PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSEDUR EKSPOR

commit to user 4. Komoditi yang bebas untuk ekspor. Barang yang bebas untuk ekspor adalah barang yang tidak termasuk dalam salah satu dari 3 tiga kategori barang tersebut di atas. Didalam suatu kegiatan ekspor, hal terpenting dari sisi pembeli buyer adalah menerima barang yang dia pesan dengan cepat dan tidak mengecewakan dalam kondisi yang baik seperti barang yang diterima tidaklah rusak, patah, tahan lama, dsb. Sedangkan dari pihak penjual seller adalah menerima pembayaran dengan lancar. Pembayaran yaitu suatu hak yang dapat ditagih oleh seller penjual kepada buyer pembeli sebagai imbal balik karena seller telah memenuhi kewajibannya.

D. PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSEDUR EKSPOR

1. Produsen. Orang atau perusahaan yang memproduksi barang mentah atau barang setengah jadi, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. 2. Eksportir. Eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. selain harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP dan izin usaha dari Dept. TeknisLembaga Pemerintah Non-Dept, perusahaan eksportir harus memiliki izin ekspor. commit to user 3. Bank. Bank devisa merupakan kelompok pendukung yang memberikan jasa perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan LC impor. Disamping itu juga sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembukaan LC impor, penerimaan LC ekspor , penyampaian dokumen pengapalan maupun dalam negosiasi dokumen pengapalan itu. Bank juga sangat berguna sebagai peneliti keaslian dokumen pengapalkan dan dalam verifikasi jenis dan isi masing-masing dokumen-pengapalan. Bila importir akan memesan barang menggunakan LC , maka importir tidak menyerahkan uangnya langsung pada eksportir, namun importir akan membuka LC di bank devisa di negara importir, dengan menaruh uang sebagai deposit sejumlah nilai barang yang akan di impor. 4. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang. Untuk menjamin mutu komoditi yang akan diekspor, terutama untuk menjaga bonafiditas perusahaan dan menghindari tuntutan ganti rugi cla ims dari pembeli, diperlukan pemeriksaan mutu barang dari badan usaha yang mengkhususkan diri untuk pekerjaan itu, seperti Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang atau Independent Surveyor. commit to user 5. Usaha Jasa Transportasi Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan adannya perombakan dalam bidang angkutan baik darat, laut maupun udara, khususnya dengan munculnnya perpetikemasan Containerization , maka muncul usaha jasa baru dalam transportasi yang lazim dikenal dengan freight forwa rder. Tugas freight forwarder ini lebih luas dari tugas EMKL, EMKU, atau EMKA Ekspedisi Muatan Kapal LautUdara Kereta Api. Tugas itu antara lain mulai dari penumpukan muatan, menyelenggarakan pengepakan sampai membukukan muatan aneka wahana yang bias diperdagangkan. 6. Bea dan Cukai. Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagi penjaga lalu lintas komoditi internasional, di samping mengamankan pemasukan keuangan Negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir dalam mempelancar arus barang. 7. Independent Surveyor. Sebagaimana dimaklumi pada umumnya importer dan eksportir berada dalam jarak yang berjauhan dalam arti geografis sehingga bonafiditas dan integritas masing-masing jurang dapat diketahui. commit to user Dewasa ini dapat dilihat bahwa Surveyor selain sebagai juru periksa terhadap mutu, jenis, kuantum, keaslian serta kondisi terhadap barang. Pemerintah telah memanfaatkan juru periksa ini untuk mengam,ankan bea masuk impor maupun sertifikat ekspor. Pemerintah telah menunjuk surveyor terkenal PT. SUCOFINDO Superintending Compa ny of Indonesia untuk melaksanakan survey dan merupakan badan independent yang ditunjuk oleh pemerintah untuk pengawasan barang-barang yang akan di ekspor ke luar negeri. Dalam tugasnya Sucofindo mempunyai peranan yaitu mewakili pihak pemerintah Indonesia untuk mengawasi barang-barang yang diekspor, khususnya yang terkena Pajak Ekspor PE. Hasil pengawasan dan pengecekan lapangan terhadap barang- barang yang akan di ekspor dituangkan dalam dokumen ekspor. 8. Perusahaan Asuransi. Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tak mungkin dipikul sendiri oleh para eksportir maupun importer. Dalam hal ini maskapai asuransi memegang peran yang tidak dapat diabaikan dalam merumuskan persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin risiko yang terkecil dalam transaksi itu. commit to user 9. Perusahaan Pelayaran. Peranan Perusahaan Pelayaran Shipping Company dalam kaitannya dengan kegiatan ekspor-impor sangat besar, karena sebagai perusahaan jasa pengapalan barang-barang yang diekspor, sekaligus sebagai penyedia container kosong bagi eksportir. Dalam kaitannya dengan dokumen ekspor, shipping compa ny mengeluarkan dokumen pengapalan yang disebut “ Bill of Lading” , yang merupakan dokumen pokok dalam negosiasi pencairan LC di Bank Devisa. Bill of Lading adalah tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran Shipping Compa ny sebagai tanda bukti atas barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh eksportir untuk diserahkan oleh importir. 10. Kanwil Deperindag. Untuk mengurus kemudahan atau keringanan bea masuk bagi komoditas Indonesia yang diberikan oleh negara maju dalam rangka GSP G enera lized System of Preference maka komoditi ekspor Indonesia memerlukan apa yang disebut Surat Keterangan Asal SKA barang. SKA ini dapat diperoleh dari Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. commit to user 11. Kedutaan Negara Asing. Dalam hal ini selain membantu promosi, kantor kedutaan di luar negeri dapat pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti Consuler- Invoice yang berfungsi untuk mengecek dan mengesahkan pengapalan suatu barang dari Negara tertentu.

E. INCOTERM 2000