Sejarah Perkembangan Politeknik Negeri Medan 1979-2002

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

O L E H

NAMA : SIGMER AGRISTON MANIHURUK

NIM : 090706003

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi

SEJARAH PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002 Yang diajukan oleh :

Nama : Sigmer Agriston Manihuruk NIM : 090706003

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh:

Pembimbing,

Tanggal 10 Juli 2013

Drs. Samsul Tarigan NIP 195811041986011002

Ketua Departemen Sejarah,

Tanggal 11 Juli 2013

Drs. Edi Sumarno, M. Hum NIP. 19640922198903001

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(3)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

SEJARAH PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

Nama : Sigmer Agriston Manihuruk NIM : 090706003

Drs. Samsul Tarigan NIP 195811041986011002

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra

Dalam Bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(4)

Lembar Persetujuan Ketua Departemen

DISETUJUI OLEH:

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN SEJARAH Ketua Departemen,

Drs. Edi Sumarno, M.Hum NIP. 19640922198903001


(5)

Lembar Pengesahan Skripsi Oleh Dekan dan Panitia Ujian

PENGESAHAN:

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra

Dalam Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan

Pada :

Tanggal : 19 Juli 2013

Hari : Jumat

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Edi Sumarno, M.Hum (---)

2. Dra. Nurhabsyah, M.Si (---)

3. Drs. Samsul Tarigan (---)

4. Dra. Penina Simanjuntak, M.S (---)


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segenap hati dan jiwa, penulis persembahkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas penyertaan, kekuatan, kesehatan, dan kasih-Nyalah, skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Buah karya ini, sesungguhnya sudah lama menjadi obsesi penulis sejak berada di semester awal. Obsesi ini merupakan hasrat hati dan wujud tanggung jawab serta perjuangan moril dan akademik untuk menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan semangat untuk meningkatkan kemampuan diri dalam penelitian dan penulisan sejarah. Skripsi ini juga dikerjakan sebagai wujud

tanggung jawab sejarawan dalam merekonstruksi masa lalu untuk dijadikan pelajaran bagi masa sekarang dan yang akan datang.

Saya mengharapkan agar skripsi ini dapat menjadi bahan masukan dan penambah wawasan bagi semua pihak, serta menjadi salah satu sudut pandang ilmiah mengenai isu terkait, terutama untuk pihak-pihak yang akan melanjutkan penelitian serupa. Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, saran, bimbingan dan ilmu dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Alm. Ayah saya Gompar B. Manihuruk, walaupun beliau sudah tidak ada lagi di

dunia ini akan tetapi saya percaya beliau selalu menyertai saya. Kepada Ibuku Florentina Br Purba. Tanpa kalian aku tidak bisa menjadi seperti ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Ibu saya karena telah mendidik dan membesarkan saya hingga sekarang. Ibu yang hebat yang menjadi kepala keluarga


(7)

dan ibu rumah tangga semenjak Ayah saya tiada lagi. Ibu engkau tak pernah bosan untuk selalu mengingatkan, mendengar keluh kesah dan tidak pernah lelah membuat anak-anaknya sehat dan bahagia. Terimakasih atas doamu untuk kami anak-anakmu Ibu. Tidak akan ada yang bisa membalas semua pengorbananmu. Skripsi ini aku persembahkan khusus untuk Ibuku tercinta sebagai bukti cinta dan pengabdianku. Terima kasih Ibu semoga Ibu sehat selalu dan panjang umur.

2. Terimakasih kepada bang Dion, bang Harpen, kak Yana dan adikku tercinta Putri

Agna serta kakak iparku kak Melfa Sinaga. Terimakasih untuk semua waktu dan dukungan kalian dalam membimbingku selama ini, mendukung moril maupun material. Buat keponakanku yang baru lahir di dunia ini Vincent Manihuruk: cepat besar, jadilah anak yang patuh kepada kedua orang tua.

3. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU. Bapak

Dr. M. Husni Lubis, M.A. Selaku Pembantu Dekan I. Bapak Drs. Samsul Tarigan, selaku pembantu Dekan II dan Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya USU.

4. Bapak Drs. Edi Sumarno M.Hum, dan Ibu Dra. Nurhabsyah M.Si. Selaku Ketua

dan Sekretaris Departemen Sejarah yang telah banyak memberikan nasehat dan saran kepada penulis.

5. Bapak Drs. Sentosa Tarigan, M.SP, selaku dosen wali penulis.

6. Bapak Drs. Samsul Tarigan, pembimbing skripsi saya yang sudah membimbing

saya dengan baik. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan bapak membimbing saya, mengarahkan saya, meluangkan waktu di sela-sela


(8)

kesibukannya, mengajarkan saya bagaimana meneliti yang baik, serta menjadi motivator bagi saya.

7. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen di Departemen Sejarah yang telah

mendidik penulis selama menjadi mahasiswa. Suatu kebanggaan memiliki dosen seperti bapak dan ibu.

8. Terimakasih kepada Direktur Politeknik Negeri Medan, Bapak M. Syahruddin, S.T,

M.T. serta seluruh pegawai di Politeknik Negeri Medan yang telah membantu penelitian skripsi ini.

9. Kepada para informan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas

informasi sejarah yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Terimakasih kepada sahabatku, Masniar Br Purba yang telah menyemangati dan

mendegar keluh kesah setiap cerita dan curhatku selama ini. Terimakasih telah menempati ruang istimewa dalam hati saya.

11. Kepada kawan-kawan mahasiswa stambuk 2009 Ilmu Sejarah USU dan semua

kawan-kawan seperjuangan di jurusan Ilmu Sejarah . Terimakasih atas waktu yang pernah kita lalui bersama, terutama kepada sahabat terbaikku Rizal Tambunan.

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas

dukungan dan bantuan yang sangat berharga untuk saya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Tuhan memberkati….

Medan, 10 Juli 2013 Penulis,


(9)

ABSTRAK

Politeknik Negeri Medan adalah salah satu perguruan tinggi yang berada di kota Medan tepatnya di lokasi USU. Pada awal berdirinya Politeknik ini bernama Politeknik USU kemudian berganti nama seiring perkembangannya menjadi Politeknik Negeri Medan atau sering disingkat Polmed pada 1999. Gagasan utama berdirinya politeknik ini adalah untuk melahirkan atau mendidik tenaga vokasi yang siap pakai di tengah-tengah masyarakat yang setiap lulusannya dibekali keterampilan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh.

Politeknik ini berkembang semenjak berdiri sampai mandiri pada tahun 1999. Perkembangan itu dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pertambahan jumlah sarana dan prasarana, dibukanya jurusan-jurusan baru serta telah meluluskan banyak alumni yang telah bekerja di berbagai bidang lapangan kerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.

Topik permasalahan dalam tulisan ini adalah: (1) Sejarah awal berdirinya Politeknik Negeri Medan, (2) Perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 2002 dan (3) Kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan, perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 20002 serta kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode tersebut mencakup tahapan: Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik Sumber (kritik intern dan ekstern), Interpretasi (penafsiran terhadap sumber) dan Historiografi (penulisan). Serta penulisan skripsi ini menggunakan penulisan sejarah deskriptif naratif.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa Politeknik Negeri Medan telah memberikan kontribusi cukup besar terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja. Kontribusi bagi dunia pendidikan tersebut adalah dengan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. Sementara kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia kerja adalah dengan menyumbangkan lulusnya bagi lapangan kerja. Hal ini juga menggambarkan keberhasilan Politeknik ini dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan tinggi.


(10)

Daftar Isi

Ucapan Terima Kasih ...i

Abstrak...iv

Daftar Isi ...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2Rumusan Masalah ...6

1.3Tujuan dan Manfaat ...7

1.4Tinjauan Pustaka ...8

1.5Metode Penelitian ...10

BAB II Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan 2.1Letak dan Keadaan Kampus Politeknik Negeri Medan ...12

2.2Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan ...14

2.3Tantangan yang Dihadapi Pada Awal Berdirinya Politeknik Negeri Medan ...19

2.4Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pendirian Politeknik Negeri Medan ...20

2.4.1Bank Dunia (World Bank) ...21

2.4.2Universitas Sumatera Utara ...23

BAB IIIPERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002 3.1 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan ...26

3.1.1 Struktur Pokok ...26

3.1.2 Bagan Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan ...27


(11)

3.2 Periode Kepemimpinan ...36

3.2.1Periode Kepemimpinan Ir. Hamid Siagian (1982-1983) ...36

3.2.2Periode Kepemimpinan Ir. Pintoro Wirjodhardjo (1983-1997) ...37

3.2.3Periode Kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar (1997-2003) ...40

3.3Sistem Pendidikan dan Pengajaran ...43

3.3.1Program Pendidikan ...44

3.3.2Tenaga Pendidik ...45

3.3.3Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru dan Bantuan Beasiswa ...46

3.4Bidang Kemahasiswaan ...47

3.5 Lambang, Bendera dan Lagu Politeknik Negeri Medan ...49

3.6 Usaha-Usaha Pengembangan Pendidikan ...52

3.7 Jurusan di Politeknik Negeri Medan dan Perkembangannya ...54

3.7.1 Profil Jurusan ...56

3.8 Kesejahteraan Dosen Dan Pegawai ...69

3.9 Dinamika Kehidupan Kampus ...71

BAB IV KONTRIBUSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA 4.1 Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi ...76

4.1.1 Pendidikan...76

4.1.2 Penelitian ...79

4.1.3 Pengabdian Kepada Masyarakat ...80

4.2 Kontribusi Terhadap Dunia Kerja ...81


(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...89 5.2 Saran ...90 Daftar Pustaka

Daftar Informan Lampiran


(13)

ABSTRAK

Politeknik Negeri Medan adalah salah satu perguruan tinggi yang berada di kota Medan tepatnya di lokasi USU. Pada awal berdirinya Politeknik ini bernama Politeknik USU kemudian berganti nama seiring perkembangannya menjadi Politeknik Negeri Medan atau sering disingkat Polmed pada 1999. Gagasan utama berdirinya politeknik ini adalah untuk melahirkan atau mendidik tenaga vokasi yang siap pakai di tengah-tengah masyarakat yang setiap lulusannya dibekali keterampilan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh.

Politeknik ini berkembang semenjak berdiri sampai mandiri pada tahun 1999. Perkembangan itu dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pertambahan jumlah sarana dan prasarana, dibukanya jurusan-jurusan baru serta telah meluluskan banyak alumni yang telah bekerja di berbagai bidang lapangan kerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.

Topik permasalahan dalam tulisan ini adalah: (1) Sejarah awal berdirinya Politeknik Negeri Medan, (2) Perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 2002 dan (3) Kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan, perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 20002 serta kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode tersebut mencakup tahapan: Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik Sumber (kritik intern dan ekstern), Interpretasi (penafsiran terhadap sumber) dan Historiografi (penulisan). Serta penulisan skripsi ini menggunakan penulisan sejarah deskriptif naratif.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa Politeknik Negeri Medan telah memberikan kontribusi cukup besar terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja. Kontribusi bagi dunia pendidikan tersebut adalah dengan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. Sementara kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia kerja adalah dengan menyumbangkan lulusnya bagi lapangan kerja. Hal ini juga menggambarkan keberhasilan Politeknik ini dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan tinggi.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para mahasiswa, bergumul dengan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan, mengejar pengetahuan sebagai usaha bagi kemajuan masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat

menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian.1

Bentuk perguruan tinggi tersebut adalah akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, universitas dan seminari. Karena fokus penelitian ini adalah politeknik maka penjelasan yang diberikan hanya pada pengertian politeknik. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Istilah politeknik berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari dua kata yakni polu atau poly yang berarti banyak dan teknikos yang berarti seni.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi.

2

1

Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU, Kumpulan Peraturan: Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi, Statuta Universitas Sumatera Utara (UU No. 2 thn 1989, PP No. 30 thn 1990 dan Kepmendikbud No. 0427/0/1992) dan Keputusan-Keputusan Rektor USU Tentang Pelaksanaan Statuta dan lain-lain, Medan: Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU Medan, 1994, hal. 10

2

www.wikipedia.org, diunduh Senin, 10 Desember 2012 pukul 21.30 WIB

Jadi secarah harfiah politeknik diartikan sebagai pendidikan yang memiliki banyak seni/keterampilan. Istilah politeknik digunakan untuk menyatakan bentuk lembaga pendidikan baru yang tidak sama dengan bentuk-bentuk


(15)

yang telah dibakukan. Artinya politeknik memiliki perbedaan sendiri dengan bentuk perguruan tinggi lainnya. Perbedaan itu terlihat jelas dalam program pengajarannya yang sangat menekankan pelajaran praktek, dengan perbandingan waktu 60% praktek dan 40% teori.3

Sistem pendidikan politeknik ini dirintis sejak Pelita II masa pemerintahan Presiden Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan III (31 Maret 1978- 19 Maret 1982). Pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen Dikti yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung. Di Bandung lah dipersiapkan pembangunan politeknik yakni perencanaan bangunan, peralatan, kurikulum dan sebagainya termasuk tenaga pengajar juga sebagian dari Bandung. Dasar hukum pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang pembentukan

politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi.4

Pembangunan tahap pertama pendirian politeknik dimulai pada tahun 1979. Enam lokasi politeknik dipersiapkan pembangunannya, salah satunya di Medan yakni Universitas

Sumatera Utara dengan nama Politeknik Universitas Sumatera Utara (Poltek USU) Medan.5

3

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa, Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas, 2003, hal. 100

4

Chairuddin P. Lubis, Universitas Sumatera Utara Sebuah Perjalanan Panjang Dari Yayasan Menjadi PTN Dan PT-BHMN, Medan: Biro Rektor USU Medan, 2008, hal. 69

5

Lokasi lain yang menjadi tempat dibangunnya politeknik tersebar di lima kota yakni; Palembang: Politeknik Universitas Sriwijaya (UNSRI); Jakarta: Politeknik Universitas Indonesia (UI); Bandung: Politeknik Institut Teknologi Bandung (ITB); Semarang: Politeknik Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Malang: Politeknik Universitas Brawijaya (UNIBRAW)


(16)

beroperasi dan memulai proses perkuliahan tahun 1982. Tahun inilah yang menjadi hari lahir dan diperingati sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan tepatnya tanggal 19 September 1982.

Nama Politeknik Negeri Medan sebenarnya belum dipergunakan pada awal berdirinya sampai pada tahun 1999, awalnya politeknik ini bernama Politeknik Univesitas Sumatera Utara disingkat (Poltek USU) nama ini masih mempergunakan kata Universitas Sumatera Utara. Hal ini tidak terlepas mengingat Univesitas Sumatera Utara memiliki peran dalam pendirian Politeknik Negeri Medan. Salah satu yang paling nyata adalah pembangunan

Politeknik ini berada di lahan USU.6

Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam keputusan disebut Politeknik Negeri.

Selanjutnya pada tahun 1999 nama Politeknik USU kemudian berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan. Tahap I dalam proses pendidikan yang dibuka adalah pendidikan bidang keteknikan yang pelaksanaannya mendapat bantuan tenaga ahli dari Swiss yang ditempatkan di Medan. Selanjutnya pada tahap II dibangun pendidikan bidang tata niaga yang didukung oleh bantuan tenaga ahli dan fasilitas dari Australia. Pembangunan pendidikan bidang tata niaga mulai diselenggarakan pada tahun 1986 dan dibantu seorang tenaga ahli dari Australia.

7

6

Profil Politeknik Negeri Medan, 2012, hal. 1 7

Ibid.,

Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun 1999. Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130/O/2002


(17)

tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan.8

Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian dalam skripsi ini merupakan lembaga perguruan tinggi baru yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diperkenalkan setelah mendapat bantuan dari pihak asing. Walaupun tergolong baru diperkenalkan namun Politeknik Negeri Medan telah mampu menghasilkan alumni sekitar 9.000 orang sampai pada tahun 2002. Di samping itu, dulunya Politeknik Negeri Medan masih berada satu naungan dengan Universitas Sumatera Utara. Namun, karena dianggap cukup mandiri dan mampu mengelola rumah tangganya sendiri. Akhirnya Politeknik Negeri Medan berdiri sendiri dalam artian mengelola urusan rumah tangganya sendiri. Banyaknya mahasiswa yang berhasil dididik oleh politeknik ini dan telah menghasilkan banyak alumni membuat menarik bagi penulis untuk mengkaji Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian. Pada awal berdirinya politeknik ini hanya memiliki 120 mahasiswa, 28 staf pengajar, serta 10 staf administrasi. Ketertarikan lainnya bagi penulis untuk mengkaji Politeknik ini sebagai objek Walaupun telah berdiri sendiri, Politeknik Negeri Medan masih menempati lahan Universitas Sumatera Utara tepatnya di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau kampus ini dapat dicapai melalui Jalan Tridharma No. 2 Kampus USU (pintu 4). Namun seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara.

8

Karena Politeknik merupakan bentuk pendidikan baru yang dibakukan di Indonesia maka politeknik ini sengaja didirikan di lahan sebuah universitas, karena masih minimnya fasilitas yang dimiliki oleh pihak politeknik. Hal ini juga berlaku bagi 5 politeknik lainya seperti disebutkan di atas di mana pendiriannya memang disokong oleh sebuah universitas. Kelak politeknik ini akan dimandirikan seperti dalam perundang-undangan yang termuat dalam KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0427/O/1992 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PADA BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP Pada Pasal 55 Ayat 4 disebutkan bahwa “Politeknik masih berada dalam lingkungan Universitas sampai mandiri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”


(18)

penelitian karena perkembangan yang terjadi di lembaga pendidikan tinggi ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Program studi di politeknik ini semakin banyak dibuka, sarana dan prasarana yang ada juga semakin bertambah.

Dari uraian singkat di atas maka penulis tertarik menjadikan Politeknik Negeri Medan

sebagai objek penelitian dan sebagai judul dalam skripsi ini yaitu “Sejarah Perkembangan

PoliteknikNegeri Medan (1979-2002).” Pengertian perkembangan yang dimaksud penulis di sini adalah sebuah proses yang mengalami perubahan ke arah yang lebih besar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga disebutkan bahwa perkembangan itu berkaitan dengan perihal berkembang yang mana berkembang itu sendiri artinya menjadi

besar (luas, banyak, dsb).9

Di samping menarik, menurut penulis penelitian ini sangat penting mengingat masih sangat sedikit penelitian di bidang sejarah pendidikan. Juga karena Politeknik Negeri Medan belum pernah ditulis dalam bentuk tulisan sejarah. Penulis memilih angka tahun 1979 sebagai awal penelitian karena pada tahun 1979 merupakan tahap awal pembangunan politeknik. Walaupun Politeknik Negeri Medan beroperasi secara resmi pada tahun 1982, tetapi dasar-dasar pembangunannya telah diletakkan dan sudah menjadi sebuah proyek pada tahun 1979. Kemudian alasan penulis membatasi tahun penelitian ini pada tahun 2002 adalah karena pada tahun ini tidak saja politeknik resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) dari sebelumnya bernama Politeknik USU yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No.: 130/O/2002 tentang organisasi dan tata kerja

9

Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2007.


(19)

Politeknik Negeri Medan, namun juga karena tahun 2002 seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas

Sumatera Utara.10

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan?

1. 2 Rumusan Masalah

Di dalam suatu penulisan, rumusan masalah sangat penting sebab sangat memudahkan penulis dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh data yang relevan. Hal ini menjadi landasan dalam penulisan ini sehingga penulisan lebih mudah dan terarah karena telah berpedoman pada rumusan masalah.

Berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini maka ada beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji, yaitu:

2. Bagaimana perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun

2002?

3. Bagaimana kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan

dunia kerja.

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

10

Tahun 1999 nama Politeknik USU resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan, dengan adanya SK Mendiknas No: 130/O/2002 semakin mempertegas penggunaan nama dan kedudukan Politeknik Negeri Medan dan inilah alasan kuat penulis membatasi tahun penelitian sampai pada tahun 2002.


(20)

Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah:

1. Menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan.

2. Menjelaskan perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun

2002.

3. Menjelaskan kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia

kerja.

Sementara manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah literatur kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan dunia

pendidikan, khususnya ilmu sejarah dalam hal ini sejarah pendidikan.

2. Sebagai suatu sarana informasi bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian lebih

lanjut mengenai Politeknik Negeri Medan, baik itu pihak Politeknik Negeri Medan itu sendiri seperti dosen, mahasiswa, staf pegawai dan bagi pemerintah maupun masyarakat umum terutama masyarakat yang terlibat dan merasakan dampak langsung berdirinya Politeknik Negeri Medan.

3. Sebagai suatu bahan perbandingan dalam penelitian, sudah sejauh mana tingkat

keberhasilan Politeknik Negeri Medan dalam pengelolaan lembaga pendidikan maupun perkembangan-perkembangan yang terjadi di Politeknik Negeri Medan.


(21)

Buku yang ditulis oleh Edi Sumarno, dkk., yang berjudul “Dari Yayasan Hingga PT-BHMN 60 Tahun Universitas Sumatera Utara” (2012) adalah buku pertama yang penulis

gunakan untuk memulai penulisan skripsi ini. Kebetulan penulis terlibat langsung pada penulisan buku ini sehingga faktor ini juga yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat Politeknik Negeri Medan sebagai judul skripsi. Pada buku ini dijelaskan bagaimana sejarah awal berdirinya Universitas Sumatera Utara sampai pada usianya yang ke-60. Dengan buku ini penulis banyak dibantu karena objek yang diteliti memiliki kesamaan yakni sama-sama perguruan tinggi sebagai objeknya kajian. Penulis banyak memperbandingkan apa yang ditulis pada buku ini dengan apa yang penulis teliti yaitu Politeknik Negeri Medan.

Penulis juga menggunakan skripsi sarjana dari jurusan Ilmu Sejarah USU yang berjudul “Perkembangan Universitas HKBP Nomensen Sejak Berdiri Hingga Tahun 1975” (2005) skripsi dari Edy Simon Bardanty Damanik dan juga skripsi Rosmery H. Manullang yang berjudul “Perkembangan Universitas Simalungun dan Peranannya terhadap Masyarakat di Pematang Siantar (1964-1979)” (2004). Kedua judul skripsi ini memiliki kesamaan dengan

yang telah diteliti penulis yakni sama-sama memiliki objek yang sama yaitu sejarah perguruan tinggi sehingga panulis dapat memperbandingkan hasil penelitian tersebut dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan.

Tinjauan pustaka ketiga yang digunakan penulis adalah buku karangan H. Basir Barthos dengan judul “Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia: Proses Pendirian Penyelengaraan dan Ujian” (1992). Dalam buku ini dijelaskan selayang pandang perguruan

tinggi di Indonesia dan berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan yang menjadi fokus utama yakni politeknik. Bahwa politeknik memiliki tugas menyelenggarakan


(22)

pendidikan profesional. Juga dijelaskan secara umum mengenai organisasi politeknik, pimpinan politeknik, tugas direktur politeknik, tugas pembantu direktur politeknik dan berbagi penyelenggaraan yang ada di politeknik.

Selanjutnya penulis menggunakan buku karangan Sambas Wirakusumah, dkk., yang

berjudul “Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa” (1980). Buku ini memaparkan mengenai hakekat pendidikan tinggi, juga menjelaskan mengenai sejarah pendidikan tinggi baik masa sebelum perang kemerdekaan dan pada masa kemerdekaan. Buku ini juga membahas perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia serta jenis-jenis perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Buku ini sangat membantu penulis karena menjelaskan bagaimana pendidikan tinggi di Indonesia dengan kronologis waktu yang ada serta perkembangan yang terjadi di dalamnnya. Bahasa yang digunakan sangat mudah dicerna dan dipahami sehingga memudahkan penulis dalam penelitian ini.

Buku lainnya yang penulis pergunakan adalah buku karangan C. E. Beeby yang

berjudul “Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman Perencanaan” (1980).Buku ini

juga sangat membantu penulis dalam proses penulisan karena menguraikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi tingkat seorang siswa untuk memilih sebuah perguruan tinggi dan nantinya berpengaruh terhadap jumlah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Buku ini juga mengaitkan bagaimana kualitas sebuah perguruan tinggi berpengaruh kuat pada pilihan siswa sekolah menengah yang nantinya akan melanjut ke perguruan tinggi terutama melalui syarat-syarat penerimaan mahasiswa yang ditentukan suatu perguruan tinggi dan ini akan kelihatan pada para siswa dari metode belajar mereka terutama pada tahun-tahun terakhir di sekolah.


(23)

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dilakukan sebagai upaya memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip guna mewujudkan kebenaran dari suatu permasalahan yang ada. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian sejarah (historis). Untuk mendapatkan hasil penulisan yang berdasarkan penelitian sejarah, maka penelitian ini diupayakan untuk membuat suatu tulisan sejarah (historiografi). Langkah-langkah yang ditempuh untuk menghasilkan tulisan sejarah ini adalah dengan mengikuti metode sejarah yang mencakup heuristik, kritik (meliputi kritik intern dan kritik ekstern), interpretasi dan historiografi.11

Selain itu, dilakukan studi lapangan (field research) yakni wawancara dengan orang-orang yang terlibat langsung pada permasalahan. Wawancara dilakukan kepada para pegawai Politeknik Negeri Medan, tokoh-tokoh pendiri Politeknik Negeri Medan dan pimpinan lembaga lain yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian ini. Melalui wawancara

Langkah pertama adalah heuristik, yaitu usaha untuk memilih objek dan mengumpulkan sumber atau informasi mengenai penelitian. Dalam melaksanakan langkah ini, penulis melakukan pengumpulan sumber melalui studi kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan sumber tertulis dalam bentuk buku-buku, jurnal, surat kabar. Bahan-bahan ini diperoleh dari perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) dan arsip-arsip milik Politeknik Negeri Medan.

11

Louis Gotschalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1973, hal.18.


(24)

ini diperoleh sumber lisan yang dijadikan fakta untuk melakukan studi komparatif atau perbandingan dengan sumber tertulis sehingga data yang diperoleh sudah lebih akurat.

Langkah kedua adalah kritik. Kritik ini meliputi kritik intern dan kritik ekstern untuk menghasilkan data yang asli dan dipergunakan untuk menentukan keabsahan suatu data tersebut. Kritik intern yaitu pengujian atas keaslian isi data yang diperoleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data tersebut. Kritik intern ini dilakukan dengan melihat jenis kertas yang digunakan, tinta tulisan dan angka-angka yang berupa tabel (statistik), sedangkan kritik ekstern dipergunakan untuk menilai sejauh mana tingkat objektifitas data-data tersebut. Hal ini menyangkut para penulis buku seperti yang disebutkan di atas, latar belakang para informan dan jabatan yang dimiliki para informan.

Langkah ketiga adalah interpretasi, pada tahapan ketiga ini data yang diperoleh dianalisis sehingga melahirkan suatu analisis yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang diteliti. Data-data yang diperoleh merupakan perekat atau penghubung sumber dari satu sumber ke sumber yang lain. Pada tahap ketiga ini penulis telah memiliki konsep kerangka acuan atau gambaran untuk menuliskanya dalam bentuk tulisan.

Langkah keempat ialah historiografi atau penulisan sejarah, tahapan ini merupakan tahapan akhir yakni merangkum dan menuliskan seluruh hasil penelitian dan disajikan dalam bentuk karya ilmiah sejarah, sehingga menjadi tulisan yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


(25)

BAB II

LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan memiliki skill serta sikap intelektual yang baik, mendorong didirikannya sebuah lembaga perguruan tinggi. Lembaga pendidikan tinggi memiliki peran untuk menghasilkan kebenaran, menghasilkan lulusan yang siap pakai untuk mengabdikan ilmunya demi kepentingan masyarakat. Perguruan tinggi menjadi benteng kebenaran dan kejujuran ilmiah yang memancarkan potensi prestasinya kepada

lingkungan masyarakat di sekitarnya bahkan bagi peradaban umat manusia.12

2.1 Letak dan Keadaan Kampus Politeknik Negeri Medan

Bertambahnya minat calon mahasiswa memasuki perguruan tinggi melahirkan tantangan untuk menambah jumlah lembaga pendidikan tinggi agar daya tampung institusi lebih meningkat. Dunia kerja yang semakin memerlukan sumber daya manusia untuk memenuhi keperluan pasaran kerja, menuntut perguruan tinggi menerima calon-calon mahasiswa yang terpilih.

Politeknik Negeri Medan atau yang sering disingkat dengan Polmed berada satu lokasi di lahan Universitas Sumatera Utara yakni tepatnya di Jalan Almamater No. 1 atau dapat ditempuh dari Jalan Tridarma No. 2 Pintu 4. Kampus Politeknik Negeri Medan terletak di sebelah Barat Daya kota Medan sekitar 6 km dari pusat kota. Kampus Polmed berdiri di atas

areal tanah seluas 85.000 m2 dengan luas lahan yang dipakai untuk bangunan gedung seluas

12

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa, Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas, 2003, hal. 4


(26)

54.622,7 m2 terdiri dari gedung pusat administrasi, gedung perkuliahan (teori dan praktik),

gedung sarana penunjang, gedung serbaguna dan berbagai sarana olahraga.13

a. Gedung Perkuliahan

Gedung ini merupakan sarana yang paling penting atau vital. Politeknik Negeri Medan

memiliki gedung perkuliahan seluas 22.408 m2.Gedung ini mengalami perkembangan cukup

pesat mengingat dibukanya jurusan dan program studi baru. Gedung ini merupakan gedung yang paling luas yang dimiliki oleh Politeknik Negeri Medan.

b. Gedung Praktik

Politeknik Negeri Medan memiliki gedung praktik yang keseluruhan luasnya 8.730 m2,

dengan berbagai laboratorium dan bengkel di dalamnya seperti Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa, Laboratorium CNC, Bengkel Sipil, Bengkel Mesin, Bengkel Listrik, Laboratorium Teknik Energi, Laboratorium Teknik Elektro dan Elektronika, Laboratorium Telekomunikasi, Laboratorium Akuntansi, Laboratorium Bank Mini, Laboratorium Pengetikan Niaga dan sarana praktik lainnya. Kesemuanya gedung ini ditujukan dan diperuntuhkan untuk mempermudah mahasiswa untuk praktik tanpa harus keluar dari areal atau kawasan kampus.

13

Gedung-gedung ini didirikan antara tahun 1982-1988. Salamat Sibarani, 25 Tahun Politeknik Negeri Medan, Medan: Politeknik Negeri Medan, 2007, hal. 94


(27)

c. Gedung Administrasi

Politeknik Negeri Medan memiliki gedung administrasi dengan total seluas 4.356 m2,

terdiri dari gedung administrasi pusat dan gedung administrasi yang berada di jurusan.

d. Gedung Penunjang

Luas bangunan ini adalah seluas 8.151 m2. Gedung ini dimanfaatkan untuk penunjang

kegiatan akademik seperti fasilitas Perpustakaan, Pendopo, Musholla, Kantin, beberapa Unit Pelaksana Tugas, Koperasi, Kantor Dharma Wanita, Kantor Alumni, ruangan organisasi mahasiswa, garasi mobil dinas dan lain-lain.

Seiring perkembangan Politeknik Negeri Medan telah dibangun juga beberapa fasilitas sarana dan prasarana baru seperti gedung Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMU), renovasi gedung Pendopo dan menjadikanya gedung Serba Guna, perluasan lahan parkir untuk dosen dan mahasiswa, pembangunan gapura dan renovasi beberapa sarana olah raga seperti; lapangan Basket, lapangan Voli, lapangan Tennis serta pembagunan koridor-koridor baru yang menghubungkan satu gedung dengan gedung lainnya.

2.2 Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan

Berdirinya Politeknik Negeri Medan tidak terlepas dari dimulainya pembangunan Sekolah Politeknik Mekanik Swiss (PMS) di Bandung pada tahun 1976, hasil kerjasama

antara Pemerintah RI dengan Pemerintahan Konfederasi Swiss.14

14

Bermula pada tahun 1972 ITB dan Swiss Contact bersama-sama mengadakan studi tentang ketenagakerjaan industri di Indonesia dan berkesimpulan bahwa untuk membangun industri di Indonesia Pembagunan sekolah


(28)

tersebut dan pengesahan bentuk pendidikannya dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia, bertujuan untuk menciptakan institusi yang menghasilkan lapisan tenaga kerja industri dengan kemampuan antara tenaga ahli (sarjana) dan operator. Politeknik Mekanik Swiss ini menerima angkatan pertama pada 1976, lulusan pertama dihasilkan pada 1978.

Persentasi kelulusannya sangat tinggi dibandingkan dengan pendidikan tersier pada umumnya, yaitu sebesar rata-rata 90%. Politeknik Mekanik Swiss ini dinilai berhasil, maka pada tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreement (Pinjaman) antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 869-IND). Proyek ini merupakan Proyek Politeknik

Fase I (1978-1983) yang mencakup:15

1. Pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung.

2. Pendirian dan pengembangan enam buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU,

UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, dan ITB.

Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika dan Teknik Elektro. Dengan keputusan itu maka dimulailah pembangunan politeknik yakni pada Pelita II masa pemerintahan presiden Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan II (1 April 1974 – 31 Maret 1979) di mana pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen Dikti yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung.

memerlukan tenaga-tenaga ahli yang terampil, memiliki intelektual tinggi dan kesiapan mental yang kuat. Op. Cit., Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2003, hal. 99

15


(29)

Dasar hukum pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang pembentukan politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi. Maka pada 1979 dimulailah pendirian Politeknik Universitas Sumatera Utara ( Poltek USU).

“ Gagasan pembentukan pendidikan politeknik pada dasarnya dilatarbelakangi (i) mengatasi ketimpangan jumlah mahasiswa pada pendidikan diploma dan pendidikan sarjana, (ii) pembagunan nasional yang bergeser dari titik berat pembangunan pertanian ke pembangunan industri memerlukan tenaga-tenaga professional middle level technician yang tidak dapat dipenuhi oleh lulusan sarjana tetapi juga tidak dapat dipenuhi oleh lulusan Diploma II dan (iii) memenuhi permintaan dari bidang-bidang profesi pembangunan tertentu.”16

Seiring perjalanan waktu maka politeknik mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak hanya Politeknik Negeri Medan tetapi juga 5 politeknik lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lulusan politeknik dalam waktu singkat. Keberhasilan pendirian politeknik dalam Proyek Politeknik Fase II, membuka kesempatan berikutnya, yaitu dengan ditanda tanganinya perjanjian berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 2290-IND) untuk Proyek Politeknik Fase II (1984-1989) yang mencakup:

Sebenarnya Universitas Sumatera Utara tidak ikut dalam rencana awal pendirian politeknik karena rencana awal politeknik ini akan didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di Aceh belum siap akhirnya dialihkan ke Medan. Walaupun sudah dimulai pembangunannya pada tahun 1979 namun secara resmi Politeknik Negeri Medan beroperasi dan memulai proses perkuliahan pada tahun 1982 yakni tepatnya pada 19 September dan diperingati sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan. Berdirinya Politeknik Negeri Medan ini hampir bersamaan dengan pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

16


(30)

1. Pembangunan Program D III (tiga tahun) Politeknik bidang Teknologi di UNSYIAH, UNAND, UNHAS, dan ITS.

2. Pembangunan Program D II (dua tahun) Politeknik bidang Teknologi di UNTAN,

UNLAM, UNPATI dan UNDANA.

3. Pembangunan Politeknik bidang Teknologi dan Tataniaga di UNMUL, UNSRAT

dan UDAYANA.

4. Membiayai kesempatan perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU,

UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik Mekanik Swiss.

Bidang-bidang teknologi yang ditangani meliputi Teknik Sipil, Listrik, Elektronika dan Komunikasi, Mesin, Tenaga dan Energi, Ekologi dan Lingkungan, Kimia, Penerbangan, Perkapalan dan Pengecoran. Sedangkan untuk tataniaga meliputi Keseketariatan dan

Pengelolaan Kantor, Akuntansi, Perbankan dan Pariwisata.17

Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam keputusan disebut Politeknik Negeri. Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun 1999.

Dalam proyek tahap kedua ini sasarannya adalah menghasilkan 7000 tamatan per tahun dengan daya tampung mahasiswa sebesar 20.000 orang. Pendidikan instruktur yang bertempat di Pusat Pengembangan Politeknik di Bandung menargetkan sebanyak 700 orang perangkatan untuk melayani semua politeknik yang dibentuk tersebut.

17

Untuk Politeknik Negeri Medan jurusan yang dibuka pada fase kedua ini adalah Teknik Energi, Teknik Telekomunikasi, Perbankan dan Keuangan, Akuntansi dan Kesekretarisan. Salamat Sibarani, 25 Tahun Politeknik Negeri Medan, Medan: Politeknik Negeri Medan, 2007, hal. 4


(31)

Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130/O/2002 tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan. Walaupun telah berdiri sendiri, Politeknik Negeri Medan masih menempati kampus Universitas Sumatera Utara tepatnya di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau dapat juga dicapai melalui Jalan Tridharma No. 2 Kampus USU (pintu 4), akan tetapi seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara.

Faktor yang menyebabkan mandiri dan berganti namanya politeknik ini adalah sesuai dengan Undang-undang pendidikan tinggi yakni Peraturan Pemerinta (PP) No. 60 tahun 1999 tentang kemandirian 6 Politeknik yang secara bersamaan didirikan oleh Mendikbud dahulu. Kemandirian ini bisa direalisasikan karena keenam politeknik tersebut telah mampu mengelola rumah tangganya sendiri. Juga karena fasilitas yang dimiliki oleh politeknik ini dianggap cukup memadai. Berbeda dengan awal pertama berdiri fasilitas yang ada di politeknik sangat minim. Hal ini tidak terlepas karena politeknik pada waktu itu masih merupakan bentuk pendidikan baru yang diperkenalkan di Indonesia. Untuk itulah politeknik perlu mendapat sokongan dari universitas terutama sokongan fasilitas. Faktor fasilitas ini jugalah yang menjadikan ke enam politeknik itu kemudian didirikan di lingkungan universitas agar fasilitas yang dimiliki oleh universitas dapat dipergunakan oleh politeknik dalam proses perkuliahan.


(32)

2.3 Tantangan yang Dihadapi Pada Awal Berdirinya Politeknik Negeri Medan

Pada awal berdirinya, Politeknik Negeri Medan menghadapi tantangan dan hambatan, dalam proses pendiriannya. Jika ditinjau pada awal berdirinya politeknik ini merupakan bentuk perguruan tinggi baru dan benar-benar baru diperkenalkan di Indonesia. Tentu berdirinya lembaga pendidikan baru ini pada permulaannya sangat mengalami kesulitan karena belum ada lembaga seperti ini di Indonesia, jadi segala sesuatunya harus dirintis

betul-betul dari awal.18

Penggunaan alat-alat laboratorium di politeknik ini juga menjadi kendala karena baru diperkenalkan maka cara untuk menggunakan alat-alat tersebut juga harus memerlukan proses pembelajaran. Upaya itu harus ditempuh dengan melakukan pelatihan di Pusat

Lembaga pendidikan politeknik mempunyai program yang berlainan dengan pendidikn tinggi di perguruan tinggi yang ada pada awal berdirinya. Kegiatan pada waktu politeknik ini didirikan adalah mengadakan segala sesuatu yang belum ada, termaksud sarana fisik, sumber daya manusia (SDM), perangkat lunak dan kemudian melaksanakan kegiatan baru yang belum pernah dilaksanakan. Di samping itu mahasiswa yang akan dididik juga belum ada mengingat pendidikan politeknik masih benar-benar baru diterapkan di Indonesia. Masalah penggunaan bahasa antara pihak pemberi bantuan dengan pihak yang akan mengelola politeknik ini juga menjadi kendala. Bantuan dari pihak Swiss Contact dan Australia Project yang menggunakan bahasa asing menjadi kendala dalam berkomunikasi oleh karena itu pihak politeknik harus mencari penerjemah untuk bisa mengatasi masalah bahasa tersebut.

18

Kata sambutan direktur kedua Politeknik USU masa bakti 1983-1997 Pintoro Wirjodihadjo pada buku 25 Tahun Politeknik Negeri Medan. Ibid.,hal. iii


(33)

Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung. Inilah faktor yang menyebabkan

pada awal-awal berdirinya politeknik setiap staf pendidik yang akan mengajar di politeknik harus melakukan pelatihan di tempat itu.

Masa kelahiran dan pendirian Politeknik Negeri Medan berproses panjang dan dalam proses itu semakin mematangkan politeknik menuju kemandirian. Proses itu semakin kelihatan menuju kemandirian dengan berpisahnya pengelolaan Politeknik Negeri Medan yang tidak lagi berada di bawah Universitas Sumatera Utara dalam hal pegelolaan pada tahun 1999. Masalah-masalah atau kendala-kendala yang timbul pada masa pendirian Politeknik Negeri Medan sebagian besar telah dapat diatasi dan diselesaikan, sebagian masih berusaha ditangani dengan baik. Berkat kerjasama dari semua staf dan dedikasi keseluruhannya

kendala dan tantangan yang dihadapi bisa diatasi.

2.4 Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pendirian Politeknik Negeri Medan

Dalam pendirian Politeknik Negeri Medan beberapa pihak turut serta dalam pendiriannya. Hal ini tidak terlepas dari bentuk perguruan tinggi ini masih tergolong baru di Indonesia. Pihak-pihak yang membantu dalam pendirian Politeknik Negeri Medan adalah

Bank Dunia (World Bank) melalui pihak Swiss Contact dan Australia Project serta


(34)

2.4.1 Bank Dunia (World Bank)

Bank Dunia sebagai pemberi bantuan melalui negara Swiss dan dari negara Australia adalah pihak yang berandil cukup besar dalam pendirian Politeknik Negeri Medan. Yakni pada tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreemen (Pinjaman) antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 869-IND). Proyek ini merupakan Proyek Politeknik Fase I (1978-1983) yang mencakup; pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung dan pendirian dan pengembangan 6 (enam) buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU, Unsri, UI, Undip,

Unibraw, dan ITB.19

Untuk bantuan dari fase kedua ini Politeknik Negeri Medan berhasil mengembangkan jumlah jurusannya yaitu jurusan bidang tata niaga (commerce). Meliputi tiga jurusan yakni Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika dan Teknik Elektro. Bantuan dari Bank Dunia melalui Negara Swiss adalah dengan menyediakan alat-alat praktek dan tenaga ahli di Politeknik Negeri Medan.

Karena keberhasilan bantuan yang diberikan pada pembangunan fase I maka Bank Dunia memberikan pinjaman pada tahap kedua. Pada tahap kedua ini ditanda tangani perjanjian berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 2290-IND) untuk Proyek Politeknik Fase II (1984-1989) yang mencakup; pembangunan Program D-III (tiga tahun) Politeknik bidang Teknologi di Unsyiah, Unand, Unhas, dan ITS. Pembangunan Program D-II (dua tahun) Politeknik bidang Teknologi di Untan, Unlam, Unpati, dan Undana. Pembangunan Politeknik bidang Teknologi dan Tataniaga di Unmul, Unsrat dan Udayana dan membiayai kesempatan perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik Mekanik Swiss.

19


(35)

akuntansi, administrasi perbankan dan kesekretariat. Bantuan fase kedua ini disalurkan melalui negara Australia sebagai penyedia alat-alat prakteknya.

Di samping bantuan berupa dana pihak asing juga ikut memberikan tenaga-tenaga ahlinya untuk dipekerjakan di politeknik ini. Sikap disiplin yang dimiliki para tenaga ahli dari luar ini sangat membantu Politeknik Negeri Medan. Pihak asing ini terlibat langsung dalam proses perkuliahan yakni mengajar di politeknik dan memegang jabatan sebagai ketua jurusan. Untuk mengelola jurusan pada masa awal berdirinya Politeknik USU dibantu oleh masing-masing satu orang Technical Asisten dari Swiss, yaitu Mr. URS. Amiet untuk jurusan Teknik Mesin, Mr. F.

Mazenauer untuk jurusan Teknik Sipil dan Mr. G. Feller untuk jurusan Teknik Elektro.20

2.4.2 Universitas Sumatera Utara

Akan tetapi bantuan yang diberikan pihak asing itu sifatnya bersyarat, diharapkan dengan bantuan itu maka bangsa Indonesia bisa menerima produk-produk dari luar hasil ciptaan negara pemberi dana tersebut. Juga lulusan politeknik dapat mereparasi kerusakan produk mereka karena lulusan politeknik telah dibekali skill dan sikap disiplin yang tangguh. Pada intinya agar produk mereka bisa diterima di pasar Indonesia. Namum demikian bantuan dari pihak asing ini telah memberikan dampak yang cukup signifikan dalam hal membuka jalan dalam proses pendirian Politeknik Negeri Medan.

Di samping Bank Dunia (World Bank) yang cukup signifikan memberikan bantuan bagi pendirian Politeknik Negeri Medan, pihak yang tidak bisa dilupakan dalam pendirian politeknik ini adalah Universitas Sumatera Utara (USU). Peran USU dalam pendirian dan pembinaan awal

20


(36)

Politeknik Negeri Medan sangat besar. Seperti diketahui Politeknik Negeri Medan terletak di kompleks Universitas Sumatera Utara. Inisiatif pendirian Politeknik Negeri Medan juga tidak terlepas dari andil Universitas Sumatera Utara. Pada masa kepemimpinan rektor USU yakni masa jabatan A. P. Parlindungan mengambil kebijakan untuk menerima pendirian politeknik ini agar didirikan di lahan Universitas Sumatera Utara karena sebenarnya politeknik ini akan didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di Aceh belum siap kemudian dialihkan ke Medan tepatnya di Lokasi Universitas Sumatera Utara. Hal ini juga dapat dilihat dari prasasti bangunan Politeknik Negeri Medan yang ditandan tangani oleh rektor USU kala itu yakni A.P Parlindungan pada peresmian gedung baru Politeknik Negeri Medan.

Bentuk bantuan lain yang diberikan oleh USU adalah tenaga pengajar. Politeknik Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan baru dalam pendidikan tinggi di Indoensia tentu memerlukan tenaga pengajar untuk kegiatan perkuliahan. Dosen-dosen dari USU kemudian banyak yang memberikan tenaganya untuk menjadi staf pengajar di Politeknik Negeri Medan. Dosen-dosen tersebut terutama dari fakultas teknik karena keduanya memiliki kesamaan bentuk akademik atau kajian ilmu yang sama. Banyak dosen-dosen yang mengajar di Politeknik Negeri Medan berasal dari Fakultas Teknik USU termaksud direktur kedua dan ketiga Politeknik Negeri

Medan.21

Sampai tahun 1999 kontribusi Universitas Sumatera Utara terhadap Politeknik Negeri Medan begitu besar. Kontribusi USU lainnya terhadap Politeknik Negeri Medan adalah politeknik ikut serta dalam kegiatan USU. Politeknik Negeri Medan memiliki perwakilan senat di USU, acara wisuda mahasiswa Politeknik Negeri Medan juga bersama-samaa dengan

21


(37)

mahasiswa USU dan jatah mahasiswa yang akan kuliah di Politeknik Negeri Medan juga dari

USU.22

 Inisiatif Pendirian Politeknik Negeri Medan

Secara ringkasnya Universitas Sumatera Utara memberikan bantuan atau kontribusi kepada Politeknik Negeri Medan dalam bentuk sebagai berikut:

 Staf pengajar

 Fasilitas seperti lahan 23

 Sarana dan prasaranan penunjang perkuliahan dan berbagai fasilitas lainnya.

22

Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013. 23

Semasa kepemimpinan Armien Arifin Siregar sempat beredar isu, USU berencana meminta lahan yang ditempati Politeknik Negeri Medan untuk dikembalikan. Sudah ada rencana penyediaan lahan untuk lokasi politeknik, akan tetapi hal itu tidak terjadi karena keputusan Mendikbud pada saat itu tidak mengizinkan hal


(38)

BAB III

PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002

Politeknik merupakan satu bagian dari sistem pendidikan nasional khususnya pendidikan tinggi yang berusaha mengembangkan sumber daya manusia, melalui jalur pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi berpartisipasi aktif menegakkan perekonomian bangsa dan negara, melalui sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan yang praktis dan memadai. Program pendidikan politeknik membekali lulusannya dengan keterampilan yang didukung dengan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh.

Dengan bekal itu, diharapkan alumni dari politeknik betul-betul menjadi tenaga vokasional

di bidangnya, khususnya di bidang keteknikan (engineering) dan tata niaga (commerce). Faktor

inilah yang membuat politeknik banyak diminati masyarakat dan membuat politeknik ini dapat dikatakan semakin berkembang. Perkembangan itu dapat dilihat selama periode tahun 1982-2002 dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa dan alumni, bertambahnya gedung-gedung baru, dibukanya jurusan baru serta pelbagai perubahan yang terjadi karena tuntutan perkembangan yang dialami Politeknik Negeri Medan.

3.1 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan

Organisasi politeknik disusun untuk mendukung pencapaian misi program kerja politeknik sebagai lembaga pendidikan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas dan pemanfaatan

sumber daya. Dasar pokok dalam menyusun organisasi politeknik adalah; 24

 Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999;


(39)

 Status Politeknik sesuai dengan SK Mendikbud No. 084/O/1997/ dan SK Mendiknas

No. 130/O/2002;

 Volume kegiatan dewasa ini;

 Sumber daya personalia yang ada dan sarana pendukung lainnya.

3.1.1 Struktur Pokok

Struktur pokok organisasi politeknik mempunyai unsur; 25

1. Pimpinan, sebagai pengelola umum politeknik dengan didampingi oleh Senat dan

Dewan Penyantun;

2. Kelompok Dosen, sebagai unsur utama pelaksana pendidikan;

3. Jurusan, sebagai satuan yang menyelenggarakan kegiatan program pendidikan

dalam bidang tertentu dan pengelolaan sarana dan personalia jurusan;

4. Bagian Administrasi, yaitu Administrasi Akademik dan Administrasi Umum yang

menyelenggarakan kegiatan administrasi.

5. Bagian-bagian pendukung dalam unit, Unit Pelaksana Teknis (UPT), proyek dan

lain-lain yang melaksankan kegiatan-kegiatan tertentu sesuai dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan.

3.1.2 Bagan Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan

Politeknik Negeri Medan memiliki struktur seperti di bawah ini.26

25

Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU, Kumpulan Peraturan: Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi, Statuta Universitas Sumatera Utara (UU No. 2 thn 1989, PP No. 30 thn 1990 dan Kepmendikbud No. 0427/0/1992) dan Keputusan-Keputusan Rektor USU Tentang Pelaksanaan Statuta dan


(40)

lain-3.1.3 Uraian Struktur Organisasi

1. Pimpinan

Politeknik dipimpin oleh direktur, sebagai penanggung jawab umum dalam pelaksanaan

operasional. Direktur dibantu oleh 4 (empat) Pembantu Direktur yaitu: 27

26

Op. Cit., hal. 20

27


(41)

 Pembantu Direktur I, membidangi Akademik.

 Pembantu Direktur II, membidangi Administrasi Umum dan Keuangan.

 Pembantu Direktur III, membidangi Kemahasiswaan.

 Pembantu Direktur IV, membidangi Kerjasama.

2. Senat

Lembaga perumus dan pemantau garis besar kebijaksanaan umum di dalam Politeknik adalah Senat seperti yang dimaksud di dalam PP No. 60/1999. Senat terdiri dari wakil unsur lembaga dan kelompok dosen, dipimpin oleh seorang Ketua Senat dengan dibantu oleh seorang Sekretaris Senat.

3. Dewan Penyantun

Peran serta masyarakat dalam pembinaan politeknik dilakukan melalui Dewan Penyantun yang berfungsi juga mewakili masyarakat industri/niaga yang mempunyai kaitan dengan program pendidikan di politeknik.

4. Kelompok Dosen & Jabatan Fungsional Lainnya.

Umum dan Keuangan dan Kemahasiswaan. Namun semasa periode kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar (1997) sturuktur kepemimpinan Politeknik bertambah menjadi 5 orang yakni dengan menambah 1 orang pembantu direktur yang membidangi Kerjasama. Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013


(42)

Personal yang berfungsi sebagai tenaga pengajar di politeknik terdiri dari Dosen/Instruktur, yang merupakan kelompok Dosen. Dosen dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jurusan, program studi dan kelompok bidang keahlian (KBK). Dalam kegiatan operasional pendidikan, Dosen/Instruktur di bawah pengelolaan jurusan masing-masing.

5. Jurusan

Pelaksana program pendidikan dalam bidang tertentu adalah jurusan, yang dipimpin oleh seorang ketua jurusan. Jurusan merupakan satu kesatuan sumber daya untuk melaksanakan satu atau lebih program studi. Dalam operasional dan pengelolaan administrasi/kesekretariatan dilaksanakan oleh tenaga administrasi yang ditempatkan di jurusan.

Unsur yang dikelola jurusan adalah:

 Pelaksana Pengajaran (Dosen/Instruktur)

 Program Studi, termasuk program kegiatan akademik dan perangkat lunak.

Satuan program dilengkapi untuk mencapai satu jenjang pendidikan dengan kemampuan dan akreditasi program studi. Program studi dikelola oleh seorang kepala program studi.Dalam hal hanya ada satu program studi di jurusan, maka ketua jurusan bertindak sebagai kepala program studi. Untuk jenis pendidikan tertentu atau paket program khusus, program studi dapat berada langsung di bawah pimpinan Polmed.Dalam satu program studi dapat dibuat beberapa konsentrasi kehalian tertentu. Peserta program studi adalah mahasiswa yang dikelompokkan dalam kelas. Setiap kelas mempunyai seorang ketua kelas. kegiatan akademik peserta program studi dibina oleh seorang dosen wali.


(43)

Sarana pengajaran teori dan praktik beserta peralatan dan fasilitas untuk mengelola penyelenggaraan Mata Kuliah Umum (MKU) antar program studi atau jurusan dibentuk suatu Unit MKU Keteknikan dan Tata Niaga sebagai salah satu bentuk sarana pengajaran teori.Sarana praktik merupakan sarana kegiatan pendidikan dalam bentuk praktik dalam bidang tertentu.

Sarana praktik berupa tempat, peralatan, perlengkapan dan fasilitas untuk praktik mahasiswa seperti laboratorium, bengkel, studio dan lain-lain. Setiap unit sarana dikelola oleh kepala sarana yang bersangkutan. Sarana praktik dapat berada di bawah Jurusan, Unit Mata Kuliah Umum atau dalam hal khusus berada langsung di bawah Pimpinan Polmed.


(44)

Struktur organisasi jurusan seperti pada bagan berikut:28

(a) Untuk jurusan yang mempunyai lebih dari satu prodi

(b) Untuk jurusan yang mempunyai satu prodi

Kelompok Dosen Kepala

Laboratorium Administrasi Kepala

Bengkel

MAHASISWA

KETUA JURUSAN SEKRETARIS JURUSAN

KETUA PROGRAM STUDI KETUA PROGRAM STUDI

Administrasi Kepala Bengkel

Kepala Laboratorium

Kelompok Dosen

MAHASISWA KETUA JURUSAN

SEKRETARIS JURUSAN


(45)

6. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Unit ini bertujuan mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik oleh dosen Polmed maupun kerjasama dengan pihak luar Polmed.

7. Bagian Administrasi Akademik

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, adalah unsur pembantu pimpinan di bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada direktur. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dipimpin oleh seorang kepala.

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, mempunyai tugas memberikan layanan di bidang administrasi akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi di lingkungan Polmed.Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan mempunyai fungsi:

• Pelaksanaan administrasi akademik

• Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan

• Pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi

• Pelaksanaan administrasi registrasi

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan terdiri atas:

1. Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan yang mempunyai tugas melakukan urusan

administrasi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan kemahasiswaan dan registrasi mahasiswa.


(46)

2. Subbagian Perencanaan dan Sistem Informasi yang bertugas melakukan urusan perencanaan dan sistem informasi.

8. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan adalah unsur pembantu pimpinan dibidang kepegawaian, keuangan, ketatalaksanaan dan kerumah tanggaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada direktur. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan dipimpin oleh seorang kepala.

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberi layanan di bidang urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan hubungan masyarakat di lingkungan Politeknik. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai fungsi:

• Pelaksanaan administrasi keuangan

• Pelaksanaan administrasi kepegawaian

• Pelaksanaan administrasi ketatalaksanaan dan kerumahtanggaan.

Bagian Administrasi Umum dan Keuangan terdiri atas:

1. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kearsipan,

dokumentasi, kerumahtanggaan, perlengkapan, hukum dan ketatalaksanaan, hubungan masyarakat dan keuangan.

2. Subbagian Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian.


(47)

Sebagai bagian penunjang kegiatan pengelolaan umum, dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dikelola oleh Kepala UPT. UPT terdiri dari:

 UPT Perpustakaan adalah unit pelaksana teknis dibidang perpustakaan yang berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada direktur dan sehari-hari pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur I.

 UPT Komputer mempunyai tugas memberikan layanan data dan informasi untuk

keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

 UPT Bengkel/Laboratorium mempunyai tugas melayani perbaikan, perawatan dan

memproduksi berbagai jenis barang sesuai dengan jurusan yang ada di Politeknik.

 UPT Pemeliharaan dan Perbaikan dipimpin oleh seorang kepala yang ditunjuk di

antara teknisi senior di lingkungan UPT Pemeliharaan dan Perbaikan.

 UPT Jasa dan Produksi, berdiri sejak 1 Juli 1999 dan merupakan Unit Pelaksana

Teknis yang menyediakan jasa dan produksi baik untuk intern maupun ekstern lembaga. UPT Jasa dan Produksi terdapat pada setiap jurusan dengan berbagai jasa dan produksi yang berbeda.

 UPT Inkubator Bisnis, Inkubator bisnis Politeknik Negeri Medan berdiri sejak

November 2001, didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Nomor: 3776/N03/KP/2001, nama inkubator bisnis Polmed adalah TUNAS merupakan singkatan dari Terapkan Usaha Nyata Andalan Strategis.Inkubator bisnis Polmed memiliki visi untuk memberdayakan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) yang terdapat di masyarakat Sumatera Utara pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sehingga diharapkan UKMK dapat ditingkatkan kinerja dan profesionalismenya.


(48)

 UPT Penerbitan memiliki tugas mempublikasikan karya ilmiah civitas akademika

Politeknik Negeri Medan dalam skop regional maupun nasional.

10. Organisasi Pendukung

Untuk pelaksanaan beberapa kegiatan tertentu dengan pengelolaan dan administrasi khusus dibentuk Proyek atau Satuan Tugas Pelaksana, seperti Proyek Pengembangan Politeknik Negeri Medan dan lain-lain.

Politeknik juga mempunyai hubungan pembinaan dengan organisasi yang diselenggarakan oleh Dosen, Pegawai dan Mahasiswa yang menampung berbagai kegiatan dalam bidang kesejahteraan, budaya, kerohanian, usaha niaga, pengembangan minat dan kemampuan, olahraga, diantaranya adalah:

1. KORPRI: merupakan unit dari KORPRI Provinsi Sumatera Utara.

2. Dharma Pancasila: merupakan bagian dari Dharma Pancasila Provinsi Sumatera

Utara.

3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Usaha Politeknik.

3.2 Periode Kepemimpinan

Semenjak berdiri pada tahun 1982 sampai tahun 2002 kepemimpinan Politeknik Negeri Medan telah dipimpin masing-masing oleh:

1. Periode Kepemimpinan Ir. Hamid Siagian (1982-1983)


(49)

3. Periode Kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar (1997-2003)

3.2.1 Periode Kepemimpinan Ir. Hamid Siagian (1982-1983)

Ir. Hamid Siagian adalah direktur pertama yang memimpin Politeknik USU pada tahun 1982. Pada masa ini nama Politeknik Negeri Medan masih bernama Politeknik USU. Dalam kepemimpinannya beliau dibantu oleh Ir. Rajamin Siregar sebagai seketaris direktur dan Ir. Damayanti Lubis sebagai Kepala Bagian Akademik. Pada periode ini jurusan yang ada meliputi Jurusan Teknik Mesin dengan Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Sipil dengan Program Studi Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Elektro dengan Program Studi Teknik Elektro serta Program Studi Elektronika yang dibuka pada tahun 1983.

Untuk mengelola jurusan pada masa itu dibantu oleh masing-masing satu orang Technical Asisten dari Swiss, yaitu Mr. URS. Amiet untuk jurusan Teknik Mesin, Mr. F. Mazenauer untuk jurusan Teknik Sipil dan Mr. G. Feller untuk jurusan Teknik Elektro. Untuk mengkoordinir

kegiatan masing-masing jurusan ditunjuk satu orang Training Coordinator,.29

Kegiatan awal mahasiswa dimulai dengan latihan dasar kemiliteran (latsarmil) yang dilaksanakan di Rindam II Bukit barisan Pematang Siantar.

Jumlah mahasiswa pada saat itu hanya sekitar 120 orang yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu jurusan Teknik Mesin membuka 2 kelas, jurusan Teknik Sipil 2 kelas dan Jurusan Teknik Elektro 1 Kelas.

30

29

Chairuddin P. Lubis, Universitas Sumatera Utara Sebuah Perjalanan Panjang Dari Yayasan Menjadi PTN Dan PT-BHMN, Medan: Biro Rektor USU Medan, 2008, hal.70

30

Kegiatan Latsarmil ini awalnya dilaksanakan di Rindam II Bukit Barisan Pematang Siantar yang berlangsung sampai pada tahun 1997, selanjutnya tidak dilaksanakan lagi karena kurangnya biaya untuk melaksanakan kegiatan ini di tempat tersebut. Semenjak tahun 1997 kegiatan Latsarmil ini dilakukan di kampus Politeknik. Tujuan awal melaksanakan kegiatan ini adalah untuk menempa mental dan sikap disiplin setiap Tujuan dari kegiatan ini adalah


(50)

untuk melatih mental dan disiplin mahasiswa baik semasa kuliah maupun setelah tamat dan bekerja di industri atau terjun ke masyarakat.

3.2.2 Periode Kepemimpinan Ir. Pintoro Wirjodhardjo (1983-1997)

Direktur Politeknik USU kedua adalah Ir. Pintoro Wirjodhardjo. Pada awal kepemimpinanya beliau didampingi Ir. Rajamin Siregar sebagai Sekretaris Direktur, Drs. Syahrial Isa sebagai Kepala Administrasi Kemahasiswaan dan Ir. Etty Rayuana Purba sebagai kepala Administrasi Akademik serta Aminuddin M. Agus sebagai Kepala Tata Usaha untuk menangani bidang Administrasi Umum. Struktur seperti disebutkan di atas berlangsung selama tahun 1983-1985. Selama periode kepemimpinan Ir. Pintoro Wirjodhardjo terjadi beberapa kali perubahan bentuk struktur dan personalia pembantu pimpinan, yaitu:

1. Periode Tahun 1985-1987 31

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Ir. Etty Rayuana Purba (sebelumnya sebagai Kepala

Administrasi Akademik)

Pembantu Direktur II : Ir. Rajamin Siregar (sebelumnya sebagai Sekretaris

Direktur)

, struktur pimpinan

Pembantu Direktur III : Drs. Syahrial Isa (sebelumnya sebagai Kepala

Administrasi Kemahasiswaan)

31

Pada masa ini struktur kepemimpinan di Politeknik berganti, jika pada masa sebelumnya struktur di politeknik ini masih menggunakan struktur jabatan sekretaris direktur dan kepala bagian maka pada tahun 1985


(51)

2. Periode Tahun 1987-1990, struktur pimpinan

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Ir. Etty Rayuana Purba (menangani bidang Akademik dan

Kemahasiswaan)

Pembantu Direktur II : Ir. Rajamin Siregar (menangani bidang Administrasi

Umum)

Sekretaris UPP : Drs. M. Lian Dalimunthe, Ak

3. Periode Tahun 1990- 1993, struktur pimpinan

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Drs. Sumarjono

Pembantu Direktur II : Drs. M. Lian Dalimunthe, Ak

Pembantu Direktur III : Ir. Mawan Ginting

4. Periode Tahun 1993-1997, struktur pimpinan

Direktur : Ir. Pintoro Wirjodhardjo

Pembantu Direktur I : Drs. Sumarjono


(52)

Pembantu Direktur III : Ir. Mawan Ginting

Selama masa kepemimpinannya Ir. Pintoro Wirjodhardjo telah banyak melakukan perubahan dan kebijakan bagi kemajuan Politeknik USU. Satu diantaranya adalah meningkatkan pendidikan tenaga pengajar dan instruktur yang masih Diploma III ke S1 dengan mengupayakan kesempatan belajar melalui lintas jalur di Fakultas Teknik USU dan ke ITB Bandung melalui program S1 khusus yang dimulai pada tahun 1991.

Kebijakan lain adalah menambah daya tampung mahasiswa, hal ini melihat bahwa dari tahun ke tahun minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan di politeknik cukup besar. Untuk memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada masyarakat, maka pada tahun 1986, melalui persetujuan senat dibuka kelas Pararel bidang rekayasa, yaitu Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Sipil membuka 4 kelas dan jurusan Teknik Elektro masing-masing program studi 2 kelas. Perbedaan mahasiswa kelas pararel dengan kelas regular pagi hanyalah masalah waktu kuliah dan besar uang SPP, sedangkan status dan haknya sama dengan kelas regular pagi.

Tujuan dibukanya kelas paralel ini, selain untuk menambah daya tampung mahasiswa juga guna menambah kesejahteraan bagi seluruh pegawai dan staf pengajar, sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam mempersiapkan proses belajar mengajar di politeknik. Hingga saat ini politeknik masih meneruskan keberadaan kelas pararel yang namanya diubah menjadi kelas reguler sore.

Usaha dan terobosan terus dilakukannya dalam berbagai bidang untuk menempatkan keberadaan politeknik di masyarakat, antara lain dalam bidang kerjasama dengan berbagai industri. Usaha tersebut mendapat respon dari berbagai industri, sehingga pada tahun 1989


(53)

dilakukan kerjasama dengan PT. Arun, yaitu dalam bidang peningkatan SDM, dengan mengirimkan beberapa staf pengajar secara berkala untuk mendidik. Tahun 1992 mengadakan Workshop Dacum untuk perguruan Tinggi se-Sumatera. Selanjutnya pada tahun 1994 dilakukan kerjasam dengan PT. PLN dalam rangka perekrutan pegawai.

3.2.3 Periode Kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar (1997-2003)

Ir. Armien Arifin Siregar menggantikan Ir. Pintoro Wirjodhardjo untuk periode 1997-2003 yang dilantik pada 20 April 1997. Periode ini adalah awal mandirinya Politeknik USU dari Universitas Sumatera Utara sekaligus berganti nama menjadi Politik Negeri Medan (POLMED).

Pada awal kepemimpinannya beliau dibantu oleh pembantu direktur sebelumnya yaitu:

Pembantu Direktur I : Drs. Sumarjono

Pembantu Direktur II : Drs. M. Lian Dalimunthe, Ak

Pembantu Direktur III : Ir. Mawan Ginting

Masa jabatan pembantu direktur periode 1996-1999 berakhir pada bulan September 1999, kemudian direktur yang terpilih yakni Ir. Armien Arifin Siregar mengusulkan pergantian pembantu direktur untuk masa jabatan 1999-2003. Setelah dilakukan pertimbangan oleh Senat dengan sistem pemilihan, maka ditetapkan pembantu direktur untuk periode 1999-2003 yaitu

sebagai berikut: 32

32

Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan politeknik maka pada masa kepemimpinan Ir. Armien Arifin Siregar struktur pimpinan politeknik ditambah satu yakni pembantu direktur baru yaitu pembantu direktur IV yang menangani bidang kerjasama dan ini berlangsung sampai sekarang. Wawancara dengan bapak Armien Arifin


(54)

Pembantu Direktur I : Drs. Burhan Ibnu Mubtadi, M.Pd

Pembantu Direktur II : Khairul, S.E

Pembantu Direktur III : Drs. Budi Indra Syahdewa, M. Ed. Adm

Pembantu Direktur IV : Drs. Ir. Edi Usman

Perubahan dan kemajuan yang terjadi dalam kepemimpinannya, antara lain:

 Tahun 1998 dibukanya kelas regular sore untuk program studi Akuntansi dan

program studi Administrasi Bisnis pada Jurusan Tata Niaga.

 Tahun 1999 sistem penerimaan mahasiswa dilakukan secara mandiri melelui jalur

Ujian Masuk Bersama Politeknik Negeri (UMBPN) dan bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) menyelenggarakan Program Diploma III untuk konsentrasi Teknik Mesin Produksi dan Konsentrasi Teknik Elektronika Industri.

 Tahun 2000 penerimaan mahasiswa melalui jalur Pemanduan Minat Prestasi (PMP)

dilakukan secara mandiri.

 Mengadakan kerjasama dengan PDAM Tirtanadi Medan dalam program Pendidikan

Terpadu.

 Tahun 2002 kerjasama dengan PT. Indosat dalam program sertifikasi satu tahun untuk

pegawai perusahaan tersebut.

 Dalam bidang hibah kompetensi beberepa program studi telah memenangkannya,

antara lain Program Studi Teknik Mesin menerima bantuan TPSDP (Technical Project Suport Development Programme) Batch 1 untuk periode Januari 2002 sampai


(55)

dengan 2005, Program Studi Administrasi Bisnis, Program Studi Teknik Sipil dan Program Studi Teknik Energi menerima bantuan DUE-Like (Depelopment Under Graduate Like) untuk tahun 2002.

 Meningkatkan wawasan tenaga pengajar, antara lain: Learning Improvement

Workshop (LIW) tingkat politeknik, seminar “Practical use of Information Technology in Teaching and Learning,” Workshop Kearsipan dan seminar Pasar Modal.

 Peningkatan pendidikan tenaga pengajar juga dilakukan baik dari Diploma III ke

Strata I (S1), dari Strata 1 (S1) ke Strata 2 (S2), dari Strata 2 (S2) ke Strata 3 (S3). Hingga tahun 2002 strata pendidikan tenaga pengajar Polmed 1 orang berpendidikan S3, 34 orang berpendidikan S2 dan 235 orang dosen dengan pendidikan S1/DIV.

3.3 Sistem Pendidikan dan Pengajaran

Pola pendidikan di politeknik menganut sistem pendidikan intensif, perkuliahan diselenggarakan dalam kelas kecil. Untuk 1 kelas maksimum terdapat 24 mahasiswa dengan pengajaran sistem paket. Seluruh mahasiswa dari satu semester dalam program studi yang sama akan mengikuti perkuliahan yang sama.

Pada awal dibukanya proses perkuliahan di Politeknik Negeri Medan Sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di politeknik menggunakan sistem paket yang disesuaikan dengan Sistem Kredit Semester (SKS). Sistem pendidikanya lebih menekankan pelajaran praktek, dengan perbandingan waktu 60% praktek dan 40% teori. Kemudian seiring kemandirian Politeknik Negeri Medan sistem ini dikonversi menjadi sistem SKS. Sistem SKS ini diterapkan dengan kegiatan belajar sebanyak 38 jam per minggu (6 hari per minggu),


(56)

mempunyai nilai beban 18-23 SKS setiap semester. Beban SKS setiap program studi selama pendidikan berkisar 112-120 SKS bergantung pada program studinya.

Dalam satu tahun akademik diselenggarakan 2 semester kegiatan pendidikan, semester A (ganjil) dilaksanakan dari bulan September sampai dengan bulan Februari dan semester B (genap) dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus.

Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan suatu jenjang. Artinya program pendidikan suatu jenjang secara lengkap dari awal hingga akhir dibagi dalam penyelenggaraan semesteran, dengan kata lain seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program pendidikan secara lengkap dibagi ke dalam program semester. Program semester berisi penyelenggaraan pendidikan berbentuk kuliah, praktikum, praktik kerja lapangan dan bentuk lain beserta evaluasi keberhasilannya. Satu semester setara dengan 22 minggu kuliah.

Evaluasi kegiatan belajar mengajar diadakan 2 kali per semester yaitu pada tengah semester sebagai alat pemantauan hasil belajar mengajar dan pada akhir semester sebagai evaluasi dan penentu kelanjutan kuliah bagi mahasiswa. Pada evaluasi akhir semester ditetapkan mahasiswa yang berhasil lulus dan dapat melanjutkan kuliah ke semester berikutnya atau mahasiswa yang gagal dan tidak dapat melanjutkan kuliah lagi (dikeluarkan/DO(drop out)).


(57)

Politeknik Negeri Medan menyelenggarakan program pendidikan vokasi Diploma III.33

Pada program Diploma III terdapat kelas regular pagi dan kelas regular sore, yang meliputi beberapa jurusan dengan program studi sebagai berikut;

Tabel Daftar Jurusan dan Program Studi D-III Politeknik Negeri Medan Sampai Tahun 2002

Disamping kelas Reguler Pagi dan kelas Reguler Sore pada program studi di atas, Politeknik Negeri Medan bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Medan

33

Sampai tahun 2002 program pendidikan yang ada hanya DIII. Pada Januari 2007, Polmed mendapat izin dari Dirjen DIKTI untuk menyelenggarakan program studi baru, yaitu Program Studi Teknik Komputer, Program Studi Manajemen Informatika serta Program Studi Usaha Jasa Konvensi Perjalanan dan Pameran (MICE). Kemudian pada tahun 2009 Polmed mendapat izin untuk membuka Program Studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan serta Program Studi Manajemen Rekayasa Kontruksi gedung. Program Studi ini dan program studi MICE

No. Jurusan Program Studi Tahun Berdiri

1 Teknik Mesin Teknik Mesin 1982

Teknik Energi 1988

2 Teknik Sipil Teknik Sipil 1982

3 Teknik Elektro Teknik Elektro 1982

Teknik Elekronika 1983

Teknik Telekomunikasi 1987

4 Akuntansi Perbankan dan Keuangan 1986

Akuntansi 1986


(58)

menyelenggarakan Program D-III dengan Program Studi Teknik Mesin Produksi dan Teknik Elektronika Industri yang berlangsung hingga Tahun Akademik 2002/2003.

3.3.2 Tenaga Pendidik

Program pendidikan di Politeknik Negeri Medan sampai tahun 2002 diasuh oleh sekitar 310 dosen tetap, terdiri dari 1 orang dosen berpendidikan S3, 34 orang berpendidikan S2 dan 235 orang dosen dengan pendidikan S1/DIV, dan dibantu oleh sekitar 40 dosen tidak tetap (part timer) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun semenjak berdiri hanya ada 10 orang.34

Pada awalnya semua Dosen/Instruktur tetap diwajibkan mengikuti pelatihan (training) khusus di Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dan Program Diploma (P5D) di Bandung untuk mempersiapkan diri sebagai Dosen/Instruktur di Politeknik Negeri Medan. Tenaga pendidik pada awal dibukanya Politeknik Negeri Medan banyak yang masih tamatan STM sederajat didatangkan dari Jawa Tengah kemudian disekolahkan di Fakultas Teknik USU dan jalur khusus S1 di ITB Bandung.

3.3.3 Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru dan Bantuan Beasiswa

Pada awal dibukanya Politeknik tahun 1982 sampai dengan tahun 1998, penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui seleksi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Mahasiswa yang masuk ke Politeknik Negeri Medan berasal dari penerimaan mahasiswa yang diterima di Universitas Sumatera Utara. Sejak tahun 1999 proses penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui seleksi ujian tersendiri atau mandiri secara serentak bersama-sama dengan politeknik negeri se-Indonesia.


(59)

Politeknik juga menerima mahasiswa melalui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP) dan jalur kerjasama yang sejak tahun 2000 juga dilakuan secara mandiri. Selain seleksi tertulis (kemampuan), calon mahasiswa juga harus mengikuti seleksi kesehatan dan pemeriksaan bebas narkoba, yang pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak Kesdam II Bukit Barisan. Hasil pemeriksaan kesehatan merupakan syarat mutlak yang menentukan calon mahasiswa untuk dapat diterima menjadi mahasiswa Politeknik Negeri Medan, walaupun yang bersangkutan telah lulus seleksi tertulis.

Politeknik Negeri Medan juga memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi akademik terbaik pada setiap program studi. Politeknik Negeri Medan mengupayakan bantuan beasiswa yang bersumber dari berbagai lembaga pemerintahan maupun swasta dan organisasi lainnya. Beasiswa itu berasal dari beasiswa BBM (bantuan belajar mahasiswa, PPA (peningkatan prestasi akademik), beasiswa dari Toyota dan Astra, beasiswa Supersemar, beasiswa dari Exxon Mobil, beasiswa dari BNI, BRI, beasiswa TPSDP (Technical Project Suport Development Programme) yang bersumber dari ADB (Asia Development Bank) dan beasiswa dari DIKTI serta

dari sumber lainnya.

3. 4 Bidang Kemahasiswaan

Peran perguruan tinggi adalah mendidik mahasiswa agar mampu meningkatkan daya penalaran, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara (GBHN 1998). Untuk mencapai tujuan tersebut maka Politeknik Negeri Medan memiliki organisasi kemahasiswaan dan berbagai kegiatan kemahasiswaan.


(60)

1. Organisasi Kemahasiswaan

Organisasi kemahasiswaan merupakan sarana pengembangan diri, perluasan wawasan, peningkatan keilmuan dan menciptakan integritas kepribadian mahasiswa yang pembinaannya dilakukan oleh pembantu direktur bidang kemahasiswaan (Pembantu Direktur III). Organisasi kemahasiswaan di Politeknik Negeri Medan dibentuk sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999. Organisasi kemahasiswaan yang ada di Politeknik Negeri Medan sebagai berikut:

 Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)

 Senat Mahasiswa

 Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS)

 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

2. Kegiatan Kemahasiswaan Kegiatan Intra Kurikuler

Kegiatan mahasiswa yang mencakup kegiatan pendidikan yang terstruktur dan terjadwal serta diberikan sks, meliputi perkuliahan, praktikum, ujian, Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan lain-lain yang bersifat wajib.

Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan mahasiswa yang dilaksankan di dalam maupun di luar kampus untuk melengkapi kegiatan intra kurikuler. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksankan oleh organisasi kemahasiswaan, antara lain:


(61)

1. Kegiatan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Program Studi seperti studi Ekskursi, yang dilaksankan oleh mahasiswa semester III dan IV, seminar dan kegiatan yang berkaitan dengan pemgembangan penalarannya.

2. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa, seperti:

• UKMI dan UKMK adalah kagiatan mahasiswa yang bersifat kerohanian

• UKM Mapagratwa adalah kegiatan pencinta alam

• Kegiatan Olahraga meliputi olah raga bela diri (Karate dan Taekwondo),

Sepakbola, Basket, Bola Voli dan lain-lain.

3. 5 Lambang, Bendera dan Lagu Politeknik Negeri Medan

Politeknik Negeri Medan mempunyai Identitas lambang (logo), bendera dan lagu.35

3.5.1 Lambang

Politeknik Negeri Medanmempunyai lambang berbentuk segi lima dengan warna dasar biru, seperti gambar berikut:


(62)

Setiap gambar yang terdapat pada lambang, mempunyai makna tersendiri sebagai berikut:

 Lingkaran menggambarkan dunia usaha/industri yang merupakan sasaran

pendidikan profesional Polmed.

 Warna orange menggambarkan sinar matahari yang berarti harapan yang lebih

baik di masa mendatang.

 Gunung berwarna hijau menggambarkan Bukit Barisan yang merupakan ciri khas

Sumatera Utara di mana Politeknik Negeri Medan berada.

 Tiga gunung melambangkan tridharma perguruan tinggi.

 Buku dengan posisi terbuka melambangkan Polmed sebagai institusi pendidikan.

 Pita warna ungu melambangkan kemampuan melahirkan alumni yang memiliki

kreatifitas dan inspirasi serta disiplin yang tinggi.

3.5.2 Bendera

Politeknik Negeri Medan memiliki bendera resmi dengan ukuran panjang 180 cm (seratus delapan puluh centimeter) dan lebar 120 cm (seratus dua puluh sentimeter) dengan warna dasar

ungu dan bergambar lambang Polmed di tengahnya.36 Gambar bendera Polmed seperti dibawah

ini:


(63)

3.5.3 Lagu

Polmed memiliki hymne berjudul “Abdiku Untuk Politeknik” dan mars yang berjudul

“Akulah Kebangaanmu”.37

1. Hymne

Syair dari hymne dan mars tersebut adalah seperti berikut:

Abdiku Untuk Politeknik Bagai cahaya fajar

Menyinari langkahku

Menuju hari depan yang cerah Penuh harapan gemilang

Kupersembahkan syukur kepadamu Politeknik Negeri Medan

Terima kasihku Padamu takkan sirna Walaupun aku jauh disana Berbakti untuk negeriku

Akan kukenang sepanjang hidupku Jasa dan pengabdianmu

Reff:

Kan kucurahkan, semua baktiku Untuk kebesaran namamu Semoga engkau

Semakin jaya dan abadi Kudoakan selalu

2. Mars

Aku Kebanggaanmu

Politeknik Negeri Medan Politeknik Negeri Medan akulah kebanggaanmu Dunia telah mangajak kita berilmu dan berbudaya menjadi penggerak bangsa


(1)

Prasasti peletakan batu pertama perluasan pembangunan kampus Politeknik USU oleh Rektor USU Prof. DR. A. P. Parlindungan S.H.

Foto ini diambil peneliti pada tanggal 23 Mei 2013 dari Gedung Politeknik Negeri Medan

Prasati peresmian bangunan Politeknik USU yang ditandantangani oleh Menteri Prof. DR. Faud Hassan


(2)

(3)

(4)

Gedung Administrasi Pusat Politeknik USU dan Jurusan Tahun 1982 dan Gedung Administrasi Pusat Tahun 1987

Foto mahasiswa baru Politeknik USU saat melakukan latihan dasar kemiliteran (latsarmil) yang dilaksanakan di Rindam II Bukit barisan Pematang Siantar 1982.


(5)

Gedung Kuliah Rekayasa tahun 1982 dan Gedung Kuliah Tata Niaga 1986

Gedung UPT Komputer dan Lab. Sistem Kontrol Politeknik USU tahun 1986


(6)

Gedung Praktik Teknik Sipil tahun 1982 dan Gedung Kuliah dan Ruang Laboratorium Administrasi Niaga tahun 1986

Gedung Administrasi Pusat Politeknik USU tahun 1987