8. Perawatan inventaris kantor Diperkirakan 10
dari harga inventaris kantor Timmerhaus et al, 2004. Perawatan inventaris kantor = 0,1
× Rp 1.369.153.680,- = Rp 136.915.368,-
9. Perawatan perlengkapan kebakaran Diperkirakan 10
dari harga perlengkapan kebakaran Timmerhaus et al, 2004. Perawatan perlengkapan kebakaran = 0,1
× Rp 912.769.120,- = Rp 91.276.912,-
Total biaya perawatan S = Rp 10.333.268.040,-
3.1.5 Biaya Tambahan Industri Plant Overhead Cost
Biaya tambahan industri ini diperkirakan 20 dari modal investasi tetap
Timmerhaus et al, 2004.
Plant Overhead Cost T = 0,2 x Rp 148.317.482.717,-
= Rp 29.663.496.543,-
3.1.6 Biaya Administrasi Umum
Biaya administrasi umum selama 1 tahun U = Rp. 251.696.532,-
3.1.7 Biaya Pemasaran dan Distribusi
Biaya pemasaran selama 1 tahun = Rp 251.696.532,- Biaya distribusi diperkirakan 50 dari biaya pemasaran, sehingga :
Biaya distribusi = 0,5 x Rp 251.696.532,-= Rp 125.848.266,- Biaya pemasaran dan distribusi V = Rp 377.544.798,-
3.1.8 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan
Diperkirakan 5 dari biaya tambahan industri Timmerhaus et al, 2004.
Biaya laboratorium W = 0,05 x Rp 29.663.496.543,-
= Rp 1.483.174.827,-
3.1.9 Hak Paten dan Royalti
Diperkirakan 1 dari modal investasi tetap Timmerhaus et al, 2004. Biaya hak paten dan royalti X = 0,01 x Rp 148.317.482.717,-
= Rp 1.483.174.827,-
Universitas Sumatera Utara
3.1.10 Biaya Asuransi
1. Biaya asuransi pabrik. adalah 3,1 permil dari modal investasi tetap
langsung Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia-AAJI, 2011. = 0,0031
× Rp 104.048.180.398,- = Rp 322.549.359,-
2. Biaya asuransi karyawan.
Biaya asuransi pabrik adalah 4,24 dari gaji PT. Jamsostek, 2007. Maka biaya asuransi karyawan = 0,0424 x Rp 1.258.482.659,-
= Rp 53.359.665,- Total biaya asuransi Y
= Rp 375.909.024,-
3.1.11 Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan PBB mengacu kepada Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2000 Jo UU No. 21 Tahun 1997 tentang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai berikut:
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atas bangunan Pasal 2 ayat 1 UU No.2000.
Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak Pasal 6 ayat 1 UU
No.2000.
Tarif pajak ditetapkan sebesar 5 Pasal 5 UU No.2197.
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp. 30.000.000,- Pasal 7 ayat 1 UU No.2197.
Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikkan tarif pajak
dengan Nilai Perolehan Objek Kena Pajak Pasal 8 ayat 2 UU No.2197. Maka berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PBB ditetapkan sebagai berikut :
Wajib Pajak Pabrik Pembuatan Biogas
Nilai Perolehan Objek Pajak •
Tanah Rp 715.500.000,-
• Bangunan
Rp 4.200.000.000,-
Universitas Sumatera Utara
Total NPOP Rp. 4.915.500.000,-
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp. 30.000.000,-
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp. 4.945.500.000,-
Pajak yang Terutang 5 x NPOPKP Z Rp 247.275.000,-
Total Biaya Tetap = P + Q + R + S + T + U +V + W + X + Y +Z = Rp 74.913.913.940,-
3.2
Biaya Variabel 3.2.1 Biaya Variabel Bahan Baku Proses per tahun
Biaya persediaan bahan baku proses selama 1 tahun adalah Rp 1.179.137.868,-
Biaya Variabel Tambahan 1. Perawatan dan Penanganan Lingkungan
Diperkirakan 1 dari biaya variabel bahan baku
Biaya variabel pemasaran = 0,01
× Rp 1.179.137.868,- = Rp 11.791.379,-
2. Biaya Variabel Pemasaran dan Distribusi Diperkirakan 10
dari biaya variabel bahan baku Biaya perawatan lingkungan
= 0,1 × Rp 1.179.137.868,-
= Rp 117.913.787 Total biaya variabel tambahan = Rp 129.705.165,-
3.2.2 Biaya Variabel Lainnya