Pesan Dakwah LANDASAN TEORI

Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. 17 Maka dari itu pesan dakwah adalah setiap pesan komunikasi yang mengandung nilai-nilai keislaman baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dalam buku Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Wardi Bachtiar menjelaskan bahwa pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber dari Al- Qur’an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Syariah dan Akhlak dengan berbagai sumber ilmu yang diperoleh darinya. 18 Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tentang Aqidah Secara etimologi, aqidah berasal dari kata Al-Aqdu yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan dengan kuat, juga berarti yakin dan mantap. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertia, yaitu pengertian secara umum dan pengertian secara khusus. Secara umum, aqidah yaitu “pemahaman yang benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada Allah, iman kepada Malaikat, Rasul, Kitab-kitab Allah, Hari Akhir, serta Qada dan Qadar. Secara khusus akidah bersifat keyakinan bathiniyah yang mencakup ruku iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi juga masalah- masalah yang dilarang oleh Islam”. 19 17 Mustofa Bisri, Saleh Ritual Saleh Sosial, Bandung: Mizan, 1995, h.28 18 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997, cet. Ke-1, hal.33-34 19 Indriansyah Islamiyah, Akhlak Islamiyah, Jakarta: Parameter, 1998, h.5 a. Iman Kepada Allah Iman kepada Allah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan. b. Iman Kepada Malaikat Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah. c. Iman Kepada Kitab Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam firman, ucapan-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah. d. Iman Kepada Rasul Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi seringkali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan syari’ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang barubukan dari Taurat. e. Iman Kepada Hari Akhir Beriman kepada hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka. f. Iman Kepada Qada dan Qadar Pengertian Qadha dan Qadar menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hokum, ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yan berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu dengan iradah-Nya. 2. Tentang Akhlak Secara etimologi akhlak berarti budi pekerti, peringai, prilaku, atau tabiat. Secara umum ada beberapa definisi tentang akhlak: Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah perbuatan- perbuatan, baik ataupun buruknya tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 20 Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kealukan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk. Pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Akhlak yang baik atau terpuji Al-Akhlaqul Mahmudah yaitu, perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya. b. Akhlak yang buruk atau tercela Al-Akhlaqul Madzmumah yaitu, perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya. 21 20 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim Bandung: Mizan, 1997, h.39 21 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, Cet. Ke-4, h.3 3. Tentang Syariah Syariah secara bahasa berarti jalan keluarnya air minum, secara istilah syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, termasuk peraturan-peraturan dan hukum segala hal yang telah ditetapkan oleh Allah. Syariah sangat erat hubungannya dengan akidah, kalau akidah adalah iman atau keyakinan maka syariah adalah hal yang perlu dilakukan sesudah keimanan, yakni amal shaleh atau perbuatan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam, seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia dari segala aspek.

C. Tinjauan Umum Tentang Film

1. Konseptualisasi Film

Film cara pengucapan: [Filêm] atau Félêm adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie semula pelesetan untuk berpindah gambar. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. 22 Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda termasuk fantasi dan figur palsu dengan kamera, dan atau oleh animasi. Film memiliki banyak pengertian yang dapat dijabarkan secara luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema untuk mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. 22 Heru Efendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser, Panduan, Yogyakarta: 2002, hal.75 Film hadir dalam bentuk penglihatan dan pendengaran, dengan penglihatan dan pendengaran inilah penonton dalam terlihat langsung nilai-nilai yang terkandung dalam film. 23 Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya. Film sebagai genre seni adalah merupakan produk sinematografi. 24 Film adalah sekumpulan gambar-gambar bergerak yang dijadikan satu untuk disajikan kepada penonton publik. Film mempunyai kelebihan bermain pada sisi emosional dan mempunyai pengaruh yang lebih tajam untuk memainkan emosi pemirsa.

2. Film Sebagai Media Dakwah

Film adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan lambang-lambang komunikasinya dalam bentuk bayangan hidup di atas bayangan putih, hal ini dilakukan atas bantuan proyektor, sedangkan filmnya sendiri adalah rentetan foto di atas seloid. 25 Maka, melihat sebuah film adalah melihat sebuah kenyataan 23 Syukriardi Sambas, Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2004, hal.93 24 Heru Efendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser,….hal. 20-21 25 Yoyon Mdjiono, Komunikasi Penyiaran Islam, Surabaya, Fak. Dakwah, IAIN Surabaya, 76

Dokumen yang terkait

ANALISIS SEMIOTIK PESAN-PESAN DAKWAH FILM KETIKA CINTA BERTASBIH I

0 3 172

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

0 3 18

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

1 3 12

PESAN DAKWAH ISLAM DALAM FILM Pesan Dakwah Islam Dalam Film (Studi Analisis Isi Pesan Dakwah Islam Dalam Film Sang Pencerah).

0 1 15

PESAN DAKWAH ISLAM DALAM FILM (Studi Analisis Isi Pesan Dakwah Islam Dalam Film Sang Pencerah) Pesan Dakwah Islam Dalam Film (Studi Analisis Isi Pesan Dakwah Islam Dalam Film Sang Pencerah).

0 1 15

NILAI – NILAI ISLAM PADA FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA : ANALISIS FRAMING MODEL GAMSON DAN MODIGLIANI.

2 7 148

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 8

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 2

BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH DALAM FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA GUNTUR SOEHARJANTO A. Analisis Pesan Dakwah Dalam Film 99 Cahaya di Langit Eropa Menurut Analisis Teun A Van Dijk. - PESAN DAKWAH DALAM FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA GUNTUR SOE

0 1 79

Penggambaran identitas perempuan muslim dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika I - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18