukup baikterhadap suatu pelayanan jasa, maka dapat dipastikan pelayanan tersebut sudah memenuhi standar pelayanan (Kothler, 2003).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan antara lain :
a. Pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat dilaksanakan dengan cukup baik berdasarkan Permenkes No. 35 Tahun 2014 yakni standarpelayanan resep 15-30 menit. Adapun pemberian informasi obat
(58)
kepada pasien masih kurang dilakukan, begitu juga stok obat di puskesmas masih kurang diakibatkan pihak puskesmas tidak memiliki stok obat dan keterlambatan pemasokan obat yang datang ke Puskesmas.
b. Pendapat pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat termasuk kategori cukup baik dengan 191 pasien (86,03%) merasa cukup baik.
c. Kualitas pelayanan resep mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dengan total nilai rata-rata 13,98 dan 54,73 untuk tingkat kepuasan,dimana kualitas pelayanan resep di puskesmas termasuk kategori cukup baik dan tingkat kepuasan pasien di puskesmas termasuk kategori cukup baik. 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan yaitu : a. Untuk pihak Puskesmas sebaiknya memiliki stok obat dan pemerintah
sebaiknya pemasokan obatnya datang tepat waktu ke puskesmas sehingga lebih meningkatkan kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat.
b. Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat terutama pelayanan obat, harus ada apoteker di bagian apotek Puskesmas Stabat agar dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai standar.
(59)
Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Menkes RI, 2014). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Menkes RI, 2014).
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Menurut Permenkes No.30 Tahun 2014, standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Menkes RI, 2014).
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di puskesmas minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga apoteker sebagai penanggung jawab, yang
(60)
dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian sesuai kebutuhan. Jumlah kebutuhan apoteker di puskesmas dihitung berdasarkan rasio kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan. Rasio untuk menentukan jumlah apoteker di puskesmas adalah 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari. Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian di fasilitasi pelayanan kesehatan termasuk puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Menkes RI,2014).
Semua tenaga kefarmasian di puskesmas harus selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensinya. Semua tenaga kefarmasian di puskesmas melaksanakan pelayanan kefarmasian berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat secara tertulis, disusun oleh kepala ruang farmasi dan ditetapkan oleh kepala puskesmas. Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau bidang yang berkaitan dengan kefarmasian secara berkesinambungan untuk mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal (Menkes RI,2014).
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi:
(61)
Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, jika memungkinkan ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
b. Ruang pelayanan resep dan peracikan
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air conditioner) sesuai kebutuhan.
c. Ruang penyerahan obat
Ruang penyerahan obat meliputi konter penyerahan obat, buku pencatatan penyerahan dan pengeluaran obat. Ruang penyerahan obat dapat digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
d. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan.
(62)
Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari obat, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, dan pengukur suhu.
f. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan obat dan bahan medis pakai dalam jangka waktu tertentu. 2.3 Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan pasien (Menkes RI, 2014).
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
a. Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
i. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien ii. Nama, dan paraf dokter
iii. Tanggal resep
iv. Ruangan/unit asal resep Persyaratan farmasetik meliputi:
(63)
i. Bentuk dan kekuatan sediaan ii. Dosis dan jumlah obat iii. Stabilitas dan ketersediaan iv. Aturan dan cara penggunaan
v. Inkompatibilitas (ketidakcampuran obat) Persyaratan klinis meliputi:
i. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat ii. Duplikasi pengobatan
iii. Alergi, interaksi dan efek samping obat iv. Kontra indikasi
v. Efek adiktif
Kegiatan penyerahan (Dispensing) dan pemberian informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahkan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian (Menkes RI,2014).
b. Pelayanan informasi obat (PIO)
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Kegiatan:
i. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
(64)
ii. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka.
iii. Menunjang penggunaan obat yang rasional.
iv. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta masyarakat.
v. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan obat dan bahan medis habis pakai.
c. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat.
d. Ronde/Visite pasien
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain.
Tujuan:
i. Memeriksa obat pasien.
ii. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan obat dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
(65)
iii. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan obat.
iv. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan dalam terapi pasien.
e. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat (ESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
Kriteria pasien:
i. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui ii. Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis
iii.Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati g. Evaluasi penggunaan obat
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional) (Menkes RI,2014).
(66)
Pelayanan resep adalah suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi, kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Menkes RI, 2014). 2.4.1 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku (Menkes RI, 2014).
Resep harus ditulis secara jelas dan lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan obat kepada dokter penulis resep.
2.4.2 Standar Penulisan Resep
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya Recipe (ambillah). Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Suatu resep yang lengkap harus memuat:
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter atau dokter gigi b. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat c. Memberi tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
d. Tanda tangan atau paraf dokter penulisan resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
e. Nama pasien, jenis kelamin, umur, serta alamat
f. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
(67)
Skrining resep adalah hasil evaluasi dengan cara membandingkan literatur dan ketentuan yang telah ditetapkan terhadap resep dokter. Tahapan proses skrining resep meliputi:
a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu : nama dokter, nomor izin praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter, nama pasien, alamat pasien, umur pasien, jenis kelamin dan berat badan pasien.
b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu : bentuk sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
c. Mengkaji aspek klinis yaitu : adanya alergi, efek samping, interaksi kesesuaian (dosis, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya), membuat kartu pengobatan pasien.
d. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan (Menkes RI, 2014).
2.4.4 Indikator Mutu Pelayanan Resep
Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, digunakan tujuh indikator untuk evaluasi mutu pelayanan yaitu:
a. Peracikan
Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
(68)
Etiket harus jelas dan dapat dibaca. c. Kemasan obat yang diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.
d. Penyerahan obat
Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.
e. Informasi obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.
f. Konseling
Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.
(69)
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.
2.5Kepuasan Pasien
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang terjadi setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja dan harapan-harapannya (Kothler, 2003).
Menurut Azwar (1996), pelanggan adalah seorang atau sekelompok orang yang menggunakan atau menikmati produk berupa barang atau jasa. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh jasa pelayanan sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama (Umar, 1996).
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran (Sari, 2008).
Kepuasan konsumen dapat mempengaruhi minat untuk kembali ke apotek yang sama. Hal ini akan merupakan promosi dari mulut ke mulut bagi calon konsumen lainnya yang diharapkan sangat positif bagi usaha apotek (Supranto, 2006).
Menurut Bustami (2011), terdapat lima penentuan mutu pelayanan yang akhirnya menjadi penentu tingkat kepuasan yang dapat dirincikan sebagai berikut: a. Kehandalan adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat
(70)
b. Ketanggapan adalah keinginan para petugas membantu semua pasien serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dalam hal ini adalah sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan.
c. Keyakinan adalah petugas memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan keragu-raguan. Dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa. d. Empati adalah petugas mampu menempatkan dirinya pada pasien, dapat
berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pasien serta dapat memahami kebutuhan dari pasien. Dalam hal ini adalah perhatian yang diberikan kepada pasien.
e. Bukti langsung adalah ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan petugas yang menyenangkan. Dalam hal ini adalah kebersihan dan kerapian apotek, kenyamanan ruang tunggu, penampilan eksterior dan interior ruangan serta kebersihan dan kerapian petugas.
(71)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, sprititual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit kemudian secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikut sertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis tingkat pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja yaitu satu kecamatan (Menkes RI, 2014).
Pengelolaan dan pelayanan obat di puskesmas merupakan suatu hal yang perlu dilakukan untuk pembangunan kesehatan di masing-masing kabupaten. Latar belakang pendidikan petugas di ruang farmasi puskesmas sangat beragam mulai dari dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan (Menkes RI, 2014).
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi pembangunan kesehatan
(72)
yang diselenggarakan puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan hidup sehat. Untuk mencapai visi tersebut, puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat didukung dengan pelayanan resep. Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan kefarmasian dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kepuasan pasien, waktu tunggu pelayanan resep, prosedur pelayanan, dan lain-lain. Untuk mengetahui mutu pelayanan kefarmasian, dilakukan dengan mengukur tingkat kepuasaan pasien dengan cara angket atau kuesioner. Standar pelayanan untuk dimensi waktu tunggu pelayanan resep adalah 15 – 30 menit (Menkes RI, 2014).
Jika pelayanan resep sudah sesuai, maka harus dipertahankan. Namun, apabila belum sesuai harus ditingkatkan menjadi lebih baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Stabat yang berada di Kota Stabat Kabupaten Langkat karena belum pernah ada penelitian mengenai kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat.
1.2Kerangka Pikir Penelitian
Untuk menentukan pelayanan resep terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Kualitaspelayananresep dan tingkat kepuasanpasienmerupakan variabel terikat.Variabelbebas untuk pelayanan resep adalah waktu penyiapan dan penyerahan obat, jumlah obat dalam resep, penggantian item obat, penulisan etiket, dan pemberian informasiobat sedangkan variabel bebasuntuk
(73)
empatidanbuktilangsung. Gambaran kerangka pikir penelitian ini ditujukan pada Gambar 1.1.
→
→
Gambar 1.1 Gambar Kerangka Pikir Penelitian 1.3Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. bagaimana kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat?
b. bagaimanatingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat?
c. apakah kualitas pelayanan resep mempengaruhi terhadap tingkat kepuasan pasien ?
Variabel Bebas
- Waktu penyiapan dan penyerahan obat
- Jumlah obat dalam resep
-Penggantian item obat dalam resep - Pemberian informasi obat
- Penulisan etiket
Kehandalan Ketanggapan Keyakinan Empati
Bukti Langsung
Variabel Terikat
Kualitas Pelayanan Resep
(74)
1.4Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat adalahbaik.
b. tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat adalah baik.
c. kualitas pelayanan resep mempengaruhi terhadap tingkat kepuasan pasien. 1.5Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
a. untuk mengetahui kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat.
b. untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat.
c. untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan resep mempengaruhi terhadap tingkat kepuasan pasien.
1.6Manfaat Penelitian
a. penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti serta bahan untuk penerapan ilmu yang sudah didapat selama kuliah, khususnya mata kuliah pelayanan kefarmasian.
b. penelitian ini sangat bermanfaat bagi pelayanan resep Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan di
(75)
Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Menkes RI, 2014). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Menkes RI, 2014).
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Menurut Permenkes No.30 Tahun 2014, standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Menkes RI, 2014).
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di puskesmas minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga apoteker sebagai penanggung jawab, yang
(76)
EVALUASI PELAYANAN RESEP DI PUSKESMAS STABAT KECAMATAN STABAT
ABSTRAK
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai tempat upaya kesehatan tingkat pertama yang perlu didukung dengan pelayanan resep. Menteri Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan peraturan Nomor 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarnasian. Pengelolaan dan pelayanan obat di puskesmas merupakan suatu hal yang perlu dilakukan untuk pembangunan kesehatan di masing-masing kecamatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di puskesmas stabat kecamatan stabat. Penelitian dilakukan secara deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan rumus slovin oleh peneliti untuk mengetahui pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat. Pelayanan diamati berdasarkan indikator yaitu, rata-rata waktu penyiapan dan penyerahan obat, persentase penggantian item obat, persentase etiket yang lengkap, pemberian informasi obat dan jumlah obat dalam resep. Tingkat kepuasan pasien didapat dengan melakukan wawancara terhadap 222 pasien yang datang ke ruang farmasi dengan membagikan kuesioner yang telah disediakan peneliti dan diisi oleh pasien.
Penilaian tingkat kepuasan pasien dilakukan terhadap variabel kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan bukti langsung. Hasil penelitian diperoleh data dari peneliti pengolahan program microsoft excel dan dianalisis secara deskriptif dan dipaparkan menggunakan persentase, Tabel, dan Grafik. Berdasarkan pelayanan resep yang diperoleh rata-rata waktu penyiapan obat jadi 120,2 detik (2,02 menit) dan obat racikan 350,2 detik (5,83 menit), rata-rata waktu penyerahan obat 20 detik, persentase penggantian item obat 1,8% dari (4 resep), etiket yang ditulis secara lengkap 196 resep (88,28%). Tingkat kepuasan pasien termasuk kategori cukup baik dengan nilai total rata-rata 54,73 dan kualitas pelayanan resep termasuk kategori cukup baik dengan nilai total rata-rata 13,98 (jumlah nilai 14).
Kata Kunci: Evaluasi Pelayanan Resep, Pendapat Pasien Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat, dan Tingkat Kepuasan Pasien
(1)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
SURAT PERNYATAAN PLAGIAT ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 KerangkaPikirPenelitian ... 2
1.3 PerumusanMasalah ... 3
1.4 Hipotesis ... 4
1.5 TujuanPenelitian ... 4
1.6 ManfaatPenelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Pengertian Puskesmas ... 5
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ... 5
2.2.1 Sumber Daya Manusia ... 5
(2)
2.3 Pelayanan Farmasi Klinik ... 8
2.4 Pelayanan Resep ... 11
2.4.1 Resep ... 11
2.4.2 Standar Penulisan Resep ... 12
2.4.3 Skrining Resep ... 12
2.4.4 Indikator Mutu Pelayanan Resep ... 13
2.5 Kepuasan Pasien ... 14
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
3.1 JenisPenelitian ... 17
3.2Sumber Data Penelitian ... 17
3.3Waktu dan Tempat Penelitian ... 18
3.4 Teknik Pengambilan Data ... 18
3.4.1 Kualitas Pelayanan Resep ... 18
3.4.2 Tingkat Kepuasan Pasien ... 20
3.5 Defenisi Operasional ... 21
3.6 Analisis Data ... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1GambaranUmumPuskesmasStabatKabupatenLangkat... 23
4.2 Pelayanan Resep ... 24
4.2.1Rata-rata Waktu Penyiapan Obat ... 24
4.2.1.1 Waktu Penyiapan Obat Jadi ... 24
4.2.1.2 Waktu Penyiapan Obat Racikan ... 24
4.2.2 Rata-rata Waktu Penyerahan Obat ... 26
(3)
4.2.4 Persentase Etiket Yang Lengkap ... 27
4.2.5 Persentase Pemberian Informasi Obat ... 28
4.3 Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Resep ... 29
4.3.1 Karakteristik Responden ... 29
4.3.1.1 Usia ... 29
4.3.1.2 Jenis Kelamin ... 29
4.3.1.3 Pendidikan ... 30
4.3.1.4 Penghasilan ... 30
4.3.1.5 Pekerjaan ... 31
4.3.2 Distribusi Penilaian Tingkat Kepuasan Pasien Pada Variabel-variabel yang Mempengaruhi Pendapat Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Resep ... 32
4.3.2.1 Kehandalan ... 32
4.3.2.2 Ketanggapan ... 32
4.3.2.3 Keyakinan ... 33
4.3.2.4 Empati ... 34
4.3.2.5 Bukti Langsung ... 34
4.3.3 Penilaian Tingkat Kepuasan Pasien ... 34
4.3.4 Penilaian Pelayanan Resep ... 35
4.3.5 Pengaruh Kualitas Pelayanan Resep Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien ... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
5.1 Kesimpulan ... 37
5.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 39
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Penilaian pertanyaan ... 21
4.1 Tenaga Kesehatan di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat ... 23
4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 29
4.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 30
4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 30
4.5 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan ... 31
4.6 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 31
4.7 Data penilaian pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatpasien terhadap kualitas pelayanan resep di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat berdasarkan jumlah pasien ... 32
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1Kerangka Pikir Penelitian ... ... 3 4.1 Diagram Waktu Penyiapan Obat Jadi (detik) vs Jumlah Resep ... ... 25 4.2 Diagram Waktu Penyiapan Obat Racikan (detik) vs Jumlah Resep ... 25 4.3 Diagram Waktu Penyerahan Obat (detik) vs Jumlah Resep ... ... 26 4.4 Diagram Tingkat Kepuasan Pasien ... ... 35
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Tabel Pengumpulan Data Pelayanan Resep ... 41
2 Tabel Pengumpulan Data Pelayanan Resep Obat Jadi ... 42
3 Tabel Pengumpulan Data Pelayanan Resep Obat Racikan ... 58
4 Kuesioner Penelitian ... 59
5 Data Kuesioner ... 63