PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN TERHADAP MALFORMASI EKSTREMITAS BELAKANG FETUS MENCIT (Mus musculus L.)

(1)

PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN TERHADAP MALFORMASI EKSTREMITAS BELAKANG FETUS MENCIT

(Mus musculus L.)

(Skripsi)

Oleh

NORA RAMKITA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF MICROWAVE OVEN RADIATION ON FETAL REAR EXTREMITIES MALFORMATION OF MICE (Mus musculus L.)

By

NORA RAMKITA

Microwave ovens began to tune its use now. Beyond practicality, apparently microwave oven also received attention primarily on the impact of radiation on health. It is known that microwave radiation capable of causing teratogen effects on the fetus. This study aimed to investigate the effect of microwave oven radiation on fetal rear extremities malformation of mice (Mus musculus L.).

This study is an experimental study with 20 pregnant mices were given exposure 2.450 MHz microwave oven radiation with 4 treatments at a distance of 0.5 cm from the radiation source. Long exposure per day 0 min (P1); 15 minutes (P2); 30 minutes (P3); and 45 minutes (P4) for 18 days gestation. Parameters observed form calcaneal to phalanges of fetus. Quantitative data were analyzed with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test.

The results showed that P1 found the average the rear extremity length of fetal mice 2.64±0.09, P2 of 2.38±0.28, P3 of 2.18±0.14, and P4 of 1.88±0.25. The results obtained by the Kruskal-Wallis test p<0.05, with p=0.000, it means that there is a significant difference in at least two treatment groups. It can be concluded that there was an effect of radiation microwave oven against the fetal rear extremitites malformation of mice. Evidenced by the rear extremity of fetal mice in the control group is longer than the treatment group of 0.76 mm.


(3)

Nora Ramkita

ABSTRAK

PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN TERHADAP MALFORMASI EKSTREMITAS BELAKANG FETUS MENCIT

(Mus musculus L.)

Oleh

NORA RAMKITA

Microwave oven mulai digemari penggunaannya saat ini. Di balik kepraktisannya, ternyata microwave oven mendapat perhatian mengenai dampak radiasinya terutama bagi kesehatan. Diketahui bahwa radiasi gelombang mikro mampu menyebabkan efek teratogen pada fetus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 20 ekor mencit bunting dengan 4 perlakuan yang dipapari radiasi microwave oven 2.450 Mhz dengan jarak 0,5 cm dari sumber radiasi. Lama paparan per hari 0 menit (P1); 15 menit (P2); 30 menit (P3); serta 45 menit (P4) selama 18 hari kebuntingan. Parameter yang diamati berupa panjang calcaneum sampai phalanges tarsus fetus. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann Whitney.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada P1 didapatkan rata-rata panjang ekstremitas belakang fetus mencit sebesar 2,64 ± 0,09, P2 sebesar 2,38 ± 0,28, P3 sebesar 2,18 ± 0,14, dan P4 sebesar 1,88 ± 0,25. Hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05 yaitu p=0,000, artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada minimal dua kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh radiasi microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus mencit. Terbukti dengan ekstremitas belakang fetus mencit pada kelompok kontrol lebih panjang daripada kelompok perlakuan sebesar 0,76 mm.


(4)

PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN TERHADAP MALFORMASI EKSTREMITAS BELAKANG FETUS MENCIT

(Mus musculus L.)

Oleh

NORA RAMKITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

Judul Skripsi :

Nama Mahasiswa : Nora Ramkita

Nomor Pokok Mahasiswa : 0918011013

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Hendri Busman, M. Biomed dr. Tri Umiana Soleha, M. Kes

NIP 195901011987031001 NIP 197609032005012001

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M. Biomed NIP 195704241987031001

PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN TERHADAP MALFORMASI EKSTREMITAS BELAKANG FETUS MENCIT (Mus musculus L.)


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Hendri Busman, M. Biomed

Sekretaris : dr. Tri Umiana Soleha, M. Kes

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Sutyarso, M. Biomed

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M. Biomed NIP. 195704241987031001


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 2 Juli 1992, sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Ayah bernama Hamsumino Karim dan Ibu bernama Nurbaiti. Penulis memiliki seorang adik laki – laki bernama Romi Ramkita kelahiran Dipasena pada tanggal 18 Oktober 2001.

Latar belakang pendidikan penulis mulai dari Taman Kanak – Kanak (TK) Dharma Wanita (Bumi Dipasena Mulya, Lampung) tahun 1996, SD Negeri 1 Bumi Dipasena Mulya tahun 1997, SMP Negeri 3 Rawajitu Selatan (kelas VII dan VIII SMP) tahun 2003-2004, SMP Negeri 1 Palembang (Kelas IX SMP) tahun 2005, SMA Negeri 1 Palembang tahun 2006, dan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Unila angkatan 2009.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai anggota Executive Apprentice BEM FK Unila Kabinet Laskar Pelangi 2009-2010, anggota Bidang Kaderisasi FSI Ibnu Sina 2010-2011, sekretaris Dinas Kastrad BEM FK Unila Kabinet Totalitas 2010-2011, kepala Dinas Eksternal BEM FK Unila Kabinet Totalitas 2010-2011, sekretaris Bidang Akademik FSI Ibnu Sina 2010-2011, anggota Bidang Kastrat (Kajian Strategis) pada Pengurus Harian Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PHN ISMKI) 2011, Wakil Gubernur BEM FK Unila Kabinet DNA (Dream and Action) 2011-2012, Gubernur BEM FK Unila (PLT) Kabinet DNA (Dream and Action) 2011-2012. Selain itu penulis juga pernah tergabung dalam tim asisten dosen Patologi Klinik periode 2012-2013, dan anggota IKAMM Tuba (Ikatan Mahasiswa Muslim Tulang Bawang) 2012-2013.


(8)

Perlombaan yang pernah penulis ikuti adalah lomba essay ilmiah tingkat nasional ISMI ALI (Islamic Medicine Scientific Essay Competition of Andalas University’s Faculty of Medicine) yang diadakan oleh Forum Studi Kedokteran Islam (FSKI) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dengan judul essay “Dinginkanlah”. Essay itu penulis tulis pada tahun 2012 berdasarkan pemilihan topik “Hikmah Perintah dan Larangan Allah menurut Aspek Medis”.

Karya Tulis Ilmiah yang pernah penulis buat dan dilombakan di tingkat fakultas berjudul "Efek Jus Mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai Antioksidan terhadap Penurunan Hidroperoksida Lipid dan Radikal Anion Superoksida pada Perokok Berat” pada tahun 2012. Selain itu penulis juga pernah mengikuti perlombaan Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian (PKM-P) dengan judul “Pengaruh Pemberian Regenerasi Minyak Goreng Bekas dengan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar Jantan”. Proposal PKM-P ini pernah dilombakan di tingkat fakultas dan meraih juara ketiga, serta diikutsertakan dalam perlombaan PKM di tingkat nasional pada tahun 2012 bersama 2 orang anggota tim lainnya, Shinta Trilusiani dan Andre Prasetyo Mahesya.

Penulis juga pernah menjadi Duta Bersih Lingkungan 2011 dalam rangkaian acara Pekan Konservasi Sumber Daya Alam (PKSDA) XV oleh Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) Fakultas MIPA Universitas Lampung, 10 tim terbaik dalam lomba Rencana Bisnis (Renbis) tingkat Universitas yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM-U) pada tahun 2011, penerima bantuan dana Dikti dalam Program Mahasisswa Wirausaha (PMW) pada tahun 2011, serta sebagai mahasiswa teladan dalam acara FK Unila Award 2012 oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Fakultas (BEM-F) Kedokteran Universitas Lampung.


(9)

i

Skripsi ini kupersembahkan sebagai

bentuk rasa cintaku pada Rabb-ku,

keluarga, dan orang

orang terkasih...

Ini adalah sekelumit fase kehidupan dan

akan terus berlanjut seiring nafas yang

masih berhembus. Teruslah semangat

dan semoga Alloh meridhoi langkah kita.

Aamiin


(10)

SANWACANA

Segala puji bagi Allah, yang ditangan-Nyalah terletak segala kekuasaan. Salam dan sholawat kepada pemimpin umat manusia, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya, yang merupakan kumpulan orang-orang terbaik sepanjang masa.

Skripsi dengan judul “PENGARUH RADIASI MICROWAVE OVEN

TERHADAP MALFORMASI EKSTREMITAS BELAKANG FETUS MENCIT (Mus musculus L.)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sutyarso, M. Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran serta Penguji Utama dalam skripsi saya. Terima kasih atas motivasi, dukungan, saran dan kritik yang sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. Hendri Busman, M. Biomed selaku Pembimbing Utama. Terima kasih atas kesediaan dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik, dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. dr. Tri Umiana Soleha, M. Kes selaku Pembimbing Kedua atas waktu, pikiran, dan kesabarannya dalam membimbing saya hingga skripsi ini selesai. 4. dr. Oktadoni Saputra dan dr. Risal Wintoko selaku dosen Pembimbing

Akademik yang sudah memberikan pengalaman dan membimbing saya dalam mengatur strategi perkuliahan.


(11)

5. Seluruh dosen beserta dokter-dokter FK Unila yang telah mengajarkan saya ilmu serta attitude yang memang harus dijunjung tinggi dalam keprofesian ini. 6. Keluarga kecil saya tercinta, Mama, Bapak, dan Adik Romi Ramkita. Terima kasih atas kasih sayang yang kalian berikan kepada saya yang tiada hentinya. Ucapan terima kasih ini amat kuyakin belumlah mampu membalas ketulusan kalian semua. Namun akan kuupayakan dengan segenap hati, Mama, Bapak, perjuanganku ini akan kugunakan untuk mengabdikan diriku pada masyarakat, menebarkan nilai – nilai Islam, semoga mampu menjadi amal jariyah kalian kelak..sebagai anak sholeha..Dan kita dikumpulkan kembali ke dalam Jannah-Nya. Aamiin Ya Rabb.

7. Bapak angkat saya, Om Padri (alm), Tante Feri, Adek Wilis Safitri, Adek Annisa Safitri, terima kasih atas motivasinya dan sudah menjadi bagian dalam perjuangan Nora hingga saat ini.

8. Om Yani Noor Hidayat sekeluarga yang saya rindukan semangatnya, terima kasih sudah memotivasi saya untuk terus melangkah maju meraih sukses. 9. Keluarga besar Pak Hen dan Ayan Dewi, Keluarga besar Pak Dar dan Ayan

Nas, Keluarga besar Mang Wanda dan Bi Ani, Keluarga besar Bi Dewi, Keluarga besar Mang Wanda dan Bi Ani, Mama Teguh, Bi Har dan Mang Daham, Pak Bet dan Ayan Ipah, Makwo dan Pakwo sekeluarga, Keluarga besar Bi Ros (alm), ombai Romlah, akas Karim, ombai Amnah, ombai Nur, Akas Tahtul, Akas Iyar, Muyang, Ombai Zahro, Muyang Aji, serta keluarga lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kasih sayang dalam keluarga tercinta ini. Keluarga besar yang amat saya cintai, yang saya jadikan motivasi terbesar saya untuk sukses dan menyukseskan kalian semua. Aamiin.

10.Keluarga besar Mang Tohir dan Bik Wati, Ayuk Yanti, Ayuk Novi, Ayuk Ina, Kak Era, Dek Daus, yang sudah berjasa banyak hingga saat ini memberikan pelajaran hidup yang amat berharga bagi saya.

11.Guru – guru saya dari TK sampai SMA yang begitu luar biasa berjasa dalam pembentukan karakter dan transfer ilmu pengetahuan hingga saya sat ini.


(12)

12.Sahabat – sahabat kecil saya hingga saat ini yang sudah memberikan pelajaran berharga bahwasannya hidup ini sangatlah indah dalam dekapan ukhuwah bersama kalian semua. Mimpi – mimpi yang sudah ditorehkan pada kertas ini akan kita raih kawan! Semangatlah dalam meraihnya. Kita saling mendukung untuk itu, mencapai kesuksesan kita. Beserta sahabat yang telah memberikan warna dalam hidup saya, memberikan saya pelajaran berharga untuk terus memperbaiki diri karena Allah SWT, bukan karena yang lain. Semoga kita senantiasa bisa berproses untuk mencapai ridho-Nya dengan syukur, sabar, dan ikhlas.

13.Sahabat-sahabat PMR 23 SMAN 1 Palembang, Barata 17 SMAN 1 Palembang. Dari kalianlah titik balik pribadiku, terima kasih sob. See ou at the top.

14.Sahabat-sahabat di kota perjuanganku Tante Boh, Ulul cantik, Hani, Shintui, Kak Wida, Annida, Abang Jay, Tante Gis, Ghina, Ririn, Kak Dini, Dira, Evi, Riska, Intan pp, Cici, Sari, Nabila, Friska, Elis, Suci, mb Nurul Adhi.

15.Sahabat yang juga luar biasa Harli, Nola, Widi, Fani, DM, Putu, Abi, Tetra, Muslim, Rani, Wirda, Shella, Puput, Diana, Vicky, Anggi, Angga, Arri, Cintya, Icha, Hario, Hamidi, Agung, Iqbal, Kharisma, Bian, Riyan W, Ryan F, Hilman, Nadya, Puput, Arum, Megan, Nanang, Raden, Angga, Sulai, Raihan, Galih, Bian, Rino, Tika, Tini, Erin, Eca, Cindy, Eci, Erika, Karimah, Anggia, Nyimas, Mia, Nida, Meta, Vicha, Zelvi, Chofi, Bayu, Ismed, Habibi. 16.Rekan seperjuangan penelitian dede bayi mencit, Marlintan dan Husni.

Semagat bro, pengalamannya sungguh luar biasa ya guys.

17.BEM FK Unila Kabinet Laskar Pelangi (Kak Arief dan laskar – laskarnya), BEM FK Unila Kebinet Totalitas (Kak Tomi beserta jajarannya), BEM FK Unila Kabinet DNA (Kak Heru beserta tim kita yang solid), sukses menanti kita kawan !

18.Saudara seperjuangan di FSI Ibnu Sina, dakwah tidak membutuhkan kita, tapi kitalah yang butuh dakwah. Semoga senantiasa diistikomahkan pada jalan ini. Aamiin.


(13)

19.Teman – teman meniti ilmu di Unila, sekaligus tetangga Arbenta Paradise, Ebi, Shinta, Ririn, Nabila, Yeni, Ibu Prapti, Pak Radiman, Alif, Nata, Resan, Ibu Joko, Pak Benny, Kak Dini, Anita, Uca, Wiwid, Arin, Momon, Monshen, Desty, Ratih, Mely, Selvia, Fauzia, Putri, Yolci, Bela, Rizkun, Restyana, Pratiwi, Sandra, Nurul, Sabrine, Bianty, Fini.

20.Saudari BBQ Paradise, Mb Munji, Mb Tya, Tiffani, Hani, Friska, Sari, Nabila, Utari, Widhi, Ririn.

21.Adik – Adik BBQ 2012, Astika, Ferina, Alfi, Ghea, Nisrina, Eli, Ratna, Aminah, Ade, Yesti, Delvi, Sofia, Tika.

22.Rekan – rekan IKAMM Tuba, yang akhirnya kita dipertemukan walaupun di usia yang sudah tidak muda lagi, namun yang terpenting kontribusi membangun daerah. Semangat!

23.Rekan – rekan seperjuangan dalam menggapai cita – cita ini Dorlan 2009, kalian orang – orang yang sangatlah luar biasa. Kita bersama dalam menggapai cita – cita kita, dokter. Semoga bisa memberikan kontribusi kita kepada masyarakat dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Kalian yang bisa saya sebutkan satu per satu  :

Erin Imaniar, Fatrianda P Cyninthia Kennedy, Galih Wicaksono, H Sahdiah S, Harli Feryadi, I Putu Artha Wijaya, Intan Octaviani, M Aprimond Syuhar, M Patrio Gondo Sucipto, Nora Ramkita , Nurul Hidayah, Prataganta Iradat, Raissa Mahmudah, Ranintha Br Surbakti, Riyan Wahyudo, Sandi Falenra, Siti Soraya Mandasari, Sulaiman, Vindita Mentari, Wirda Elya Sari, Achmad Fariz RPJN, Al Husni Hadi Pasca Putra, Annida Nurul Haq, Aqsha Ramadhanisa, Arif Yudho Prabowo, Arnia, Asticaliana Erwika Savita Putri, Ayu Zahera Adnan, Bian Rahmadi M, Debora Febrina, Difitasari Cipta P, Dyah Gaby Kesuma, Eka Cania B, Elis Sri Alawiyah, Evi Febriani Lubis, Fajar Al Habibi, Febrina Dwiyanti, Ghina Yona Nurmufthi, Giska Tri Putri, Hanif Fakhruddin, Hema Meliny Junita Peranginangin, Ikbal Sidiq, Kharisma Wibawa Nurdin Putra, Laras Maranatha L T, Lewi Martha Furi, Lovensia, M Pasca Yogatama M S, M Rezha Remontito, M Rizki Darmawan M, Marlintan


(14)

Sukma Ambarwati, Muhamad Iqbal Tafwid, Muslim Thaher, Nabila Putri Astrini, Nolanda Trikanti, Putri Rahmawati, R Dicky Wirawan Listiandoko, Rinavi Adrin, Risti Graharti, Rosdiana Elizabeth, Ryan Falamy, Satya Adi Nugraha, Shella Arivia, Shinta Tri Lusiani, Syahrul Hamidi N, Talitha Badzlina Sayoeti, Tetra Arya Saputra, Ummi Kaltsum, Utari Gita Mutiara, Vicki Lusbiyanti Utami, Widhi Astuti, Yeni Octaria, Ahmad Farizan R, Aroma Harum, Desfi Lestari, Gladys Clara Dea P, Hema Anggika P, R.A. Siti Maharani, Reza Permana Putra, Rizki Putra Sanjaya, Rizkiana Rama Dona, Tiffany Saqfilia P., Tri Agung Sanjaya, A. Zahrah Fadhilah, Adriawan Tirta, Angga Nugraha, Apga Repindo, Aprilia Elisabet, Arri Kurniawan, Charla Gutri F., Cyntia Amanda, Diraifa Intancia, Fahmi Aulia, Friska Dwi Anggraini, Hario Tri Hendroko, Hawania Rahtio, Hilman Fachri Y, I Wayan Eka Dwipayana, Intan Putri Prayitno, Mega Noviasari, Nadya Ayu Shefia, Nanang Hidayatulloh, Nirmala Astri P., Norma Julianti, Rahma Putri Kinasih, Rahmatika Lestari, Raihan Syafiin Syakti, Reni Patriana, Ressi Ana Maisuri, Rino Yoga Okdiansyah, Riska Tiarasari, Rizqa Atina Mira H., Salman Alfarisi, Sri Puji Hartini, Wida Ratnanurmala, Chenso Sulijaya.

24.Kakak – kakak dan adik – adik tingkat yang saya cintai. Bukan perbedaan angkatan yang menyatukan kita, tapi kesamaan visi yang tentunya akan menyatukan kita. Sai Kedokteran! Semoga kita bisa saling menghargai dengan penuh penghayatan sebagai teman sejawat. Sehingga keprofesian kita akan menjadi bermanfaat untuk orang banyak.

25.Segenap civitas akademika FK Unila, pegawai, staff, maupun karyawan yang sudah memberikan banyak pelajaran hidup berharga. Pelajaran bahwasannya hidup ini berdampingan, kita bergantung satu sama lain. Dan akan menjadi amat indah ketika kita saling menghargai dengan penuh hormat. Sehingga kasih sayang dapat tercurah untuk kita semua.

26.Pihak lain yang tidak bisa saya cantumkan dalam lembaran yang berbatas ini, percayalah, nama kalian tak ternilai dalam kata, namun ada dalam ingatan dan hati ini.


(15)

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) lidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf: 179)

Semoga Allah SWT senantiasa memelihara indra dan hati kita agar mudah memahami hakikat kehidupan ini, dan terus belajar untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita, salah satunya dengan menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Ucapan terima kasih Penulis haturkan kepada kalian semua, karena bersama kalian dan tentu atas izin-Nya lah skripsi ini dapat sampai kepada Pembaca saat ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta bisa menjadi amal jariyah untuk kita semua.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis


(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad ke-20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi (Chiu, 2012). Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang pesat itu memungkinkan sebagian besar

penduduk dunia untuk memanfaat teknologi – teknologi terbaru yang dihasilkan dan terus berkembang. Dengan kecanggihan teknologi inilah

manusia memasuki suatu era yang dikenal sebagai globalisasi (Esha, 2010).

Teknologi yang cukup digemari ternyata memanfaatkan berbagai jenis

radiasi. Radiasi yang sedang dikembangkan hingga saat ini di berbagai

disiplin ilmu salah satunya adalah gelombang mikro. Penggunaan gelombang

mikro dalam teknologi informasi misalnya adalah siaran televisi. Selain itu,

data-data komputer juga dikirimkan melalui gelombang mikro ini (Russo

dkk., 2006). Di dunia kesehatan, microwave juga memegang peranan penting.

Hampir semua penggunaan microwave dalam dunia kesehatan berkaitan

dengan pemanasan suatu jaringan tubuh. Panas yang dihasilkannya bisa


(21)

2

yang sehat. Proses ini tidak memerlukan pembedahan dan tidak sakit sama

sekali (Jiao, 2012).

Salah satu sumber gelombang mikro yang mulai populer saat ini adalah

perkakas rumah tangga microwave oven (Surya, 2010). Alat ini mudah dan

nyaman digunakan. Proses pemasakan dengan microwave oven tidak

menimbulkan bau dan tidak memerlukan konduksi panas seperti di oven

biasa. Karena itulah prosesnya bisa dilakukan sangat cepat. Hebatnya lagi,

gelombang mikro yang digunakan pada microwave oven tidak diserap oleh

bahan-bahan gelas, keramik, dan sebagian jenis plastik. Bahan logam bahkan

memantulkan gelombang ini. Sehingga microwave oven dikatakan oven

pintar yang bisa memilih untuk memasak hanya makanannya saja, bukan

wadahnya (Ramaswamy dan Lin, 2011).

Ternyata dibalik kepraktisan dan kemudahannya, penggunaan microwave

oven lebih perlu diwaspadai dibandingkan kompor gas atau oven analog. Hal

ini dikarenakan cara kerja microwave oven adalah dengan menggunakan

gelombang mikro (Ramaswamy dan Lin, 2011). Dugaan dampak radiasi

gelombang mikro terus diteliti, terutama dampaknya bagi kesehatan tubuh

manusia. Hal ini kemudian menjadi sangat menarik, terlebih karena pengguna

microwave oven sebagain besar adalah kalangan wanita (Jelodar dan


(22)

3

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa radiasi akibat kebocoran microwave

oven mengakibatkan gangguan hematologi pada tikus dewasa (Jelodar dkk.,

2008). Selain itu, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, gelombang

elektromagnetik diketahui secara nyata memiliki dampak buruk bagi

kesehatan reproduksi selama kehamilan karena diduga memiliki efek

teratogen (Kusmarjadi, 2010). Sifat teratogen yang dimiliki gelombang

elektromagnetik tersebut akan mempengaruhi fase embrional atau

organogenesis selama masa kehamilan, karena sebagian besar organ dan

sistem organ terbentuk pada periode minggu ke-3 hingga ke-8 ini. Oleh

karena itu, pada fase ini rentan untuk terjadinya malformasi anatomik

ekstremitas akibat pengaruh teratogenik (Sadler, 2000).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh

radiasi microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus


(23)

4

B. Rumusan Masalah

Gangguan organogenesis akibat paparan medan listrik dapat terjadi, ditandai

dengan pemendekan ekstremitas depan maupun ekstremitas belakang fetus

mencit (Situmorang, 2006). Penelitian lain yang memanfaatkan gelombang

elektromagnetik berupa handphone yang dipaparkan pada mencit bunting

selama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam per hari menunjukkan hasil berupa

malformasi pemendekan metatarsus fetus mencit (Hadibah, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut, radiasi microwave oven diduga juga memiliki

efek teratogen apabila terpapar selama masa kehamilan. Sehingga dapat

dirumuskan suatu permasalahan peneitian berupa apakah ada pengaruh

radiasi microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus

mencit (Mus musculus L.) ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh radiasi

microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus mencit


(24)

5

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan hasil yang diperoleh dapat

bermanfaat bagi peneliti dan juga bagi masyarakat luas. Adapun manfaat

penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, sebagai pembelajaran penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan mengenai efek gelombang elektromagnetik, terutama

mengenai pengaruh radiasi microwave oven bagi kesehatan reproduksi

wanita, khususnya selama masa kehamilan.

2. Bagi masyarakat, memberikan informasi mengenai dampak biologis

akibat penggunaan alat rumah tangga yang menggunakan radiasi, seperti

microwave oven dalam jangka panjang selama kehamilan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, memberikan gambaran untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang efek radiasi yang sering dipakai dalam


(25)

6

E. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Teori

Radiasi gelombang mikro dari microwave oven dibuktikan memiliki efek

teratogenik (Jelodar dan Rodashtian, 2009). Pada manusia, selama

kehamilan pada fase organogenesis merupakan stadium kehamilan yang

berlangsung dari minggu ke-3 sampai ke-8. Pada fase ini terjadi

pembentukkan organ yang sangat rentan terpengaruh oleh agen teratogenik

(Sadler, 2000). Sedangkan pada mencit, kebuntingan hari ke-6 sampai hari

ke-11 terjadi tahap organogenesis di mana terjadi proses pembentukan

organ dari lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm. Lapisan mesoderm

akan membentuk otot, pembuluh darah, dan jaringan pengikat. Fetus pada

masa ini cenderung memiliki respon teratogenik (Jelodar dkk., 2008).

Pada periode ini, sel-sel fetus melakukan metabolisme yang tinggi,

sehingga gangguan faktor lingkungan seperti radiasi gelombang

elektromagnetik menyebabkan terhambatnya metabolisme sel.

Terhambatnya aktivitas sel menyebabkan terganggunya perkembangan

fetus dan dapat menimbulkan abnormalitas berupa munculnya


(26)

7

Gambar 1. Kerangka Teori Efek Teratogen akibat Radiasi Microwave Oven pada Fetus

Radiasi microwave oven

Gelombang mikro

Induk mencit

Malformasi ekstremitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.)

Efek teratogen

mempengaruhi masa organogenesis dan menghambat metabolisme sel pada fetus


(27)

8

2. Kerangka Konsep

Sebuah penelitian tentang pemaparan tikus dengan menggunakan

microwave oven 2.450 MHz sebanyak 3 kali sehari selama 30 menit

menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap fungsi hematologi

(Jelodar dkk., 2008).

Gambar 2. Kerangka Konsep Pengaruh Radiasi Microwave Oven terhadap Malformasi Ekstremitas Belakang Fetus Mencit (Mus musculus L.)

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh radiasi

microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus mencit

(Mus musculus L.).

P1 (Kontrol) 5 ekor mencit betina bunting

(P2) 5 ekor mencit betina bunting

(P3) 5 ekor mencit betina bunting

(P4) 5 ekor mencit betina bunting

Tidak diberikan radiasi

microwave oven

Diberikan radiasi

microwave oven 15

menit/hari selama 18 hari kebuntingan Diberikan radiasi

microwave oven 30

menit/hari selama 18 hari kebuntingan Diberikan radiasi

microwave oven 45

menit/hari selama 18 hari kebuntingan

Observasi panjang ekstremitas belakang fetus

mencit (Mus musculus L.)


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Medan Elektromagnetik

Medan elektromagnetik adalah medan yang terjadi akibat pergerakan arus listrik.

Arus listrik statis hanya akan menghasilkan medan listrik. Apabila arus listrik

tersebut bergerak akan dihasilkan pula medan magnet. Medan listrik juga dapat

terbentuk akibat perubahan medan magnet. Medan magnet yang bergerak dapat

menginduksi arus listrik bolak-balik atau dikenal dengan alternating current (AC)

dan sebaliknya arus listrik ini juga dapat menghasilkan medan magnet. Interaksi

antara medan listrik dan medan magnet tersebut menghasilkan medan

elektromagnet. Jadi medan elektromagnet dihasilkan oleh medan listrik dan medan

magnet (Anonim, 2009).

Medan elektromagnetik dapat dibedakan berdasarkan frekuensinya (Anonim,

2009) :

1. Medan elektromagnetik statik sebesar 0 Hertz (Hz). Sumbernya antara lain


(29)

10

2. Medan elektromagnet Extremely Low-Frequency (ELF) sebesar 0 - 300 Hz.

Terutama dihasilkan oleh alat listrik yang digunakan dalam keseharian.

3. Medan elektromagnet intermediate frequency sebesar 300 Hz - 1000 kilo Hertz

(KHz). Sumbernya antara lain detektor metal, hands free, layar komputer, alat

anti maling, dan alat sistem keamanan.

4. Medan elektromagnet radio frequency sebesar 100 KHz - 300 giga Hertz

(GHz). Sumbernya antara lain gelombang televisi, radio, microwave, antena

telepon selular dan radar.

Tabel 1. Karakteristrik Medan Listrik dan Medan Magnet (Anonim, 2009)

Medan Listrik Medan Magnet

1. Medan listrik berasal dari tegangan listrik. Medan listrik tetap dapat dihasilkan walau tidak ada arus mengalir. Sehingga medan listrik tetap ada walaupun alat listrik dalam keadaan mati. 2. Kekuatan medan listrik diukur

berdasarkan satuan volt per meter. 3. Kekuatan medan listrik semakin lemah bila semakin jauh dari sumbernya.

4. Kebanyakan material bangunan dapat menahan medan listrik dalam kekuatan tertentu.

1. Medan magnet berasal dari arus listrik.

2. Kekuatannya diukur

berdasarkan satuan ampere per meter. Namun juga umunya dipakai satuan densitas fluks yaitu mikrotesla (μT) atau militesla (mT).

3. Medan magnet terjadi segera setelah medan listrik dinyalakan.

4. Kekuatan medan magnet semakin lemah bila semakin jauh dari sumbernya.

5. Kebanyakan material tidak memperlemah medan magnet.


(30)

11

Berdasarkan energi yang dimiliki, gelombang elektromagnetik dapat dibedakan

menjadi radiasi pengion dan non pengion. Dikatakan radiasi pengion apabila

energi yang dimiliki per kuantumnya mampu memecah ikatan antar molekul.

Sebaliknya radiasi non pengion, tidak mampu memecah ikatan antar molekul

(Anonim, 2009).

B.Microwave Oven

Microwave adalah sebuah peralatan dapur yang menggunakan radiasi gelombang

mikro untuk memasak atau memanaskan makanan. Microwave bekerja dengan

melewatkan radiasi gelombang mikro pada molekul air, lemak, maupun gula yang

sering terdapat pada bahan makanan. Molekul-molekul ini akan menyerap energi

elektromagnetik tersebut. Proses penyerapan energi ini disebut sebagai pemanasan

dielektrik (dielectric heating). Molekul - molekul pada makanan bersifat elektrik

dipol (electric dipoles), artinya molekul tersebut memiliki muatan negatif pada

satu sisi dan muatan positif pada sisi yang lain. Akibatnya, dengan kehadiran

medan elektrik yang berubah-ubah yang diinduksikan melalui gelombang mikro

pada masing-masing sisi akan berputar untuk saling menyejajarkan diri satu sama

lain. Pergerakan molekul ini akan menciptakan panas seiring dengan timbulnya

gesekan antara molekul yang satu dengan molekul lainnya. Energi panas yang

dihasilkan oleh peristiwa inilah yang berfungsi sebagai agen pemanasan bahan


(31)

12

Microwave adalah suatu istilah untuk mendefinisikan gelombang elektromagnetik

dengan frekuensi antara 300 MHz sampai 300 GHz terletak antara gelombang

radio dan gelombang inframerah. Untuk keperluan industri, Industrial Science and

Medical Frequence (ISM), memperbolehkan frekuensi tertentu agar tidak

mengganggu frekuensi gelombang lainnya, karena microwave mendekati

gelombang radio. Frekuensi 900 MHz dan 2450 MHz merupakan frekuensi yang

umum digunakan di seluruh dunia, yang merupakan batas aman bagi manusia.

Microwave merupakan suatu bentuk gelombang elektromagnet sebagai cahaya

dan bergerak di udara setara dengan kecepatan cahaya (c = 2,9979 x 108 m/s)

(Hartulistiyoso, 2001).

Microwave oven umumnya terdiri dari Power supply, Magnetron, Wave guide,

Stirrer, Turntable, Cooking cavity, serta Door and Choke. Power supply

mengontrol pemakaian tenaga listrik yang digunakan untuk menghidupkan

Microwave oven. Magnetron adalah sejenis tabung hampa penghasil gelombang

mikro. Fungsi magnetron adalah memancarkan gelombang mikro ke dalam

microwave. Wave guide adalah sebuah pipa logam yang berfungsi sebagai

penyalur microwave yang berasal dari magnetron menuju ruang pemasakan

(cooking cavity). Microwave ini mempunyai tiga karakteristik. Pertama,

gelombang ini mudah dipantulkan oleh logam. Kedua, gelombang ini dapat

menembus bahan non logam tanpa harus memanaskan apalagi

menghancurkannya. Ketiga, gelombang ini dapat diserap oleh air. (Food and


(32)

13

Stirrer atau pemutar biasanya digunakan untuk mendistribusikan gelombang

mikro dari wave guide dan dapat menyeragamkan suhu pemanasan makanan.

Turntable atau meja berputar memutar makanan di dalam ruang pemasakan

sehingga pemanasan dengan microwave dapat terjadi secara merata di seluruh

permukaan bagian makanan. Ruang pemasakan (cooking cavity) adalah sebuah

ruang di dalam microwave yang berfungsi sebagai tempat pemasakan makanan.

Pintu dalam microwave berfungsi untuk mencegah gelombang mikro keluar dan

terekspos ke lingkungan (Surya, 2010). Struktur dasar microwave oven dapat

dilihat pada Gambar 3.


(33)

14

Energi microwave yang berasal dari magnetron dialirkan menuju oven cavity

melalui bagian wave guide. Model pemutar menyebarkan energi microwave dapat

bertambah atau berkurang di dalam oven microwave. Perubahan energi gelombang

mikro menjadi panas dapat diketahui dari dua mekanisme, yaitu rotasi dua kutub

(dipolar) dan konduksi ionik, sehingga hanya dua kutub dan molekul ionik yang

dapat berinteraksi dengan gelombang mikro dan menghasilkan panas. Rotasi dua

kutub terjadi apabila molekul yang mempunyai struktur dua kutub ditempatkan

dalam medan osilasi listrik. Molekul tersebut akan mendapat energi rotasional

sesuai dengan arah medan. Ketika medan tersebut dipasang, seluruh molekul akan

berada sesuai dengan arah medan awal. Ketika medan dibalikkan maka molekul

akan berputar terbalik dan menimbulkan tumbukan lebih lanjut dengan molekul

yang ada di sekitarnya. Energi tumbukan ini akan menimbulkan peningkatan

temperatur molekul (Guillen, 2011).

Pada saat gelombang mengenai bahan akan terjadi satu atau tiga kemungkinan

yaitu 1) energi diserap, 2) energi yang dipantulkan, dan 3) energi yang dilewatkan.

Sedangkan pemanasan makanan dengan microwave tersebut pada dasarnya terdiri

dari medan elektromagnetik dan pengurangan absorbsi energi ke dalam produk.

Oven gelombang mikro sangat dipengaruhi oleh ketebalan bahan yang

dipanaskan. Ketebalan ini berhubungan dengan besarnya daya tembus gelombang

mikro yang mengakibatkan daya tembusnya tidak merata di setiap titik ketebalan


(34)

15

akan sangat berpengaruh, semakin besar sampel yang dipanaskan oleh gelombang

mikro maka semakin besar pula daya dan waktu yang dibutuhkan (Guillen, 2011).

Pemanasan microwave umumnya digunakan untuk bahan-bahan non konduktor

dan energi termalnya terjadi karena efek polarisasi bahan pada frekuensi tersebut

sebagai akibat penyesuaian bahan tersebut dalam medan magnet dan medan

listrik. Energi panas yang dihasilkan relatif tinggi, molekul-molekul air pada

bahan makanan dapat berfungsi sebagai penyerap energi dan energi yang

dihasilkan lebih efektif. Pada proses pemasakan dengan microwave oven,

gelombang diserap bahan yang dipanaskan kemudian menguapkan atau

mengeluarkan molekul air dan lemak secara perlahan-lahan dan merata di seluruh

permukaan bahan. Panas yang timbul disebabkan oleh adanya tumbukan atau

perpindahan molekul (Food and Environmental Hygiene Department, 2005).

Kadar air merupakan faktor intern utama yang mempengaruhi kemampuan bahan

dalam menyerap energi microwave. Biasanya semakin banyak air, semakin tinggi

faktor dielektric loss dan menyebabkan pemanasan semakin membaik. Hal ini

disebabkan microwave akan ditarik oleh molekul air. Namun demikian

produk-produk dengan kadar air rendah dapat pula menjadi panas. Pada tingkat kadar air

rendah, air terikat dan tidak dipengaruhi oleh kecepatan penggantian medan

gelombang mikro. Kadar air yang melampaui kadar air kritis, memiliki

kecenderungan meningkatkan kehilangan dielektrik sehingga produk menjadi

lebih mudah menerima panas pada pemanasan dengan microwave (Ramaswamy


(35)

16

C.Mencit (Mus musculus L.)

1. Klasifikasi Mencit (Mus musculus L.)

Mencit (Mus musculus L.) diklasifikasikan sebagai berikut (Banks dkk., 2003):

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Sub Phyllum : Vertebrata

Classis : Mamalia

Ordo : Rodentia

Sub Ordo : Myomorpha

Familia : Muridae

Genus : Mus


(36)

17

Gambar 4. Mencit (Mus musculus L.) (Garcia dkk., 2009)

2. Ciri Biologi Mencit (Mus musculus L.)

Mencit laboratorium merupakan turunan dari mencit rumah atau liar sesudah

melalui peternakan selektif (Hanson, 2012). Mencit (Mus musculus L.)

merupakan salah satu golongan hewan mamalia pengerat bersifat omnivorus,

nokturnal, takut cahaya dan dapat hidup baik di ruangan dengan temperatur

antara 20°-25° C dengan kelembapan ruang 45-55%. Ciri umum yang

dimiliki mencit (Mus musculus L.) yaitu berwarna putih atau keabu-abuan

dengan perut sedikit pucat, mata berwarna merah atau hitam dengan kulit


(37)

18

Berat badan yang dimiliki oleh mencit (Mus musculus L.) sangat bervariasi.

Mencit laboratorium memiliki berat badan kira-kira sama dengan mencit liar.

Pada saat lahir berat mencit umumnya hanya 1 gram,setelah beranjak dewasa

atau berumur 6 bulan, berat badan mencit dapat mencapai 30-40 gram.

Pemilihan mencit sebagai hewan percobaan didasari beberapa alasan

diantaranya adalah mengenai waktu. Hal tersebut disebabkan karena mencit

memiliki masa kebuntingan yang relatif singkat. Selain itu juga telah banyak

diketahui tentang embriologi mencit (Berry, 2009).

Mencit yang berumur 6-8 bulan merupakan mencit dewasa dan sudah siap

untuk dikawinkan (Yuwono dkk., 2002). Perkawinan terjadi pada fase estrus

dengan fertilisasi ± 2 jam setelah kawin. Siklus estrus 4-5 hari dengan lama

estrus 12-14 jam. Fase antara estrus dimulai antara jam 4 dan jam 10 malam.

Ciri-ciri terjadinya perkawinan adalah ditemukannya sumbat vagina, yaitu

cairan mani jantan yang menggumpal. Lama bunting 19-21 hari dan dewasa

35 hari. Mencit betina dapat melahirkan 6-15 ekor dengan berat 0,1-1 gram


(38)

19

3. Perkembangan Fetus Mencit

Masa embriogenik atau masa organogenesis adalah masa mudigah yang

berlangsung dari perkembangan minggu ketiga hingga minggu kedelapan dan

merupakan masa terbentuknya jaringan dan sistem organ yang spesifik dari

masing-masing lapisan mudigah (Sadler, 2000). Masing-masing dari ketiga

lapisan mudigah yaitu lapisan mudigah ektoderm, endoderm, dan mesoderm

akan membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik (Cunningham,

2006).

Sedangkan fetus adalah makhluk yang sedang berkembang yang bentuk

morfologinya menyerupai bentuk dewasa. Tahap perkembangan embrio secara

sistematik meliputi tahap progenesis, embriogenesis, dan organogenesis


(39)

20

Gambar 5. Morfologi Fetus Normal Mencit (Heupel dkk., 2008)

Individu baru terbentuk melalui proses fertilisasi antara sperma dan ovum.

Fertilisasi terjadi di dalam oviduk, tepatnya satu per tiga bagian sebelah atas

oviduk, dalam hal ini sperma biasanya dapat mencapai ovum karena gerakan

dari sperma itu sendiri atau karena gerakan menggelombang uterus dan oviduk

(Roux, 2011).

Tahap progenesis diawali dengan terjadinya proses gametogenesis yaitu

dengan terbentuknya empat sperma pada jantan dan satu ovum pada betina.

Gametogenesis terjadi pada individu dewasa yang kemudian dilanjutkan

dengan adanya fertilisasi membentuk zigot. Pada masa ini, fetus yang

terbentuk cenderung tidak memiliki respon teratogenik (Roux, 2011).

Tahap embriogenesis merupakan tahap yang diawali dengan proses

pembelahan atau proliferasi yaitu pertambahan jumlah sel setelah terjadi

pembuahan. Zigot berproliferasi dengan cara membelah diri secara mitosis

sehingga menjadi blastomer, morula, blastula dan gastrula. Pembelahan ini

disebut blastogenesis (Roux, 2011).

Pembelahan sel yang pertama pada tikus maupun mencit terjadi 24 jam (1 hari)

setelah pembuahan. Pembelahan terjadi secara cepat di dalam oviduk dan

berulang-ulang. Menjelang hari ke 2 setelah pembuahan fetus sudah berbentuk


(40)

21

Menjelang hari ke 3 kebuntingan fetus telah masuk ke dalam uterus, tetapi

masih berkelompok-kelompok. Pada akhirnya fetus akan menyebar di

sepanjang kandungan dengan jarak yang memadai untuk implantansi dengan

ruang yang cukup selama masa pertumbuhan (Hanson, 2012).

Gambar 6. Rangka Fetus Mencit (Mus musculus L.) (Setyawati, 2009)

Pada akhir tahap pembelahan akan terbentuk blastula. Blastula akan

membentuk massa sel sebelah dalam dan tropoderm yang akan berkembang

menjadi plasenta. Massa sel akan berkembang menjadi hipoblas dan epiblas,

dimana epiblas akan berkembang menjadi fetus sedangkan hipoblas akan

berkembang menjadi selaput ekstra fetus. Blastomer akan terimplantansi pada


(41)

22

diikuti dengan proses gastrulasi, yakni adanya perpindahan sel dan

differensiasi untuk membentuk lapisan ectoderm,endoderm dan mesoderm

(Roux, 2011).

Selanjutnya pada kebuntingan hari ke-6 sampai hari ke-11 terjadi tahap

organogenesis di mana terjadi proses pembentukan organ dari lapisan

ektoderm, mesoderm dan endoderm. Lapisan ektoderm akan membentuk

susunan saraf, lapisan epidermis kulit, bagian mulut dan anus. Lapisan

mesoderm akan membentuk otot, pembuluh darah, dan jaringan pengikat.

Lapisan endoderm membentuk lapisan saluran pencernaan dan berbagai organ

pencernaan seperti hati dan pankreas. Fetus pada masa ini cenderung memiliki

respon teratogenik (Jelodar dan Rodashtian, 2009).

4. Malformasi Anatomi

Malformasi kongenital, anomali kongenital, dan cacat lahir adalah istilah yang

sama maknanya yang digunakan untuk menerangkan kelainan struktural,

perilaku, faal, dan kelainan metabolik yang terdapat pada waktu lahir (Jelodar

dan Rodashtian, 2009). Kejadian anomali ditandai dengan penyimpangan dari


(42)

23

Perkembangan fetus tidak selalu terbentuk sempurna kadang terjadi

penyimpangan atau kelainan. Kelainan yang dibawa sejak lahir dapat

disebabkan oleh faktor genetik, atau karena faktor nirgenetis atau faktor

lingkungan bisa berupa faktor internal dan eksternal. Teratogen karena faktor

lingkungan berasal dari induksi ion Hg, Pb, Virus teratogenik juga karena

pengaruh radiasi, ketidakseimbangan hormon, trauma fisik, kondisi stress

(Jelodar dan Rodashtian, 2009).


(43)

24

Ditinjau dari bentuk morfologiknya, maka kelainan kongenital dapat berbentuk

suatu deformasi ataupun bentuk malformasi. Suatu kelainan kongenital yang

berbentuk deformasi, secara anatomik susunannya masih sama tetapi

bentuknya yang akan tidak normal. Sedangkan bentuk kelainan kongenital

malformasi, susunan anatomik maupun bentuknya akan berubah

(Prawirohardjo, 2007). Malformasi ini dapat timbul akibat dari proses

perkembangan abnormal secara intrinsik (Dorland, 2010).

Sebab pasti malformasi tungkai sudah diketahui pada sebagian kasus. Faktor

lingkungan salah satu penyebab terjadinya malformasi. Timbulnya malformasi

tungkai dari faktor lingkungan dan sifatnya berkaitan dengan waktu periode

terjadinya paparan intrauterin dan perbedaan penerimaannya pada berbagai

sistem organ. Menurut Robbins (2009), faktor – faktor tersebut diantaranya :

1. Virus

Adanya infeksi dari virus rubella yang menginfeksi sebelum usia

kehamilan 16 minggu dapat menyebabkan defek pada jantung. Infeksi dari

sitomegalovirus yang menyebabkan resiko tertinggi terjadinya malformasi.\

2. Obat dan zat kimia

Agen teratogenik ini adalah talidomid, antagonis folat, hormon androgen,


(44)

25

3. Radiasi

Pajanan dosis tinggi selama organogenesis menyebabkan malformasi,

meliputi mikrosefali, kebutaan, defek tengkorak, dan spina bifida.

Patogenesis berbagai malformasi kongenital adalah kompleks dan belum

dipahami dengan baik. Namun waktu terjadinya proses teratogenik pranatal

mempunyai dampak yang penting pada kejadian dan jenis malformasi yang

dihasilkan. Teratogen dan defek genetik dapat bekerja pada beberapa tahap,

baik pada tahap proliferasi sel, migrasi sel, diferensiasi, maupun pada organ

yang sudah terbentuk dan terdiferensiasi (Robbins, 2009).

Menurut Roux (2011) terdapat 3 tahap perkembangan fetus yang sangat

berpengaruh terhadap efek pemberian zat teratogen, yaitu :

a. Tahap Pradiferensiasi

Tahap ini adalah tahap tahap dimana fetus tidak rentan terhadap zat-zat

teratogen. Hal tersebut dikarenakan sel yang masih hidup akan

menggantikan kerusakan yang diakibatkan efek teratogen tersebut dan

akan membentuk fetus yang normal. Masa ini berlangsung antara 5-9 hari


(45)

26

b. Tahap Embrio

Pada tahap ini, sel secara intensif mengalami diferensiasi, mobilisasi dan

organogenesis, akibatnya embrio sangat rentan terhadap efek teratogen.

Pada mencit, sebagian besar embrio mulai rentan pada hari ke-8 dan

berakhir pada hari ke-12 masa kehamilan.

c. Tahap Fetus

Tahap ini merupakan tahap lanjut embrio. Tahap ini ditandai dengan

perkembangan dan pematangan fungsi, artinya selama tahap ini zat

teratogen tidak akan menyebabkan cacat namun menyebabkan kelainan


(46)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2012 di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pengamatan fetus dilakukan di

Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk mempelajari

suatu fenomena dalam korelasi sebab-akibat, dengan cara memberikan

perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan

tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit betina dan mencit

jantan (Mus musculus L.) yang berumur 3 sampai 4 bulan dengan berat badan

30 sampai 40 gram. Mencit betina dikawinkan dengan mencit jantan pada

saat estrus dengan sistem pasangan poligami (lima ekor betina dengan satu


(47)

28

diperiksa ada tidaknya sumbat vagina. Sumbat ini merupakan air mani yang

berwarna kekuningan berasal dari sekresi kelenjar khusus tikus jantan dan

sebagai penetapan hari kebuntingan 0.

Sebelum diberikan perlakuan, hewan uji terlebih dahulu diaklimatisasi selama

1 minggu dalam kondisi laboratorium. Hal ini bertujuan untuk proses

penyesuaian bagi mencit dalam lingkungan dan perlakuan baru, serta

membatasi pengaruh lingkungan dalam percobaan.

Mencit diketahui memiliki homogenisitas metabolik yang mirip manusia,

mencit memiliki organ dan fisiologi sistemik yang sama, serta memiliki gen

yang mirip dengan manusia. Mencit juga mempunyai kemiripan yang baik

bagi patogenesis suatu penyakit. Kemiripan inilah yang menjadi salah satu

alasan mengapa mencit digunakan sebagai objek penelitian patogenesis

penyakit maupun proses penuaan pada manusia.

Desain yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4

perlakuan dan 5 pengulangan. Pada saat perlakuan, mencit betina (Mus

musculus L.) dibagi menjadi 4 kelompok di mana masing-masing kelompok

terdiri atas 5 ekor mencit betina (Mus musculus L.). Hal ini sesuai dengan

rumus penentuan sampel Frederer untuk uji eksperimental yaitu (n-1) (t-1) ≥ 15. Nilai t adalah jumlah perlakuan yang diberikan selama percobaan,


(48)

29

Sehingga penentuan banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan perhitungan berikut (Notoatmodjo, 2010) :

t(n-1) ≥ 15 4(n-1) ≥ 15 4n-4 ≥ 15

4n ≥ 19 n ≥ 4,75 n ≥ 5

Kriteria keadaan mencit dibagi menjadi dua, yaitu kriteria inklusi dan

eksklusi.

Kriteria inklusi :

a. Sehat.

b. Jenis kelamin betina, siklus estrus normal.

c. Berumur 3 sampai 4 bulan.

d. Memiliki berat badan antara 30 sampai 40 gram.

Kriteria eksklusi :

a. Penampakan rambut kusam, rontok atau botak, dan tidak aktif.

b. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% setelah masa adaptasi di


(49)

30

C.Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

Dalam penelitian ini alat-alat yang dipakai yaitu kandang mencit yang

digunakan sebagai tempat perlakuan dimana kandang ini terbuat dari kawat

dan kayu berukuran 15 x 20 cm, 1 buah microwave oven yang dipaparkan

pada frekuensi 2.450 MHz (2,45 GHz) yang dipakai sebagai media pajanan

medan elektromagnetik (Gambar 8), balok kayu untuk fiksasi induk mencit,

alat bedah berupa gunting, pinset dan pisau bedah yang digunakan untuk

membedah induk mencit, lup, jangka sorong, alat tulis, kertas label, dan

kamera.

Berikut ini adalah spesifikasi teknik dari alat yang digunakan:

Type : PANASONIC NN-SM320M

Power source : 220 V 50 Hz

Power consumption : 4.5 A 800 W

Cooking power : 450 W

Outside dimensions : 488 mm (W) x 279 mm (H) x 405 mm (D)

Operating frecuency : 2.450 MHz


(50)

31

Gambar 8. Microwave Oven

2. Bahan

Dalam penelitian ini bahan-bahan yang dipakai yaitu fetus mencit (Mus

musculus L.), pellet ayam untuk pakan mencit, air untuk minum mencit,

chloroform, kapas, dan tissue.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit betina dan 4 ekor mencit jantan

(Mus musculus L.) berumur 3 sampai 4 bulan dengan rata-rata berat badan 30

sampai 40 gram yang diperoleh dari Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak,

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor. Sebelum diberi perlakuan semua hewan uji

diaklimatisasi selama satu minggu dan diberi pakan dan minum secara ad


(51)

32

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Hewan Uji

Setelah subjek penelitian diaklimatisasi selama satu minggu dan diberi pakan

dan minum secara ad libitum, maka mencit betina dikawinkan dengan mencit

jantan pada saat estrus dengan sistem pasangan poligami (lima ekor betina

dengan satu ekor jantan). Untuk memastikan waktu perkawinannya, calon

induk mencit diperiksa ada tidaknya sumbat vagina. Sumbat ini merupakan air

mani yang berwarna kekuningan berasal dari sekresi kelenjar khusus tikus

jantan dan sebagai penetapan hari kebuntingan 0.

2. Perlakuan Hewan Uji

Hewan uji berupa 20 ekor induk mencit yang sudah bunting ditempatkan dalam

4 kandang yang berbeda, dengan masing-masing kandang berisi 5 ekor induk

mencit. Tiap-tiap induk mencit dibagi dalam 4 kelompok dan selama perlakuan

ditempatkan di dalam balok kayu untuk memfiksasi geraknya agar posisi

kepala tetap menghadap microwave oven dan tidak terjadi gerakan mundur.

Balok kayu masing – masing kelompok percobaan diletakkan dengan jarak yang sama terhadap microwave oven yaitu 0,5 cm. Mencit diberi makan berupa


(52)

33

Perlakuan yang diberikan meliputi :

Kontrol (P1) : Kelompok kontrol tidak diberikan radiasi microwave

oven.

Perlakuan 2 (P2) : Kelompok mencit kedua diberikan radiasi microwave

oven selama 15 menit perhari selama 18 hari

kebuntingan.

Perlakuan 3 (P3) : Kelompok mencit ketiga diberikan radiasi microwave

oven selama 30 menit perhari selama 18 hari

kebuntingan.

Perlakuan 4 (P4) : Kelompok mencit keempat diberikan radiasi

microwave oven selama 45 menit perhari selama 18


(53)

34

Gambar 9. Sketsa Penelitian

Pada usia kebuntingan mencit hari ke-18, dari kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan diambil kemudian dibius dengan chloroform dengan terlebih dahulu

mempersiapkan alat-alat bedah yang diperlukan. Mencit yang telah dibius

kemudian dilakukan laparotomi untuk mengeluarkan fetus dengan cara

membedah bagian abdomen ke arah atas sampai terlihat uterus yang berisi

fetus. Fetus dikeluarkan dengan memotong uterus dan plasenta selanjutnya

diamati apakah ada resorpsi pada uterus yang ditandai dengan adanya

gumpalan merah sebagai tempat tertanamnya fetus. 5 cm


(54)

35

Posisi kaki mencit difiksasi dengan jarum untuk mempermudah proses

pembedahan. Selanjutnya dilakukan pengamatan lebih lanjut terhadap embrio

sesuai dengan parameter yang diamati, yaitu panjang ekstremitas belakang

fetus mencit menggunakan jangka sorong sebagai alat ukurnya.

F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah radiasi microwave oven.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah malformasi ekstremitas


(55)

36

2. Definisi Operasional Variabel

a. Radiasi Microwave Oven

Paparan radiasi berasal dari microwave oven. Pada penelitian ini lama

paparan radiasi yang diberikan pada kelompok perlakuan pertama adalah

0 menit per hari, kelompok kedua dipaparkan radiasi microwave oven 15

menit perhari selama 18 hari kebuntingan. Lama paparan radiasi yang

diberikan pada kelompok ketiga adalah 30 menit perhari selama 18 hari

kebuntingan. Serta lama paparan radiasi yang diberikan pada kelompok

keempat adalah 45 menit perhari selama 18 hari kebuntingan.

b. Malformasi Ekstremitas Belakang Fetus Mencit (Mus musculus L.)

Malformasi ekstremitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.) adalah

panjang ekstrsemitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.) dari


(56)

37

G. Parameter yang Diamati

Dalam penelitian ini parameter yang diamati adalah ukuran panjang

ekstremitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.). Panjang ekstremitas

belakang fetus mencit diukur menggunakan jangka sorong dari calcaneum – phalanges tarsus, dihitung dalam satuan milimeter dengan skala pengukuran

variabel numerik (Gambar 7).

H. Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang

diperoleh peneliti langsung dari hasil penelitian mengenai pengaruh radiasi

elekromagnetik microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang

fetus mencit (Mus musculus L.)

Data yang diperoleh akan diolah secara statistik dengan menggunakan program

SPSS 17.0 for Windows. Uji normalitas data dilakukan dengan uji

Shapiro-Wilk, Jika memenuhi syarat, maka dilakukan analisis data dengan

menggunakan ANOVA (analysis of variance). Jika tidak memenuhi syarat,


(57)

38

I. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 10:

Gambar 10. Diagram Alir Penelitian (P1) Mencit betina tidak terpapar radiasi microwave oven (P2) Mencit betina terpapar radiasi microwave oven

15 menit per hari

(P3) Mencit betina terpapar

radiasi microwave oven 30 menit per hari

(P4) Mencit betina terpapar radiasi microwave

oven 45 menit per hari

Pengolahan dan analisis data Pengukuran panjang ekstremitas

belakang fetus mencit

Penyusunan laporan Dipapari radiasi microwave oven

selama 18 hari kebuntingan

Pembedahan mencit dan pengambilan fetus

Persiapan penelitian + aklimatisasi 7 hari: (Persiapan kandang, hewan

uji, alat dan bahan)

Mencit yang bunting dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing kelompok

terdiri dari 5 ekor induk mencit) Pengawinan mencit jantan dan


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. World Health Organization. Summary of health effects; what happens when you are exposed to electromagnetic fields. http://www.who.int/peh-emf/about/WhatisEMF/en/index1.html Diakses tanggal 3 Oktober 2012. Pukul 01:20 WIB.

Banks, R., W. McDiarmid, A. L. Gardner, and W. C. Starnes. 2003. Taxonomy and Nomenclature. J. Checklist of Vertebrates of US.

Barnes, F.S., Greenebaum, B. 2007. Handbook of Biological Effects of Electromagnetic Fields: Biological and Medical Aspects of Electromagnetic Fields. 3rdEdition. CRC Press.

Berry, 2009. Natural selection in House mice (Mus musculus) from South Georgia (South Atlantic Ocean). J of Zoology: 189 (385-398).

Chiu, M. 2012. Gaps Between Valuing and Purchasing Green-Technology Products: Product and Gender Differences. J. of Technology and Human Interaction. Pages 54-68.

Cobb, B.L., Jauchem, J.R., Adair E.R. 2004. Radial arm maze performance of rats following repeated low level microwave radiation exposure. Bioelectromagnetics, 251: 49-57.

Cunningham. 2006. William Obstetrics, 21th Edition. Mc. GrawHill. New York. Hlm. 130.

Dorland. 2010. Kamus Kedokteran : Anomali Ed.31. EGC. Jakarta.

Esha, M. 2010. Trend Reformasi Pendidikan di Australia. Journal of Madrasah. Vol II No.2 01-06.

Food and Environmental Hygiene Departement The Government of the Hong Kong Special Administrative Region. 2005. Risk assessment studies report No. 19.


(59)

48

Foster, K.R, Glaser, R. 2007. Thermal mechanisms of interaction of radiofrequency energy with biological systems with relevance to exposure guidelines. Health Physics, 92: 609-620.

García-Arencíbia M, Concepción-García C, Kurz A, Rodríguez-Navarro JA, Gispert-Sánchez S, Mena MA, Auburger G , García de Yébenes J, Fernández-Ruiz J. 2009. Cannabinoid CB1 receptors are early down-regulated followed by a further up-regulation in the basal ganglia of mice with deletion of specific PARK genes . J Neural Transmission.

Guillen, R. 2011. Effects of thermal treatments during cooking, microwave oven and boiling, on the unconjugated microcystin concentration in muscle og fish (Oreochromis niloticus). J Food and Chemical Toxicology: 49 (2060-2067).

Hadibah, A. 2011. Pengaruh paparan gelombang elektromagnetik handphone pada induk mencit (Mus musculus L.) terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hamidah, A dan Windusari, Y. 2005. Pengaruh Lama Pemaparan Dan Intensitas Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kelainan Perkembangan Embrio Puyuh (Turnic suscicata). Jurnal Ilmiah MIPA, VIII : 61-67.

Hanson, J. 2012. Female Presence and Estrous State Influence Mouse Ultrasonic Courtship Vocalizations. J PlosOne: 7(7).

Hartulistiyoso, E. 2001. Pengeringan Lada Putih (Piper nigrum L.) menggunakan Gelombang Mikro (Microwave). Jurnal Teknik Pertanian. IPB, Bogor.

Heupel, K., Sargsyan, V., Plomp, J., Rickmann, M., Varoqueaux, F., Zhang, W., Krieglstein, K. 2008. Neural Development.

Jelodar, G., Zare, Y., Ansari, M. 2008. Effect of Radiation Leakage of Microwave Oven on Hematological Parameter of Rat at Pre and Pubertal Stage. Zahedan Journal of Research in Medical Science : 10(4).

Jelodar, G., Rodashtian, M. 2009. Effect of Radiation Laekage of Microwave Oven on Pregnant Mice. J Babol Univ Med Sci : 11 (3).

Jiao, D. 2012. Microwave Ablation Treatment of Life Cancer with a 2,450-MHz Cooled-shaft Antena: Pilot Study on Safety and Efficacy. Asian Pasific J Cancer Prev. 13, 737-742.

Keane, T. 2011. Mouse Genomic Variation and Its Effect on Phenotipes and Gene Regulation. International Weekly Journal of Science: 477(289-294).

Kusmarjadi, D. 2010. Fetal Alkohol Syndrome. http://www.drdidispog.com/2009/ 11/fetal-alkohol-syndrome.html. Diakses tanggal 8 Oktober 2012.


(60)

49

Margaret, J.C. 1965. The Anatomy of the Laboratory Mouse. Academic Press. The University of Michigan.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. 2007. Obat Pada Perempuan Hamil dan Janinnya pp.67-80 dan Plasenta dan Cairan Amnion pp.148-156 : Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka. Jakarta.

Ramaswamy, H., Lin, M. 2011. Influence of System Variables on the Heating Characteristics of Water during Continous Flow Microwave Heating. International Journal of Microwave Science and Technology. Artikel ID264249.

Robbins, S. 2009. Dasar Patologis Penyakit Ed.7. EGC. Jakarta.

Roux, D. 2011. A High-Resolution Anatomical Atlas of the Transcriptome in the Mouse Embryo. J PLOS Bio: 9(1).

Russo, R., Fox, E., Cinel, E., Boldini, A., Defeyter, M.A., Mirshekar, Mehta, A. 2006. Does Acute Exposure to Mobile Phones Affect Human Attention. Bioelektromagnetics, 27: 1-6

Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Ed. 7 : Malformasi Kongenital. EGC. Jakarta. Hlm. 122-124.

Santoso, H.B. 2006. Pengaruh Kefein terhadap Penampilan Reproduksi dan Perkembangan Skeleton Fetus Mencit (Mus musculus L.). Jurnal Biologi X:39-48.

Setyawati, I. 2009. Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel_3.pdf Diakses tanggal 3 Oktober 2012 Pukul 1:01.

Situmorang, E.D. 2006. Malformasi bagian-bagian tubuh embrio mencit (Mus musculus L.) setelah paparan medan listrik (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Surya, Y. 2010. Microwave dan Keistimewaannya.

http://www.yohanessurya.com/download/penulis/teknologi_23.pdf. Diakses pada tanggal 2 November 2011 Pukul 05.16 WIB.

Yuwono, S. S, Sulaksono, ES, Yekti, R.B. 2002. Keadaan Nilai Normal Baku Mencit Strain CBR Swiss Derived di Pusat Penyakit Menular. Departemen Kesehatn RI. Jakarta. Hlm 7-11.


(1)

2. Definisi Operasional Variabel

a. Radiasi Microwave Oven

Paparan radiasi berasal dari microwave oven. Pada penelitian ini lama paparan radiasi yang diberikan pada kelompok perlakuan pertama adalah 0 menit per hari, kelompok kedua dipaparkan radiasi microwave oven 15 menit perhari selama 18 hari kebuntingan. Lama paparan radiasi yang diberikan pada kelompok ketiga adalah 30 menit perhari selama 18 hari kebuntingan. Serta lama paparan radiasi yang diberikan pada kelompok keempat adalah 45 menit perhari selama 18 hari kebuntingan.

b. Malformasi Ekstremitas Belakang Fetus Mencit (Mus musculus L.)

Malformasi ekstremitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.) adalah panjang ekstrsemitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.) dari calcaneum – phalanges tarsus.


(2)

G. Parameter yang Diamati

Dalam penelitian ini parameter yang diamati adalah ukuran panjang ekstremitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.). Panjang ekstremitas belakang fetus mencit diukur menggunakan jangka sorong dari calcaneum – phalanges tarsus, dihitung dalam satuan milimeter dengan skala pengukuran variabel numerik (Gambar 7).

H. Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti langsung dari hasil penelitian mengenai pengaruh radiasi elekromagnetik microwave oven terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus mencit (Mus musculus L.)

Data yang diperoleh akan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk, Jika memenuhi syarat, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan ANOVA (analysis of variance). Jika tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.


(3)

I. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 10:

Gambar 10. Diagram Alir Penelitian (P1) Mencit

betina tidak terpapar radiasi microwave oven

(P2) Mencit betina terpapar

radiasi microwave oven

15 menit per hari

(P3) Mencit betina terpapar

radiasi microwave oven 30 menit per hari

(P4) Mencit betina terpapar radiasi microwave

oven 45 menit per hari

Pengolahan dan analisis data Pengukuran panjang ekstremitas

belakang fetus mencit

Penyusunan laporan Dipapari radiasi microwave oven

selama 18 hari kebuntingan

Pembedahan mencit dan pengambilan fetus

Persiapan penelitian + aklimatisasi 7 hari: (Persiapan kandang, hewan

uji, alat dan bahan)

Mencit yang bunting dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing kelompok

terdiri dari 5 ekor induk mencit) Pengawinan mencit jantan dan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. World Health Organization. Summary of health effects; what

happens when you are exposed to electromagnetic fields.

http://www.who.int/peh-emf/about/WhatisEMF/en/index1.html Diakses tanggal 3 Oktober 2012. Pukul 01:20 WIB.

Banks, R., W. McDiarmid, A. L. Gardner, and W. C. Starnes. 2003. Taxonomy and Nomenclature. J. Checklist of Vertebrates of US.

Barnes, F.S., Greenebaum, B. 2007. Handbook of Biological Effects of Electromagnetic Fields: Biological and Medical Aspects of Electromagnetic Fields. 3rdEdition. CRC Press.

Berry, 2009. Natural selection in House mice (Mus musculus) from South Georgia (South Atlantic Ocean). J of Zoology: 189 (385-398).

Chiu, M. 2012. Gaps Between Valuing and Purchasing Green-Technology Products: Product and Gender Differences. J. of Technology and Human Interaction. Pages 54-68.

Cobb, B.L., Jauchem, J.R., Adair E.R. 2004. Radial arm maze performance of rats following repeated low level microwave radiation exposure. Bioelectromagnetics, 251: 49-57.

Cunningham. 2006. William Obstetrics, 21th Edition. Mc. GrawHill. New York. Hlm. 130.

Dorland. 2010. Kamus Kedokteran : Anomali Ed.31. EGC. Jakarta.

Esha, M. 2010. Trend Reformasi Pendidikan di Australia. Journal of Madrasah. Vol II No.2 01-06.

Food and Environmental Hygiene Departement The Government of the Hong Kong Special Administrative Region. 2005. Risk assessment studies report No. 19.


(5)

Foster, K.R, Glaser, R. 2007. Thermal mechanisms of interaction of radiofrequency energy with biological systems with relevance to exposure guidelines. Health Physics, 92: 609-620.

García-Arencíbia M, Concepción-García C, Kurz A, Rodríguez-Navarro JA, Gispert-Sánchez S, Mena MA, Auburger G , García de Yébenes J, Fernández-Ruiz J. 2009. Cannabinoid CB1 receptors are early down-regulated followed by a further up-regulation in the basal ganglia of mice with deletion of specific PARK genes . J Neural Transmission.

Guillen, R. 2011. Effects of thermal treatments during cooking, microwave oven and boiling, on the unconjugated microcystin concentration in muscle og fish (Oreochromis niloticus). J Food and Chemical Toxicology: 49 (2060-2067).

Hadibah, A. 2011. Pengaruh paparan gelombang elektromagnetik handphone pada induk mencit (Mus musculus L.) terhadap malformasi ekstremitas belakang fetus (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hamidah, A dan Windusari, Y. 2005. Pengaruh Lama Pemaparan Dan Intensitas Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kelainan Perkembangan Embrio Puyuh (Turnic suscicata). Jurnal Ilmiah MIPA, VIII : 61-67. Hanson, J. 2012. Female Presence and Estrous State Influence Mouse Ultrasonic

Courtship Vocalizations. J PlosOne: 7(7).

Hartulistiyoso, E. 2001. Pengeringan Lada Putih (Piper nigrum L.) menggunakan Gelombang Mikro (Microwave). Jurnal Teknik Pertanian. IPB, Bogor. Heupel, K., Sargsyan, V., Plomp, J., Rickmann, M., Varoqueaux, F., Zhang, W.,

Krieglstein, K. 2008. Neural Development.

Jelodar, G., Zare, Y., Ansari, M. 2008. Effect of Radiation Leakage of Microwave Oven on Hematological Parameter of Rat at Pre and Pubertal Stage. Zahedan Journal of Research in Medical Science : 10(4).

Jelodar, G., Rodashtian, M. 2009. Effect of Radiation Laekage of Microwave Oven on Pregnant Mice. J Babol Univ Med Sci : 11 (3).

Jiao, D. 2012. Microwave Ablation Treatment of Life Cancer with a 2,450-MHz Cooled-shaft Antena: Pilot Study on Safety and Efficacy. Asian Pasific J Cancer Prev. 13, 737-742.

Keane, T. 2011. Mouse Genomic Variation and Its Effect on Phenotipes and Gene Regulation. International Weekly Journal of Science: 477(289-294).

Kusmarjadi, D. 2010. Fetal Alkohol Syndrome. http://www.drdidispog.com/2009/ 11/fetal-alkohol-syndrome.html. Diakses tanggal 8 Oktober 2012.


(6)

Margaret, J.C. 1965. The Anatomy of the Laboratory Mouse. Academic Press. The University of Michigan.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. 2007. Obat Pada Perempuan Hamil dan Janinnya pp.67-80 dan

Plasenta dan Cairan Amnion pp.148-156 : Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka. Jakarta.

Ramaswamy, H., Lin, M. 2011. Influence of System Variables on the Heating Characteristics of Water during Continous Flow Microwave Heating. International Journal of Microwave Science and Technology. Artikel ID264249.

Robbins, S. 2009. Dasar Patologis Penyakit Ed.7. EGC. Jakarta.

Roux, D. 2011. A High-Resolution Anatomical Atlas of the Transcriptome in the Mouse Embryo. J PLOS Bio: 9(1).

Russo, R., Fox, E., Cinel, E., Boldini, A., Defeyter, M.A., Mirshekar, Mehta, A. 2006. Does Acute Exposure to Mobile Phones Affect Human Attention. Bioelektromagnetics, 27: 1-6

Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Ed. 7 : Malformasi Kongenital. EGC. Jakarta. Hlm. 122-124.

Santoso, H.B. 2006. Pengaruh Kefein terhadap Penampilan Reproduksi dan Perkembangan Skeleton Fetus Mencit (Mus musculus L.). Jurnal Biologi X:39-48.

Setyawati, I. 2009. Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian

Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel_3.pdf Diakses tanggal 3 Oktober 2012 Pukul 1:01.

Situmorang, E.D. 2006. Malformasi bagian-bagian tubuh embrio mencit (Mus musculus L.) setelah paparan medan listrik (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Surya, Y. 2010. Microwave dan Keistimewaannya.

http://www.yohanessurya.com/download/penulis/teknologi_23.pdf. Diakses pada tanggal 2 November 2011 Pukul 05.16 WIB.

Yuwono, S. S, Sulaksono, ES, Yekti, R.B. 2002. Keadaan Nilai Normal Baku Mencit Strain CBR Swiss Derived di Pusat Penyakit Menular. Departemen Kesehatn RI. Jakarta. Hlm 7-11.