kinerja aparatur. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat mengangkat judul
“PERANAN GAJI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PENGADILAN NEGERI MEDAN”
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang akan di bahas dalam Tugas Akhir ini adalah : Bagaimana Peranan Gaji Dan Insentif dalam terhadap kinerja Pengadilan Negeri
Medan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian yang saya lakukan pada Pengadilan Negeri Medan adalah sebagai berikut :
1. Penulis ingin mengetahui serta membandingkan teori-teori yang diterima
di perkuliahan dengan prakteknya di lapangan, khususnya dalam bidang keuangan.
2. Penulis ingin mengetahui Bagaimana Peranan Gaji Dan Insentif dalam
terhadap kinerja pengadilan negeri medan
1.4 Manfaat
Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk :
1.
Bagi Instansi, dapat memberikan masukan kepada PegadilanNegeri Medan.
2.
Bagi Penulis, berguna untuk mengetahui perbedaan yang ada antara praktek yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori bangku perkuliahan melalui b
uku-buku perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Peneliti, sebagai masukan atau referensi bagi pembaca untuk memban
tu penulisan tugas akhir.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGADILAN NEGERI MEDAN
2.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pengadilan Negeri Medan
Kantor Pengadilan Negeri Medan adalah dibawah naungan Direktorat Jendral Peradilan. Kantor Pengadilan Negeri Medan didirikan pada tahun 1913 oleh
Hindia Belanda dan dilanjutkan pada tahun 1918 yang dulunya bernama LANDRAD VAN YUSTISI.dalam keputusan menteri kehakiman No.424 tanggal
27 januari 1996 dibentuk Direktorat urusan pengadilan.dengan keputusan presiden kabinet no.15pkepII1996 di Departemen Kehakiman di bentuk Direktorat
Jenderal Pembinaan Badan Peradilan Dan Perundangan dan salah satu dinas adalah pembinaan peradilan
Dalam perkembangan tugasnya Departemen Kehakiman lama kelamaan banyak timbul permasalahan kekurang perhatian atas pelayanan departemen
khususnya terhadap peradilaan dirasanya ada suatu hambatan kemajuan terhadap pelayanan badan peradilan yang ditangani langsung oleh Mahkamah Agung.
Sebagai satu kesatuan maka dalam membicarakan persoalan tersebut dalam munas di Jakarta tahun 1968 sebagai salah satu jalan keluar dalam mencetuskan gagasan
untuk keperluan badan peradilan, sebaiknya dibentuk salah satu di rektorat jenderal sendiri pada departemen kehakiman
Dengan Kepres No.39 tahun 1968 lahirlah Diretorat Jendral Badan Pengadilan, kemudian dalam membicarakan UU No 451974 Direktorat Jendral
Pembinaan Peradilan diganti organisasi dan administrasi dan financial termasuk
Universitas Sumatera Utara
material yang belum dilakukan oleh Sekretariat Jendral Pembinaan Badan Peradilan dan dibawahnya adalah pengadilan negeri
2.2 Visi dan Misi