Pemanfaatan air hujan Air hujan

tercampur dan melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, dan senyawa lain. Karena itulah, air hujan juga mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara. Jadi kualitas air hujan juga banyak di pengaruhi oleh keadaan lingkunganya. Air atmosfir dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran. Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya karatan korosi air hujan juga memiliki sifat lunak, sehingga boros terhadap pemakaian sabun Waluyo, 2005.

2.5.1 Pemanfaatan air hujan

Pemanfaatan air hujan untuk air minum dan air bersih dalam kebutuhan sehari-hari adalah hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat, apalagi di daerah pedalaman dan daerah yang belum dijangkau oleh jalur distribusi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Air hujan untuk kebutuhan air bersih mandi, cuci, kakus MCK. Sebenarnya tidak ada masalah, hanya yang perlu diperhatikan adalah penggunaan air hujan untuk air minum. Karena kandungan rata-rata air hujan di Indonesia: 1. Mineral rendah 2. Kesadahan rendah 3. PH rendah antara 3,0- 6,0 Universitas Sumatera Utara 4. Kandungan organik tinggi 10 5. Zat besi tinggi 0,3 Panggunaan air hujan untuk air minum dalam jangka panjang di khawatirkan akan menyebabkan rapuhnya tulang dan gigi Yusuf, 2009 2.5.2 Jenis-jenis hujan Hujan di bedakan menurut terjadinya, ukuran butiranya, atau curah hujannya. Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya: 1. Hujan siklonal Yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik d sertai dengan angin berputar. 2. Hujan zenithal Yaitu hujan yang sering terjadi didaerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. 3. Hujan orografis Yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan. Universitas Sumatera Utara 4. Hujan frontal, Yaitu hujan yang terjadi apabila masa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan kedua massa tersebut disebut front. Karena lebih berat, massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan front. 5. Hujan muson Yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim Angin Muson. Penyebab terjadinya angin muson adlah karena adanya pergerakan semu tahunan matahari antara garis balik utara dan Garis balk selatan. Di Indonesia terjadi bulan Oktober sampe April, sementara dikawasan Asia Timur terjadi pada bulan Mei sampai Agustus, Siklus Muson inilah yang menyebabkan adanya penghujan dan musim kemarau. Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butiranya: 1. Hujan gerimisdrizzle, diameter butiranya kurang dari 0,5 mm. 2. Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada di bawah 0 C. 3. Hujan batu es,curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang yang suhunya di bawah 0 C. 4. Hujan derasrain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas0 C, dengan diameter 7 mm. Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan defenisi BMKG 1. Hujan sedang, 20 -50 mm per hari 2. Hujan lebat, 50-100 mm per hari 3. Hujan sangat lebat, diatas 100 mm per hari Maryono, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Kualitas Air Hujan