Pengembangan Diri Extention Self

8 perpustakaan, namun kurang mempunyai percaya diri, hal ini karena ilmunya tidak dikembangkan di tempat kerja. Selain itu juga kurang memiliki motivasi untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri sehingga belum mempunyai prestasi yang membanggakan. Dari hasil penelitian tersebut berarti bahwa pendidikan yang lebih baik yang seharusnya dapat menambah kepercayaan diri pustakawan tetapi apabila tidak dikembangkan di tempat kerja maka tidak menambah rasa percaya diri pustakawan. Beberapa informan mempunyai rasa percaya diri tinggi walaupun secara kelembagaan kurang mendukung kerja seorang pustakawan tetapi tetap semangat dalam bekerja. Dari kenyataan tersebut berarti bahwa informan yang sudah mempunyai rasa percaya diri yang tinggi tidak terpengaruh oleh lingkungan yang tidak mendukung dan tetap semangat dalam bekerja, apalagi apabila lingkungan mendukung tentu akan dapat menambah percaya diri pustakawan. Ada juga informan yang mempunyai percaya diri tinggi tetapi beliau hanya mementingkan pekerjaan di dalam kantor saja, dan kurang sependapat apabila pustakawan hanya mementingkan pengembangan diri ke luar. Keyakinan tersebut membuatnya kurang termotivasi untuk mengembangkan diri sehingga juga belum dapat menunjukkan prestasinya. Dilihat dari kemampuan dan prestasi yang diraih, beberapa informan memiliki rasa percaya diri tinggi karena telah menghasilkan berbagai prestasi yang membanggakan. Di antara informan tersebut termasuk mempunyai pecaya diri yang sangat tinggi karena hampir setiap tahun, mulai tahun 2008 sampai 2012 selalu mempunyai prestasi yang membanggakan baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional. Hal ini berarti bahwa informan tersebut sudah mampu bersaing di era persaingan bebas. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar informan mempunyai percaya diri tinggi. Informan yang mempunyai percaya diri tinggi mempunyai nilai-nilai positif, yaitu mempunyai semangat dalam bekerja, bangga menjadi pustakawan, menikmati pekerjaanya, senang melakukan tugas, lebih menekankan kepada kemanfaatan bagi pemustaka, selalu aktif mengikuti dan melakukan berbagai kegiatan kepustakawanan, dan mengikuti studi lanjut baik dengan biaya sendiri maupun dari kesempatan beasiswa, minimal ada keinginan dan berencana akan studi lanjut walaupun belum terlaksana. Informan yang memiliki nilai-nilai positif karena mempunyai percaya diri yang tinggi maka akan dipercaya oleh atasannya untuk memegang suatu tanggung jawab yang lebih besar. Sedangkan informan yang mempunyai percaya diri rendah memiliki beberapa hal yang bernilai negatif yaitu memperlambat kenaikan pangkat dan jabatan sambil menunggu waktu hingga saatnya masa pensiun tiba, tidak mempunyai target dalam kenaikan pangkat dan jabatan, malas mencatat kegiatan untuk menghitung angka kredit, takut atau tidak mau memanfaatkan kesempatan dan tantangan yang ada seperti tawaran studi lanjut, mengajar, maupun kompetisi kepustakawanan, mementingkan bekerja di dalam kantor dan enggan untuk mengembangkan diri, kurang bangga menjadi pustakawan, tidak ada keinginan untuk studi lanjut dengan alasan keluarga seperti masih mempunyai anak yang masih kecil dan alasan ekonomi. Selain itu juga kurang dipercaya oleh atasannya untuk memegang suatu tanggung jawab.

C. Pengembangan Diri Extention Self

Menurut Elfiky 2011, pengembangan diri bukan merupakan ilmu, tetapi pola hidup yang digunakan seseorang agar dapat mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengembangan diri memberikan informasi dan keterampilan pada akal yang 9 membuat seseorang menggunakan kemampuan, potensi, dan kekuatan imajinasi untuk mewujudkan cita-cita. Pustakawan yang sudah mempunyai harga diri yang tinggi atau rasa bangga diri yang positif dan percaya diri yang tinggi, akan memiliki motivasi tinggi untuk mengembangkan diri. Mereka selalu tidak merasa puas dengan ilmu dan keterampilan yang sudah dimiliki dan ingin selalu menambah ilmu dan keterampilan tersebut dengan berbagai cara. Pengembangan diri dilakukan melalui seminar, diklat, workshop, magang, studi lanjut dan sebagainya. Pengembangan diri pustakawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya keluarga, teman, dan pimpinan perpustakaan. Faktor keluarga merupakan faktor yang utama yang mempengaruhi perkembangan konsep diri pustakawan karena mereka yang paling dekat dengan pustakawan tersebut. Menurut Achmad dkk. 2012, kesuksesan kerja setiap tenaga perpustakaan selalu berkaitan dengan dukungan keluarga. Keluarga yang bahagia di rumah membawa nuansa kerja di kantor bahagia pula. Sebaliknya keluarga yang tidak bahagia, dapat mengganggu suasana hati di kantor. Lebih lanjut dikatakan bahwa salah satu manfaat keluarga yang bahagia adalah dapat melejitkan potensinya. Keluarga yang bahagia selalu saling mendukung dan memotivasi. Jika ada yang belum berhasil, ia pasti didorong, dimotivasi dan dibantu untuk melejitkan potensinya. Semua orang mempunyai potensi atau tambang emas dalam dirinya. Namun untuk melejitkan kadangkala membutuhkan bantuan orang lain. Orang lain tersebut adalah anggota keluarganya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua informan mendapat dukungan dari keluarga dalam bekerja. Dukungan dari keluarga terhadap pekerjaan adalah sangat penting karena pustakawan dapat bekerja lebih semangat. Dukungan tersebut berupa dukungan moril seperti rasa pengertian terhadap pekerjaan informan sebagai pustakawan dan memberikan saran atau motivasi dalam bekerja. Dukungan materiil berupa biaya untuk pengembangan diri pustakawan seperti untuk keperluan studi lanjut, seminar, pelatihan dan sejenisnya. Di dalam bekerja kadang-kadang pustakawan juga menghadapi dilema antara kepentingan keluarga dan kepentingan pekerjaan sehingga apabila tidak dapat menyeimbangkan dua kepentingan tersebut maka dapat menimbulkan masalah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua informan berusaha untuk menyeimbangkan antara kepentingan pekerjaan dengan kepentingan keluarga sehingga tidak saling mengganggu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua informan mempunyai sikap profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pustakawan. Para informan berusaha untuk memisahkan pekerjaan kantor dengan pekerjaan rumah. Berikut ini pendapat dari salah satu informan Uk: “Tidak pernah mencampuradukkan urusan keluarga dan pekerjaan. Ada resiko bekerja, berusaha bekerja dengan baik tapi juga tidak meninggalkan keluarga, mintanya dilancarkan, bila ada kepentingan keluarga koordinasi dengan partner” Teman sejawat dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri pustakawan dalam bekerja karena hampir delapan jam setiap harinya berinteraksi di lingkungan kerja. Setiap orang mempunyai karakter yang berbeda-beda, ada yang bersikap biasa-biasa saja, ada yang mendukung, dan ada juga yang menimbulkan masalah pada diri pustakawan. Semua itu harus disikapi secara positif oleh pustakawan agar tidak mengganggu pustakawan dalam bekerja. 10 Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua informan mendapat dukungan dari teman sejawatnya dalam mengerjakan tugas kepustakawanan. Setiap informan merasa bahwa dirinya memperoleh dukungan yang besar dari teman sejawatnya. Kepedulian teman sejawatnya untuk memberikan pekerjaannya yang dapat diperhitungkan sebagai angka kredit sangat membantu bagi pustakawan yang akan mengajukan kenaikan pangkat. Pustakawan bahu-membahu agar setiap pustakawan memiliki rasa percaya diri sehingga mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan target kenaikan pangkat dapat tercapai. Ketika salah satu informan akan mengikuti lomba kepustakawanan atau membuat laporan penelitian, sikap teman sejawat mendukung dengan tidak mempermasalahkan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Mereka mengerti dan paham bahwa pustakawan dapat menunjukkan kompetensinya dengan mengikuti lomba dan kegiatan penelitian di samping mengerjakan tugas pokoknya sebagai pustakawan. Tenaga perpustakaan yang belum menjadi pustakawan dan teman dari unit lain di luar perpustakaan dapat menimbulkan gap dengan pustakawan apabila kedua belah pihak tidak dapat mengelola perbedaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar informan mendapat dukungan dari teman non- pustakawan. Kedua belah pihak saling mengerti dan menyadari pekerjaannya masing-masing. Pihak non-pustakawan memberi pekerjaan yang ada angka kreditnya kepada pustakawan, sedangkan pihak pustakawan membantu pekerjaan dari non-pustakawan. Pimpinan perpustakaan juga dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri pustakawan, misalnya dari segi kebijakan, pemberian kesempatan dan peluang, serta punishment and reward. Hal tersebut dapat mendukung pengembangan diri pustakawan atau dapat juga menghambat pengembangan diri pustakawan. Pimpinan yang mendukung pustakawan maka akan memberikan peluang dan kesempatan kepada pustakawan untuk mengembangkan diri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar informan berpendapat bahwa pimpinan memberi peluang kepada pustakawan untuk mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan. Pimpinan perpustakaan yang dapat menghambat pengembangan diri pustakawan antara lain disebabkan seringnya pergantian pimpinan perpustakaan dan pimpinan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Perpustakaan yang sering mengalami pergantian pimpinan perpustakaan dapat menghambat jalannya program-program perpustakaan dan tugas pustakawan karena pergantian pimpinan juga sering diikuti dengan pergantian kebijakan. Pimpinan perpustakaan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan juga sering menimbulkan masalah bagi pustakawan karena kurang memahami tentang fungsi dan peran perpustakaan dan pustakawan. Berikut ini pendapat salah satu informan Th: “Koordinatornya pasif, masa bodoh, dan bukan backgroundnya, serta tidak ada pembagian kerja yang jelas, ada yang overload, ada yang kurang pekerjaan. Kalau Pembantu Dekan dan Dekan apresiasif” Dari semua faktor yang mempengaruhi pengembangan diri pustakawan tersebut diketahui bahwa sebagian besar faktor-faktor tersebut mendukung pengembangan diri pustakawan untuk mencapai kemajuan, kecuali pada faktor teman non-pustakawan dan pimpinan yang kurang mendukung pengembangan diri dari beberapa informan. Dengan adanya dukungan pengembangan diri pustakawan maka akan mendukung pembentukan konsep diri yang positif. 11

D. Citra Diri Self Image Pustakawan