demikian, dapat diberikan batasan ukuran antara agregat halus dengan agregat kasar yaitu 4.80 mm British Standard atau 4.75 mm Standar ASTM. Agregat kasar adalah batuan
yang ukuran butirannya lebih besar dari 4.80 mm 4.75 mm. Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4.80 – 40 mm disebut kerikil beton yang lebih dari 40 mm disebut kerikil
kasar.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40 mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan untuk pekerjaan
sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan tanah, bronjong atau bendungan, dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar
dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak dan lainnya.
2.2.1 Agregat Kasar
Jenis agregat kasar yang umum adalah : 1.
Batu Pecah Alami : Bahan ini di dapat dari cadas atau batu pecah alami yang digali.batu ini dapat berasal dari gunung api, jenis sedimen, atau jenis metamorf.
Meskipun dapat menghasilkan kekuatan yang tinggi terhadap beton, batu pecah kurang memberikan kemudahan pengerjaan dan pengecoran dibandingkan dengan
jenis agregat kasar lainnya. 2.
Kerikil Alami : Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir. Kerikil memberikan
kekuatan yang lebih rendah dari pada batu pecah, tetapi memberikan kemudahan pengerjaan yang lebih tinggi.
3. Agregat Kasar Buatan : Terutama berupa slag atau shale yang biasa digunakan
untuk beton berbobot ringan. Biasanya merupakan hasil dari proses lain seperti blast-furnace dan lain-lain.
4. Agregat untuk Perlindungan Nuklir dan Berbobot Berat : Dengan adanya tuntutan
yang spesifik pada zaman atau sekarang ini, juga untuk pelindung dari radiasi nuklir sebagai akibat dari semakin banyaknya pembangkit atom dan stasium
Universitas Sumatera Utara
tenaga nuklir, maka perlu adanya beton yang dapat melindungi dari sinar x, sinar gamm, dan neutron.
2.2.2 Agregat Halus Agregat halus atau pasir adalah material yang dapat lolos dari saringan nomor 4,
yaitu saringan yang setiap 1 inchi panjang mempunyai 4 lubang. Material yang kasar dari ukuran ini digolongkan sebagai agregat yang kasar atau koral.George Winter, 1993.
Ukurannya bervariasi antara ukuran No. 4 dan No. 100 saringan Standar Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas organik, lempung, partikel, yang lebih kecil dari
saringan No.100, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran dalam suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai dengan
standar analisis saringan dari ASTM American Society of Testing and Materials .
Tabel 2.2 Syarat Mutu Kekuatan Agregat Sesuai SII.0052-08
Kelas dan mutu
Beton Kekerasan dengan bejana
Rudelloff, bagian hancur menembus ayakan 2
mm,persen maksimum Kekerasan dengan
bejana geser Los Angelos, bagian
hancur menembus ayakan 1,7 mm,
maks. Fraksi butir
9,5-19 mm Fraksi butir
19 – 30 mm 1
2 3
4 Beton kelas I dan mutu
B dan B
1
22-30 24-32
40-50
Beton kelas II dan mutu K-125,K-175 dan K-225
14-22 16-24
27-40
Beton kelas III dan mutu K-225 atau beton
pratekan Kurang dari
14 Kurang dari
16 Kurang dari 27
sumber:Tri Mulyono 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Semen