commit to user
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Umum Pada PT. Sinar Sosro Ungaran
1. Kondisi Umum Perusahaan
a. Lokasi dan Keadaan Alam Sekitar
PT. Sinar Sosro Ungaran SSU terletak di Jl. Raya Semarang- Bawen Km. 28 Bergas, Kabupaten Semarang. Lokasi pabrik terletak
750 m di atas permukaan laut serta berada di sentra industri dengan luas areal 6 hektar 1 hektar untuk kantor dan pabrik dan 5 hektar
untuk areal jalan dan taman. adapun batas-batas pabrik ini adalah sebagai berikut :
Utara : Perkampungan Desa Kenangkan
Selatan : Sawah dan perkebunan tebu
Barat : Perkampungan Bergas Kidul
Timur : Jalan Raya Semarang-Bawen dan perkampungan
Lokasi PT. Sinar Sosro ini terbilang cukup strategis, karena letaknya yang berada di tepi jalan raya, sehingga lebih memudahkan
perhubungan dan transportasi. Di samping itu, letaknya yang berada didekat Semarang, dimana Semarang merupakan ibu kota Jawa
Tengah, sehingga memberi kemudahan dalam distribusi bahan baku dan pendistribusian produk ke daerah-daerah pemasaran, antara lain
wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Jika ditinjau secara umum, PT. Sinar Sosro terdiri dari pabrik dan office. Bangunan pabrik berupa ruang pengolahan, ruang suku
cadang, dan gudang penyimpanan. Ruang pengolahan terdiri dari ruang Water Treatment, kitchen dan bottling. Sedangkan ruang
penyimpanan ada beberapa jenis, yaitu gudang induk penyimpanan bahan baku, gudang bahan pembantu, gudang harian dan gudang PB
Peti Botol : gudang botol-botol kosong, gudang PI Peti Isi : gudang
commit to user
produk akhir sebelum didistribusikan. Untuk office, terdapat beberapa kantor untuk tiap-tiap departemen, di samping itu juga terdapat
laboratorium kimia dan mikrobiologi di selatan ruang produksi. Di bagian belakang pabrik terdapat ruang atau bangunan untuk
mesin atau peralatan mekanik. Ruangan tersebut terdiri dari ruang panel-panel, ruang boiler, ruang genset, ruang suku cadang, ruang air
kompresor, dan water treatment plant. Di samping itu juga terdapat ruang bengkel, ruang istirahat pekerja borongan, dan ruang istirahat
sopir. Di PT. Sinar Sosro Ungaran juga terdapat kantin yang terletak di Barat ruang pengolahan, dan juga ruang workshop, auditorium, studio,
dan koperasi. PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki kantor utama berlantai dua,
sepuluh unit ruang satpam, masjid dan mushola, ruang loker bagi yang magang dan ruang loker karyawan, dan toilet di beberapa bangunan.
Di bagian depan sebelum pos satpam induk terdapat Waste Water Treatment dan tempat penanganan limbah padat serta di beberapa
bagian terdapat taman-taman dengan penataan yang cukup baik.
b. Sejarah Umum Perusahaan
Awalnya keluarga Sosrodjojo merintis usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi.
Teh ini diperkenalkan pertama kali dengan merk Cap Botol.
Ekspansi Bisnis
Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati Cap Botol diperkenalkan di Jakarta dengan promosi “Cicip Rasa”. Dimana sistem ini dilakukan
secara terkoordinir oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan peralatan
menyeduh teh serta alat propaganda seperti memutar lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan masa. Setelah terkumpul masa
yang cukup banyak, maka penonton yang datang tersebut dibagikan
commit to user
teh wangi melati secara cuma-cuma. Selain itu, ada staf yang mendemokan cara menyeduh teh sebelum dibagi-bagikan. Hal ini
dilakukan agar penonton yang datang percaya dan yakin bahwa teh yang dihasilkan adalah bemutu dan berkualitas. Namun teknik
menyeduh langsung di tempat keramaian itu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga terkesan tidak efektif. Pengunjung
yang awalnya tertarik untuk melihat secara langsung proses penyeduhannya, saling berhamburan pergi meninggalkan tempat
promosi karena merasa tidak sabar dan terlalu lama. Untuk memperbaiki kendala-kendala itu, maka pihak Sosrodjojo
mempunyai gagasan untuk menyeduh teh di kantor sebelum dibawa ke keramaian. Dimana teh yang telah diseduh ditempatkan di panci-panci
untuk kemudian dibawa ke keramaian dengan menggunakan mobil. Namun ternyata teknik ini juga mengalami kendala, yaitu air teh yang
dibawa dalam panci banyak yang tumpah sewaktu dalam perjalanan, karena kondisi jalan pada saat itu belum sebaik sekarang. Sehingga
setibanya di keramaian, teh yang akan dipromosikan telah berkurang banyak. Dan akhirnya ditempuh jalan lain, yaitu teh yang telah diseduh
dikemas pada botol-botol bekas kecap atau sirup yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, teh yang telah dikemas dibawa
ke keramaian untuk dilakukan promosi “Cicip Rasa”. Ternyata teknik ini berhasil dan akhirnya dipakai selama bertahun-tahun.
Setelah dipakai selama bertahun-tahun, munculah gagasan untuk menjual air teh siap minum dalam kemasan botol pada tahun 1969
dengan merk Teh Botol. Baru awal tahun 1970, usaha teh siap minum dalam kemasan botol ini dimulai dengan usaha home industry dan
diberi merk Teh Botol Sosro. Merk tersebut diambil dari nama keluarga Sosrodjojo. Disamping itu, kemunculan desain botol pertama
adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah selama dua tahun. Pada tahun 1972 digunakan desain kedua dan juga bertahan
selama dua tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1974 didirikan PT.
commit to user
Sinar Sosro di kawasan ujung menteng, dan berubah pula desain botol yang bertahan hingga kini. Pabrik tersebut merupakan pabrik teh botol
siap minum yang pertama di Indonesia dan di dunia.
Pendiri Group Sosro
Pendiri utama dari Group Sosro ini adalah Bapak Sosrodjojo almarhum. Dimana perusahaan ini bermula dari usaha keluarga
Bapak Sosrodjojo di Slawi, Jawa Tengah. Beliau adalah generasi pertama, dengan lokasi pemasaran yang masih sempit yaitu sekitar
Slawi dan Tegal-Jawa Tengah. Kemudian bisnis ini berkembang dan diteruskan oleh beberapa keturunannya yang disebut sebagai generasi
kedua, yaitu: 1.
Bapak Soemarsono Sosrodjojo almarhum 2.
Bapak Soegiharjo Sosrodjojo 3.
Bapak Soetjipto Sosrodjojo 4.
Bapak Soerjanto Sosrodjojo Pada generasi kedua inilah mulai dirintis inovasi teh siap minum
dengan pendistribusian secara nasional dan berkantor di kawasan Cakung-Bekasi. Pada era 90-an, bisnis keluarga Sosrodjojo telah
memasuki generasi ketiga dengan pengembagan usaha minuman ke berbagai variasi cita rasa, pangsa pasar, benefit dan kemasan. Setelah
itu, cakupan distribusi produknya telah merambah ke kawasan Internasional dengan kantor usaha tetap di Cakung.
Perkebunan
PT. Sinar Sosro juga memiliki perkebunan untuk mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan yang diharapkan. Perkebunan itu
terdapat antara lain di daerah Barat, yaitu : -
Garut, dengan luas 455 hektar, ketinggian 1.000 – 1.250 meter di atas permukaan laut.
commit to user
- Tasikmalaya, dengan luas 732 hektar, ketinggian 800 – 950 meter
di atas permukaan laut. -
Cianjur, dengan luas 400 hektar, ketinggian 1.000 – 1250 meter di atas permukaan laut.
Distribusi Nasional – Internasional
Daerah pemasaran PT. Sinar Sosro sampai saat ini telah tersebar hampir di setiap daerah di penjuru Indonesia. Dimana pada masing-
masing daerah terdapat kantor distribusi wilayah. Sehingga dapat dengan mudah mendistribusikan produk-produk Sosro hingga ke
daerah-daerah kecil. Untuk wilayah Internasional, produk-produk Sosro telah di ekspor ke beberapa wilayah ASEAN, di benua Australia,
dan di Timur Tengah kemasannya berupa kaleng.
Sertifikasi Produk
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menjamin mutu produk tetap terjaga, maka Sosro telah melakukan langkah sertifikasi
produk, yaitu label HALAL dari MUI 1996, pemenuhan kualitas pengolahan dan produknya terjaga dengan ISO 9002 : 2000, GMPs
dari Gubernur Tk.I Jawa Tengah 1997, dan Zero Accident Award kecelakaan nihil dari presiden RI tahun 1997 . Sehingga diharapkan
dengan adanya beberapa jaminan tersebut, dapat meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Sosro.
Filosofi Sosro
Keluarga Sosrodjojo memiliki sebuah filosofi dalam bisnisnya, yaitu “Niat Baik”. Dimana diartikan, bahwa produk-produk Sosro
tidak membahayakan kesehatan, hal ini diterapkan dengan melakukan proses pengolahan teh awalnya teh botol sosro tanpa adanya bahan
pengawet, tanpa pemanis buatan dan tanpa pewarna buatan. Di samping tidak membahayakan kesehatan, niat baik Sosro juga ramah
commit to user
lingkungan. Dimana sisa-sisa pengolahan teh ditangani dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan, antara lain botol-botol yang
pecah dikirim kembali ke pabrik gelaskaca untuk didaur ulang, begitu pula untuk crown tutup botol dikirim ke pabrik metal, untuk ampas
teh diolah sedemikian rupa hingga menjadi kompos, dan air limbahnya diolah untuk dikembalikan ke alam.
Perkembangan Perusahaan
Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera, antara lain :
a. Pabrik Produk Teh dari Sosro berada di Cakung-Jakarta,
Pandeglang-Jawa Barat, Ungaran-Jawa Tengah, Surabaya-Jawa Timur, Medan-Sumatera Utara, Palembang-Sumatera Selatan,
Tambun-Bekasi, Cibitung-Jawa Barat, dan Gianyar-Bali, Mojosari- Jawa Timur.
b. Pabrik peracikan teh kering dan teh Wangi Melati di Slawi-Jawa
Tengah. Yang pada awalnya PT. Sinar Sosro ini hanya memproduksi
minuman botol yang berbasis teh saja. Namun dengan berkembangnya dunia industri, maka PT. Sinar Sosro mengupayakan terobosan-
terobosan baru dibidangnya. Adapun beberapa jenis produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro yaitu :
commit to user
Tabel 4.1 Produk-Produk dari PT. Sinar Sosro
Nama Merk Dagang
Jenis Kemasan
Teh Botol Sosro TBS
Minuman berbahan dasar Teh
Botol kaca 220 ml, sekarang tersedia dalam kemasan
Pouch.
Fruit Tea FT
Minuman berbahan dasar Teh dan beberapa bahan
untuk memberi flavour buah
Botol kaca 235 ml, kaleng, tetra pack, dan sekarang juga
tersedia dalam kemasan pouch.
S -Tee Hampir sama dengan
TBS, hanya saja berbeda bahan dasarnya
Kemasan botol kaca 318 ml.
Prim-A Air Mineral
Botol plastik, cup, dan gallon.
Happy jus Jus rasa buah
Tetra pack Tebs Minuman
teh berkarbonasi
Botol kaca 235 ml dan kaleng
Joy Tea Minuman teh hijau
Botol kaca 235 ml.
c. Visi dan Misi Perusahaan
¾ Visi
Visi PT. Sinar Sosro Ungaran adalah menjadi perusahaan air minum yang dapat melepaskan dahaga konsumen kapan saja,
dimana saja, serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak terkait Total Beverage Company.
¾ Misi
Misi dari PT. Sinar Sosro Ungaran adalah : 1.
Membangun merk Sosro sebagai merk teh yang halal, berkualitas dan unggul.
2. Melahirkan merk dan produk minuman baru baik yang berbasis
teh maupun non teh dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing.
commit to user
3. Memimpin dan membangun jaringan distribusi.
4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan
jangka panjang baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan.
5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin
yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan. 6.
Memberilan kepuasan kepada pelanggan. 7.
Menyumbangkan devisa bagi Negara.
2. Manajemen Perusahaan
a. Struktur Organisasi
Dalam suatu perusahaan, manajemen perusahaan adalah hal yang penting. Sehingga penyusunannya harus secara sistematis agar dalam
pelaksanaannya sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Pemegang saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam PT. Sinar Sosro Ungaran. General Manager dibantu oleh sekretaris manajer masing-masing departemen. Terdapat departemen
yang bertanggungjawab kepada General Manager, antara lain : •
Departemen Produksi dan Maintenance, dipimpin oleh Manager Produksi dan Maintenance.
• Departemen Quality Control, dipimpin oleh Manager QC.
• Departemen Pembelian, dipimpin oleh Supervisor Pembelian.
• Departemen Gudang, dipimpin oleh Supervisor Gudang.
• Departemen Accounting and Finance, dipimpin oleh Manager
Accounting and Finance. •
Departemen Personal General Affairs, dipimpin oleh Supervisor Personalia.
commit to user
b. Tanggung Jawab dan Wewenang Pimpinan dari Masing-Masing
Departemen : ¾
Manager Produksi dan Maintenance •
Menetapkan prosedur pengendalian proses. •
Meneliti dan mengawasi inventarisasi bagian-bagian, biro-biro, dan seksi-seksi di bawahnya.
• Menjamin produksi dilaksanakan sesuai rencana dan
persyaratan yang ditentukan. •
Merencanakan dan mengoreksi kegiatan-kegiatan yang meliputi processing, finishing, dan packing untuk mencapai
efisiensi yang dikehendaki. ¾
Manager QC •
Menetapkan prosedur pengendalian dokumen dan data. •
Menetapkan sistem mutu. •
Melakukan pengembangan produk, penciptaan produk baru, dan pengadaan bahan-bahan.
• Menentukan prosedur pengendalian kalibrasi terhadap
peralatan pemeriksaan, pengukuran, dan pengujian
laboratorium. •
Bertanggung jawab kepada manajemen Quality Control. •
Menetapkan prosedur pengendalian produk yang tidak sesuai dan melakukan tindakan koreksi serta pencegahan.
• Menetapkan prosedur penanganan, penyimpanan, pengemasan,
pemeliharaan, penyerahan materail dan produk. ¾
Supervisor Pembelian Purchasing Supervisor •
Mengatur segala pembelian baik pembelian untuk produksi maupun pembelian operasional lain.
• Bertanggung jawab atas segala hal yang akan dan telah dibeli.
commit to user
¾ Supervisor Gudang
Bertanggung jawab dalam penyimpanan, pemeliharaan, penyiapan material dan segala macam bentuk bahan untuk
keperluan produksi. ¾
Manager Accounting and Finance •
Bertanggung jawab atas keuangan dan perbankan perusahaan. •
Mengatur alur keluar masuk uang perusahaan. •
Mengatur penggajian karyawan. •
Menetapkan untung atau rugi dari perusahaan. ¾
Supervisor Personal General Affairs •
Mengatur perekrutan karyawan. •
Mengatur jadwal kerja karyawan. •
Menetapkan gaji karyawan. •
Mengatur hubungan dengan masyarakat. •
Mengatur segala sesuatu tentang karyawan.
c. Ketenagakerjaan
Jumlah keseluruhan tenaga kerja di PT. Sinar Sosro Ungaran adalah 242 orang, terdiri dari 235 pria dan 7 orang wanita. Dimana
karyawan PT. Sinar Sosro ini kebanyakan berasal dari daerah sekitar, yaitu Bergas, Pringapus, Karangjati, Salatiga dan beberapa daerah
sekitar. Total jam kerja karyawan PT. Sinar Sosro adalah 40 jam dalam 1 minggu, dimana setiap hari kerja terdapat 1 jam istirahat.
Pengaturan jam kerja karyawan dilakukan dengan sistem shift dan non-shift. Pembagiannya sebagai berikut :
Karyawan non-shift : Senin – Jumat pukul 08.00 – 16.00
Sabtu pukul 08.00 – 13.00 Karyawan Shift
: Shift I pukul 06.00 – 14.00 Shift II pukul 14.00 – 22.00
Shift III pukul 22.00 – 06.00
commit to user
Rekruitmen Tenaga Kerja Tenaga kerja PT. Sinar Sosro direkrut dari sekitar pabrik. Hal ini
sesuai dengan misi pendirian pabrik. Perekrutan ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Membuka kembali dokumen-dokumen pelamar yang pernah masuk
ke bagian personalia dan disesuaikan dengan lowongan yang ada. 2.
Bekerjasama dengan Depnaker dan Perguruan Tinggi setempat. 3.
Perekrutan terbuka dengan memasang iklan di media cetak. Gaji dan Kompensasi
Adapun fasilitas-fasilitas yang diberikan berupa kesejahteraan karyawan antara lain gaji pokok dan tunjangan jabatan tiap bulan
dengan jumlah nominal bervariasi tergantung jabatan dan kinerjanya. Gaji yang diberikan tidak secara tunai, akan tetapi melalui transfer
bank, sehingga setiap karyawan diwajibkan memiliki rekening bank tersebut. Kurang lebih tiap setahun sekali, karyawan akan mendapat
kenaikan gaji dengan jumlah yang bervariasi. Di samping itu, karyawan juga mendapat fasilitas berupa :
¾ Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK
Karyawan yang masih berstatus masa percobaan, dimasukkan dalam tiga program yaitu JKK Jaminan Kecelakaan
Kerja, JHT Jaminan Hari Tua, dan JK Jaminan Kematian. Sedangkan karyawan yang telah lulus masa percobaan mendapat
tambahan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK. ¾
Sarana Kesehatan Di Pabrik ini juga disediakan poliklinik dengan satu orang
dokter dan satu orang perawat yang dibuka tiap senin, rabu dan jumat pukul 14.00 – 16.00.
¾ Cuti
Cuti diberikan kepada karyawan yang telah bekerja secara terus-menerus selama satu tahun. Jumlah cuti bervariasi,
tergantung pada ketertiban karyawan. Untuk mengajukan cuti,
commit to user
karyawan harus mengisi formulir ijin cuti yang disetujui oleh pimpinan departemen masing-masing dan personalia.
¾ Koperasi Karyawan
Koperasi ini merupakan milik karyawan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari karyawan. Koperasi buka setiap hari yang
disesuaikan dengan jam kerja kantor. ¾
Kantin Dalam satu hari diberikan jatah satu kali makan, baik untuk
karyawan shift maupun non shift. Jam makan disesuaikan dengan waktu kerja karyawan tersebut.
¾ Transportasi
Sarana transportasi berupa mobil dinas diberikan kepada karyawan yang menempati posisi manajer keatas.
¾ Seragam Kerja
Karyawan mendapatkan tiga pasang seragam baru tiap tahun beserta perlengkapan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
¾ Tunjangan Hari Raya THR
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang telah lulus masa percobaan 3 bln. Besar nilai tunjangan adalah minimal
sebesar satu bulan gaji. ¾
Tunjangan Akhir Tahun Setiap akhir tahun, karyawan yang telah bekerja minimal satu
tahun akan mendapatkan TAT sebesar gaji pokok masing-masing karyawan.
Untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan, dilakukan pelatihan. Bagi karyawan baru, diberikan training selama
tiga bulan. Setelah 3 bulan itu baru ada keputusan untuk menjadi karyawan. Pelatihan khusus diberikan terhadap operator yang
bertanggung jawab terhadap mesin tertentu. Training bagi seluruh karyawan diberikan dari pusat 1 – 2 kali per tahun yang meliputi
Kepemimpinan dan Motivasi.
commit to user
3. Penyediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu
a. Bahan Baku dalam Pembuatan Teh Botol Sosro
Teh Botol Sosro merupakan minuman yang berbahan dasar teh, air dan gula. Dimana dalam proses pengolahannya, Teh Botol Sosro ini
tanpa menggunakan bahan tambahan Food Additive. Sehingga minuman ini aman dikonsumsi oleh semua orang tanpa memandang
batas usia. ¾
Teh Kering Teh kering yang tersedia pada gudang teh PT. Sinar Sosro
Ungaran antara lain jenis teh SPRR superior yang digunakan untuk pembuatan TBS, jenis TPC Teh Poci Coklat untuk
pembuatan S-Tee, jenis Black Tea untuk pembuatan Fruity, dan yang terahir jenis teh A
2
KMn yang digunakan untuk pembuatan green tea untuk produk Joy tea. Untuk pemasok teh kering ini, PT.
Sinar Sosro bekerja sama dengan PT. Gunung Slamet, Slawi. Dimana PT. Gunung Slamet masih satu group dengan PT. Sinar
Sosro. Teh kering dikirim oleh PT. Gunung Slamet ini ke pabrik- pabrik Sosro sesuai dengan permintaan pabrik-pabrik tersebut.
¾ Gula Pasir
Gula pasir yang digunakan dalam pembuatan Teh Botol Sosro ini adalah jenis Crystal White Sugar. Gula jenis ini diimpor
dari luar negeri, antara lain dari Malaysia, Thailand, Inggris, dan Korea. Hal ini dilakukan karena gula impor memiliki kadar zat
kapur yang lebih rendah dibandingkan gula lokal. Karena zat kapur yang tinggi menyebabkan endapan putih pada dasar teh botol yang
dapat mengganggu kesehatan, dan juga adanya zat kapur yang tinggi dapat membuat kerak pada pipa pengolahan dan tangki
pegolahan sehingga menurunkan kapasitas produksi. Di samping itu gula impor memiliki warna yang lebih putih dibandingkan gula
lokal. Dari sisi Impuritas kejernihan saat dilarutkan dalam air,
commit to user
gula impor lebih jernih daripada gula lokal. Hal-hal tersebutlah yang mendasari penggunaan gula impor.
¾ Air
Air merupakan salah satu bahan baku yang penting dalam industri minuman. Air yang digunakan dalam proses pengolahan
ini berasal dari unit WT Water Treatment, yaitu suatu unit pengolahan air mentah air tanah dengan kedalaman ± 250 m
menjadi air baku air buffer yang merupakan syarat air minum tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, kesadahan rendah, dan
tidak mengandung mikroorganisme, zat kimia dan benda asing karena air yang mentah ini masih mengandung senyawa-senyawa
yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya
3
CaCO , ion logam, mikroorganisme, ion-ion Cl, Fe
2+
dan lain-lain. Air yang telah diolah ini kemudian digunakan untuk proses produksi, sanitasi,
digunakan pada bottle washer, toilet, kantin dan untuk air minum.
b. Bahan Pembantu dalam Pembuatan Teh Botol Sosro
Bahan pembantu merupakan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menunjang proses produksi. Di PT. Sinar Sosro ini
menggunakan bahan pembantu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bahan-bahan tersebut antara lain :
¾ NaCl
Garam digunakan untuk mengaktifkan lagi resin tangki softener pada pengolahan WT.
¾ PAC Poly Alumunium Chloride
Sebagai koagulan terhadap kotoran atau lumpur pada tangki kerucut pada pengolahan WT.
commit to user
¾ Kaporit
Berfungsi sebagai disinfektan dan menetralkan Fe dengan cara mengubah ion-ion Ferro larut air menjadi Ferri tidak larut
air. ¾
Carbon Active Dipakai pada tangki Carbon Filter untuk menyaring,
menghilangkan bau, rasa dan kadar chlorine. ¾
HCl Berfungsi sebagai regeneran pada tangki Cation Exchanger
dalam pengolahan Water Treatment. ¾
Caustic Additive Digunakan sebagai pembersih botol yaitu membuat botol lebih
cemerlang atau kinclong.
4. Pengawasan Mutu Quality Control
Mutu adalah gambaran keseluruhan nilai karakteristik dari suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan permintaan pelanggan
sehingga dapat menciptakan kepuasan pelanggan.
Pengawasan mutu terhadap incoming material bahan baku bermaksud agar material yang dipakai memenuhi standar yang berlaku
sehingga produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
a. Pengawasan Mutu Teh Kering
Pemeriksaan teh kering dilakukan secara visual dan kimia. Pemeriksaan visual dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya cemaran
jamur dan kontaminan benda asing. Selain itu dilakukan pengujian aroma, warna dan rasa untuk teh SPRR yaitu aroma wangi bunga lebih
menonjol di banding teh, warna cokelat cerah keemasan, dan rasa sepet menonjol. Pemeriksaan kimia dilakukan untuk menguji kadar air dan
kadar tanin teh kering. Analisa kadar tanin merupakan analisa utama dalam pengawasan mutu bahan baku teh yang dilakukan dengan cara
commit to user
menyeduh teh selama 30 menit. Kemudian teh ini disaring dan filtratnya diuji dengan penambahan beberapa jenis bahan kimia dan
dilakukan titrasi. Kadar air dianalisis dengan infra red moisture balance.
Pengawasan mutu dilakukan ketika teh datang dari distributor. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel secara
acak dari beberapa karung. Kadar tanin dan kadar air teh kering harus sesuai dengan standar yang ditentukan PT. Sinar Sosro. Standar
pengujian untuk analisis tersebut merupakan kesepakatan antara supplier dengan pihak PT. SSU yang dalam hal ini dibawah wewenang
departemen QC. Teh kering disimpan dalam gudang yang berdinding alumunium dengan suhu sekitar 30-40
o
C, dipisahkan dari benda-benda yang mengeluarkan bau asing, dan diletakkan diatas palet serta tidak
bersentuhan dengan dinding.
b. Pengawasan Mutu Gula
Sebelum digunakan untuk proses produksi, dilakukan pengujian terhadap gula pasir yang meliputi pengujian fisik dan kimia.
Pemeriksaan secara fisik dilakukan terhadap kotoran, warna dan kelembaban. Pemeriksaan kimia meliputi kesadahan, kadar gula dan
pH. Kesadahan gula harus dibawah standar yang telah ditentukan karena bila lebih akan menyebabkan produk teh menjadi keruh.
Standar kesadahan larutan gula pada PT. Sinar Sosro ini yaitu maksimal 1,5
dH. Pemeriksaan kadar gula dilakukan dengan menggunakan automatic refraktometer. Pengambilan sampel secara
acak berdasar jumlah karung gula setiap penerimaan. Jumlah pengambilan sampel berdasarkan tabel di bawah ini.
commit to user
Tabel 4.2 Jumlah Pengambilan sampel Karung Gula Jumlah karung gula
Jumlah sampel karung 151-280 13
281-500 20 501-1200
32 1201-3200 50
c. Pengawasan Mutu Air
Air yang digunakan dalam proses produksi teh botol Sosro di PT. Sinar Sosro Ungaran berasal dari pengolaham water treatment,
sehingga pengendalian mutunya diawasi langsung oleh operator masing-masing unit dan QC. Mutu air yang digunakan adalah syarat
air minum, yaitu : ¾
kesadahan 1,6 derajat Hardness dH dengan cara menguji air dengan menambahkan indicator EBT Eriochrome Black T dan
Hardness Buffer Amonia, jika berwarna biru, maka Total Hardness TH adalah 0 dH, dan bila berwarna jingga, maka
dilanjutkan dengan titrasi indicator EDTA Ethylene Diamine Tetra Aceticacid 0,02 N hingga berwarna biru.
¾ Jumlah ion berkarbonat atau P alkalinitasnya 0 ppm dengan cara
menambahkan indicator pp phenolphthalein 0,5 pada air yang diuji, jika tidak berubah warna, maka P alkalinitas adalah 0 ppm,
namun jika berubah menjadi merah violet, maka dititrasi dengan
4 2
SO H
0,02 N hingga tidak berwarna A ml. P alkalinitas =
Sampel Volume
gr mgr
CaCO gr
fk lt
grek ml
A .
1000 .
50 02
, .
3
× ×
× ×
¾ Total alkalinitas atau M alkalinitasnya 285 – 300 ppm dengan cara
hasil dari pengujian P alkalinitas tadi ditambahkan indicator MO Methyl Orange 0,05 sehingga berwarna kuning, kemudian
commit to user
dititrasi dengan
4 2
SO H
0,02 N hingga berubah menjadi Merah bata jingga B ml.
M alkalinitas = Sampel
Volume gr
mgr CaCO
gr fk
lt grek
ml B
. 1000
. 50
02 ,
.
3
× ×
× ×
¾ Kadar
+ 2
Fe ≤ 0,1 ppm dengan menambahkan indicator Fe – An.
Kemudian didiamkan selama 3 menit dan dicocokkan dengan warna blanko.
¾ Kadar
−
Cl ≤ 50 ppm dengan menambahkan Kalium chromat 10
sehingga berwarna kuning dan dititrasi dengan larutan standar
3
AgNO 0,028 N hingga warna menjadi kuning kemerahan. ¾
Kadar
2
Cl 0 ppm dengan menambahkan Tertramethylbenzinidine Solution, kemudian didiamkan selama 30 menit dan dicocokkan
dengan warna comparator Chlorine. ¾
Turbidity ≤ 2 NTU dengan alat Turbidimeter. pH 5,5 – 7,5 dengan
alat pH meter seperti yang umum kita lihat. Untuk pengambilan sampel tiap satu jam sekali dibawa ke QC untuk dianalisis
mengenai beberapa hal tersebut.
5. Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu faktor penentu mutu produk yang dihasilkan. Sanitasi yang baik akan menghasilkan produk dengan mutu
yang baik pula. Sanitasi yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro Ungaran meliputi Sanitasi karyawan, Sanitasi lingkungan dan ruangan, Sanitasi
ruang produksi, Sanitasi mesin dan peralatan, Sanitasi produksi di unit pemasakan kitchen dan di unit bottling line.
a. Sanitasi Karyawan
Dalam suatu industri, Sanitasi karyawan merupakan hal yang sangat penting. Apalagi untuk sebuah industi pengolahan minuman. Di
PT Sinar Sosro Ungaran, karyawan merupakan sarana penyebaran kontaminan yang berpeluang besar untuk mengkontiminasi bahan
commit to user
minuman atau produk yang diolah. Oleh karena itu, karyawan perlu memperhatikan kebersihan badan, pakaian, dan kesehatan untuk
memperkecil kemungkinan kontaminan masuk ke dalam produk minuman.
b. Sanitasi Lingkungan dan Ruangan
Sanitasi lingkungan dan ruangan adalah pengendalian terhadap pencemaran di lingkungan luar ruang produksi yang secara tidak
langsung akan dapat mempengaruhi proses produksi. Setiap pagi dan sore, jalan-jalan di lingkungan pabrik dilakukan penyapuan oleh
petugas kebersihan. Sanitasi ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.
Sanitasi ruangan dilakukan dengan membersihkan lantai dan dinding, kaca, pintu dan atap ruangan. Lantai dibersihkan setiap hari
dengan menyapu dan mengepel dengan menggunakan pembersih lantai. Pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran-
kotoran atau debu yang terdapat dalam ruangan poduksi sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja. Di setiap bagian
ruangan juga disediakan tempat sampah, sehingga tidak ada sampah yang terbuang sembarangan. Untuk kebersihan toilet, rutin dilakukan
pengepelan ± 2 jam sekali.
c. Sanitasi Ruang Produksi
Sanitasi ruang produksi adalah pencegahan kontaminasi di ruang tempat produksi, yang didalamnya terdapat peralatan-peralatan
produksi dan pekerja. Sanitasi dilakukan dengan memberikan kassa pada ventilasi untuk mencegah masuknya serangga dan debu. Selain
itu dibuat sirkulasi udara dengan blower agar tidak lembab. Sanitasi lantai ruang produksi dilakukan setiap hari dengan
penyapuan dan pengepelan dengan air dari softener cleaner dan pembersih lantai. Pembersihan terdiri dari dua macam yaitu, sanitasi
dan cleaning. Sanitasi merupakan pembersihan yang dilakukan di awal
commit to user
sebelum proses produksi dengan menggunakan caustic, dan cleaning merupakan pembersihan yang dilakukan setiap akhir proses produksi.
d. Sanitasi Mesin dan Peralatan Produksi
Mesin dan peralatan merupakan bagian penting yang selalu kontak langsung dengan bahan-bahan untuk produksi, sehingga
kebersihannya harus diperhatikan untuk memperoleh produk yang aman nantinya untuk dikonsumsi. Pembersihan ini dilakukan secara
daily maintenance dan weekly maintenance. Daily maintenance dilakukan setiap hari dengan waktu kurang dari satu jam, sedangkan
weekly maintenance dilakukan setiap minggu sekali dengan waktu kurang dari lima jam, biasanya hari jumat.
e. Sanitasi Produksi
Sanitasi produksi dibagi menjadi dua yaitu sanitasi pada unit kitchen dan sanitasi di unit bottling line.
¾ Sanitasi di Unit Kitchen
• Sanitasi Awal Produksi
Sanitasi dilakukan untuk membunuh mikrobia yang ada dalam alat-alat di unit kitchen. Sanitasi dilakukan dengan
menggunakan bahan sanitasi
3
P Asepto yang dilarutkan dengan air softener panas. Larutan sanitasi dialirkan dari tangki
pelarutan gula sampai filler dan dilakukan sirkulasi selama 15 menit. Setelah semua selesai, dilakukan pembilasan sampai
bebas asepto dan mikrobia. Sanitasi ini juga dilakukan setiap akan ganti produk dengan tujuan untuk membersihkan dan
menghilangkan bau dari produk yang sebelumnya. •
Cleaning Akhir Produksi Cleaning akhir produksi dilakukan dengan menggunakan
dua macam bahan sanitasi, yaitu caustic soda cleaning basa dan
3
HNO cleaning asam. Cleaning dilakukan setelah selesai proses produksi pada semua unit kitchen, kecuali pada tangki
commit to user
ekstrak hanya dilakukan pembersihan dengan air softener panas.
¾ Sanitasi di Unit Bottling
Pembersihan di unit bottling dilakukan pada akhir produksi ketika weekly maintance. Peralatan di unit bottling sebagian besar
dibersihkan dengan metode ”Cleaning in Place” CIP dan ”Cleaning Out Place” COP. Metode CIP dilakukan dengan
mengalirkan larutan pembersih kedalam alat-alat kemudian dibilas, sedangkan metode COP dilakukan dengan membersihkan peralatan
dengan membongkar alat-alat dan dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa produk. Peralatan yang dibersihkan secara COP
diantaranya adalah bottle washer, decrater, crater, filler dan optiscan. Pada bottle washer dilakukan sanitasi harian dengan
melakukan pengggantian air pada bak presoaking, hot water I dan II. Selain itu juga dilakukan weekly maintance pada akhir proses
produksi. Poket-poket dilepas untuk dibersihkan dan dilakukan pembersihan pada bagian dalam bottle washer. Air Lye I dan Lye
II dialirkan ke tanki penampungan caustic melalui tangki Carbon untuk penyaring kotoran.
commit to user
6. Penanganan Limbah
Limbah PT. Sinar Sosro Ungaran secara fisik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu limbah padat dan cair. Dimana semua limbah tersebut
akan mengalami perlakuan agar tidak mencemari kebersihan lingkungan. Karena sesuai dengan filosofi dari PT. Sinar Sosro yaitu “Niat Baik” yang
ramah lingkungan.
Gambar 4.1. Diagram Alir Sumber Limbah dan Penanganannya
a. Pengolahan Limbah Cair
Tujuan dari pengolahan limbah cair ini adalah untuk mendapatkan effluent yang aman saat dibuang ke lingkungan. Limbah
yang diolah adalah limbah dari proses produksi, air dari pencucian manual dan air dari kantin, Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah
akan diolah dalam Waste Water Treatment dan mengalami beberapa proses antara lain :
Proses Produksi
Air Limbah Ampas Teh
Kemasan Bekas IPAL
IPAT Pengumpulan
Air Bersih Kompos
Pengepul Barang Bahan Baku
Bahan Pembantu Botol,krat,crown
commit to user
¾ Bak Kontrol
Air yang dialirkan ke unit limbah melalui bak control. Bak kontrol berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang
berukuran besar seperti daun dan plastik yang terbawa saat air mengalir ke unit Waste Water Treatment. Bak kontrol dibuat
sebelum air limbah masuk ke bak equalisasi dengan menggunakan strainer atau penyaring.
¾ Bak Equalisasi
Air limbah dari proses produksi ditampung dalam bak ini. Bak ini berfungsi untuk menyeimbangkan kondisi limbah, dimana
antara limbah baru dan limbah lama memiliki kondisi yang berbeda, terutam pada pH dan suhu. Limbah baru memiliki pH
yang rendah limbah proses produksi FTB dan suhu yang tinggi, sedangkan limbah yang lama memiliki pH yang netral 7 – 8 dan
suhu yang rendah. Oleh karena itu, perlu dihomogenkan agar kondisi limbah seimbang sebelum masuk ke bak aerator. Selain itu,
bak ini juga berfungsi untuk menghindari terjadinya shock pada mikrobia, sehingga mikrobia dapat bekerja secara optimal. Pada
bak ini, suhu dan pH air limbah harus sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan QC. Suhu dan pH air limbah dikontrol setiap satu
jam sekali, sedangkan CODnya dikontrol setiap satu minggu sekali pada awal shift.
¾ Bak Cooler
Air limbah yang sudah homogen, kemudian dialirkan ke bak cooler dengan debit 10 – 15 m³ Jam untuk menurunkan suhu air
limbah. Air limbah yang baru masuk memiliki suhu yang relatif tinggi yaitu sekitar 40 ± 5° C. Suhu tinggi dapat membuat mikrobia
pengurai mati. Oleh karena itu, suhu air limbah diturunkan menjadi 30 ± 5° C. Pada bak cooler juga dialirkan udara dari blower untuk
aerasi. Penurunan suhu air limbah dilakukan dengan membuat pipa dari bak equalisasi ke bak cooler menghadap ke atas. Hal ini
commit to user
dilakukan agar air yang mengalir bertekanan rendah, sehingga laju air relatif lambat dan suhu air akan turun.
¾ Bak Aerator
Bak ini berfungsi untuk menampung air limbah dari bak cooler. Tahap ini merupakan tahap terpenting dalam pengolahan air
limbah dengan sistem aerobik. Dalam bak ini ditambahkan lumpur aktif. Lumpur aktif ini mengandung mikrobia-mikrobia pengurai
bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Mikrobia yang aktif selama tahap aerasi adalah mikrobia aerob seperti
bakteri Bacillus, Pseudomonas, Nitrosomonas, Nitrobacter dan lain-lain, protozoa philodina, khamir, jamur dan rotifera. Dalam
bak ini dilakukan aerasi terus menerus untuk suplai oksigen dan menghomogenkan antara oksigen, mikrobia dan bahan-bahan
organik, sehingga mikrobia dapat bekerja optimal dan tidak mati. Mikrobia dalam menguraikan bahan-bahan organik
membutuhkan nutrisi, dimana semakin lama nutrisi tersebut akan habis dan berkurang, sehingga dilakukan dosing, yaitu dengan
menambahkan urea dan TSP. Untuk menguji kondisi lumpur aktif masih baik atau tidak, maka dilakukan uji Sludge Volume dengan
menggunakan Settleometer ukuran dua liter. Lumpur dalam bak aerator diambil 1000 ml untuk diendapkan selam 30 menit. Jika
endapan yang dihasilkan berkisar antara 60 – 80, maka lumpur aktif masih baik untuk digunakan. Namun jika endapan yang
dihasilkan kurang dari 60, maka perlu penambahan nutrisi. Endapan lumpur yang sedikit mengandung mikrobia yang sedikit
pula. Hal ini akan dapat berakibat bahan-bahan organik tidak dapat terurai dengan baik. Oleh karena itu, dilakukan penambahan nutrisi
yang cukup bagi mikrobia agar dapat berkembangbiak dengan cepat dan dapat menguraikan bahan-bahan organik. Jika endapan
yang terbentuk 80, maka lumpur harus dikurangi. Lumpur yang terlalu banyak akan menyebabkan mikrobia kekurangan
commit to user
nutrisi dan oksigen, sehingga perkembangannya terhambat dan mati. Hal ini juga dapat menyebabkan bulking pengapungan pada
bak clarifier. ¾
Bak Clarifier Bak ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang masih
terbawa air limbah dari bak aerator. Endapan lumpur yang terbentuk dialirkan kembali ke bak aerator dengan pompa melalui
bak Defader. Bak defader ini berfungsi untuk menstabilkan lumpur aktif, sedangkan airnya dialirkan ke Drying Bed. Dalam bak
Clarifier dilakukan kontrol suhu, pH, kadar COD dan kondisi air. ¾
Bak Sekat Bak ini berfungsi untuk menampung air limbah sebelum
dialirkan ke lingkungan. Dalam bak ini terjadi proses sedimentasi lanjutan, yaitu lumpur yang masih terbawa oleh air limbah akan
diendapkan kembali. Air dari bak sekat akan mengalir ke bak filter jika kondisinya telah penuh.
¾ Bak Filter
Bak ini berfungsi untuk menyaring air limbah sebelum dialirkan ke lingkungan. Partikel-partikel yang tidak mengendap
dalam bak sekat diharapkan dapat tersaring di bak filter. Bak ini berisi pasir dan ijuk yang berfungsi sebagai penyaring.
¾ Bak Bioindikator
Air limbah yang telah disaring selain dialirkan ke sungai, juga dialirkan ke kolam ikan bak bioindikator. Bak ini berfungsi
untuk mengetahui efektifitas pengolahan limbah cair. Jika ikan- ikan dalam kolam tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara
normal, berarti tujuan unit WWT telah tercapai. Jika ikan-ikan tersebut mati, maka perlu dilakukan proses pengolahan ulang.
Selanjutnya air tersebut dialirkan ke sungai, untuk pencucian manual warga di sekitar pabrik.
commit to user
Gambar 4.2. Diagram Alir Proses Waste Water Treatment
b. Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi berupa ampas teh, botol pecah, krat, palet dan crown. Botol pecah, krat, palet dan
crown dimusnahkan jika tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan ampas teh diolah menjadi kompos.
Kompos merupakan jenis pupuk alam yang dibuat dengan cara penguraian bahan organik dan menghasilkan senyawa-senyawa yang
larut dalam air yang bersama-sama dengan bahan mineral akan membentuk senyawa organik baru. Kegunaan pupuk ini adalah untuk
memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Pengolahan ampas teh dilakukan dengan dua metode, yaitu thermofil dan Vermikompos.
Limbah Cair Penyaring
Kotoran Equalisasi
Pendinginan
Aerasi dengan Lumpur Aktif
Clarifikasi
Effluent Bebas Lumpur
Sedimentasi Lanjutan
Filtrasi Effluent
Jernih
Bioindikator Sungai, Ledeng warga,
dan Pencucian manual Sludge
Drying Bad
commit to user
Untuk ampas Black Tea, hanya dilakukan proses thermofil saja. Namun dalam prosesnya ampas black tea harus dicampur dengan
ampas teh SPRR dan TPC. Karena, jika tanpa dicampur dengan ampas SPRR dan TPC, akan membutuhkan waktu penguraian yang cukup
lama sekitar 9 bulan. Sedangkan jika dilakukan pencampuran, membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Black tea tidak cocok jika
dilakukan vermikompos karena memiliki pH yang rendah ≤ 5 yang
dapat menyebabkan cacing pengurai mati.
a Metode Thermofil
Proses ini dilakukan dengan bantuan mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik. Tahapan proses thermofil
adalah : 1.
Pendinginan Ampas teh dari unit kitchen yang masih dalam keadaan
panas dihamparkan agar suhu turun dan kadar air menjadi 50- 60. Ampas teh dihamparkan dengan ketebalan 30-40 cm dan
dilakukan pengecekan suhu. Suhu yang baik adalah 40° C. 2.
Inokulasi EM4 Ampas teh yang telah dingin, kemudian diberi perlakuan
penambahan bakteri EM4 dengan cara disemprotkan di atas permukaan ampas teh. EM4 berguna untuk membantu proses
fermentasi agar dapat berjalan dengan cepat. Tanpa EM4, proses fermentasi tetap dapat berjalan, akan tetapi lebih lambat.
Penggunaan EM4 adalah dengan melarutkan gula sebanyak 100 gram ke dalam 100 liter air, kemudian ditambahkan stock
EM4 sebanyak 1000 ml dan diinokulasi 1x 24 jam. Setelah itu, larutan dapat digunakan untuk disemprotkan ke ampas teh.
EM4 berisi bekteri fermentasi genus Lactobacillus, Actinomycetes, bakteri fotosintetik, ragi dan jamur fermentasi.
commit to user
3. Penutupan Media
Ampas teh yang telah disemprot EM4, kemudian ditutup dengan terpal atau karung dengan tujuan untuk menjaga suhu
agar tetap antara 40-50 °C. Bakteri EM4 memiliki pertumbuhan optimum 40-50 °C. Jika suhu lebih dari 50° C,
maka terpal penutup dibuka. 4.
Pengadukan Aerasi Setiap satu minggu sekali ampas teh diaduk agar proses
fermentasi dapat merata dan berjalan dengan baik, menjaga kelembaban, menyeragamkan kelembaban, agar nutrisi
terdistribusi merata bagi mikroorganisme dan meguraikan ampas teh yang menggumpa. Kadar air juga tetap dikontrol ±
60. Bila kadar air turun, perlu dilakukan penyiraman dengan air.
5. Pemanenan
Kompos dapat dipanen dalam waktu kurang lebih dua bulan. Adapun cirri-ciri kompos yang siap dipanen adalah :
a. Warna telah menjadi hitam
b. Kompos sudah tidak menggumpal
c. Tidak berbau busuk
d. Kadar air telah turun menjadi 30
e. pH 6,5 – 7,5
6. Pengemasan
Kompos ini kemudian dibungkaus dengan karung. Tiap karung sebanyak 5 kg dan disimpan dalam gudang
penyimpanan untuk dipasarkan.
commit to user
Gambar 4.3. Diagram Alir Pengolahan Ampas Teh Secara Thermofil
b Metode Vermikompos
Metode ini merupakan metode penguraian limbah dengan menggunakan bantuan cacing Vermes. Cacing yang digunakan
adalah Eisenia fetida yang berasal dari laut Kaspia. Kondisi alam di tempat asal cacing ini adalah dingin, sehingga perlu proses
adaptasi aklimatisasi. Ampas teh yang telah melalui proses thermofil digunakan sebagai media awal tempat hidup cacing.
Kotoran cacing yang dihasilkan merupakan zat yang dimanfaatkan sebagai pupuk. Proses pengolahan secara Vermikompos adalah :
Ampas Teh
Pendinginan dengan Penghamparan
Inokulasi EM4 1
Penutupan dengan Terpal
Pengadukan 1 Minggu sekali
Ampas Teh terurai ± 2 bulan
Kompos Pengemasan
commit to user
1. Media Awal
Media awal merupakan tempat untuk hidup cacing dengan kepadatan maximum tiap m³ adalah 5 kg cacing. Media yang
dipakai sebagai media awal adalah hasil dari proses thermofil dengan ketebalan media ± 10 cm dari dasar bak.
2. Penambahan Ampas Teh
Ampas teh yang baru keluar dari pabrik tidak dapat langsung diberikan pada cacing, namun ampas teh tersebut
harus dibiarkan selama satu minggu agar terjadi proses perombakan awal. Perombakan awal ini akan lebih cepat jika
ampas teh ditambahkan EM4. Setelah satu minggu ampas ini dapat diberi cacing, dengan ketebalan hamparan ± 10 cm. Atau
biasanya menggunakan hasil dari proses thermofil. Penambahan ampas yang terlalu tebal dapat menyebabkan
cacing keluar dari hamparan ampas karena kondisi dalam ampas menjadi panas. Pemberian ampas teh dilakukan satu
minggu sekali dengan KA 70 – 80. 3.
Kontrol Suhu Suhu yang baik sebagai syarat pertumbuhan cacing
adalah 20 - 30° C. Bila suhu terlalu tinggi akan menyebabkan cacing menjadi mati.
4. Penambahan Makanan Tambahan
Makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki gizi bagi cacing. Penambahan makanan ini dapat dilakukan
seminggu sekali atau dua minggu sekali. Makanan tambahan ini biasanya dedak yang ditebar rata di atas media dengan
perbandingan ampas teh dan dedak adalah 40 : 1. 5.
Pembalikan dan Penyiraman Pembalikan media dilakukan seminggu sekali dengan
tujuan untuk pemerataan makanan dan penambahan oksigen, sehingga cacing dapat berkembang biak dengan baik dan media
commit to user
tidak memadat. Penyiraman dilakukan seminggu sekali. Media dijaga jangan sampai terlalu kering, dengan kadar air kurang
lebih 70 – 80. 6.
Pemanenan dan Pernyortiran Tiap bak media yang telah mencapai tinggi 40 cm,
sebaiknya segera dipanen karena bila terlalu tebal dapat meningkatkan suhu media. Vermikompos yang siap panen
memiliki cirri-ciri antara lain : a.
Warna telah menjadi hitam b.
Kompos sudah tidak menggumpal c.
Tidak berbau busuk d.
Kadar air telah turun menjadi 30 e.
pH 6,5 – 7,5 Tiga hari sebelum panen, permukaan media diberi
makanan, tujuannya agar cacing yang berada dalam media naik menuju ke makanan tersebut. Sehingga pada saat panen, sekitar
15 cm dari permukaan atas diambil dengan sekop dan dipisahkan karena banyak berisi cacing dan sisa makanan.
Cacing dan sisa makanan tersebut digunakan untuk media pengolahan berikutnya.
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan kompos dan sisa makanan dari cacing. Tujuan lain dari penyortiran ini
adalah untuk mengetahui secara pasti jumlah perkembangbiakan cacing tiap m³. Untuk mengetahui jumlah
cacing dalam bak reactor dilakukan sampling. Sampling dilakukan tiap 1 m³ Bak reaktor. Jumlah cacing didapatkan
dari jumah cacing dalam luasan tersebut, dikalikan luasan bak reaktor.
commit to user
7. Pengemasan
Kompos yang telah jadi dicampur kompos hasil proses thermofil dan dimasukkan karung dengan berat 5 kg per
karung.
Gambar 4.4. Diagram Alir Pengolahan Ampas Teh Secara Vermikompos Ampas Teh
Pendinginan dengan Penghamparan
Inokulasi EM4 1
Penutupan dengan Terpal
Media Setengah Jadi
Bak Reaktor Bak Cacing
Penambahan Makanan 1 Minggu Sekali
Pembalikan Penyiraman
Vermikompos Pemisahan Kompos dari Cacing Kokon
Pengemasan
commit to user
B. Kajian Proses Produksi Teh Botol Sosro pada PT. Sinar Sosro Ungaran