Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 45,92 maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
10.6.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi. BEP =
Variabel Biaya
Penjualan Total
Tetap Biaya
− × 100
BEP = 100
x 291,-
1.315.328. Rp
- 4.000,-
141.554.15 Rp
.940,- 74.913.913
Rp = 53,42
Kapasitas produksi pada titik BEP = 12.292,004 MWhtahun
Nilai penjualan pada titik BEP = Rp 75.616.546.680,-
Dari perhitungan diperoleh BEP = 53,42, maka pra rancangan pabrik ini layak.
10.6.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih.
ROI =
investasi modal
Total pajak
setelah Laba
× 100
ROI = 100
x 3.756,-
172.222.96 Rp
.047,- 45.516.301
Rp = 26,43
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
• ROI
≤ 15 resiko pengembalian modal rendah •
15 ≤ ROI ≤ 45 resiko pengembalian modal rata-rata
• ROI
≥ 45 resiko pengembalian modal tinggi Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 26,43 , sehingga pabrik yang
akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.
Universitas Sumatera Utara
10.6.4 Pay Out Time POT
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan
penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun.
POT = tahun
1 x
0,2867 1
POT = 3,78 tahun Dari harga di atas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali
setelah 3,78 tahun operasi.
10.6.5 Return on Network RON
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri.
RON = sendiri
Modal pajak
setelah Laba
× 100
RON = 100
x 8.253,-
103.333.77 Rp
.047,- 45.516.301
Rp RON = 44,05
10.6.6 Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan
besarnya sama. Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik
akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran D diperoleh IRR = 42,02
, sehingga pabrik akan menguntungkan karena, IRR yang diperoleh lebih besar dari
bunga pinjaman bank saat ini, sebesar 13 Bank Mandiri, 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB XI KESIMPULAN
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biogas Dari Hasil Fermentasi Thermofilik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dengan sistem
Recycle diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu : 1.
Kapasitas Listrik yang dihasilkan rancangan pabrik Pembuatan Biogas direncanakan 76,043 MWhhari.
2. Perusahaan dirancang melakukan kerjasama dengan PTPN IV Adolina dalam hal
pengolahan limbah. 3.
Bentuk organisasi yang direncanakan adalah organisasi sistem garis dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 37 orang.
4. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 3180 m
2
5. Analisa Ekonomi :
• Total Modal Investasi : Rp 172.222.963.756,-
• Total Biaya Produksi : Rp 76.229.242.231,-
• Hasil Penjualan : Rp 141.554.154,-
• Laba Bersih : Rp 45.516.301.047,-
• Profit Margin PM : 45,92
• Break Even Point BEP : 53,42
• Return on Investment ROI : 26,43
• Pay Out Time POT : 3,78 tahun
• Return on Network RON : 44,05
• Internal Rate of Return IRR : 42,07
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan Biogas Menjadi Energi Listrik ini layak untuk didirikan.
Universitas Sumatera Utara