Manajemen Berbasis Sekolah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komite Sekolah Melalui Model CIPP pada SD Negeri Pilangrejo1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 942014033 BAB II

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Berbasis Sekolah

Menurut Mulyasa, 2009:24 istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school based management” SBM. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhn setempat. Ini dimaksudkan bahwa MBS adalah suatu program dimana sekolah diberikan kewenangan penuh dalam mengelola sumber-sumber yang ada pada sekolah yang bersangkutan. Sedangkan Rohiat 2010:47 mengartikan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi kewenangan dan tanggung-jawab yang lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah guru, siswa, kepala sekolah, karyawan dan masyarakat orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan meningkat kan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan otonomi sekolah mempunyai kewenangan dan tanggung-jawab untuk mengambil keputusan sesuai dengan kemampuan dan kebutuh an sekolah serta tuntutan masyarakat yang ada. Menurut Mulyasa, 2009:25 Manajemen Berbasis Sekolah yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respons pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumberdaya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah, berlakunya sistem insentif serta disensitif. Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah merupakan kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah 3 dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan ditingkat Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah. Merupakan model manajemen yang memberikan otonomi yang lebih luas kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya dan sumber dana yang ada. Pengalokasiannya sesuai dengan prioritas kebutuhan setempat serta mendorong sekolah untuk dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan penyelenggaraaan pendidikan secara bersama dari semua warga sekolah dan masyarakat. Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadahi bagi peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait dalam peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Kesimpulannya adalah bahwa manajemen merupakan rangkaian proses pemberdayaan seluruh komponen dalam pengelolaan suatu organisasi dengan cara efektif dan efisien, melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Dedi Supriyadi 2004:18 menyatakan, pada prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam menetapkan berbagai kebijaakan inyernal sekolah yang mengarah pada peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan. Sementara Mulyasa 2009:13 menyatakan bahwa tujuan utama MBS adalah meningkatkan efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efesiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, pertisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuh kembangkan susana yang kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan peduli, sementara yang kurang mampu akan menjadi tanggung jawab pemerintah. MBS diterapkan dengan tujuan agar sekolah diberi wewenang untuk mengelola sekolahnya semaksimal mungkin sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut demi meningkatkan mutu pendidikan Umaidi, dkk 2010:3 Tujuan penerapan MBS menurut Rohiat 2010:48-49 adalah meningkatklan kinerja sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggung jawab 5 yang lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata pengelolaan sekolah yang baik, yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Kinerja sekolah meliputi peningkatan kualitas, evektifitas, efesiensi, produktifitas, dan inovasi pendidikan. Depdiknas 2001:4 management peningkatan mutu berbasis sekolah bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melaluio pengambilan keputusan bersama; meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; serta meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan di capai. Depdiknas 2001 menjelaskan ada 3 pilar dalam MBS, yaitu management sekolah, pembelajar -an yang aktif kreatif dan menyenangkan serta peran serta masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah. Salah satu diantara 3 pilar tersebut diatas adalah peran serta masyarakat PSM masyarakat adalah mitra sekolah yang dapat diandalkan. Masyarakat terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, karena keberadaan sekolah ada ditengah-tengah masyarakat dan menjadi tujuan masyarakat sekitar untuk menuntut ilmu. Sekolah dan masyarakat harus selalu bersinergi untuk mewujud-kan outcome sekolah yang berkualitas. Dukungan masyarakat pada sekolah hendaknya bukan hanya bersifat material tapi juga dukungan moral seperti memberikan rasa aman kepada semua warga sekolah. Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan masyarakat tersebut. Dalam management berbasis sekolah peran serta masyarakat berarti partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan sekolah tersebut. Rohiat 2012:49 menjelaskan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah yang meliputi peningkatan kualitas, efektivitas, efisien, produktivitas, dan inovasi pendidikan melalui pemberian kewenangan dan tanggung-jawab lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan dengan prinsip pengelolaan yang baik, yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Peningkatan kualitas dan produktivitas dapat diperoleh antara lain melalui partisipasi orang tua dan masyarakat, pengelolaan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah. Peningkatan 7 efektivitas dan efisiensi diperoleh dari keleluasaan yang diberikan untuk mengelola sumberdaya yang ada. Slameto 2009:61-62 menjelaskan bahwa tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah: Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdaya kan sumberdaya yang tersedia, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengambil keputusan, meningkat kan tanggung-jawab sekolah kepada semua pihak yang berkepentingan tentang mutu sekolah, dan meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah. Adapun manfaat Manajemen Berbasis Sekolah antara lain mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolah, mengetahui kebutuhan sekolah, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dalam proses pendidikan, merespon aspirasi masyarakat sehingga sekolah dapat bersaing secara sehat dengan sekolah lain. Dengan demikian pentingnya Manajemen Berbasis Sekolah dalam pengelolaan sekolah akan menjadi lebih baik jika ditopang dengan peran serta masyarakat, yang merupakan bentuk keikut-sertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan pendidikan yang ada di sekolah, sehingga masyarakat sangat berperan dalam mendukung kemajuan pendidikan. Sejalan pendapat para pakar pendidikan diatas dengan memperhatikan kepentingan bersama maka sekolah bersama dengan komite menentukan pengelolaan sekolah dengan manajemen berbasis sekolah MBS . Dimana pemberian otonomi kepada sekolah dalam pengelolaannya melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan.

2.2. Komite Sekolah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komite Sekolah Melalui Model CIPP pada SD Negeri Pilangrejo1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 942014033 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komite Sekolah Melalui Model CIPP pada SD Negeri Pilangrejo1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 942014033 BAB IV

0 2 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komite Sekolah Melalui Model CIPP pada SD Negeri Pilangrejo1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 942014033 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komite Sekolah Melalui Model CIPP pada SD Negeri Pilangrejo1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komite Sekolah Melalui Model CIPP pada SD Negeri Pilangrejo1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak

0 1 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SD Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak T2 942014049 BAB II

0 0 38

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Regrouping Sekolah Dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri Kuncir ecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 BAB IV

0 0 21

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Regrouping Sekolah Dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri Kuncir ecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 BAB II

0 1 45

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Regrouping Sekolah Dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri Kuncir ecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 BAB I

0 1 17

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Layanan Kelas Akselerasi Menggunakan Model CIPP T2 BAB II

0 2 26