PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUAN GURU MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

GURU, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUAN GURU MENGAJAR TERHADAP HASIL

BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KRUI

LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh ROSI PRATIWI

Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah rendahnya prestasi atau hasil belajar peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas, antara lain persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui sebanyak 9 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 325 orang. Dengan menggunakan rumus T. Yamane dengan probability sampling didapat sampel sebanyak 180 orang yang selanjutnya dilakukan alokasi proporsional sampling agar sampel yang diambil lebih proporsional. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif dengan pendekatan ex post facto.

Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa:

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini


(2)

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan dengan t hitung > t tabel yaitu 5,249 > 1,973 dengan koefisien korelasi (r) 0,366 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,134 yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh sarana belajar di rumah sebesar 13,4% dan sisanya 86,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan dengan thitung> ttabelyaitu 5,412 >1,973 dengan koefisien korelasi (r) 0,376 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,141 yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar sebesar 14,1% dan sisanya 85,9% dipengaruhi oleh faktor lain.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan dengan F hitung > F tabel yaitu 36,248 > 2,656 dan ditunjukkan juga oleh koefisien korelasi (r) 0,618 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,382 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah dan kemampuan guru mengajar sebesar 38,2% dan sisanya 61,8% dipengaruhi oleh faktor lain.


(3)

NEGERI 1 PESISIR TENGAH KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 (Skripsi)

Oleh :

Rosi Pratiwi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

NEGERI 1 PESISIR TENGAH KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh: Rosi Pratiwi (0813031049)

Pembimbing 1 : Drs. Yon Rizal, M.Si

Pembimbing I1 : Drs. Darwin Bangun, M.Pd Pembahas : Drs. Hi. Nurdin, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Gambar Halaman 1. Kerangka Pikir Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru,

Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah Dan Kemampuan Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran

2011/2012...27

2. Normal Q-Q Plots of Metode Mengajar Guru(X1)...92

3. Normal Q-Q Plots of Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah (X2)...93


(6)

halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian... 9

F. Kegunaan Penelitian... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Hasil Belajar ... 12

2. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ... 17

a. Metode Mengajar Guru ... 17

b. Persepsi Terhadap Metode Mengajar ... 23

3. Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah ... 25

4. Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Mengajar ... 30

a. Kemampuan Guru Mengajar ... 30

b. Persepsi Terhadap Kemampuan Guru Mengajar... 38


(7)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 46

B. Populasi dan Sampel ... 47

1. Populasi ... 47

2. Sample ... 48

C. Variabel Penelitian... 50

1. Variabel Bebas ... 50

2. Variabel Terikat... 50

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel... 50

a. Definisi Konseptual... 50

b. Definisi Operasional... 51

E. Teknik Pengumpulan Data... 56

F. Uji Persyaratan Instrumen... 57

1. Uji Validitas Angket... 57

2. Uji Reliabilitas Angket ... 60

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 64

1. Uji Normalitas ... 64

2. Uji Homogenitas ... 65

H. Uji Asumsi Klasik... 66

1. Uji Linearitas Garis Regresi ... 66

2. Uji Multikolinearitas ... 68

3. Uji Autokorelasi ... 68

4. Uji Heteroskedastisitas ... 70

I. Teknik Pengujian Hipotesis ... 72

1. Regresi Linier Sederhana ... 72

2. Regresi Linier Multiple ... 73

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 75

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat . 75 b. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat... 76

c. Situasi umum pengelolaan SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ... 78

d. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ... 78

e. Kondisi Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ... 79


(8)

3. Data Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Mengajar (X3)... 86

4. Data Hasil Belajar (Y) ... 89

C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 92

1. Uji Normalitas ... 92

2. Uji Homogenitas ... 96

D. Uji Persyaratan Asumsi Klasik ... 97

1. Uji Kelinieran Regresi... 98

2. Uji Multikolinearitas ... 101

3. Uji Autokorelasi ... 102

4. Uji Heteroskedastisitas ... 104

E. Pengujian Hipotesis ... 106

1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 106

2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 108

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X3) ... 110

4. Pengujian Hipotesis Keempat (X1, X2, X3) ... 112

F. Pembahasan... 115

1. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belaja ... 115

2. Pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar ... 117

3. Pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ... 120

4. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah dan kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar .. 122

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 134 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Lampiran

1. Kisi-kisi uji coba angket 2. Angket uji coba

3. Validitas persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1) 4. Validitas ketersediaan sarana belajar di rumah (X2)

5. Validitas kemampuan guru mengajar (X3)

6. Reliabilitas persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1) 7. Reliabilitas ketersediaan sarana belajar di rumah (X2)

8. Reliabilitas kemampuan guru mengajar (X3) 9. Kisi-kisi angket

10. Angket

11. Rekapitulasi persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1) 12. Rekapitulasi ketersediaan sarana belajar di rumah (X2)

13. Rekapitulasi kemampuan guru mengajar (X3) 14. Rekapitulasi hasil belajar (Y)

15. Uji normalitas 16. Uji homogenitas 17. Uji linearitas

18. Uji multikolinearitas 19. Uji autokorelasi 20. Uji heteroskedastisitas 21. Regresi X1terhadap Y 22. Regresi X2terhadap Y 23. Regresi X3terhadap Y 24. Regresi X1,X2,X3terhadap Y 25. Surat izin penelitian

26. Surat penelitian pendahuluan 27. Surat rencana judul skripsi

28. Denah ruang SMA Negeri 1 Pesisir Tengah 29. Surat Keterangan Penelitian


(10)

1. Hasil Belajar MID I Semester Ganjil kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah

Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ...2

2. Jumlah siswa yang memiliki KKM Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat...3

3. Penelitian yang relevan ...40

4. Jumlah populasi SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ...47

5. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas ...49

6. Definisi Operasional Variabel...54

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1...58

8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2...59

9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3...60

10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1...61

11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2...62

12. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3...62

13. Analisis Varians Untuk Uji Kelinearan Regresi ...67

14. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ...79

15. Jumlah guru dan karyawan SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ...79

16. Kondisi siswa SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat...80

17. Distribusi Frekuensi kategori Metode Mengajar Guru (X1) SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ...82

18. Kategori Metode Mengajar Guru (X1) SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ...83


(11)

20. Kategori Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah (X2) SMA Negeri 1 Pesisir

Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ...85

21. Distribusi Frekuensi Kategori Kemampuan Guru Mengajar (X3) SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ...87

22. Kategori Kemampuan Guru Mengajar (X3) SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ...88

23. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ..90

24. Kategori Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 ...91

25. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X1Dengan Menggunakan SPSS ...92

26. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X2Dengan Menggunakan SPSS ...93

27. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X3Dengan Menggunakan SPSS ...94

28. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Y Dengan Menggunakan SPSS...95

29. Hasil Pengujian Homogenitas Dengan Menggunakan SPSS ...97

30. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Metode Mengajar Guru (X1)...98

31. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah (X2) ...99

32. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Kemampuan Guru Mengajar (X3)...100

33. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ...100

34. Hasil Uji Multikolinearitas...101

35. Hasil Uji Autokorelasi ...103

36. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...105

37. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas ...105

38. Hasil Uji Hipotesis Pertama...106

39. Hasil Uji Hipotesis Kedua...108

40. Hasil Uji Hipotesis Ketiga ...110


(12)

43. Korelasi Regresi Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru,

Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah Dan Kemampuan Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi...114


(13)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M.Si ...

Sekretaris : Drs. Darwin Bangun, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 196003151985031003


(14)

MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama :

Rosi Pratiwi

Nomor Pokok Mahasiswa :0813031049

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yon Rizal, M.Si. Drs. Darwin Bangun, M.Pd.

NIP. 19600818 198603 1 005 NIP. 131125447

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

Drs. Iskandarsyah, M.H. Drs. H. Nurdin, M.Si.


(15)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selsesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

urusan yang lain (Al-Insyirah, 6-7)

Tak akan kau dapatkan ilmu, kecuali dengan enam hal. Yakni; kecerdasan, semangat keras, rajin dan ulet, biaya yang cukup, bersahabat dengan guru dan

waktu yang lama. (Imam Syafi i)

Rasulullah SAW bersabda: Dan barangsiapa yang berjalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga

(HR. Muslim)

Hidup hanya ada dua rasa, manis dan pahit. Kedua rasa itu ada ditangan kita, tidak ada kehidupan yang pahit jika kita membuatnya manis. Jangan

takut menjalani sesuatu karena sesungguhnya hidup didunia hanya sementara. Hidup itu mudah tapi tidak semudah yang kita pikirkan, hidup itu

sulit tapi percayalah bahwa hidup tidak sesulit yang kita perkirakan. (Rosi Pratiwi)


(16)

✗✎✘✏ ✙✚✎✛✎ ✒ ✛✜☛☞✍ ✏✒ ☞✢ ☞✡✡☞☛ ✣✤✥ ☞✢☞✙ ✏zin dan ridho-Nya, hingga selesai sudah karya kecil dari peluh dan letihku.

Kupersembahkan dengan tulus kepada: Bak tersayang...

Atas doa dan pengorbanan yang tiada terhingga. Semoga semua keringat dan airmata mu, ananda bisa jadi yang terbaik buat bak. Kelak ananda dapat

meringankan langkahmu setelah ananda menunaikan kewajiban ananda padamu..

Mak tercinta...

Terimakasih atas doa dan kasih sayangnya selama ini, dari ananda kecil hingga ananda dewasa tiada pernah berubah. Ananda akan menjadi yang

terbaik buat mak, selalu dan selalu. Ananda akan selalu membuatmu bahagia. Ananda cinta kepada mak dan bak.

My zauji (Cabi)

Tak pernah menyesal bertemu denganmu, meskipun terkadang terdapat selisih paham diantara kita. Tak pernah menyesal memberikan separuh jiwaku untukmu. Semoga ini menjadi langkah awal kita dalam mencapai ridho Allah SWT, kelak cami akan menjadi yang terbaik untukmu, memberikan

pengabdian dan kesetiaanku untuk mu.


(17)

Penulis di lahirkan di Pemerihan Krui Lampung Barat pada tanggal 14 Juni 1990 dengan nama lengkap Rosi Pratiwi. Penulis merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara, Putri dari pasangan Bapak Abadi Rahim dan Ibu Zuhpa Tertila.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 1 Pemerihan Krui diselesaikan pada tahun 2002 2. SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Krui diselesaikan pada tahun 2005 3. SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui diselesaikan pada tahun 2008

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada bulan Januari 2011, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Solo-Yogyakarta-Semarang-Bandung-Jakarta. Pada bulan Juli, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Desa Nuar Maju, Kecamatan Buay Bahuga, Waykanan.


(18)

Segala pujian dan syukur keharibaan Allah Subhanallahu Wataala atas segala rahmat, kasih sayang, dan kemurahan yang tiada pernah putus, hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S, selaku pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Ketua Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP


(19)

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Si., selaku pembimbing II dan Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Drs. Jon Edwar, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat dan Ibu/Bapak guru yang telah membantu mengumpulkan data penelitian serta staf pengajar SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat.

11. Bak dan mak tersayang, terimakasih atas semua yang telah diberikan untukku, doa, senyum, airmata, bahagia, kasih sayang, dan semua pengorbanan mu untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun. Semoga kelak Allah menyediakan jannahnya untuk bak dan mak. Amin Allahumma Amin .

12. Seluruh keluarga dan keponakanku sanjaya, andika, asyfa, tiara dan calon keponakan ana tercinta terima kasih atas dukungan, keceriaan dan pengorbanannya selama ini.


(20)

semua perhatian dan pengorbanan kalian. Terimakasih karena selalu menjagaku sepanjang umur ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya untuk kalian. Amin Allahumma Amin.

14. Terimakasih juga buat cabi ku yang tidak henti-hentinya memberikan semangat untuk cami, terimakasih atas segala pengorbanan mu. Tak ada yang bisa kupersembahkan untuk mu selain pengabdian dan setia ku kelak untukmu, semoga allah meridhoi semua langkah kita.

15. Ibu Nila dan Pak Hendra terimakasih atas bantuan dan motivasi dari kalian yang tidak pernah henti untukku.

16. Teman-teman ana yang sangat ana rindukan Okta, Mb Ratna, Mb Iin, dimanapun kalian berada ana selalu merindukan kalian. Terimakasih atas tarbiyah yang telah diberikan kepada ana. Kalian adalah teman yang diberikan Allah untuk memberi warna terindah dalam hidupku.

17. Buat Mb Umi, Mb Fe , Ngah Santi dan Mb Umil terimakasih atas tarbiyahnya selama ini. Terimakasih telah menjadi murabbi yang terbaik buat rosi. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan Ridho-Nya. Amin

18. Teman-teman angkatan 2008 Wardani, Galih, Udin, Rudi, Oni, Diah, Rahma, Puji, Santi, Elisa, Evo, Meyta, Metra, Yuli, Dila, Pepi, Zie, Ana, Destroy, Bay, Ian, Fani, Siti, Siti Rahma, Sigit, Devi, Sri, Elda, n semua angkatan 2008 terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT.


(21)

20. Kakak tingkat 2005, 2006, 2007 yang telah memberikan masukan dan informasi dalam penyelesaian skripsi ini serta adik tingkat angkatan 2009, 2010 dan 2011.

21. Teman-teman kosan ane Lis, Hana, Silvi, Zie, Ana, Puji, Galuh, Dio, Meli, Fitri, Leni, Ika, Nita Dan Mb Ulfa terimakasih atas semua kenangannya. Terimakasih telah merawatku ketika sakit.

22. Terimakasih buat k2 gabriel, k2 iwan dan k2 agus yang telah membantu ane dalam menyelesaikan skripsi ini.

23. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amien.

Bandar Lampung, 2012 Penulis,


(22)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rosi Pratiwi

NPM : 0813031049

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 09 Februari 2012

Rosi Pratiwi 0813031049


(23)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Karena melalui pendidikan inilah dapat tercipta generasi yang cerdas, berwawasan, terampil dan berkualitas, yang diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang dapat memberi perubahan bangsa menuju kearah yang lebih baik. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprituil keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara”. Saat proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan atau tujuan, menurut GBHN Tahun 1999 atau UU No.2/1989 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa “ Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam era globalisasi ini, salah satu upaya yang harus dilakukan dalam


(24)

menghadapi era persaingan bebas adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Kualitas pendidikan merupakan suatu syarat mutlak untuk mempercepat terwujudnya masyarakat yang demokratis, masyarakat yang berdisiplin, masyarakat yang bersatu, penuh toleransi dan pengertian serta dapat bekerjasama. Berkaitan dengan tujuan mencerdaskan bangsa tersebut fungsi sekolah sangatlah penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik yaitu dengan meningkatkan mutu lulusan anak didik. Sebagai upaya Peningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), harus dilaksanakan proses pembelajaran yang efektif, terencana dan sistematis. Efektif tidaknya proses pembelajaran disekolah tercermin dari pencapaian hasil belajar sebagai tolak ukurnya. Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu sekolah.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi ekonomi. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid semester ganjil 2011/2012 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012

Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) > 75 65-74 55-64 45-54 <45 52 63 53 50 107 16 19 17 15 33

Jumlah 325 100

Sumber : Guru ekonomi SMA Negeri 1 Pesisir Tengah

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai yang tinggi sampai dengan nilai yang rendah. Prestasi belajar yang diperoleh


(25)

siswa kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah dari 325 siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 210 siswa atau sebesar 65%. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per-mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah adalah 65. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu mengikuti pembelajaran remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh Guru yang bersangkutan.

Tabel 2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012

Standar Ketuntasan Frekuensi Persentase ≥ 65

≤ 65 115 210 35,39 64,61

Jumlah 325 100

Sumber : Guru Ekonomi SMA Negeri 1 Pesisir Tengah

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah masih tergolong rendah, sehingga dapat dikategorikan bahwa hasil siswa yang menguasai mata pelajaran ekonomi tergolong rendah jika dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Djamarah dan Zain (2006:121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:


(26)

1. Istimewa/Maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa

2. Baik sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa

3. Baik/Minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya

60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

SMAN 1 Pesisir Tengah Krui yang merupakan salah satu SMA yang tertua di Krui Lampung Barat memiliki hasil belajar siswa yang bervariasi. Hasil belajar tersebut ada yang tinggi, sedang maupun rendah. Perbedaan hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) seperti intelegensi, minat, persepsi, sarana, sikap maupun faktor pribadi lainnya. Selain faktor internal, faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa misalnya kondisi keluarga, metode mengajar guru dan kompetensi guru.

Metode mengajar guru merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan metode mengajar yang akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penggunaan metode guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Persepsi siswa tentang metode mengajar guru merupakan faktor yang mempengaruhi siswa yang berasal dari dalam diri siswa atau disebut juga faktor internal. Sebab persepsi siswa tentang metode mengajar guru akan memberikan pengaruh positif bagi tercapainya prestasi belajar siswa. Apabila persepsi siswa tentang metode mengajar guru ekonomi positif maka kehadiran guru dalam mengajar akan direspon positif pula oleh murid-murid seperti dengan tugas yang diberikan oleh guru akan dikerjakan oleh siswa dengan optimal, siswa akan lebih terlatih sehingga diharapkan


(27)

pemahaman siswa terhadap pelajaran ekonomi menjadi meningkat pula. Sebaliknya apabila persepsi siswa tentang metode mengajar guru ekonomi negatif akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa tercipta dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui, saat ini metode yang digunakan oleh guru bidang study adalah metode ceramah meskipun terdapat metode tanya jawab itu hanya terdapat pada saat guru bertanya apakah ada siswa yang kurang jelas atau tidak. Siswa hanya menerima materi tanpa ada interaksi yang baik dan aktif antara guru dan murid. Anak-anak cenderung pasif dan kurang semangat dalam proses belajar mengajar, sehingga tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan secara optimal.

Ketersediaan sarana belajar di rumah juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Sarana belajar dirumah merupakan alat bantu belajar yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan tersedianya fasilitas/sarana belajar yang cukup dirumah maka siswa akan semakin tenang dalam belajar dirumah. Untuk dapat belajar dengan baik paling sedikit seorang siswa membutuhkan sebuah meja tulis, kursi dan rak buku serta suasana yang tenang. Jika hal tersebut terpenuhi maka akan tercipta suasana tenang dalam belajar dan hal ini akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal senada diungkapkan oleh Hamalik (2001:51) yang menyatakan bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan dan keberhasilan siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMAN 1 Pesisir Tengah


(28)

ketersediaan sarana belajar dirumah pada siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat tahun Pelajaran 2011/2012 masih tergolong rendah. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa kurang optimal.

Persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar juga merupakan faktor internal yang mempengaruhi siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik. Persepsi siswa muncul dari proses pengamatan yang dilakukan oleh siswa terhadap kemampuan, keterampilan, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh seorang guru, misalnya cara guru menyampaikan materi kepada siswa. Jika siswa sudah menyukai cara guru dalam menyampaikan materi, secara otomatis mereka termotivasi untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi belajar dapat tercapai secara optimal. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan mewujudkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Kompetensi ini akan tercemin dari kemampuan dan sikap guru dalam kesiapannya sebelum mengajar yang berupa perangkat mengajar, proses pembelajaran di kelas, hingga pada proses penilaian dan tindak lanjut hasil belajar siswa, bahkan hubungan interaksi sesama guru, interaksi dengan siswa di luar kelas, maupun hubungan antara guru dengan masyarakat dan orang tua/ wali siswa. Dari data yang dikumpulkan, sekitar 90% guru di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui sudah berijazah S1. Namun pada kenyataannya jenjang pendidikan guru yang sudah sesuai dengan kebutuhan belum mampu mewujudkan hasil pembelajaran yang optimal.


(29)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini diuraikan dengan mengambil judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Dan Kemampuan Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Belum optimalnya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.

2. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

3. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran masih terpaku pada beberapa metode saja.

4. Persepsi siswa tentang metode mengajar guru SMAN 1 Pesisir Tengah yang

negatif

5. Sarana belajar yang dimiliki oleh siswa di rumah umumnya kurang memadai

sehingga menghambat kegiatan belajarnya.

6. Masih minimnya pengetahuan guru mengenai kompetensi guru dalam

kaitannya dengan proses belajar mengajar.

7. Belum optimalnya kemampuan guru dalam mengajar di SMAN 1 Pesisir

Tengah Krui menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam menyerap materi yang disampaikan.


(30)

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka ada pembatasan masalah yang jelas agar lebih terarah pada tujuan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini, sehingga masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1), ketersediaan sarana belajar di rumah (X2) dan kemampuan guru mengajar (X3) terhadap hasil belajar ekonomi (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap

hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Apakah ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012?

4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru,


(31)

hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012?

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

b. Pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

c. Pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

d. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana

belajar di rumah dan kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.


(32)

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagi Guru

1. Memberikan sumbangan pada para pendidik bahwa perlu adanya

penggunaan metode mengajar guru yang efektif dan efisien, ketersediaan sarana belajar dan kompetensi guru yang baik dalam pembelajaran agar keberhasilan proses belajar dapat tercapai.

2. Diharapkan dapat menambah konsep-konsep teoritis kepada guru dan calon guru,khususnya dalam memposisikan guru sebagai mitra pemerintah dalam mengambil kebijakan dengan kemampuan optimal atau dengan kompetensi yang diharapkan.

b. Bagi Siswa

Mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka perbaikan pembelajaran.


(33)

G.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup:

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah metode mengajar guru (X1), ketersediaan sarana belajar di rumah (X2), kemampuan guru mengajar (X3) dan hasil belajar ekonomi (Y).

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat.

4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah tahun pelajaran 2011/2012.

5. Ruang Lingkup Ilmu


(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

1. Hasil Belajar

Salah satu tujuan proses pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses yang nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya (Hamalik, 2004:28). Hal senada juga disampaikan oleh Trianto (2009:17) belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Selanjutnya menurut Sardiman (2004:20) Belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dari pengertian-pengertian tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia yang merupakan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian yang utuh.


(35)

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek pada individu yang belajar. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

Menurut Slameto (2003:53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :

1. Faktor intern meliputi : a. Faktor Jasmaniah

1. Faktor kesehatan 2. Faktor cacat tubuh b. Faktor-faktor Psikologis

1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat 4. Bakat 5. Motif 6. Kematangan 7. Kesiapan c. Faktor kelelahan 2. Faktor ekstern meliputi :

a. Faktor keluarga

1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar keluarga 3. Suasana rumah

4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua 6. Latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah

1. Metode mengajar 2. Kurikulum

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Displin sekolah


(36)

7. Waktu sekolah

8. Standar pelajaran diatas ukuran 9. Keadaan gedung

10.Metode belajar 11.Tugas rumah c. Faktor Masyarakat

1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Mass media

3. Teman bergaul

4. Bentuk kehidupan masyarakat.

Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.(Dimyati dan Mudjiono,2006:3)

Menurut Sukmadinata, (2007:102) “Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata pelajaran yang ditempuhnya.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti yang dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sitem pemprosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluarannya adalah


(37)

perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. (Asep Jihad dan Abdul Haris,2008:14).

Selanjutnya Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu : a. Pengetahuan tentang fakta

b. Pengetahuan tentang prosedural c. Pengetahuan tentang konsep d. Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu :

a. Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik c. Keterampilan bereaksi atau sikap

d. Keterampilan berinteraksi (Asep Jihad dan Abdul Haris,2008:15)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang dilakukan dengan evaluasi atau penilaian dan merupakan cara atau tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14).

Usman menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yamg direncanakan sebelumnya yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Domain Kognitif a. Pengetahuan b. Pemahaman


(38)

c. Aplikasi d. Analisa e. Sintesa f. Evaluasi

2. Domain Kemampuan sikap

a. Menerima atau memperhatikan b. Merespon

c. Penghargaan d. Mengorganisasikan

e. Mempribadi atau mewatak 3. Ranah Kognitif

a. Menirukan b. Manipulasi c. Keseksamaan d. Artikulasi e. Naturalisasi

(Asep Jihad dan Abdul Haris,2008:15)

Menurut Oemar Hamalik (2008:30)hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan-perubahan di setiap aspek :

1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani

9. Etis atau budi pekerti 10. Sikap

Dapat kita simpulkan bahwa baik buruknya hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak dalam perubahan tingkah laku secara menyeluruh yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.


(39)

2. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

a. Metode Mengajar Guru

Metode berasal dari bahasa Yunani “Methods” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. (http:ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html)

Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Menurut Hadari Nawawi dalam Suryosubroto (2002;33), metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Menurut Slameto (2003;65) metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode belajar mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin. Sedangkan menurut Asep


(40)

Jihad dan Abdul Haris (2008;24) metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar.

Menurut Winarno Surakhmad dalam Suryosubroto (2002;148) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal teknisnya suatu bahan pengajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Sedangkan menurut Slameto (2003:82) metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Selanjutnya Karo dalam Slameto (2003: 65) mengatakan mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya. Sedangkan menurut Suryosubroto, 2002; 148, metode mengajar guru adalah pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di lakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Berdasarkan uraian, metode mengajar merupakan cara pelaksanaan proses pengajaran kepada siswa supaya siswa tersebut dapat menerima, menguasai dan mengembangkannya. Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memilki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa.

Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa, sehingga siswa merasa tertarik untuk


(41)

mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dalam mengajar guru harus mampu dan menguasai metode mengajar yang akan digunakan dalam mengajar, hal ini penting untuk mengefektifkan kegiatan mengajar dan dapat mengatasi rasa jenuh siswa selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar. Penggunaan tersebut tentunya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan diharapkan setiap materi pelajaran mampu diajarkan dengan baik sehingga pada akhirnya memudahkan siswa dalam menyerap setiap pelajaran yang diberikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi digunakannya suatu metode mengajar, menurut Surakhmad dalam Djamarah (2000:184) meliputi:

1. Tujuan dengan berbagai jenis dan tujuannya. 2. Bahan yang akan diberikan

3. Kemampuan dan banyaknya murid 4. Kemampuan guru mengajar

Dasar pemilihan metode mengajar (Suryosubroto,2002;148) : 1. Relevansi dengan tujuan

2. Relevansi dengan materi

3. Relevansi dengan kemampuan guru 4. Relevansi dengan keadaan siswa

5. Relevansi dengan perlengkapan sekolah

Menurut Winarno Surakhmad (Syaiful Bahri Djamarah,2006:78) pemilihan dan penentuan metode mengajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu :

1. Anak didik 2. Tujuan 3. Situasi 4. Fasilitas 5. Guru


(42)

Uraian di atas, banyak faktor yang perlu di perhatikan guru sebelum menggunakan suatu metode dalam mengajar, metode yang digunakan dalam mengajar harus benar-benar sesuai dengan tujuan, materi, keadaan siswa, kemampuan guru. Metode yang baik akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menyajikan materi pelajaran dan bagi siswa memberikan kemudahan dalam menyerap setiap materi pelajaran yang akan di berikan yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar yang akan di capai siswa dalam belajar. Seorang guru dapat menggunakan beberapa macam metode dalam mengajar atau kombinasi dari beberapa metode. Penggabungan metode tersebut dimaksudkan untuk menggairahkan dan menumbuhkan motivasi belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar siswa, maka tidaklah sukar bagi siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

Adapun macam-macam metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar menurut Djamarah (2000 : 195) adalah:

1. Metode proyek 2. Metode eksperimen 3. Metode tugas dan resitasi 4. Metode diskusi

5. Metode sosiodrama 6. Metode demonstrasi 7. Metode problem solving 8. Metode karya wisata 9. Metode Tanya jawab 10. Metode latihan 11. Metode ceramah

Berdasarkan pendapat diatas dapat dilihat bahwa metode mengajar yang berpusat pada guru adalah metode ceramah atau sering disebut juga dengan metode


(43)

langsung atau metode ekspositori. Metode ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pembelajaran. Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik, guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil belajar dan seakan-akan guru menjadi satu-satunya sumber ilmu. Dalam metode ceramah peserta didik cenderung pasif karena hanya mendengarkan materi belajar dari guru sehingga kreativitas mereka kurang terpupuk atau bahkan cenderung tidak kreatif, siswa hanya sebatas memahami sambil membuat catatan. Metode ini memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.

Sedangkan metode yang berpusat pada siswa adalah metode proyek, eksperimen, tugas dan resitasi, diskusi, sosiodrama, demonstrasi, problem solving, karya wisata, Tanya jawab, latihan. Dalam metode-metode yang berpusat pada siswa ini, pembelajar memiliki tanggungjawab penuh atas kegiatan belajarnya, terutama dalam bentuk keterlibatan aktif dan partisipasi siswa. Hubungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya adalah setara, yang tercermin dalam bentuk kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mendorong perkembangan siswa, dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar.

Seorang guru tidak hanya bermodal ilmu pengetahuan tetapi juga seorang guru harus memiliki kiat-kiat mengajar dalam hubungannya dengan fungsinya sebagai pendidik sekaligus pembimbing. Strategi penggunaan metode mengajar sangat


(44)

menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Hasil belajar mengajar yang dihasilkan dari penggunaan metode ceramah tidak sama dengan penggunaan metode tanya jawab atau diskusi. Demikian juga penggunaan metode problem solving berbeda hasilnya dengan penggunaan metode resitasi dan sebagainya. Sedangkan titik fokus yang harus dicapainya oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik dalam kelas, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode apa yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.

Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya tujuan pengajaran agar anak didik dapat mengoperasikan berbagai program komputer, maka guru tidak tepat menggunakan metode ceramah atau diskusi tetapi yang tepat adalah dengan metode latihan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal sesuai dengan rumusan dari tujuan pembelajaran.

b. Persepsi terhadap Metode Mengajar Guru

Kata persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti penglihatan atau tanggapan. Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam


(45)

memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterprestasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain. Melalui persepsi kita bisa mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, karena persepsi terjadi kapan saja. Persepsi menurut Hanna dan Wozniak (2001:102) mengatakan bahwa “persepsi adalah proses menyeleksi, mengorganisasi dan menginterprestasikan sensasi menjadi suatu keseluruhan yang penuh arti”. Persepsi merupakan suatu proses pengamatan terhadap suatu objek yang menyangkut tanggapan mengenai kebenaran langsung, keyakinan terhadap objek tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga sebagai makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu satu dengan individu yang lainnya. Adanya perbedaan ini menyebabkan mengapa seseorang menyukai suatu objek, sedangkan orang lain tidak menyukai objek tersebut. Hal ini tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap dan tingkah laku ditentukan oleh persepsinya. Slameto (2003:96) menjelaskan bahwa melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan. Hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, maka persepsi dapat dikatakan sebagai suatu proses menyeleksi, mengorganisir dan menginterprestasikan stimuli dalam lingkungan. Pada kenyataannya persepsi tidak terbatas pada penginderaan terhadap suatu objek atau lingkungan saja, tetapi lebih luas. Seseorang yang mengalami atau mengamati terhadap objek atau


(46)

lingkungannya memberikan kesan kepadanya sehingga ia dapat memberikan sesuatu penilaian pandangan, ataupun pendapat. Persepsi seseorang dapat berubah-ubah misalnya dari baik menjadi buruk atau sebaliknya. Menurut Walgito (2005: 101) hal ini disebabkan oleh banyak factor antara lain:

1. Objek yang dipersepsi

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf. 3. Perhatian.

Proses terbentuknya persepsi karena adanya : 1. Stimulus

Stimulus atau situasi yang hadir yang awal mulanya terjadi persepsi ketika seseorang dihadapkan pada stimulus atau situasi. Stimulus atau situasi tersebut bisa berupa stimulus penginderaan dekat dan langsung atau berupa lingkungan sosiokultural dan fisik yang menyeluruh dari stimulus tersebut.

2. Registrasi

Registrasi disini merupakan sesuatu gejala yang nampak yaitu mekanisme fisik yang berupa penginderaan syaraf seseorang terpengaruh oleh kemampun fisik untuk mendengar dan melihat sesuatu informasi maka mulailah orang tersebut mendaftar, mencerna dan menyerap semua informasi.

3. Interprestasi

Tahap selanjutnya setelah semua informasi tersebut terserap, kemudian proses terakhirnya adalah penafsiran terhadapa informasi tersebut. Interprestasi ini merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat penting karena proses ini tergantung pada cara pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang berbeda dengan orang lain sehingga interprestasi seseorang terhadap suatu informasi atau stimulus akan berbeda dengan orang lain.

4. Umpan Balik

Umpan balik merupakan suatu proses yang terakhir, yaitu setelah seseorang menafsirkan informasi tersebut, akan muncul reaksi yaitu reaksi positif dan reaksi negative atau berupa tindakan yang menekankan setuju atau tidak setuju. Apabila reaksinya negative atau menolak maka akan muncul reaksi memberontak, apabila jawabannya bersifat menerima maka reaksi yang muncul akan berbentuk positif pula. (Bimo Walgito, 2005: 102)

Jadi, persepsi terhadap metode mengajar guru adalah sudut pandang seseorang (siswa) terhadap metode mengajar guru. Dimana persepsi ini dapat menimbulkan sisi positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.


(47)

3. Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah

Menurut Kamus Besar Indonesia (2000;1009), tersedia artinya sudah ada atau disediakan. Sedangkan ketersediaan artinya keadaan tersedia. Ketersediaan sarana belajar yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperolehnya dalam bentuk kebiasaan, sikap, tingkah laku, pengetahuan, pengertian, keterampilan, emosional, hubungan sosial dan budi pekerti. Sarana belajar dapat mempengaruhi prestasi karena dapat memicu siswa untuk memanfaatkannya dan menumbuhkan semangat untuk belajar karena ia memperoleh kemudahan dalam belajar sehingga hasil belajar yang akan diperolehnya lebih baik lagi.

Sarana belajar adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar (Bafadal, 2003: 2). Sedangkan menurut Arikunto dalam Suryosubroto (2002:292) sarana dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

1. Sarana fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha.

2. Sarana uang yaitu segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.

Slameto (2003: 28) mengatakan salah satu syarat keberhasilan belajar adalah bahwa belajar memerlukan sarana yang cukup. Dengan tersedianya sarana belajar yang cukup dan memadai akan membuat belajar lebih semangat. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya makanan,


(48)

pakaian, perlindungan, kesehatan dan lain-lain juga membutuhkan sarana belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, buku dan lain-lain.

Adapun sarana belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Ruang tempat belajar siswa

Ruang tempat belajar yang memungkinkan untuk belajar dengan baik adalah ruang khusus untuk belajar dengan perlengkapan seperti meja, kursi dan lampu penerangan.

Menurut Slameto (2003: 76) penerangan yang dipakai dalam melakukan kegiatan belajar dirumah diperlukan penerangan yang cukup terang, tidak gelap sehingga dapat mengganggu mata. Bila siang hari penerangan dalam belajar tidak menjadi kendala karena mendapatkan penerangan dari cahaya matahari, sedangkan untuk belajar malam hari pada ruangan yang tertutup diperlukan penerangan yang tidak mengganggu kesehatan mata bagi siswa yang sedang belajar.

Menurut Slameto (2003: 76) mengatakan untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya:

1. Ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang menganggu konsentrasi pikiran;

2. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata; dan 3. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran,

buku-buku dan sebagainya.

Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriyono (1991:131) bahwa untuk mewujudkan konsentrasi belajar agar siswa dapat prestasi dalam belajarnya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.


(49)

Selanjutnya, Djamarah (2002:208) mengungkapkan kesulitan siswa dalam belajar dapat disebabkan siswa tidak mempunyai tempat belajar yang khusus di rumah. Alasan ini diungkapkan pada kutipan berikut ini.

Karena tidak mempunyai ruang belajar, maka siswa belajar ke mana-mana; bisa di ruang dapur, di ruang tamu, atau belajar di tempat tidur. Siswa yang tidak punya tempat belajar berupa meja dan kursi terpaksa memanfaatkan meja dan kursi tamu untuk belajar. Bila ada tamu yang datang dia menjauhkan diri entah ke mana, mungkin ke ruang dapur karena tidak ada pilihan lain.

Dari beberapa pendapat di atas, nyatalah bahwa kelengkapan fasilitas belajar siswa di rumah sangat dibutuhkan dalam menciptakan konsentrasi belajar siswa yang nantinya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian hasil belajar.

2. Alat perlengkapan belajar

Untuk menunjang kegiatan belajar dirumah, seorang siswa idealnya memiliki perlengkapan belajar yang memadai. Jika seorang siswa tidak memiliki perlengkapan belajar yang memadai maka kegiatan belajar yang dilakukan dirumah akan menjadi terganggu. Berikut termasuk perlengkapan belajar diantaranya adalah buku tulis, buku bacaan, ballpoint, pensil, penggaris, karet penghapus dan kalkulator.

Hamalik (2001: 51) berpendapat bahwa alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi efisien dan efektif. Lengkap atau tidaknya perlengkapan yang dimiliki oleh seorang siswa akan berdampak terhadap hasil belajarnya di sekolah. Sarana belajar memegang peran yang


(50)

cukup penting dalam tercapainya keberhasilan belajar. Karena dengan sarana belajar yang memadai, siswa akan lebih termotivasi untuk memanfaatkannya.

Hal ini seperti yang dikemukakan Slameto (2003: 28) bahwa salah satu syarat keberhasilan belajar adalah memerlukan sarana belajar yang cukup. Tersedianya cukup bahan dan alat-alat yang diperlukan, bahan dan alat-alat itu menjadi sumber belajar dan alat-alat sebagai pembantu belajar, Hamalik (2004: 48). Kekurangan dalam hal ini setidak-tidaknya akan menghambat kelancaran belajar anak.

Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan berbagai alat, maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, serta hasil belajar lebih bermakna. Suasana belajar penting artinnya bagi kegiatan belajar. Suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan, dan keberhasilan siswa, (Hamalik, 2001: 51).

Suryosubroto (2004: 292) menyebutkan bahwa proses belajar akan berjalan dengan lancar jika ditunjang dengan sarana yang memadai baik jumlah, keadaan maupun kelengkapannya. Sedangkan Sudjana (2002: 37) berpendapat bahwa fasilitas belajar merupakan bagian dari sarana belajar yang termasuk dalam variabel lingkungan. Oleh karena itu, ketersediaan sarana belajar dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.


(51)

Kelengkapan fasilitas belajar dirumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya sarana belajar yang meliputi : meja, kursi, lemari/rak buku, ruangan, alat-alat tulis dan gambar serta penerangan. Secara garis besar fasilitas belajar yang seharusnya dimiliki oleh siswa di rumah antara lain: 1. Benda yang berhubungan dengan keperluan belajar misalnya meja belajar,

ruang belajar, penerangan dalam belajar, buku-buku acuan, buku untuk mencatat, mistar, pena, kalkulator, pensil, tas, dan penghapus.

2. Benda yang dilihat dan disentuh berdasarkan kontak dengan lingkungan kehidupan siswa antara lain dengan melihat dan mendengar, merasakan benda yang berbunyi, benda yang mengalami pemanasan dan pendinginan. Upaya orang tua untuk mendorong semangat belajar siswanya sangatlah diperlukan. Dalam hal ini orang tua kiranya dapat melengkapi sarana dan fasilitas belajar siswa, sebab akan membantu siswa dalam proses belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Dalyono (2001:241) bahwa “kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.”

Hal tersebut juga senada dengan pendapat Muktiono (2003: 2), yaitu:

“Keberhasilan proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana belajar siswa yaitu buku literatur atau buku pelajaran yang dimiliki oleh siswa. Salah satu sarana yang diperlukan dalam pendidikan disekolah yang tidak terlepas dari kehidupan pelajar atau mahasiswa adalah buku. Pemanfaatan buku pelajaran yang menjadi sumber bacaan dalam mengikuti pelajaran dikelas maupun dirumah akan memberikan dampak yang positif bagi hasil belajar”.

Dari beberapa pendapat yang dirumuskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana belajar di rumah adalah ada tidaknya semua


(52)

perangkat peralatan, bahan, perabot yang dapat disediakan secara langsung digunakan dalam proses belajar dirumah.

4. Persepsi Siswa tentang Kemampuan Guru Mengajar

a. Kemampuan guru mengajar

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa hanya ingin sekedar mendapatkan atau menguasai pengetahuan. Dalam konsekuensi seperti ini dapat membuat suatu kecenderungan anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh gurunya, sehingga pengajarannya bersifat teacher centered, jadi gurulah yang memegang posisi kunci dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru menyampaikan pengetahuan, agar anak didik mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh guru, oleh karena itu pengajaran seperti ini ada juga yang menyebutkan dengan pengajaran intelektualistis. Pengertian mengajar seperti ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang kondusif sudah barang tentu guru tidak dapat mengabaikan faktor atau komponen yang lain dalam lingkungan proses belajar mengajar, termasuk misalnya bagaimana dirinya, keadaan siswa, alat-alat peraga atau media, metode dan sumber-sumber belajar lainnya. Sehingga tercapailah suatu hasil yang optimal dari tujuan pembelajaran. Sedangkan yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya,


(53)

dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Yang belajar adalah siswa itu sendiri dalam kegiatannya sendiri.

Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar (Hamalik, 2002:48). Menurut Zamroni (2000: 65), dalam proses belajar dan mengajar apa yang dilaksanakan memiliki empat aspek, yakni menyampaikan informasi, memotivasi siswa, mengontrol kelas dan merubah sosial arrangement.

Agar dapat melaksanakan 4 langkah aspek tersebut, guru hanya memerlukan tiga kemampuan dasar yakni:

a. Didaktik, yakni kemampuan untuk menyampaikan sesuatu secara moral atau ceramah yang dibantu dengan buku teks, demonstrasi, tes dan alat bantu belajar lain,

b. Coasing, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan mempraktekkan keterampilannya, mengamati sejauh mana siswa mampu mempraktekkan keterampilannya tersebut, serta segera memberikan umpan balik atas apa yang dilakukan siswa.

c. Socratic atau mautic question, dimana guru menggunakan pertanyaan pengaruh untuk mengembangkan pandangan dan internaliasi terhadap materi yang dipelajari.

Senada dengan pendapat Zamroni mengenai kemampuan dasar mengajar yang harus dimiliki guru, adapun Hamalik (2002: 52) mengemukakan bahwa kemampuan dasar itu antara lain:

a. Kemampuan menguasai bahan, meliputi menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah.

b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar, meliputi merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan menggunakan metode mengajar,dll. c. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar, meliputi


(54)

d. Kemampuan menggunakan media/sumber dengan pengalaman belajar, meliputi mengenal, memilih dan menggunakan media.

e. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman belajar.

f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar, meliputi cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.

g. Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar yaitu dengan mempelajari macam-macam teknik penilaian.

h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan pengalaman belajar.

i. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Jika ditelaah maka delapan dari sepuluh kompetensi profesional guru yang disebutkan di atas lebih diarahkan kepada kompetensi guru sebagi pengajar. Untuk keperluan analisis tugas sebagai pengajar, maka kemampuan guru yang banyak berhubungan dengan usaha meningkatkan proses dan hasil pembelajaran dapat digolongkan ke dalam empat kemampuan, yaitu : (1) merencanakan program pembelajaran, (2) melaksanakan proses pembelajaran, (3) menilai kemajuan proses pembelajaran, (4) menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang diajarkannya. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang sepenuhnya harus dimiliki oleh guru yang bertaraf profesional (Nana Sudjana, 2002 : 19)

1. Merencanakan Program Pembelajaran

Kemampuan merencanakan program pembelajaran merupakan muara dari segala pengetahuan teori, ketrampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pembelajaran. Kemampuan dalam merencanakan program pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan :

1. Merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran 2. Merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran 3. Merencanakan pengelolaan kelas


(55)

4. Merencanakan penggunaan media dan sumber pembelajaran

5. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran (Depdikbud, 1985 : 87)

2. Melaksanakan Proses Pembelajaran

Pada tahap ini selain memerlukan pengetahuan tentang pembelajaran juga memerlukan ketrampilan membuka dan menutup pembelajaran, ketrampilan memilih dan menggunakan trategi pembelajaran yang tepat, ketrampilan memilih dan menggunakan media pembelajaran, ketrampilan mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Hasibuan, dkk. (1988: 121 - 125) kemampuan membuka pelajaran meliputi : kemampuan menarik perhatian siswa dan kemampuan menumbuhkan motivasi siswa. Kemampuan menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan gaya mengajar guru yang bervariatif, memberi acuan dan membuat kaitan antara pokok bahasan yang akan dipelajari dengan pengetahuan maupun pengalaman yang telah dimiliki siswa serta dengan mengadakan pre-test. Sedangkan untuk menutup pelajaran dapat dilakukan dengan mengadakan post-test, maupun dengan merangkum kembali bahan pelajaran yang baru dipelajari.

3. Menilai Kemajuan Proses Pembelajaran.

Kemampuan melaksanakan penilaian kemajuan proses pembelajaran dapat dilihat dari : kemampuan melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung, baik secara lisan, tertulis maupun dengan pengamatan, kemampuan memilih alat evaluasi yang tepat, kemampuan menyusun alat evaluasi yang bervariatif.


(56)

4. Menguasai Bahan Pelajaran.

Guru yang profesional harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkannya. Penguasaan bahan pelajaran akan memberi pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Seperti dikemukakan oleh Peters (Nana Sudjana, 2002 : 22) bahwa : ”proses dan hasil belajar siswa tergantung pada penguasaan guru atas mata pelajaran yang diampunya dan ketrampilan mengajarnya”. Penelitian dalam bidang pendidikan kependudukan di Indonesia menunjukkan bahwa 32,58% dari hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penguasaan guru dalam hal materi pelajaran (Dedi Supriadi, 2002 : 22-23).

Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya, guru memerlukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat inilah yang akan membedakan antara guru dan manusia-manusia lainnya.

Secara garis besar syarat-syarat menjadi seorang guru yaitu: 1. Memiliki kemampuan profesional

2. Memiliki kapasitas intelektual

3. Memiliki sifat edukasi sosial (Sardiman, 2007: 127).

Senada dengan itu Djamarah (2000: 32) mengemukakan syarat untuk menjadi seorang guru yakni:

1. Taqwa kepada tuhan YME. 2. Beriman

3. Sehat jasmani dan rohani. 4. Berkelakuan baik.

5. Bertanggungjawab. 6. Berkepribadian luhur.


(57)

“ Guru profesional harus menguasai pengetahuan yang mendalam mengenai spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat yang penting disamping keterampilan-keterampilan lainnya. Oleh sebab itu guru berkewajiban menyampaikan pengetahuan, pengertian, keterampilan kepada anak didiknya” (Hamalik, 2001: 119).

Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan, dan penilaian sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud.

Menurut Adam & Dicke dalam Hamalik (2001: 123), peran guru sesungguhnya amat luas meliputi:

1. Guru sebagai pengajar 2. Guru sebagai pembimbing 3. Guru sebagai ilmuwan 4. Guru sebagai pribadi 5. Guru sebagai penghubung 6. Guru sebagai pembangun.

Adapun tugas guru dalam pengajaran dikemukakan pula oleh Suharsimi Arikunto (2001: 99), sebagai berikut:


(58)

1. Mempelajari materi pelajaran yang akan dijadikan tuntunan dalam penyusunan rencana pembelajaran,

2. Memilih pendekatan atau strategi untuk menyampaikan pelajaran, 3. Memilih alat-alat pelajaran dan sarana lainnya,

4. Memilih strategi evaluasi yang akan diambil.

Senada dengan hal itu, Slameto (2003: 97) mengemukakan juga beberapa tugas guru yaitu:

1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.

Berdasarkan dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan, dan penilaian sehingga membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan, artinya senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen satu dengan yang lainnya. Serasi dalam hal ini berarti komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar mengajar itu akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung tujuan belajar bagi anak didik.


(59)

Hal ini senada dengan Sardiman (2007: 172-173) yang mengemukakan bahwa ada beberapa komponen dalam interaksi belajar mengajar, komponen ini misalnya guru, siswa, metode, alat/media, sarana serta tujuan. Untuk mencapai tujuan instruksional masing-masing komponen itu saling merespon dan mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang lebih optimal.

Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu pembelajaran itu tergantung dari bagaimana pelaksanaan atau proses kegiatan tersebut. Dalam hal ini kemampuan guru mengajar sangat berhubungan erat dengan hasil belajar siswa. Kemampuan mengajar itu sendiri adalah kesanggupan dari seseorang yang sudah berprofesi menjadi seorang guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya yaitu siswa. Senada dengan itu, adapun Jamaluddin (2005: 26) mengungkapkan bahwa kemampuan guru mengajar adalah kemampuan guru dalam menguasai dan mempraktekkan secara terampil, kemampuan-kemampuan dalam tugas pokoknya sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan instruksional khusus 2. Menentukan dan menguasai materi pelajaran 3. Menentukan metode pengajaran

4. Menentukan media pengajaran 5. Mengadakan evaluasi

6. Kemampuan analisis butir soal, hasil evaluasi dan kemampuan mengadakan perbaikan.

Jika kemampuan guru mengajar itu baik, maka kemungkinan besar hasil belajar yang diperoleh siswa pun akan baik, begitu juga sebaliknya, jika kemampuan guru mengajar itu buruk maka hasil belajar yang diperoleh siswa itupun akan buruk,


(60)

dimana baik atau buruknya kemampuan guru dalam mengajar dapat dinilai melalui persepsi siswa melalui panca inderanya.

b. Persepsi Terhadap Kemampuan Guru Mengajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan dan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalu panca inderanya. Sedangkan menurut Slameto (2003: 120) Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium.

Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari “persepsi”. Beberapa diantaranya adalah:

1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan disekitarnya (Bimo Walgito).

2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff). 3. Persepsi adalah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan

individu (Bower).

4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson).

5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).


(61)

6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu (Krech).

7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/) diterbitkan di:September 06,2008.

Persepsi dipengaruhi oleh pengalaman yang sekarang dan yang lampau dan juga dipengaruhi oleh sikap individu pada waktu itu. Menurut Sarwono (2003: 227) menyatakan bahwa persepsi merupakan kemampuan individu untuk mengamati, dan mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan.

Menurut Walgito (2004: 87) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar adalah tanggapan atau penilaian dari masing-masing siswa mengenai kesanggupan dari seorang guru dalam menguasai dan mempraktekkan secara terampil kemampuan-kemampuan dalam tugas pokoknya yaitu menyampaikan pengetahuan, agar anak didik mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh guru.


(1)

133

Jika kemampuan guru mengajar seorang guru semakin baik maka hasil belajar siswa akan semakin meningkat. Sebaliknya, apabila kemampuan mengajar seorang guru rendah maka hasil belajar siswa juga akan rendah. 4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode

mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X semester ganjil di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Jika persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar positif maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar negatif maka hasil belajar siswa akan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X semester ganjil di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.

1. Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah metode mengajar guru dengan menggunakan metode mengajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai


(2)

134

ssiwa. Untuk itu hendaknya guru dapat menggunakan metode mengajar yang bervariasi, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

2. Hendaknya pihak terkait, dalam hal ini orang tua agar memperhatikan ketersediaan sarana belajar di rumah bagi anaknya. Karena proses belajar akan berjalan dengan baik jika ditunjang dengan sarana yang memadai baik jumlah, keadaan serta kelengkapannya dari sarana tersebut.

3. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tetapi bisa juga dari faktor kurangnya kemampuan guru dalam mengajar, dan oleh sebab itu guru harus tetap dapat memperbaiki tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

4. Persepsi adalah adalah suatu aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterprestasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan. Jadi hendaknya siswa mempunyai persepsi yang positif terhadap metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menyadari dan memahami apa yang telah diterimanya.

5. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya pihak-pihak yang terkait memperhatikan metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan guru mengajar demi tercapainya pendidikan yang lebih baik. Dan, peneliti juga mengharapkan kepada


(3)

135

peneliti lain untuk mengkaji faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar.

6. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penelitian ini baik secara redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2007.Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Zamroni. 2000.Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Pubilshing

David Krech dan Richard S. Cruthfield, 2008:10. Dalam www.geogle.com http//researchingines.com/art 15-57.html.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005.Kamus Besar Bahasa Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka.

Dimyati & Mudjiyono. 1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

... Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 2010.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, Bimo. 2005.Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.

A.M. Sardiman. 2007.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Prafindo Persada

Kuncoro, Engkos Achmad; Riduwan. 2011.Cara Menggunakan Dan Memakai Path

Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta Bandung


(5)

Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto, 2008.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005.Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Bandar

Lampung: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. 2004.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad (1994: 36) dalam www.geogle.com

http:/etd.eprint.ums.ac.id/3822/1/az1005000555 pdf.

Suryosubroto. 2002.Proses Belajar mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Mulyasa, E. 2009.Menjadi Guru Prefesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya :

Darmadi, Hamid. 2010.Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta

Supriyadi. 2011.Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu

Bafadal, Ibrahim. 2008.Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara:

Kadir. 2010. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna


(6)

Susila, Ria Balga. 2009.Pengaruh Persepsi tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Ekonomi siswa Kelas X1 Akuntansi Semester Ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi FKIP Universitas Lampung.

Rahmadi, imam. 2011.Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah Dan Cara

Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi FKIP Universitas Lampung.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/) diterbitkan di:September 06,2008


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0 21 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 9 110

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 78

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 39 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUAN GURU MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 1

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUAN GURU MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 103

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0 5 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 SRAGI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 86

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMINATAN IPS SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 114

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI 1 KOTABUMI

0 13 65