Harga Diri Self Esteem atau Rasa Bangga Pride Pustakawan

6 yang bekerja dengan hati yang senang dan tidak ada keterpaksaan maka akan mau dan mampu melaksanakan pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut sulit. Bekerja sepenuh hati dan ikhlas merupakan pemaknaan terhadap pekerjaan yang sangat bermakna. Dengan bekerja sepenuh hati dan ikhlas maka pustakawan akan menghasilkan kerja yang positif. Pustakawan yang memberikan pelayanan kepada pemustaka dengan sepenuh hati dan ikhlas maka akan memberikan kepuasan baik kepada pemustaka maupun pustakawan sendiri. Aktif dan mandiri dalam bekerja merupakan salah satu makna pekerjaan bagi pustakawan. Terkadang teman kerja maupun lingkungan kerja pustakawan tidak selalu mendukung pustakawan dalam melaksanakan pekerjaan. Pustakawan yang telah memiliki konsep diri yang positif, tidak terpengaruh dengan hal tersebut dan tetap bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan serta tidak menggantungkan pekerjaannya kepada orang lain. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua informan memaknai pekerjaannya tidak hanya sekedar untuk mencari nafkah, tetapi mereka bekerja dengan rasa senang, rasa syukur, ikhlas, sepenuh hati, aktif dan mandiri serta untuk kemanfaatan bagi pemustaka. Hal ini berarti bahwa semua informan sudah mempunyai konsep diri yang positif dalam memaknai pekerjaannya sebagai pustakawan. Hal tersebut juga mencerminkan sikap profesional sebagai pustakawan dalam melaksanakan pekerjaan. Sesuai dengan pendapat Kartosedono 2003, bahwa tanggung jawab utama pelaksanaan tugas pustakawan profesional dituntut adanya keikhlasan, kejujuran, dan pengabdian dalam melayani masyarakat pemakai perpustakaan, serta mempunyai tanggung jawab pada publik. Pustakawan profesional bekerja atas aturan etika profesional Suwarno, 2010

B. Harga Diri Self Esteem atau Rasa Bangga Pride Pustakawan

Menurut Kreitner 2005, self-esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Orang yang memiliki self- esteem yang tinggi dapat melihat diri mereka sendiri berharga, mampu dan dapat diterima. Orang yang memiliki self-esteem yang rendah memandang diri mereka sendiri dalam pemahaman yang negatif. Mereka tidak merasa yakin dengan diri mereka sendiri dan dipenuhi dengan rasa sanksi akan dirinya sendiri self-doubt. Elfiky 2011 berpendapat bahwa harga diri adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri. Penghargaan terhadap diri sendiri berhubungan dengan perasaan, apakah seseorang menerima dan menghargai diri sendiri atau tidak. Penghargaan terhadap diri sendiri akan mempengaruhi perilaku untuk melakukan kegiatan yang bersifat positif. Seseorang mampu berbuat hal penting, mencapai kemajuan dan mewujudkan rencana. Ia merasa bahwa hidupnya bermakna dan merasa sebagai bagian penting dalam masyarakat. Apa yang dilakukan bermanfaat dan penting. Menurut Simanjuntak 2012, rasa bangga Pride adalah keadaan dimana individu berusaha melakukan sesuatu secara mandiri dan akan mendapatkan kesenangan bila berhasil. Pustakawan hendaknya juga memiliki harga diri yang tinggi dan bangga diri yang positif agar dapat diterima dan dihargai oleh masyarakat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar informan mempunyai self-esteem yang tinggi dan bangga diri yang positif. Ada beberapa alasan yang membuat informan memiliki harga diri tinggi dan rasa bangga sebagai pustakawan: 1. Banyak kesempatan dan peluang yang didapat dari jabatan fungsional pustakawan dari pada pegawai dari jalur struktural, misalnya kesempatan naik pangkat lebih cepat, dapat mencapai golongan pangkat lebih tinggi, dan masa 7 kerja sampai 60 tahun, serta mempunyai kesempatan mengembangkan diri lebih banyak seperti seminar, diklat, workshop, menjadi presenter, mengajar, meneliti, dan studi lanjut. 2. Tidak semua pekerjaan pustakawan dapat dikerjakan oleh pegawai dari jalur struktural, seperti mengelola informasi, temu kembali informasi, dan sharing informasi bagi pemustaka yang membutuhkan. Untuk menjadi pustakawan harus mempunyai ilmu yang diperoleh dari jalur pendidikan ilmu perpustakaan maupun diklat ilmu perpustakaan. Selain dua alasan di atas, ada informan yang berpendapat bahwa sebagai pustakawan merasa malu apabila kemampuannya belum sesuai dengan harapan institusinya yakni mencapai standar internasional. Hal ini berarti informan tersebut tidak pernah merasa puas dengan apa yang dilakukan dan selalu ada keinginan untuk meningkatkan kualitas diri sehingga sesuai dengan harapan dan dapat membanggakan institusinya. Informan yang mempunyai harga diri yang tinggi atau bangga diri yang positif dapat membuktikan dan menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan kegiatan yang positif dan memperoleh prestasi yang membanggakan. Kegiatan positif tersebut antara lain mampu menulis baik untuk presentasi maupun untuk dimuat di berbagai media, mampu presentasi atau tampil di depan umum baik di tingkat lokal, nasional maupun regional, dipercaya untuk mewakili pustakawan pada pertemuan di tingkat internasional, mampu melakukan penelitian yang didapat melalui kompetisi hibah, mampu mengajar dan membimbing, mampu memandu pameran, memenangkan lomba kepustakawanan, mampu berkompetisi dan memenangkan berbagai hibah maupun call papper. Dengan berbagai kemampuan tersebut berarti mereka sudah mempunyai self-esteem yang tinggi. Informan yang memiliki self-esteem yang kurang tinggi merasa kurang bangga sebagai pustakawan. Rasa kurang bangga sebagai pustakawan ditunjukkan dengan kurangnya semangat untuk mengembangkan diri. Mereka juga belum mampu menunjukkan prestasinya. Walaupun demikian mereka tetap mempunyai semangat dalam bekerja. Pustakawan yang mempunyai self-esteem yang tinggi dan bangga diri yang positif akan membuat dirinya memiliki percaya diri tinggi sebagai pustakawan. Menurut Solomon 2009 bahwa kepercayaan diri merupakan contoh dari salah satu atribut konsep diri yaitu nilai positif. Seseorang dapat mempunyai kepercayaan diri tinggi atau mempunyai kepercayaan diri rendah. Lebih lanjut Solomon juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan dan lingkungan serta keahlian dan kemampuan seseorang akan mempengaruhi kepercayaan seseorang. Semakin baik pendidikan seseorang akan semakin meningkatkan rasa percaya diri dari orang yang bersangkutan Sumarwan, 2011. Dengan modal pendidikan baik formal maupun non formal maka pustakawan akan mempunyai keterampilan, pengetahuan dan wawasan. Apabila pustakawan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas, lingkungan yang mendukung, mempunyai keahlian dan kemampuan maka akan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Pustakawan yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi dan siap bersaing di era persaingan bebas. Berikut ini hasil penelitian tentang kepercayaan diri pustakawan dilihat dari pendidikan, lingkungan, kemampuan dan keahlian serta prestasi informan. Ada informan dengan latar belakang pendidikan SLTA dan menjadi pustakawan melalui jalur in passing, tetapi informan tersebut selalu aktif dalam bekerja sehingga dari pengalaman dan kemampuannya membuat percaya dirinya tinggi. Tetapi ada informan yang mempunyai latar belakang pendidikan ilmu 8 perpustakaan, namun kurang mempunyai percaya diri, hal ini karena ilmunya tidak dikembangkan di tempat kerja. Selain itu juga kurang memiliki motivasi untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri sehingga belum mempunyai prestasi yang membanggakan. Dari hasil penelitian tersebut berarti bahwa pendidikan yang lebih baik yang seharusnya dapat menambah kepercayaan diri pustakawan tetapi apabila tidak dikembangkan di tempat kerja maka tidak menambah rasa percaya diri pustakawan. Beberapa informan mempunyai rasa percaya diri tinggi walaupun secara kelembagaan kurang mendukung kerja seorang pustakawan tetapi tetap semangat dalam bekerja. Dari kenyataan tersebut berarti bahwa informan yang sudah mempunyai rasa percaya diri yang tinggi tidak terpengaruh oleh lingkungan yang tidak mendukung dan tetap semangat dalam bekerja, apalagi apabila lingkungan mendukung tentu akan dapat menambah percaya diri pustakawan. Ada juga informan yang mempunyai percaya diri tinggi tetapi beliau hanya mementingkan pekerjaan di dalam kantor saja, dan kurang sependapat apabila pustakawan hanya mementingkan pengembangan diri ke luar. Keyakinan tersebut membuatnya kurang termotivasi untuk mengembangkan diri sehingga juga belum dapat menunjukkan prestasinya. Dilihat dari kemampuan dan prestasi yang diraih, beberapa informan memiliki rasa percaya diri tinggi karena telah menghasilkan berbagai prestasi yang membanggakan. Di antara informan tersebut termasuk mempunyai pecaya diri yang sangat tinggi karena hampir setiap tahun, mulai tahun 2008 sampai 2012 selalu mempunyai prestasi yang membanggakan baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional. Hal ini berarti bahwa informan tersebut sudah mampu bersaing di era persaingan bebas. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar informan mempunyai percaya diri tinggi. Informan yang mempunyai percaya diri tinggi mempunyai nilai-nilai positif, yaitu mempunyai semangat dalam bekerja, bangga menjadi pustakawan, menikmati pekerjaanya, senang melakukan tugas, lebih menekankan kepada kemanfaatan bagi pemustaka, selalu aktif mengikuti dan melakukan berbagai kegiatan kepustakawanan, dan mengikuti studi lanjut baik dengan biaya sendiri maupun dari kesempatan beasiswa, minimal ada keinginan dan berencana akan studi lanjut walaupun belum terlaksana. Informan yang memiliki nilai-nilai positif karena mempunyai percaya diri yang tinggi maka akan dipercaya oleh atasannya untuk memegang suatu tanggung jawab yang lebih besar. Sedangkan informan yang mempunyai percaya diri rendah memiliki beberapa hal yang bernilai negatif yaitu memperlambat kenaikan pangkat dan jabatan sambil menunggu waktu hingga saatnya masa pensiun tiba, tidak mempunyai target dalam kenaikan pangkat dan jabatan, malas mencatat kegiatan untuk menghitung angka kredit, takut atau tidak mau memanfaatkan kesempatan dan tantangan yang ada seperti tawaran studi lanjut, mengajar, maupun kompetisi kepustakawanan, mementingkan bekerja di dalam kantor dan enggan untuk mengembangkan diri, kurang bangga menjadi pustakawan, tidak ada keinginan untuk studi lanjut dengan alasan keluarga seperti masih mempunyai anak yang masih kecil dan alasan ekonomi. Selain itu juga kurang dipercaya oleh atasannya untuk memegang suatu tanggung jawab.

C. Pengembangan Diri Extention Self