Drs. Hari Murti, Msi Kelompok “E” Term. Kelompok “F” Term.

commit to user v HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Manajemen Perdagangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Perdagangan Surakarta, Juli 2012 Pembimbing

1. Drs. Hari Murti, Msi

……………………. NIP. 19561214 198403 1 001 Penguji

2. MULYADI, SE

……………………. NIDN. 0606078202 commit to user vi MOTTO - Siapa yang kalah dengan senyum, dialah pemenagnya A. Hubard - Bila kedua tangan dapat mengerjakan dua hal berbeda dalam satu waktu, lakukanlah segera. commit to user vii PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan kepada: 1. Bapak, ibuk dan kakak – kakakku tercinta, thanks a lot . 2. Kel. Besar Moch. Dalhari 3. Kak Rudhit ku 4. Tri Kusniati, Yeni Tri Utami, Medhias, Maharani, Mutiara, Anisa, dan teman-teman BI ‘09 commit to user viii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua, atas karunia-Nya lah penulis mampu untuk menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul “PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DI JAKARTA”. Penulisan Tugas Akhir ini dapat berjalan baik atas bimbingan, bantuan, dukungan dan motivasi dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung hingga selesai tersusunnya Tugas Akhir ini, kepada: 1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Drs. Hari Murti, Msi selaku Ketua Program Studi Bisnis Internasional dan sekaligus Pembimbing saya. 3. Semua Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 4. Bapak Kunto Adji Dharmawan yang sudah membimbing saya di PT Denso Indonesia. 5. Bapak Katmin, mas Tri Handi, dan semua staf PT Denso Indonesia. 6. Pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebut satu per satu. commit to user ix Dalam penulisan karya Tugas Akhir ini mungkin belum lah sempura, masih banyak yang harus diperbaiki dan dipelajari. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat penulis harapkan agar lebih baik dan bermanfaat bagi semua. Surakarta, Juni 2012 Penulis commit to user x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i ABSTRAKSI …………………………………………………………. ii HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………….. iii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... iv MOTTO ………………………………………………………………... v HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… vi KATA PENGANTAR ……………………………………………….. vii DAFTAR ISI ……………………………………………………….. … ix BAB I PENDAHULUAN …………………………………………...... 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………... 1 B. Perumusan Masalah …………………………………………….. 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 5 D. Kegunaan Penelitian …………………………………………….. 5 E. Metodologi Penelitian …………………………………………… 6 BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………….. 10 A. Pengertian Ekspor ……………………………………………….. 10 B. Dokumen Ekspor ………………………………………………… 13 C. Komoditi Ekspor ………………………………………………… 19 D. Pihak – pihak yang terlibat dalam prosedur ekspor ……………… 22 commit to user xi E. Incoterm 2000 …………………………………………………...... 26 BAB III PEMBAHASAN……………………………………………….. 33 A. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………………. 33 1. Gambaran PT Denso Indonesia ……………………………… 30 2. Lokasi Perusahaan …………………………………………… 37 3. Struktur Organisasi …………………………………………... 39 4. Personalia ……………………………………………………. 41 5. Produk yang di ekspor ……………………………………… 44 6. Pemasaran Produk Ekspor …………………………………… 45 B. Pembahasan ……………………………………………………… 47 1. Prosedur Ekspor pada PT Denso Indonesia ………………. 47 2. Dokumen Ekspor pada PT Denso Indonesia ………………. 51 3. Kendala yang sering dialami dalam proses ekspor PT Denso Indonesia ………………………………………… 54 BAB IV PENUTUP …………………………………………………… 56 A. Kesimpulan ……………………………………………………… 56 B. Saran ………………………….…………………………………. 57 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 59 LAMPIRAN…………………………………………………………….. 60 commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan lintas batas suatu negara dewasa ini terjadi karena seiring bertambahnya kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin tidak terbatas jumlah konsumsinya. Hal ini bisa juga terjadi karena jumlah barang dan jasa di negara tersebut terbatas produksinya karena kurangnya sumber daya yang dibutuhkan. Perdagangan lintas batas suatu negara atau yang biasanya disebut dengan ekspor dan impor ini tidak sama dengan perdagangan lintas batas dalam satu negara saja. Hal yang demikian ini bisa dilihat dari peraturan yang berbeda – beda di setiap negara, bisa berbeda dalam tata cara standarisasi mutu produk, ukurantakaran produk dan juga peraturan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan negara tersebut. Ekspor, salah satu kegiatan perdagangan lintas batas negara dengan cara menjual atau mengeluarkan produk dari dalam suatu kawasan pabean suatu negara ke kawasan pabean negara lain. Ekspor menjadi salah satu komponen dalam mengasilkan pendapatan suatu negara. Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri dalam suatu Negara selama satu tahun. Di negara kita sendiri Indonesia, ekspor commit to user menjadi penambah pendapatan negara sebagaimana dalam rumus: http:peunaronesia.blogspot.com, 18052012, 14.30 Y = C + I + G + X - M Dimana Y adalah pendapatan negara, C adalah konsumsi rumah tangga,I adalah investasi perusahaan G adalah belanja negara, X adalah ekspor, dan M adalah impor. Semakin tinggi nilai ekspor berarti bisa dilihat perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Transaksi ekspor bagi negara Indonesia sangat berpengaruh besar karena selain bisa menambah devisa negara, juga bisa menghasilkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kita. Dunia otomotif di negara kita sedang berkembang pesat, terlihat semakin banyaknya kendaraan bermotor yang memadati jalanan, terlebih di kota-kota besar. Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta pun demikian padatnya oleh kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah sumber daya manusia di negara kita cukup banyak didukung sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Keadaan yang demikian pun tidak disia-siakan oleh para investor asing untuk mengembangkan usahanya di negara kita dan mengekspor hasil usahanya ke luar negeri. Salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing yang bergerak di bidang otomotif yang sedang berkembang pesat adalah PT Denso Indonesia. Perusahaan asal negara Jepang yang bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif yang berada di Sunter, Jakarta Utara. Saham PT Denso commit to user Indonesia dipegang oleh tiga perusahaan besar yaitu, Denso International Asia Singapore sebesar 58, Toyota Tsusho Corporation sebesar 16, dan Astra Otopart sebesar 26. PT Denso Indonesia berperan sebagai produsen, importir, dan sekaligus eksportir komponen otomotif. PT Denso Indonesia hampir setiap hari selalu mengekspor hasil produksinya kepada group perusahaan Denso yang ada di berbagai belahan dunia. Hasil nyata yang terlihat adalah dengan banyaknya kegiatan ekspor yang terus berlangsung di PT Denso Indonesia, tak hanya itu, perusahaan juga menyerap ribuan karyawan untuk dipekerjakan. Seiring bertambahnya pesanan barang dari Denso Grup di luar negeri memicu PT Denso Indonesia untuk terus mengepakkan sayapnya. Saat ini PT Denso Indonesia mempunyai dua pabrik besar yang berada di Sunter, Jakarta Utara dan di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung, Bekasi. Barang – barang yang dihasilkan antara lain Ca r Ac, Bus Ac, Compressor, Magnet Clucth, Radiator, Reserve Ta nk, Alumunium Ra diator, Oil Cooler, Spa rk Plug Busi, Stick Coil, O2 Sensor, Air Filter, Oil Filter, ISCV, Horn. Barang-barang tersebut diproduksi sesuai dengan tipe dan ukuran yang diminta oleh buyer . PT Denso Indonesia mengekspor produknya kepada Group perusahaan Denso sendiri di seluruh belahan dunia, dengan tujuan untuk menjaga kualitas produk sebelum sampai ke tangan konsumen akhir. Oleh karena itu, prosedur ekpsor yang digunakan oleh PT Denso Indonesia DNIA commit to user hampir sama di semua perusahaan Denso di dunia. Dokumen ekspor yang dipergunakan pun sudah menggunakan program komputer yang sedemikian rupa tertata dengan rapi. Proses pengiriman dokumen antar divisi pun menggunakan jaringan intra net LAN sehingga memperkecil jumlah penggunaan kertas pa perless . Itulah yang menarik dari prosedur ekspor di PT Denso Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan uraian singkat di atas, penulis ingin mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur ekspor di PT Denso Indonesia, menyangkut aspek dokumen dan operasional serta kendala yang terjadi di dalam proses ekspor PT Denso Indonesia dengan judul, “PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DI JAKARTA” B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar penulis fokus terhadap permasalahan apa yang akan diteliti dan dipelajari di perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah ini agar ruang lingkup yang penulis teliti bisa lebih jelas dan terarah sesuai dengan permasalahan yang akan di teliti. Untuk memudahkan dalam proses pembahasan masalah dan pembahasannya, maka penulis merumuskan obyek permasalahannya sebagai berikut : commit to user 1. Bagaimana prosedurtata cara ekspor yang ada pada PT Denso Indonesia? 2. Dokumen apa saja yang digunakan PT Denso Indonesia dalam proses ekspornya? 3. Kendala-kendala apa saja yang sering dihadapi dalam proses ekspor di PT denso Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan agar materi yang penulis teliti dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan tentang dunia perdagangan internasional, khususnya dalam proses ekspor pada PT Denso Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia. 2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan PT Denso Indonesia dala proses ekspornya. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PT Denso Indonesia dalam menjalankan kegiatan ekspornya.

D. Kegunaan Penelitian

Selain mempunyai batasan penulisan dan tujuan, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian. Manfaatnya anatara lain sebagai berikut : commit to user 1. Bagi PT Denso Indonesia Memberikan masukan tentang dunia perdagangan internasional khususnya bidang ekspor dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam mengambil kebijakan untuk memajukan hasil ekspor PT Denso Indonesia. 2. Bagi Mahasiswa dan Pembaca lainnya Sebagai bahan tambahan referensi bacaan dan tambahan informasi khususnya bagi mahasiswa program studi Bisnis InternasionalManajemen Perdagangan yang akan menyusun Tugas Akhir dengan cakupan materi yang sama.

E. Metode Penelitian

Penelitian menurut penulis adalah suatu kegiatan yang menyenangkan, dalam penelitian kita bisa mengamati, melihat, mendengar dan merasakan hal yang ada di dalam ruang lingkup penelitian dan selanjutnya bisa disusun dalam sebuah laporan penelitian. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka penulis memerlukan sebuah metode penelitian agar hasil penelitian yang ditulis bisa dipertanggungjawabkan dan member manfaat bagi yang membacanya. Metode penelitian menjabarkan secara tertulis tentang cara penelitian tersebut dilakukan. Metode penelitian terdiri dari : commit to user 1. Ruang Lingkup Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, kualitatif. Penelitian ini lebih mengamati bagaimana prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara pada tanggal 2 Februari – 2 Maret 2012. 2. Jenis dan Alat Pengumpulan Data a. Jenis Data 1 Data Primer Data yang digunakan merupakan data dari perusahaan mengenai gambaran umum PT Denso Indonesia, Struktur Perusahaan, Profil Perusahaan, Prosedur Ekspor di PT Denso Indonesia, Data Negara Tujuan ekspor,dll. 2 Data Sekunder Data yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian mengenai prosedur ekspor yang berasal dari sumber selain perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Contoh: Makalah PPEI 2011, buku “Seluk Beluk Perdagangan Ekspor” karangan Amir MS, website PT Denso Indonesia www.denso.co.id, dll. b. Metode Pengumpulan Data 1 Wawancara commit to user Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak perusahaan yang terkait. Misalnya, menanyakan kepada staff exim tentang mekanisme ekspor, pembuatan dokumen, profil perusahaan, dll. 2 Observasi Pengamatan langsung pada proses kegiatan produksi di pabrik , pengamatan proses pembuatan dokumen di perusahaan mulai dari ordering barang sampai barang di fiat muat, dll. 3 Studi Pustaka Pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur atau referensi yang berkaitan dengan lingkup penelitian. Seperti mempelajari buku “Strategi Memasuki Pasar Ekspor”, Makalah PPEI 2011, Tugas Akhir tahun terdahulu. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan pedoman dan tambahan referensi bagi penulis dalam proses penulisan laporan penelitian. 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Data diperoleh langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui proses wawancara pada staff ekspor PT Denso Indonesia mengenai sejarah berdirinya perusahaan, produk yang diekspor, mekanisme ekspor, pembuatan dokumen ekspor, dll. commit to user b. Sumber Data Sekunder Data pendukung yang diperoleh dari sumber lain dan masih berkaitan dengan cakupan materi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dari literatur di perpustakaan, dan internet maupun Laporan Tugas Akhir angkatan terdahulu. commit to user BAB II LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN EKSPOR

Perdagangan adalah suatu proses penyampaian suatu barang dan jasa dari suatu unit produksi kepada unit produksi lainnya ataupun dari produsen ke konsumen dengan jalan transfer kepemilikan atas barang dan jasa. PPEI, 2011. Perdagangan internasional adalah perdagangan antar suatu bangsa di suatu negara dengan bangsa di suatu negara lain atau pergerakan barang dan jasa dari suatu negara ke negara lain atau pergerakan barang dan jasa dari daerah pabean keluar daerah pabean atau dari luar pabean masuk ke daerah pabean lainnya. PPEI, 2011. Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau Negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing. Amir M.S, 2004 Ekspor dan impor adalah merupakan kegiatan perdagangan baik itu barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain commit to user melalui prosedurpersyaratan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. PPEI, 2011. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi daratan, perairan, dan ruang udara di atasnya serta tempat – tempat tertentu di Zone Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku Undang – Undang ini. UU Republik Indonesia no.17 tahun 2006 Tentang Kepabeanan Cara paling mudah dalam memasuki pasar di negara lain adalah dengan cara melakukan ekspor. Aktivitas eksor merupakan kegiatan produksi barang disuatu negara dan menjualnya di negara lain. Ada dua bentuk aktivitas ekspor yaitu, occa siona l exporting dan a ctive exporting. Occasiona l exporting adalah merupakan bentuk keterlibatan perusahaan yang pasif, dimana perusahaan hanya mengekspor karena adanya permintaan dari luar negeri. Sedangkan active exporting adalah komitmen perusahaan untuk mengembangkan ekspor, perusahaan membuat produknya di negeri sendiri home country . Produk ini bisa tetap seperti asli, maupun telah disesuaikan dengan pasar di luar negeri. Kegiatan ekspor nyaris tidak mengubah lini produk, organisasi, investasi, dan misi perusahaan. Salah satu keunggulan dari ekspor adalah memungkinkan kegiatan pemanufakturan di konsentrasikan di satu lokasi saja di dalam negeri, yang mana hal ini memberikan keuntungan biaya dan kualitas daripada kegiatan pemanufakturan yang terdesentralisasi. commit to user Meskipun ekspor merupakan alternatif strategi memasuki pasar dengan investasi yang murah dan resiko rendah, namun strategi ini memerlukan investasi yang cukup besar dan berarti dalam aspek pemasarannya. Ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan atau perorangan yang telah memiliki : PPEI, 2011 1. Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP atau Izin Usaha dari Departemen Teknis lembaga pemerintah Non Departemen berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2. Tanda Daftar Perusahaan TDP 3. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak Syarat – syarat untuk mendapatkan SIUP dan TDP adalah : PPEI, 2008 a. Persyaratan untuk mendapatkan SIUP 1 Memiliki akte surat keterangan pengesahan notaris 2 Menyerahkan fotocopy KTP dan foto 3 Menyerahkan surat keterangan domisili 4 Menyerahkan SK WNI, ganti nama warga asing 5 Menyerahkan TDP. b. Persyaratan untuk mendapatkan TDP 1 Memiliki akte pendirian perusahaan. commit to user 2 Melampirkan KTP semua pengurus. 3 Melampirkan daftar pemegang saham. 4 Menyerahkan fotocopy NPWP 5 Melampirkan fotocopy keterangan domisili. 6 Melampirkan fotocopy SIUP.

B. DOKUMEN EKSPOR

Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional, baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lain mempunyai arti dan peranan yang sama penting. Karena itu semua dokumen perlu dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen – dokumen dalam perdagangan internasional dapat dibedakan atau dimasukkan dalam kelompok sebagai berikut, Amir M.S, 2005: 217 : 1. Dokumen Induk Dokumen inti yang dikeluarkan oleh badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional, yang berfungsi sebagai alat pembuktian realisasi suatu transaksi. Yang termasuk jenis ini adalah: a. Faktur Perdagangan Dikeluarkan oleh eksportir sendiri. Yang dimaksud dengan Faktur Perdagangan adalah suatu nota perhitungan yang dibuat oleh eksportir yang terutama berisi: 1 Jumlah barang Quantity. 2 Harga satuan Unit Price. commit to user 3 Harga total Total Price. 4 Perhitungan pembayaran Payment Breakdown. Faktur merupakan alat bukti perhitungan atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir. a . Letter of Credit Dikeluarkan oleh Bank Devisa. Yang dimaksud dengan LC adalah surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan Importir, yang member hak kepada eksportir untuk menarik wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat kredit itu. LC merupakan alat bukti pembayaran atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir. b. Bill of La ding Dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran Samudera. Yang dimaksud dengan BL adalah suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan Pelayaran sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut olek eksportir untuk diserahkan kepada impportir. BL merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir. BL juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara shipper dengan perusahaan pelayaran. commit to user c. Polis Asuransi Dikeluarkan oleh Maskapai Asuransi. Yang dimaksud oleh polis asuransi adalah Surat Bukti Pertanggungan yang dikeluarkan maskapai Asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi. Polis Asuransi mrupakan alat bukti pertanggungan atas barang yang dimaksud sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir. 2. Dokumen Penunjang Dokumen Penunjang adalah dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen induk, terutama faktur perdagangan. Yang termasuk jenis ini adalah : a . Pa cking List Daftar yang berisi perincian lengkap mengenai jenis dan jumlah satuan dari barang yang terdapat dalam tiap peti atau total keseluruhannya sama dengan jenis dan jumlah yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Packing List penting sekali untuk barang yang tidak sejenis atau tidak seragam seperti mesin – mesin Sparepa rts suku cadang, barang kelontong, tekstil, pakaian jadi, dan lainnya. b. Weight Note commit to user Suatu pernyataan catatan yang berisi perincian berat dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan berat kotor dan berat bersih dari tiap kemasan itu dan dihimpun menjadi satu daftar yang total keseluruhannya sama dengan total berat kotor dan total berat bersih yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Weight Note penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada beratnya dan juga penting untuk menyediakan alat bongkar muat maupun alat angkut yang sesuai dengan berat tiap kemasan itu, seperti dalam menyediakan forklift, truck, trailer serta kondisi jalan yang akan dilalui, juga untuk menghitung uang tambang. c. Mea surement List Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan volume atau kubikasi dari tiap kemasan. Daftar ini total keseluruhannya sama dengan total volume yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Measurement List penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada volumenya dan juga untuk menyediakan alat bongkar muat dan alat angkut yang sesuai. Juga untuk menghitung uang tambang. d. Inspection Certificate atau Surveyor Report Suatu pernyataan kadang kala dibawah sumpah yang berisi keterangan mengenai mutu barang, jenis barang, jumlah barang, harga barang, dan keterangan lain yang dibutuhkan, yang commit to user dikeluarkan oleh suatu badan usaha jasa yang independen atas permintaan eksportir, ataupun instansi lain yang membutuhkan. Inspection certificate penting untuk menilai secara menyeluruh suatu barang dalam suatu transaksi. Semakin kurang dikenal bonafiditas dan integritas seorang rekanan, semakin penting artinya kedudukan Inspection Certificate . Begitu juga untuk trannsaksi pa rty besar dan proyek lengkap. e. Chemica l Ana lysis Suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh laboratorium kimia dari perusahaan sendiri, atau dari badan penelitian yang independen yang berisikan komposisi kimiawi dari suatu barang. Chemica l a na lysis ini penting artinya untuk menentukan mutu dari produk kimia. f. Test Certificate Pernyataan yang dibuat oleh laboratorium perusahaan atau balai penelitian independen yang menyatakan hasil uji coba atas suatu barang ataupun peralatan mengenai kekuatan, daya tahan, kapasitas, dan konstruksinya. Test Certificate ini penting untuk barang yang akan dipergunakan menahan beban, seperti kemasan, alat angkut, mesin industri, tangki – tangki, boiler, diesel serta sumber energi lainnya. commit to user g. Ma nufa cturer’s Certificate Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakan bahwa barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merk dagangannya Trade Mark . Ma nufa cturer’s Certificate penting artinya sebagai bukti keaslian dan jaminan mutu atas barang, yang dikaitkan dengan nama baik dari produsen itu dalam pasaran Internasional, yang juga menyangkut masalah Pa tent, Trade Ma rk, da n Lisensi. h. Certificate of Origin Surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, biasanya Kamar Dagang Cha mber of Commerce, yang menyebutkan Negara asal suatu barang. Certificate of Origin ini penting artinya untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat penghitung quota di Negara tujuan, atau untuk mencegah masuknya barang dari negara terlarang. 3. DOKUMEN PEMBANTU Dokumen yang diperlukan untuk membantu parra pelaksana dalam menjalankan tugas Follow Up Tugas Lanjutan. Yang termasuk jenis ini adalah: a . Instruction Ma nua l Keterangan terinci mengenai tata cara dan tata kerja suatu alat, termasuk uraian mengenai Ma nufa cturing Process Proses Produksi dari suatu komoditi. Instruction Manua l ini penting commit to user artinya untuk memudahkan operator dalam mempergunakan suatu alat, sehingga sangat berguna dalam upaya reparasi. b. La yout Scheme Gambar desain tata letak mesin dalam pabrik yang susunannya disesuaikan dengan urutan proses produksi dan bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan produktivitas yang optimal pada saat berproduksi. La yout scheme ini penting artinya untuk memudahkan erector pada saat pemasangan mesin – mesin dilakukan dalam area pabrik. c. Brochure atau Lea flet Buku kecil yang berisi keterangan singkat mengenai suatu produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen tentang produk termaksud. Brochure atau Lea flet ini penting artinya untuk memudahkan sa lesma n pada saat melakukan pemasaran.

C. KOMODITI EKSPOR

Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, maka barang ekspor dibagi menjadi 4 komoditi, yaitu antara lain PPEI, 2008 : 1. Barang yang dilarang ekspornya. Barang yang dilarang ekspornya adalah barang yang tidak boleh diekspor. Adanya larangan untuk mengekspor barang tertentu pada dasarnya diterbitkan atas pertimbangan : commit to user a. Untuk melindungi kelestarian alam, jenis binatang dan tanaman langka agar tidak punah. b. Untuk meningkatkan nilai tambang barang tersebut dengan memproses menjadi barang jadi atau setengah jadi di dalam negeri. c. Untuk menjamin pengadaan barang tersebut bagi keperluan dalam negeri. d. Untuk menjaga barang – barang kuno yang mempunyai nilai kebudayaan tinggi tetap berada di dalam negeri. 2. Barang yang diatur ekspornya Barang yang diatur ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan oleh Eksportir terdaftar. Eksportir terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah mendapat pengakuan Mentri Perindustrian dan Perdagangan untuk mengekspor barang - barang tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Contoh komoditi yang diatur ekspornya adalah tekstil untuk tujuan negara kuota, rotan, kayu. Pengaturan terhadap barang – barang yang diatur ekspornya didasarkan atas pertimbangan : a. Adanya perjanjian internasional yang berkaitan dengan barang – barang tersebut. commit to user b. Untuk memantapkan pemasaran barang – barang tersebut di luar negeri. c. Untuk memelihara kestabilan harga, khususnya ditingkat petani. d. Untuk memberi kesempatan dan kepastian berusaha kepada golongan ekonomi lemah serta melakukan pembinaan ekspor. e. Mencegah persaingan tidak sehat antar eksportir. 3. Barang yang diawasi ekspornya Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk olehnya. Pengawasan terhadap barang yang diawasi ekspornya pada dasarnya dimaksudkan untuk mengamankan barang – barang penting yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Pelaksanaan ekspor barang – barang tersebut hanya dapat dilakukan apabila ada surplus produksi, sehingga jika ekspor hal tersebut tidak akan menganggu pengadaan kebutuhan dalam negeri. Contoh barang yang diawasi ekspornya adalah Inti kelapa sawit, Minyak bumi, Gas bumi, Pupuk urea, Bibit sapi, Sapi, Kerbau, dll. commit to user 4. Komoditi yang bebas untuk ekspor. Barang yang bebas untuk ekspor adalah barang yang tidak termasuk dalam salah satu dari 3 tiga kategori barang tersebut di atas. Didalam suatu kegiatan ekspor, hal terpenting dari sisi pembeli buyer adalah menerima barang yang dia pesan dengan cepat dan tidak mengecewakan dalam kondisi yang baik seperti barang yang diterima tidaklah rusak, patah, tahan lama, dsb. Sedangkan dari pihak penjual seller adalah menerima pembayaran dengan lancar. Pembayaran yaitu suatu hak yang dapat ditagih oleh seller penjual kepada buyer pembeli sebagai imbal balik karena seller telah memenuhi kewajibannya.

D. PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSEDUR EKSPOR

1. Produsen. Orang atau perusahaan yang memproduksi barang mentah atau barang setengah jadi, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. 2. Eksportir. Eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. selain harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP dan izin usaha dari Dept. TeknisLembaga Pemerintah Non-Dept, perusahaan eksportir harus memiliki izin ekspor. commit to user 3. Bank. Bank devisa merupakan kelompok pendukung yang memberikan jasa perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan LC impor. Disamping itu juga sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembukaan LC impor, penerimaan LC ekspor , penyampaian dokumen pengapalan maupun dalam negosiasi dokumen pengapalan itu. Bank juga sangat berguna sebagai peneliti keaslian dokumen pengapalkan dan dalam verifikasi jenis dan isi masing-masing dokumen-pengapalan. Bila importir akan memesan barang menggunakan LC , maka importir tidak menyerahkan uangnya langsung pada eksportir, namun importir akan membuka LC di bank devisa di negara importir, dengan menaruh uang sebagai deposit sejumlah nilai barang yang akan di impor. 4. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang. Untuk menjamin mutu komoditi yang akan diekspor, terutama untuk menjaga bonafiditas perusahaan dan menghindari tuntutan ganti rugi cla ims dari pembeli, diperlukan pemeriksaan mutu barang dari badan usaha yang mengkhususkan diri untuk pekerjaan itu, seperti Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang atau Independent Surveyor. commit to user 5. Usaha Jasa Transportasi Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan adannya perombakan dalam bidang angkutan baik darat, laut maupun udara, khususnya dengan munculnnya perpetikemasan Containerization , maka muncul usaha jasa baru dalam transportasi yang lazim dikenal dengan freight forwa rder. Tugas freight forwarder ini lebih luas dari tugas EMKL, EMKU, atau EMKA Ekspedisi Muatan Kapal LautUdara Kereta Api. Tugas itu antara lain mulai dari penumpukan muatan, menyelenggarakan pengepakan sampai membukukan muatan aneka wahana yang bias diperdagangkan. 6. Bea dan Cukai. Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagi penjaga lalu lintas komoditi internasional, di samping mengamankan pemasukan keuangan Negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir dalam mempelancar arus barang. 7. Independent Surveyor. Sebagaimana dimaklumi pada umumnya importer dan eksportir berada dalam jarak yang berjauhan dalam arti geografis sehingga bonafiditas dan integritas masing-masing jurang dapat diketahui. commit to user Dewasa ini dapat dilihat bahwa Surveyor selain sebagai juru periksa terhadap mutu, jenis, kuantum, keaslian serta kondisi terhadap barang. Pemerintah telah memanfaatkan juru periksa ini untuk mengam,ankan bea masuk impor maupun sertifikat ekspor. Pemerintah telah menunjuk surveyor terkenal PT. SUCOFINDO Superintending Compa ny of Indonesia untuk melaksanakan survey dan merupakan badan independent yang ditunjuk oleh pemerintah untuk pengawasan barang-barang yang akan di ekspor ke luar negeri. Dalam tugasnya Sucofindo mempunyai peranan yaitu mewakili pihak pemerintah Indonesia untuk mengawasi barang-barang yang diekspor, khususnya yang terkena Pajak Ekspor PE. Hasil pengawasan dan pengecekan lapangan terhadap barang- barang yang akan di ekspor dituangkan dalam dokumen ekspor. 8. Perusahaan Asuransi. Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tak mungkin dipikul sendiri oleh para eksportir maupun importer. Dalam hal ini maskapai asuransi memegang peran yang tidak dapat diabaikan dalam merumuskan persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin risiko yang terkecil dalam transaksi itu. commit to user 9. Perusahaan Pelayaran. Peranan Perusahaan Pelayaran Shipping Company dalam kaitannya dengan kegiatan ekspor-impor sangat besar, karena sebagai perusahaan jasa pengapalan barang-barang yang diekspor, sekaligus sebagai penyedia container kosong bagi eksportir. Dalam kaitannya dengan dokumen ekspor, shipping compa ny mengeluarkan dokumen pengapalan yang disebut “ Bill of Lading” , yang merupakan dokumen pokok dalam negosiasi pencairan LC di Bank Devisa. Bill of Lading adalah tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran Shipping Compa ny sebagai tanda bukti atas barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh eksportir untuk diserahkan oleh importir. 10. Kanwil Deperindag. Untuk mengurus kemudahan atau keringanan bea masuk bagi komoditas Indonesia yang diberikan oleh negara maju dalam rangka GSP G enera lized System of Preference maka komoditi ekspor Indonesia memerlukan apa yang disebut Surat Keterangan Asal SKA barang. SKA ini dapat diperoleh dari Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. commit to user 11. Kedutaan Negara Asing. Dalam hal ini selain membantu promosi, kantor kedutaan di luar negeri dapat pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti Consuler- Invoice yang berfungsi untuk mengecek dan mengesahkan pengapalan suatu barang dari Negara tertentu.

E. INCOTERM 2000

Perdagangan antar negara yang berbeda budaya dan bahasa seringkali menimbulkan terjadinya kesalah-pahaman komunikasi sebagai akibat dari perbedaan penasiran terhadap suatu istilah. Dalam perdagangan internasional, tidak jarang terjadi perselisihan dengan melibatkan lembaga peradilan yang membuang uang dan waktu sebagai akibat dari perbedaan persepsi yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. ICC Internationa l Cha mber of Commerce – Kamar Dagang Internasional kemudaian berupaya mengatasi hal tersebut dengan menerbitkan INCOTERMS Internationa l Commercia l Terms pada tahun 1936 dengan tujuan untuk menciptakan seperangkat peraturan internasional agar terjadi keseragman penafsiran dalam mengartikan istilah-istilah yang umum dipergunakan dalam perdagangan internasional. Dengan ruang lingkup terbatas pada materi yang berkenaan dengan penyerahan barang dalam kontrak jual beli. Berdasarkan persyaratan dalam penyerahan barang, Incoterm 2000 dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: commit to user

1. Kelompok “E” Term.

Eksportir menyerahkan barang di tempatnya gudang eksportir sendiri. Hanya terdapat satu term untuk kelompok ini, yaitu: EXW -- Ex-Works Dengan persyaratan sebagai berikut : a. Penjual hanya menyediakan barang ditempatnya, penjualan frangko gudang. b. Pembeli harus mengatur pengangkutannya, yang berarti menanggung biaya dan resiko termasuk izin ekspor. c. Tanggung jawab penjual sangat minim, karena pembeli membeli barang langsung ditempat penjual ca sh a nd ca rry. d. Bagi pembeli cara ini kurang menyenangkan, karena seolah-olah semua biaya dan resiko ditanggung oleh pembeli. e. Syarat ini jangan dipakai bila pembeli tidak mungkin mengurus formalitas ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Kelompok “F” Term.

Eksportir menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk oleh importir. Pada term ini terdapat tiga jenis, yaitu: a. FAS -- F ree Along Ship Dengan persyaratan sebagai berikut: 1 Kewajiban eksportir menyerahkan barangnya “ Unclea red for export” di sisi kapal dermaga atau tongkang dipelabuhan muat. commit to user 2 Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang timbul saat barang tiba di sisi kapal. 3 Penjual memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan dokumen – dokumen penyerahan yang diperlukan. b. FCA -- F ree Carriage Dengan persyaratan sebagai berikut: 1 Untuk memenuhi persyaratan dari transportasi modern seperti multimoda l transport, container, roll on atau roll of dalam trainer dan ferry . 2 Mirip FOB, hanya disini eksportir menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk pembeli dalam keadaan “ clea r for export ” 3 Disebut juga “ free ca rriage... na me point ”. Di tempat titik tersebut tanggung jawab penjual berakhir. 4 Penjual tidak menanggung asuransi. c. FOB -- F ree On Board Dengan persyaratan sebagai berikut: 1 Penjual menyerahkan barangnya diatas kapal “ clea n on boa rd ”. 2 Pembeli mengurus angkutan, membayar freight dan menanggung asuransi. commit to user 3 Resiko pindah dari eksportir keimportir pada waktu barang melewati pagar kapal. 4 Keuntungan penjual : a Pelabuhan muatan di negara sendiri, dimana eksportir sudah mengenal kondisi, peraturan perpajakan dan pabean. b Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing.

3. Kelompok “C” Term