C. Kondisi Sosial Ekonomi
Pada sektor ekonomi, masyarakat Dongos mayoritas bergerak dalam bidang industri mebel hampir 35 jumlahnya. Sedangkan yang bergerak
dalam bidang pertanian hanya sekitar 20 , yang bergerak sebagai buruh tani sekitar 40 , dan sisanya bertumpu pada sektor dagang dan pegawai negeri
sipil PNS Kecamatan Kedung dalam Angka tahun 1999. Walaupun dalam sektor ekonomi dapat dikatakan masih relatif rendah, demikian juga dalam
sektor pendidikan kurang diperhatikan, banyak usia sekolah yang terlibat dalam dunia kerja. Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dan
mereka menganggap bahwa sekolah kurang ada manfaatnya, lebih bik bekerja dan menghasilkan uang. Kondisi inilah yang mencerminkan ketimpangan
sosial sehingga mobilitas sosial terhambat. Sebagai mana yang terdapat dalam tabel di bawah ini, buruh tani merupakan peringkat pertama sebagai mata
pencaharian masyarakat Dongos dibanding dalam bidang industri.
Tabel 3 Komposisi Penduduk Desa Dongos Menurut Mata Pencaharian
No Jenis Mata
Pencaharian Jumlah Persen
1. Petani 704
19,07 2. Buruh
Tani 1492
40,41 3. Penggalian
5 0,14
4. Industri 1280
34,67 5. Perdagangan
106 2,87
6. Konstruksi 82
2.22 7. Angkutan
12 0,32
8. PNS 11
0,3 Sumber: Olahan terhadap data dari Kecamatan Kedung Dalam
Angka Tahun 1999.
Ekonomi penduduk Desa Dongos sebagian besar bergantung dari hasil pertanian, dan ditopang dari hasil industri. Selanjutnya pada tahun-tahun
berikutnya orientasi ekonomi masyarakat Dongos tidak cenderung pada sektor pertanian, tetapi pada sektor wiraswasta mebel ukir. Hingga sampai
sekarang profesi sebagian besar masyarakat Dongos adalah bidang kerajinan ukir. Keadaan ini telah berlangsung lama dan dijadikan kebanggaan sendiri
bagi orang Dongos. Namun demikian, sebagai akibat perkembangan ekonomi global dan
nasional, Dongos mengalami ekspansi kapital yang masif. Ekspansi kapital ini terlihat dengan gencarnya pembangunan unit-unit usaha ukir dengan pemilik
dan modal asing. Kondisi seperti ini telah menggeser unit-unit usaha tradisional, terjadi ketimpangan yang menimbulkan kecemburuan ekonomi
dan ketegangan antar kelompok. Akibat ekspansi kapital ini, masyarakat Dongos juga mengalami
guncangan-guncangan lian, baik yang bersifat ekonomi, dan akibat-akibatnya dalam hubungan politik, sosial, maupun budaya, karena ketidaksiapan
masyarakat untuk menerima perubahan tersebut. Secara ekonomi, karena sifat perubahan itu sendiri berpihak kepada pemilik modal besar, ekspansikapital
itu menimbulkan perkembangan yang timpang dan tidak merata. Ketimpangan ini dapat diliht dari sistem ekonomi pasar, masyarakat Dongos
demikian makmur karena bisnis mebel dan furnitur merambah pada manca negara. Kenyataan ini menimbulkan kecemburuan antara buruh dan
pengusaha industri ukir. Ketika ketidakadilan berlangsung lama, kemudian adanya ketimpangan dalam bidang ekonomi tersebut, akan mudah muncul
kelompok dalam masyarakat yang rentan terhadap konflik.
BAB III KERUSUHAN DONGOS DAN FAKTOR PENYEBABNYA