Manfaat Teoretis Hakikat Kemampuan Menulis Puisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 10

1. Manfaat Teoretis

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi dan motivasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa Siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi dan keaktivan siswa dalam proses pembelajaran bertambah. Selain itu, menanamkan pada siswa bahwa belajar sastra bukanlah suatu hal yang sulit serta membosankan melainkan sesuatu yang menyenangkan sehingga motivasi belajar sastra siswa meningkat. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru terhadap model-model inovatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih inovatif dan memberi solusi atas kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi. c. Bagi sekolah Penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran pada sekolah dalam rangka perbaikan cara belajar untuk meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan profesional guru. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 11

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERRPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori Pada bab II ini didiskripsikan mengenai variabel-variabel penelitian meliputi: 1 hakikat kemampuan menulis puisi 2 hakikat puisi, 3 hakikat model Pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture.

1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi

Pembahasan tentang hakikat menulis diuraikan dalam empat bagian. Keempat bagian terrsebut antara lain : a pengertian kemampuan; b pengertian menulis; c tujuan menulis; d menulis kreatif sastra; e menulis kreatif puisi. a. Pengertian Kemampuan Kemampuan atau kompetensi adalah suatu keterampilan untuk mengeluarkan sumber daya internal atau bakat dalam diri seseorang yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.Kemampuan atau kompetensi diartikan sebagai suatu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak Depdiknas, 2003: 5. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Bernard Weiner 2006: 73 bahwa diskusi kompetensi, yang dilihat sebagai sinonim dengan kemampuan dan sering menganggapnya struktur keseluruhan, dengan bagian atau komponen, yang diukur dan digunakan untuk memprediksi belajar dan kinerja. 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 12 Sementara itu, hasil belajar atau pengalaman belajar dapat diistilahkan sebagai keterampilan dan kemampuan kompetensi. Kedua istilah ini selalu tumpang tindih dalam penggunaannya. Ella Yulaelawati 2004: 16. menjelaskan bahwa kemampuan merujuk pada pengetahuan fundamental, keterampilan, dan pembawaan perilaku berkaitan pada keadaan seseorang dalam menunjukkan pemilikan suatu kompetensi. Hal senada diungkapkan oleh Nurhadi dan Agus G.S. 2003: 15 menyebutkan bahwa kemampuan kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pengertian tentang kompetensi yang lain dikemukakan oleh Andrew J. Elliot 2006: 5 kompetensi dapat didefinisikan sebagai kondisi atau kualitas efektivitas kemampuan, kecukupan, atau keberhasilan. Sesuai dengan hal tersebut, Mulyasa 2007: 215 menegaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai suatu kompetensi seseorang dalam penguasaan suatu aspek keterampilan mendengarkan , berbicara, membaca, dan menulis. Senada dengan pendapat tersebut, dinyatakan oleh Oliver C. Schultheiss 2006: 42 bahwa kompetensi adalah konsep yang multifaset dapat mengacu pada keterampilan dan kemampuan seseorang yang telah dikembangkan, sejauh mana orang tersebut efektif dalam dirinya atau transaksi dengan lingkungan, dan bagaimana seseorang berhasil melakukan. Berbagai definisi kemampuan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan lebih luas cakupan pengertiannya daripada keterampilan. Kemampuan ini lebih perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 13 mudah diukur dibandingkan dengan keterampilan. Selain itu, kemampuan menggambarkan perilaku belajar yang terkini karena diadopsi sebagai model kurikulum mutakhir, yaitu KBK 2004 dan KTSP. Berdasarkan deskripsi berbagai teori atau konsep tentang kemampuan maka dapat disintesiskan bahwa kemampuan kompetensi adalah sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta pekerjaan seseorang. b. Pengertian Menulis Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Selanjutnya Imron Rosidi 2009: 2 mengatakan menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca.Senada dengan pendapat tersebut Lasa 2005: 7 menyatakan bahwa menulis merupakan proses menuangkan gagasan dan pemikiran dengan sistem tertentu dalam bentuk tulisan. Kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu siswa berlatih berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah. Masih menurut Imron Rosidi 2009: 3 dengan menulis, seseorang siswa mampu mengkonstruk berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimiliki dalam bahasa tulis, baik dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, cerpen, puisi dan lain-lain. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 14 Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut Tarigan, 1986: 21. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca. Komunikasi terjadi apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang grafik yang digunakan untuk menulis. The Liang Gie dalam St. Y. Slamet, 2009: 28 menyamakan menulis dengan mengarang. Diungkapkan menulis arti pertama ialah pembuatan huruf, angka, nama, sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti sama dengan mengarang, Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, karena keterampilan menulis lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi sustu gagasan alenia. Kegiatan kepenulisan di atas sangat terkait dengan penalaran. Penalaran reasoning adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan Moeliono, dalam St.Y.Slamet, 2009: 97. Keterampilan menulis Byrne 1979 dalam St.Y.Slamet, 2009: 98 pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 15 melainkan keterampilan menulis adalah kemmapuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Keterampilan menulis ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata serta yang lainnya St.Y.Slamet, 2009: 107. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling kompleks, yang menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Keterampilan menulis mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, kemampuan memilih kata, dan sebagainya. Senada dengan pendapat tersebut, Mary S. Lawrence yang dikutip oleh St.Y. Slamet menyatakan bahwa menulis adalah mengkomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis. Lebih lanjut, menurut St.Y. Slamet 2009: 97 menulis adalah: “Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.” Diungkapkan pula oleh Atar Semi 1990: 8 bahwa menulis adalah pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Proses perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 16 menulis membantu siswa belajar dengan meniru metode yang digunakan oleh penulis professional Winebrenner, Susan, 1996: 119. Imron Rosidi 2009: 3 menyatakan bahwa fungsi dari menulis adalah sebagai salah satu bentuk berpikir yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain pembaca berpikir. Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh karena pada prinsipnya, hasil menulis yang paling utama adalah dapat menyampaikan pesan penulis yang dituangkan melalui tulisannya. Berdasarkan deskripsi berbagai teori atau konsep tentang menulis dapat disintesiskan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, berupa penuangan ide atau gagasan yang mencakup berbagai kemampuan yang dituangkan melalui tulisan. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dituangkan dalam tulisan.

c. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menurut Tarigan 2008:24 menulis mempunyai 4 tujuan , yaitu : untuk mengekspresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mengajak pembaca serta untuk menghasilkan karya sastra. Sehubungan dengan kegiatan menulis itu mengemukakan bahwa tujuan menulis secara umum adalah untuk menginformasikan, meyakinkan, mengekspresikan diri, dan untuk menghibur. Tujuan informasi terkait dengan kegiatan menggambarkan suatu peristiwa atau pengalaman, menguraikan konsep, dan mengembangkan gagasan baru. Tujuan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 17 ekspresi terkait dengan kegiatan pengamatan terhadap orang, objek, tempat dan mungkin memasukkan kegiatan memperkirakan serta menginterpretasikan sesuatu. Tujuan menghibur ini sering digunakan untuk hiburan dan kesenangan, atau sebagai kegemaran termasuk menulis puisi. Tujuan persuasif terkait dengan latar belakang informasi, fakta, dan contoh-contoh untuk mendukung pandangan seseorang dalam menulis puisi. Berbeda dengan pendapat di atas, Hartig dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25-26 memaparkan tujuan menulis sebagai berikut: 1 Tujuan penugasan assigment purpose . Tujuan ini tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu hanya karena mendapat tugas untuk menulis. 2 Tujuan altruistik altruistic purpose . Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaaan para pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup poembaca lebih mudah, dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan altruistik adalah kunci keterbatasan suatu tulisan. 3 Tujuan persuasif persuasif purpose . Tulisan yang bertujuan menyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang ditulis dan diucapkan. 4 Tujuan Informasional informational purpose . Tulisan yang bertujuan memberikan informasi kepada pembaca. 5 Tujuan pernyataan diri self- expresif purpose . Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang penulis kepada pembaca. 6 Tujuan kreatif creative purpose . Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nila-nilai kesenian. 7 tujuan pemecahan masalah problem solving purpose. Tulisan yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 18 Tujuan menulis menurut Gorys Keraf 2001: 38 adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran yang jelas dan efektif kepada para pembaca. Sedangkan Dietch 2003: 4 mengungkapkan bahwa ada tujuan umum dan tujuan khusus menulis. Pada dasarnya sebuah penulisan ada kalanya tidak hanya mencakup satu tujuan, karena sering terlihat tujuan-tujuan seperti yang telah disebut di atas bertumpang tindih dalam satu tulisan. Bahkan seorang penulis bisa membuahkan tulisan dengan tujuan-tujuan selain yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi, dalam satu tulisan pasti ada satu tujuan yang dominan. Tujuan yang dominan itulah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut. Imron Rosidi mengingatkan bahwa seorang penulis setidak-tidaknya memperhatikan tiga hal dalam tulisan yaitu: 1 unsur informatif, 2 unsur pendidikan, dan 3 unsur hiburan 2009: 4. Di halaman yang sama, disebutkan bahwa sebuah tulisan yang baik harus disesuaikan dengan berbagai situasi, yaitu: 1 tujuan penulis perubahan yang diharapkan terjadi pada diri pembaca, 2 keadaan dan tingkat kemampuan pembaca kelompok usia, terpelajartidak terpelajar, pebinis atau bukan, dan 3 keadaan yang terlibat dalam penulisan waktu, tempat, kejadian atau peristiwa, masalah yang memerlukan pemecahan, dan sebagainya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa tujuan menulis adalah untuk menginformasikan, menghibur, mengekspresikan diri, serta mampu mengkomunikasikan ide ataupun pesan melalui tulisan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 19

d. Menulis Kreatif Sastra

Menurut Sarumpaet dalam Tjahjono Widijanto, 2007: 68 mengemukakan bahwa hakikat penulisan sastra adalah pengungkapan tabir dengan susunan kata yang kaya dengan imajinasi. Menulis kreatif sastra merupakan kegiatan produksi dalam apresiasi sastra yang dimulai dari proses membaca, merespon, menikmati lalu mencipta. Tjahjono 2007: 69 mengemukakan bahwa menulis kreatif merupakan kegiatan yang dapat mendorong anak-anak untuk menggunakan segala yang telah dimiliki seperti gagasan, kesan, perasaan, harapan, gambaran, dan bahasa yang dikuasai. Menulis kreatif adalah pengungkapan pikiran yang mengalir dari pikiran seseorang ke selembar kertas. Pendapat tersebut mengemukakan bahwa menulis kreatif perlu dilatihkan kepada anak untuk dapat mengembangkan bakat dan potensi dirinya. Pada dasarnya menurut Rhodes dalam Suwardi Endraswara 2003: 217-218 ada empat proses kreatif dalam menulis, yaitu 1 preparasi persiapan, yaitu tahap pemunculan ide; 2 inkubasi, yaitu tahap pematangan atau pengolahan ide, atau orang sering menyebut “pengeraman ide”; 3 iluminasi, yaitu tahap mengungkapkan ide atau pengekspresian; 4 verifikasi, yaitu tahap untuk memacu kreativitas. Menulis kreatif sastra sebagai kegiatan kreatif produktif mempunyai beberapa manfaat. Percy dalam Tjahjono, 2007: 68 mengemukakan enam manfaat menulis kreatif sastra yaitu, 1 sebagai alat untuk mengungkapkan diri, 2 sebagai alat untuk memahami, 3 sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan dan kebanggaan diri, 4 sarana untuk meningkatkan kesadaran dan persepsi tentang lingkungan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 20 seseorang, 5 sarana untuk terlibat secara aktif dalam suatu hal, dan sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan berbahasa.

e. Menulis Puisi

Dalam KBK yang kemudian disempurnakan dalam KTSP, kompetensi dasar yang merujuk pada kemampuan menulis puisi juga diajarkan. Kegiatan menulis puisi pada dasarnya adalah kegiatan yang bersifat produktif kreatif yang melalui sebuah proses yang dinamakan proses kreatif. Menulis kreatif puisi perlu dilatihkan kepada siswa agar dapat memiliki jiwa yang peka dan dapat berempati dengan lingkungan. Menurut Endraswara 2003: 220- 223 penciptaan atau penulisan puisi dapat diawali dalam beberapa proses. Proses tersebut adalah 1 penginderaan, 2 perenungan, 3 memainkan kata. Banyak orang berpendapat bahwa menulis puisi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berbakat. Pernyataan ini tidak mutlak benar karena sejumlah penyair menyatakan bahwa keberadaannya sebagai penyair adalah efek dari proses kreatif dan latihan. Bakat tidak ada artinya tanpa kreativitas dan latihan . Dalam pembelajaran menulis puisi, tentunya siswa tidak langsung bisa melahirkan puisi yang berkategori bagus. Pada awal-awal pembelajaran siswa banyak mengalami kesulitan dan menemui hambatan. Di sinilah siswa perlu mendapat bimbingan dan latihan tahap demi tahap, agar potensi kreativitas berkembang. Dengan demikian siswa mampu mengembangkan kreativitasnya dalam menulis puisi dengan mempertimbangkan aspek pribadi, motivasi, proses, dan produk dalam pembelajaran. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 21 Suwardi Endraswara mengemukakan ada enam langkah untuk berlatih menulis puisi yang diberi nama Langkah Enam-M, yaitu 1 melatih tanggap sasmita , 2 menangkap ilham, 3 memunculkan kata pertama, 4 mengolah kata, 5 memberi vitamin, dan 6 menyeleksi kata 2007: 224-229. Secara umum, kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis puisi menurut Tjahjono 2007: 71 berupa 1 siswa mengalami kesulitan untuk menemukan ide, 2 siswa kesulitan menemukan kata-kata pertama dalam puisinya, 3 siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide puisi karena minimnya kosa kata, 4 siswa kesulitan menulis puisi karena tidak atau belum terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran, dan imajinasinya dalam puisi, dan 5 terdapatnya teori yang salah kaprah dalam menulis puisi yang harus berangkat dari tema. Kendala-kendala tersebut muncul karena pada saat pembelajaran menulis puisi, siswa lebih banyak diberikan ceramah tentang teori puisi bukan praktik menulis puisi. Siswa belum diberi bimbingan dalam menulis puisi secara utuh, runtut, dan bertahap, padahal pembelajaran menulis puisi perlu disikapi sebagai sebuah proses dan juga sebagai produk. Barbara Howes 1973:79 menyatakan bahwa menulis puisi memerlukan banyak waktu dan dituangkan dalam tulisan. Sementara itu, J.V. Cunningham 1973: 83 berpendapat puisi dapat dianggap dalam berbagai cara, salah satu cara kebiasaan berpikir itu kualitas puisi-puisi yang ditulis. Untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan optimal dalam membelajarkan menulis sastra puisi, yang dilakukan oleh guru adalah “membumikan” tujuan kurikulum itu sehingga pengajaran menulis sastra tampil perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 22 dimata siswa sebagai sebuah kegiatan rekreatif, “main-main”, santai, rileks Tjahjono W., 2007: 72. Pendek kata ditumbuhkan lebih dulu pada diri siswa bahwa apresiasi dan menulis sastra sebagai suatu pekerjaan yang gampang, santai, dan biasa-biasa saja, serta semua yang nanti ditulis semuanya sah, dan tidak ada yang salah. Demikian pula penafsiran dan pendapat yang diperoleh dari membaca sebuah teks sastra benar dan syah-syah saja. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Ada saat-saat tertentu yang pengucapan batin dengan puisi dan saat-saat lain yang menuntut pengucapan batin dengan bentuk prosa. Bahasanya, selain indah juga padat, artinya kata-kata yang digunakan mewakili banyak pengertian. Pilihan vokal atau konsonan juga sesuai dengan estetika Herman J. Waluyo, 2005: 15. Berdasarkan paparan tentang konsep menulis puisi dapat disintesiskan bahwa menulis puisi merupakan kegiatan produktif kreatif melalui sebuah proses yang dinamakan proses kreatif. Proses tersebut adalah 1 penginderaan, 2 perenungan, 3 memainkan kata. Puisi diciptakan dengan bahasa yang indah dan dipadatkan.

2. Hakikat puisi a. Pengertian Puisi