Analisis Semiotik Pesan Dakwah Dalam Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika

(1)

DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh:

Nurul Latifah NIM. 1112051000118

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M


(2)

ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH

DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Nurul Latifah NIM. 1112051000118

Di Bawah Bimbingan:

Prof. DR. H. M. Yunan Yusuf, MA NIP. 19490119 198003 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M


(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan, 1 September 2016


(5)

ABSTRAK Nurul Latifah

NIM: 11120510001118

Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”

Film adalah media dakwah yang penting, sebab ia merupakan media audio-visual yang dapat dinikmati dimana dan kapan saja. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang diproduksi oleh Maxima Picture mengisahkan perilaku seorang muslim Pasca tragedi World Trade Center (WTC) 11 September 2001 dalam kehidupan bersosial sehari-hari ditengah kehidupan masyarakat Amerika yang notabene sebagian besar mereka ialah masyarakat non Muslim.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan tulisan ini untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika? Kemudian, minornya adalah Pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika?

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode semiotik, maksudnya penulis meneliti film Bulan Terbelah di Langit Amerika dengan menganalisis simbol-simbol, dalam hal ini pesan-pesan dakwah yang terkandung di dalamnya, baik dalam makna denotatif maupun konotatif.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa pesan dakwah yang terkandung dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Film ini sarat akan pesan dakwah mengenai ajaran Islam dalam bidang syari‟ah, diantaranya: menyayangi anak kecil, gemar berderma, berperilaku baik terhadap tetangga, cinta damai, bersikap sabar,t oleransi a ntar manusia yang berbeda Agama dan menolong penganut agama lain.

Kata kunci: Film Bulan Terbelah di Langit Amerika, Pesan Dakwah, Analisis Semiotika, denotatif, dan Konotatif.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil’alamin, adalah kata yang pantas diiucapkan, dengan

memanjatkan puja serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan anugerah-Nya. Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, para

tabi’ut tabi’in, dan mudah-mudahan kepada kita semua.

Dengan ridho Allah SWT penulis mendapatkan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini, yang menjadi impian orang-orang terdekat, dan khususnya impian penulis. Tidak ada satupun karya manusia yang tidak ada ikut campur tangan manusia lainnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Suparto, M.Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I. Dr. Hj Roudhonah M.Ag, selaku Wakil Dekan II. Dr. Suhaimi M.Si selaku Wadek III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Drs. Masran, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam beserta Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Prof. Yunan Yusuf, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini.


(7)

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik serta memberikan beragam ilmu yang sangat bermanfaat.

6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dalam hal administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

7. Kepada Ibu dan Ayah tercinta, Ibu Hj.Badriah dan Ayah H.Sulaiman yang telah memberikan kebahagiaan dan semangat penulis sejak kecil hingga berhasil menjadi sarjana.

8. Keluarga besar CAPOLISTA ’12 dan UKM Bahasa-FLAT UIN Jakarta yang telah ikut andil dalam memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis.

9. Kakak dan adik-adik tercinta, Rina Sulaiman, Komarudin Sulaiman, Kamaludin, Badri Sulaiman, Hikmah Fauzia dan Siti Rahmah. Yang selalu memberikan kebahagiaan dan semangat kepada penulis.

10.Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan Dinda Tiara Alfianti, Noni Wildasari, Savinatunnajah, Natasha Anissa dan Mutia Sholeha yang selalu belajar bersama penulis sejak semester awal hingga akhir.

11.Teman-teman seangkatan seperjuangan kelas KPI D 2012, yang telah ikut andil dalam memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis. 12.Keluarga besar KKN CETAR, Faqih, Arab, Dhiba, Azila, Tasha, Rinrin,

Noni, Irul, Ali, Dinda, Fahmi, Tohir, Rahmat, Adila, Pandy, Fakhri, Syem. Semoga tali persaudaraan kita tidak akan pernah terputus.


(8)

13.Sahabat-sahabat tersayang Ema Amalia Zulfa , Syifa Fatimah, Sumiyati, Siti Nuraini, Wina Winarti, Nurdillah, Nurmillah, Siti Maemunah dan Ida Farida yang selalu ada sebagai tempat keluh kesah dan selalu memberi semangat kepada penulis.

14.Keluarga Kosan KECE, Ummu Kalsum Andi Lajeng, Syarifatul Hilwa, dan Iyan Cahriani yang selalu mendukung dan saling tukar pikiran sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini dengan baik.

15.Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Begitu besar ucapan terimakasih yang penulis sampaikan untuk mereka

tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun pelukan dari do’a do’a

yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan, Amin ya Rabbal’alamin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah Khazanah perpustakaan.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Jakarta, 1 September 2016 Penulis

Nurul Latifah Nim: 1112051000118


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KONSEP A. Tinjauan Tentang Dakwah ... 12

1. Pengertian Dakwah ... 12

2. Unsur-unsur Dakwah... 13

3. Tujuan Dakwah ... 15

B. Pesan Dakwah ... 17

C. Tinjauan Umum Tentang Film ... 22

1. Konseptualisasi Film ... 22

2. Film Sebagai Media Dakwah ... 22


(10)

D. Analisis Semiotika... 30 1. Pengertian Analisis Semiotika ... 30 2. Analisis Semiotika Roland Barthes ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM FILM “BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA”

A. Produksi Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika ... 36 1. Sekilas Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” ... 36 2. Pemeran-Pemeran Dalam Film “Bulan Terbelah di Langit

Amerika” ... 37 B. Sinopsis Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” ... 44 C. Biografi Sutradara Rizal Mantovani ... 46

BAB IV ANALISIS DATA FILM “BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA”

A. Analisis Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos dalam Film “Bulan

Terbelah di Langit Amerika” ... 54 B. Makna Pesan Dakwah dalam Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika ... 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 76 B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes... 33

Gambar 3.1 Foto Acha Septriasa... 37

Gambar 3.2 Foto Abimana Aryasatya... 39

Gambar 3.3 Foto Nino Fernandez... 41

Gambar 3.4 Foto Rianti Cartwright... 42

Gambar 3.5 Foto Hannal Al-Rashid... 43


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Scene 1... 54

Tabel 4.2 Scene 26... 56

Tabel 4.3 Scene 17... 59

Tabel 4.4 Scene 28... 61

Tabel 4.5 Scene 16 &19... 63

Tabel 4.6 Scene 13 &15... 65

Tabel 4.7 Scene 27... ... 68


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengangkatan tema mengenai keagamaan merupakan suatu hal yang beresiko tinggi. Jika terdapat hal yang menyinggung pihak lain, maka akan timbul konflik. Begitu juga halnya dalam sebuah film yang menyampaikan pesan agama, propaganda atau kritik sosial, pesan divisualisasikan dalam adegan-adegan visual ataupun suara dalam film. Salah satu film yang mengambil tema tersebut adalah film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Rizal Mantovani yang diproduksi oleh Maxima Pictures.

Film ini mengambil latar belakang sebuah peristiwa terorisme penyerangan Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada 11 september 2001. Pada pukul 09.00 pagi waktu New York tiba-tiba sebuah Pesawat Boeing 757 Americans Airlines menabrak menara utara gedung

World Trade Center (WTC) yang 18 menit kemudian disusul Pesawat Boeing 757 yang menabrak menara selatan WTC yang mengakibatkan kedua menara tersebut runtuh.1 Paska kejadian serangan tersebut, wajah dunia Islam kian menjadi sorotan. Gencarnya media-media yang memberitakan bahwa otak serangan itu adalah teroris muslim, membawa khalayak kepada konstruksi identitas agama Islam sebagai agama yang penuh dengan kekerasan dan radikalisme.

1


(14)

2

Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” membahas mengenai

masyarakat di Barat yang tidak terlalu bisa menerima kehadiran Islam di dunia, terutama di Amerika Serikat, dan mengangkat isu rasial dan keagamaan setelah peristiwa tersebut, dimana paska pengeboman (WTC), terjadi diskriminasi dan penyerangan-penyerangan terhadap Muslim di Amerika Serikat. Dalam film ini digambarkan masyarakat Amerika Serikat yang seolah menyalahkan warga muslim atas peristiwa 9/11.

Bulan Terbelah di Langit Amerika juga merupakan film yang sangat padat dan lengkap mengungkapkan sisi kehidupan keislaman masyarakat Islam yang tinggal di Barat. Ia bercerita tentang Suami Istri yang bernama Rangga dan Hanum seorang muslim yang tinggal di negara Barat. Hanum yang bekerja sebagai wartawan di Negara Muslim minoritas mendapat tugas baru yang berat dari kantornya yang mengharuskannya menulis artikel berjudulkan “Akankah

Lebih Baik Dunia Ini Tanpa Islam”. Film ini menyampaikan pesan dakwah

tentang kemanusiaan, hidup saling tolong menolong tanpa memandang agama, ras, ataupun bahasa dan itulah sebenarnya yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan Islam, dan bahwa apa yang di pahami tentang Islam sebagai agama “kekerasan” adalah salah. Karena sesungguhnya Islam adalah agama yang cinta damai dan

Rahmatan Lil alamin. Sehingga film berdurasi seratus menit ini dapat memberikan jawaban bagi islamophobia yang digencarkan Barat dan menjadi rujukan bagi mereka untuk memandang Islam secara lebih baik.


(15)

Karena itu selain isu SARA juga isu sosial yang melibatkan Islam di dalamnya juga pemahaman umum terhadap Islam dan berbagai aspek yang mengunggulkan film ini. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadap film tersebut yang berjudul: Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Film ”Bulan Terbelah di Langit Amerika”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, untuk membatasi serta mempermudah penyusunan, maka penulis akan melakukan analisis secara

semiotik dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” dengan menggunakan

metode analisis semiotik Roland Barthes, dan materi yang diteliti dalam film tersebut dikhususkan pada bagian yang berkaitan dengan konsep dan nilai-nilai keislaman , yang ditampilkan dalam film baik oleh aktor utama ataupun oleh alur cerita.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini terangkum dalam beberapa poin pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film “Bulan

Terbelah di Langit Amerika” berdasarkan konsep semitioka Roland


(16)

4

2. Pesan dakwah apa saja yang terkandung dalm film “Bulan Terbelah di

Langit Amerika” di tengah latar kehidupan sosial Amerika?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

Tujuan Teoritis:

a. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film

”Bulan Terbelah di Langit Amerika” dilihat dari perspektif semiotika.

b. Untuk mengetahui pesan dakwah Islam yang dikonstruksikan dalam film “Bulan Terbelahdi Langit Amerika”

Tujuan Praktis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca terhadap sesuatu yang merujuk kepada pembahasan mengenai semiotika film, atau bagaimana bagaimana film dapat menyampaikan suatu pesan. Serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.


(17)

2. Manfaat penelitian

Adapun terdapat manfaat penelitian yang dibagi dalam dua aspek yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat Teoritis:

a. Memperkaya kajian komunikasi massa melalui kajian semiotik model Roland Bartes, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Dakwah Komunikasi (FDK) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

b. Dapat dijadikan pengetahuan terhadap bentuk dan makna pesan dakwah yang terkandung dalam sebuah film bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, khususnya tentang analisis Semiotik.

Manfaat Praktis:

a. Sebagai pertimbangan dalam mengembangkan dakwah Islam dengan kemasan yang menarik dan berbeda yaitu dengan media popular seperti film.

b. Menambah ilmu tentang cara pengambaran film bagi para mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya, serta mahasiswa lain yang mempunyai minat dalam bidang Penyiaran pada umumnya.


(18)

6

D. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini penulis juga menggunakan skripsi yang memiliki beberapa persamaan dengan penelitian ini, sebagai referensi atau rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan sekaligus sebagai referensi tambahan selain buku, koran dan artikel. Adapun beberapa judul penelitian yang penulis dapatkan sebagai berikut:

Pertama “Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly” oleh Istianah tahun

2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam , UIN Jakarta.2 Skripsi tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal penggunaan metode analisis semiotik Roland Barthes. Tetapi meskipun begitu makna yang ditangkap dalam skripsi tersebut adalah tentang konsep perang dalam film Turtles Can Fly, juga perbedaan objek penelitian yang mana film yang diangkat adalah film internasional.

Berikutnya “Analisis Semiotik Terhadap Film Animasi UPIN dan IPIN”

oleh Ahmad Bayhaki, tahun 2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Jakarta. 3 Pisau analisis yang digunakan dan wacana yang diteliti berbeda dengan penelitian ini. Pada skripsi ini digunakan pisau analisis semiotika model Charles Sanders Pierce dan wacana yang ditelitipun merupakan sebuah film animasi. Film animasi Upin dan Ipin menyajikan pesan dakwah dalam dunia Islam. Semua itu tercermin dalam simbol-simbol serta perilaku tokoh yang menjalankan puasa,

2Istihanah, “

Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly‟ (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2009).

3

Bayhaki Ahmad, “Analisis SemiotikTerhadap Film Animasi UPIN dan IPIN” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2009).


(19)

sahur, tarawih, serta ibadah-ibadah lain yang terdapat di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

Selain dua skripsi tersebut penelitian ini juga merujuk pada skripsi

“Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua karya Deddy Mizwar” oleh Elviras tahun 2008 Universitas Muhammadiyah Malang,

Jurusan Komunikasi.4 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendskripsikan konstruksi nilai nasionalisme dan patriotisme di era globalisasi dengan metode analisis semiotika Roland barthes yang mana untuk mengungkap makna tanda-tanda yang terkandung dalam setiap adegan dan dialog yang berhubungan dengan konstruksi nilai nasionalisme dan patriotism dalam Film Naga Bonar Jadi 2.

Meskipun penelitian ini mendapat rujukan dari skripsi-skripsi di atas dan sama-sama meneliti tentang film, akan tetapi penelitian ini memiliki perbedaan daripada skripsi-skripsi di atas yaitu pada fokus penelitiannya. Penelitian ini fokus

pada bentuk dan makna pesan dakwah ditampilkan dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes

yang meneliti bagaimana pesan dakwah digambarkan dalam adegan-adegan visual, audio atau narasi di dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”.

4

Elviras, “Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua”(

Skripsi S1 Fakultas Komunikasi, Jurusan Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang, 2008).


(20)

8

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif semiotik yaitu penelitian yang tidak menggunakan data data statistik dan jenis penelitiannya adalah deskriptif seperti yang didefinisikan oleh Jalaludin Rachmat sebagai metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Penelitian deskriptif timbul karena adanya suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti namun belum ada kerangka teoritis yang menjelaskannya.5

A. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”,

sedangkan subjek penelitiannya adalah potongan adegan visual ataupun narasi

dialog dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” yang berkaitan dengan pesan dakwah yang ingin disampaikan di dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”.

B. Tahapan Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Data primer adalah berupa data yang diperoleh dari rekaman video film “Bulan

Terbelah di Langit Amerika”. Yang kemudian di bagi per scene dan dipilih

adegan-adegan sesuai rumusan masalah, yang digunakan untuk penelitian. 2)

5

Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung; Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24-25.


(21)

Data sekunder adalah data yang di peroleh dari dokumen, atau literatur-literatur yang mendukung data primer, seperti buku-buku yang sesuai dengan penelitian, artikel koran, catatan kuliah, kamus istilah, internet dan sebaginya.

b. Teknik pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yang pertama observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis. Dengan cara menonton dan mengamati adegan-adegan dan dialog dalam film “Bulan Terbelah di

Langit Amerika”. Kemudian, memilih dan menganalisa sesuai dengan model penelitian yang dinginkan.

Kedua adalah, studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data melalui telaah dan mengkaji berbagai literatur yang sesuai dan ada hubungnnya dengan bahan penelitian yang kemudian dijadikan bahan argumentasi. Seperti buku-buku, artikel koran, arsip, kamus istilah, internet dan sebagainya.

c. Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan sekunder terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah ditentukan. setelah data terklasifikasi dilakukan analisis data menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan


(22)

10

semiotika menjadi dua tingkatan penandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi yang menghasilkan makna eksplisit untuk memahami makna tanda-tanda dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” mengenai Islam.

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data yaitu Analisis semiotik, sebagi sarana komunikasi massa penyampai pesan, dan cerminan realitas masyarakat, sebuah film dan berbagai unsur di dalamya dapat dikaji salah satunya dengan analisis semiotika.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab beserta sub-babnya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, Yaitu berupa latar belakang masalah yang membahas

film sebagai media komunikasi dakwah, sekilas tentang film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” juga tentang peristiwa teror 11 september

2001 pengeboman World Trade Center yang melatar belakangi isu rasial pembutan film tersebut. Kemudian bab ini juga mencakup pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS, bab ini memuat teori-teori yang menunjang dan mempunyai hubungan dengan permaslahan yang diangkat dalam skripsi ini, yaitu; penjelasan mengenai konsep sebuah film, jenis-jenis film. Bab


(23)

ini juga menngandung penjelasan konsep umum semiotika, konsep semiotika Roland Barthes dan pesan dakwah.

BAB III: GAMBARAN UMUM FILM “Bulan Terbelah di Langit Amerika”, bab ini menjelaskan secara umum segala sesuatu mengenai film ”Bulan Terbelah di Langit Amerika” jalan cerita dan penokohan dan pemeran

dalam film sinopsis dan biografi sutradara film tersebut.

BAB IV: ANALISIS DATA, bab ini yaitu berupa analisis semiotik terhadap data

dari film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” dan tentang pesan dakwah yang terkandung dalam film tersebut.

BAB V: PENUTUP, bab ini berupa simpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan yang menjadi penutup dari pembahasan.


(24)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Dakwah 1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah” yang berarti

seruan, ajakan dan panggilan. Dengan demikian secara etimologi dakwah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.6

Pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa ahli yang diantaranya adalah H. M Arifin mengatakan dakwah adalah kegiatan menyeru, baik dalam bentuk lisan dan tulisan, maupun tingkah laku dan lain sebagainya yang dilakukan secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama, sebagai pesan yang disampaikan kepada mereka tanpa unsur paksaan.7

Jadi, pengertian dakwah merupakan sebuah kegiatan atau ajakan, yang mana dakwah tersebut dapat dilakukan secara sadar dan berencana, tentunya dalam upaya mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok, supaya timbul dalam dirinya sebuah kesadaran, baik dalam sikap penghayatan maupun pengalaman terhadap ajaran agama Islam, dan sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa ada faktor keterpaksaan dari siapapun.

6

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta:Gaya Media Pratama 1997), cet-2, h.31

7


(25)

Secara umum definisi dakwah yang dikemukakan para ahli menunjuk pada kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Untuk itu dakwah harus dikemas dengan cara yang menarik dan tampil secara actual, faktual dan konstektual. Aktual berarti dapat memecahkan masalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat. Faktual berarti konkret dan nyata, sedangkan konstektual dalam arti relavan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.8

Dakwah mengharapkan komunikannya bersikap dan berbuat sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikatornya. Dakwah merupakan komunikasi yang khas dengan cara pendekatan persuasif.

Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan dakwah merupakan kegiatan yang menyeru atau mengajak orang lain baik secara individu ataupun kelompok, agar menjalankan syariat islam sebaik mungkin tentunya sesuai dengan pedoman Al-Qur’an dan hadist dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang berharga baik di dunia maupun di akhirat.

2. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah factor atau muatan-muatan yang mendukung aktivitas dakwah itu sendiri, artinya satu kesatuan yang saling mendukung dan mempengaruhi antara unsur satu dengan yang lainnya, antara lain:

8

Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2003), cet. Ke-1, h.33


(26)

14

a. Subjek Dakwah

Yang dimaksud dengan subjek dakwah adalah da’i. Da’i adalah orang

yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan atau pun perbuatan baik

secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da’i

sering disebut kebanyakan orang dengan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam).

b. Objek Dakwah

Mad’u atau (objek dakwah) adalah isim maf’ul dari kata da’a berarti

orang yang diajak, atau yang dikenakan perbuatan dakwah mad’u adalah objek sekaligus subjek dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.9

c. Metode Dakwah

Secara etimologi,metode berasal dari bahasa Yunani, motodos yang artinya cara atau jalan.10 Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efesien.

Menurut H. Toto Tasmara, metode dakwah adalah cara-cara tertentu seorang da’I (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.11

9

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.90

10

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h.96

11


(27)

Bagaimana pun caranya. Ada beberapa dasar metode dalam melakukan dakwah yang lebih efisien, diantaranya adalah:

1) Metode Ceramah

Metode seperti ini biasanya dilakukan oleh para penceramah yang

berhadapan langsung dengan masyarakat (Mad’u), teknik seperti ini biasanya

penceramah sudah mempersiapkan materi yang disampaikan.

2) Metode Konseling

Metode yang dilakukan dengan bertukar pikiran antara dia orang individu, dimana seorang konselor berusaha membantu kepada kliennya dalam memecahkan masalah. Disinilah peran seorang konselor yang harus bisa berperan dalam menjalankan dakwahnya ketika berhadapan langsung dengan kliennya.

3) Metode Karya Tulis

Dakwah dalam kategori bil-al-qalam tentu sangat efektif jika dalam karya tulis akan kita sampaikan berbagai media, baik media cetak maupun media lainnya, tulisan yan mengandung unsur dakwah tersebut senantiasa dibuat sedemikian menarik sehingga unsur dakwah yang dimasukan dalam karya tulis tersebut bisa mencera pola pikir para pembacanya.

3. Tujuan Dakwah

Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik


(28)

16

jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridho-Nya.12

Tujuan dakwah adalah suatu faktor yang menjadi pedoman arah proses yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten. Dalam kegiatan dakwah selalu

terjadi proses interkasi, yaitu antara hubungan Da’I dengan mad’u (Objek dakwah). Interaksi dalam proses dakwah ini ditujukan mempengaruhi Mad’u yang

akan membawa perubahan sikap dengan tujuan dakwah itu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Selain itu tujuan dakwah dapat dilihat dari tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi

orang mu’min maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang

diridhai Allah SWT,13sedangkan tujuan khusus dakwah itu sendiri adalah mengajak umat Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT, dan selalu mencegah atau meninggalkan perkara yang dilarang-Nya.

Dengan demikian, tujuan dakwah adalah merubah perilaku sasaran dakwah agar menerima dan mengamalkan ajaran Islam dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik dengan masalah pribadi, keluarga ataupun permasalahan sosial yang berhubungan dengan masyarakat agar setiap kehidupan yang dijalankan penuh dengan keberkahan. Karena setiap aktivitas dakwah pasti memiliki tujuan yang yang harus dicapai, tujuan ini pun sudah pasti

12Bambang S. Maarif, Komunikasi Dakwah “Paradigma Untuk Aksi”, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h.26

13

Zaini Muhtaron, Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet ke-3, h.19-20


(29)

diperhitungkan para aktivis dakwah agar proses dakwah itu sendiri mencapai hasil serta efek yang diharapkan yaitu Islam yang kaffah.

B. Pesan Dakwah

Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti suruhan, perintah, nasihat, harus disampaikan kepada orang lain.14 Dalam bahasa Inggris kata pesan adalah message yang memiliki arti pesan, warta, dan perintah suci. Ini diartikan bahwa pesan adalah perintah suci. Dimana terkandung nilai-nilai kebaikan.

Menurut H.A.W Widjaja mengartikan pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.15 Penyampaian pesan dapat dilakukan melalui lisan, tatap muka, langsung atau menggunakan media tulisan. Isi pesan dapat berupa anjuran atau masukan. Onong Uchjana mengartikan pesan sebagai seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.16 Pesan adalah informasi yang dikirim kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal, pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti buku.

Pesan dalam Islam ialah nasehat, permintaan, amanah yang harus disampaikan kepada orang lain. Sedangkan, Pesan dakwah menurut Mustafa Bisri mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak manusia agar mengikuti ajaran

14

Wjs. Purwa Darminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi Ke-3, h.883

15

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet. Ke-3, h.14

16

Onong Uhjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1997), cet. Ke-2, h. 43


(30)

18

Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.17 Maka dari itu pesan dakwah adalah setiap pesan komunikasi yang mengandung nilai-nilai keislaman baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Dalam buku Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Wardi Bachtiar menjelaskan bahwa pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Syariah dan Akhlak dengan berbagai sumber ilmu yang diperoleh darinya.18

Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tentang Aqidah

Secara etimologi, aqidah berasal dari kata Al-Aqdu yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan dengan kuat, juga berarti yakin dan mantap. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertia, yaitu pengertian secara

umum dan pengertian secara khusus. Secara umum, aqidah yaitu “pemahaman

yang benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada Allah, iman kepada Malaikat, Rasul, Kitab-kitab Allah, Hari Akhir, serta Qada dan Qadar. Secara khusus akidah bersifat keyakinan bathiniyah yang mencakup ruku iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi juga masalah-masalah yang dilarang oleh Islam”.19

17

Mustofa Bisri, Saleh Ritual Saleh Sosial, (Bandung: Mizan, 1995), h.28

18

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. Ke-1, hal.33-34

19


(31)

a. Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.

b. Iman Kepada Malaikat

Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah.

c. Iman Kepada Kitab

Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah.


(32)

20

d. Iman Kepada Rasul

Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi seringkali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman

sehingga perannya hanya menjalankan syari’ah yang sudah ada itu dan tidak

membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukan dari Taurat.

e. Iman Kepada Hari Akhir

Beriman kepada hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.

f. Iman Kepada Qada dan Qadar

Pengertian Qadha dan Qadar menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hokum, ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yan berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu dengan iradah-Nya.


(33)

2. Tentang Akhlak

Secara etimologi akhlak berarti budi pekerti, peringai, prilaku, atau tabiat. Secara umum ada beberapa definisi tentang akhlak: Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah perbuatan-perbuatan, baik ataupun buruknya tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.20

Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kealukan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

Pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Akhlak yang baik atau terpuji (Al-Akhlaqul Mahmudah) yaitu, perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya.

b. Akhlak yang buruk atau tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah) yaitu, perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya.21

20

Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim (Bandung: Mizan, 1997), h.39

21


(34)

22

3. Tentang Syariah

Syariah secara bahasa berarti jalan keluarnya air minum, secara istilah syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, termasuk peraturan-peraturan dan hukum segala hal yang telah ditetapkan oleh Allah. Syariah sangat erat hubungannya dengan akidah, kalau akidah adalah iman atau keyakinan maka syariah adalah hal yang perlu dilakukan sesudah keimanan, yakni amal shaleh atau perbuatan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam, seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia dari segala aspek.

C. Tinjauan Umum Tentang Film 1. Konseptualisasi Film

Film (cara pengucapan: [Filêm] atau Félêm) adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie semula pelesetan untuk berpindah gambar. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis.22 Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda termasuk fantasi dan figur palsu dengan kamera, dan atau oleh animasi.

Film memiliki banyak pengertian yang dapat dijabarkan secara luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema untuk mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh.

22

Heru Efendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser, (Panduan, Yogyakarta: 2002), hal.75


(35)

Film hadir dalam bentuk penglihatan dan pendengaran, dengan penglihatan dan pendengaran inilah penonton dalam terlihat langsung nilai-nilai yang terkandung dalam film.23 Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat.

Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya. Film sebagai genre seni adalah merupakan produk sinematografi.24

Film adalah sekumpulan gambar-gambar bergerak yang dijadikan satu untuk disajikan kepada penonton (publik). Film mempunyai kelebihan bermain pada sisi emosional dan mempunyai pengaruh yang lebih tajam untuk memainkan emosi pemirsa.

2. Film Sebagai Media Dakwah

Film adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan lambang-lambang komunikasinya dalam bentuk bayangan hidup di atas bayangan putih, hal ini dilakukan atas bantuan proyektor, sedangkan filmnya sendiri adalah rentetan foto di atas seloid.25 Maka, melihat sebuah film adalah melihat sebuah kenyataan

23

Syukriardi Sambas, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), hal.93

24Heru Efendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser,….hal. 20

-21

25

Yoyon Mdjiono, Komunikasi Penyiaran Islam, (Surabaya, Fak. Dakwah, IAIN Surabaya), 76


(36)

24

dalam sebuah layar, yang kadang-kadang ceritanya bisa juga hadir dalam realitas kehidupan sehari-hari.

Film menunjukkan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini, dan keinginan manusia terhadap masa yang akan datang, sehingga dalam perkembangannya film bukan lagi sekedar usaha menampilkan citra bergerak (Moving Images), namun juga diikuti oleh muatan-muatan kepentingan tertentu, seperti halnya politik, kapitalisme, dan hak-hak manusia.26

Maka dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin menggiat, yang telah menciptakan perubahan pada banyak hal, sehingga dari berbagai kalangan berolomba-lomba memanfaatkan teknologi canggih untuk dijadikan media komunikasi massa sebagai sarana dakwah.

Dakwah Islami melalui kecanggihan teknologi dengan memanfaatkan media informasi modern seperti film misalnya akan lebih efesien dari pada dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing-masing daerah.

Karena selain film dapat berfungsi sebagai media komunikasi, film juga dapat berfungsi sebagai media dakwah, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan kembali pada jalan Allah SWT.

26

Victor C. Mambor , “Satu Abad Gambar Idoep Indonesia”, artikel diakses pada 03 Juni 2009 dari http//www.situskuncitripod.com/teks/victor.


(37)

Film sebagai media dakwah, tentunya mempunyai kelebihan –kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media-media lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan itulah, film dapat menjadi media dakwah yang efektif, dimana pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton atau mad‟u secara halus dan menuyentuh relung hati. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT, bahwa untuk mengkomunikasikan pesan, hendaknya dilakukan secara qawlan syadidan, yaitu pesan yang dikomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan membekas dalam hati.27

Oleh karena itu, selain film hadir dalam bentuk penglihatan dan pendengaran, film juga dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada para penonton, seperti adanya nuansa perasaan dan pemikiran. Film merupakan sebuah nilai yang dapat memenuhi kebutuhan penonton yang bersifat spiritual, yaitu keindahan dan transedental. Dan film dapat memberikan pengaruh yang cukup besar kepada jiwa manusia disaat menonton, sehingga akan terjadi suatu gejala yang menurut ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang pemeran dalam adegan film yang ditontonnya. Maka sangat wajar ketika dakwah modern-film dapat menjangkau pelosok-pelosok dunia dengan cepat, dan diakses dengan mudah oleh khalayak luas, karena film merupakan mediaum komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan kegamaan.

27

Widjaja, Ilmu Komunikasi Dan Pengantar Studi, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000), hal.79


(38)

26

Berkaitan dengan karakternya film dapat menyampaikan pesan dengan cara qawlan syadidan, menurut Graeme Turner, film dapat membentuk dan menghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideology dari kebudayaan masyarakatnya.28

Dengan demikian, film dengan menampilkan kebudayaan Islam dan membawa misi keselamatan bagi seluruh umat manusia, Nampak sudah semakin penting untuk menjadikan bahan pemikiran yang agak serius bagi kalangan muslim, khususnya mereka yang bergerak di bidang dakwah. Karena, sesuai dengan misi yang dibawanya, bahwa muslim dan Islam merupakan rahmatan lil-„alamin.

3. Jenis dan Klasifikasi Film

Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis (genre), yaitu, Non Fiksi (Nyata), Fiksi (Rekaan), dan Eksprimental (Abstrak) :

a. Film Non Fiksi

Film Non Fiksi adalah film yang penyajiannya berdasarkan fakta, serta tokoh, peristiwa, dan lokasi yang benar-benar nyata. Yang termasuk dalam Non Fiksi adalah:

1) Film Dokumenter (Documentary Films)

Film dokumenter adalah film yang menyajikan realita melalui berbagai macam tujuan, namun harus diakui film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau

28

Islam Dakwah dan Mentalitas umat.com, artikel diakses pada 03 Juni 2010 pukul 11.30 WIB dari http//islamlib Dakwah Dan Mentalitas Umat.com/id/index.php.


(39)

kelompok tertentu. Film dokumenter juga dapat membawa kuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Diantaranya film dokumenter yang menayangkan program tentang keragaman alam dan budaya.29

Kunci utama dari film dokumenter adalah penyajian fakta. Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa atau kejadian, namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik. Film dokumenter juga tidak memiliki tokoh protagonist dan antagonis, seperti halnya film fiksi. Struktur bertutur film dokumenter umumnya sederhana dengan tujuan agar memudahkan penonton untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta yang disajikan.30

2) Film Berita

Film Berita adalah yang mengenai atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Film berita berkewajiban menayangkan film yang mempunyai nilai-nilai berita nyata (New Velue) kepada masyarakat atau publik.

3) Film Cerita

Film Cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan para film terkenal dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan yang diperuntukkan pada publik.

29

Onung Uchjana Effendi, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Rosda Karya,2008), h. 211

30

Ekky Imanjaya, http//www.layarperak.com/home/layar/publichtml/leader.php, (diakses pada tanggal 12 juni 2009, h. 4-5


(40)

28

Film cerita ini disajikan kepada public dengan cerita yang mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa Manusia.31

b. Film Fiksi

Film Fiksi adalah film yang penyajiannya sering menggunakan cerita rekaan diluar kejadian nyata serta memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal.32 Yang termasuk dalam film fiksi antara lain:

1) Film Kartun

Film Kartun adalah sebuah film yang berkaitan dengan cerita anak yang didesain dalam bentuk animasi guna menyajikan hasil film yang lucu dan menarik, film kartun berguna sebagai hiburan kepada publik dan memberikan sajian menarik.

2) Film Horor

Film Horor adalah film yang berkaitan dengan mistik, yang selalu menyajikan hal-hal diluar akal manusia, film ini disajikan untuk memberikan nuansa yang berbeda dengan film-film lainnya.33

Film memiliki tujuan utama memberikan efek rasa takut, kejutan, serta terror yang mendalam bagi penontonnya. Plot film horror sebenarnya sederhana, yakni bagaimana usaha manusia untuk melawan kekuatan jahat dan biasanya berhubungan dengan dimensi supernatural atau sisi gelap manusia.

31Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori Dan FIlsafat Komunikasi, …h. 212 32

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 6

33


(41)

Film umumnya menggunakan karakter antagonis non-manusia yang berwujud fisik menyeramkan.

Film horor umumnya mempunyai suasana setting gelap dengan dukungan ilustrasi music yang mencekam. Suasana film horror biasanya ditujukan untuk kalangan remaja dan dewasa.34

3) Film Religius

Film Religius adalah suatu film yang mengandun dan menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan agama, baik berupa dakwah maupun hal-hal yang terkait, dan didalamnya mengandung unsur-unsur agama, seperti halnya film Mengaku Rasul, karena adegan serta dialog dalam film tersebut banyak mengandung pesan-pesan dakwah yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist.

c. Film Eksperimental (Abstrak)

Film Eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan dua jenis film lainnya. Struktur dari Film eksperimental sangat dipengaruhi oleh subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin mereka. Film Eksperimental tidak bercerita tentang apapun bahkan kadang menentang kausalitas. Film Eksperimental umumnya berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.35

34

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 16-17

35


(42)

30

D. Analisis Semiotika 1. Pengertian Semiotika

Semiotika berasal dari kata Yunani: semion, yang berarti tanda. Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah linguistic, sedangkan Peirce filsafat.

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu sosial memahami dunia sebagai

sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut “tanda”.36

Dengan demikian, semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda.

Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology). Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotics). Bagi

Peirce yang ahli filsafat dan logika, “….Penalaran manusia senantiasa dilakukan

lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam

tanda….” Dalam perkembangan selanjutnya istilah semiotika lebih popular

daripada semiologi.37

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu

36

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2006), cet. 6, h. 87

37


(43)

yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang diamati atau dibuat teramati dapa disebut tanda. Karena itu tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa tidak adanya peristiwa struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua itu dapa disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata. Suatu keheningan, suatu, suatu kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga, rambut uban, sikap diam membisu, gagap, berbicara cepat, berjalan sempoyongan, menatap, api, putih, bentuk, bersudut tajam, kecepatan, kesabaran, kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semua itu dianggap sebagai tanda.38

Menurut Saussure, tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Dimana ada tanda, disana ada sistem. Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita yang disebut dengan signifier, bidang penanda atau bentuk. Aspek lainnya disebut signified, bidang petanda atau konsep atau makna. Aspek kedua terkandung di dalam aspek pertama. Jadi, petanda merupakan konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama.

2. Analisis Semiotika Roland Barthes

Salah satu pengikut Sausure, Roland Barthes, membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus Barthes lebih tertuju pada gagasan signifikasi dua tahap. Roland Barthes menggunakan istilah

38


(44)

32

order of signification. First order of signification adalah denotasi. Sedangkan konotasi second order of signification.39

Semasa hidupnya Barthes telah banyak menulis buku, diantaranya adalah

le degree zero de l‟ecriture atau “nol derajat di bidang menulis”(1953,

diterjemahkan kedalam bahasa inggris, writing degree zero 1977).

Roland Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah baratdaya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi sausurean.40

Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of signification). Two order of signification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan pertandaan) Barthes terdiri dari first order of signification yaitu denotasi, dan second order of signification

yaitu konotasi. Tatanan yang pertama mencakup petanda yang berbentuk tanda. Tanda yang disebut makna denotasi.41

39

M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali 2004), h.45

40

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006), h 115

41

M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali 2004), h.56


(45)

Gambar 2.1

Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung ;Remaja Rosdakarya) h. 127

Dalam gambar diatas Barthes seperti dikutip Fiske menjelaskan : signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi ialah kata yang digunakan Barthes untuk menjelaskan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan yang terjadi ketika gambar bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai nilai subyektif atau paling tidak intersubyektif. Pemilihan kata-kata kadang merupakn pilihan terhadap

konotasi, misalnya kata “penyuapan” dengan “memberi uang pelicin”. Dengan

kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek; sedangkan konotasi adalah bagimana menggambarkannya (Fiske, 1990:88).42

42

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, ( Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006) h. 128


(46)

34

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiology Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif.

Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.43 Jadi, mitos dalam pemahaman semiotika Roland Barthes adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial sebagai sesuatu yang dianggap alamiah.

Dalam gambar di atas tanda panah pada signified mengarah pada mitos. Ini berarti mitos muncul pada tataran konsep mental suatu tanda. Mitos dikatakan sebagai ideologi dominan pada waktu tertentu. Denotasi dan konotasi memiliki potensi untuk menjadi ideologi yang bisa dikategorikan sebagai third order of signification (bukan istilah dari Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagi

myth (mitos).44

Kita dapat menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat di dalamnya (Van Zoest,1991:70). Salah satu cara adalah mencari mitologi dalam teks-teks semacam itu. Ideologi adalah sesuatu yang abstrak. Mitologi (kesatuan mitos-mitos yang koheren) menyajikan inkarnasi

43

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, ( Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006) h. 128

44

M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali 2004), h.58-60


(47)

makna-makna yang memiliki wadah dalam ideologi. Ideologi harus dapat diceritakan. Cerita itulah mitos.45

45

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006) h. 129


(48)

36

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM “BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA”

A. Produksi Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” 1. Sekilas Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”

Film Drama "Bulan Terbelah Di Langit Amerika" 2015 merupakan sebuah film yang di ambil ceritanya dari sebuah novel best seller karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra berjudul 'Bulan Terbelah Di Langit Amerika'. Film ini disutaradai oleh Rizal Mantovani dan di bintangi artis papan atas Indonesia seperti, Acha Septriasa, Abimana Aryasatya dan Nino Fernandez. Maxima Pictures merilis film Bulan Terbelah Di Langit Amerika pada akhir tahun 2015.46

Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika menceritakan tentang kisah petualanan tokoh bernama Hanum dan Rangga ketika di Amerika dengan background tragedi runtuhnya gedung WTC pada 11 September.

Sekilas dari cerita dari tragedi WTC diatas, kita kembali pada alasan dari film ini dibuat. Film ini memang digarap dari sebuah novel karya Hanum Rais tetapi kita tidak memungkiri bahwa film ini mencoba menyampaikan pesan yang sangat berharga untuk warga dunia dalam memperbaiki nama baik Islam. Bahwa Islam adalah agama damai, Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk membunuh orang lain apalagi membumihanguskan sebuah gedung seperti yang

46

Hiburan.lintas.info, nama-nama pemeran dan sinopsis film (2015), artikel ini diakses pada tanggal 17 Desember 2015 dari


(49)

terjadi di WTC hingga menelan korban ribuan manusia. Suatu yang menarik dari film ini adalah satu pertanyaan yang akan dijawab jika menonton film ini yaitu

pertanyaan “Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam? (Would The World be Better Without Islam?)”.47

Ternyata yang menulis novel Bulan Terbelah Di Langit Amerika, juga menulis beberapa novel best seller lainnya seperti, "99 Cahaya Di Langit Eropa" dan "Berjalan di atas Cahaya". Dan film ini juga memiliki sebuah kesan dan pesan yang sangat bermakna bermakna. Banyak sekali makna yang bisa di ambil pasangan suami istri tersebut. saat mereka mencoba melakukan sebuah perjalannan ke New York.

2. Pemeran-Pemeran Dalam Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” a. Acha Septriasa

Gambar 3.1 Foto Acha Septriasa

Mengawali karir artis yang berdarah Minangkabau, Acha menjadi GADIS Sampul pada tahun 2004. Dan kemudian terjun ke dunia akting melalui film pertamanya yang berjudul "Apa Artinya Cinta?" ditahun 2005 dengan

47

Hiburan.lintas.info, nama-nama pemeran dan sinopsis film (2015), artikel ini diakses pada tanggal 17 Desember 2015 dari


(50)

38

memerankan pemain pendukung Shandy Aulia. Dan kemudian bermain dalam film Heart bersama Nirina Zubir dan Irwansyah sekaligus membuat namanya semakin dikenal dalam dunia akting. Selain memainkan peran dalam film tersebut, Acha juga menjadi penyanyi untuk lagu tema dalam film yang berduet bersama Irwansyah, kekasihnya pada saat itu. Karena kesuksesan Film "Heart"

tersebut yang membawa pasangan kekasih ini kembali memerankan film “Love is Cinta” serta sinetron "Andai Ku Tahu". Hubungan cinta mereka pun berakhir

menjelang akhir tahun 2008 silam yang disebabkan karena jarak, yang mana pada saat itu Acha memilih melanjutkan pendidikannya di Malaysia.48

Acha juga merupakan salah satu Artis yang memiliki bayaran termahal dalam memerangi sebuah film. Acha berada pada posisi ke-4 pada daftar "Highest-Paid Actresses" dengan bayaran Rp 180 juta/ film. Dia berada dibawah Nirina Zubir yang saat itu memiliki honor Rp.250 juta/ film dan Luna Maya Rp.200 juta/ film. Acha kemudian di kabarkan mendapat gaji yang lebih besar

pada saat menjadi bintang utama dalam film “Love” di tahun 2008 dengan honor

sebesar Rp 250 juta. Dan film-film selanjutnya Acha diberitakan mengalami kenaikan honor hingga berkisar antara Rp 250-280 juta/ filmnya. Adapun Filmografi Acha diantaranya: Apa Artinya Cinta? (2005), Heart (2006), Love is Cinta (2007), Love (2008), In the Name of Love (2008), Krazy Crazy Krezy (2009), Sst...Jadikan Aku Simpanan (2010), Menebus Impian (2010), Love Story (2011), Test Pack (2012), Rectoverso (2013), Bangun Lagi Dong Lupus (2013),

48

Damayanti Rizka, Profil dan Biografi Acha Septriasa-Tokoh Artis Indonesia, artikel ini diakses pada April 2014 dari http://www.profilpedia.com/2014/04/profil-dan-biografi-acha-septriasa-tokoh-artis-indonesia.html


(51)

99 Cahaya di Langit Eropa (2013), 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 (2014). Aku Cinta Kamu (2014), Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015), dan Mars (2016).49

b. Abimana Aryasatya

Gambar 3.2 Foto Abimana Aryasatya

Abimana memulai kariernya sejak tahun 90an yang tergabung dengan penggarapan Film Lupus dimana film ini telah beberapa kali digarap dengan versi yang berbeda.Pria kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1982 pada saat itu nama belum begitu populer dan pada tahun 2011 dimana dia ikut membintangi sebuah film layar lebar berjudul Catatan Si Boy dimana film ini sendiri telah dirilis ulang dengan versi yang berbeda telah menjadikan nama Abimana dikenal masyarakat luas.

Sejak pemutaran Film Catatan Si Boy tahun itu, hampir setiap tahunnya Abimana selalu disibukkan dengan film film lain yang selalu menjadi salah satu film yang laris dipasaran. Nama Abimana sendiri disandang belum lama ini

49

Damayanti Rizka, Profil dan Biografi Acha Septriasa-Tokoh Artis Indonesia, artikel ini diakses pada April 2014 dari http://www.profilpedia.com/2014/04/profil-dan-biografi-acha-septriasa-tokoh-artis-indonesia.html


(52)

40

karena sebelumnya diawal karier Abimana menggunakan nama Robertino. Dari penuturan Abimana, Nama Robertinbo sendiri adalah nama yang dimiliki sejak lahir, namun nama itu merupakan nama dari ayah kandungnya. Penggantian Nama ini sendiri dilakukan dengan alasan karena Abimana tidak pernah bertemu dengan ayahnya.

Diceritakan bahwa Abimana terlahir dari keluarga yang sudah tidak utuh lagi. Masa kecil Abimana memang bersama ibunya. Selain itu, Abimana juga menambahkan bahwa penggantian Nama dari Robertino menjadi Abimana karena Nama Robertino sendiri tidak mencerminkan Nama seorang Muslim. Seperti diketahui bahwa Abimana sendiri memang sering membintangi film film dengan nuansa religi dan agaknya Nama Robertino sudah tak ingin dia sandang lagi.

Beberapa film yang telah dibintangi diantaranya adalah Missing yang dirilis pada tahun 2006, 12:00 am yang dirilis pada tahun 2006, Miracle "Menantang Maut" yang dirilis pada tahun 2006, Catatan (Harian) Si Boy yang dirilis pada tahun 2011, Republik Twitter yang dirilis pada tahun 2012, Dilema yang dirilis pada tahun 2012, Keumala yang dirilis pada tahun 2012, Sang Pialang yang dirilis pada tahun 2013, Belenggu yang dirilis pada tahun 2013, Coboy Junior The Movie yang dirilis pada tahun 2013, Laskar Pelangi 2: Edensor yang dirilis pada tahun 2013, 99 Cahaya di Langit Eropayang dirilis pada tahun 2013, Isyarat yang dirilis pada tahun 2013, Haji Backpacker yang dirilis pada tahun


(53)

2014, 99 Cahaya di Langit Eropa part 2 pada tahun 2014, dan Bulan Terbelah di Langit Amerika pada tahun 2015.50

c. Nino Fernandez

gambar 3.3 Foto Nino Fernandez

Nino ini lahir di Hamburg pada tanggal 13 Januari tahun 1984, ia merupakan seorang aktor Indonesia yang sudah memiliki tempat di hati para fansnya. Aktor yang sering bermain film ini memang memiliki karisma yang luar biasa terhadap wanita-wanita yang di dekatnya.

Nino menjalani profesi sebagai Model Dan Aktor dari tahun 2006 Hingga Sekarang. Putra dari pasangan Jeffrey Fernandez dan Marita Fernandez telah banyak membintangi beberapa Film diantaranya adalah Kangen (2007), Coklat Stroberi (2007), Terowongan Casablanca (2007), In The Name Of Love (2008), Claudia/Jasmine (2008), Ruma Maida (2009), Get Married 2 (2009), Cowok Bikin Pusing (2011), Bidadari-Bidadari Surga (2012), Get M4rried (2013), Honeymoon (2013), Operation Wedding (2013), 99 Cahaya Di Langit Eropa

50

Revaline Oktavia, Profil Abimana Aryasatya, artikel ini diakses Pada Selasa, 5 Agustus 2014 dari http://bluesand-pampuliina.blogspot.co.id/2014/08/foto-dan-biodata-abimana-aryasatya.html.


(54)

42

(2013), Guardian (2014), Hijab (2014), 99 Cahaya Di Langit Eropa Part 2 (2014), dan Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015).51

d. Rianti Cartwright

Gambar 3.4 Foto Rianti Cartwright

Rianti Cartwright adalah seorang VJ MTV, model, dan aktris Indonesia, ia lahir di Bandung, Jawa Barat, tepatnya tanggal 22 September 1983.

Untuk menambah uang saku sendiri, gadis cantik bernama Rianti Rhiannon Cartwright ini sudah terbiasa bekerja sejak kecil. Yakni di usianya yang masih 16 tahun ia sudah terjun ke dunia model. Kemudian sempat menjadi editor bahasa di Bandung dalam majalah Maxx-M. Setelah itu Rianti terjun ke dunia akting. Dan tawaran pertama adalah dari Soraya Intercine Film yang menawarkan dirinya untuk bermain dalam Eiffel I'm in Love yang dibintangi Shandy Aulia dan Samuel Rizal. Kemudian pada tahun 2005 Rianti bermain dalam Inikah Rasanya Cinta?

51

Endah, Biodata-Nino-Fernandez, artikel ini diakses pada 22 Juni 2015 dari https://sisiuk.com/2015/06/22/biodata-nino-fernandez/


(55)

Meski sibuk dalam dunia hiburan, Rianti tetap menjadi salah satu penyandang predikat duta AIDS dan berkampanye untuk menghindar dari risiko terkena virus HIV kepada generasi muda. Berikut beberapa Film yang telah dibintangi oleh Rianti diantaranya adalah Eiffel I'm In Love (2003), Inikah Rasanya Cinta ? (2005), Pesan Dari Surga (2006) sebagai Veruska, Jomblo (2006) sebagai Asri, Ayat-Ayat Cinta (2007) sebagai Aisha Greimas, D'Bijis (2007) sebagai Asti, Kabayan Jadi Milyuner (2010), 3 Dara (2015), Finding Srimulat (2013) dan Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015).52

e. Hannah Al-Rashid

Gambar 3.5 Foto Hannah Al-Rashid

Hannah, yang lahir pada tanggal 25 Januari 1986 ini awalnya pindah dari London ke Indonesia saat akan melamar perkerjaan pada UNDP (United Nations Development Programme). Namun pekerjaan tersebut tak kunjung datang, Ia justru ditawarkan sebagai model video klip grup musik Yovie & Nuno yang berjudul Dia Milikku, Janji Suci dan Sejuta Cinta dari album The Special One

52

Ian QC, Biodata Artis, artikel ini diakses pada Selasa, 3 Desember 2015 dari http://www.katalebay.xyz/2015/12/profil-dan-biodata-rianti-cartwright.html


(56)

44

pada tahun 2008. Pada tahun 2010, ia ditawarkan sebagai VJ tamu (Guest VJ) di MTV. Ia juga turut membintangi acara televisi komedi situasi Awas Ada Sule.

Kerasnya hidup di London juga mendorong wanita berambut panjang ini mengikuti olahraga bela diri, sampai terpilih masuk tim nasional pencak silat Inggris. Sejumlah kejuaraan di Asia dan Eropa pun diikuti, di bawah asuhan langsung dari ayahnya, Aidinal Alrashid, yang merupakan pendekar Pencak Silat Bugis-Makassar Gerak Ilham. Hasilnya, tidak mengecewakan. Tahu kesempatan untuk mengembangkan kemampuan di Indonesia sangat besar, bersama dua puluh temannya dari berbagai negara, pada 2006 Ia menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan di Universitas Muhammadiyah Malang. Beberapa Film yang telah dibintanginya antara lain adalah Hafalan Shalat Delisa (2011), Modus Anomali (2012) sebagai "Wanita hamil", 3Sum (2013) - segmen Impromptu, V/H/S/2 (2013) - "Safe Haven" sebagai "Lena", Comic 8: Casino Kings (2015), Skakmat (2015) , dan Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015).53

B. Sinopsis Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”

"Bulan Terbelah Di Langit Amerika" menceritakan tentang seorang jurnalis wanita yang sangat cantik bernama Hanum, dia juga harus menemani suaminya bernama Rangga sekolah di Wina, dan juga karena ada sebuah tugas dari atasannya yang bernama Gertrude Robinson untuk membuat artikel yang bertema "Would the world be better without Islam". Artikel tersebut nantinya akan

53

Faris Fatoni, Profil Hannah al-rashid, artikel ini diakses pada 21 april 2015 dari http://tabloidprofil.blogspot.co.id/2015/11/profil-hannah-al-rashid.html


(57)

di muat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta kepada Hanum supaya mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di ke Amerika serikat. Narasumber tersebut merupakan para keluarga korban serangan World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC, New York.

Di sisi lain Rangga juga di minta bosnya yang bernama Professor Reinhard untuk pergi ke Washington, agar bisa mengikuti sebuah konferensi internasional dalam bidang bisnis.Dalam konferensi tersebut yang nantinya akan membahas dan mengetengahkan seorang filantropi dunia bernama Brown Phillipus tentang "Strategi The Power of "

Di situlah pasangan suami istri, Hanum dan Rangga mengalami depresi sendiri-sendiri terhadap tekanan pekerjaan dan tugasnya selama di New York, ketika mereka memutuskan untuk mencari narasumber terbaik bagi tugas Hanum. Hanum bersikeras bahwa dia tidak akan menggunakan narasumber pilihan Gertrude sementara Rangga yang sangat menyayangi istrinya dan menginginkan perjalanan ke AS sebagai tamasya selain konferensi mendesak agar Hanum mengikuti kata-kata Gertrude agar mempercepat tugas berakhir.

Setelah pencarian panjang, akhirnya Hanum berhasil menemukan salah satunya yaitu Mr.Michael Jones, yang merupakan narasumber dari golongan non muslim yang kurang menyetujui adanya pembangunan masjid Ground Zero di dekat area tersebut.

Pencarian terhadap satu narasumber lagi akhirnya berakhir dengan susah payah, apalagi pada saat itu sedang memperingati kejadian 11 September di


(58)

46

kompleks Ground Zero (titik runtuh gedung WTC yang saat itu masih dalam konstruksi). Dan anehnya lagi ada sebuah kerusuhan kecil terjadi dalam peringatan tersebut. Di sisi lain Hanum terpontang panting di NYC tanpa paspor dan apapun sementara Rangga terlanjur menuju Washington setelah Hanum meminta untuk segera mengejar registrasi konferensi yang hampir ditutup dan selesai. Hanum akhirnya berlindung di sebuah masjid yang dijadikan isu kerusuhan karena dibangun dekat dengan lokasi GZ. Ia bertemu dengan Julia Collins, seorang muallaf yang memiliki nama Azima Hussein. Rangga tak sengaja bertemu dengan Phillipus Brown dan melakukan wawancara cepat tentang mengapa Brown menjadi seorang filantropi. Sebuah kejadian yang dialami Rangga dan Hanum secara tak terduga akan mempertemukan Jones, Julia, dan Brown dalam sebuah pertemuan manis yang menggetirkan ketika Brown mengisahkan apa yang melandasinya menjadi seorang filantropi dunia pada acara The Heroes tersebut.54

C. Biografi Sutradara Rizal Mantovani

Gambar 3.6 Rizal Mantovani

54

Pusat sinopsis.com, Sinopsis: Film Bulan Terbelah di Langit Amerika 2015), artikel ini diakses pada Oktober 2015 dari (http://www.pusatsinopsis.com/2015/10/sinopsis-bulan-terbelah-di-langit-amerika-2015.html#ixzz49BG1thuB


(59)

Rizal Mantovani lahir di Jakarta pada 12 Agustus 1967 dari pasangan Mohamad Saleh dan Widji Andarini. Rizal kerap bermukim di luar negeri, mulai dari Yugoslavia, Iran, Colombo, hingga Srilangka karena profesi sang ayah yang bekerja sebagai diplomat. Saat tinggal di Srilangka sekitar tahun 1983, Rizal yang kala itu masih tercatat sebagai siswa kelas 2 SMA Overseas Children's School

Colombo mulai berkenalan dengan video musik.

Saat itu temannya, Eddy Setiawan, memiliki kamera home video merk Sony keluaran terbaru. Karena sama-sama mengidolakan Duran-Duran, muncul keinginan membuat video musik. Kebetulan salah satu video musik Duran-Duran berlokasi di Srilanka, jadi lokasinya sama. Ada dua lagu Duran-Duran yang mereka garap yaitu Lonely in Your Nightmare dan Hungry Like The Wolf. Aksi mereka yang Cuma berjalan-jalan direkam dalam pita kaser Betamax. Setelah selesai, mereka mengeditnya secara manual dari HVS ke VHS. Setelah lulus SMA, Rizal yang dari kecil hobi menggambar ini diboyong kembali ke Tanah Air dan meneruskan pendidikannya di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti, Jakarta. Alasan bungsu dari lima bersaudara itu memilih jurusan arsitektur karena saat itu ia berpikir bagaimana caranya memperoleh uang dengan menggambar. 55

Memasuki semester dua, ayahnya yang berperan sebagai tulang punggung keluarga meninggal dunia. Mau tak mau, Rizal harus memutar otak untuk

55

Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012), artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.


(60)

48

membiayai kuliahnya. Ia kemudian mengerjakan poster-poster Komikus komikal di toko Komikus komik DEHA di kawasan Pondok Indah.

Pada tahun 1991, Edward Buntario, art director di Creative Concepts, sebuah perusahaan periklanan di Jakarta, tertarik dengan poster-poster buatannya. Edward kemudian mengenalkan Rizal kepada Richard Buntario yang akhirnya mengajak Rizal bergabung. Rizal bertugas membuat story board untuk keperluan iklan di Creative Concepts. Setahun kemudian, Rizal bergabung dengan Broadcast Design Indonesia (BDI) yang didirikan oleh Richard. Selain membuat iklan, BDI juga membuat acara televisi. Rizal akhirnya menjadi asisten Richard dan dilibatkan dalam penggarapan Bursa Komedi untuk RCTI. Ketika itu Rizal dikenal sebagai pribadi yang cerewet dan banyak bertanya dan belajar tentang peralatan dan sebagainya. Berbekal pengalamannya menggarap acara TV, Rizal kemudian mencoba menggarap video musik. Sumber inspirasinya pun bermacam-macam, selain dari lingkungan sekitar, juga dari pengalaman sendiri, film, buku dan majalah. Untuk satu video klip dibutuhkan waktu sekitar tiga minggu dengan biaya variatif.56

Menurut Rizal, video musik di masa itu (tahun 1990-an) amat membosankan dan kurang berwarna. Tawaran pertama datang untuk membuat video musik dangdut Suka-Sukaku yang dinyanyikan Helvy Mariyand. Setelah itu, Rizal mulai kebanjiran tawaran. Indrawati Widjaja, selaku direktur produksi

56

Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012), artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.


(61)

Musicia Studio kemudian menawarkan pembuatan video music rapper Iwa K berjudul Kuingin Kembali. Ketika ditayangkan, video music ini dianggap sebuah terobosan baru dalam industri music Indonesia.

Sejak itu, BDI menerima banyak permintaan untuk membuat video musik yang dikerjakan Richard bersama Rizal sebagai asisten. Kerjasama itu berbuah manis. Keduanya meraih gelar sutradara terbaik dalam ajang Video Musik Indonesia 1995 pada acara perdananya melalui video musik Cuma Khayalan milik Oppie Andaresta. Duo ini semakin berkibar ketika meraih MTV Asia Viewers Choice Award dalam ajang MTV Music Awards pada 1995 berkat video musik Sambutlah yang dibawakan Denada. Akan tetapi, sebetulnya tanpa alasan yang jelas, Rizal sendiri mengaku tidak suka dengan penghargaan seperti itu.

Pada tahun 1996, Rizal hengkang dari BDI dan mendirikan Avant Garde Productions bersama rekan-rekannya. Selain tetap menggarap video musik, ia juga menciptakan sekaligus menyutradarai serial komedi situasi berjudul Satu Atap dan Gen-X, keduanya tayang di ANTV. Tahun 199, ia mulai merambah film layar lebar. Ia bekerja sama dengan Produser dan sutradara film Mira Lesmana, Nan T Achnas, dan Riri Riza, Rizal menggarap film Kuldesak. Film yang dibintangi Sophia Latjuba dan almarhum Ryan Hidayat itu mampu mengobati kerinduan publik terhadap Sutradara film Indonesia, yang makin sepi karena aturan pembuatan yang ketat dan biaya produksi yang mahal. Film ini juga dinominasikan untuk mendapat Silver Screen Award kategori Best Asian Feature Film pada Singapore International Film Festival tahun 1999. Saking


(62)

50

fenomenalnya, Jelangkung bahkan masuk Variety, sebuah majalah bisnis film terbesar di Amerika.57

Film tersebut juga menjadi tiket Rizal untuk merambah Hollywood. Bersama Jose Purnomo, sepanjang Februari-Maret 2002, ia menawarkan konsep modernisasi horor tradisional ke beberapa produser Hollywood. Usaha mereka berhasil. Michael Bay, sutradara dan produser film Armageddon dan Pearl Harbour, menawarkan dua proyek, yaitu menggarap ulang Jelangkung menjadi The Uninvited (Yang Tak Diundang) untuk konsumsi penonton negeri Paman Sam serta pembuatan film The Well (Sumur).

Kesempatan membuat film kembali datang di tahun 2001. Di bawah bendera Rexinema, Rizal berkolaborasi dengan sutradara Jose Purnomo untuk menggarap film Jelangkung. Film bertema horor ini dikembangkan dari artikel yang pernah ditulis Rizal untuk majalah Neo. Skenario ditulisnya bersama Jose dan scriptwriter Adi Nugroho. Pembuatan film dilakukan dengan menggunakan Betacam, kamera yang biasa dipakai untuk membuat video musik.

Pertengahan Mei 2001, film selesai dibuat dan muncul keinginan untuk menayangkannya di bioskop dengan pertimbangan, film ini punya nilai sinematik yang beda dari sinetron, baik dari pendekatan visualnya maupun cara bertuturnya. Meski awalnya tak menanggapi, Studio 21 di Pondok Indah Mall akhirnya memutar film berdurasi 102 menit ini. Di luar dugaan, Jelangkung meledak di

57

Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012), artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.


(1)

82 Daftar Pustaka

Ahmad, Bayhaki. Analisis Semiotik Terhadap Film Animasi UPIN dan IPIN. Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2009.

Alawiyah, Tutty. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim. Bandung: Mizan, 1997.

Ali Aziz, Moch. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004.

Amir Piliang, Yasraf. Hipersemiotika. Yogyakarta; Jalasutra, 2003.

Arbi, Armawati. Dakwah dan Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003.

Arifin, H. M. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bulan Bintang, 1997.

Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Baksin, Askurifai. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis, 2003.

Barker, Chris. Cultural Studies. Yogyakarta:Kreasi Wacana, 2000.

Birowo, M.Antonius. Metodologi Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali, 2004.


(2)

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998.

Effendy, Heru. Mari Membuat Film “Panduan Menjadi Produser”. Yogyakarta, 2002.

Elviras. Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua. Malang: Skripsi S1 Fakultas Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, 2008.

Husaini, Adian. Jihad Osama Versus Amerika, Jakarta: Gema Insani Pers, 2001.

Islamiyah, Indriansyah. Akhlak Islamiyah. Jakarta: Parameter, 1998.

Istihanah. Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly. Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2009.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.

Maarif, Bambang S. Komunikasi Dakwah “Paradigma Untuk Aksi”. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Mahyuddin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2001.

Mdjiono, Yoyon. Komunikasi Penyiaran Islam. Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Surabaya.


(3)

Munir Amin, Samsul. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.

Mustafa, H.A. Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Mutaron, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Pratista, Himawan. Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.

Purwa Darminta, Wjs. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Rachmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Saefudin, Endang Anshari, Kuliah Al-Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992.

Sambas, Syukriardi. Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press, 2004.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2004.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media “Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. Bandung: Rosda Karya, 2006.

Sulthon, Muhamad. Desain Ilmu Dakwah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.


(4)

Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, 2008.

Uhjana Effendy, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997.

Uhjana Effendy, Onong. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Rosda Karya, 2008.

Widjaja, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Akasara, 1997.

Widjaja. Ilmu Komunikasi dan Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

INTERNET:

Victor C. Mambor “Satu Abad Gambar Idoep Indonesia”. Artikel diakses pada 03

Juni 2009 dari http//www.situskuncitripod.com/teks/victor. Diakses 03 juni 2009.

Islam dan Dakwah. Artikel diakses pada 03 Juni 2010 pukul 11.30 WIB dari http//islamlib Dakwah Dan Mentalitas Umat.com/id/index.php.

Ekky, Imanjaya. Artikel diakses pada tanggal 12 juni 2009 dari http//www.layarperak.com/home/layar/publichtml/leader.php.

Hiburan.lintas.info. Nama-nama pemeran dan sinopsis film (2015). Artikel diakses pada tanggal 17 Desember 2015 dari


(5)

http://hiburan.lintas.info/2015/12/nama-nama-pemeran-dan-sipnosis-film.html.

Damayanti Rizka. Profil dan Biografi Acha Septriasa-Tokoh Artis Indonesia. Artikel diakses pada April 2014 dari

http://www.profilpedia.com/2014/04/profil-dan-biografi-acha-septriasa-tokoh-artis-indonesia.html.

Revaline Oktavia. Profil Abimana Aryasatya. Artikel ini diakses Pada Selasa, 5 Agustus 2014 dari http://bluesand-pampuliina.blogspot.co.id/2014/08/foto-dan-biodata-abimana-aryasatya.html.

Endah. Biodata-Nino-Fernandez. Artikel diakses pada 22 Juni 2015 dari https://sisiuk.com/2015/06/22/biodata-nino-fernandez/

Ian QC. Biodata Artis. Artikel diakses pada Selasa, 3 Desember 2015 dari http://www.katalebay.xyz/2015/12/profil-dan-biodata-rianti-cartwright.html.

Faris, Fatoni. Profil Hannah al-rashid. Artikel diakses pada 21 april 2015 dari http://tabloidprofil.blogspot.co.id/2015/11/profil-hannah-al-rashid.html.

Pusat sinopsis.com. Sinopsis: Film Bulan Terbelah di Langit Amerika 2015). Artikel diakses pada Oktober 2015 dari


(6)

Tokoh Indonesia.com. ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012). Artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari

http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.

Tongkrongan Islami.net. Pengertian konsep toleransi antar umat beragama dalam

Al-Qur’an dan Hadist. Artikel diakses pada November 2015 dari

http://www.tongkronganislami.net/2015/11/pengertian-konsep-toleransi-antar-umat-beragama-dalam-alquran-hadis.html


Dokumen yang terkait

ANALISIS SEMIOTIK PESAN-PESAN DAKWAH FILM KETIKA CINTA BERTASBIH I

0 3 172

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

0 3 18

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

1 3 12

PESAN DAKWAH ISLAM DALAM FILM Pesan Dakwah Islam Dalam Film (Studi Analisis Isi Pesan Dakwah Islam Dalam Film Sang Pencerah).

0 1 15

PESAN DAKWAH ISLAM DALAM FILM (Studi Analisis Isi Pesan Dakwah Islam Dalam Film Sang Pencerah) Pesan Dakwah Islam Dalam Film (Studi Analisis Isi Pesan Dakwah Islam Dalam Film Sang Pencerah).

0 1 15

NILAI – NILAI ISLAM PADA FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA : ANALISIS FRAMING MODEL GAMSON DAN MODIGLIANI.

2 7 148

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 8

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 2

BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH DALAM FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA GUNTUR SOEHARJANTO A. Analisis Pesan Dakwah Dalam Film 99 Cahaya di Langit Eropa Menurut Analisis Teun A Van Dijk. - PESAN DAKWAH DALAM FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA GUNTUR SOE

0 1 79

Penggambaran identitas perempuan muslim dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika I - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18