berfikir, dan orang yang menjalaankan mesin. Pasien diingatkan untuk menyimpan obat jauh dari jangkauan anak-anak Anief,2007
4.2.3 Persentase penggantian item obat
Berdasarkan 222 resep yang diamati, persentase penggantian item obat sebanyak 1,8. Penggantian obat yang terjadi yakni Antasida diganti dengan
Selesmag, Ambroxol diganti OBH, Amoxicillin diganti Cefadroxil, Fludane diganti Paracetamol yang isinya sama hanya beda nama dagang. Ini menunjukkan
bahwa persentase penggantian item obat di Puskesmas lebih rendah dibandingkan penelitian yang pernah dilakukan di kota Binjai Sirait,2015.Ini terjadi karena
tidak tersedia stok obat di apotek dan lambatnya pasokan obat dari pemerintah setempat ke puskesmas stabat.
4.2.4 Persentase etiket yang lengkap
Adapun pengukuran persentase etiket dilakukan dengan mengamati kelengkapan etiket dari ditulisnya nomor urut resep, tanggal, nama pasien, aturan
pakai, serta cara pakaiperingatan lain dengan nilai setiap item 1 dan nilai maksimal 5. Nilai 1 diperoleh apabila hanya mencantumkan aturan pakai pada
etiket. Nilai 2 diperoleh apabila hanya mencantumkan aturan pakai dan nama pasien. Nilai 3 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan
cara pakaiperingatan lain. Nilai 4 diperoleh apabila mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakaiperingatan lain, dan tanggal. Nilai 5 diperoleh apabila
mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara pakaiperingatan lain, tanggal, dan nomor urut resep.
Berdasarkan 222 resep yang diamati, persentase etiket bernilai 4 adalah 88,28 dengan jumlah sampel 196 resep, bernilai 3 adalah 9,0 dengan jumlah
Universitas Sumatera Utara
sampel 20 resep, bernilai 2 adalah 2,7 dengan jumlah sampel 6 resep, bernilai 1dan 0 adalah 0.
Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat menuliskan etiket dengan cukup lengkap dan jelas, dimana peresepan, nama pasien, carawaktu pakai obat, maka
obat yang diresepkan dapat mengurangi kemungkinan salahnya penggunaan obat oleh pasien.
4.2.5 Persentase pemberian informasi obat
Adapun pengukuran persentase pemberian informasi obat dilakukan dengan memberikan tiga informasi kepada pasien, dimana masing-masing
informasi obat diberikan nilai 1. Informasi obat yang diberikan kepada pasien sehubungan dengan aturan pakai, cara pakai, dan peringatan mengenai obat yang
diterima pasien. Berdasarkan 222 resep yang diamati, persentase pemberian informasi obat
bernilai 2 adalah 67,11 dengan jumlah sampel 149 pasien, dan bernilai 3 adalah 32,88 dengan jumlah sampel adalah 73 pasien dan yang bernilai 1 adalah 0. Hal
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena pasien yang datang ke puskesmas menerima
obat yang sama dengan jenis yang sama yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh dokter yang memberikan resep, serta petugas yang berada di ruang farmasi
memberikan informasi obat kepada pasien baik secara lisan maupun tulisan di etiket obat. Kualitas pelayanan resep dari 222 resep dalam standar Permenkes No.
35 Tahun 2014, dimana pelayanan 30 menit adalah kualitas baik.
4.3 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep 4.3.1 Karakteristik Responden