BAB I I I METODOLOGI PENELI TI AN
Pada bab ini pembahasan akan difokuskan kepada gambaran lokasi atau tempat penelitian, kemudian akan disajikan juga jenis penelitian dan
subjek penelitian, kemudian dijelaskan teknik pengumpulan data, analisis data dan diakhiri dengan teknik pengujian keshahihan data.
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di kabupaten Aceh Tenggara, yang merupakan kabupaten yang terdapat di dalam propinsi Aceh. Kabupaten
Aceh Tenggara yang beribu kota Kutacane dijuluki sebagai daerah Bumi Sepakat Segenep yang berdampingan dengan Propinsi Sumatera Utara,
nuansa keagamaannya sedikit berbeda dengan kabupaten kota lainnya di provinsi Aceh, karena Aceh Tenggara satu-satunya daerah yang tidak
hanya dihuni oleh satu suku, bahasa dan adat istiadat, akan tetapi memiliki beberapa suku, bahasa bahkan agama, sehingga kehidupan
masyarakatnya sangat beraneka ragam. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah
77
. Sejak diterbitkannya Undang-undang Republik I ndonesia nomor 4 tahun
1974 tentang pembentukan kabupaten Aceh Tenggara, maka secara keperintahan Aceh Tenggara telah berdiri sendiri dan menjalankan
kepemerintahan sendiri, hingga kina Wilayah ini memiliki luas ± 4.231,41 km
2
yang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 385 Desa.
77
Lihat bunyi Undang-undang Republik I ndonesia Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara
Adapun daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Aceh Tenggara adalah kabupaten Gayo Lues di sebalah utara, kabupaten Aceh
Singkil dan Aceh Selatan di bagian Selatan, bagian Timur adalah provinsi Sumatera Utara, sedangkan bagian Barat juga berbatasan dengan Aceh
Barat sebagian dari Aceh Selatan. Dengan kemajemukan dan multi kultur yang terdapat di kawasan
ini menjadikan kehidupan masyarakatnya sedikit berbeda dengan daerah Aceh lainnya, meskipun pemerintah telah menggalakkan pelaksanaan
syari’at I slam. Sehingga penelitian ini akan menjadi sangat berguna sebagai sebuah evaluasi pelaksanaan syari’at islam itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara yang merupakan bagian dari propinsi Aceh yang ikut serta menjalankan Syari’at
I slam sebagai sebuah keistimewaan dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain, dipilihnya kabupaten Aceh Tenggara sebagai lokasi penelitian ini
karena kabupaten Aceh Tenggara memiliki karaktristik yang berbeda dengan kabupaten kota lain yang ada di propinsi Aceh, kebudayaan yang
berbeda, bahasa yang beragam, sehingga Aceh Tenggara sering dijuluki sebagai “I ndonesia mini” menjadikan penelitian ini sangat menantang,
karena sebuah komunikasi yang disampaikan kepada etnis, bahasa dan budaya yang sama jauh lebih mudah dibandingkan dengan daerah yang
memilki perbedaan-perbedaan tersebut. Yang menjadi motivasi tersendiri bagi peneliti untuk melakukan
sebuah penelitian tentang pelaksanaan Syari’at I slam ini adalah dikarenakan melihat keseriusan pemerintah Aceh yang ingin menjalankan
syariat I slam kepada seluruh lapisan masyarakatnya, terlihat dengan
dikeluarkannya beberapa peraturan dan perundang-undangan Qanun yang khusus berbicara tentang syari’at islam, salah satunya adalah Qanun
Nomor 13 tahun 2003 tentang maisir. Hal ini menjadi sangat menarik
karena yang akan diteliti adalah lembaga Majelis Permusyawaratan Ulama yang notabenenya memiliki tugas sebagai penasehat keagamaan
pemerintah khusunya dalam menjalankan syari’at I slam dan sebagai pemberi pencerahan dan pemahaman tentang esensi dari semua qanun
khusunya di Bumi Sepakat Segenep.
B. Jenis Penelitian