Upaya Peningkatan Hasil Belajar AKidah AKhlak Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH
AKHLAK MELAUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA
KELAS VIII DI SMP ISLAM TERATAI PUTIH GLOBAL
BEKASI

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh :
Asep Saepudin
181201100028

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2016 M/ 1437 H

ABSTRAK
Asep Saepudin 1812011000028: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah
Akhlak Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Islam

Teratai Putih Global Bekasi”, Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Metode Sosiodrama, Hasil Belajar Siswa
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kemudian menggunakan instrumen tes
berupa pretest dan posttest, serta instrumen non tes berupa lembar wawancara, lembar
observasi dan catatan lapangan. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP
Islam Teratai Putih Global Bekasi tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa
sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Akidah Akhlak di
SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi dengan menggunakan metode Sosiodrama
yaitu dengan cara bermain peran.
Adapun indikator keberhasilan yang dicapai KKM adalah ≥66. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran metode Sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari skor pra siklus ke skor
siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada pra siklus siswa yang mencapai nilai KKM
adalah 18,5%, pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM adalah 37% dan untuk
siklus II siswa yang mencapai nilai KKM adalah 100%.


i

ABSTRACT
Asep Saepudin 1812011000028: "Improving Results Through Learning Aqeedah
Morals Sociodramas Method Students of Class VIII SMP Islam In Bekasi
Global White Lotus", Thesis Studies Islamic Religious Education, Faculty of
Science and Teaching of MT, State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.
Keywords: action research Classes, Methods Sociodramas, Student Results
The method used by the researchers is classroom action research (PTK). conducted in
two cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation, and
reflection. Then using test instruments such as pretest and posttest, as well as non-test
instruments in the form of sheets of interview, observation and field notes sheet.
Subjects in the study were students of class VIII SMP Islam Global Bekasi White
Lotus school year 2015/2016 the number of students as many as 27 students
consisting of 15 male students and 12 female students. This study aims to determine
the learning outcome in SMP Islam Aqeedah Morals White Lotus Global Bekasi
using Sociodramas that is by playing a role.
The indicators of success achieved KKM is ≥66. The results showed that through

learning Sociodramas method can improve student learning outcomes. This is
evidenced from pre-cycle score to score the first cycle and from the first cycle to the
second cycle. In the pre-cycle students who reached the KKM is 18.5%, in the first
cycle of students who reached the KKM is 37% and for the second cycle students
who reached the KKM is 100%.

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa pemilik seluruh alam semesta.
Alhamdulillahi Robbil “Alamiin, dan terimakasih kepadaNya, Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang yang memberikan petunjuk yang tanpa ijin Nya penulis tidak
bisa menyelesaikan penelitian ini secara tuntas. Rasa Hormat yang begitu besar
dihaturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan
kita dalam tiap bermuamalah di dunia, semoga Allah memberkahi.
Penelitian ini berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak
Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII di SMP Islam Teratai Putih
Global Bekasi. Ditulis untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan islam dari
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis berharap temuan dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi
bagi banyak pihak, terutama dalam bidang pengajaran di kelas pada jenjang SMP
secara keseluruhan dan di sekolah tempat meneliti pada khususnya. Bagaimanapun,
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang membangun akan ditampung untuk menjadi bahan evaluasi pada penelitian
selanjutnya.

Jakarta, Juli 2016
Penulis,

Asep Saepudin

iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Pada kesempatan berharga ini, peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih
pada pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penelitian ini, baik berupa materil
dan moral. Peneliti secara khusus mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon,M.Ag selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhamah Saleh, Lc, MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dindin Ridwansyah, M. Pd beserta staff, yang telah memberikan bimbingan
dan bantuan kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung sampai
terselesaikannya skripsi ini.
5. Dr. Sapiudin Sidik ,MA Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan
waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan sabar.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan Ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliahan.
7. Kepala sekolah Bapak Mustofa, S.Ag beserta seluruh keluarga Besar Guruguru SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi dan Ibu Umroh, S.Pd I selaku
guru Akidah Akhlak yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
8. Teristimewa untuk ayahanda Didin Syamsudin dan ibunda Esih Sukaesih
serta Istriku tercinta Rini Yulianti selalu memberikan cinta kasih serta
Suportnya kepada penulis selama perkuliahan hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.


iv

9. Untuk anakku yang tercinta M Ziddan Abdulrohman dan Hafidz Fadhlan
Jamil yang senantiasa menjadi mutiara penyemangat.
10. Untuk keluarga besar Yayasan Teratai Putih Global dan SMK Teratai Putih
Global 3 Bekasi yang telah memberi waktu serta semangat kepada penulis
mulai dari perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
11. Untuk seluruh anak-anak santri pondok pesantren wakaf al Muhajirin Teratai
Putih Global yang menjadi motivasi dan obat bagi penulis selama perkuliahan
hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. dan teman-teman seperjuanganku di DMS kelas A Pendidikan Agama Islam
yang selalu membantu dan mendukung penulis sehingga selesainya skripsi ini.
Salam perjuangan dan cinta buat kalian.

v

DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................................................ 6
C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................. ..............................7
D. Perumusan Masalah Penelitian...............................................................................7
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ............................................................7

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoritik ...................................................................................... 10
1. Pengertian Belajar ........................................................................................ 10
2. Pengertian Hasil Belajar ...............................................................................12
3. Pengertian Akidah .........................................................................................17
4. Pengertian Akhlak .........................................................................................18
5. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII.....19
6. Pengertian Metode ........................................................................................21
7. Pengertian Sosiodrama ..................................................................................22
B. Hasil Penelitian Yang Relevan........................................................................25
C. Hipotesis Tindakan .........................................................................................27


BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….............……28
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ………......……….… 28

vi

C. Subyek Penelitian…......................………………………………………….. 31
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian.....…………………………......34
E. Tahapan Intervensi Tindakan...........................................................................34
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan....................................................39
G. Data dan Sumber Data ....................................................................................39
H. Instrumen Pengumpulan Data .........................................................................39
I. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................39
J. Tekik Pemeriksaan Kepercayaan ....................................................................40
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ................................................................41
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...........................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ……………………………………………………..…..........44

1. Letak Geografis …………………………………………………...….......44
2. Profil SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi................................. .........44
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMP Islam Teratai Putih Global...............45
4. Keadaan Guru dan Siswa/I SMP Islam Teratai Putih Global.....................46
5. Biografi Guru Akidah Akhlak ……………………………………..... ......46
6. Keadaan Sarana dan Prasarana …………………………..…………….....46
7. Struktur Organisasi SMP Islam Teratai Putih Global ......................... ......48
8. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. ........48
B. Analisis Data ………………………………………………………….......... 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………..……........68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …. ………………………………………………………….......70
B. Saran ….…………………………………………………………………......70

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2015/2016 ……….……... ..........31
Tabel 3.2 Daftar Kelompok PembagianPeran ………………………………............33
Tabel 4.1 Keadaan sarana dan prasarana............................................ ........................47

Tabel 4.2 Struktur Organisasi SMP Islam Teratai Putih Global …………………....48
Table 4.3 Skor Pre Test Pra Penelitian ………………………………………......................49
Table 4.4 Skor Post Test Siklus I ……………………………………………….................59
Table 4.5 Skor Post Test Siklus II ………………………………………………..............63
Table 4.6 Hasil Tes Siklus I …………………………………………………............67
Table 4.7 Hasil Tes Siklus II ………………………………………………..............68

viii

DAFTAR LAMPIRAN TANPA HALAMAN

Lampiran 1

: RPP Siklus I Pertemuan ke 1

Lampiran 2

: RPP Siklus I Pertemuan ke 2

Lampiran 3


: RPP Siklus II Pertemuan ke 1

Lampiran 4

: Materi Ringkas Pembelajaran Siklus I Pertemuan ke 1

Lampiran 5

: Soal-soal Siklus I Pertemuan ke 1

Lampiran 6

: Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan ke 1

Lampiran 7

: Materi Ringkas Pembelajaran Siklus I Pertemuan ke 2

Lampiran 8

: Soal-soal Siklus I Pertemuan ke 2

Lampiran 9

: Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan ke 2

Lampiran 10 : Materi Ringkas Pembelajaran Siklus II Pertemuan ke 1
Lampiran 11 : Soal-soal Siklus II Pertemuan ke 1
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan ke 1
Lampiran 13 : Hasil Belajar Pra Penelitian
Lampiran 14 : Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 15 : Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 16 : Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Lampiran 17 : Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
Lampiran 18 : Catatan Wawancara Dengan Guru Akidah Akhlak
Lampiran 19 : Catatan Wawancara Dengan Siswa Pra Penelitian
Lampiran 20 : Catatan Wawancara Siswa Setelah Penel;itian

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu upaya mewariskan nilai, yang
akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan dan sekaligus
untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Pendidikan merupakan pilarpilar untuk membentuk generasi yang cerdas, generasi yang berilmu dan generasi
yang

mempunyai

wawasan

luas.

Pendidikan

menjadi

penuntun

untuk

memperbaiki derajat, martabat dan nasib manusia.
Sejak manusia menuntut kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu pula
timbul pemikiran dan gagasan serta ide untuk melakukan perubahan, pengalihan,
pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu
dalam sejumlah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi
perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan dari generasi ke generasi
sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Pendidikan dapat difungsikan untuk
mengarahkan pertumbuhan dan dapat menghantarkan perkembangan kehidupan
manusia sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial, kepada titik optimal
untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.1
Hal yang sama juga disebutkan dalam Undang-Undang No. 20, tahun
2003, pada pasal 3 disebutkan bahwa “Tujuan pendidikan nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab“.2
Tujuan pendidikan nasional memiliki kesamaan orientasi dengan
Pendidikan Agama Islam (PAI), tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
1

Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 28.
Peraturan Perundang-undangan RI No.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional
(Jakarta: BP. Panca Usaha Putri, 2003), Cet Ke-1, hlm. 5
2

1

2

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Ideologi konservatif memandang tujuan pendidikan sebagai memelihara
nilai-nilai yang sudah dipercaya mapan, telah teruji sejarah bahwa nilai-nilai
tersebut benar. Benar karena berdasarkan agama, benar karena berdasarkan ilmu,
dan benar karena berdasarkan tradisi.3
Pendidikan adalah hal yang sangat kompleks, dan pendidikan menjadi
salah satu dari tolak ukur kemajuan sebuah negara. Oleh karena itu keberhasilan
proses belajar mengajar sangatlah penting. Hal itu dapat terwujud jika proses
belajar mengajar mampu mengoptimalkan segala potensi yang dimilki, salah
satunya adalah peserta didik.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Itu berarti berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh murid sebagai anak didik.4
Dalam pedagogik naratif dan indoktrinatif, pendidik lebih aktif dalam
proses pendidikan sementara peserta didik lebih pasif dan membeo. Peserta didik
diperlakukan sebagai pihak yang harus dikembangkan dan dicerdaskan. Pedagogi
demikian mengandung filosofi pendidikan yang kurang membebaskan peserta
didik dan bersimpangan dengan alam demokrasi, sebab peserta didik ditempatkan
pada posisi yang amat lemah seperti pasien di hadapan dokter. Sementara
pendidik ditempatkan pada posisi yang amat kuat seperti seorang dokter yang
memberi obat dan harus ditelan pasien.
Berangkat dari paparan di atas, pembelajaran Agama Islam di lembaga
pendidikan formal tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu agama kepada peserta
didik, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang
dipelajarinya. Hal ini berarti bahwa pendidikan agama memerlukan pendekatan
3

Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Nuansa: 2010), hlm. 11

4

Abu Ahmadi dan Widodo Surpiyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta: 2004), hlm.

125

3

pengajaran agama yang berbeda dari pendekatan subjek pelajaran yang lain.
Sebab di samping mencapai penguasaan terhadap seperangkat ilmu agama,
pendidikan agama juga menanamkan komitmen kepada anak didik untuk mau
mengamalkannya.
Tingkah laku yang baru misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
pengertian-pengertian
keterampilan,

baru,

kesanggupan

perubahan
menghargai,

dalam

sikap,

perkembangan

kebiasaan-kebiasan,
sifat-sifat

sosial,

emosional, dan pertumbuhan jasmaniah adalah beberapa indikasi dari adanya
peningkatan yang signifikan terhadap proses kegiatan belajar, kondisi inilah yang
dikenal dengan istilah hasil belajar.
Akidah Akhlak merupakan pendidikan yang sangat perlu untuk para siswa
agar dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa
anak dalam masa pertumbuhannya sehingga akhlak itu sebagai kemampuan jiwa.
Di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi Akidah Akhlak merupakan
salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang
rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al
asma’al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam
mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh
akhlak dan cara mengamalkan nya dalam kehidupan sehari-hari. Secara
substansial mata pelajaran akidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekan al-akhlaqul karimah dan
adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanan nya
kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhir
serta qada dan qodar. 5
Dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak bukanlah suatu hal yang
sangat mudah karena kurang tepatnya suatu metode dan strategi yang baik proses
belajar mengajar tidak akan berhasil dan hasil belajar kurang memenuhi standar
yang diharapkan. sebagaimana penulis temukan hasil belajar akidah akhlak siswa
kelas VIII SMP Islam Terati Putih Global Bekasi kurang memenuhi target/standar
5

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab diMadrasah .
hlm 65.

4

yang diharapkan atau masih belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal
dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
lain. Hal ini disebabkan karena masih banyak anak-anak atau siswa yang
menganggap bahwa pelajaran Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang
tidak penting. Sehingga siswa kurang bersemangat dan tidak aktif dalam
mengikuti pelajaran Aqidah akhlak
Standar pendidikan di Indonesia semakin meningkat, hal tersebut dapat
kita lihat dari Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang semakin meningkat dan
terus berubahnya kurikulum serta tuntutan keprofesionalan dari tenaga pengajar.
Walaupun sebenarnya perubahan kurikulum tersebut merupakan perbaikan dari
kurikulum sebelumnya. Seorang guru juga dituntut professional dalam
mengajar, terutama dalam mengelola pembelajaran sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Lebih dari itu, menjadi pribadi dengan akhlak mulia seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah salah satu hasil belajar yang
diharapkan dalam Pendidikan Agama Islam. Disisilain, ketika peneliti melakukan
observasi kelas dan wawancara dengan beberapa guru, ternyata masih terdapat
beberapa siswa yang bermasalah mengenai sikap dan tingkah laku, khususnya
kelasVIII. Siswa seringkali tidak mematuhi peraturan yang ada disekolah, baik
yang berupa perintah dari sekolah maupun dari agama, mereka bolos sekolah dan
tidak mengikuti kegiatan ibadah disekolah seperti shalat dan tadarus.
Sikap dan perilaku yang dilakukan siswa-siswa disekolah khususnya kelas
VIII, merupakan indikasi bahwa ada kesenjangan antara cita-cita dan realita. Citacita dalam hal ini menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia sedangkan
realitanya adalah masih banyaknya siswa yang melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai akhlak mulia.
Berkaitan dengan masalah tersebut, penyebab rendahnya hasil belajar
siswa disebabkan karena rendahnya peran serta dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, hal ini merujuk pada observasi yang dilakukan oleh peneliti di
dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

5

Dalam teori klasifikasi Edgar Dale memberikan informasi bahwa
sesungguhnya belajar dilakukan dari hal yang sederhana sampai yang kompleks,
dari yang pasif sampai yang aktif, dari yang abstrak hingga yang kongkret dan
dari yang menerima sampai yang berperanserta. Teori pyramid ini menunjukkan
bahwa semakin belajar berada pada level puncak maka akan semakin kurang
efektif, begitu juga sebaliknya, Semakin siswa berperan aktif terhadap Proses
Belajar Mengajar, maka akan semakin efektif materi yang disampaikan.6
Rendahnya kemampuan atau hasil belajar siswa dalam memahami
pelajaran Aqidah Akhlak dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari
berhubungan erat dengan kemampuan dasar disekolah. Ilmu Aqidah Akhlak
merupakan ilmu yang wajib diketahui oleh siswa tidak sekedar asal-asalan akan
tetapi pelaksanaannya dalam kehidupan nyata. Kurangnya minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran menjadi penyebab masalah rendahnya hasil belajar siswa.
Hal ini disebabkan antara lain karena pembawaan materi yang kurang menarik
dan terjadi ketidak sesuaian metode yang dipakai guru dalam pembelajaran.
Permasalahan seperti ini ditemui oleh peneliti ketika mengadakan
observasi ke SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi. Dari hasil observasi tersebut
diperoleh bahwa terdapat respon yang negatife dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang kurang antusias
terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak, yang metode mengajarnya hanya ceramah
dan dikte membuat siswa kurang termotivasi dan tertarik. Selain itu standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran Aqidah Akhlak yang lebih
rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
Menyikapi masalah diatas, perlu diterapkan dan dikembangkan sebuah
metode pembelajaran yang efektif yang mengikut sertakan peran siswa sehingga
siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang lebih kongkret.
Sebuah pembelajaran kongkret yang melibatkan peran aktif siswa mampu
mendorong dan merangsang diri siswa untuk menerima pesan dan nilai-nilai yang
disampaikan, salah satunya dengan menggunakan metode sosiodrama.
6

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm.165

6

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka peneliti bermaksud untuk
mencari tahu dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Melalui Metode Sosiodrama Pada
Siswa Kelas VIII di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi proses belajar mengajar cenderung
masih didominasi oleh guru. Siswa tidak terlalu aktif sehingga seringkali muncul
kejenuhan-kejenuhan pada siswa. Hal ini terlihat dari lemahnya respon siswa
terhadap stimulus-stimulus yang diberikan guru, baik berupa pertanyaan atau
stimulus yang lain. Siswa terlihat tidak terlalu memperdulikan

proses

pembelajaran karena mereka tidak terlalu tertarik dengan metode pembelajaran
monoton yang membosankan.
Guru seringkali menemui kendala didalam menentukan metode belajar yang
sesuai dengan materi atau bahan ajar yang akan disampaikan. Guru masih terpaku
dengan model pembelajaran klasik yang itu-itu saja seperti ceramah, diskusi
kelompok, tanya jawab dan model yang biasa dilakukan sebagian besar guru-guru
kita. Hal ini tidak bisa dianggap sepele, karena jika terjadi terus-menerus maka
kejenuhan tersebut akan mengakibatkan siswa enggan untuk belajar dan bisa
menjadi penghambat daya serap siswa sehingga prestasi mereka tidak akan sesuai
harapan.
Pelajaran akidah akhlak adalah pelajaran karakter, sehingga siswa harus
merasakan secara langsung kesan yang didapatkan dengan cara menjadi pelaku
secara langsung. Tetapi di kelas yang akan kami teliti pelaksanaan pembelajaran
akidah akhlak belum dapat memberikan kesan kepada siswa karena hanya
menggunakan model klasik dan tidak menarik, sehingga siswa tidak dapat
merasakan kesan hidup yang dapat dijadikan pengalaman berharga dan pelajaran
yang nyata.

7

C. Pembatasan Fokus Penelitian
Belajar akidah akhlak seperti belajar karakter, sehingga memerlukan
pendalaman dan membutuhkan pengalaman nyata, sehingga proses pembelajaran
pasif sangat tidak efektif karena siswa tidak memiliki pengalaman secara
langsung sebagaimana yang diharapkan dari tujuan mata pelajaran akidah akhlak
tersebut agar siswa mampu menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti fokus pada peningkatan hasil
belajar siswa mata pelajaran akidah akhlak pada pokok bahasan akhlak terpuji
kepada sesama dengan metode sosiodrama, siswa yang dimaksud adalah siswa
SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi kelas VIII berjumlah 27 orang siswa.

D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latarbelakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka
rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan metode
pembelajaran sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akidah
akhlak pada siswa Kelas VIII di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitianya
sebagai berikut:
a. Untuk memahami Bagaimana penerapan metode sosiodrama ini dalam
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran akidah akhlak
materi pokok membiasakan akhlak terpuji.
b. Untuk memahami Apakah penerapan metode sosiodrama ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak
materi pokok membiasakan akhlak terpuji.

8

2. Kegunaan Hasil Penelitian
a. Kegunaan bagi peserta didik
1)

Tercapainya kompetensi siswa dibidang akidah akhlak khususnya
pada materi pokok membiasakan akhlak terpuji.

2)

Hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Islam Teratai Putih Global
Bekasi dalam mata pelajaran akidah akhlak khususnya pada materi
pokok membiasakan akhlak terpuji dapat meningkat.

3)

Proses pengajaran yang efektif dan penerapan metode sosiodrama
dalam mata pelajaran akidah akhlak akhlak khususnya pada materi
pokok membiasakan akhlak terpuji dapat diterima.

4)

Penerapan

metode

sosiodrama

dapat

dikembangkan

atau

diterapkan pada siswa dikelas yang lain.
b. Kegunaan bagi guru
1)

Terperolehnya inovasi metode pembelajaran untuk mata pelajaran
akidah akhlak dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada
penerapan metode sosiodrama.

2)

Menambah wawasan bagi guru bidang studi akidah akhlak
sehingga

dalam

proses

pembelajaran

nantinya

betul-betul

memperhatikan fungsi metode pembelajaran yang tepat, sehingga
hasil belajar siswa tercapai dengan baik.
3)

Dengan adanya penelitian ini maka terjalin kerjasama atau
Kolaborasi sesama guru akidah akhlak di SMP Islam Teratai Putih
Global Bekasi.

4)

Dapat memberikan sumbangan dan pengalaman kepada guru dalam
upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang
ditekuninya.

c. Kegunaan bagi peneliti
1)

Menambah wawasan untuk peneliti tentang metode yang sesuai
untuk mata pelajaran akidah akhlak.

2)

Menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti tentang tata cara
dan proses penelitian dalam pendidikan.

9

d. Kegunaan bagi sekolah
Sekolah memperoleh panduan yang inovatif tentang metode belajar
sosiodrama yang selanjutnya diharapkan dapat diterapkan di kelas-kelas
yang lain demi keberhasilan belajar akidah akhlak.

BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN

A.

Kajian Teoritik
1.

Pengertian Belajar
Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terja dinya

perubahan pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan,
maupun dalam sikapnya. Indicator pada perubahan ini biasanya akan
tampak pada proses belajarnya. “Pengertian belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan”.7
Bebera pahal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar
sebagai berikut:
a.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan.

b.

Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh
perilaku yang baru atau memperbaiki atau meningkatkan perilaku
yang sudah ada.

c.

Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa
perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).8
Tingkah laku yang baru misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaankebiasan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembang sifat-sifat
sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmaniah.
Banyak aktivitas yang tergolong kegiatan belajar. Hal ini karena
belajar merupakan aktivitas yang sangat luas, universal, tidak mengenal
tempat dan waktu. Aktivitas belajar bisa jadi di mana saja, kapan saja dan
oleh siapa saja. Kita mengenal pepatah long life education, atau ajaran
7

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2010),hlm. 10
8
M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2007),hlm.55

10

11

islam mengungkapkan bahwa belajar terjadi sejak dalam buaian ibu hingga
ke liang lahat. Aktivitas yang termasuk belajar sudah diawali sejak lahir ke
dunia.
Belajar tidak hanya milik anak sekolah, pelajar atau mahasiswa,
tetapi milik semua orang. Bayi, orang dewasa dan orang lanjut usia akan
melakukan aktivitas yang tergolong aktivitas belajar. Pegertian belajar
sudah banyak dikemukakan dalam perpustakaan. Karena luasnya kupasan
masalah belajar, maka tidak mudah, ketika ditanyakan apa itu belajar.
Setiap orang akan memberikan pengertian yang berbeda-beda tergantung
dari aspek mana meninjau masalah belajar. Ada yang menitik beratkan
pada belajar, ada yang menekankan proses, ada pula yang cenderung pada
produk belajar itu sendiri. Sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto tentang pengertian belajar .9
a.

Menurut Hilgaerd dam Bower, dalam buku Theoric of Learning
mengemukakan,“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang.”

b.

Menurut

Gegne,

dalam

buku

The

Condition

of

Learning

menyatakan bahwa,“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya berubah dalam waktu selama ia mengalami
situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
c.

Menurut

Morgan,

dalam

buku

Introduction

to

Psychologimengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman.”
Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychology

d.

mengemukakan“Belajar

adalah

suatu

perubahan

di

dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada
9

Ngalim Purwanto , Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1997),

hlm 84

12

reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian dan
suatu pengertian.”
Hilgard mengatakan “Learning is the prosess by with an activity

e.

originates or ischanged through training procedures (Whether in the
laboratory or in the natural environment) as distinguished from
changes by factors not attributable to training.” Belajar adalah
proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatanmelalui jalan
latihan.
f.

Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasilpengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.10
Dari definisi-definisi di atas dapat dikemukakan bahwa untuk dapat

disebut belajar maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode
yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan
dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu
periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang
tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang
yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan
tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di
dalam diri individu dalam penguasaan memperoleh hubungan baru.

2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.11

10

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta :PT.Rineka
Cipta,2003) , hlm 2
11
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: BumiAksara, 2006), hlm. 30.

13

Penilaian

proses

serta

hasil

belajar

dan

pembelajaran

merupakan

implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional pendidikan (SNP). Penetapan SNP membawa implikasi terhadap model
dan teknik penilaian pembelajaran yang mendidik. Perencanaan penilaian proses
serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup penilaian eksternal dan internal.
Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran
mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan rencana penilaian hasil
belajar peserta didik. Rencana penilaian proses serta hasil belajar dan
pembelajaran merupakan rencana penilaian yang akan dilakukan oleh guru untuk
memantau proses kemajuan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara
berkesinambungan.
Menurut Nana Sudjana “hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang / siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.12 Sedangkan
menurut Muhibbin Syah “hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku
individu yang relative menetap sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif”.13 Jadi hasil belajar atau prestasi belajar adalah
suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang
melibatkan proses kognitif siswa tersebut mengalami perubahan tingkah laku yang
relative menetap.
Hasil belajar menurut Dr. Sudiyanto yang dikutip oleh Dr. H. Y. Waluyo
dalam bukunya Penilaian Pencapaian Hasil Belajar adalah “Tingkat penguasaan
yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan yang ditetapkan”14
Dalam proses belajar mengajar di sekolah perubahan tingkah laku siswa
ditandai dengan kemampuan peserta didik menerapkan dan mendemonstrasikan
pengetahunnya serta keterampilannya. Perubahan inilah yang disebut hasil belajar.
12

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm.22.
13
Muhibbin Syah, Psikologi Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 92.
14
H.Y. Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta: Karunia Universitas
Terbuka, 1987), cet. 1, hlm. 24.

14

Hal ini selaras dengan pendapat DR. Suharismi Arikunto dalam bukunya DasarDasar Evaluasi Pendidikan mengatakan, “Hasil belajar adalah hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk
perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur.15
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan
kegiatan belajar, yang menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik pada diri
seseorang tersebut, baik dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai,
maupun sikap yang bersifat menetap dan konsisten.
Berdasarkan

teori

Taksonomi

Bloom,

hasil

belajar

dalam

rangka

pembelajaran meliputi tiga kategori ranah, yaitu:
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yaitu:
1) Pengetahuan
2) Pemahaman
3) Penerapan
4) Analisis
5) Sintesis
6) Evaluasi

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan, yaitu:
1) Menerima
2) Menjawab/ Reaksi
3) Menilai Organisasi
4) Karakteristik dengan suatu nilai
5) Kompleks Nilai.

15

Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1993), hlm. 133.

15

c. Ranah psikomotor, meliputi:
1) Keterampilan motoric.
2) Manipulasi benda-benda
3) Koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengintai)
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol namun hasil belajar psikomotor dan afektif harus menjadi
bagian dari hasil penilaian dan proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan dari
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya dan hasil tersebut dapat digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan dan hal ini
dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, diantaranya :

a.

Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan

fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar
belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya
dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan
jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar
makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas
mengantuk dan lelah. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi
belajar.16 Faktor-faktor tersebut diantaranya:
1) Adanya keinginan untuk tahu
2) Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
3) Untuk memperbaiki kegagalan.
4) Untuk mendapatkan rasa aman.

16

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cet. 4, hlm. 59

16

b.

Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut

mempengaruhi belajar anak, yang antara lain :
1) Faktor yang berasal dari orang tua
Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila
lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri
belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan
bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri
handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua
juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak
langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan
yang kurang tertib dalam belajar.

2) Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang
ditempuh, dan metode yang diterapkan.Faktor guru banyak menjadi penyebab
kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan
mengajarnya.Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan
perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang
diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan,
dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur
tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak
dalam belajar.
Faktor yang berasal dari masyarakat Anak tidak lepas dari kehidupan
masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap
pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung
atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.

17

3. Pengertian Akidah
Menurut Al Munawir sebagaimana dikutip oleh Yunahar Ilyas dalam
bukunya Kuliah Aqidah Islam secara etimologis (lughotan) aqidah berakar dari
kata “aqada –ya qidu – aqdan – aqidatan”. Aqdan berarti simpul, ikatan,
perjanjian dan kokoh.Setelah terbentuk menjadi akidah berarti keyakinan.17
Secara terminologis terdapat beberapa definisi antara lain :
a. Menurut Hasan Al-Banna dalam bukunya Majmu’atu ar-Rasail, Muassasah
ar-Risalah yang dikutip oleh Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Aqidah
menjelaskan bahwa aqaid (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara
yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati (mu), mendatangkan ketentraman
jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguraguan.
b. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy dalam bukunya Aqidah al-Mukmin,
Maktabah al-Kulliyat al-Azhariyah yang dikutip oleh Yunahar Ilyas dalam
bukunya Kuliah Aqidah menjelaskan bahwa Aqidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan (oleh
manusia) dan ditolak (serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara
pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.18

Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir sama dengan istilah
aqidah, diantaranya :
a. Iman
Ada yang menyampaikan istilah iman dengan akidah, dan ada yang
membedakannya. Bagi yang membedakan, aqidah hanyalah bagian dalam
(aspek hati) dari iman, sebab iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar.
Aspek dalamnya berupa keyakinan dan aspek luar berupa pengakuan lisan dan
pembuktian dengan amal 19

17

Yunahar Ilyas ,Kuliah Aqidah, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), hlm 1
Ibid., hlm 2
19
Ibid., hlm 4
18

18

b. Tauhid
Tauhid artinya (mengesakan Alloh Tauhidullah). Ajaran tauhid adalah
tema sentral aqiqah dan iman, oleh sebab itu aqiqah dan iman diidentikkan
juga dengan istilah Tauhid.

c. Ushuluddin
Artinya pokok-pokok agama. Aqidah, iman dan tauhid disebut juga
Ushuluddin karena akaran aqidah merupakan pokok-pokok ajaran agama
Islam.

d. Ilmu Kalam
Kalam artinya berbicara, atau pembicaraan. Dinamai dengan ilmu kalam
karena banyak dan luanya dialog dan perdebatan yang terjadi antara pemikir
masalah-masalah aqidah tentang beberapa hal. Misalnya tentang Al Qur‟an
apakah Khaliqatau bukan, hadist atau qadim. Tentang taqdir, apakah manusia
punya hak ikhtiar atau tidak. Tentang orang yang berdosa besar, kafir atau
tidak dan lain sebagainya

4.

Pengertian Akhlak
Secara etimologis (lughotan) akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari

khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari
kata khalaqa yang berarti menciptakan seakar dengan kata khaliq (pencipta),
makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Persamaan akar kata
mengisyaratkan

bahwa

dalam

akhlak

mencakup

pengertian

terciptanya

keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia).
Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan
lingkungannya mengandung nilai akhlak yang hakiki. Manakala tindakan atau
perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan). 20

20

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm, 1

19

Adapun secara terminologis (isthilahan) ada beberapa definisi tentang akhlak
yang dari beberapa pendapat diantaranya :
a. Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumud-din yang dikutip oleh
Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Akhlak, mengatakan bahwa “Akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.”
b. Menurut Ibrahim Anis dalam Al-Mu'jam al-wasith yang dikutip oleh
Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Akhlak, mengatakan bahwa “Akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan”.21

5. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII
a. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII
Aqidah akhlak di Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiah
adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan
peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di
Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar.
Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun
iman mulai dari iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya,
hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalildalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap Al-Asma dan
Al-Husna dengan menunjukan ciri-ciri/ tanda-tanda perilaku seseorang dalam
realitas kehidupan individu dan sosial serta pengamalan akhlak terpuji dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Secara subtansial
mata pelajaran Aqidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikan
akidahnya dalam bentuk pembiasaan dalam melakukan akhlak terpuji dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
21

Ibid., hlm 2

20

Al-Akhlak al-karimah ini sangat penting untuk mempraktikan dan
dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan
berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era
globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan negara
Indonesia.
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap
umat

Islam

harus

meyakini

pokok-pokok

kandungan

aqidah

akhlak tersebut.
Adapun tujuan pembelajaran aqidah akhlak menurut GBPP departemen
Agama yaitu :
1) Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan kepada siswa
akan hal-hal yang harus diiani, sehingga tercermin dalam sikap dan
tingkah lakunya.
2) Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk
dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan
sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya.
3) Memberikan bekal kepada anak atau siswa tentang akidah dan akhlak
untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan berikutnya.22

b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di kelas VIII meliputi:
1) Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat
Allah, Al-Asma al-Husna, iman kepada Allah, kitab-kitab Allah, rasulrasul Allah, Hari Akhir serta Qadha Qadar
2) Aspek Akhlak terpuji yang terdiri atas bertauhid, ikhlas, taat, khauf,
taubat, tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, qana’ah, tawadlu’, husnudz
dzon, tasamuh dan ta’awun berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan
remaja.
22

Depag RI, Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Madrasah Tsanawiyah,
(Jakarta: 1998), hlm.2

21

3) Aspek Akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus
asa, ghadhab, tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah dan
namimah.

6. Pengertian Metode
Mengajar adalah salah satu tugas utama guru, yang disebut dengan fungsi
instruksional. Dalam menggunakan fungsi instruksional itu, penggunaan dan
penerapan metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang penting yang ikut
andil dalam kegiatan belajar mengajar .
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik
berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau
cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai
tujuan tertentu.
Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang
dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan
mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad mengatakan bahwa metode mengajar
adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid disekolah.
M. Basyirudin Usman dalam bukunya Metodologi Pembelajaran Agama Islam
mengatakan bahwa “pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan
karakteristik

siswa,

materi,

kondisi

lingkungan

di

mana

pengajaran

berlangsung”.23 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengatakan dalam buku yang
ditulis oleh Armai Arief “bahwa ada beberapa factor yang perlu diperhatikan
dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode pengajaran, diantaranya:
tujuan yang hendak dicapai, kemampuan guru, anak didik, situasi dan kondisi
pengajaran di mana berlangsung, fasilitas yang tersedia, waktu yang tersedia, serta
kebaikan dan

Dokumen yang terkait

Hubungan Beribadah Anak Dirumah Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Di Mts. Qotrun Nada Depok

1 6 119

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih melalui metode advokasi : Penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTS. Al-Huda Bekasi Timur

15 103 155

Penerapan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menyeleksi Calon Siswa SMK Berdasarkan Hasil Test Menggunakan Metode Fuzzy Di SMK Teratai Putih Global I Bekasi

0 12 152

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick Di Mi Al Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi

0 7 179

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI STRATEGI SNOW Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Strategi Snow Balling Kelas Viii C Semester Genap SMP Al Islam

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI STRATEGI Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Strategi Snow Balling Kelas Viii C Semester Genap SMP Al Islam 1 Su

0 3 19

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

3 17 143

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI REMEDIAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 TOLITOLI

0 0 175