BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk menentukan kualitas pelayanan resep dan tingkat kepuasan pasien kefarmasian
terhadap pelayananresep di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat. Penelitian deskriptif bertujuan melakukan deskripsi menggambarkan mengenai fenomena
yang ditemukan baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil Sastroasmoro, 2014.
3.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah resep dan pasien yang masuk ke ruang farmasi di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat. Sampel dihitung menggunakan
rumus slovin Sevilla, 2007.
� = �
1 + ��
2
Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
n: Jumlah Sampel N: Jumlah Populasi
e: Batas Toleransi Kesalahan error tolerance Berdasarkan data puskesmas, rata-rata pasien yang datang ke Puskesmas Stabat
adalah 500 orang dengan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
n =
500 1+500
� 0,05
2
= 222
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh sampel untuk pelayanan resep sebesar 222 resep yang masuk ke ruang obat puskesmas Stabat Kecamatan Stabat.
Jumlah pasien yang dibagikan kuesioner untuk menentukan pendapat pasien terhadap pelayanan di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat juga dihitung
menggunakan rumus slovin. Jumlah sampel pasien sama dengan sampel resep yang akan diteliti yaitu 222 orang.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di Puskesmas Stabat
Kecamatan Stabatbertempat di Jalan Palang Merah Stabat. 3.4 Teknik Pengambilan Data
3.4.1 Penilaian Kualitas Pelayanan Resep
Kualitas pelayanan resep terdiri dari beberapa indikator yaitu : a.
Waktu penyiapan dan penyerahan obat Menurut Permenkes No.35 Tahun 2014 standar pelayanan resep adalah 15
– 30 menit.
Universitas Sumatera Utara
a Jika pelayanan untuk obat non-racikan 15 menit dan obat racikan
30 menit diberi nilai 2 b
Jika pelayanan untuk obat non-racikan 15 menit dan obat racikan 30 menit diberi nilai 1
b. Penggantian item obat dalam resep
Mengamati berapa banyak item obat dalam resep yang diganti baik oleh petugas maupun penulis resep karena alasan obat tidak tersedia atau habis.
a Jika tidak ada pergantian obat diberi nilai 2
b Jika ada pergantian obat diberi nilai 1
c. Pemberian informasi obat
Pemberian informasi obat kepada pasien sehubungan dengan obat yang diterimanya, aturan pakai, cara pakai, dan peringatan lainnya dan seberapa
jauh informasi yang diberikan tersebut dapat diterima atau dimengerti oleh pasien, dan diberikan nilai pada setiap item pertanyaan. Nilai berkisar
antara 1 sampai 3. Nilai 1: diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 1 pertanyaan
dengan benar. Nilai 2: diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 2 pertanyaan
dengan benar. Nilai 3: diberikan apabila pasien hanya dapat menjawab 3 pertanyaan
dengan benar. d.
Jumlah obat dalam resep Obat dalam resep diperiksa apakah jumlahnya sudah sesuai atau kurang
dari yang dimaksudkan dalam resep.
Universitas Sumatera Utara
a Jika jumlah obat lengkap diberi nilai 2
b Jika jumlah obat tidak lengkap diberi nilai 1
e. Penulisan etiket
Mengamati kelengkapan etiket dari ditulisnya nomor urut resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai serta cara pakaiperingatan lain dengan nilai
setiap item 1 dan nilai maksimal 5. Nilai 1: apabila hanya mencantumkan aturan pakai pada etiket.
Nilai 2: apabila hanya mencantumkan aturan pakai dan nama pasien. Nilai 3: apabila hanya mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan cara
pakaiperingatan lain. Nilai 4: apabila hanya mencantumkan aturan pakai, nama pasien, dan cara
pakaiperingatan lain, dan tanggal. Nilai 5: apabila hanya mencantumkan aturan pakai, nama pasien, cara
pakaiperingatan lain, tanggal dan nomor urut resep. Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas
lima kategori dengan range yang sesuai. a.
Kategori baik dengan total nilai 16 baik b.
Kategori cukup baik dengan total nilai 10-15 cukup baik c.
Kategori kurang baik dengan total nilai 7-9 kurang baik d.
Kategori tidak baik dengan total nilai 4-6 tidak baik e.
Kategori sangat tidak baik dengan total nilai 3 sangat tidak baik Ditjen Binfar dan Alfes, 2008.
3.4.2 Penilaian Terhadap Tingkat KepuasanPasien
Universitas Sumatera Utara
Penilaian terhadap tingkat kepuasan pasien yaitu dengan membagikan kuesioner kepada pasien yang datang ke ruang obat farmasi.Pada tahap ini, setiap
pasien yang datang ke ruang obat farmasi diberikan angket berupa kuesioner yang hasilnya nanti akan menentukan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat dan terbagi dalam lima kategori yaitu :
Tabel 3.1
Penilaian Pertanyaan Kategori
Nilai Baik
5 Cukup baik
4 Kurang baik
3 Tidak baik
2 Sangat tidak baik
1 Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas
lima kategori dengan range yang sesuai. a.
Kategori baik dengan total nilai 65-90 b.
Kategori cukup baik dengan total nilai 31-64 c.
Kategori kurang baik dengan total nilai 20-30 d.
Kategori tidak baik dengan total nilai 10-19 e.
Kategori sangat tidak baik dengan total nilai 1-9
3.5 Defenisi Operasional
a. Pelayanan resep adalah suatu pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter,
dokter gigi, kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Kepuasan adalah tingkat perasaan pasien tentang pelayanan kefarmasian di
puskesmas dan terbagi dalam tiga kategori yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Kategori baik dengan total nilai 65-90
b. Kategori cukup baik dengan total nilai 31-64
c. Kategori kurang baik dengan total nilai 20-30
d. Kategori tidak baik dengan total nilai 10-19
e. Kategori sangat tidak baik dengan total nilai 1-9
f. Kehandalan adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat
akurat dan memuaskan. Dalam hal ini adalah melayani secara cepat, kelengkapan obat, keramahan petugas, kesiapan petugas untuk membantu.
g. Ketanggapan adalah keinginan para petugas membantu semua pelanggan
serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. h.
Keyakinan adalah petugas memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya serta bebas dari risiko dan keragu-raguan.
Dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa, kualitas obat yang baik dan kesesuaian produk obat dengan kebutuhan pasien.
i. Empati adalah petugas mampu menempatkan dirinya pada pasien, dapat
berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pasien serta dapat memahami kebutuhan dari
pasien. Dalam hal ini adalah perhatian yang diberikan kepada pasien, memberikan pelayanan tanpa memandang status sosial pasien, memberikan
kenyamanan kepada pasien selama menunggu. j.
Bukti langsung adalah ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan petugas yang menyenangkan. Dalam hal ini
adalah kebersihan dan kerapian apotek, kenyamanan ruang tunggu,
Universitas Sumatera Utara
penampilan eksterior dan interior ruangan serta kebersihan dan kerapian petugas.
3.6 Analisis Data