Ayu Putri Susitrianni

(1)

commit to user

TUGAS AKHIR

LAPORAN MAGANG

DI PT. SINAR SOSRO UNGARAN, JAWA TENGAH

(

PROSES PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO

)

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

AYU PUTRI SUSITRIANNI H 3106079

PROGRAM DIII TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

TUGAS AKHIR

LAPORAN MAGANG

DI PT. SINAR SOSRO UNGARAN, JAWA TENGAH

(PROSES PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO)

Yang Disiapkan dan Disusun Oleh

AYU PUTRI SUSITRIANNI H3106079

Telah dipertahankan di hadapan dosen penguji Pada tanggal : ………..

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Menyetujui,

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 131 124 609

Pembimbing / Penguji 1

Ir. Kawiji, MP NIP. 131 570 295

Penguji 2

Ir. MAM. Andriani, MS NIP. 131 645 548


(3)

commit to user

iii

M O T T O

Succsess is how high you can bounce

when you hit the bottom.

Jika tidak bisa menjadi orang yang pandai

maka jadilah orang yang baik.

Life is a matter of choice

And every choice is meaningful.

Bila kita mengisi hati dengan penyesalan

untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan,

kita tak memiliki hari untuk kita syukuri.


(4)

commit to user

iv

H A LA M A N PER SEM BA H A N

Penulis persembahkan TA ini

Sebagai tanda cinta kepada :

Papa dan M ama, Bpk. Bambang Susalit (Alm.) dan Ibu M amah

Rochmah

Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan selama ini

(I am nothing without you).

M y brother M as Ponti Bayu Utama dan M as Aditama, miss u..

M y Sister M elly Prihandani SE.

M y Lovely Adhi Fikry Zakaria, yang selalu sanyang n setia,

M akasih ya beb…

Keluarga besar Bumiayu dan Kuningan yang ga’ bisa disebutin

semua

Pokonya Om, tante, bibi, mamang, sepupu- sepupuku.

Temen- temen seangkatan yang selalu kompak.

Semoga penulisan TA ini bisa menorehkan kebanggan di hati

kalian semua.


(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah–Nya yang berupa kesehatan, lindungan, serta bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan diselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir. Bambang Sigit Amanto,MSi selaku Ketua Program Diploma Tiga Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. R. Baskara KA, STP. MP selaku pembimbing akademik mahasiswa 4. Ir Kawiji, MP selaku dosen pembimbing dan penguji.

5. Ir. MAM. Andriani, MS selaku penguji.

6. Semua Dosen Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberi ilmunya kepada kami. 7. Bapak Thomas A.B, Bapak A. Baikuni, Bapak Agus Yuliana dan seluruh staf

Departemen QC dan Bapak Joko P, selaku Supervisor PGA PT. Sinar Sosro Ungaran yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan.

8. Semua karyawan di bagian proses dan pengemasan PT. Sinar Sosro Ungaran yang telah banyak membantu.

9. Keluarga tercinta yang telah banyak membantu dalam hal materi maupun dalam hal dorongan, bimbingan serta waktu untuk berdiskusi.


(6)

commit to user

vi

10.Teman–teman Program Diploma III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2006 yang telah banyak memberi dorongan, masukan, dan nasehatnya.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan yang lebih lanjut. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2009


(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Bahan Baku ... 5

B. Pengolahan Teh ... 7

C. Pengendalian Mutu ... 7

D. Sanitasi ... 8

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ... 9

A. Pelaksana ... 9

B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan ... 9

C. Metode Pelaksanaan ... 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

A. Kajian Umum pada PT. Sinar Sosro Ungaran ... 10

1. Kondisi Umum Perusahaan ... 10

a. Lokasi Perusahaan ... 10

b. Sejarah Perusahaan ... 11

c. Visi dan Misi Perusahaan ... 16

2. Manajemen Perusahaan ... 17

a. Struktur Oraganisasi ... 17


(8)

commit to user

viii

c. Ketenagakerjaan………. 19

3. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Teh Botol Sosro ... 22

a. Bahan Baku ... 22

b. Bahan Pembantu ... 23

4. Pengawasan Mutu (Quality Control) ... 24

a. Pengawasan Mutu Teh Kering ... 24

b. Pengawasan Mutu Gula Pasir ... 25

c. Pengawasan Air ... 26

5. Sanitasi ... 27

a. Sanitasi Karyawan ... 27

b. Sanitasi Lingkungan dan Ruangan ... 28

c. Sanitasi Ruang Produksi ... 28

d. Sanitasi Mesin dan Peralatan Ruang Produksi ... 29

e. Sanitasi Produksi ... 29

6. Penanganan Limbah ... 31

a. Pengolahan Limbah Cair ... 31

b. Pengolahan Limbah Padat ... 35

B. Kajian Proses Produksi TBS pada PT. Sinar Sosro ... 42

1. Proses Produksi Pembuatan Teh Botol Sosro ... 42

a. Unit Water Treatment ... 35

b. Unit Kitchen ... 51

c. Unit Bottling ... 54

2. Mesin dan Peralatan yang Digunakan ... 61

a. Unit Water Treatment ... 61

b. Unit Kitchen ... 62

c. Unit Bottling ... 64

C. Kajian Praktek Lapangan ... 65

a. Kegiatan dalam Proses Produksi ... 65


(9)

commit to user

ix

V. PENUTUP ... 68 A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Produk – produk PT. Sinar Sosro ... 16 Tabel 4.2. Jumlah Pengambilan Sampel Karung Gula ... 26


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Diagram Alir Sumber Limbah dan Penanganannya ... 31

Gambar 4.2. Diagram Alir Proses Waste Water Treatment ... 35

Gambar 4.3. Diagram Alir Pengolahan Limbah Padat Secara Thermofil ... 38

Gambar 4.4. Diagram Alir Pengolahan LimbahPadatSecaraVermikompos ... 41

Gambar 4.5. Diagram Alir Proses Water Treatment ... 43

Gambar 4.6. Diagram Alir Pembuatan Teh Botol Sosro di Unit Kitchen ... 51

Gambar 4.7. Diagram Alir Proses Bottling ... 55


(12)

PROSES PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO

DI PT. SINAR SOSRO UNGARAN, SEMARANG – JAWA TENGAH ABSTRAK

Ayu Putri Susitrianni1

Ir. Kawiji, MP2 ; Ir. MAM. Andriani, MS3

Setiap perusahaan diharapkan menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas diperlukan Proses Produksi yang cermat dan efisien.Kegiatan magang ini bermanfaat untuk menambah wawasan mahasiswa dalam dunia industri pada umumnya dan mengetahui Proses Produksi Teh Botol Sosro di PT. Sinar Sosro Ungaran.

Pengumpulan data dalam kegiatan magang ini dilaksanakan dengan metode wawancara, observasi, studi pustaka dan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan dan ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung di pabrik.

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi Teh Botol Sosro di PT. Sinar Sosro Ungaran adalah teh hitam jenis Superior (SPRR) yang dipasok dari PT. Gunung Slamet, dimana PT. Gunung Slamet masih satu group dengan PT. Sinar Sosro. Selain Teh, bahan baku lain yang digunakan yaitu Gula Pasir dan Air. Untuk gula pasir PT. Sinar Sosro memakai jenis gula Cristal White Sugar yang diimpor dari luar negeri antara lain Malaysia, Thailand, Inggris dan Korea. Sebab gula lokal memiliki zat kapur yang tinggi yang dapat mengganggu kesehatan. Sedangkan air yang digunakan merupakan air dari sumur yang telah melewati proses water treatment.

Proses pembuatan Teh Botol Sosro dimulai dari pelarutan gula sehingga didpat buffer syrup, setelah itu teh diseduh dan disaring ampasnya untuk dicampur dengan buffer syrup. Kemudian teh cair manis dialirkan menuju unit pasteurisasi dan siap untuk dibotolkan.

Pengujian mutu Teh Botol Sosro dilakukan mulai dari awal proses hingga produk jadi. Pada bahan baku teh yang diuji antara lain kadar tanin, aroma, warna, rasa, serta ada tidaknya jamur. Untuk gula pasir dilakukan pemeriksaan kesadahan, kadar gula, pH dan kejernihan saat dilarutkan pada air. Sedangkan untuk air antara lain uji kadar Fe2+ , kadar Cl- , dan alkalinitas. Setelah menjadi teh cair manis, sebelum dibotolkan teh cair manis tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa kadar tanin dan kadar gulanya dimana untuk teh botol sosro kadar tanin yang diharapkan 900 - 1100 ppm dan kadar gula 8,4 – 8,6 o brix.

Kata Kunci : Proses Produksi, Teh Botol Sosro Keterangan :

1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Dengan Nama Ayu Putri Susitrianni NIM H 3106079

2. Dosen Pembimbing 3. Dosen Penguji


(13)

PRODUCTION PROCESS OF TEH BOTOL SOSRO AT PT. SINAR SOSRO UNGARAN, SEMARANG – JAWA TENGAH

ABSTRACT Ayu Putri Susitrianni1

Ir. Kawiji, MP2 ; Ir. MAM. Andriani, MS3

Every company is expected to produce a high quality and safe product for consumer. To produce quality production process is careful and efficient is required. This apprentice program was held to improve student knowledge in industrial sector in general and to understand the production process of Teh Botol Sosro at PT. Sinar Sosro Ungaran.

The data of apprentice was gotten by making interview, observation, research the source, and participate in manufacture to know the process directly.

Raw materials that were used to produce Teh Botol Sosro at PT. Sinar Sosro Ungaran is black tea kind Superior (SPRR) from PT. Gunung Slamet, which Pt. Gunung Slamet still one group with PT. Sinar Sosro. Beside sugar PT. Sinar Sosro use kind Sugar Cristal White which import foreign, which are Malaysia, Thailand, England, and Korea. Because of local sugar have white soft limestone what high can be disturb healthy. Water that was used is water from well have belated process water treatment.

Produce process Teh Botol Sosro begining from become liquid sugar so can buffer syrup, after that tea steep anddd expppurgated dregs to mix with buffer syrup. Than sweet liquid tea flowed to pasteurisation unit and to can be bottles.

Quality control Teh Botol Sosro done begined from process until finish good. That raw materials tea control which are tanin rate, aroma, flavour, colours, and fungus. To sugar done check laboratory, sugar rate, pH, dan transpared moment dissolved to water. To water which are control Fe2+ rate, Cl- rate, and alkali. After to becomes sweet liquid tea , before can be bottles that sweet liquid tea will bring labora to check tanin rate and sugar rate which to Teh Botol Sosro tanin rate wished 900 – 1100 ppm and sugar rate 8,4 – 8,6º brix.

Keyword : Production Process and Teh Botol Sosro Description :

1. Student of D-III Technology of Agriculture Faculty, sebelas Maret University surakarta with name Ayu Putri Susitrianni H 3106079

2. Consult Lecture 3. Test Lecture


(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang menghasilkan beberapa produk pertanian, seperti tanaman teh. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Berdasarkan proses pengolahannya, secara tradisional produk teh dibagi menjadi 3 jenis , yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam.

Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686, ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya sebagai tanaman hias. Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan teh dengan mendatangkan biji-biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudidayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut tidak berhasil dan baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr. Van Siebold seorang ahli bedah tentara Belanda melakukan penilitian di Jepamg. Setelah saat itu, pemerintah Belanda menerapkan Politik Tanam Paksa (Culture Stelsel) kepada rakyat Indonesia untuk menanam teh secara paksa. Setelah kemerdekaan Indonesia, perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah Indonesia.

Kandungan utama pada teh adalah catechin berupa EGCG (Epighallo catechin gallat) yang merupakan zat anti kanker dan tanin yang mempengaruhi rasa sepet saat diseduh. Di samping itu juga mengandung

cafein, vitamin C (mencegah flu), vitamin B kompleks (membantu

metabolisme karbohidrat), Asam amino (menurunkan tekana darah),

Flavonoid (menguatkan dinding pembuluh darah), vitamin E (anti oksidan

dan mencegah penuaan dini) dan Fluoride (mencegah gigi keropos).

Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Pada masyarakat pedesaan, seduhan teh yang kental biasa digunakan dalam usaha pertolongan awal pada


(15)

commit to user

2

penderita diare. Bahkan di daerah tertentu, seduhan teh diyakini bermanfaat sebagai obat kuat dan membuat awet muda.

Namun seiring perkembangan jaman, terdapat variasi dalam pengolahannya, di Indonesia dikenal Jasmine Tea (Teh Wangi Melati), yaitu teh hijau yang dicampur bunga melati, sehingga menimbulkan aroma yang harum dan khas. Minuman teh sudah tidak asing lagi di kehidupan masyarakat Indonesia. Ada yang berupa teh celup, teh botol (siap minum), teh dengan rasa buah dan teh kering. Untuk produk teh yang siap minum, telah banyak perusahaan-perusahaan yang memproduksi minuman tersebut, salah satunya adalah PT. Sinar Sosro.

Selain dikonsumsi dalam bentuk minuman, teh dalam bentuk ekstraknya juga dapat ditambahkan dalam berbagai produk pangan. Sebagai antioksidan alami yang diaplikasikan dalam pangan, catechin teh memiliki peran yang penting. Dari berbagai penelitian terbukti bahwa sifat perlindungan catechin teh terhadap oksidasi dalam beberapa jenis pangan, ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan antioksidan sintesis yang sudah banyak digunakan.

Gula merupakan salah satu bahan tambahan dalam proses penyeduhan teh. Gula yang sering digunakan adalah gula pasir (sukrosa). Dimana gula ini akan dicampur dengan teh dengan bantuan air. Gula yang baik yaitu gula yang memiliki warna kristal yang putih, jernih saat dilarutkan dalam air dan kesadahannya rendah.

Air yang digunakan adalah air baku yaitu air yang sesuai dengan syarat air mutu minum, antara lain tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung mikroorganisme serta zat kimia. Pada PT. Sinar Sosro ini air yang digunakan untuk menyeduh teh melalui beberapa kali penyaringan pada proses Water Treatment sehingga air yang digunakan benar-benar memenuhi standard yang diinginkan perusahaan yaitu dengan kesadahan dan alkalinitas yang rendah dan sebagainya.


(16)

commit to user

3

B. Tujuan Kegiatan Praktek Magang

I. Tujuan Umum

Tujuan umum magang yang dilaksanakan oleh mahasiswa adalah : a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara

teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.

b. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja di bidang industri pengolahan hasil pertanian.

c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan industri pengolahan hasil pertanian.

d. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Instansi Pemerintah, Perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas Tri Dharma Pendidikan.

e. Memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya (A.Md.) Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

II. Tujuan Khusus

Tujuan khusus magang yang dilaksanakan oleh mahasiswa adalah : a. Mahasiswa dapat secara langsung melakukan berbagai pengujian

atau analisis yang dilaksanakan di tiap-tiap bagian di PT. Sinar Sosro Ungaran.

b. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang produk yang dikeluarkan PT. Sinar Sosro Ungaran yang belum pernah diterima oleh mahasiswa sebelumnya.

c. Meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai bagaimana cara Proses Produksi Teh Botol Sosro pada khususnya dan seluruh Proses lainnya pada umumnya secara baik dan benar agar tidak merusak atau mencemari lingkungan.


(17)

commit to user

4

d. Membina hubungan yang baik antara Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan PT. Sinar Sosro, agar nantinya alumni dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dapat bekerja di PT. Sinar Sosro.


(18)

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Baku

1. Teh

Teh adalah tumbuhan yang selalu sepanjang musim, artinya tidak pernah menggugurkan daun-daunnya. Daun yang tersusun selang-seling dan tulang daun yang longitudinal, memiliki ujung runcing dan bergerigi halus. Bunganya putih dan memiliki lima kelopak bunga dengan aroma yang menyenangkan. Buahnya berbentuk segitiga dan berkayu. Teh bisa tumbuh dengan baik di daerah hutan hujan tropis atau subtropis dan berada di ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut. Semakin tinggi daerahnya, semakin kecil rimbunan pohon teh dan konsekuensinya semakin kecil hasil panennya (Fulder, 2004).

Teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Secara umum teh hijau merupakan teh yang tidak difermentasikan, berbeda dengan teh hitam yang mengalami fermentasi penuh. Sedangkan teh oolong mengalami setengah proses fermentasi. Pengolahan teh hijau telah dikenal sejak lama namun dilaksanakan dengan pengolahan dan teknologi yang sederhana. Teh hijau merupakan pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan pasar maka pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang lebih maju (Djoehana, 2000).

Untuk memanfaatkan komponen bioaktif dalam teh dan memperluas aplikasinya, maka diperlukan suatu bentuk produk yang mudah digunakan. Adapun bentuk teh yang praktis tersebut adalah ekstrak teh. Ekstrak teh ini didapat dengan mengekstrak pucuk daun teh segar maupun teh yang sudah jadi dengan menggunakan air panas (Arif Hartoyo, 2003).


(19)

commit to user

6

2. Air

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur serta cita rasa (Anonim1, 2009).

Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam bahan makanan. Untuk beberapa bahan malah berfungsi sebagai pelarut. Air dapat melarutkan berbagai bahan seperti garam, vitamin yang larut air, mineral dan senyawa-senyawa cita rasa seperti yang terkandung dalam teh dan kopi (Winarno, 2004).

Air yang diminum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mengandung bahan tersuspensi (kekeruhan). Lagipula air minum harus tampak menarik dan menyenangkan untuk diminum (Soejoeti, 1998).

3. Gula

Disakarida terdiri dari dua molekul monosakarida dalam tiap-tiap molekul. Termasuk dalam golongan ini adalah sukrosa (gula pasir), maltosa, dan laktosa. Gula yang biasa kita makan sebagai gula pasir adalah sukrosa. Gula ini terdapat dalam sari tebu dan bit (Poerwo Soedarmo dan Sediaoetama, 1977).

Sakarosa adalah bahan baku yang terpenting pada tebu. Semula, semasa tebu masih dalam masa pertumbuhan, sakarosa ini merupakan hasil asimilasi daun tebu. Gula ini diperlukan untuk pembentukan sel-sel dan semua keadaan yang dapat menimbulkan pertumbuhan baru (Sutardjo, 1994).

Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, dan laktosa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda misalnya dalam hal rasa manisnya, kelarutan dalam air, energi yang dihasilkan, mudah tidaknya difermentasi oleh mikroba tertentu, daya pembentukan kristalnya.


(20)

commit to user

7

Gula-gula tersebut pada konsentrasi yang tinggi dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet (Winarno dkk, 1980).

B. Pengolahan Teh

Proses pengolahan daun teh dimulai dari daun yang masih segar sampai menjadi kering. Karena itu tujuan pengolahan daun teh adalah agar sifat-sifat yang baik yang terkandung dalam daun masih segar (Sutedjo, 1985).

Teh hitam diproduksi dengan cara memfermentasikan daun teh, sehingga banyak zat-zat yang berguna bagi kesehatan kita (catechin, vitamin dan sebagainya) berubah atau hilang pada saat proses produksi teh hitam. Tidak ada satu pun dari proses – proses ini yang dilakukan dalam produksi teh hijau. Dimana proses ini dimulai dengan penguapan daun teh yang telah dipetik, kemudian penggilingan dan pengeringan dan penggilingan dan pengeringan ulang (Fulder, 2004).

Teh hijau yang dimaksud di sini adalah teh yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan teh wangi. Teh hijau ini diolah lebih lanjut dengan pemanasan dan pemberian bunga, baru diseduh dengan minuman. Tahap-tahap pengolahan teh hijau ini adalah ; pemanasan dan pelayuan, penggulungan, pengeringan, sortasi dan pengepakan (Agnes, 1984).

Teh oolong merupakan teh yang diolah dengan setengah fermentasi, artinya proses oksidasi dihentikan ditengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari (Anonim2, 2009).

C. Pengendalian Mutu

Pengawasan mutu adalah kegiatan yang memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercermin dalam hasil akhir, dengan kata lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu dari bahan yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang ditetapkan dengan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Dalam pengawasan ini semua performance barang dicek menurut standart dan semua penyimpangan.


(21)

commit to user

8

Penyimpangan dari standart dicatat serta dianalisa dari penyimpangan yang terjadi. Semua penemuan-penemuan dalam hal ini digunakan sebagai umpan balik untuk para pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan perbaikan produksi pada masa yang akan datang (Assauri, 1998).

Melalui kendali mutu terpadu, manajemen perusahaan mampu menyelenggarakan usaha dagang berdasarkan kekuatan dan keyakinan atas mutu produk dan jasa mereka, yang memungkinkan mereka bergerak maju dalam volume pasar dan perluasan bauran produk dengan derajat penerimaan pelanggan yang tinggi, stabilitas keuntungan dan pertumbuhan (Feigenbaum, 1992).

Pengendalian mutu terhadap bahan dasar akan mempengaruhi hasil mutu dari teh hijau yang sesuai dengan standarnya yaitu warna teh kering kuning kehijauan dan aroma wangi (Argadipraja, 1992).

D. Sanitasi

Sanitasi adalah suatu usaha pengendalian terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan, dan pekerja untuk mencegah pencemaran hasil olahan serta terlanggarnya nilai estetika konsumen (Winarno dan Surono, 2008).

Karyawan harus mencuci bersih tangannya, sebelum dan sesudah proses produksi selesai. Mencuci bersih tangan dengan air bersih dan sabun adalah syarat mutlak bagi karyawan terutama setelah buang air besar maupun kecil (Soedarma dan Sediaoetama, 1977).


(22)

commit to user

9

BAB III

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Pelaksana

Nama : Ayu Putri Susitrianni NIM : H3106079

Program Studi : D III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas : Pertanian

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Magang Industri Pertanian dilaksanakan pada : Tanggal : 27 Januari – 27 Februari 2009

Tempat : Di PT. Sinar Sosro Jl. Raya Semarang-Bawen Km 28, Bergas, Kabupaten Semarang 50552

C. Metode Pelaksanaan

a. Terlibat Langsung

Pelaksanaan magang terlibat langsung dalam kegiatan – kegiatan pada PT. Sinar Sosro antara lain Proses Produksi Teh Botol dan Quality Control yang dilakukan di laboratorium.

b. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung dilokasi praktek lapang untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, terutama yang berhubungan dengan Proses Produksi di PT. Sinar Sosro.

c. Wawancara

Wawancara dilaksanakan untuk mengenali informasi tentang perusahaan dan topik yang berkaitan dengan Proses Produksi dengan menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang terkait.

d. Pencatatan

Mencatat data sekunder dari sumber – sumber yang dapat dipertanggung jawabkan dan kegiatan – kegiatan praktek lapang.


(23)

commit to user

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Umum Pada PT. Sinar Sosro Ungaran

1. Kondisi Umum Perusahaan

a. Lokasi dan Keadaan Alam Sekitar

PT. Sinar Sosro Ungaran (SSU) terletak di Jl. Raya Semarang-Bawen Km. 28 Bergas, Kabupaten Semarang. Lokasi pabrik terletak 750 m di atas permukaan laut serta berada di sentra industri dengan luas areal 6 hektar (1 hektar untuk kantor dan pabrik dan 5 hektar untuk areal jalan dan taman). adapun batas-batas pabrik ini adalah sebagai berikut :

Utara : Perkampungan (Desa Kenangkan)

Selatan : Sawah dan perkebunan tebu

Barat : Perkampungan ( Bergas Kidul)

Timur : Jalan Raya Semarang-Bawen dan perkampungan

Lokasi PT. Sinar Sosro ini terbilang cukup strategis, karena letaknya yang berada di tepi jalan raya, sehingga lebih memudahkan perhubungan dan transportasi. Di samping itu, letaknya yang berada didekat Semarang, dimana Semarang merupakan ibu kota Jawa Tengah, sehingga memberi kemudahan dalam distribusi bahan baku dan pendistribusian produk ke daerah-daerah pemasaran, antara lain wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Jika ditinjau secara umum, PT. Sinar Sosro terdiri dari pabrik dan office. Bangunan pabrik berupa ruang pengolahan, ruang suku cadang, dan gudang penyimpanan. Ruang pengolahan terdiri dari

ruang Water Treatment, kitchen dan bottling. Sedangkan ruang

penyimpanan ada beberapa jenis, yaitu gudang induk penyimpanan bahan baku, gudang bahan pembantu, gudang harian dan gudang PB (Peti Botol : gudang botol-botol kosong), gudang PI (Peti Isi : gudang


(24)

commit to user

11

produk akhir sebelum didistribusikan). Untuk office, terdapat beberapa kantor untuk tiap-tiap departemen, di samping itu juga terdapat laboratorium kimia dan mikrobiologi di selatan ruang produksi.

Di bagian belakang pabrik terdapat ruang atau bangunan untuk mesin atau peralatan mekanik. Ruangan tersebut terdiri dari ruang panel-panel, ruang boiler, ruang genset, ruang suku cadang, ruang air kompresor, dan water treatment plant. Di samping itu juga terdapat ruang bengkel, ruang istirahat pekerja borongan, dan ruang istirahat sopir. Di PT. Sinar Sosro Ungaran juga terdapat kantin yang terletak di Barat ruang pengolahan, dan juga ruang workshop, auditorium, studio, dan koperasi.

PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki kantor utama berlantai dua, sepuluh unit ruang satpam, masjid dan mushola, ruang loker bagi yang magang dan ruang loker karyawan, dan toilet di beberapa bangunan.

Di bagian depan sebelum pos satpam induk terdapat Waste Water

Treatment dan tempat penanganan limbah padat serta di beberapa bagian terdapat taman-taman dengan penataan yang cukup baik.

b. Sejarah Umum Perusahaan

Awalnya keluarga Sosrodjojo merintis usaha Teh Wangi Melati

pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi.

Teh ini diperkenalkan pertama kali dengan merk Cap Botol.

Ekspansi Bisnis

Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati Cap Botol diperkenalkan di

Jakarta dengan promosi “Cicip Rasa”. Dimana sistem ini dilakukan

secara terkoordinir oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan peralatan menyeduh teh serta alat propaganda seperti memutar lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan masa. Setelah terkumpul masa yang cukup banyak, maka penonton yang datang tersebut dibagikan


(25)

commit to user

12

teh wangi melati secara cuma-cuma. Selain itu, ada staf yang mendemokan cara menyeduh teh sebelum dibagi-bagikan. Hal ini dilakukan agar penonton yang datang percaya dan yakin bahwa teh yang dihasilkan adalah bemutu dan berkualitas. Namun teknik menyeduh langsung di tempat keramaian itu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga terkesan tidak efektif. Pengunjung yang awalnya tertarik untuk melihat secara langsung proses penyeduhannya, saling berhamburan pergi meninggalkan tempat promosi karena merasa tidak sabar dan terlalu lama.

Untuk memperbaiki kendala-kendala itu, maka pihak Sosrodjojo mempunyai gagasan untuk menyeduh teh di kantor sebelum dibawa ke keramaian. Dimana teh yang telah diseduh ditempatkan di panci-panci untuk kemudian dibawa ke keramaian dengan menggunakan mobil. Namun ternyata teknik ini juga mengalami kendala, yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tumpah sewaktu dalam perjalanan, karena kondisi jalan pada saat itu belum sebaik sekarang. Sehingga setibanya di keramaian, teh yang akan dipromosikan telah berkurang banyak. Dan akhirnya ditempuh jalan lain, yaitu teh yang telah diseduh dikemas pada botol-botol bekas kecap atau sirup yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, teh yang telah dikemas dibawa ke keramaian untuk dilakukan promosi “Cicip Rasa”. Ternyata teknik ini berhasil dan akhirnya dipakai selama bertahun-tahun.

Setelah dipakai selama bertahun-tahun, munculah gagasan untuk menjual air teh siap minum dalam kemasan botol pada tahun 1969

dengan merk Teh Botol. Baru awal tahun 1970, usaha teh siap minum

dalam kemasan botol ini dimulai dengan usaha home industry dan

diberi merk Teh Botol Sosro. Merk tersebut diambil dari nama

keluarga Sosrodjojo. Disamping itu, kemunculan desain botol pertama

adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah selama dua tahun. Pada tahun 1972 digunakan desain kedua dan juga bertahan selama dua tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1974 didirikan PT.


(26)

commit to user

13

Sinar Sosro di kawasan ujung menteng, dan berubah pula desain botol yang bertahan hingga kini. Pabrik tersebut merupakan pabrik teh botol siap minum yang pertama di Indonesia dan di dunia.

Pendiri Group Sosro

Pendiri utama dari Group Sosro ini adalah Bapak Sosrodjojo (almarhum). Dimana perusahaan ini bermula dari usaha keluarga Bapak Sosrodjojo di Slawi, Jawa Tengah. Beliau adalah generasi pertama, dengan lokasi pemasaran yang masih sempit yaitu sekitar Slawi dan Tegal-Jawa Tengah. Kemudian bisnis ini berkembang dan diteruskan oleh beberapa keturunannya yang disebut sebagai generasi kedua, yaitu:

1. Bapak Soemarsono Sosrodjojo (almarhum)

2. Bapak Soegiharjo Sosrodjojo

3. Bapak Soetjipto Sosrodjojo

4. Bapak Soerjanto Sosrodjojo

Pada generasi kedua inilah mulai dirintis inovasi teh siap minum dengan pendistribusian secara nasional dan berkantor di kawasan Cakung-Bekasi. Pada era 90-an, bisnis keluarga Sosrodjojo telah memasuki generasi ketiga dengan pengembagan usaha minuman ke berbagai variasi cita rasa, pangsa pasar, benefit dan kemasan. Setelah itu, cakupan distribusi produknya telah merambah ke kawasan Internasional dengan kantor usaha tetap di Cakung.

Perkebunan

PT. Sinar Sosro juga memiliki perkebunan untuk mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan yang diharapkan. Perkebunan itu terdapat antara lain di daerah Barat, yaitu :

- Garut, dengan luas 455 hektar, ketinggian 1.000 – 1.250 meter di atas permukaan laut.


(27)

commit to user

14

- Tasikmalaya, dengan luas 732 hektar, ketinggian 800 – 950 meter di atas permukaan laut.

- Cianjur, dengan luas 400 hektar, ketinggian 1.000 – 1250 meter di atas permukaan laut.

Distribusi Nasional – Internasional

Daerah pemasaran PT. Sinar Sosro sampai saat ini telah tersebar hampir di setiap daerah di penjuru Indonesia. Dimana pada masing-masing daerah terdapat kantor distribusi wilayah. Sehingga dapat dengan mudah mendistribusikan produk-produk Sosro hingga ke daerah-daerah kecil. Untuk wilayah Internasional, produk-produk Sosro telah di ekspor ke beberapa wilayah ASEAN, di benua Australia, dan di Timur Tengah (kemasannya berupa kaleng).

Sertifikasi Produk

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menjamin mutu produk tetap terjaga, maka Sosro telah melakukan langkah sertifikasi produk, yaitu label HALAL dari MUI (1996), pemenuhan kualitas pengolahan dan produknya terjaga dengan ISO 9002 : 2000, GMPs dari Gubernur Tk.I Jawa Tengah (1997), dan Zero Accident Award / kecelakaan nihil dari presiden RI tahun 1997 . Sehingga diharapkan dengan adanya beberapa jaminan tersebut, dapat meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Sosro.

Filosofi Sosro

Keluarga Sosrodjojo memiliki sebuah filosofi dalam bisnisnya, yaitu “Niat Baik”. Dimana diartikan, bahwa produk-produk Sosro tidak membahayakan kesehatan, hal ini diterapkan dengan melakukan proses pengolahan teh (awalnya teh botol sosro) tanpa adanya bahan pengawet, tanpa pemanis buatan dan tanpa pewarna buatan. Di samping tidak membahayakan kesehatan, niat baik Sosro juga ramah


(28)

commit to user

15

lingkungan. Dimana sisa-sisa pengolahan teh ditangani dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan, antara lain botol-botol yang pecah dikirim kembali ke pabrik gelas/kaca untuk didaur ulang, begitu pula untuk crown (tutup botol) dikirim ke pabrik metal, untuk ampas teh diolah sedemikian rupa hingga menjadi kompos, dan air limbahnya diolah untuk dikembalikan ke alam.

Perkembangan Perusahaan

Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera, antara lain :

a. Pabrik Produk Teh dari Sosro berada di Cakung-Jakarta,

Pandeglang-Jawa Barat, Ungaran-Jawa Tengah, Surabaya-Jawa Timur, Medan-Sumatera Utara, Palembang-Sumatera Selatan, Tambun-Bekasi, Cibitung-Jawa Barat, dan Gianyar-Bali, Mojosari-Jawa Timur.

b. Pabrik peracikan teh kering dan teh Wangi Melati di Slawi-Jawa

Tengah.

Yang pada awalnya PT. Sinar Sosro ini hanya memproduksi minuman botol yang berbasis teh saja. Namun dengan berkembangnya dunia industri, maka PT. Sinar Sosro mengupayakan terobosan-terobosan baru dibidangnya. Adapun beberapa jenis produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro yaitu :


(29)

commit to user

16

Tabel 4.1 Produk-Produk dari PT. Sinar Sosro Nama Merk

Dagang

Jenis Kemasan

Teh Botol Sosro (TBS)

Minuman berbahan dasar Teh

Botol kaca 220 ml, sekarang tersedia dalam kemasan

Pouch. Fruit Tea

(FT)

Minuman berbahan dasar Teh dan beberapa bahan untuk memberi flavour buah

Botol kaca 235 ml, kaleng, tetra pack, dan sekarang juga tersedia dalam kemasan

pouch.

S -Tee Hampir sama dengan

TBS, hanya saja berbeda bahan dasarnya

Kemasan botol kaca 318 ml.

Prim-A Air Mineral Botol plastik, cup, dan

gallon.

Happy jus Jus rasa buah Tetra pack

Tebs Minuman teh

berkarbonasi

Botol kaca 235 ml dan kaleng

Joy Tea Minuman teh hijau Botol kaca 235 ml.

c. Visi dan Misi Perusahaan

¾ Visi

Visi PT. Sinar Sosro Ungaran adalah menjadi perusahaan air minum yang dapat melepaskan dahaga konsumen kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak terkait (Total Beverage Company).

¾ Misi

Misi dari PT. Sinar Sosro Ungaran adalah :

1. Membangun merk Sosro sebagai merk teh yang halal,

berkualitas dan unggul.

2. Melahirkan merk dan produk minuman baru baik yang berbasis

teh maupun non teh dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing.


(30)

commit to user

17

3. Memimpin dan membangun jaringan distribusi.

4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan

jangka panjang baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan.

5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin

yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.

6. Memberilan kepuasan kepada pelanggan.

7. Menyumbangkan devisa bagi Negara.

2. Manajemen Perusahaan

a. Struktur Organisasi

Dalam suatu perusahaan, manajemen perusahaan adalah hal yang penting. Sehingga penyusunannya harus secara sistematis agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.

Pemegang saham merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam PT. Sinar Sosro Ungaran. General Manager dibantu oleh sekretaris manajer masing-masing departemen. Terdapat departemen

yang bertanggungjawab kepada General Manager, antara lain :

• Departemen Produksi dan Maintenance, dipimpin oleh Manager

Produksi dan Maintenance.

• Departemen Quality Control, dipimpin oleh Manager QC.

• Departemen Pembelian, dipimpin oleh Supervisor Pembelian.

• Departemen Gudang, dipimpin oleh Supervisor Gudang.

• Departemen Accounting and Finance, dipimpin oleh Manager

Accounting and Finance.

• Departemen Personal General Affairs, dipimpin oleh Supervisor


(31)

commit to user

18

b. Tanggung Jawab dan Wewenang Pimpinan dari Masing-Masing

Departemen :

¾ Manager Produksi dan Maintenance

• Menetapkan prosedur pengendalian proses.

• Meneliti dan mengawasi inventarisasi bagian-bagian, biro-biro,

dan seksi-seksi di bawahnya.

• Menjamin produksi dilaksanakan sesuai rencana dan

persyaratan yang ditentukan.

• Merencanakan dan mengoreksi kegiatan-kegiatan yang

meliputi processing, finishing, dan packing untuk mencapai

efisiensi yang dikehendaki.

¾ Manager QC

• Menetapkan prosedur pengendalian dokumen dan data.

• Menetapkan sistem mutu.

• Melakukan pengembangan produk, penciptaan produk baru,

dan pengadaan bahan-bahan.

• Menentukan prosedur pengendalian kalibrasi terhadap

peralatan pemeriksaan, pengukuran, dan pengujian

laboratorium.

• Bertanggung jawab kepada manajemen Quality Control.

• Menetapkan prosedur pengendalian produk yang tidak sesuai

dan melakukan tindakan koreksi serta pencegahan.

• Menetapkan prosedur penanganan, penyimpanan, pengemasan,

pemeliharaan, penyerahan materail dan produk.

¾ Supervisor Pembelian (Purchasing Supervisor)

• Mengatur segala pembelian baik pembelian untuk produksi

maupun pembelian operasional lain.


(32)

commit to user

19

¾ Supervisor Gudang

Bertanggung jawab dalam penyimpanan, pemeliharaan, penyiapan material dan segala macam bentuk bahan untuk keperluan produksi.

¾ Manager Accounting and Finance

• Bertanggung jawab atas keuangan dan perbankan perusahaan.

• Mengatur alur keluar masuk uang perusahaan.

• Mengatur penggajian karyawan.

• Menetapkan untung atau rugi dari perusahaan.

¾ Supervisor Personal General Affairs

• Mengatur perekrutan karyawan.

• Mengatur jadwal kerja karyawan.

• Menetapkan gaji karyawan.

• Mengatur hubungan dengan masyarakat.

• Mengatur segala sesuatu tentang karyawan.

c. Ketenagakerjaan

Jumlah keseluruhan tenaga kerja di PT. Sinar Sosro Ungaran adalah 242 orang, terdiri dari 235 pria dan 7 orang wanita. Dimana karyawan PT. Sinar Sosro ini kebanyakan berasal dari daerah sekitar, yaitu Bergas, Pringapus, Karangjati, Salatiga dan beberapa daerah sekitar. Total jam kerja karyawan PT. Sinar Sosro adalah 40 jam dalam 1 minggu, dimana setiap hari kerja terdapat 1 jam istirahat.

Pengaturan jam kerja karyawan dilakukan dengan sistem shift dan non-shift. Pembagiannya sebagai berikut :

Karyawan non-shift : Senin – Jumat pukul 08.00 – 16.00

Sabtu pukul 08.00 – 13.00

Karyawan Shift : Shift I pukul 06.00 – 14.00

Shift II pukul 14.00 – 22.00


(33)

commit to user

20

Rekruitmen Tenaga Kerja

Tenaga kerja PT. Sinar Sosro direkrut dari sekitar pabrik. Hal ini sesuai dengan misi pendirian pabrik. Perekrutan ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

1. Membuka kembali dokumen-dokumen pelamar yang pernah masuk

ke bagian personalia dan disesuaikan dengan lowongan yang ada.

2. Bekerjasama dengan Depnaker dan Perguruan Tinggi setempat.

3. Perekrutan terbuka dengan memasang iklan di media cetak.

Gaji dan Kompensasi

Adapun fasilitas-fasilitas yang diberikan berupa kesejahteraan karyawan antara lain gaji pokok dan tunjangan jabatan tiap bulan dengan jumlah nominal bervariasi tergantung jabatan dan kinerjanya. Gaji yang diberikan tidak secara tunai, akan tetapi melalui transfer bank, sehingga setiap karyawan diwajibkan memiliki rekening bank tersebut. Kurang lebih tiap setahun sekali, karyawan akan mendapat kenaikan gaji dengan jumlah yang bervariasi. Di samping itu, karyawan juga mendapat fasilitas berupa :

¾ Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

Karyawan yang masih berstatus masa percobaan, dimasukkan dalam tiga program yaitu JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), JHT (Jaminan Hari Tua), dan JK (Jaminan Kematian). Sedangkan karyawan yang telah lulus masa percobaan mendapat tambahan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

¾ Sarana Kesehatan

Di Pabrik ini juga disediakan poliklinik dengan satu orang dokter dan satu orang perawat yang dibuka tiap senin, rabu dan jumat pukul 14.00 – 16.00.

¾ Cuti

Cuti diberikan kepada karyawan yang telah bekerja secara terus-menerus selama satu tahun. Jumlah cuti bervariasi, tergantung pada ketertiban karyawan. Untuk mengajukan cuti,


(34)

commit to user

21

karyawan harus mengisi formulir ijin cuti yang disetujui oleh pimpinan departemen masing-masing dan personalia.

¾ Koperasi Karyawan

Koperasi ini merupakan milik karyawan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari karyawan. Koperasi buka setiap hari yang disesuaikan dengan jam kerja kantor.

¾ Kantin

Dalam satu hari diberikan jatah satu kali makan, baik untuk karyawan shift maupun non shift. Jam makan disesuaikan dengan waktu kerja karyawan tersebut.

¾ Transportasi

Sarana transportasi berupa mobil dinas diberikan kepada karyawan yang menempati posisi manajer keatas.

¾ Seragam Kerja

Karyawan mendapatkan tiga pasang seragam baru tiap tahun beserta perlengkapan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

¾ Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan ini diberikan kepada karyawan yang telah lulus masa percobaan (3 bln). Besar nilai tunjangan adalah minimal sebesar satu bulan gaji.

¾ Tunjangan Akhir Tahun

Setiap akhir tahun, karyawan yang telah bekerja minimal satu tahun akan mendapatkan TAT sebesar gaji pokok masing-masing karyawan.

Untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan, dilakukan pelatihan. Bagi karyawan baru, diberikan training selama tiga bulan. Setelah 3 bulan itu baru ada keputusan untuk menjadi karyawan. Pelatihan khusus diberikan terhadap operator yang bertanggung jawab terhadap mesin tertentu. Training bagi seluruh karyawan diberikan dari pusat 1 – 2 kali per tahun yang meliputi Kepemimpinan dan Motivasi.


(35)

commit to user

22

3. Penyediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu

a. Bahan Baku dalam Pembuatan Teh Botol Sosro

Teh Botol Sosro merupakan minuman yang berbahan dasar teh, air dan gula. Dimana dalam proses pengolahannya, Teh Botol Sosro ini tanpa menggunakan bahan tambahan (Food Additive). Sehingga minuman ini aman dikonsumsi oleh semua orang tanpa memandang batas usia.

¾ Teh Kering

Teh kering yang tersedia pada gudang teh PT. Sinar Sosro Ungaran antara lain jenis teh SPRR (superior) yang digunakan untuk pembuatan TBS, jenis TPC (Teh Poci Coklat) untuk

pembuatan S-Tee, jenis Black Tea untuk pembuatan Fruity, dan

yang terahir jenis teh A2KMn yang digunakan untuk pembuatan

green tea untuk produk Joy tea. Untuk pemasok teh kering ini, PT. Sinar Sosro bekerja sama dengan PT. Gunung Slamet, Slawi. Dimana PT. Gunung Slamet masih satu group dengan PT. Sinar Sosro. Teh kering dikirim oleh PT. Gunung Slamet ini ke pabrik-pabrik Sosro sesuai dengan permintaan pabrik-pabrik-pabrik-pabrik tersebut.

¾ Gula Pasir

Gula pasir yang digunakan dalam pembuatan Teh Botol Sosro ini adalah jenis Crystal White Sugar. Gula jenis ini diimpor dari luar negeri, antara lain dari Malaysia, Thailand, Inggris, dan Korea. Hal ini dilakukan karena gula impor memiliki kadar zat kapur yang lebih rendah dibandingkan gula lokal. Karena zat kapur yang tinggi menyebabkan endapan putih pada dasar teh botol yang dapat mengganggu kesehatan, dan juga adanya zat kapur yang tinggi dapat membuat kerak pada pipa pengolahan dan tangki pegolahan sehingga menurunkan kapasitas produksi. Di samping itu gula impor memiliki warna yang lebih putih dibandingkan gula lokal. Dari sisi Impuritas (kejernihan) saat dilarutkan dalam air,


(36)

commit to user

23

gula impor lebih jernih daripada gula lokal. Hal-hal tersebutlah yang mendasari penggunaan gula impor.

¾ Air

Air merupakan salah satu bahan baku yang penting dalam industri minuman. Air yang digunakan dalam proses pengolahan ini berasal dari unit WT (Water Treatment), yaitu suatu unit pengolahan air mentah ( air tanah dengan kedalaman ± 250 m) menjadi air baku (air buffer) yang merupakan syarat air minum (tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, kesadahan rendah, dan tidak mengandung mikroorganisme, zat kimia dan benda asing) karena air yang mentah ini masih mengandung senyawa-senyawa

yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya CaCO3, ion logam,

mikroorganisme, ion-ion Cl, Fe2+ dan lain-lain. Air yang telah

diolah ini kemudian digunakan untuk proses produksi, sanitasi, digunakan pada bottle washer, toilet, kantin dan untuk air minum.

b. Bahan Pembantu dalam Pembuatan Teh Botol Sosro

Bahan pembantu merupakan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menunjang proses produksi. Di PT. Sinar Sosro ini menggunakan bahan pembantu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bahan-bahan tersebut antara lain :

¾ NaCl

Garam digunakan untuk mengaktifkan lagi resin tangki softener pada pengolahan WT.

¾ PAC (Poly Alumunium Chloride)

Sebagai koagulan terhadap kotoran atau lumpur pada tangki kerucut pada pengolahan WT.


(37)

commit to user

24

¾ Kaporit

Berfungsi sebagai disinfektan dan menetralkan Fe dengan cara mengubah ion-ion Ferro (larut air) menjadi Ferri (tidak larut air).

¾ Carbon Active

Dipakai pada tangki Carbon Filter untuk menyaring, menghilangkan bau, rasa dan kadar chlorine.

¾ HCl

Berfungsi sebagai regeneran pada tangki Cation Exchanger dalam pengolahan Water Treatment.

¾ Caustic Additive

Digunakan sebagai pembersih botol yaitu membuat botol lebih cemerlang atau kinclong.

4. Pengawasan Mutu (Quality Control)

Mutu adalah gambaran keseluruhan nilai karakteristik dari suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan / permintaan pelanggan sehingga dapat menciptakan kepuasan pelanggan.

Pengawasan mutu terhadap incoming material (bahan baku) bermaksud agar material yang dipakai memenuhi standar yang berlaku sehingga produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

a. Pengawasan Mutu Teh Kering

Pemeriksaan teh kering dilakukan secara visual dan kimia. Pemeriksaan visual dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya cemaran jamur dan kontaminan benda asing. Selain itu dilakukan pengujian aroma, warna dan rasa untuk teh SPRR yaitu aroma wangi bunga lebih menonjol di banding teh, warna cokelat cerah keemasan, dan rasa sepet menonjol. Pemeriksaan kimia dilakukan untuk menguji kadar air dan kadar tanin teh kering. Analisa kadar tanin merupakan analisa utama dalam pengawasan mutu bahan baku teh yang dilakukan dengan cara


(38)

commit to user

25

menyeduh teh selama 30 menit. Kemudian teh ini disaring dan filtratnya diuji dengan penambahan beberapa jenis bahan kimia dan

dilakukan titrasi. Kadar air dianalisis dengan infra red moisture

balance.

Pengawasan mutu dilakukan ketika teh datang dari distributor. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel secara acak dari beberapa karung. Kadar tanin dan kadar air teh kering harus sesuai dengan standar yang ditentukan PT. Sinar Sosro. Standar pengujian untuk analisis tersebut merupakan kesepakatan antara supplier dengan pihak PT. SSU yang dalam hal ini dibawah wewenang departemen QC. Teh kering disimpan dalam gudang yang berdinding

alumunium dengan suhu sekitar 30-40o C, dipisahkan dari benda-benda

yang mengeluarkan bau asing, dan diletakkan diatas palet serta tidak bersentuhan dengan dinding.

b. Pengawasan Mutu Gula

Sebelum digunakan untuk proses produksi, dilakukan pengujian terhadap gula pasir yang meliputi pengujian fisik dan kimia. Pemeriksaan secara fisik dilakukan terhadap kotoran, warna dan kelembaban. Pemeriksaan kimia meliputi kesadahan, kadar gula dan pH. Kesadahan gula harus dibawah standar yang telah ditentukan karena bila lebih akan menyebabkan produk teh menjadi keruh. Standar kesadahan larutan gula pada PT. Sinar Sosro ini yaitu

maksimal 1,5 dH. Pemeriksaan kadar gula dilakukan dengan

menggunakan automatic refraktometer. Pengambilan sampel secara

acak berdasar jumlah karung gula setiap penerimaan. Jumlah pengambilan sampel berdasarkan tabel di bawah ini.


(39)

commit to user

26

Tabel 4.2 Jumlah Pengambilan sampel Karung Gula

Jumlah karung gula Jumlah sampel (karung)

151-280 13 281-500 20

501-1200 32

1201-3200 50

c. Pengawasan Mutu Air

Air yang digunakan dalam proses produksi teh botol Sosro di PT. Sinar Sosro Ungaran berasal dari pengolaham water treatment, sehingga pengendalian mutunya diawasi langsung oleh operator masing-masing unit dan QC. Mutu air yang digunakan adalah syarat air minum, yaitu :

¾ kesadahan < 1,6 derajat Hardness (dH) dengan cara menguji air dengan menambahkan indicator EBT (Eriochrome Black T) dan Hardness Buffer (Amonia), jika berwarna biru, maka Total Hardness (TH) adalah 0 dH, dan bila berwarna jingga, maka dilanjutkan dengan titrasi indicator EDTA (Ethylene Diamine Tetra Aceticacid) 0,02 N hingga berwarna biru.

¾ Jumlah ion berkarbonat atau P alkalinitasnya 0 ppm dengan cara

menambahkan indicator pp (phenolphthalein) 0,5% pada air yang diuji, jika tidak berubah warna, maka P alkalinitas adalah 0 ppm, namun jika berubah menjadi merah violet, maka dititrasi dengan

4 2SO

H 0,02 N hingga tidak berwarna (A ml).

P alkalinitas =

Sampel Volume gr mgr CaCO gr fk lt grek ml A . / 1000 . 50 / 02 , 0

. × × × 3×

¾ Total alkalinitas atau M alkalinitasnya 285 – 300 ppm dengan cara

hasil dari pengujian P alkalinitas tadi ditambahkan indicator MO (Methyl Orange) 0,05% sehingga berwarna kuning, kemudian


(40)

commit to user

27

dititrasi dengan H2SO4 0,02 N hingga berubah menjadi Merah

bata / jingga (B ml).

M alkalinitas =

Sampel Volume gr mgr CaCO gr fk lt grek ml B . / 1000 . 50 / 02 , 0

. × × × 3×

¾ Kadar Fe2+ ≤ 0,1 ppm dengan menambahkan indicator Fe – An.

Kemudian didiamkan selama 3 menit dan dicocokkan dengan warna blanko.

¾ Kadar Cl−≤ 50 ppm dengan menambahkan Kalium chromat 10%

sehingga berwarna kuning dan dititrasi dengan larutan standar

3

AgNO 0,028 N hingga warna menjadi kuning kemerahan.

¾ Kadar Cl2 0 ppm dengan menambahkan Tertramethylbenzinidine

Solution, kemudian didiamkan selama 30 menit dan dicocokkan dengan warna comparator Chlorine.

¾ Turbidity≤ 2 NTU dengan alat Turbidimeter. pH 5,5 – 7,5 dengan alat pH meter seperti yang umum kita lihat. Untuk pengambilan sampel tiap satu jam sekali dibawa ke QC untuk dianalisis mengenai beberapa hal tersebut.

5. Sanitasi

Sanitasi merupakan salah satu faktor penentu mutu produk yang dihasilkan. Sanitasi yang baik akan menghasilkan produk dengan mutu yang baik pula. Sanitasi yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro Ungaran meliputi Sanitasi karyawan, Sanitasi lingkungan dan ruangan, Sanitasi ruang produksi, Sanitasi mesin dan peralatan, Sanitasi produksi di unit pemasakan (kitchen) dan di unit bottling line.

a. Sanitasi Karyawan

Dalam suatu industri, Sanitasi karyawan merupakan hal yang sangat penting. Apalagi untuk sebuah industi pengolahan minuman. Di PT Sinar Sosro Ungaran, karyawan merupakan sarana penyebaran kontaminan yang berpeluang besar untuk mengkontiminasi bahan


(41)

commit to user

28

minuman atau produk yang diolah. Oleh karena itu, karyawan perlu memperhatikan kebersihan badan, pakaian, dan kesehatan untuk memperkecil kemungkinan kontaminan masuk ke dalam produk minuman.

b. Sanitasi Lingkungan dan Ruangan

Sanitasi lingkungan dan ruangan adalah pengendalian terhadap pencemaran di lingkungan luar ruang produksi yang secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi proses produksi. Setiap pagi dan sore, jalan-jalan di lingkungan pabrik dilakukan penyapuan oleh petugas kebersihan. Sanitasi ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.

Sanitasi ruangan dilakukan dengan membersihkan lantai dan dinding, kaca, pintu dan atap ruangan. Lantai dibersihkan setiap hari dengan menyapu dan mengepel dengan menggunakan pembersih lantai. Pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran atau debu yang terdapat dalam ruangan poduksi sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja. Di setiap bagian ruangan juga disediakan tempat sampah, sehingga tidak ada sampah yang terbuang sembarangan. Untuk kebersihan toilet, rutin dilakukan

pengepelan ± 2 jam sekali.

c. Sanitasi Ruang Produksi

Sanitasi ruang produksi adalah pencegahan kontaminasi di ruang tempat produksi, yang didalamnya terdapat peralatan-peralatan produksi dan pekerja. Sanitasi dilakukan dengan memberikan kassa pada ventilasi untuk mencegah masuknya serangga dan debu. Selain itu dibuat sirkulasi udara dengan blower agar tidak lembab.

Sanitasi lantai ruang produksi dilakukan setiap hari dengan penyapuan dan pengepelan (dengan air dari softener cleaner dan

pembersih lantai). Pembersihan terdiri dari dua macam yaitu, sanitasi


(42)

commit to user

29

sebelum proses produksi dengan menggunakan caustic, dan cleaning

merupakan pembersihan yang dilakukan setiap akhir proses produksi.

d. Sanitasi Mesin dan Peralatan Produksi

Mesin dan peralatan merupakan bagian penting yang selalu kontak langsung dengan bahan-bahan untuk produksi, sehingga kebersihannya harus diperhatikan untuk memperoleh produk yang aman nantinya untuk dikonsumsi. Pembersihan ini dilakukan secara

daily maintenance dan weekly maintenance. Daily maintenance dilakukan setiap hari dengan waktu kurang dari satu jam, sedangkan weekly maintenance dilakukan setiap minggu sekali dengan waktu kurang dari lima jam, biasanya hari jumat.

e. Sanitasi Produksi

Sanitasi produksi dibagi menjadi dua yaitu sanitasi pada unit kitchen dan sanitasi di unit bottling line.

¾ Sanitasi di Unit Kitchen

• Sanitasi Awal Produksi

Sanitasi dilakukan untuk membunuh mikrobia yang ada dalam alat-alat di unit kitchen. Sanitasi dilakukan dengan

menggunakan bahan sanitasi (P3 Asepto) yang dilarutkan

dengan air softener panas. Larutan sanitasi dialirkan dari tangki pelarutan gula sampai filler dan dilakukan sirkulasi selama 15 menit. Setelah semua selesai, dilakukan pembilasan sampai bebas asepto dan mikrobia. Sanitasi ini juga dilakukan setiap akan ganti produk dengan tujuan untuk membersihkan dan menghilangkan bau dari produk yang sebelumnya.

• Cleaning Akhir Produksi

Cleaning akhir produksi dilakukan dengan menggunakan dua macam bahan sanitasi, yaitu caustic soda (cleaning basa)

dan HNO3 (cleaning asam). Cleaning dilakukan setelah selesai


(43)

commit to user

30

ekstrak (hanya dilakukan pembersihan dengan air softener panas).

¾ Sanitasi di Unit Bottling

Pembersihan di unit bottling dilakukan pada akhir produksi ketika weekly maintance. Peralatan di unit bottling sebagian besar dibersihkan dengan metode ”Cleaning in Place” (CIP) dan ”Cleaning Out Place” (COP). Metode CIP dilakukan dengan mengalirkan larutan pembersih kedalam alat-alat kemudian dibilas, sedangkan metode COP dilakukan dengan membersihkan peralatan dengan membongkar alat-alat dan dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa produk. Peralatan yang dibersihkan secara COP diantaranya adalah bottle washer, decrater, crater, filler dan optiscan. Pada bottle washer dilakukan sanitasi harian dengan melakukan pengggantian air pada bak presoaking, hot water I dan II. Selain itu juga dilakukan weekly maintance pada akhir proses produksi. Poket-poket dilepas untuk dibersihkan dan dilakukan pembersihan pada bagian dalam bottle washer. Air Lye I dan Lye II dialirkan ke tanki penampungan caustic melalui tangki Carbon untuk penyaring kotoran.


(44)

commit to user

31

6. Penanganan Limbah

Limbah PT. Sinar Sosro Ungaran secara fisik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu limbah padat dan cair. Dimana semua limbah tersebut akan mengalami perlakuan agar tidak mencemari kebersihan lingkungan. Karena sesuai dengan filosofi dari PT. Sinar Sosro yaitu “Niat Baik” yang ramah lingkungan.

Gambar 4.1. Diagram Alir Sumber Limbah dan Penanganannya

a. Pengolahan Limbah Cair

Tujuan dari pengolahan limbah cair ini adalah untuk mendapatkan effluent yang aman saat dibuang ke lingkungan. Limbah yang diolah adalah limbah dari proses produksi, air dari pencucian manual dan air dari kantin, Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah akan diolah dalam Waste Water Treatment dan mengalami beberapa proses antara lain :

Proses Produksi

Air Limbah Ampas Teh Kemasan Bekas

IPAL IPAT Pengumpulan

Air Bersih Kompos Pengepul Barang

Bahan Baku


(45)

commit to user

32

¾ Bak Kontrol

Air yang dialirkan ke unit limbah melalui bak control. Bak kontrol berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang berukuran besar seperti daun dan plastik yang terbawa saat air mengalir ke unit Waste Water Treatment. Bak kontrol dibuat sebelum air limbah masuk ke bak equalisasi dengan menggunakan strainer atau penyaring.

¾ Bak Equalisasi

Air limbah dari proses produksi ditampung dalam bak ini. Bak ini berfungsi untuk menyeimbangkan kondisi limbah, dimana antara limbah baru dan limbah lama memiliki kondisi yang berbeda, terutam pada pH dan suhu. Limbah baru memiliki pH yang rendah (limbah proses produksi FTB) dan suhu yang tinggi, sedangkan limbah yang lama memiliki pH yang netral (7 – 8) dan suhu yang rendah. Oleh karena itu, perlu dihomogenkan agar kondisi limbah seimbang sebelum masuk ke bak aerator. Selain itu, bak ini juga berfungsi untuk menghindari terjadinya shock pada mikrobia, sehingga mikrobia dapat bekerja secara optimal. Pada bak ini, suhu dan pH air limbah harus sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan QC. Suhu dan pH air limbah dikontrol setiap satu jam sekali, sedangkan CODnya dikontrol setiap satu minggu sekali pada awal shift.

¾ Bak Cooler

Air limbah yang sudah homogen, kemudian dialirkan ke bak cooler dengan debit 10 – 15 m³/ Jam untuk menurunkan suhu air limbah. Air limbah yang baru masuk memiliki suhu yang relatif tinggi yaitu sekitar 40 ± 5° C. Suhu tinggi dapat membuat mikrobia pengurai mati. Oleh karena itu, suhu air limbah diturunkan menjadi 30 ± 5° C. Pada bak cooler juga dialirkan udara dari blower untuk aerasi. Penurunan suhu air limbah dilakukan dengan membuat pipa dari bak equalisasi ke bak cooler menghadap ke atas. Hal ini


(46)

commit to user

33

dilakukan agar air yang mengalir bertekanan rendah, sehingga laju air relatif lambat dan suhu air akan turun.

¾ Bak Aerator

Bak ini berfungsi untuk menampung air limbah dari bak cooler. Tahap ini merupakan tahap terpenting dalam pengolahan air limbah dengan sistem aerobik. Dalam bak ini ditambahkan lumpur aktif. Lumpur aktif ini mengandung mikrobia-mikrobia pengurai bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Mikrobia yang aktif selama tahap aerasi adalah mikrobia aerob seperti

bakteri (Bacillus, Pseudomonas, Nitrosomonas, Nitrobacter dan

lain-lain), protozoa (philodina), khamir, jamur dan rotifera. Dalam

bak ini dilakukan aerasi terus menerus untuk suplai oksigen dan menghomogenkan antara oksigen, mikrobia dan bahan-bahan organik, sehingga mikrobia dapat bekerja optimal dan tidak mati.

Mikrobia dalam menguraikan bahan-bahan organik membutuhkan nutrisi, dimana semakin lama nutrisi tersebut akan habis dan berkurang, sehingga dilakukan dosing, yaitu dengan menambahkan urea dan TSP. Untuk menguji kondisi lumpur aktif masih baik atau tidak, maka dilakukan uji Sludge Volume dengan menggunakan Settleometer ukuran dua liter. Lumpur dalam bak aerator diambil 1000 ml untuk diendapkan selam 30 menit. Jika endapan yang dihasilkan berkisar antara 60 – 80%, maka lumpur aktif masih baik untuk digunakan. Namun jika endapan yang dihasilkan kurang dari 60%, maka perlu penambahan nutrisi. Endapan lumpur yang sedikit mengandung mikrobia yang sedikit pula. Hal ini akan dapat berakibat bahan-bahan organik tidak dapat terurai dengan baik. Oleh karena itu, dilakukan penambahan nutrisi yang cukup bagi mikrobia agar dapat berkembangbiak dengan cepat dan dapat menguraikan bahan-bahan organik. Jika endapan yang terbentuk > 80%, maka lumpur harus dikurangi. Lumpur yang terlalu banyak akan menyebabkan mikrobia kekurangan


(47)

commit to user

34

nutrisi dan oksigen, sehingga perkembangannya terhambat dan mati. Hal ini juga dapat menyebabkan bulking / pengapungan pada bak clarifier.

¾ Bak Clarifier

Bak ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang masih terbawa air limbah dari bak aerator. Endapan lumpur yang terbentuk dialirkan kembali ke bak aerator dengan pompa melalui bak Defader. Bak defader ini berfungsi untuk menstabilkan lumpur aktif, sedangkan airnya dialirkan ke Drying Bed. Dalam bak Clarifier dilakukan kontrol suhu, pH, kadar COD dan kondisi air.

¾ Bak Sekat

Bak ini berfungsi untuk menampung air limbah sebelum dialirkan ke lingkungan. Dalam bak ini terjadi proses sedimentasi lanjutan, yaitu lumpur yang masih terbawa oleh air limbah akan diendapkan kembali. Air dari bak sekat akan mengalir ke bak filter jika kondisinya telah penuh.

¾ Bak Filter

Bak ini berfungsi untuk menyaring air limbah sebelum dialirkan ke lingkungan. Partikel-partikel yang tidak mengendap dalam bak sekat diharapkan dapat tersaring di bak filter. Bak ini berisi pasir dan ijuk yang berfungsi sebagai penyaring.

¾ Bak Bioindikator

Air limbah yang telah disaring selain dialirkan ke sungai, juga dialirkan ke kolam ikan (bak bioindikator). Bak ini berfungsi untuk mengetahui efektifitas pengolahan limbah cair. Jika ikan-ikan dalam kolam tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara normal, berarti tujuan unit WWT telah tercapai. Jika ikan-ikan tersebut mati, maka perlu dilakukan proses pengolahan ulang. Selanjutnya air tersebut dialirkan ke sungai, untuk pencucian manual warga di sekitar pabrik.


(48)

commit to user

35

Gambar 4.2. Diagram Alir Proses Waste Water Treatment

b. Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi berupa ampas teh, botol pecah, krat, palet dan crown. Botol pecah, krat, palet dan crown dimusnahkan jika tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan ampas teh diolah menjadi kompos.

Kompos merupakan jenis pupuk alam yang dibuat dengan cara penguraian bahan organik dan menghasilkan senyawa-senyawa yang larut dalam air yang bersama-sama dengan bahan mineral akan membentuk senyawa organik baru. Kegunaan pupuk ini adalah untuk memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Pengolahan ampas teh dilakukan dengan dua metode, yaitu thermofil dan Vermikompos.

Limbah Cair Penyaring

Kotoran Equalisasi

Pendinginan

Aerasi dengan Lumpur Aktif

Clarifikasi

Effluent Bebas Lumpur

Sedimentasi Lanjutan Filtrasi

Effluent Jernih

Bioindikator Sungai, Ledeng warga,

dan Pencucian manual Sludge


(49)

commit to user

36

Untuk ampas Black Tea, hanya dilakukan proses thermofil saja. Namun dalam prosesnya ampas black tea harus dicampur dengan ampas teh SPRR dan TPC. Karena, jika tanpa dicampur dengan ampas SPRR dan TPC, akan membutuhkan waktu penguraian yang cukup lama (sekitar 9 bulan). Sedangkan jika dilakukan pencampuran, membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Black tea tidak cocok jika

dilakukan vermikompos karena memiliki pH yang rendah (≤ 5) yang

dapat menyebabkan cacing pengurai mati.

a) Metode Thermofil

Proses ini dilakukan dengan bantuan mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik. Tahapan proses thermofil adalah :

1. Pendinginan

Ampas teh dari unit kitchen yang masih dalam keadaan panas dihamparkan agar suhu turun dan kadar air menjadi 50-60%. Ampas teh dihamparkan dengan ketebalan 30-40 cm dan dilakukan pengecekan suhu. Suhu yang baik adalah < 40° C.

2. Inokulasi EM4

Ampas teh yang telah dingin, kemudian diberi perlakuan penambahan bakteri EM4 dengan cara disemprotkan di atas permukaan ampas teh. EM4 berguna untuk membantu proses fermentasi agar dapat berjalan dengan cepat. Tanpa EM4, proses fermentasi tetap dapat berjalan, akan tetapi lebih lambat. Penggunaan EM4 adalah dengan melarutkan gula sebanyak 100 gram ke dalam 100 liter air, kemudian ditambahkan stock EM4 sebanyak 1000 ml dan diinokulasi 1x 24 jam. Setelah itu, larutan dapat digunakan untuk disemprotkan ke ampas teh. EM4 berisi bekteri fermentasi genus Lactobacillus, Actinomycetes, bakteri fotosintetik, ragi dan jamur fermentasi.


(50)

commit to user

37

3. Penutupan Media

Ampas teh yang telah disemprot EM4, kemudian ditutup dengan terpal atau karung dengan tujuan untuk menjaga suhu agar tetap antara 40-50 °C. Bakteri EM4 memiliki pertumbuhan optimum 40-50 °C. Jika suhu lebih dari 50° C, maka terpal / penutup dibuka.

4. Pengadukan (Aerasi)

Setiap satu minggu sekali ampas teh diaduk agar proses fermentasi dapat merata dan berjalan dengan baik, menjaga kelembaban, menyeragamkan kelembaban, agar nutrisi terdistribusi merata bagi mikroorganisme dan meguraikan ampas teh yang menggumpa. Kadar air juga tetap dikontrol ± 60%. Bila kadar air turun, perlu dilakukan penyiraman dengan air.

5. Pemanenan

Kompos dapat dipanen dalam waktu kurang lebih dua bulan. Adapun cirri-ciri kompos yang siap dipanen adalah :

a. Warna telah menjadi hitam

b. Kompos sudah tidak menggumpal

c. Tidak berbau busuk

d. Kadar air telah turun menjadi 30%

e. pH 6,5 – 7,5

6. Pengemasan

Kompos ini kemudian dibungkaus dengan karung. Tiap karung sebanyak 5 kg dan disimpan dalam gudang penyimpanan untuk dipasarkan.


(51)

commit to user

38

Gambar 4.3. Diagram Alir Pengolahan Ampas Teh Secara Thermofil

b) Metode Vermikompos

Metode ini merupakan metode penguraian limbah dengan

menggunakan bantuan cacing (Vermes). Cacing yang digunakan

adalah Eisenia fetida yang berasal dari laut Kaspia. Kondisi alam

di tempat asal cacing ini adalah dingin, sehingga perlu proses adaptasi (aklimatisasi). Ampas teh yang telah melalui proses thermofil digunakan sebagai media awal tempat hidup cacing. Kotoran cacing yang dihasilkan merupakan zat yang dimanfaatkan sebagai pupuk. Proses pengolahan secara Vermikompos adalah :

Ampas Teh

Pendinginan dengan Penghamparan

Inokulasi EM4 1%

Penutupan dengan Terpal

Pengadukan 1 Minggu sekali

Ampas Teh terurai ± 2 bulan

Kompos


(52)

commit to user

39

1. Media Awal

Media awal merupakan tempat untuk hidup cacing dengan kepadatan maximum tiap m³ adalah 5 kg cacing. Media yang dipakai sebagai media awal adalah hasil dari proses thermofil dengan ketebalan media ± 10 cm dari dasar bak.

2. Penambahan Ampas Teh

Ampas teh yang baru keluar dari pabrik tidak dapat langsung diberikan pada cacing, namun ampas teh tersebut harus dibiarkan selama satu minggu agar terjadi proses perombakan awal. Perombakan awal ini akan lebih cepat jika ampas teh ditambahkan EM4. Setelah satu minggu ampas ini dapat diberi cacing, dengan ketebalan hamparan ± 10 cm. Atau biasanya menggunakan hasil dari proses thermofil. Penambahan ampas yang terlalu tebal dapat menyebabkan cacing keluar dari hamparan ampas karena kondisi dalam ampas menjadi panas. Pemberian ampas teh dilakukan satu minggu sekali dengan KA 70 – 80%.

3. Kontrol Suhu

Suhu yang baik sebagai syarat pertumbuhan cacing adalah 20 - 30° C. Bila suhu terlalu tinggi akan menyebabkan cacing menjadi mati.

4. Penambahan Makanan Tambahan

Makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki gizi bagi cacing. Penambahan makanan ini dapat dilakukan seminggu sekali atau dua minggu sekali. Makanan tambahan ini biasanya dedak yang ditebar rata di atas media dengan perbandingan ampas teh dan dedak adalah 40 : 1.

5. Pembalikan dan Penyiraman

Pembalikan media dilakukan seminggu sekali dengan tujuan untuk pemerataan makanan dan penambahan oksigen, sehingga cacing dapat berkembang biak dengan baik dan media


(53)

commit to user

40

tidak memadat. Penyiraman dilakukan seminggu sekali. Media dijaga jangan sampai terlalu kering, dengan kadar air kurang lebih 70 – 80%.

6. Pemanenan dan Pernyortiran

Tiap bak media yang telah mencapai tinggi 40 cm, sebaiknya segera dipanen karena bila terlalu tebal dapat meningkatkan suhu media. Vermikompos yang siap panen memiliki cirri-ciri antara lain :

a. Warna telah menjadi hitam

b. Kompos sudah tidak menggumpal

c. Tidak berbau busuk

d. Kadar air telah turun menjadi 30%

e. pH 6,5 – 7,5

Tiga hari sebelum panen, permukaan media diberi makanan, tujuannya agar cacing yang berada dalam media naik menuju ke makanan tersebut. Sehingga pada saat panen, sekitar 15 cm dari permukaan atas diambil dengan sekop dan dipisahkan karena banyak berisi cacing dan sisa makanan. Cacing dan sisa makanan tersebut digunakan untuk media pengolahan berikutnya.

Penyortiran dilakukan untuk memisahkan kompos dan sisa makanan dari cacing. Tujuan lain dari penyortiran ini adalah untuk mengetahui secara pasti jumlah perkembangbiakan cacing tiap m³. Untuk mengetahui jumlah cacing dalam bak reactor dilakukan sampling. Sampling dilakukan tiap 1 m³/ Bak reaktor. Jumlah cacing didapatkan dari jumah cacing dalam luasan tersebut, dikalikan luasan bak reaktor.


(54)

commit to user

41

7. Pengemasan

Kompos yang telah jadi dicampur kompos hasil proses thermofil dan dimasukkan karung dengan berat 5 kg per karung.

Gambar 4.4. Diagram Alir Pengolahan Ampas Teh Secara Vermikompos Ampas Teh

Pendinginan dengan Penghamparan

Inokulasi EM4 1%

Penutupan dengan Terpal

Media Setengah Jadi

Bak Reaktor (Bak Cacing)

Penambahan Makanan 1 Minggu Sekali

Pembalikan & Penyiraman

Vermikompos

Pemisahan Kompos dari Cacing & Kokon


(55)

commit to user

42

B. Kajian Proses Produksi Teh Botol Sosro pada PT. Sinar Sosro Ungaran

1. Proses Produksi Pembuatan Teh Botol Sosro

a. Unit Water Trearment

Water treatment merupakan suatu unit pengolahan air mentah (air tanah dengan kedalaman ± 250 m) menjadi air baku (air buffer) yang merupakan syarat air minum (tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, kesadahan rendah, dan tidak mengandung mikroorganisme, zat kimia dan benda asing) karena air yang mentah ini masih mengandung

senyawa – senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya CaCO3,

ion logam, mikroorganisme, ion-ion Cl, Fe2+ dan lain-lain. Air yang

telah diolah ini kemudian di gunakan untuk proses produksi, sanitasi, digunakan pada bottle washer, toilet, kantin dan untuk air minum.

Tempat pengolahan air ini berada di dalam ruang produksi bagian timur, dan untuk unit pengambilan airnya berada di Timur ruang produksi. Dimana air dari dalam tanah dipompa dengan pompa

tanam dan terjadi Dosing yang bekerja segara otomatis, saat

pengolahan air berlangsung, dosing akan aktif, dan saat tidak ada air yang dipompa, maka dosing tidak bekerja. Berikut ini tahap-tahap dalam WT :


(56)

commit to user

43

Gambar 4.5. Diagram Alir Proses Water Treatment Air Sumur

Tangki Kerucut

Bak Reservoir

Tangki Sand Filter

Tangki Cathion Exchanger

Tangki Carbon Filter 2 Tangki

Softener 2

Tangki Softener 3

Buffer

Tangki Softener

Cleaner

Buffer Tank Tangki Carbon


(57)

commit to user

44

¾ Tangki Kerucut

Air yang berasal dari sumur dipompa ke tangki ini. Kapasitas tangki kerucut ini mencapai 15.000 liter. Dalam unit ini terdapat sekat, dan bagian bawahnya berbentuk kerucut yang bertujuan untuk mengendapkan lumpur dan kotoran, yang nantinya akan diblow down (dikeluarkan). Di dalam unit ini dilakukan proses

dosing. Dosing adalah proses penambahan larutan kaporit dan PAC ke dalam tangki kerucut. Disini kaporit berfungsi untuk membunuh bakteri (desinfektan), Mikroorganisme, dan menetralkan Fe dengan cara mengubah ion Ferro (larut air) menjadi ion Ferri (tidak larut air), sedangkan PAC berfungsi sebagai koagulan kotoran dan lumpur yang ikut bersama air sumur dan juga karena partikel – partikel yang ada di dalamnya sangat kecil, sehingga dapat disatukan dengan penambahan PAC yang kemudian akan di endapkan dan dikuras. Untuk kadar kaporit sekitar 2 ppm dan PAC sekitar 30 – 40 ppm. Kemudian tiap 4 jam dilakukan blow down

untuk membuang flok (endapan) yang airnya diujikan kadar

Chlorine-nya ke QC.

¾ Bak Penampung (Reservoir)

Bak ini berfungsi untuk menampung air olahan dari tangki kerucut (bak penampung). Tinggi bak ini adalah ± 6 meter, panjang 4 meter, dan lebar 3 meter. Dimana kapasitas bak reservoir ini ± 75.000 liter. Bak ini di buat terbuka agar reaksi oksidasi dapat berjalan sempurna dengan bantuan udara bebas. Dasar bak ini berbentuk cekungan untuk menampung kotoran ataupun lumpur yang lolos dari tangki kerucut. Pengurasannya dilakukan setahun sekali.

Kemudian dengan bantuan pompa high press (dengan

tekanan 5 bar dan debit air 30 m³/Jam), air dialirkan ke tangki sand

filter. Pompa ini berjumlah tiga, yang pengoperasiannya dilakukan secara bergantian.


(1)

commit to user

dan air softener panas kedalam tangki pelarut dan juga sebagai motor sirkulasi.

¾ Tangki Pelarut (Dissolve tank)

Tangki ini digunakan untuk melarutkan gula dan air yang diterima dari hopper penuangan, didalam tangki ini gula dan air dilarutkan dengan cara diaduk dengan bantuan motor pengaduk (agitator). Kapasitas tangki : 6400 liter

¾ Tangki Buffer Syrup

Tangki ini berfungsi sebagai penampung syrup gula yang siap dipakai dan telah melewati proses penyaringan. Kapasitas tangki : 3300 liter

¾ Tangki Ekstraksi

Tangki ini berfungsi sebagai tempat untuk penyeduhan Teh kering dan air panas dari PHE, Jumlah tangki extract ini ada 4 buah. Kapasitas tangki : 4000 liter

¾ Tangki Filtrox (Penyaring TCP)

• Seri : FILTER –O-MAT 110/900 WS

• Tek. Maks Operasi : 6 Bar • Temp. Maks Operasi : 85° C

• Cleaning Temp. : 90-100° C dengan tekanan 4 Bar • Kapasitas tangki : 880-900 liter

• Jumlah elemen : 14 Elemen Filter ¾ Alat Penyaring (Bag Filter)

Alat ini memiliki merk dagang Hayward, model TBF-0101-AB10-020A tahun 2005 dan berasal dari Cina. Berfungsi untuk menyaring larutan gula yang menuju Mix Tank. Prinsip kerja alat in adalah menahan partikel-partikel yang tidak larut air dengan menggunakan saringan yang berukuran 1µ. Alat ini mampu bekerja optimal dengan temperatur max 160 oC, dan tekanan 10 bar.


(2)

commit to user

¾ Tangki Recycling

Tangki ini berfungsi sebagai tempat menuangkan kembali TCM yang telah dibotolkan (Bottling Process) dikarenakan adanya permasalahan atau produk Non Standar, Misalnya : Botol tanpa tutup, volume kurang, tutup miring, warna dan kejernihan teh tidak standar.

¾ Mix Tank

Tangki ini berfungsi sebagai tempat pencampuran antara Syrup Gula dan Teh Cair Pahit (TCP). Tangki ini berjumlah 2 buah. Kapasitas tangki : 9300 liter

c. Di Unit Bottling

Seluruh alat di unit ini bertipe Rieckermann yang berasal dari Hamburg, Jerman. Untuk fungsi, prinsip kerja dan spesifikasi masing-masing bagian telah dijelaskan pada poin Proses Produksi di Unit Bottling. Untuk alat pembantu proses produksi Bottling yaitu :

¾ Penyimpanan Crown

Alat ini bertipe Marconi (2), model Exel / 170 /AF dari USA, berfungsi untuk menyimpan Crown sebelum digunakan dan untuk menyalurkan kealat penutup botol. Prinsip kerjanya adalah menampung crown sebelum digunakandan mengalirkannya melalui jalur yang berjalan yang dilengkapi dengan magnet.

¾ Pemberi Kode (Date Coder)

Alat ini bertipe Magnetechnik NSM. GmbH dari USA, berfungsi untuk memberi kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Prinsip kerjanya dengan menembakan seberkas sinar pada botol dengan sistem print. Dimana tinta yang keluar akan langsung diprint (dishoot) kearah leher botol, sehingga akan menjadi tulisan.


(3)

commit to user

C. Kajian Praktek Lapangan

Kegiatan yang dilakukan selama magang Industri Hasil Pertanian antara lain mahasiswa melakukan wawancara langsung terhadap orang-orang yang terlibat langsung pada bidangnya masing-masing, selain menanyakan langsung mahasiswa juga mencari data dengan membaca SOP (Standart Operasional Prosedur) yang tersedia di Laboratorium Quality Control.

Selain wawancara dan mencatat SOP, mahasiswa juga terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan di PT. Sinar Sosro Ungaran seperti pada Proses Produksi Teh Botol Sosro dan Quality Control yang dilakukan di Laboratorium.

1. Kegiatan dalam Proses Produksi

Untuk Proses Produksi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa antara lain :

a. Belajar Membuat Air Buffer

Air Buffer adalah air yang digunakan oleh Pt. Sinar Sosro untuk menyeduh teh, air tersebut dihasilkan dari proses Water Treatment. Air Buffer merupakan campuran dari air Carbon Filter 1, Cathion dan Softener 3 Buffer. Untuk mengetahui volume tiap campurannya maka perlu diketahui kesadahan dan alkalinitanya masing-masing. Untuk itu sebelum mengetahui volume masing-masing campuran perlu dihitung terlebih dahuku kesadahan dan alkalinitasnya.

¾ Uji Alkalinitas (P alkalinitas dan M alkalinitas), dengan cara : • Ambil 100 ml sampel dengan gelas ukur 100ml, masukan ke

erlenmeyer.

• Tambahkan 1 pipet (1ml) amonia.

• Tambahkan 3-4 tetes indikator EBT. Amati warna, bila berwarna biru maka total kesadahannya (TH) = 0 oC. Dan bila berwarna merah maka titrasi dengan larutan EDTA 0,02 N sampai berwarna biru, volume titran adalah kesadahannya.


(4)

commit to user

¾ Uji Alkalinitas (P alkalinitas dan M alkalinitas), dengan cara : • Ambil 25 ml sampel, masukan kedalam erlenmeyer.

• Tambahkan 2-3 tetes indikator PP 0,5 %, jika tidak berwarna berarti P alkalinitasnya 0 ppm. Dan jika berwarna marah violet maka titrasi dengan H2SO4 0,02 N hingga tidak berwarna. (Volume titran = A ml).

P alkalinitas =

Sampel Volume gr mgr CaCO gr fk lt grek ml A . / 1000 . 50 / 02 , 0

. × × × 3×

• Untuk mengetahui M alakalinitasnya hasi dari pengujian P alkalinitas tadi ditambahkan 2 tetes indikator MO 0,05 %, kemudian titrasi dengan H2SO4 0,02 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata. (Volume titran = B ml).

M alkalinitas =

Sampel Volume gr mgr CaCO gr fk lt grek ml B . / 1000 . 50 / 02 , 0

. × × × 3×

b. Belajar Membuat Teh Cair Manis (TCM)

TCM merupakan percampuran dari Teh Cair Pahit (TCP) dengan Syrup Buffer. Untuk mengetahui volume masing-masing campuran perlu diketahui Kadar Gula dari TCP dan Syrup Buffer. Untuk TCM sendiri PT. Sinar Sosro sendiri telah menetapkan Kadar Gulanya yaitu 8,4 Brix. Jika sudah diketahui Kadar Gula masing-masing maka bisa didapat TCM dengan cara :

Vol.TCP x KG TCP + Vol.Syrup x KG Syrup = Vol. TCM x KG TCM

2. Kegiatan dalam Quality Control

Untuk Quality Cotrol biasanya mahasiswa membantu para analis untuk menguji Kadar Gula TCM yang belum standar (sebelum dibotolkan). Selain itu Uji Chlorin (Cl2), Uji Chlorida (Cl-), dan Uji Kadar Besi (Fe2+) yang dilakukan para analis untuk menguji kualitas air pada tangki-tangki WT.


(5)

commit to user

a. Uji Kadar Gula

Dilakukan menggunakan Automatic Refractometer (RFM) dengan meneteskan TCM (sampel) pada prisma, kemudian tombol ditekan dan kadar gula dapat terbaca.

b. Uji Chlorin (Cl2)

• Ambil 20 ml sampel dan masukan kedalam tabung kaca, lalu tambahkan 1 pipet (1 ml) Tetra Methyl Benzidine dan kocok. • Tunggu 30 menit, cocokan dengan warna comporator Chlorine

dalam ppm Cl2.

c. Uji Chlorida (Cl-)

• Ambil 25 ml sampel air, masukan kedalam erlenmeyer.

• Tambahkan 1 tetes indikator Kalium Chromat 10 % dan kocok. • Titrasi dengan larutan standart AgNO3 0,028 N sampai terjadi

perubahan dari kuning menjadi kuning kemerahan sedikit coklat. Kadar Cl- =

Sampel Volume

fk Titran

Vol

.

1000 5 , 35 028

, 0

. × × × ×

d. Uji Kadar Besi (Fe2+)

• Bilas 2 tabung dengan sampel, isi sampel sebanyak 20 ml. • Tambahkan 5 tetes Reagent Fe-AN pada salah satu tabung. • Tunggu selama 5 menit, cocokan dengan warna Blanco.


(6)

commit to user

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penanganan bahan baku telah terorganisir dengan baik. Kontinyuitas teh terjaga karena dilakukan kerjasama dengan supplier (PT Gunung Slamet). Penyediaan gula diatur langsung oleh kantor pusat PT Sinar Sosro.

2. Dalam proses pengolahannya telah baik, mulai dari persiapan bahan baku, mesin dan peralatan, proses produksi dan proses penggudangan. Dimana bahan baku dan bahan pembantu ditempatkan pada gudang khusus (logistic).

3. Unit pemasakan teh (Kithcen) menghasilkan Teh Cair Manis yang diperoleh dari pencampuran sirup gula dan ekstrak teh (Teh Cair Manis), yang telah mengalami beberapa kali filtrasi sehingga diperoleh produk yang sesuai spesifikasi.

4. Produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Sinar Sosro antara lain Teh Botol Sosro, Fruit Tea, S-Tee, Prim-A air mineral, Happy Jus, Tebs, dan Joy Tea.

B. Saran

Untuk saran sebaiknya PT. Sinar Sosro lebih meningkatkan pengawasan setiap tahapan proses produksi secara cermat dan efisien mengingat setiap tahap produksi saling mempengaruhi khususnya terhadap mutu dan kualitas produk teh botol yang dihasilkan.