PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN TERHADAP BERAT BADAN DAN PANJANG TUBUH FETUS MENCIT (Mus musculus L.)

(1)

(2)

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunan Microwave oven semakin meningkat dari tahun ke tahun tidak hanya di Negara maju maupun di Negara berkembang. Microwave oven adalah oven yang menggunakan bantuan microwave (gelombang mikro) untuk memasak makanan. Gelombang ini merupakan gelombang radio, tetapi panjang gelombangnya lebih kecil dari gelombang radio biasa. Panjang gelombangnya termasukultra-short(sangat pendek) sehingga disebut juga mikro (Surya, 2010)

Gelombang ini tidak dapat dilihat mata kita karena panjang gelombangnya (walaupun sangat kecil dibanding gelombang radio) jauh lebih besar dari panjang gelombang cahaya (di luar spektrum sinar tampak). Keduanya sama-sama terdapat dalam spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya berkisar antara 400-700 nm (1 nm = 10-9m), sedangkan kisaran panjang gelombang mikro sekitar 1-30 cm (1 cm = 10-2 m). Microwave oven sendiri bisa bekerja begitu cepat dan efisien karena gelombang elektromagnetiknya menembus makanan dan mengeksitasi molekulmolekul air dan lemak secara merata (tidak cuma permukaannya saja). Gelombang pada frekuensi 2.500 MHz (2,5 GHz) ini diserap oleh air, lemak, dan gula (Anonim 2012).


(4)

Heynick and Merritt (2003) dalam penelitiannya melaporkan bahwa paparan radiasi elektromagnetik terhadap tikus hamil mengakibatkan peningkatan suhu tubuh dan menghasilkan efek teratogenik sehingga menyebabkan peningkatan kematian fetus. Teratogen merupakan suatu zat yang dapat merusak perkembangan fetus. Fetus merupakan periode yang sangat sensitif terhadap adanya pengaruh faktor lingkungan luar, seperti paparan elektromagnetik. Pada periode ini, sel-sel embrio melakukan metabolisme yang tinggi, sehingga gangguan faktor lingkungan menyebabkan terhambatnya metabolisme sel. Terhambatnya aktivitas sel menyebabkan terganggunya perkembangan fetus dan dapat menimbulkan abnormalitas berupa munculnya kelainan-kelainan perkembangan (malformation). Berman et al (1982) and Chazan et al (1983) melaporkan hasil penelitiannya bahwa paparan radiasi medan RF (radio frequency) terhadap tikus hamil menyebabkan malformation baik eksternal maupun internal. Malformation dapat berupa kelainan pada rangka kaki depan dan belakang dan kelainan-kelainan seperti exencephalon, hemorage (pendarahan), ekor, telinga, mulut dan kelainan-kelainan pertumbuhan tulang.

Fetus merupakan periode yang sangat sensitif terhadap adanya pengaruh faktor lingkungan luar, seperti paparan elektromagnetik. Medan elektromagnetik sendiri merupakan daerah yang mendapat pengaruh ataupun radiasi dari arus elektromagnetik. Pada periode ini, sel-sel embrio melakukan metabolisme yang tinggi, sehingga gangguan faktor lingkungan menyebabkan terhambatnya terhadapnya metabolisme sel. Terhambatnya aktivitas sel menyebabkan terganggunya perkembangan fetus dan dapat


(5)

menimbulkan abnormalitas berupa munculnya kelainan-kelainan perkembangan (Hamidah dan Windasari, 2005)

Pada penelitian-penelitian sebelumnya pemajanan medan elektromagnetik Extremely Low Frequency (ELF) selama masa kehamilan dapat menyebabkan efek samping pada kehamilan mencit betina dan gangguan perekembangan pada keturunannya. Pada pemajanan gelombang elektromagnetik ELF dapat terjadi abortus spontan, terutama pada 9 minggu pertama kehamilan dan dapat terjadi malformasi fetus. (Septiani, 2009).

Pada awal kehamilan, sel-sel belum terdiferensiasi maka sel-sel tersebut masih bersifat totipotensi. Sehubungan dengan itu, tahap pradiferensiasi tersebut adalah tahap dimana embrio tidak rentan terhadap zat teratogen, karena sel yang masih hidup akan menggantikan kerusakan tersebut dan akan membentuk embrio normal. Lama keadaan resisten ini berkisar antara 5-9 hari tergantung dari spesies. Selanjutnya jika sel telah mengalami diferensiasi maka zat teratogen yang masuk ke dalam tubuh induk, baik yang mencapai embrio ataupun tidak akan menimbulkan efek yang merugikan pada embrio.

Mekanisme teratogen dalam menyebabkan perkembangan abnormalitas fetus antara lain melalui intervensi teratogen pada mitosis, mutasi atau kerusakan kromosom, pengubahan integritas asam nukleat, kekurangan prekusrsor bahan sintesis atau substrat enzim, gangguan kerja enzim, perubahan sumber energi, ketidakseimbangan osmosis atau perubahan sifat membran sel. Adanya gangguan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kematian sel, kagagalan interaksi sel, dan gangguan morfogenesis.

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh radiasi microwave oven terhadap berat badan dan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL).


(6)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh radiasimicrowave oven terhadap berat badan fetus mencit (Mus musculusL.) ?

2. Apakah ada pengaruh radiasi microwave oven terhadap panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL.) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh radiasi microwave oven terhadap penurunan berat badan fetus mencit (Mus musculusL.)

2. Mengetahui pengaruh radiasi microwave oven terhadap pengurangan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL.)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, sebagai wujud penerapan disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan khasanah keilmuan peneliti terutama pengetahuan mengenai pengaruh paparan radiasi microwave oven terhadap berat badan dan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL.)


(7)

2. Bagi masyarakat, meningkatkan dan memperluas wawasan di bidang kesehatan lingkungan dan memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh radiasi microwave ovenyang berlebihan untuk ibu yang sedang hamil.

3. Ilmu Pengetahuan, hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi ilmiah dalam hal efek kesehatan terhadap penggunaan microwave oven yang berlebihan terutama pada masa kehamilan.

4. Penelitian selanjutnya, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sebuah tambahan referensi mengenai pengaruh radiasi microwave oven terhadap berat badan dan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL.)

E. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Teori

Fase pembentukan organ mencit yang sangat rentan pada stadium kehamilan mencit adalah dari hari ke-8 sampai hari ke-10-14, fase ini disebut fase organogenesis. Pada fase ini lingkungan sangat berpengaruh pada pembentukan organ terutama terhadap agen teratogenik (Sadler, 2000), terganggunya metabolisme sel juga akan mengakibatkan proses pembentukan tulang pada fase organogenesis terganggu.

Adanya gangguan tersebut juga dapat diwujudkan dalam bentuk kematian sel, kegagalan interaksi sel, gangguan morfogenesis, berkurangnya biosintesis gangguan jaringan dan perubahan jadwal diferensiasi. Hasil akhirnya adalah kelainan perkembangan yang bervariasi mulai dari hambatan pertumbuhan, cacat struktural, bahkan sampai kematian yang biasanya diikuti dengan perdarahan bawah kulit (Arief dan Astirin, 2000). Kerangka teori penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.


(8)

Gambar 1.Kerangka teori mengenai pengaruh radiasimicrowave oventerhadap berat badan dan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL.)

2. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini subjek penelitian yang digunakan adalah mencit betina (Mus musculus L.) sebanyak 20 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas 5 ekor mencit. Lama paparan microwave oven pada tiap

Radiasi microwave oven

Penurunan berat badan dan panjang tubuh

fetus mencit (Mus musculusL.) Induk mencit bunting Efek teratogen pada fase


(9)

kelompok berbeda, yaitu 15 menit pada K1 (kelompok 1), 30 menit pada K2 (kelompok 2), dan 45 menit pada (kelompok 3), sedangkan untuk K0 tidak di berikan paparan karena digunakan sebagain kelompok kontrol. Kerangka konsep pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka konsep mengenai pengaruh radiasimicrowave oventerhadap berat badan dan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL.)

F. Hipotesis

1. Radiasi microwave oven berpengaruh terhadap penurunan berat badan fetus mencit (Mus musculusL.)

2. Radiasi microwave oven berpengaruh terhadap pengurangan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculusL.)

K0 (Kontrol) 5 ekor mencit

bunting

Lama paparan microwave oven(0 menit)

Pengukuran berat badan dan panjang tubuh fetus mencit K1

5 ekor mencit bunting

K2 5 ekor mencit

bunting

K3 5 ekor mencit

bunting

Lama paparan microwave oven(30 menit)

Lama paparan microwave oven(15 menit)

Lama paparan microwave oven(45 menit)


(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Medan Elektromagnetik dan pengaruhnya

Medan elektromagnetik adalah medan yang terjadi akibat pergerakan arus listrik. Interaksi antara medan listrik dan medan magnet tersebut menghasilkan medan elektromagnet. Berdasarkan energi yang dimiliki, gelombang elektromagnetik dapat dibedakan menjadi radiasi pengion dan non pengion. Dikatakan radiasi pengion apabila energi yang dimiliki per kuantumnya mampu memecah ikatan antar molekul. Sebaliknya radiasi non pengion, tidak mampu memecah ikatan antar molekul (Septiani, 2009).

Medan elektromagnet terdapat di lingkungan sekitar baik alamiah atau buatan manusia. Medan elektromagnet yang dibuat oleh manusia secara umum memiliki intensitas yang lebih tinggi dibanding yang murni berasal dari alam. Kekuatan medan elektromagnetik akan semakin berkurang dengan semakin jauh jarak medan dari sumbernya (Septiani, 2009).

Salah satu peralatan yang menghasilkan radiasi gelombang elektromagnetik adalah Microwave oven. Microwave oven adalah oven yang menggunakan bantuan microwave (gelombang mikro) yang digunakan untuk memasak makanan. Gelombang ini merupakan gelombang radio, tetapi panjang gelombangnya lebih kecil dari gelombang radio biasa. Panjang gelombangnya termasuk ultra-short (sangat pendek) sehingga disebut juga mikro. (Anonim 2012).


(11)

Gelombang ini tidak dapat dilihat mata kita karena panjang gelombangnya (walaupun sangat kecil dibanding gelombang radio) jauh lebih besar dari panjang gelombang cahaya (di luar spektrum sinar tampak). Keduanya sama-sama terdapat dalam spektrum gelombang elektromagnetik . Panjang gelombang cahaya berkisar antara 400-700 nm (1 nm = 10-9m), sedangkan kisaran panjang gelombang mikro sekitar 1-30 cm (1 cm = 10-2 m). Microwave oven sendiri bisa bekerja begitu cepat dan efisien karena gelombang elektromagnetiknya menembus makanan dan mengeksitasi molekulmolekul air dan lemak secara merata (tidak cuma permukaannya saja). Gelombang pada frekuensi 2.500 MHz (2,5 GHz) ini diserap oleh air, lemak, dan gula. Saat diserap, atom tereksitasi dan menghasilkan panas. Proses ini tidak memerlukan konduksi panas seperti di oven biasa. Karena itulah prosesnya bisa dilakukan sangat cepat. Hebatnya lagi, gelombang mikro pada frekuensi ini tidak diserap oleh bahan-bahan gelas, keramik, dan sebagian jenis plastik. Bahan logam bahkan memantulkan gelombang ini (Anonim 2012).

Oven Microwave umumnya diletakkan di dapur sangat dekat dengan orang-orang yang sedang beraktifitas di tempat ini. Rata-rata penempatan perangkat ini antara 11,5 meter dari orang yang sedang melakukan kegiatan di dapur. Beberapa literatur dan teori yang ada, dengan menjaga jarak aman dari sebuah oven microwave yang sedang dalam keadaan beroperasi, akan menghindari atau paling tidak meminimalisir dampak radiasi yang ditimbulkan dari perangkat tersebut. Diusahakan menggunakan oven microwave hanya untuk keperluan tertentu yang mendesak seperti menghangatkan makanan), Gelombang mikro yang dihasilkan oleh sebuah oven microwave sebesar 10 mW/cm2. . Oven mikrogelombang bekerja dengan memancarkan radiasi gelombang mikro, biasanya pada frekuensi 2.450 MHz (dengan panjang gelombang 12,24 cm). Nilai ambang batas


(12)

aman yang direkomendasikan untuk gelombang mikro mencapai 10 mW/cm2 berlaku di Amerika, sedangkan di Rusia, nilai ambang batas amannya sebesar 0,01 mW/cm2 (Gede, 2012).

Di dunia kesehatan, microwave juga memegang peranan penting. Karakteristik yang dimanfaatkan adalah kemampuannya untuk menghasilkan energi panas. Hampir semua penggunaan microwave dalam dunia kesehatan berkaitan dengan pemanasan suatu jaringan tubuh. Prinsipnya mirip dengan microwave oven. Untuk menghancurkan tumor yang bersarang dalam tubuh, gelombang mikro diarahkan pada lokasi tumor (lokasinya bisa ditentukan menggunakan gelombang mikro juga, dengan prinsip yang sama seperti teknologi radar). Cairan tumor menyerap gelombang mikro sehingga terjadi eksitasi atom. Panas yang dihasilkannya bisa menghancurkan jaringan tumor tersebut secara tepat (tanpa melukai jaringan yang sehat) (Anonim 2012).

Namun radiasi elektromagnetik juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan tertentu yaitu (Anies 2005) :

1. Sistem darah, berupa leukemia dan limfoma malignum. 2. Sistem reproduksi laki-laki, berupa infertilitas.

3. Sistem saraf, berupa degenerative saraf perifer.

4. Sistem kardiovaskular berupa, perubahan ritme jantung.

5. Sistem endokrin, berupa perubahan metabolisme hormon melatonin. 6. Psikologis, berupa neurosis dan gangguan irama sirkardian.


(13)

B. Biologi Mencit (Mus musculusL.)

Mencit (Mus musculus L.) menurut (Fox et al, 2007) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Rodensia Famili : Muridae

Genus : Mus


(14)

Mencit memiliki ciri-ciri fisik mencit yaitu memiliki panjang tubuh sekitar 65 sampai 95 mm, sedangkan panjang ekornya sekitar 65 sampai 105 mm. Warna rambutnya bervariasi dari coklat muda, putih hingga hitam serta warna perut agak keputihan. Mencit memiliki ekor yang panjang yang tidak berambut dengan guratan melingkar. Berat badannya sekitar 12 sampai 30 gram (Foxet al2007).

Mencit yang dipelihara sebagai hewan peliharaaan memiliki usia harapan hidup sampai sekitar 2 tahun, sedangkan di alam bebas, mencit biasanya bertahan hidup tidak lebih dari 12 sampai 18 bulan. Mencit yang hidup di alam bebas biasanya membuat lubang-lubang di bawah tanah membentuk jaringan-jaringan terowongan yang memilki ruangan-ruangan untuk berkembang-biak, menyimpan makanan serta memiliki 3 sampai 4 lubang pintu keluar. Sedangkan mencit yang hidup di sekitar manusia biasanya tinggal di fasilitas-fasilitas atau tempat-tempat penyimpanan makanan (Foxet al 2007).

Gambar 3. Mencit (Mus musculusL.) (Foxet al, 2007).


(15)

Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1998), mencit rumah dapat bertahan hidup selama 1-2 tahun, dengan lama produksi ekonomis selama 9 bulan dan masa kehamilan 19-21 hari. Setelah mencit beranak 1 sampai 24 jam, mencit dapat melakukan perkawinan lagi. Pada umur 8 minggu adalah umur yang sesuai untuk dikawinkan antara jantan dan betina, dengan siklus birahi atau estrus selama 4-5 hari, dan lamanya 12-14 jam mencit melakukan perkawinan. Biasanya estrus mulai antara jam 4 sore sampai jam 10 malam.

Perkawinan mencit terjadi pada saat estrus, dengan fertilisasi 2 jam sesudah kawin. Segmentasi ovum menjadi blastocoels 2,5- 4 hari dan implantasi 4-5 hari sesudah fertilisasi. Setelah itu dapat melahirkan anak mencit dengan jumlah 6-15 ekor per induk. Perkawinan secara kelompok dengan 4 betina dan 1 jantan, atau secara monogamy dengan aktivitas pada malam hari (nocturnal) (Smith dan Mangkoewidjojo,1998). Mencit memiliki bentuk plasenta diskoidal hemokorial yaitu sebaran villi terbatas pada suatu daerah chorion tertentu, yang membentuk jaringan seperti cakram (discus) (Yatim 1994).

Pada mencit, tanda melakukan perkawinan adalah ketika ditemukannya sumbat vagina. Sumbat ini merupakan air mani yang menggumpal, dan berasal dari sekresi kelenjar khusus mencit jantan. Pada mencit sumbat ini tetap berada dalam vagina selama 16 sampai 48 jam, dan tidak mudah jatuh keluar. Biasanya berat badan anak mencit waktu melahirkan kira-kira 1 gram dan mencapai 18-20 gram pada waktu disapih (Smith dan Mangkoewidjojo, 1998).


(16)

C. Embriologi mencit

Embrio adalah mahluk sedang berkembang yang bentuk morfologinya menyerupai bentuk dewasa. Tahap perkembangan embrio secara sistematik meliputi progenesis, embriogenesis dan organogenesis (Sukra,2000).

a. Progenesis

Progenesis adalah tahap perkembangan individu baru yang dimulai dari gametogenesis yaitu dengan terbentuknya empat sperma pada jantan dan satu ovum pada betina. Gametogenesis terjadi pada individu dewasa yang kemudian dilanjutkan dengan adanya fertilisasi membentuk zigot.. Selama periode kehamilan akan terjadi serangkaian proses perkembangan embrio yang terdiri dari tahap proliferasi, pertumbuhan dan integrasi antar system tubuh menjadi satu kesatuan fungsional zigot ( Panjaitan, 2008).

b. Embriogenesis

Tahap embriogenesis diawali dengan proses pembelahan atau proliferasi yaitu pertambahan jumlah sel setelah terjadi pembuahan. Zigot berproliferasi dengan cara membelah diri secara mitosis sehingga menjadi blastomer, morula, blastula dan gastrula. Pembelahan ini disebut blastogenesis (Sukra, 2000).


(17)

c. Organogenesis

Tahap organogenesis ini terjadi proses pembentukan organ dari lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm. Lapisan ektoderm akan membentuk susunan saraf, lapisan epidermis kulit, bagian mulut dan anus. Lapisan mesoderm akan membentuk otot, pembuluh darah, dan jaringan pengikat. Lapisan endoderm membentuk lapisan saluran pencernaan dan berbagai organ pencernaan seperti hati dan pancreas (Villoe et al, 1984).

Pembelahan sel yang pertama pada tikus maupun mencit terjadi 24 jam (1 hari) setelah pembuahan. Pembelahan terjadi secara cepat di dalam oviduk dan berulang-ulang. Menjelang hari ke 2 setelah pembuahan embrio sudah berbentuk morula 16 sel Bersamaan dengan pembelahan, embrio bergulir menuju uterus. Menjelang hari ke 3 kebuntingan embrio telah masuk ke dalam uterus, tetapi masih berkelompok-kelompok. Pada akhirnya embrio akan menyebar di sepanjang kandungan dengan jarak yang memadai untuk implantansi dengan ruang yang cukup selama masa pertumbuhan (Rugh, 1971).

Pada akhir tahap pembelahan akan terbentuk blastula. Blastula akan membentuk massa sel sebelah dalam dan tropoderm yang akan berkembang menjadi plasenta. Massa sel akan berkembang menjadi hipoblas dan epiblas, dimana epiblas akan berkembang menjadi embrio sedangkan hipoblas akan berkembang menjadi selaput ekstra embrio. Blastomer akan terimplantansi pada hari ke 4 kebuntingan dan berakhir pada hari ke 6 kebuntingan. Kemudian diikuti dengan proses gastrulasi, yakni adanya perpindahan sel dan differensiasi untuk membentuk lapisan ectoderm,endoderm dan mesoderm. Akhir


(18)

tahap perkembangan embrio adalah proses pembentukan organ dari lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm dan dervat-derivatnya (Rugh, 1971).

D. Pengaruh teratogen pada mencit

Teratogen dapat menyebabkan perkembangan abnormal fetus melalui beberapa mekanisme antara lain melalui intervensi teratogen pada mitosis, mutasi atau kerusakan pada kromosom, pengubahan integritas asam nukleat, kekurangan prekursor bahan sintetis atau substrat enzim, gangguan kerja enzim, perubahan sumber energi, ketidakseimbangan osmosis atau perubahan sifat membran sel. Adanya gangguan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk kematian sel, kegagalan interaksi sel, gangguan morfogenesis, berkurangnya biosintesis gangguan jaringan dan perubahan jadwal diferensiasi. Hasil akhirnya adalah kelainan perkembangan yang bervariasi mulai dari hambatan pertumbuhan, hambatan fisiologis, cacat struktural, bahkan sampai kematian yang biasanya diikuti dengan abortus atau resorbsi (Arief dan Astirin, 2000).

Malformasi kongenital, anomali kongenital, dan cacat lahir adalah istilah yang sama maknanya, yang digunakan untuk menerangkan kelainan struktural, perilaku, faal, dan kelainan metabolik yang terdapat pada waktu lahir (Sadler, 2000).

Malformasi terjadi selama pembentukan struktur, yaitu pada saat organogenesis. Cacat jenis ini bisa menyebabkan hilangnya sama sekali atau sebagian sebuah struktur atau perubahan-perubahan konfigurasi normal. Malformasi disebabkan oleh faktor lingkungan, dan atau genetik yang bekerja sendiri atau bersama-sama. Kebanyakan malformasi berawal dari minggu ke-3 hingga ke-8 kehamilan. Beberapa jenis malformasi yang dapat terjadi berupa: Dilihat dari bentuk morfologik, maka kelainan kongenital dapat berbentuk suatu deformasi ataupun bentuk malformasi. Suatu kelainan kongenital


(19)

yang berbentuk deformasi, secara anatomik susunannya masih sama tetapi bentuknya yang akan tidak normal. Sedangkan bentuk kelainan kongenital malformasi, susunan anatomik maupun bentuknya akan berubah (Prawirohardjo, 2007).


(20)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung .

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk mempelajari suatu fenomena dalam korelasi sebab-akibat, dengan cara memberikan perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit betina (Mus musculus L.) yang berumur 3 sampai 4 bulan dengan berat badan 30 sampai 40 gram. Mencit betina dikawinkan dengan mencit jantan pada saat estrus dengan sistem pasangan poligami (lima ekor betina dengan satu jantan), untuk memastikan waktu perkawinannya, calon induk mencit diperiksa ada tidaknya sumbat vagina. Sumbat ini merupakan air mani yang berwarna kekuningan berasal dari sekresi kelenjar khusus tikus jantan dan sebagai penetapan hari kehamilan 0.


(21)

Sebelum diberikan perlakuan, hewan uji terlebih dahulu diaklimatisasi selama 1 minggu dalam kondisi laboratorium. Hal ini bertujuan untuk proses penyesuaian bagi mencit dalam lingkungan dan perlakuan baru, serta membatasi pengaruh lingkungan dalam percobaan.

Mencit dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki homogenisitas metabolik yang mirip manusia, mencit memiliki organ dan fisiologi sistemik yang sama, serta memiliki gen yang mirip dengan manusia. Mencit juga mempunyai kemiripan yang baik bagi patogenesis suatu penyakit. Kemiripan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa mencit digunakan dalam meneliti patogenesis penyakit maupun proses penuaan pada manusia.

Desain yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan. Pada saat perlakuan, mencit betina (Mus musculus L.) dibagi menjadi 5 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor mencit betina (Mus musculus L.). Hal ini sesuai dengan rumus penentuan sampel Frederer untuk uji eksperimental yaitu (n-1)(t-1) ≥ 15. Nilai t adalah jumlah perlakuan yang diberikan selama percobaan, sedangkan nilai n adalah jumlah sampel dalam setiap kelompok perlakuan. Sehingga penentuan banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan perhitungan berikut (Notoatmodjo, 2010) :

(n-1)(t-1)≥ 15 t(n-1)≥ 15 4(n-1)≥ 15


(22)

4n-4≥ 15 4n≥19 n≥ 4,75

n≥5

Kriteria keadaan mencit dibagi menjadi dua, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi :

a. Sehat

b. Jenis kelamin betina, siklus estrus normal c. Berumur 3 sampai 4 bulan.

d. Memiliki berat badan antara 30 sampai 40 gram.

Kriteria eksklusi :

a. Penampakan rambut kusam, rontok atau botak, dan tidak aktif.

b. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% setelah masa adaptasi di laboratorium.

C. Alat dan Bahan Penelitian


(23)

Dalam penelitian ini alat-alat yang dipakai yaitu kandang mencit yang digunakan sebagai tempat perlakuan dimana kandang ini terbuat dari kawat dan kayu berukuran 10 x 7 cm dengan jumlah 15 kandang atau kotak, 1 buah microwave oven yang dipakai sebagai media pajanan medan elektromagnetik, alat bedah berupa gunting, pinset dan pisau bedah yang digunakan untuk membedah mencit, stopwatch untuk menghitung waktu pemaparan radiasi elektromagnetik. kandang mencit yang terbuat dari kawat sebanyak 4 kandang dengan ukuran 40 x 40 cm, timbangan Ohauss untuk menimbang berat badan fetus, jangka sorong untuk mengukur panjang tubuh fetus, adapun alat tambahan lain berupa : tempat makan dan minum mencit, alat bedah, alat tulis, kertas label, kamera. Pellet Ayam dan aquades.

Berikut ini adalah spesifikasi teknik dari alat yang digunakan:

Type : PANASONIC NN-SM320M

Power source : 220 V 50 Hz Power consumption : 4.5 A 800 W Cooking power : 450 W

Outside dimensions : 488 mm (W) x 279 mm (H) x 405 mm (D) Operating frecuency : 2.450 MHz

Net weight :Approx.11,5 kg

2. Bahan

Dalam penelitian ini bahan-bahan yang dipakai yaitu fetus mencit (Mus musculusL.), pellet ayam untuk pakan mencit, air untuk minum mencit, kapas, tissue.


(24)

D. Subjek penelitian

Penelitian ini menggunakan mencit betina (Mus musculusL.) berumur 3 sampai 4 bulan dengan rata-rata berat badan 30 sampai 40 gram sebanyak 20 ekor yang akan diperoleh dari Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Sebelum diberi perlakuan semua hewan uji diaklimatisasi selama satu minggu dan diberi pakan dan minum secara ad libitum.

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Hewan Uji

Penelitian ini menggunakan mencit betina (Mus musculus L.) berumur 3 sampai 4 bulan dengan rata-rata berat badan 30 sampai 40 gram sebanyak 20 ekor yang akan diperoleh dari Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Sebelum diberi perlakuan semua hewan uji diaklimatisasi selama satu minggu dan diberi pakan dan minum secara ad libitum.

2. Perlakuan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan ditempatkan dalam 5 kandang yang berbeda, dengan masing-masing kandang berisi 5 ekor mencit betina yang telah dihamilkan sebelumnya. Tiap-tiap mencit ditempatkan lagi di dalam kotak kayu berukuran ¾ inch yang sesuai dengan ukuran tubuh mencit dan panjang kotak kayu 7 cm. Hal ini dimaksudkan untuk memfiksasi gerak mencit agar posisi kepala tetap menghadap Microwave oven dan tidak terjadi gerakan mundur. Di dalam setiap kandang 5 ekor mencit diletakkan mengitari


(25)

sumber gelombang. Alas kandang diberi kain kasa. Selama percobaan, mencit diberi makan berupa pellet ayam dan minum dua kali per hari.

Pada hari ke-18 kehamilan mencit, dari kelompok kontrol (K0) dan kelompok perlakuan (K1, K2, K3), mencit betina diambil kemudian dibius dengan alkohol 70-100% dengan terlebih dahulu mempersiapkan alat-alat bedah yang diperlukan. Mencit yang telah dibius kemudian dibedah dengan cara dislokasi leher , kemudian dilakukan laparotomi untuk mengeluarkan fetus dengan membedah pada bagian abdomen ke arah atas sampai terlihat uterus yang berisi fetus. Fetus dikeluarkan dengan memotong uterus dan plasenta selanjutnya diamati apakah ada resorpsi pada uterus yang ditandai dengan adanya gumpalan merah sebagai tempat tertanamnya fetus (Wilson JG dan Warkany,1975).

Posisi kaki mencit difiksasi dengan jarum untuk mempermudah proses pembedahan. Selanjutnya dilakukan pengamatan lebih lanjut terhadap fetus sesuai dengan parameter yang diamati, yaitu panjang tubuh dan berat badan.

Gambar 4. Sketsa penelitian.

A

B


(26)

Keterangan : a. Microwave oven

b. Kotak perlakuan berisi mencit bunting c. jarak kotak dengan microwave oven 0,5 cm

Perlakuan yang diberikan meliputi:

Perlakuan 0 (KO) : Kelompok pertama semua mencit diberi perlakuan wave oven selama 18 hari kehamilan, namun tidak memancarkan medan elektromagnetik, sebagai kontrol.

Perlakuan 1 (K1) : Kelompok mencit kedua diberikan paparan madan elektromagnetik Microwave ovenselama 15 menit perhari selama 18 hari kehamilan.

Perlakuan 2 (K2) : Kelompok mencit ketiga diberikan paparan medan elektromagnetik Microwave ovenselama 30 menit perhari selama 18 hari kehamilan.

Perlakuan 3 (K3) : Kelompok mencit keempat diberikan paparan medan elektromagnetik Microwave ovenselama 45 menit perhari selama 18 hari kehamilan.

F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel


(27)

a. Variabel Independen

Variabel independen pada penelitian ini adalah paparan radiasiMicrowave oven.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah morfologi fetus mencit (Mus musculus L.).

2. Definisi Operasional Variabel

a. Waktu Paparan radiasi gelombang elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik yang dipaparkan diperoleh dari sumber Microwave oven. Pada penelitian ini besar frekuensi gelombang elektromagnetik yang digunakan pada kelompok mencit pertama adalah 2.500 MHz (2,5 GHz) selama 15 menit perhari selama 18 hari kehamilan. Besar frekuensi gelombang elektromagnetik yang digunakan pada kelompok mencit kedua adalah 2.500 MHz (2,5 GHz) selama 30 menit perhari selama 18 hari kehamilan dan besar frekuensi gelombang elektromagnetik yang digunakan pada kelompok mencit ketiga adalah 2.500 MHz (2,5 GHz) selama 45menit perhari selama 18 hari kehamilan.

b. Berat dan Panjang fetus mencit betina (Mus musculusL.)

Berat badan dan panjang tubuh dari fetus mencit (Mus musculusL.) dengan


(28)

G. Parameter yang Diamati

Dalam penelitian ini parameter yang diamati adalah berat badan (gr) dan panjang tubuh (mm) fetus mencit (Mus musculusL.) setelah paparan radiasiMicrowave oven.

H. Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti langsung dari hasil penelitian mengenai morfologi fetus mencit betina yaitu berupa berat badan (gr) dan panjang tubuh (mm).

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan diolah menggunakan program SPSS 16.0. Hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan uji normalitasShapiro Wilk. Jika varian data normal serta homogen maka dilanjutkan dengan metode One Way ANOVA, lalu dilanjutkan dengan analisis Post Hoc LSD untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan. Jika varian data tidak normal dan tidak homogen maka di lanjutkan dengan uji Krusskal-Wallis lalu di lanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan.


(29)

Diagram alir penelitian ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 5. Diagram Alir Penelitian Persiapan penelitian : (Persiapan kandang, hewan uji dan alat dan

bahan)

Dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing kelompok terdiri

dari 5 ekor mencit)

20 mencit diaklimatisasi selama 7 hari

(K0) Mencit betina tidak

terpapar microwave oven

Dipaparimicrowave ovenselama 18 hari kehamilan

(P1) Mencit betina terpapar

microwave oven15 menit

(P2) Mencit betina terpapar

microwave oven30 menit

(P3) Mencit betina terpapar

microwave oven45 menit

Pembedahan mencit dan pengambilan fetus

Penilaian berat badan dan panjang tubuh

Pengolahan dan analisis data Penyusunan laporan


(30)

PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN TERHADAP BERAT BADAN DAN PANJANG TUBUH

FETUS MENCIT (Mus musculusL.)

(Skripsi)

Oleh

AL HUSNI HADI PASCA PUTRA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(31)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.. ... i

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR TABEL. ...v

I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang... .1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Kerangka Pemikiran... 6

F.Kerangka Teori………..………..6

G.Kerangka Konsep……….……….…….7

H. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA……….……...9

A. Medan Elektromagnetik dan Pengaruhnya...9


(32)

ii

C. Embriologi Mencit...16

D. Pengaruh Teratogen pada mencit…...………..…..18

III. METODE PENELITIAN...20

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...20

B. Desain Penelitian ...20

C. Alat dan Bahan Penelitian ...23

1 Alat………23

2 Bahan……….…24

D. Subjek Penelitian ...24

E. Prosedur Penelitian ...24

1. Persiapan Hewan Uji ...24

2. Perlakuan Hewan Uji ...25

F.Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ...27

1. Identifikasi Variabel ...27

2. Definisi Operasional Variabel ...28

G. Parameter yang Diamati ...29

H. Pengumpulan dan Analisis Data...29

I. Diagram Alir Penelitian ...30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... ...31

A. Hasil Penelitian...31


(33)

iii

2. Panjang Fetus Mencit... ...34

B. Pembahasan... ...37

1. Berat badan fetus mencit... ...37

2. Panjang tubuh fetus mencit... ...39

V. KESIMPULAN DAN SARAN... ...43

A. Kesimpulan...43

B. Saran.... ...43


(34)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka teori...7

2. Kerangka konsep...8

3. Mencit (Mus musculusL.) ...14

4. Sketsa penelitian ...26

5. Diagram alir penelitian...30

6. Diagram batang perbandingan rata-rata berat fetus...32

7. Pengukuran panjangtubuhfetus dengan jangka sorong...34


(35)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil rata-rata pengukuran berat badan fetus mencit yang terpapar microwave oven ...31 2. Uji normalitas berat badan fetus mencit...33 3. Hasil rata-rata pengukuran panjang tubuh fetus mencit yang

terpapar microwave oven...34 4. Uji Normalitas panjang tubuh fetus mencit...36


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Z. 2005. Indikator Biologik Kerusakan Tubuh Akibat Pajanan Radiasi. Cermin Dunia Kedokteran.

Anies. 2005.Mewaspadai penyakit Lingkungan.

http://www.Kompas.com/kompascetak/0304/04/ilpeng/215874.htm. Arief M.Tq.dan Astirin O.P. 2000.Teratogenesis Embrio Tikus Setelah Paparan

Medan Listrik Frekuensi Rendah. NEXUS

Berman E, Carter HB and House D (1982). Observations of Syrian hamster fetuses after exposure to 2450- MHz microwaves. J Microwave Power. 1982 Vol 10(4):391-409.

Cunningham. 2006.William Obstetrics, 21thEdition. Mc. GrawHill. Newyork. Chazan B, Janiak M, Kobus M, Marcickiewicz J, Troszynski M and Szmigielski

(1983). Effects of microwave exposure in utero on embryonal, fetal and postnatal development of mice.Biol Neonate, 1983 Vol 44(6):339-48. Fox J. G., Muriel T., Davisson F. W., Quimby, Stephen W. B. And Christian

E..2007. The Mouse in Biomedical Research, 2nd Edition. Academic Press is an imprint of Elsevier. New York.

Gede, I Dharma Prateka Atmaja. 2012. Nilai Ambang Batas Elektronika dan Standarisasi. Fakultas Teknik Universitas Udayana. Jimbaran.

Hamidah, A dan Windusari, Y. 2005. Pengaruh Lama Pemaparan Dan Intensitas Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kelainan Perkembangan Embrio Puyuh (Turnic suscicata). Jurnal Ilmiah MIPA.

Hayati, N. F.2011.Pengaruh paparan medan elektromagnetik handphone terhadap berat dan panjang fetus mencit (Mus muscus L).

Bandar lampung

Heynick LN and Merritt JH (2003). Radiofrequency fields and teratogenesis. Bioelectromagnetics, Suppl 6, S174-S186.

Katno dan Pramono S. 2006. Tingkat Manfaat Dan Keamanan Tanaman Obat DanObatTradisional.http://www.litbang.depkes.go.id/bpto/kemananto.pdf. Lary JM, Conover DL, Foley ED and Hanser PL (1982). Teratogenic effects of

27.12 MHz radiofrequency radiation in rats.Teratology,1982, Vol26(3):299-309.


(37)

radiation on embryofetal development in mice. Teratology, 1981, Vol 24(3):303-14.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Panjaitan, R. G. P. 2008.Bahaya Gagal Hamil yang Diakibatkan Minuman Beralkohol.

Prawirohardjo, S. 2007. Obat Pada Perempuan Hamil dan Janinnya pp.67-80 dan Plasenta dan Cairan Amnion pp.148-156 : Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka. Jakarta.67-80,148-156.

Rugh, R. 1971.A Guide to Vertebrae Development 6th. Burgess Publishing Co. USA.

Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Ed. 7 : Malformasi Kongenital. EGC. Jakarta. pp.

Sukra. 2000.Wawasan Pengetahuan Embrio : Benih Masa Depan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Saunders RD, Kowalczuk CI and Sienkiewicz ZJ (1991). Biological Effects of Exposure to Non-ionising Electromagnetic Fields and Radiation: III Radiofrequency and microwave radiation. NRPB-R240. Chilton, National Radiological Protection Board (London, HMSO).

Septiani, V. 2009. Pengaruh Pemajanan Medan Electromagnet Extremely Low Frequency Secara Kontinu Terhadap Jumlah Folikel Ovarium Mencit ( Mus musculus L.) Strain Swiss Webster (Skripsi). Universitas Indonesia. Jakarta.2.

Smith, Jhon.B & Mangkoewidjojo, S. 1988.Pemeliharaan, Pembiakan,

Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Universitas Indonesia. Jakarta.

Surya, Yohanes. 2010. Microwave dan Keistimewaannya. http://www.yohanessurya.com/download/penulis/teknologi_23.pdf.

Valentine, C.2009. Pengaruh Pemajanan Medan Electromagnet Extremely Low Frequency Secara Kontinu Terhadap Perubahan Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L.) Strain Swiss Webster (Skripsi). Universitas Indonesia. Jakarta.2.

Villoe C.A., Walker W.F. Jr.,Barnes R.D.1984.Zoologi Umum.Erlangga.Jakarta Wilson , J.G. 1965.Embriological Consideration In Teratology. Dalam :

WilsonJ.G & J.Warkany (eds.). 1965. Teratology Principles And Techniques. University of Chicago Press. Chicago.

Wilson. J.G. 1975.Environment & Birth Defects WilsonJ.G & J.Warkany (eds.). Academic Press Inc, London. (diambil dari penelian dari Heri Budi Santoso, Biologi FMIPA Univ.Lambung Mangkurat-KalSel, 2006). Yatim, W. 1994.Reproduksi dan Embriologi. Penerbit Tarsito. Bandung.


(38)

(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Hendri Busman, M. Biomed

Sekretaris :dr. Tri Umiana Soleha, M. Kes

Penguji :Dr. Sutyarso, M.Biomed

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M. Biomed NIP. 195704241987031001


(40)

Judul Skripsi : PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN

TERHADAP BERAT BADAN DAN PANJANG TUBUH FETUS MENCIT (Mus musculusL.)

Nama Mahasiswa : Al Husni Hadi Pasca Putra Nomor Pokok Mahasiswa : 0918011026

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Hendri Busman, M. Biomed dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes NIP. 195901011987031001 NIP. 198307132008121003

2. Dekan Fakultas kedokteran

Dr. Sutyarso, M. Biomed NIP. 195704241987031001


(41)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap Al Husni Hadi Pasca Putra di lahirkan pada tanggal 02 Maret 1992 merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Drs. Ismono Hadi, M.Si dan Dra. Dwi Asmi, M.Si, Ph.D dan memiliki satu kakak kandung Aris Munandar Hadi Prabowo Utomo.

Penulis dulu bersekolah di SDN Negeri II Labuhan Ratu lalu dilanjutkan di Koonawara Primary School Perth Western Australia, pada tahun 2003 Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Kartika II-2 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian bersekolah di SMA AL-Kautsar Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009, Pada Tahun 2009 Penulis kemudian di terima di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(42)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia Allah SWT sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul "Pengaruh radiasi microwave oven terhadap berat badan dan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculus .L)” ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan, dorongan, saran, bimbingan, dan kritik dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Sutyarso, M. Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran Unila;

2. Drs. Hendri Busman, M. Biomed selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, kritik, dan dorongan moril dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan dan dorongan yang sangat besar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;


(43)

4. Dr. Sutyarso, M. Biomed, M.Kes, selaku Penguji pada ujian skripsi. Terimakasih atas waktu, ilmu, saran dan bimbingannya;

5. dr. Dwita O. selaku pembimbing akademik. Terimakasih atas dukungan dan semangatnya selama penulis menimba ilmu;

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Unila, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan bagi masa depan dan cita-cita;

7. Keluarga penulis : Drs Ismono Hadi, M.Si; Dra.Dwi Asmi, M.Si, Ph.D dan Aris Munandar Hadi Prabowo Utomo yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan, semangat, dan doa yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini;

8. Orang orang yang spesial dan berharga dalam hidup penulis baik keluarga maupun sahabat, buat mamah, papah, babang, Farina Sari, Reza, Inam, Satya, Kikil, Sandi, Emon, Yayas, Mba Gis, Nabil, Norce, Ntan, Bro Ul, Bro Jahe, Onir, Nia, Geby, Uya, Rahma N, Reza ramen, Mas puput, mas Nanang, mas Wahyu dan keluarga, Mbah Marin, Samsul-samsul, terima kasih telah membuat hidup penulis menjadi berwarna.

9. Seluruh staf TU dan staf FK UNILA meliputi Pak Makmun, bu Sofi, mas Heri, mba Yulis, mba Romi, mba Yuni Shara, mba Mega, mba Nur, mba Novi, mas Wawan, mas Bayu, pak Pangat, mba Mega, bang Awan, bang Dai, Oom fotocopyan, Kantin Yai, dll. Terimakasih atas bantuannya selama ini;


(44)

10. Teman-teman seperjuangan skripsi : Nora Ramkita dan Marlintan Sukma A. yang telah bersama-sama berusaha dan berjuang serta senantiasa memberikan motivasi, semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini;

11. Teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa disebut satu-persatu. Terimakasih telah memberikan makna kebersamaan dalam setiap perkuliahan di kampus ataupun acara angkatan;

12. Teman-teman Pria seperjuangan angkatan 2009, meliputi Hilman, Reza P, Kiki, Satya, Fariz, Iqbal T, Emon, Pascum, Prata, Rino, Adri, Salman, Angga, Sandi, Galih, Fajar, Tetra, Agung, Iqbal S, Aden, Kharisma, Apga, Toto, Reza R, Arif, Harly, Chenso, Sule, dll yang telah berjuang dan memberi banyak kenangan dari semester pertama hingga terahir ini;

13. Teman-teman Wanita seperjuangan angkatan 2009, meliputi Giska, Gaby, Ehcy, Nabila, Nola, Nora, Ntan, Ul, Jahe, Nida, Laras, Memen, Tia, Eby, Ririn, Charla, Uut, Riska T, Desfi, Cici, Eca, Widhi dll yang telah berjuang dan memberi banyak kenangan dari semester pertama hingga terahir ini;

14. Teman-teman seperjuangan selama KKN : Pak Lurah Sumarin dan keluarga, Mas Puput beserta keluarga, Rindi, Ade,Wiwit, Adit, Ricky dan Riska yang telah banyak mendukung baik saat dan sesudah KKN.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan menyumbangkan pemikirannya dalam pembuatan skripsi ini.


(45)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 30 Janurai 2013 Penulis


(1)

Judul Skripsi : PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN

TERHADAP BERAT BADAN DAN PANJANG TUBUH FETUS MENCIT (Mus musculusL.)

Nama Mahasiswa : Al Husni Hadi Pasca Putra Nomor Pokok Mahasiswa : 0918011026

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Hendri Busman, M. Biomed dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes

NIP. 195901011987031001 NIP. 198307132008121003

2. Dekan Fakultas kedokteran

Dr. Sutyarso, M. Biomed NIP. 195704241987031001


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap Al Husni Hadi Pasca Putra di lahirkan pada tanggal 02 Maret 1992 merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Drs. Ismono Hadi, M.Si dan Dra. Dwi Asmi, M.Si, Ph.D dan memiliki satu kakak kandung Aris Munandar Hadi Prabowo Utomo.

Penulis dulu bersekolah di SDN Negeri II Labuhan Ratu lalu dilanjutkan di Koonawara Primary School Perth Western Australia, pada tahun 2003 Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Kartika II-2 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian bersekolah di SMA AL-Kautsar Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009, Pada Tahun 2009 Penulis kemudian di terima di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(3)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia Allah SWT sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul "Pengaruh radiasi microwave oven terhadap berat badan dan panjang tubuh fetus mencit (Mus musculus .L)” ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan, dorongan, saran, bimbingan, dan kritik dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Sutyarso, M. Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran Unila;

2. Drs. Hendri Busman, M. Biomed selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, kritik, dan dorongan moril dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan dan dorongan yang sangat besar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;


(4)

4. Dr. Sutyarso, M. Biomed, M.Kes, selaku Penguji pada ujian skripsi. Terimakasih atas waktu, ilmu, saran dan bimbingannya;

5. dr. Dwita O. selaku pembimbing akademik. Terimakasih atas dukungan dan semangatnya selama penulis menimba ilmu;

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Unila, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan bagi masa depan dan cita-cita;

7. Keluarga penulis : Drs Ismono Hadi, M.Si; Dra.Dwi Asmi, M.Si, Ph.D dan Aris Munandar Hadi Prabowo Utomo yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan, semangat, dan doa yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini;

8. Orang orang yang spesial dan berharga dalam hidup penulis baik keluarga maupun sahabat, buat mamah, papah, babang, Farina Sari, Reza, Inam, Satya, Kikil, Sandi, Emon, Yayas, Mba Gis, Nabil, Norce, Ntan, Bro Ul, Bro Jahe, Onir, Nia, Geby, Uya, Rahma N, Reza ramen, Mas puput, mas Nanang, mas Wahyu dan keluarga, Mbah Marin, Samsul-samsul, terima kasih telah membuat hidup penulis menjadi berwarna.

9. Seluruh staf TU dan staf FK UNILA meliputi Pak Makmun, bu Sofi, mas Heri, mba Yulis, mba Romi, mba Yuni Shara, mba Mega, mba Nur, mba Novi, mas Wawan, mas Bayu, pak Pangat, mba Mega, bang Awan, bang Dai, Oom fotocopyan, Kantin Yai, dll. Terimakasih atas bantuannya selama ini;


(5)

10. Teman-teman seperjuangan skripsi : Nora Ramkita dan Marlintan Sukma A. yang telah bersama-sama berusaha dan berjuang serta senantiasa memberikan motivasi, semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini;

11. Teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa disebut satu-persatu. Terimakasih telah memberikan makna kebersamaan dalam setiap perkuliahan di kampus ataupun acara angkatan;

12. Teman-teman Pria seperjuangan angkatan 2009, meliputi Hilman, Reza P, Kiki, Satya, Fariz, Iqbal T, Emon, Pascum, Prata, Rino, Adri, Salman, Angga, Sandi, Galih, Fajar, Tetra, Agung, Iqbal S, Aden, Kharisma, Apga, Toto, Reza R, Arif, Harly, Chenso, Sule, dll yang telah berjuang dan memberi banyak kenangan dari semester pertama hingga terahir ini;

13. Teman-teman Wanita seperjuangan angkatan 2009, meliputi Giska, Gaby, Ehcy, Nabila, Nola, Nora, Ntan, Ul, Jahe, Nida, Laras, Memen, Tia, Eby, Ririn, Charla, Uut, Riska T, Desfi, Cici, Eca, Widhi dll yang telah berjuang dan memberi banyak kenangan dari semester pertama hingga terahir ini;

14. Teman-teman seperjuangan selama KKN : Pak Lurah Sumarin dan keluarga, Mas Puput beserta keluarga, Rindi, Ade,Wiwit, Adit, Ricky dan Riska yang telah banyak mendukung baik saat dan sesudah KKN.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan menyumbangkan pemikirannya dalam pembuatan skripsi ini.


(6)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 30 Janurai 2013 Penulis