14 4. Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Jawa yang baik dan benar untuk
berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah. 5. Sarana pemahaman budaya Jawa melalui kesusastraan Jawa.
Dari berbagai pemaparan fungsi bahasa Jawa di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Jawa merupakan mata pelajaran yang diharapkan
selain untuk melestarikan budaya daerah, juga mampu sebagai media pendidikan budi pekerti. Mulyana 2008: 105 juga menegaskan bahwa melalui pembelajaran
bahasa dan sastra Jawa siswa diharapkan tumbuh menjadi manusia yang berkepribadian luhur, berbudi pekerti halus, memiliki rasa kemanusiaan yang
tinggi, dan peka untuk mengapresiasi budayanya sehingga mampu menyalurkan gagasan, imajinasi, dan ekspresinya secara kreatif dan konstruktif.
B. Kajian tentang Pembelajaran Aksara Jawa di SD
1. Pembelajaran Aksara Jawa
Aksara Jawa mulai dikenalkan di sekolah dasar pada siswa kelas IV. Berdasarkan kurikulum muatan lokal mata pelajaran bahasa, sastra, dan budaya
Jawa tahun 2010, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas IV pada semester gasal yaitu membaca kata dan kalimat beraksara Jawa legena dan
menulis kata dan kalimat beraksara Jawa legena, sedangkan kompetensi dasar yang harus dikuasai pada semester genap yaitu membaca kata dan kalimat
beraksara Jawa yang menggunakan sandangan swara dan panyigeg dan menulis kata dan kalimat beraksara Jawa yang menggunakan sandangan swara dan
panyigeg Tim Kurikulum Mulok DIY, 2010: 9-10.
15 Guru tentunya harus memperhatikan hal-hal yang dapat menunjang
pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar supaya siswa dapat memahami dan menguasai cara baca serta penulisan aksara Jawa dengan baik, Salah satunya
yaitu bagaimana cara mengajarkan aksara Jawa yang tepat kepada siswa. Suwardi Endraswara 2009: 86-87 menyatakan bahwa terdapat prinsip
belajar aksara Jawa yang harus diperhatikan dalam pembelajaran aksara Jawa yaitu:
1. Imitating adalah belajar aksara Jawa dengan meniru dari guru, buku, maupun apa saja yang pernah dilihat. Guru perlu meletakkan dasar tiruan yang tepat,
karena kesalahan dalam memberi contoh akan berakibat fatal bagi siswa yang sedang dalam proses belajar dengan cara menirukan.
2. Remembering adalah langkah belajar aksara Jawa dengan memberdayakan daya ingat. Guru dapat memberdayakan daya ingat siswa dengan cara
mengemas pembelajaran yang menarik seperti menggunakan permainan. 3. Reformulating adalah belajar aksara Jawa dengan mencoba menulis ulang
yang pernah diingat, dilihat dalam contoh, menggabungkan antara aksara Jawa legena dengan pasangan, sandangan, dan tanda baca lain.
4. Creating adalah langkah mencipta aksara Jawa, seperti merangkai kata beraksara Jawa menjadi kalimat, membuat ungkapan, dan membuat kaligrafi
aksara Jawa. 5. Justifying adalah langkah menilai tulisan aksara Jawa yang benar dan yang
salah.
16 Pada pembelajaran aksara Jawa di kelas IV, prinsip imitating digunakan
saat pertama kali siswa dikenalkan dengan aksara Jawa. Prinsip remembering dapat digunakan dengan cara mengemas pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dengan permainan. Permainan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk melatih daya ingat siswa terhadap materi aksara Jawa.
Penggunaan prinsip
reformulating yaitu
saat siswa
mulai mencoba
menggabungkan aksara Jawa legena dengan sandangan swara dan panyigeg, setelah itu siswa mulai diajarkan untuk merangkai huruf menjadi kata dan
merangkai kata menjadi kalimat yang merupakan penerapan dari prinsip creating.
2. Materi Pembelajaran Aksara Jawa