PENGARUH POSTER BERBASIS PICTORIAL HEALTH WARNING TERHADAP PERILAKU BERHENTI MEROKOK REMAJA DUSUN TLOGO, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

(1)

PERILAKU BERHENTI MEROKOK REMAJA DUSUN TLOGO, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : RIZALUDDIN AKBAR

20120320044

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015


(2)

TERHADAP PERILAKU BERHENTI MEROKOK REMAJA DUSUN TLOGO, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : RIZALUDDIN AKBAR

20120320044

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015


(3)

ii

PENGARUH POSTER BERBASIS PICTORIAL HEALTH WARNING

TERHADAP PERILAKU BERHENTI MEROKOK REMAJA DUSUN TLOGO, KASIHAN, BANTUL, DIY

Disusun oleh : RIZALUDDIN AKBAR

20120320044

Telah disetujui dan diseminarkan pada Juni 2016

Dosen pembingbing Dosen penguji

Moh.Afandi, S.Kep.,Ns.,MAN NIK: 19750717200410173064

Dianita Sugiyo, NS., MHID.,HNC NIK : 19820108200710173079

Mengetahui

Ka.Prodi Ilmu Keperawatan FKIK UMY Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ns. Sri Sumaryani, M. Kep., Sp., Mat., HNC NIK: 197703200104173046


(4)

iii Nama : Rizaluddin Akbar

NIM : 20120320044

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Juni 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

iv

Bismillahirahmanirrahim

Perjalan penelitian ini sangatlah berkesan serta menambah wawasan dan penelitian ini saya persembahkan untuk :

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Kedua Orang Tua Bapak dan Mamah Kakak Perempuan dan Adik Perempuan

Guru, Ustad dan Ustadzah serta Dosen


(6)

v

mengambil judul “Pengaruh poster berbasis Pictorial Health Warning Terhadap Perilaku Berhenti Merokok Remaja Dusun tlogo, Kasihan, Bantul, DIY”.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyeleseikan proposal ini, khususnya kepada:

1. Drs. H. Uyun Saeful Uyun, M.Pd, Hj. Tati Supriati, S.Ag, Ramadhan Adriskanda, S.T, Fitry Awaliyah, S.Psi, Annisa Fikriyah, S.Farm, Apt, Melly Amalia Fajriaty selaku keluarga yang selalu memberi do’a, tenaga serta semangat yang tidak terhingga.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan sosok seorang ibu yang selalu semangat mendorong anaknya menuju sukses.

4. Moh. Afandi, Skep.,Ns,MAN, selaku mentor atau dosen pembimbing yang telah membimbing kami hingga menyelesaikan penelitian ini.

5. Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns.,MHID, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran perbaikan demi kemajuan peneliti.

6. Seluruh Tenaga Pengajar dan Administrasi di Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhaammadiyah Yogyakarta.


(7)

vi

9. Babeh, gedeg, iwik, nanul, fikry, enna, oci, opi, dea, bibil, tata, gugun, sahabat anak bapak, sahabat plangton, sabahat badminton,anak bingbingan pak afandi, Sahabat Skill Lab, IKAPA Yogyakarta, Himaka Yogyakarta dan PSIK 2012.

Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik dan saran demi kemajuan bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca semoga selalu dalam ridha Allah SWT.

Yogyakarta, Juni 2016 Penulis,

Rizaluddin Akbar


(8)

vii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SINGKATAN ... 7 INTISARI ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang... Error! Bookmark not defined. B. Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tujuan Umum ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Khusus ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Keaslian Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUN PUSTAKA... Error! Bookmark not defined. A. Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1. Definisi Perilaku ... Error! Bookmark not defined. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PerilakuError! Bookmark not defined.

3. Teori dan Bentuk Perubahan Perilaku ... Error! Bookmark not defined. 4. Remaja dan Perilaku Merokok ... Error! Bookmark not defined. 5. Pictorial Health Warning (PHW) ... Error! Bookmark not defined. 6. Poster ... Error! Bookmark not defined. 7. Pengaruh Komunikasi Visual Terhadap PerilakuError! Bookmark not defined.

B. Kerangka Konsep ... Error! Bookmark not defined. C. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Populasi dan Sampel Penelitian... Error! Bookmark not defined. C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Poster berbasis Pictorial Health Warning (PHW)Error! Bookmark not defined.

H. Jalanya Penelitian ... Error! Bookmark not defined. I. Uji Validitas dan Reliabilitas... Error! Bookmark not defined. J. Analisa Data ... Error! Bookmark not defined. K. Etik Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(9)

viii

2. Perilaku merokok dan hasil pengujian hipotesis kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada awal (prestest) dan akhir (postest).Error! Bookmark not defined.

3. Hasil analisa perilaku merokok pretest dan postest pada kelompok Perlakuan dan kelompok kontrol. ... Error! Bookmark not defined. C. PEMBAHAASAN ... Error! Bookmark not defined. 1. Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined. 2. Perilaku Merokok Kelompok Penelitian dan KontrolError! Bookmark not defined.

3. Pengaruh Pemberian Poster Berbasis (Pictorial Health Warning) Terhadap Perilaku Merokok Kelompok Penelitian dan Kontrol. ... Error! Bookmark not defined.

4. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 5. Kesulitan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. Lampiran I Lembar Permohonan Menjadi RespondenError! Bookmark not defined.

Lampiran II Lembar Persetujuan Menjadi RespondenError! Bookmark not defined.

Lampiran III Lembar Informasi Penelitian... Error! Bookmark not defined. Lampiran IV Kuesioner Data Demografi RespondenError! Bookmark not defined.

Lampiran V Kuesioner Perilaku Merokok ... Error! Bookmark not defined. Lampiran VI Lembar Observasi. ... Error! Bookmark not defined. Lampiran VII Lembar Pictorial Health WarningError! Bookmark not defined. Lampiran VIII Lembar Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Glover– Nillson Smoking Behavior Questionnare (GN – SBQ)Error! Bookmark not defined.

Lampiran IX Hasil Analisis Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Lampiran X Surat Kelayakan Etik Penelitian .... Error! Bookmark not defined. Lampiran XI Surat Pengantar Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Lampiran XII Surat Pengantar Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. Lampiran XII Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul .... Error! Bookmark not defined.


(10)

ix

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok dan Hasil Pengujian Hipotesis Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol pada Awal (prettest) dan Akhir (postest)

Tabel 4.5 Hasil Analisis Mann-Whitney Perbedaan Perilaku Merokok Pretest pada kelompok Perlakuan dan Kontrol dan Hasil Analisis Mann-Whitney tes Perbedaan Perilaku Merokok Posttest Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol


(11)

(12)

7

DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia PHW : Pictorial Health Warning

KESMAS : Kesehatan Masyarakat PERMENKES : Peraturan Mentri Kesehatan

ASEAN : Association of South East Asian Nation

BKKBN :Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional TCSC : Tobaco Control Support Center

Riskesda : Riset Kesehatan Dasar


(13)

(14)

i INTISARI

Latar Belakang: Pemerintah Indonesia dalam PERMENKES No.28 menjelaskan Pictorial Health Warning atau Peringatan Kesehatan adalah gambar dan tulisan yang memberikan informasi mengenai bahaya merokok. Gambar dan tulisan Peringatan Kesehatan harus mempunyai satu makna yang tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau dan bukan merupakan stiker yang ditempelkan pada Kemasan Produk Tembakau atau diganti oleh para konsumen dengan sticker lucu. Perilaku berhenti merokok dikalangan remaja perlu ditingkatkan dengan pemanfaat media visual poster gambar peringatan atau PHW

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menegtahui pengaruh pemberian poster berbasis PHW terhadap perilaku berhenti merokok remaja dusun Tlogo

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Quasy-Experimental with pre-test and post-test control group design. Pengukuran perilaku dilakukan saat pre-test dan post-test selama 1 bulan. Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2016 di dusun Tlogo. Responden terdiri dari 16 orang kelompok perlakuan yang diberikan intervensi berupa poster bebabis PHW dan 16 orang di dalam kelompok kontrol.

Hasil Penelitian: Hasil uji Wlicoxon Signed Ranks Test yang menunjukan hasil tidak adanya pengaruh poster berbasis PHW dengan niali p=<0,414 maka tidak terdapat perbedaan tingkat perilaku merokok pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Hasil uji Mann-Whitney pada perbedaan perilaku merokok pre-test kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol menunjukan hasil 0,812 dan hasil Mann-Whitney test pada

perbedaan perilaku berhenti merokok post-test kelompok perlakuan dan kontrol

menunjukan hasil 0,838.

Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh pemberian poster berbasis PHW terhadap perilaku berhenti merokok remaja dusun Tlogo. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat dikembangkan lagi dengan mencapai hasil yang lebih baik kedepanya dan memperdalam semua faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja.


(15)

2 ABSTRACT

Background: The Government of Indonesia in 28 PERMENKES explains Pictorial Health Warning or Health Warnings are images and writings that provide information about the dangers of smoking. Drawings and writings Health Warnings shall have the meanings are printed together with the Tobacco Products Packaging and not a sticker attached to the Tobacco Product Packaging or replaced by the consumer with a cute sticker. Smoking behavior among adolescents need to be enhanced by utilizing the visual media image poster warning or PHW

Purpose: The purpose of this study was to know effect of PHW-based poster on adolescent quit smoking behaviour hamlet Tlogo

Methods: This study is a quantitative research, quasy-Experimental with pre-test and post-test control group design. Measurement of behaviors done during the pre-test and post-test for 1 month. The research was conducted from January to March 2016 in the hamlet Tlogo. Respondents consisted of 16 treatment groups were given intervention in the form of posters based on PHW and 16 people in the control group.

Results: The results of Wlicoxon Signed Ranks Test showed no influence PHW-based poster with a value p = <0.414 then there is no difference in the level of smoking behavior in the intervention group and the control group. The Mann-whitnet test result on the difference in the smoking behavior of pre-tets control group and treatment group obtained the result of 0,812 and the mann-whitney test result on the defference in the smoking behavior of post-test control group and treatment group obtained the result of 0,838.

Conclusion: There is no effect of PHW-based poster on adolescent smoking behavior

in Tlogo Village Kasihan Bantul. The next researchears are to be expected to do a deeper analysis on factors that related to adolescent smoking behaviour.


(16)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial, ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kemenkes RI, 2011). Perilaku merokok merugikan kesehatan karena dapat mengakibatkan banyak penyakit menular dan tidak menular yaitu ISPA, pneumonia, kanker paru-bronkus, kanker nasofaring, diabetes melitus dan stroke (Riskesdas, 2013; TCSC- IAMKI,2014).

World Health Organizatioan (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2011lebih dari 6 juta orang meninggal karena penyakit akibat rokok. Hal ini berarti setiap satu menit hampir sebelas orang meninggal dunia akibat racun pada rokok (Eriksen, 2012). Rokok sangat berbahaya bagi tubuh dan bisa menyebabkan kematian bagi orang yang mengkonsumsinya. Maka orang yang mengkonsumsi rokok sama dengan meminum racun dan juga sebagian menjadi merugi. Sedangkan Allah SWT melarang manusia membunuh dirinya sendiri. Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 29, Allah berfirman :

اً يِحَر

ْ مْ كِب

َْ اَك

ََّْ

َْ ِإ

ْ م كَس ف نَأ

او ل ت قَت

َْلَو

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.”

Di negara berkembang, seperti Indonesia dalam buku TCSC-IAKMI (2014) melaporkan, jumlah perokok usia >15 tahun dengan intensitas


(17)

2

konsumsi rokok tiap hari dan kadang-kadang mencapai angkat 34,2% pada 2007 dan terus naik menjadi 34,3% di tahun 2010 dan 36,3% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2007, 2010 dan 2013).

Badan Pusat Statistika Yogyakarta (2012) menunjukan bahwa pervalensi perilaku merokok remaja saat ini dan rata-rata batang rokok yang dihisap oleh remaja di Provinsi di Yogyakarta, yaitu sebeanyak 31,6 %. Dari hasil survey pendahuluan mengenai jumlah remaja perokok aktif di dusun Tlogo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta ditemukan bahwa 32 orang dari 112 remaja adalah perokok aktif.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2013), perilaku seseorang

termasuk perilaku merokok dipengaruhi oleh faktor pendahulu dan faktor pemungkin. Faktor pendahulu (presdiposisi) meliputi pengetahuan, sikap, keparcayaan, keyakinan, tradisi, dan nilai sedangkan faktor pemungkin (enabling) meliputi ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas, dan faktor penguat atau pendorong (reinforcing) yang meliputi sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya.

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukanya, bahkan orang mulai merokok ketika masih di usia remaja. Perilaku merokok adalah perilaku yang dinilai sangat merugikan bila dilihat dari berbagai sudut pandang baik bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan baik dalam bentuk peraturan tertulis dan


(18)

3

iklan didalam media, perilaku merokok masih tetap tinggi di Indonesia (Aula, 2010).

Dalam rangka menangani tingginya perilaku merokok di Indonesia, pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 mengatur mengenai 5 gambar peringatan atau Pictorial Health Warning (PHW) yang wajib dicantumkan berukuran 20% pada setiap bungkus rokok yang beredar di Indonesia(Depkes RI, 2014). Azagaba (2011) telah melakukan penelitian mengenai keefektifan label peringatan bergambar di bungkus rokok di kanada dan melibatkan 4.853 responden. Penelitian tersebut menunjukan adanya efek yang signifikan terhadap perilaku merokok di kanada diikuti dengan adanya keinginan untuk berhenti merokok di kalangan dewasa.

Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Rahman (2012), juga menunjukan bahwa terhadap hubungan yang signifikan antara pemasangan media gambar ajakan berhenti merokok dalam bentuk billboard dengan perubahan perilaku merokok remaja. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Liem (2014) menunjukan bahwa media massa dalam bentuk billboard atau poster lebih berpengaruh terhadap perubahan perilaku merokok remaja.

Oleh karena itu, melihat pentingnya perubahan perilaku remaja perokok untuk berhenti merokok dengan fokus pemberian intervensi berupa poster berbasis PHW membuat peneliti merasa perlu melakukan sebuah penelitian


(19)

4

mengenai pengaruh poster berbasis Pictorial Health Warning terhadap perilaku merokok remaja Dusun Tlogo, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah berupa “Bagaimana perngaruh poster berbasis PHW terhadap perilaku merokok remaja Dusun Tlogo, Tamantirto, Kasihan, Bantul?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian poster berbasis PHW terhadap perilaku merokok pada remaja dusun Tlogo, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus pada penelitian ini adalah

a. Mengetahui gambaran data demografi responden pada kelompok penelitian dalam bentuk frekuensi dan persentase. b. Mengetahui gambaran perilaku merokok pada tiap kelompok

penelitian pada pengukuran pretest dan posttest dalam bentuk frekuensi dan persentase.

c. Mengetahui pengaruh poster berbasis pictorial health warning terhadap perilaku merokok remaja dudun Tlogo, Tamantirto, Kasihan, Bantul


(20)

5 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media promosi kesehatan terhadap perilaku bahaya merokok pada remaja termasuk di kalangan mahasiswa.

2. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan menambah wawasan peneliti mengenai efek PHW terhadap perilaku merokok remaja.

3.Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka yang baik dalam penelitian mengenai perilaku merokok di kalangan remaja.

E. Keaslian Penelitian

Penulis menemukan beberapa penelitian yang berhubungan dan telah dilakukan sebelumnya :

1. Indra Firdaus, (2014), dengan judul “Terapan Iklan Rokok Media Luar Ruang yang Mencantumkan Pictorial Warning Terhadap Sikap Berhenti Merokok Pada Perokok Dewasa Di Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta Tahun 2014”. Penelitian ini menggunakan penelitian Explanatif dan teknik pengambilan Probability Sampling

dengan metode Cluster Sampling.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu dalam penelitian Eksplanatif, waktu


(21)

6

dan tempat penelitian. Persamaan penelitian ini adalah persamaan variabel.

2. Trifena, Petrus, Christina (2011) dengan judul “ Pengaruh Iklan Rokok Melalui Media Massa Terhadap Perilaku Merokok Remaja Di SMP 2 Kota Kupang Tahun 2011”. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan rancangan Cross Sectional. Sampel peneliti menggunakan teknik

Random Sampling. Pengumpulan data metode angket. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian

Cross Sectional, waktu dan tempat, metode angket dan random sampling. Persamaan penelitian ini adalah persamaan variabel.

3. Taufik Nurdiyanto, (2014). “Hubungan paparan Iklan Rokok terhadap Sikap dan Perilaku Remaja Tentang Merokok di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2012 dan 2013”. Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan rancangan Croos Sectional dan menggunakan Cluster Sampling. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu dalam menggunakan analitik observasional, rancangan Croos Sectional, tempat dan waktu penelitian. Persaaman penelitian ini adalah variabel. 4. Pradan H. T, (2014), dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan,

Sikap dan Perilaku Remaja Tentang Merokok di Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 4 dan 6 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan


(22)

7

pendekatan kuantitatif, jenis penelitian korelasi dan waktu. Persamaan peneliti ini adalah variabel.


(23)

1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Perilaku

Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010). Perilaku merupakan fungsi karakteristik individu dan lingkunganya. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat, keperibadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kekuatanya lebih besar daripada karakteristik individu (Azwar, 2010) Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya dan pada berbagai spesies hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan kehidupan. Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan (Kesmas, 2013).


(24)

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Kesmas (2013) kesehatan individu dan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (nonperilaku). Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor seperti perilaku seseorang berhubungan faktor predisposisi, faktor pemungkinan dan faktor penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku serta hal-hal yang berhubungan dengan perilaku, yaitu:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi, berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok untuk bertindak. Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demografis seperti status sosial-ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga penting sebagai faktor predisposisi.

b. Faktor pemungkin (enabling factor), mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia klinik atau sumber daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak ketersediaan transportasi, waktu dan sebagainya.


(25)

c. Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat adalah faktor yang menentukan tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, faktor penguat bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter, pasien dan keluarga.

3. Teori dan Bentuk Perubahan Perilaku 1. Teori Peubahan Perilaku

Dalam perilaku keseahatan terdapat beberapa hal penting yaitu masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari sebuah pemberian informasi kesehata, maka ada banyak teori tentang perubahan perilaku ini (Notoatmodjo, 2007), anatara lain :

a. Teori Stimulus Organisme (SOR)

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (Stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya,kualitas dari sumber komunikasi (sources), seperti kredibilitas kepemimpinan dan gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat. Hosland, et al (1953) dalam buku (Notoatmodjo, 2007) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima


(26)

atau ditolakApabila stimulus telah mendapat perhatian dari oganisme (diterima) maka selanjutnya stimulus ini akan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu itu organisme mengolah stimulus tersebut lalu timbul kesedian untuk bertindak (Bersikap). Dukungan fasilitas serta dorongan telah didapat dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan (perubahan perilaku)

b. Teori Festinger (Dissonance Theory)

Dalam teori ini menyebutkan bahwa dissonance (ketidakseimbangan) terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen kognisi yang saling bertengtangan. Elemen bertetangan yaitu pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau objek, dan stimulus tersenbut menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda di dalam individu itu sendiri. Penyeleseian konflik ini adalah penyesuaian diri secara kognitif. Dengan penyesuain diri ini maka akan terjadi keseimbangan kembali dan keberhasilan yang ditunjukan itu dengan tercapainya keseimbangan kembali menunjukan adanya perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku (Notoatmjdo, 2007).

c. Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku indivi tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti stimulus yang dibutuhkan adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz perilaku dilatarbelaknagi oleh kebutuhan


(27)

individu yang bersangkutan (Notoatmdjo, 2007). Perilaku memiliki fungsi instrumental yaitu seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi kebutuhannya. Perilaku berfungsi sebagai

defence macanism atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkunganya. Perilaku berfungsi sebagi penerima objek dan pemberi arti. Dalam peranya dengan tindakan itu seseorang senatiasa menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu situasi. d. Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuata-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restining forces). Perilaku itu dapat berubah apabila kekuatan-kekuatan dalam diri tersebut memilki ketidakseimbangan di dalam diri seseorang maka ada tiga terjadinya perubahan perilaku, (Notoatmodjo, 2007). Kekuatan –kekuatan pendorong meningkat sehingga akan terjadinya pendorong untuk perubahan perilaku. Stimulus ini berupaya penyuluhan atau informasi yang diberikan. Kekuatan kekutan penahan melemah sehingga akan menurunkan kekuatan penahan. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

2. Bentuk Perubahan Perilaku

Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang digunakan para ahli dalam pemahamnya terhadap perilaku. Menurut


(28)

WHO (World Health Organization) dikelompokan menjadi tiga, (Notoatmodjo, 2007) yaitu :

a. Perubahan alamiah (Natural Change)

Perilaku manusia dari waktu ke waktu pasti memilki perubahan dan perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah

b. Perubahan terencana (Planned Change)

Perubahan terencana ini terjadi karena adanya perencanaan sendiri oleh subjek yang akan merubah perilakunya sendiri

c. Kesedian untuk berubah (Readdiness to Change)

Apabila terdapat inovasi atau program-program pembanguan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah subjek akan menerima inovasi tersebut atau perubahan tersebut (perubahan perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.

4. Remaja dan Perilaku Merokok a. Remaja

Remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun yaitu suatu masa dimana lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi, sehingga definisi dari ketiga kriteria tersebut (Sarwono, 2011) yaitu :


(29)

1) Individu berkembang pada saat pertama kali dia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksuan.

2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola indentifikasi dari kanak-kanak sampai dewasa

3) Terjadi peralihan ketergantungan sosial - ekonomi yang penuh dengan keadaan yang relatif lebih mandiri

Remaja menurut BKKBN adalah penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah (BKKBN, 2010).

b. Karakteristik Remaja

Jahja (2011) mengemukakan bahwa remaja adalah suatu masa perubahan baik secara fisik maupun fisiologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi semasa remaja, yaitu :

1) Peningkatan emosional pada masa remaja awal dikenal sebagai masa strom dan stress. Peningkatan emosional ini hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari kondisi sosial, remaja memilki peningkatan emosi yang bertanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang yang berbeda dari masa sebelumnya.

2) Perubahan secara fisik yang disertai kematangan seksual. Terkadang dalam perubahan fisik yang terjadi remaja akan merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka.


(30)

3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya yang dibawa ke masa anak-anak digantikan dengan hal yang baru dan lebih matang. Perubahan juga terjadi pada hubungan dengan orang lain dimana masa remaja akan berinterkasi lebih individu lawan jenis dan orang dewasa.

4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap masa kanak-kanak akan tidak penting lagi mada masa remaja Remaja akan bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka ingin memiliki kebebasan, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini serta meragukan kemampuan mereka sendir untuk memikul tanggung jawab ini.

c. Perilaku Merokok Remaja

Rokok dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti gulungan tembakau kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus daun nipah atau kertas (Kompasiana, 2015). Menurut Aula (2010) perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang muncul dalam lingkungan masyarakat, dimana kebanyakan dari masyarakat sudah mengetahui dampak negatif dari merokok, namun bersikeras menghalalkan tindakan merokok. Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktifitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan


(31)

menghembuskanya kembali dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Aryanai, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok dibagi menjadi beberapa sebab, yaitu (Komalasari, 2006):

1) Kebiasaan

Kebisaan merokok adalah kegiatan mengisap rokok yang dilakukan secara berulang-ulang, teratur dan sulit dilepaskan. Telah biasa artinya tidak memerlukan sesuatu yang lebih untuk melakukannya. Kebiasaan adalah sesuatu yang sudah mendarah daging. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi rutinitas. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis 2) Reaksi Emosi

Merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kejantanan (kebanggaan diri) dan menunjukkan kedewasaan. Merokok ditujukan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain.


(32)

3) Lingkungan Sosial

Kebanyakan remaja memulai kebiasaan merokok karena ikut-ikutan teman, selain itu juga karena terpengaruh oleh image yang diciptakan oleh produsen rokok (misalnya dengan menggunakan idola remaja sebagai bintang iklan). Faktor sosial lain yang berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja adalah faktor keluarga. Dalam kaitannya dengan perilaku merokok remaja keluarga menjadi determinan kedua setelah teman sebaya. Keluarga dapat menjadi sumber dukungan dan pemenuhan kebutuhan bagi remaja, tetapi juga merupakan sumber bagi remaja untuk belajar norma-norma dan perilaku termasuk perilaku merokok.

4) Biologis

Faktor ini menekankan pada kandungan nikotin yang ada didalam rokok yang dapat mempengaruhi ketergantungan seseorang pada rokok secara biologis Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi beracun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat adiktif, dan mempengaruhi otak/susunan saraf. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya.


(33)

d. Tahapan Merokok

Terdapat empat tahapan seseorang melakukan kebiasaan merokok, yaitu (Komasari & Helmi, 2014):

A. Tahap Prepatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan, hal-hal ini dapat menimbulkan minat untuk merokok. B. Tahap Initiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

C.Tahap Becoming a Smoker

Apabila seseorang sudah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang perhari,

D.Tahap Maintenance of Smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara mengaturan diri.

e. Tipe Perokok

Tipe-tipe perokok berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu (Smet, 2013):

1) Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

2) Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari. 3) Perokok ringan menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.


(34)

f. Tipe Perilaku Merokok

Berdasarkan buku Management of affec theory oleh Smet tahun 2013, ada beberapa jenis perilaku merokok yaitu :

1) Perilaku perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Pleasure relaxition adalah perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah di dapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. Simulation to pick them up adalah perilaku merokok hanya dilakukan sekedar untuk menyenangkan perasaan. Pleasure of handling the cigerette

adalah perilaku merokok berdasarkan kenikmatan yang dipereloh dari memegang rokok.

2) Perilaku perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Banyak orang merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

3) Perilaku perokok yang adiktif

Perokok yang sudah adiksi, akan nenambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.


(35)

4) Perilaku merokok yang sudah jadi kebiasaan

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan.

5. Pictorial Health Warning (PHW)

Pictorial Health Warning atau atau Peringatan Kesehatan adalah gambar dan tulisan yang memberikan informasi mengenai bahaya merokok. Gambar dan tulisan Peringatan Kesehatan harus mempunyai satu makna yang tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau dan bukan merupakan stiker yang ditempelkan pada Kemasan Produk Tembakau. (Permenkes No.28, 2013).

Peringatan kesehatan berbentuk gambar di bungkus rokok memberikan peluang bagi Indonesia menjadi negara ASEAN ke-5 yang memiliki peraturan ini. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 114 menunjukkan pemenuhan hak masyarakat atas informasi yang efektif dengan mensyaratkan peringatan kesehatan yang tulisannya jelas dan mudah dibaca dan dapat disertai gambar atau bentuk lainnya (Depkes, 2014).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau pasal 4 ayat 1, Peringatan Kesehatan terdiri atas 5 jenis yang berbeda, yang dicantumkan pada setiap


(36)

1 varian Produk Tembakau dengan porsi masing-masing 20% dari jumlah setiap varian Produk Tembakau pada waktu yang bersamaan.

Menurut Kahnert (2014) dalam jurnal pencegahan kanker yang diterbitkan di online jurnal Heideleberg mengatakan bahwa penggunaan

Pictorial Health Warning (PHW) di kemasan rokok sangat efektif dalam program pencegahan konsumsi tembakau karena PHW terbukti mencegah pemuda untuk mencoba konsumsi rokok, memberikan motivasi untuk berhenti merokok dan mencegah kembaliny aorang yang telah berhenti merokok untuk kembali menjadi perokok. Selain itu, PHW membantu untuk menurunkan angka kontribusi dan penggunaan tembakau, menurunkan angka kematian dan kejadian masalah kesehatan berhubungan dengan tembakau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Peringatan kesehatan pada bungkus rokok adalah strategi efektif untuk menyuarakan kepada masyarakat tentang bahaya-bahaya terkait dengan penggunaan tembakau. Banyak studi telah mengungkapkan keefektivan PHW pada bungkus rokok. Studi di Mauritius mengenai dampak dari PHW terhadap sikap dan persepsi perokok dinegara tersebut menunjukkan bahwa implementasi dari PHW secara signifikan telah meningkatkan keefektifan sebuah peringatan kesehatan dan penurunan angka penggunaan tembakau (Green et al, 2014).

Tobacco Control Support Center (Hafid, 2015), Indonesia merilis hasil penelitian tentang efektivitas peringatan kesehatan bergambar pada


(37)

bungkus rokok di Tanah Air yang melibatkan dinas kesehatan, universitas, dan lembaga perlindungan anak di berbagai kota dengan Universitas Airlangga dan diikuti 5.409 responden di 13 kabupaten/kota. Hasilnya, gambar yang paling menakutkan dan memotivasi perokok untuk berhenti menurut hasil riset ilmiah tersebut adalah gambar kanker paru-paru. Gambar nomor 5 yaitu gambar paru-paru yang menghitam karena kanker dianggap paling efektif meyakinkan 86,1% perokok untuk berhenti merokok serta meyakinkan 91,5% mantan perokok untuk tetap berhenti merokok. Sebagian besar responden merasa takut ketika melihat peringatan kesehatan bergambar. Sebanyak 94,9% merasa gambar kanker paru-paru paling menyeramkan, menyusul gambar kanker tenggorokan 93,6% dan kanker mulut 92,5%.

6. Poster

Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan untuk mempengaruhi seseorang agar tertarik pada sesuatu , atau mempengaruhi agar seseorang bertindak akan suatu hal. Poster tidak dapat memberi pelajaran dengan sendirinya, karena keterbatasan kata-kata. Poster lebih cocok kalau diperuntukan sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah disampaikan beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian poster bertujuan untuk mengingatkan kembali dan mengarahkan pembaca kearah tindakan tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator (Tria, dkk, 2010)


(38)

Poster berperan penting dalam pencapaian tujuan komunikasi berupa perubahan sikap (attitude change), pendapat (oponion change) (Erowati, 2014) Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Rahman (2012) menunjukan bahwa media luar ruang yang meliputi jenis media luar ruang dan Pengaruh media luar ruang yaitu billbord atau poster memiliki hubungan paling dominan terhadap tindakan merokok. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Liem (2014) menunjukan bahwa media massa bukanlah televisi melainkan billbord atau poster yang lebih berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja.

7. Pengaruh Komunikasi Visual Terhadap Perilaku

Komunikasi visual (Komunikasi melalui penglihatan) adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan mediapenggambaran yang hanyaterbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi dan warna dalam penyampaian (Smith, 2005)

Dalam penelitian (Siagian, dkk, 2010) media visual dapat berpengaruh dalam meningkatkan perilaku jajanan sehat siswa di sekolahan, maka paparan media visual bisa meningkatkat perubahan perilaku seseorang dari hasil isi media visual tersebut. Perubahan sikap dan perilaku dari hasil paparan media visual bisa dilihat juga dari hasil penelitian (Soebroto, dkk, 2009) bahwa hasil dari paparan media visual di


(39)

dalam ruang kelas dapat menimbulkan perubahan sikap dan perilaku siswa terhadap minta dan hasil belajar dalam mata pelajaran kimia.


(40)

B. Kerangka Konsep

Keterangan :

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok: a. Kebiasaan

b. Reaksi Emosi c. Lingkungan Sosial d. Biologis

Merokok/Perokok

Intervensi Poster Berbasis Pictorial Health

Warning

Perilaku Merokok 1. Ringan

2. Sedang 3. Kuat

4. Sangat Kuat

: Diteliti


(41)

C. Hipotesis

Ada pengaruh poster berbasis Pictorial Health Warning (PHW) Terhadap perilaku merokok remaja dusun Tlogo, Kasihan, Bantul.


(42)

1 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis yang digunakan yaitu Quasy Perlakuantal pretest-posttest with control group design. Terdapat dua kelompok, dimana kelompok perlakuan diberikan intervensi sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok perlakuan pretest, dan setelah diberikan intervensi diadakan pengukuran kembali (post-test)

Berikut merupakan rancangan desain penelitian esperimental kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

O1 XI O2

O3 O4

Keterangan:

O1 : Pretest dilakukan pada kelompok perlakuan untuk mengetahui perilaku merokok pada remaja dusun tlogo sebelum dilakukan pemasangan poster PHW di kamar responden.

O3 : Pretest dilakukan pada kelompok kontrol untuk mengetahui perilaku

merokok pada kelompok kontrol.

X1 : Intervensi dengan melakukan pemasangan poster berbasis PHW di kamar responden kelompok perlakuan selama 1 bulan untuk mengetahui perilaku merokok pada remaja dusun tlogo.


(43)

2 PHW didalam kamar selama 1 bulan.

O4 : Posttest dilakukan pada kelompok kontrol untuk mengetahui perubahan perilaku merokok pada remaja dusun tlogo.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi terjangkau pada penelitian yaitu remaja perokok Dusun Tlogo, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY. Jumlah remaja Dusun Tlogo sebagai populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 orang yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

2. Sampel Penelitian

Teknik sampling yang digunakan untuk mendapatkan sampel adalah Total Sampling. Total Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2010). Total sampel yang digunakan dalam penlelitian ini adalah remaja Dusun Tlogo sebanyak 32 orang yang kemudian dibagi menjadi 16 orang kelompok perlakuan dan 16 orang kelompok kontrol dengan menggunakan teknik simple random sampling yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Terdaftar sebagai masyarakat tetap atau sementara Dusun Tlogo yang dibuktikan dengan kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan data di kepala dusun Tlogo.


(44)

3 4) Memiliki kamar tidur sendiri.

5) Memiliki dinding kamar yang dapat ditempeli poster.

6) Tidak mengalami gangguan penglihatan seperti kebutaan, astigmatisme, buta warna, rabun jauh, rabun dekat, dan katarak.

7) Memiliki media sosial Line atau Whatsapp atau BBM.

8) Tidak memiliki televisi di dalam kamar atau bersedia memindahkan televisi keluar kamar.

9) Bersedia menjadi responden. b. Kriteria Eksklusi

1) Responden yang mengundurkan diri di tengah waktu penelitian. 2) Responden yang tidak tidur di kamar selama proses penelitian. 3) Responden yang melepas poster PHW di tengah waktu penelitian.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian telah dilaksanakan di Dusun Tlogo, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY. Waktu yang digunakan berlangsung dari Januari 2016 hingga Maret 2016.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah poster berbasis PHW. 2. Variabel Terikat (dependent)


(45)

4

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Poster berbasis Pictorial Health Warning di dalam kamar

Poster berbasis Pictorial Health Warning adalah sebuah gambar peringatan yang telah diterbitkan dan

dilegalkan penggunaanya

di Indonesia berdasarkan

Peraturan Menteri

Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 28

Tahun 2013 Tentang

Pencantuman Peringatan

Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau.

PHW akan dicetak dalam

ukuran yang

diperhitungkan sesuai

dengan 20% luas dingding kamar dengan rasio 7:5 dan diletakan dan diletakkan di dinding kamar responden selama 1 bulan.

Lembar observasi pemasanga

n Poster

berbasis pictorial health warning

Terpasang dan tidak terpasang

Perilaku merokok

Suatu motif untuk merubah perilaku merokok remaja kepada perubahan perilaku merokok dari hasil dengan

modifikasi lingkungan

yang terwujud dalam

perubahan bentuk sikap, tindakan dan perilaku. Perilaku merokok diukur 2

kali yaitu sebelum

dipasang poster (pretest)

dan setelah 30 hari

penelitian (posttest).

Kuesioner Glover-Nillson

1) Total Skor

<12 Ringan.

2) Total skor

12-22 Sedang.

3) Total skor

22-33 Kuat. 4) Total skor >33

Sangat Kuat

Skla Likert data hasil Ordinal

F. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi responden terdiri dari pernyataan mengenai usia, agama, suku, jenis kelamin, usia pertama merokok, alasan merokok, frekuensi merokok, jumlah batang rokok yang di konsumsi dalam sehari, jumlah usaha


(46)

5

2. Kuesioner Glover Nillson Smoking Behavior

Intrumen yang digunakan adalah kuesioner yaitu untuk mengetahui perilaku merokok pada remaja dusun tlogo. Kuesioner ini diambil dari ristirdhana dan dewi (2013) yitu kuesioner perilaku merokok yang merupakan hasil penerjemahan dari Glover – Nillson Smoking Behavior Questionnare (GN – SBQ) oleh Glover dan Nillson (2005). Kuesioner perilaku diukur dengan menggunakan skla Likert yang berisi 5 alternatif jawaban untuk pertanyaan 1 dan 2 yaitu Tidak sama sekalai “0”, Agak “1”, Sedang “2”, Sangat “3” dan Sangat sekali “4”. Alternatif jawaban untuk pertanyaan no 3 – 11 yaitu Tidak pernah “0”, Jarang “1”, Kadang-kadang “2”, Sering “3” dan Selalu “4”. Kuesioner perilaku merokok terdapat 11 item pertanyaan perilaku merokok. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan data Ordinal (Nursalam, 2013).

Tabel 3.2. Penilaian kuesioner Glover – Nillson (GN – SBQ)

Pertanyaan Jawaban Penilaian

1 a. Tidak sama sekali

b. Agak

c. Sedang

d. Sangat

e. Sangat sekali

0 1 2 3 4

2 a. Tidak sama sekali

b. Agak

c. Sedang

d. Sangat

a. Sangat sekali

0 1 2 3 4

3 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

0 1 2 3 4

4 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

0 1 2 3


(47)

6

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

1 2 3 4

6 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

0 1 2 3 4

7 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

0 1 2 3 4

8 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

0 1 2 3 4

9 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

0 1 2 3 4

10 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

0 1 2 3 4

11 a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Kadang –kadang

d. Sering

e. Selalu

0 1 2 3 4

G. Poster berbasis Pictorial Health Warning (PHW)

Poster berbasis pictorial health warning yang digunakan adalah PHW nomor 5 yaitu gambar paru-paru yang rusak akibat rokok. Hal ini dilatarbelakangi oleh hasil penelitian tentang efektivitas peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok di Tanah Air yang telah dilakukan oleh Tobacco Control Support Center

(2015), Indonesia mengenai 94,9% repspnden merasa gambar kanker paru-paru paling menyeramkan dibandingkan dengan 4 gambar lainnya. Ukuran gambar


(48)

7

penentuan besar PHW di bungkus rokok yang telah diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau pasal 4 ayat 1.

H. Jalanya Penelitian 1. Tahap Persiapan

a) Mengurus surat perizinan untuk melakukan penelitian dari Dekan FKIK UMY.

b) Mengurus pengajuan dan penilaian kelayakan etik penelitian dengan objek manusia FKIK UMY.

c) Mengurus surat izin penelitian di BAPPEDA Kabupatan Bantul. d) Menentukan enumerator yang terlibat dalam penelitian.

e) Melakukan pelatihan dan persamaan persepsi kepada enumerator penelitian.

f) Peneliti menetapkan sampel kelompok penelitian yang diteliti oleh peneliti sesuai kriteria inklusi penelitian dengan menggunakan teknik total sampling. Kemudian peneliti membagi kelompok penelitian dalam 16 responden pada kelompok perlakuan dan 16 responden pada kelompok kontrol menggunakan teknik simple random sampling cara kocokan. g) Melakukan pendekatan atau orientasi pada para remaja di Dusun Tlogo

untuk menjelaskan tujuan, tindakan, dan kontrak waktu.

h) Melakukan penentuan pengawas penelitian yang mengawasi responden kelompok perlakuan melalui logbook.


(49)

8

prosedur penelitian dari awal hingga akhir.

j) Peneliti melakukan pengukuran luas satu sisi permukaan dinding kamar kelompok perlakuan yang paling dominan dipandang oleh responden untuk ukuran poster berbasis PHW yang telah dipasang di kamar.

k) Peneliti mencetak Logbook pengawasan dan kuesioner perilaku Glover – Nillson Smoking Behavior Questionnare (GN – SBQ).

l) Peneliti mencetak poster berbasis PHW berukuran panjang dan lebar sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti di kamar responden kelompok perlakuan.

2. Tahap pelaksanaan

a)Peneliti melakukan pretest pada kelompok perlakuan dan kontrol sebelum diberikan poster berbasis PHW dengan mengkaji perilaku merokok.

b)Peneliti melakukan pemasangan poster berbasis pictorial health warning di dinding kamar kelompok perlakuan.

c)Memberikan Logbook pengawasan jalanya penelitian kepada pengawas kelompok perlakuan.

d)Setelah melakukan pemasangan Poster berbasis PHW peneliti selanjutnya memantau terpasangnya poster melalui jejaring sosial BBM atau Line untuk menghubungi responden

e)Peneliti melakukan post-test pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan bertujuan untuk mengetahui perkembangan perilaku yang dimiliki oleh remaja tersebut.


(50)

9

g)Peneliti menyusun pembahasan terhadap hasil analisa data yang telah didapatkan

I. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan sebelumnya kuesioner tersebut dilakukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji validitas yang digunakan adalah “Pearson Product Moment Corelation” (Riyanto, 2011). Keputusan uji dinyatakan valid apabila r hitung (r person) > r tabel dan apabila r hitung (r person) < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. Uji validitas dilakukan kembali oleh peneliti pada bulan Februari 2016 di dusun Sidorejo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta yang bukan merupakan bagian dari populasi penelitian. Validitas isi ini dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment Correlation yang kemudian diolah dengan program komputer.

Responden dalam uji validitas ini sebanyak 20 orang atau sebesar 10-20% dari total sampel (Sugiono, 2007).

Hasil uji valid menunjukkan bahwa 11 pertanyaan dinyatakan valid dengan hasil rXy>0,444.

2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha karena penilaian kuesioner yang digunakan adalah skala Likert. Pertanyaan dikatakan realibel apabila didapat nilai Cronbach’s lebih dari konstanta atau >0,6.


(51)

10 a. Analisa Univariat

Analisa univariat diguanakan untuk menganalisis data karakteristik demografi responden yang akan ditampilkan dengan presentase dan frekuensi (Notoadmodjo, 2010).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menganalisa perbandingan antara variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2010). Analisa bivariat digunakan peneliti untuk mencari adanya pengaruh pemasangan Poster berbasis Pictorial Health Warning di dalam kamar terhadap perilaku merokok remaja dusun tlogo. Peneliti akan melakukan uji nonparametrik yaitu dengan syarat skala pengukuran variabel adalah kategorik atau ordinal (Dahlan, 2013).

Peneliti melakukan perbandingan kelompok berpasangan yaitu kelompok pretest dan post test intervensi dengan kelompok pretest dan post test kelompok kontrol dengan menggunakan uji hipotesis berpasangan yaitu uji Wilcoxon yang pada uji hipotesis komparatif perhitungan diterima jika nilai p < 0,05 atau terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok data (Dahlan, 2013).

Untuk mengetahui perbandingan antara kelompok tidak berpasangan yaitu kelompok pretest intervensi dengan pretes kontrol dan post test intervensi dengan post test kontrol menggunakan uji hipotesis tidak berpasangan yaitu


(52)

Mann-11 (Dahlan, 2013).

K. Etik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengutamakan dasar etik melalui berbagai pertimbangan namun tetap menjunjung tinggi hak-hak otonomi manusia sebagai responden. Adapun prinsip yang harus diperhatikan dalam penelitian :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti menghormati hak-hak responden untuk mengetahui tujuan dari penelitian yang dilaksanakan serta hak-hak untuk berpartisipasi dengan cara menyediakan lembar persetujuan (informed consent) yang berisi penjelasan mengani manfaat penelitian, resiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan, manfaat yang didapat, kesediaan peneliti untuk menjawab pertanyaan responden mengenai responden, persetujuan untuk mengundurkan diri, dan jaminan anonimitas dan kerahasiaan informasi responden. Lembar persetujuan ditandatangani oleh responden yang bersedia.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality).

Peneliti menjaga kerahasiaan informasi dan identitas responden dalam lembar pengumpulan data penelitian. Responden tidak menuliskan untuk menuliskan nama, namun apabila responden menuliskan nama maka nama akan dirubah dengan kode pada input data. Informasi yang dapat dicantumkan hanya informasi yang sesuai dengan perintah yang terdapat pada lembar kuesioner. 3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and inclusiveness).


(53)

12

prosedur penelitian. Peneliti juga tidak membeda-bedakan latar belakang jender, agama, dan etnis responden dalam melakukan intervensi.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits).

Peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir dampak yang merugikan responden dan memaksimalkan manfaat yang akan didapat selama proses penelitian. Hasil penelitian ini juga tidak digunakan untuk kepentingan yang bersifat merugikan responden.


(54)

Dusun Tamantirto merupakan wilayah dusun yang termasuk dalam padukuhan Geblagan, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Padukuhan Geblagan terdiri 7 Rukun Tetangga (RT) yang berbatasan dengan Padukuhan Ngebel di sebelah selatan, Padukuhan Gatak di sebelah timur dan Padukuhan Ambarketawang di sebelah utara dan barat. Wilayah dusun Tlogo terdiri dari 3 rukun tetangga (RT) dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) yaitu RT 05 dengan 87 KK (kepala keluarga), RT 06 dengan 83 KK (kepala keluarga) dan RT 07 dengan 80 KK (kepala keluarga) dan jumlah KK (kepala keluarga) dusun Tlogo terdiri dari 250 kepala keluarga. Dusun Tlogo yang masuk kedalam wilayah Dukuh Geblagan dipimpin oleh seorang kepala dukuh yaitu bapak Triyono. Variasi pekerjaan masyarakat dusun Tlogo adalah pedagang, Pegawai Negeri Sipil, dan wirausaha dengan variasi usia didominasi oleh usia dewasa diikuti dengan remaja.

Remaja di dusun Tlogo tergabung dalam organisasi kepemudaan yang diketuai oleh satu remaja yaitu saudara Alfian. Kegiatan remaja di dusun Tlogo dapat berupa kegiatan gotong royong, pengajian, pelaksana kegiatan dalam rangka memperingati hari besar islam serta hari besar Nasional di dusun tersebut serta dalam kegiatan dususn Tlogo belum pernah mendapatkan suatu bantuan atau sponsor kegiatan dusun dari produsen


(55)

rokok. Warga dusun Tlogo sebelumnya belum pernah mendapatkan sosialisasi mengenai bahaya dari konsumsi tembakau dan juga warga dusun Tlogo belum pernah mengadakan sebuah acara yang berkaitan dengan tentang anti rokok. Hasil inspeksi lingkungan dusun Tlogo di warung-warung dan di sudut jalan-jalan dusun Tlogo terdapat beberapa spanduk dan poster sebuah iklan rokok maupun slogan produk rokok yang terpasang di beberapa warung sembako di lingkungan dusun Tlogo.


(56)

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Penelitian

Kaerena pada dasrnya semua responden itu selalau Responden dalam penelitian ini berjumlah 32 remaja dengan status perokok, bertempat tinggal di daerah dusun Tlogo, Padukuhan Geblakan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diberikan intervensi berupa penempelan poster di dinding kamar sebanyak 16 responden dan kelompok kontrol sebanyak 16 orang yang tanpa perlakuan. Hasil tentang karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, usia, agama, suku, usia pertama kali merokok, alasan merokok, frekuensi merokok, jumlah batang rokok dalam sehari, jumlah usaha berhenti merokok dan lama tidur di kamar. Data gambaran karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel 4.1.


(57)

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden (n= 32)

Karakteristik

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Jumlah (n) Persentase % Jumlah (n) Persentase % Jenis Kelamin

a. Laki-laki 16 100 16 100

Usia sekarang

a. 15 tahun 1 6,3 1 6,3

b. 16 tahun 6 37,5 8 50

c. 17 tahun 2 12,5 2 12,5

d. 18 tahun 4 25 2 12,5

e. 19 tahun 3 18,8 3 18,8

Agama

Islam 16 100 16 100

Suku

a. Jawa 13 81,3 15 93,8

b. Dayak 1 6,3 1 6,3

c. Melayu 1 6,3

d. Sunda 1 6,3

Usia pertama kali merokok

a. 5-11 tahun 8 50 8 50

b. 12-15 tahun 8 50 8 50

Alasan merokok

a. Orang tua dan saudara

kandung

4 25

b. Pengaruh teman 14 87,5 4 25

c. Pengaruh media massa 5 31,4

d. Pengaruh media sosial 2 12,5 3 18,8

e. Dan lain-lain

Frekuensi merokok

a. Beberapa kali dalam

sehari

5 31,3 4 25

b. Beberapa kali dalam

seminggu, terutama weekend

6 37,5

c. Kapanpun saat sedang

berkumpul dengan teman-teman.

9 56,3 4 25

d. dan lain-lain 2 12,5 2 12,5

Jumlah rokok dalam sehari

a. 1-5 batang 2 12,5 2 12,5

b. 6-10 batang 1 6,3 4 25

c. 11-15 batang 8 50 3 18,8

d. 16-20 batang 5 31,3 5 31,3

e. > 20 batang 2 12,5

Jumlah usaha berhenti

merokok

a. 1-2 kali 6 37,5 4 25


(58)

Karakteristik

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Jumlah (n) Persentase % Jumlah (n) Persentase %

c. > 5 kali 5 31,3 8 50

Lama tidur di kamar

a. 1-3 Jam

b. 4-6 Jam 2 12,5 2 12,5

c. 7-9 Jam 10 62,5 14 87,5

d. 10-12 Jam 4 25

Sumber. Data Primer (2016)

Tabel 4.1 menunjukan hasil dengan responden berdasarkan usia terbanyak pada kelompok penelitian adalah 16 tahun dengan jumlah 6 responden (37,5%) pada kelompok perlakuan dan 8 responden(50%) pada kelompok kontrol. 100% responden pada kelompok penelitian ini beragama islam dan suku responden terbanyak yaitu suku jawa dengan hasil 13 responden (81,3%) pada kelompok perlakuan dan 15 responden (93,8%) pada kelompok kontrol.

Selanjutnya pada Tabel 4.1 menunjukan data usia pertama kali merokok responden yaitu dengan hasil 8 responden (50%) mengaku merokok pertama kali pada rentang usia 5-11 tahun. Data alasan merokok responden di dominasi oleh pengaruh teman dengan hasil (87,5%) dengan 14 responden. Frekuensi merokok responden kelompok perlakuan menunjukan hasil pada frekuensi kapanpun saat sedang berkumpul dengan teman-teman (56,3%) dengan 9 responden. Jumlah rokok yang di konsusmsi dalam sehari oleh responden pada kelompok perlakukan menunjukan jumlah terbanyak pada 11-15 batang menunjukan hasil (50%) dengan 8 responden. Dalam tabel 4.1 menunjukan jumlah usaha berhenti merokok terbanyak pada kelompok perlakuan yaitu 1-2 kali


(59)

dengan hasil (37,5%) dengan 6 responden. Kategori lama tidur di kamar menunjukan hasil yang sama dalam dua kemlompok dengan lama tidur dikamar 7-9 jam yaitu (62,5%) dengan 10 responden dan (87,5%) dengan 14 responden.

2. Perilaku merokok dan hasil pengujian hipotesis kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada awal (prestest) dan akhir (postest).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok dan Hasil Pengujian Hipotesis Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol pada Awal (pretest) dan Akhir (postest) (n=16)

Kemlompok Perilaku

merokok Pretest Mean Postest Mean

Wilcoxon Signed Ranks Test

Jumlah % Jumlah %

Perlakuan Ringan 1 1,6% 2 3,1%

0,414

Sedang 10 15,6% 10 15,6%

Kuat 5 7,8% 4 6,3%

Sangat kuat

Kontrol Ringan 2 3,1% 3 4,7%

0,414

Sedang 9 14,1% 9 14,1%

Kuat 5 7,8% 4 6,3%

Sangat kuat

Jumlah 16 100 16 100

Sumber. Data Primer (2016)

Tabel 4.3 menunjukan bahwa perilaku merokok kelompok perlakuan awal (prestest) diperoleh perilaku merokok paling dominan adalah kategori sedang berjumlah 10 responden (15,6%). Perilaku merokok kelompok kontrol awal (pretest) diperoleh perilaku merokok paling dominan terdapat pada ketegori sedang dengan jumlah 9 responden (14,1%).


(60)

3. Hasil analisa perilaku merokok pretest dan postest pada kelompok Perlakuan dan kelompok kontrol.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Mann-Whitney Perbedaan Perilaku Merokok

Pretest Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol dan Hasil Analisis Mann-Whitney Test Perbedaan Perilaku Merokok Posttest Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol. (N= 32)

Kelompok n Mean

Delta mean (∂

Std.

deviation P.value

Pretest Perlakuan 16 16,84 0,68 0,623 0,812

Kontrol 16 16,16

Posttest Perlakuan 16 16,88 0,75 0,623 0,838

Kontrol 16 16,13

Sumber. Data Primer (2016)

Dari hasil Tabel 4.5, telah dilakukan uji Mann-Whitney Test diperoleh nilai P=0,812 dan hasil dengan uji Mann-whitney Test diperoleh nilai P=0,838.

C. PEMBAHAASAN

1. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin dan Usia Sekarang

Data karakteristik responden jenis kelamin didominasi oleh responden pada kategori laki-laki dengan jumlah 16 responden (100%). Karakteristik responden berdasarkan usia rata-rata pada kelompok kontrol dan perlakuan yaitu 16 tahun sebanyak 6 responden (37,5%). Data yang diperoleh oleh peneliti sesuai dengan data data RISKESDAS mengenai prevalensi konsumsi tembakau penduduk berdasarkan umur > 15 tahun di Indonesia pada Tahun 2013 yaitu laki-laki lebih dominan dengan hasil 64,9


(61)

% dan perempuan dengan hasil 2,1% (TCSC,IAKMI, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2013) juga menunjukkan hasil bahwa prevalensi yang perokok laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Pernyataan diatas didukung oleh (Jamal, 2009) dengan hasil penelitianya bahwa presentase perokok pria paling banyak berada di kawasan Jawa yaitu (24%).

Tingginya jumlah perokok laki-laki yang khususnya di usia >15 tahun atau usia remaja berhubungan dengan beberapa faktor seperti frekuensi merokok, teman sabaya, dan iklan rokok dapat mempengaruhi perilaku merokok (Rosita,dkk, 2012 : Rachmat, dkk, 2013). Hasil dari penelitian (Liem, 2014) faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah media massa, keluarga dan teman dapat berpengaruh dalam perilaku merokok. Laki-laki sangatlah rentan terhadap perilaku beresiko yang salah satunya perilaku beresiko merokok dibandingkan dengan perempuan yang penyebabnya adalah nilai yang ada dalam masyarakat bahwa laki-laki diberi kebebasan dalam banyak hal dan lebih bebas dari pengawasan orang tua daripada perempuan (Maisya, 2014).

Analisis peneliti bahwa jenis kelamin didominasi oleh responden pada kategori laki-laki karena laki-laki sangatlah rentan perilaku beresiko salah satunya perilaku merokok dibandingkan dengan perempuan karena nilai budaya masyarakat kita memberikan kebebasan dalam banyak hal dibandingkan dengan


(62)

perempuan dan analisis peneliti dalam usia rata-rata hasil penelitian yaitu pada usia 16 tahun, hal ini dikarenakan pada masa ini mereka banyak berinteraksi dengan teman sebaya dimana mereka bebas melakukan perilaku merokok tanpa pengawasan orang dewasa atau orang tua dan juga terpaparnya oleh media masa yang berada dilingkunganya.

b. Agama dan Suku

Dalam karakteristik agama didominasi oleh kategori agama islam dengan jumlah 16 responden (100%). Hasil data demografi menyatakan bahwa responden dari penelitian ini didominasi oleh suku jawa sebanyak 13 responden (81,3%). Fakta ini tidak sesuai dengan sebuah penelitian yang menyatakan bahwa semakin tinggi sikap dan perilaku yang sesuai nilai budaya Jawa maka semakin sedikit perilaku nakal yang ada pada remaja Jawa (Rachim, Nashori, 2007).

Hubungan budaya jawa dengan perilaku merokok berhubungan dengan kenyataan bahwa di pulau jawa sendiri tinggi akan jumlah pabrik rokok dibandingkan dengan pulau lainnya. Hal ini sependapat dengan (Mayangsari, dkk, 2014) yaitu pabrik rokok yang di miliki PT. Djarum adalah salah satu perusahaan penghasil rokok terbesar di Indonesia yang kegiatan produksi dan operasionalnya bertempat di Kab. Kudus Provinsi Jawa Tengah, dan di dukung oleh (Budyono dan Aji, 2015) terdapat 11 pabrik


(63)

rokok di kabupaten Kudus, Provinsis Jawa Tengah. Fakta lain yang di dapat oleh (Jamal, 2009) presentase perokok pria paling banyak adalah kawasan Jawa (24%), IBT (Indonesia Bagian Timur) (15%) dan Sumatra (13%).

Analisis peneliti bahwa mayoritas penduduk indonesia itu adalah beragama islam maka karateristik responden didominasi oleh kategori agama islam dan analisis peneliti dalam hasil data demografi suku responden didominasi oleh suku jawa, dalam hal ini karena penduduk jawa berada di tengah-tangah pabrik rokok yang bisa menyebabkan perilaku merokok tinggi.

c. Usia Pertama kali Merokok

Dari Tabel 4.1 usia pertama kali merokok didapat pada usia 12-15 tahun dengan 8 responden. Pernyataan ini juga didukung oleh adanya peningkatan prevalensi usia merokok pada remaja laki-laki pada usia 10-14 tahun dari 2007-2013 (TCSC, IAMKI, 2014). Usia 12-15 tahun atau pada masa remaja awal dimana pada masa ini terdapat peningkatan emosional hasil dari kondisi sosial yang menyatakan bahwa remaja berada dalam konsidi baru yang berbeda dari sebelumnya atau masa anak-anak (Jahja, 2011). Tingginya jumlah perokok laki-laki yang khususnya di usia remaja awal tahun berhubungan dengan beberapa faktor seperti frekuensi merokok, teman sabaya, dan iklan rokok dapat mempengaruhi perilaku merokok (Rosita,dkk, 2012) (Rachmat,


(64)

dkk, 2013). Hasil dari penelitian (Liem, 2014) faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah media massa, keluarga dan teman dapat berpengaruh dalam perilaku merokok sehingga masa remaja ini bisa membuat mereka gampang menggunakan zat terlarang atau mengkonsumsi tembakau. Ada beberapa perubahan yang terjadi semasa remaja yang salah satunya yaitu perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain (Jahja, 2011). Brehm dan Kassin (dalam Suminar, dkk, 2015) Analisis peneliti bahwa pada usia 10-14 tahun yaitu yang disebut remaja awal akan mengalami peningkatan emosional dalam diri mereka hasil dari lingkunganya seperti teman sebaya dimana mereka akan mengalami pengalaman baru dari usia sebelumnya atau masa anak-anak ke masa remaja.

d. Alasan Merokok dan Frekuensi Merokok

Alasan merokok responden pada penelitian ini terdapat pada pengaruh teman dengan jumlah 14 responden (87,5%). Data yang didapat didalam penelitian ini sesuai dengan fakta bahwa kebanyakan remaja memulai kebiasaan merokok karena ikut-ikutan teman atau karena terpengaruh oleh lingkungan sosial (Komalasari, 2006). Data tersebut juga didukung dengan penelitian lain yang menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengaruh teman atau kelompok sebaya dengan perilaku merokok (Rachmat,dkk, (2013) dan Musdalifah, dkk (2011)).


(65)

Pada masa remaja dapat terjadi beberapa perubahan salah satunya yaitu perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya yang dibawa ke masa anak-anak digantikan dengan hal yang baru dan lebih matang (Jahja, 2011). Fakta tersebut di dukung oleh (Liem, 2014) yaitu teman teman memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok remaja.

Dari hasil Tabel 4.1 menunjukan data frekuensi merokok di dominasi oleh kategori kapanpun saat sedang berkumpul dengan teman-teman sebanyak 9 responden (56,3%). Adapun dalam penelitian yang didapatkan oleh (Enoch,dkk, 2015) kebiasaan merokok mahasiswa dimulai dari umur yang paling muda 17 tahun berdasarkan frekuensinya dalam 1 hari didapatkan hasil dengan kategori frekuensi berat (17,7%) adalah jumlah terendah sebanyak 8 orang. Faktor yang menyebabkan frekuensi merokok kapanpun saat berkumpul dengan teman-teman menurut hasil penelitian (Wibawa,dkk, 2013) yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor iklan rokok.

Hal ini dikarenakan frekuensi merokok yang ditunjukkan responden sudah termasuk kedalam kategori perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan, karena perilaku remaja untuk menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi sudah menjadi kebiasaan


(66)

(Smet, 2013). Dalam hasil penelitian lain menunjukan bahwa dalam frekuensi merokok dengan kategori kapanpun saat sedang berkumpul dengan teman-teman sudah temasuk dalam tipe perilaku perokok pengaruh postif, dimana merokok sudah sebagai relaxan untuk mengalami pengaruh positif kenikmatan (Hartini, dkk, 2012). Dalam perilaku merokok menurut (Komalasari, 2006) dibagi menjadi beberapa sebab salah satunya yaitu lingkungan sosial. Kebanyakan remaja memulai kebiasaan merokok karena ikut-ikutan teman sehingga perilaku rokok itu mudah dibentuk. Analisis peneliti bahawa alasan merokok responden yaitu ikut-ikutan teman, hal ini karena disebabkan oleh lingkungan sosial yang mereka tempati dimana terdapat contoh perilaku merokok yang dapat mereka ikuti seperti orang dewasa dan keluarga mereka sendiri dan frekuensi merokok responden dapat dipengaruhi oleh lingkungan seperti teman sebaya, bahkan frekuensi merokok responden sudah berat yang menjadikan perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan.

e. Jumlah Rokok dalam Sehari dan Usaha Berhenti Merokok Dari hasil Tabel 4.1 menunjukan jumlah rokok dalam sehari paling dominan pada kategori konsumsi rokok 11-15 batang dengan jumlah 8 responden (50%). Penelitian yang dilakukan oleh (Irawati, dkk, 2011) juga menunjukan bahwa jumlah rokok yang dihisap dalam sehari oleh perokok laki-laki yaitu 10-20 batang


(1)

antara harga diri, konfromitas teman sebaya dengan kenakalan remaja atau seperti perilaku merokok remaja ( Hidayati, 2016). Adapun dalam penelitian (Muslimin, dkk., 2013) yaitu penyebab utama perilaku merokok pada siswa ada dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yaitu aktualisasi diri (agar terlihat lebih dewasa dan jantan), sedangkan faktor internal yakni pengaruh teman, orang tua perokok, lingkungan dan kebiasaan dalam kelompok. Menurut teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow dalam Mendari (2010) inti dari teori Maslow yaitu kebutuhan tersusun dalam suatu hierarki yang dimana kebutuhan di tingkat paling rendah adalah kebutuhan fisiologis sedangkan kebutuhan di tingkat paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Dalam hubungan kontrol diri dengan perilaku merokok kalangan remaja didapatkan bahwa semkin tinggi kontrol diri remaja, semakin rendah perilaku merokonya (Runtukahu, dkk., 2015). Analisis peneliti bahwa perilaku merokok

remaja tidak terdapat perubahan disebabkan oleh beberapa hal seperti stimulus (rangsang) berupa media poster berbasis PHW yang di berikan kepada responden ditolak, maka setelah stimulus yang diberikan ditolak selanjutnya stimulus ini tidak dilanjutkan pada proses berikutnya sehingga tidak timbul kesediaan untuk bertindak dan tidak mempunyai efek terhadap perubahan perilaku, serta perilaku responden senantiasa masih menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau lingkungan dengan terdapat perilaku merokok dan juga teman sebaya dengan perilaku merokok. Didalam lingkungannya, remaja ingin mendaptkan sebuah pengakuan dalam hal kejantanan atau lebih dewasa, maka tidak terdapatnya perubahan perilaku berhenti merokok karena aktualisasi diri remaja masih tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu tingkat


(2)

perilaku merokok pada kelompok perlakuan yang diberikan poster berbasis PHW dan kontrol yang tidak diberikan perlakuan di dominasi oleh kategori perilaku merokok sedang. Perilaku merokok saat dilakukan pretest pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol saat dilakukan pertest. Perilaku merokok saat post test pada kelompok perlakuan yang diberikan poster berbasis PHW dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan serta tidak terdapat pengaruh poster bebasis PHW terhadap perilaku merokok remaja.

Hasil penelitian didapatkan tidak adanya pengaruh poster berbasis PHW terhadap perilaku merokok remaja dusun Tlogo, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Peneliti berharap dan menghimbau kepada seluruh responden untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya konsumsi tembakau serta meningkatkan perilaku merokok dari diri sendiri untuk berhenti merokok. Peneliti

juga berharap agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih baik kedepannya dan memperdalam semua faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja.

DAFTAR RUJUKAN

Adrian, L. (2014). Pengaruh Media Masa, Keluarga, dan Teman Terhadap Perilaku Merokok Remaja di Yogyakarta. Skripsi Starata Satu Fakultas Psikologi Universitas Ciputra, Surabaya .

Muhammad Rachmat, Ridwan Mochtar Thata, Muhammad Syafar. (2013). Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menegah Pertama. Kesehatan Masyarakat Nasional , Vol.7 No.11. TCSC-IAKMI. (2014). Fakta Tembakau

dan Permasalahanya di Indonesia. Jakarta: Bunga Rampai.

Erowati, D. (2014). Pengaruh Poster Edukasi Terhadap Dukungan Keluarga dan Perilaku Manajemen Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Anggota Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Rumah Sakit Jogja. Electronics Theses and Dessertation University Gajah Mada .

Sunday Azagaba ,Mesbah F.Sharaf. (2012). The Effect of Graphic Cigarette Warning Labels on Smoking Behavior : Evidence From The Canadian Experience . Nicotine & Tobacco Research, Volume 15 , 3.

Kahnert, Sarah, Schaller, et al. (2014). Effectiveness of Pictorial Health Warnings on Cigarette Packages.


(3)

Heidelberg: German Cancer Research Center

Hadi, M. C. (2013). Karakteristik Perokok Di Indonesia. Skala Husada , 1-6. Muhammad Rachmat, Ridwan Mochtar

Thata, Muhammad Syafar. (2013). Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menegah Pertama. Kesehatan Masyarakat Nasional , Vol.7 No.11.

Eriksen.M, Judith.M, Hana.R. (2012). The Tobacco Atlas Fourth Editiod. American Cancer Society , 1,18 dan 28.

Dimas Riztiardhana, Triana Kusuma Dewi. (2013). Prediktor Protectioan Theory Terhadap Perilaku Merokok Wanita Dewasa Awal ynag Belum Menikah di Surabay. Psikologis Klinis dan Kesehatan Mental , vol. 02 No. 02.

RISKESDAS. (2010). RISET

KESEHATAN DASAR. Dipetik 11

20, 2015, dari

Riskesdas:http://www.riskesdas.litba ng.depkes.go.id/download/TabelRisk esdas2010.pdf

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Kahnert, Sarah, Schaller, et al. (2014). Effectiveness of Pictorial Health Warnings on Cigarette Packages. Heidelberg: German Cancer Research Center

Muslimin, Elisabeth Cristianana, Muhari, Titin Indah Pratiwi. (2013, Volume 1, Edisi 2). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Siswa Di SMP Negri Kecamatan Babat. Beka UNESA , 116-124.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Kualitatif Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok

6 23 129

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PADA BALITA DI DUSUN NGEBEL TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

16 36 103

PENGARUH PESAN PICTORIAL WARNING KEMASAN ROKOK PADA NIAT BERHENTI MEROKOK: UJI EVOKED FEAR SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI.

0 3 15

PENGARNIAT BER PENGARUH PESAN PICTORIAL WARNING KEMASAN ROKOK PADA NIAT BERHENTI MEROKOK: UJI EVOKED FEAR SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI.

0 4 14

PENDAHULUAN PENGARUH PESAN PICTORIAL WARNING KEMASAN ROKOK PADA NIAT BERHENTI MEROKOK: UJI EVOKED FEAR SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI.

0 4 6

PENUTUP PENGARUH PESAN PICTORIAL WARNING KEMASAN ROKOK PADA NIAT BERHENTI MEROKOK: UJI EVOKED FEAR SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI.

0 3 44

PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI PICTORIAL WARNING ROKOK PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP SIKAP UNTUK BERHENTI PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI PICTORIAL WARNING ROKOK PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP SIKAP UNTUK BERHENTI MEROKOK PADA PEROKOK DEWASA DI KOTA YOGYAKAR

0 6 115

SIKAP TERHADAP PICTORIAL HEALTH WARNING DAN INTENSI MEROKOK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG.

2 6 34

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PEROKOK TERHADAP PICTORIAL HEALTH WARNING DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK DI SMK TRI GUNA BHAKTI SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12

PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN GODEGAN TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL

0 0 7