Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Komite Sekolah Melalui Model CIPP pada SD Negeri Pilangrejo1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak T2 942014033 BAB IV
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Pilangrejo 1 UPTD Dikpora Kecamatan Wonosalam merupakan salah satu diantara tiga SD yang terdapat di desa Pilangrejo dan satu diantara 42 SD se Kecamatan Wonosalam yang terletak di pusat ibukota kecamatan, SD Negeri Pilangrejo 1 merupakan SD Inti pada gugus sekolah “Imam Bonjol” di Daerah Binaan ( Dabin ) 2, menempati sebidang tanah seluas 5.240 m2 dengan luas bangunan 1065 m2. Sekolah ini berdiri pada 1 Juli 1974, namun untuk Ijin Operasional baru diperoleh di tahun 1985 setelah mencapai kelas 6 (enam) dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 421.2/005/23/51/85. Tertanggal 1 Maret 1985 sebagai sekolah negeri di wilayah kabupaten Demak. SD Negeri Pilangrejo 1 terletak di desa Pilangrejo dengan jumlah penduduk 5.337 jiwa terdiri atas penduduk Laki-laki 2.685 jiwa , Perempuan 2652 jiwa memiliki Nomor Statistik sekolah (NSS) 101032106023 dan Nomor Statistik Bangunan (NSB) 008313820012002 Dengan perkembangan proses pembelajaran dan pengelolaannya maka pada tahun 2012 sekolah ini
(2)
memperoleh akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM) dengan Nomor : Dd.044719 tertanggal 27 Oktober 2011.
Pada kurun waktu tiga tahun terakhir SDN Pilangrejo 1 mulai tahun 2012/2013 ada 8 rombel dengan jumlah siswa 239, tahun 2013/2014 ada 8 rombel dengan jumlah siswa 236 sedangkan pada tahun pelajaran 2015/2016 ini SD Negeri Pilangrejo 1 memiliki 7 rombongan belajar dengan jumlah siswa sebanyak 200 anak, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Siswa SD Negeri Pilangrejo 1 tahun 2015/2016
Kelas L P Jumlah
I 15 13 28
II 17 20 37
III 17 13 30
IV 24 20 44
V 17 13 30
VI 19 12 31
Total 109 91 200
Sumber : Data Siswa Tahun 2015/2016
Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri Pilangrejo 1 sejumlah 14 orang terdiri atas seorang Kepala Sekolah, 4 orang Guru Kelas Negeri, 3 orang
(3)
3
guru kelas Wiyata Bhakti, 1 orang Guru PAI Negeri, 1 orang Guru PAI Wiyata Bhakti, 1 orang Guru Penjas orkes, 2 orang Guru mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan serta seorang Pustakawan dan seorang Penjaga sekolah.
Tabel 4.2
Data Guru dan Karyawan SD Negeri Pilangrejo 1 Tahun 2015/2016
No Nama / NIP Gol Pend Jabatan
1 SUMARTINI,S.Pd.SD 19600626 197911 2 002
IV/a Sarjana Kepala Sekolah
2 SUTIMIN,S.Pd 19580501 197701 1 001
IV/a Sarjana Guru Kls VI
3 SITI AMINAH, S.Pd.SD 19581012 198012 2 004
IV/a Sarjana Guru Kls
4
RETNO BANGUN TEKI, S.Pd. 19620907 198903 2 006
IV/a Sarjana Guru Kls VI
5 SITI SULASTRI, S.Pd I 19800702 200501 2 006
III/b Sarjana Guru Kls
6 GALUH SEPTIAJI.N, A.Ma 19870920 200903 1 001
II/c Diploma 2 Guru Kls
7 ARI PUJIATI,S.Pd 991023002
- Sarjana Guru Kls
8 MUSTIKOWATI,S.Pd 991023003
(4)
9 WAHYUNINGSIH, S.Ag 991023004
- Sarjana Guru Kls
10 DIMAS WIDIYANTO, S.Pd 991023005
- Sarjana Guru Kls
11 NUR FATIMAH 991023006
- SMA Guru Kls
12 AGUNG SUTRISNO 991023007
- SMA Guru Kls
13 NIKMATUS SA’ADAH 991023008
- SMA Guru Kls
14 RATNA MELANI DEWI, A.Ma.Pust. 991023009
- Diploma 2 Guru Kls
15 ANIP SUPRIYADI 9910230010
- MA Penjaga
SD Sumber : Data Guru Tahun 2015/2016
Berdasarkan data lapangan bahwa SD Negeri Pilangrejo 1 memiliki Visi “Terwujudnya kualitas pendidikan, menghasilkan sumber daya manusia yang terdidik, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, cerdas dan berakhlak mulia.” Yang selanjutnya dapat jabarkan menjadi Misi sekolah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas akademik melalui kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
2. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional,
moral dan spiritual, melalui kegiatan intra, ekstra dan ko kurikuler.
(5)
5
3. Mengembangkan sikap tanggung jawab, kejujuran,
keimanan, ketaqwaan, kedisiplinan, ketertiban dan kesopanan.
4. Mengembangkan potensi guru dan siswa untuk
menuju puncak prestasi.
5. Memelihara citra dan almamater dengan berdasarkan
wawasan wiyata mandala.
Adapun tujuan sekolah antara lain :
1. Tercapainya pembelajaran yang efektif berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. 2. Siswa sehat jasmani dan rohani
3. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi,
4. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya.
5. Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembang kan diri secara kontinyu.
4.2. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian evaluatif dengan pendekatan CIPP, maka data yang dikumpulkan berdasarkan hasil observasi lapangan, wawancara terhadap Kepala sekolah, Komite
(6)
sekolah dan Guru SD Negeri Pilangrejo 1 Kecamatan Wonosalam. Data yang telah diperoleh segera dideskripsikan sebelum dianalisis dan dibahas lebih lanjut.
Dalam penelitian ini mengutamakan analisa data dengan pemahaman berdasarkan data yang diperoleh di lapangan baik berupa dokumentasi maupun hasil wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis, diolah dan dideskripsikan untuk mengetahui hasil evaluasi sebagai landasan rekomendasi demi peningkatan kinerja komite sekolah dalam menjalankan peransertanya sebagai mitra maupun stakeholder yang dapat mendorong keberhasilan sekolah dalam mencerdaskan anak bangsa.
4.3.Deskripsi Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian dan analisis terhadap informasi yang diperoleh, maka dihasilkan berbagai data dan informasi dari narasumber : Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah, dan Guru SD Negeri Pilangrejo 1 yang disajikan dalam masing masing tahapan.
4.3.1. Konteks Program Komite Sekolah
Dalam tahapan ini peneliti melakukan wawancara terhadap Kepala Sekolah SDN Pilangrejo 1, Komite Sekolah dan Guru SDN Pilangrejo 1 serta melakukan studi dokumentasi. Adapun hasil
(7)
7
wawancara terhada 3 ( tiga ) narasumber tersebut adalah sebagai berikut:
“Menurut kami, sekolah sangat membutuhkan peran serta masyarakat, khususnya komite sekolah. Sebab selama ini komite SDN Pilangrejo 1 sejak dibentuk tahun 2008 seluruh pengurus menunjukkan peran sertanya yang baik dalam membantu memperlancar kegiatan sekolah. Dalam hal ini komite sekolah telah menunjukkan peransertanya dengan baik, karena mereka menjalankan peran dan fungsinya berdasarkan Program yang telah dibuat dan dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsinya dan sesuai kapasitasnya. Dalam hal pembangunan Rehab gedung dengan dana DAK, mereka mendukung dengan antusiasnya sampai pembangunan selesai selain itu program sekolah dapat terealisasi berkat dukungan Komite Sekolah”. ( Wawancara 17 Maret 2016 )
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas telah dibuktikan bahwa peranserta masyarakat yang dilakukan oleh komite sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya. Selain wawancara dengan Kepala Sekolah, peneliti juga melakukan wawancara dengan Ketua Komite Sekolah SDN Pilangrejo 1. Adapun hasil wawancara peneliti dengan Bp. Sukahar selaku Ketua Komite Sekolah adalah sebagai berikut :
“ Selaku komite sekolah, kami berupaya semaksimal mungkin menjalankan tugas kami sebagai mitra sekolah selalu mendukung program sekolah. Kami juga berupaya menjalankan program kami sebaik-baiknya sesuai yang telah diamanatkan dalam keputusan Mendiknas No:044/U/2002 dalam memberikan pertimbangan kebijakan sekolah, mendukung program sekolah, dan juga mengontrol anggaran sekolah dalam RAKS serta LPJ anggaran BOS serta sebagai mediator, kami memposisi kan diri sebagai
(8)
penyambung informasi ke masyarakat, sehingga program bisa sampai ke masyarakat tanpa ada kendala yang berarti selama komunikasi kita bangun sebaik-baiknya”. ( Wawancara 18 Maret 2016 )
Dalam rangka menggali informasi yang lebih lengkap, maka peneliti melakukan wawancara dengan seorang guru senior yang mengetahui keberadaaan sekolah SDN Pilangrejo 1. Adapun hasil wawancara tentang pentingnya partisipasi komite sekolah adalah sebagai berikut :
“Menurut pendapat kami sebagai guru disini, peranserta komite sekolah sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pendidikan SDN Pilangrejo1, peranserta yang mereka lakukan tidak sekedar tenaga saja, melainkan juga finansial dalam membantu terselenggaranya kegiatan ekstra kurikuler. Selain itu komite sebagai mediator, mereka sangat membantu sebagai penghubung antara sekolah dengan masyarakat sehingga program dapat terselenggara dengan baik”. ( Wawancara 18 Maret 2016 )
Berdasarkan hasil wawancara ketiga narasumber tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas SD Negeri Pilangrejo 1 Wonosalam Demak membutuhkan dukungan dari komite sekolah, baik secara akademik maupun non akademik. Hal ini merupakan peran dan fungsi komite sekolah mendukung kemajuan sekolah, karena pendidikan merupakan tanggung-jawab bersama antara
(9)
9
pemerintah, orang tua siswa dan masyarakat. Adapun masyarakat adalah mitra sekolah yang dapat diandalkan dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan bukan hanya bersifat materiil namun juga bersifat moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peranserta komite sekolah SD Negeri Pilangrejo 1 Wonosalam Demak telah melaksanakan perannya sebagai pendukung yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada, sehingga ada solusi yang terbaik dalam mengatasi hambatan maupun permasalahan disekolah.
4.3.2. Input Program Komite Sekolah
Komite sekolah dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 044/U/2002, yang menyatakan bahwa, Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan.
Berdasarkan pasal 1 poin 25 UUSPN No. 20/Tahun 2003 dinyatakan bahwa Komite Sekolah/ Madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Selanjutnya pasal 56 ayat (1) menegaskan bahwa masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
(10)
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui Dewan Pendidikan maupun Komite Sekolah/Madrasah.
Sejalan dengan regulasi yang mengatur tentang komite sekolah, maka dalam hal pembentukan komite sekolah, dilakukan dengan cara pemilihan secara langsung dalam rapat wali murid dengan periodisasi 3 (tiga) tahunan. Sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang ini, komite SD Negeri Pilangrejo 1 Wonosalam Demak yang semula hanya bersifat formalitas, sekarang sudah menunjukkan peran dan fungsinya dalam membantu sekolah menyelesaikan segala hambatan yang ada serta memberikan solusinya.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai stakeholder pada SD Negeri Pilangrejo 1 komite sekolah senantiasa proaktif dalam kinerjanya, adapun susunan pengurus komite sekolah SD Negeri Pilangrejo 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Data Pengurus Komite SD Negeri Pilangrejo 1 Tahun 2015/2016
NO JABATAN NAMA UNSUR
1 Ketua Sukahar Tokoh Agama
2 Wakil Ketua Herman Prasetyo,
(11)
11
3 Sekretaris 1 Wahyuningsih, S.Ag Wali Murid 4 Sekretaris 2 Dimas Widiyanto, S.Pd Tokoh Pendidikan 5 Bendahara 1 Siti Aminah, S.Pd Tokoh Pendidikan 6 Bendahara 2 Rubiah, Am.Keb Tokoh Kesehatan 7 Anggota Sertu Seger Suwarto Orang Tua
8 Anggota Sudiran Orang Tua
9 Anggota Suwarto Orang Tua Sumber : Data Komite Sekolah Tahun 2015/2016
Komite sekolah berasal dari orang tua/wali murid SD Negeri Pilangrejo 1 Wonosalam Demak yang memiliki berbagai latar belakang profesi serta ke-ilmuannya, mereka merupakan tokoh masyarakat pilihan yang terdiri atas tokoh agama, pendidikan, pertanian, kesehatan, TNI, dan wiraswasta. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komite sekolah selalu eksis dalam mendukung program sekolah baik secara moril maupun material. Namun dalam kurun waktu (3) tiga periode program komite belum pernah dievaluasi.
Bp. Herman Prasetyo selaku wakil ketua salah satu dari sejumlah 9 (sembilan) pengurus komite sekolah, telah peneliti mewawancarai tentang motivasinya sebagai anggota komite sekolah adalah sebagai berikut :
“Motivasi saya selaku anggota komite sekolah adalah ingin berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas SDN Pilangrejo 1, lebih-lebih SD Negeri Pilangrejo merupakan SD Inti di Daerah Binaan II Gugus Hasanudin yang merupakan sekolah di ibukota
(12)
kecamatan Wonosalam dan telah memiliki segudang prestasi baik akademik maupun non akademik, maka saya berkomitmen untuk mendukung program sekolah agar lebih maju lagi seperti sekolah- di kota”. ( Wawancara : 18 Maret 2016 )
Demikian juga terhadap Ibu Rubiah, Am. Keb, seorang paramedis Puskesmas Wonosalam selaku anggota komite sekolah menyatakan :
“Sebagai anggota Komite Sekolah, motivasi saya ingin perhatian pada kesehatan siswa SDN Pilangrejo 1, karena siswa SD masih tergolong
“golden age” atau usia emas yang perlu mendapatkan perhatian dibidang pendidikan dan kesehatannya, ini merupakan peran serta saya selaku tenaga medis, berpedoman bahwa kecerdasan siswa bisa dibentuk melalui ketercukupan gizi dan kesehatan siswa secara menyeluruh, saya juga menginginkan SDN Pilangrejo 1 menjadi pilot project untuk program tahun 2016 ini ditunjuk kecamatan sebagai sekolah sehat. oleh karena itulah saya berkomitmen untuk membantu sekolah sesuai dengan basic saya selaku tenaga kesehatan di kecamatan Wonosalam ini dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur kesehatan” ( Wawancara : 18 Maret 2016 )
4.3.2.1 Program Kerja Komite Sekolah
Program kerja Komite Sekolah SD Negeri Pilangrejo 1 disusun bersama pada waktu rapat pengurus dengan pihak sekolah yang meliputi Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Karyawan serta seluruh Pengurus Komite Sekolah. Materi rapat berdasarkan kebutuhan sekolah yang diajukan oleh Kepala Sekolah, setelah diidentifikasi kemudian disosialisasikan dalam rapat pleno yang menghadirkan seluruh orang tua/wali murid pada minggu ketiga di bulan Juli atau pada awal Tahun Pelajaraan baru.
(13)
13
Program Kerja Komite Sekolah pada tahun pelajaran 2014/2015 terdapat 12 macam yang akan dicapai kurun waktu tiga tahun masa periode kepengurusan komite sekolah. Adapun Program Kerja Komite Sekolah adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
PROGRAM KOMITE SEKOLAH SD NEGERI PILANGREJO 1 UPTD DIKPORA
KECAMATAN WONOSLAM PERIODE TAHUN 2014/2015 s/d 2016/2017
NO URAIAN
KEGIATAN
PELAK
SANA WAKTU BIAYA KET
I Bidang umum
1 Pembagian Tugas Pokok dan fungsi Komite sekolah Komite bersama sekolah Awal tahun pelajaran BOS Merencan akan kegiatan tahunan 2 Rapat Pleno
komite mengundang orang tua / wali murid - Komite - Sekolah - Wali murid Awal tahun pelajaran BOS Menentuk an anggaran partisi pasi 3 Rapat Penggalian dana ( Dudi )
Komite bersama sekolah Akhir semester gasal BOS Pencarian donatur II Bidang Administrasi
4 Penataan administrasi komite sekolah Komite Sekolah Awal Tahun Kas Komite Penertiba n administr asi 5 Penyusunan LPJ dan Laporan hasil kegiatan sekolah Komite bersama sekolah Tiap
Triwulan BOS
Laporan pertanggu ng jawaban keg 6 Penyusunan
RKT, RKS dan RKAS Komite bersama sekolah Awal tahun pelajaran BOS Pembahas an program 7 Inventarisasi Komite Kas Seluruh
(14)
kegiatan komite dan sekolah bersama sekolah Tiap Triwulan
Komite kegiatan komite sekolah III Bidang Organisasi
8 Rapat Pengurus
Komite Sekolah
Tiap
Triwulan BOS
Rencana kerja pengurus 9 Rapat Pleno
Komite bersama sekolah Awal tahun pelajaran BOS Penyam paian program sekolah 10 Menyusun Renstra Komite Sekolah Komite Sekolah Awal tahun Periode Pengurus Kas Komite Rencana kegiatan komite IV Bidang Sarpras
11 Pembangunan RKB (Ruang Kelas Baru) Komite bersama sekolah Awal tahun pelajaran DAK Penambah an ruang baru 12 Pembangunan Musholla Komite bersama sekolah Akhir tahun pelajaran Donatur Untuk kegiatan keagamaan Program tersebut disampaikan ketika wawancara peneliti dengan ketua komite sekolah. Adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :
“Kami selaku yang di-“tua”-kan di Komite sekolah merasa bahwa setiap organisasi harus memiliki program, dan program itu harus dicapai dan dilaksanakan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Untuk itu kami tidak membuat program yang terlalu memaksakan hanya 12 (dua belas) macam saja, akan tetapi berdasarkan kebutuhan sekolah dan itupun yang realistis dan kira-kira dapat dicapai selama kurun waktu kami menjadi pengurus komite sekolah di SD Negeri Pilangrejo 1 ini. Untuk teknisnya kami meminta masukan dari berbagai pihak untuk disepakati dan diputuskan setelah konsep selesai, program di-pleno-kan dihadapan rapat orang tua/ wali murid. Setelah itu program dibahas dan disosialisasi kan terhadap wali murid, hasilnya mereka setuju dan diputuskan”. ( Wawancara : 18 Maret 2016 )
(15)
15
Dari hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah, berkaitan denga pembentukan komite dan program kerja disampaikan sebagai berikut :
“ Kepengurusan komite sekolah setiap 3 (tiga) tahun sekali diadakan reorganisasi, kalaupun ada perubahan yang bersifat tambal-sulam itupun berdasarkan keputusan bersama. Untuk rapat pleno kami selenggarakan setiap tahun, tujuannya adalah untuk menerima masukan dari wali murid dan menjelaskan tentang perkembangan sekolah, kebetulan SD kami sering maju ke tingkat provinsi khususnya seni rebana, yang hampir setiap tahun selalu maju, walaupun selalu mendapatkan ranking 4 atau Harapan 1, itupun sudah maksimal kami lakukan dengan pertimbangan komite sekolah maupun wali murid”. ( Wawancara : 21 Maret 2016 )
Penyusunan program komite didasarkan masukan dari berbagai pihak dengan didukung studi dokumentasi. Dari duabelas program yang diputuskan dalam rapat pleno di identifikasi berdasarkan skala prioritas, serta di kelompokkan kedalam program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Untuk rinciannya sebagai berikut :
A. Program Jangka Pendek :
Dalam program ini orientasinya pada pembenahan administrasi komite sekolah, pembagian tugas sesuai dengan bidangnya atau Tugas Pokok dan Fungsinya. Bersama pihak sekolah membantu pembuatan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah serta penyusunan LPJ. Mengadakan rapat internal komite sekolah dan
(16)
rapat pleno serta Penggalian dana dari masyarakat, dunia usaha dan dunia industri. B. Program Jangka Menengah :
Dalam program ini menindak-lanjuti program sebelumnya, yaitu penyempurnaan administrasi komite sekolah, Penyusunan RKS LPJ dan Laporan hasil kegiatan sekolah, Menginventaris kegiatan komite sekolah, serta Menyusun rencana strategi (renstra) komite.
C. Program Jangka Panjang :
Mengadakan reorganisasi pengurus komite sekolah dalam tiap periode. Bidang sarana prasarana merencana kan pembuatan Ruang Kelas Baru ( RKB ) dan mushola, serta sarana lain seperti olahraga dan permainan.
4.3.3. Proses Program Komite Sekolah
Program kerja komite sekolah disusun berdasarkan kebutuhan sekolah, khususnya dalam penyusunan dan pengesahan Rencana Kegiatan Sekolah ( RKT ), Rencana Kegiatan Tahunan ( RKT ), serta Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah ( RKAS ) selalu melibatkan stakehorder.
Dalam bidang sarana prasarana, komite sekolah dilibatkan dalam pembuatan proposal untuk Perpustakaan, proposal pengajuan pembangunan ruang kelas baru ( RKB ) dan menggali dana untuk
(17)
17
pembangunan mushola. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bp. Sukahar selaku Ketua Komite sekolah yang menyatakan :
“Selama kami dipercaya wali murid masuk dalam komite sekolah, Ibu Sumartini selaku Kepala Sekolah selalu melibatkan kami dalam menentukan kebijakan sekolah, terutama setiap laporan LPJ BOS, kami selalu berperan dalam mengesahkan LPJ. Dalam penyusunan kurikulum, penyusunan RKT, RKAS,dan RKS selalu mengundang komite untuk ikut membahas dan mengesahkannya. Dalam hal penggalian dana membangun mushola yang telah kami programkan tahun 2014/2015 sampai saat ini baru mampu membangun pondasi, dan kami masih membutuhkan dana selanjutnya untuk pembangunan mushola sampai selesai”. ( Wawancara : 21 Maret 2016 )
Ketercapaian program komite sekolah dapat dilihat dari bukti proposal pengajuan pembangunan seperti Perpustakaan, Ruang Kelas Baru (RKB) pembangunan mushola walaupun masih berupa pondasi. Perbaikan toilet siswa, taman sekolah, apalagi sekolah telah ditunjuk oleh UPTD Dikpora untuk mewakili kecamatan Wonosalam dalam lomba Sekolah Sehat di tahun 2016. Selain itu program kerja yang telah dibuat telah menampakkan hasilnya ketika rapat pleno wali murid, komite sekolah benar-benar menunjukkan kapasitasnya sebagai mediator maupun selaku pendukung program sekolah dalam peningkatan kualitas sekolah di SDN Pilangrejo 1.
(18)
Dari dokumen yang diperoleh peneliti dari pihak sekolah menunjukkan bahwa proses program komite sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.5
PELAKSANAAN PROGRAM KOMITE SEKOLAH SD NEGERI PILANGREJO 1 KECAMATAN WONOSLAM
PERIODE TAHUN 2014/2015 – 2016/2017
NO URAIAN
KEGIATAN
PELAK
SANA WAKTU BIAYA KET
I Bidang umum
1 Pembagian Tugas Pokok dan fungsi Komite sekolah Komite bersama sekolah Tiap Tahun ( Juni )
BOS Rp. 250.000
2 Rapat Pleno komite mengundang orang tua / wali murid - Komite - Sekolah - Wali murid Tiap Tahun ( Juli )
BOS Rp. 550.000
3 Rapat Penggalian dana ( Dudi )
Komite bersama sekolah Akhir semester gasal BOS Rp. 200.000 II Bidang Administrasi
4 Penataan administrasi komite sekolah Komite Sekolah Awal Tahun BOS Rp. 150.000 5 Penyusunan LPJ dan Laporan hasil kegiatan sekolah Komite bersama sekolah Tiap Triwulan BOS Rp. 200.000 6 Penyusunan RKT, RKS dan RKAS Komite bersama sekolah Tiap Tahun BOS Rp. 250.000 7 Inventarisasi kegiatan komite dan sekolah Komite bersama sekolah Tiap Triwulan BOS Rp. 250.000
(19)
19 III Bidang Organisasi
8 Rapat Pengurus Komite Sekolah Tiap Triwulan BOS Rp. 150.000 9 Rapat Pleno
Komite bersama sekolah Tiap Tahun BOS Rp. 150.000 10 Menyusun Renstra Sekolah Komite bersama sekolah Tahun 2015 BOS Rp. 200.000 IV Bidang Sarpras
11 Pembangunan RKB (Ruang Kelas Baru) Komite bersama sekolah Tahun 2016 BOS Rp. 100.000.000 12 Pembangunan Musholla Komite bersama sekolah Tahun 2015 BOS Rp. 5.000.000
Keberhasilan dalam pelaksanaan program kerja komite sekolah, tidak lepas dari berbagai kendala ataupun hambatan yang dialami oleh SD Negeri Pilangrejo 1 kecamatan Wonosalam kabupaten Demak ini, sebagaimana dikemukakan oleh ketua komite sekolah sebagai berikut :
“Dalam pelaksanaan program, kami justru terkendala oleh personil anggota kami ada yang belum maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai pendukung, hal ini tampak ketika kami mengundang seluruh anggota komite, tidak bisa hadir lengkap, hal ini dikarenakan pekerjaan mereka yang beragam, sebab kalau swasta biasanya terkendala dengan pekerjaan rutinnya sehingga tidak dapat hadir dalam mengikuti rapat. Kemudian kendala tentang sumbangan wali murid yang menjadi keputusan sering tidak tepat waktu, hal ini tentu terjadi dalam kesepakatan membangun sarana dan prasarana, yang tentunya menghambat kelancaran pelaksanaan program itu sendiri”. ( Wawancara : 21 Maret 2016 )
Sejalan dengan pernyataan ketua komite sekolah, Kepala sekolah juga menyatakan hal senada
(20)
terhadap berbagai kendala yang muncul dalam proses pelaksanaan program, demikian hasil wawancara dengan Kepala Sekolah :
“Pada prinsipnya kami menyadari akan hal itu, karena pekerjaan mereka sangat beragam, jika mereka ijin dalam rapat pengurus, kami berikan batas toleransi, namun selama ini tingkat kehadiran pengurus komite masih dalam kisaran 80 %, terutama yang menjadi sopir kadang tidak bisa mengikuti rapat. Namun secara umum kehadiran komite sudah menunjukkan komitmennya. Soliditas pengurus juga sangat baik. Dalam menghadapi hambatan kami senantiasa membangun komunikasi dengan mereka, sehingga jika mereka tidak bisa hadir, mereka memberitahunya lewat komunikasi
handphone. Untuk pembangunan mushola target kami satu sampai dua tahun selesai, tinggal partisipasi masyarakat saja yang mampu menyelesaikan program ini”. ( Wawancara : 21 Maret 2016 )
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program komite sekolah, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakhadiran para pengurus komite sekolah karena faktor pekerjaan anggota komite sekolah sebagai sopir bus, wiraswastawan yang pekerjaannya antar pulau, hal ini berakibat kurang solid. Sedangkan faktor lainnya yaitu kurangnya kesadaran wali murid dalam merealisasikan kesepakatan dalam membayar sumbangan yang tidak tepat waktu, sehingga menghambat kelancaran program.
(21)
21
4.3.4. Produk Program Komite Sekolah
Program kerja komite sekolah telah disusun secara sistematik dan dilaksanakan sesuai dengan tahapan dan kurun waktu tertentu, kebijakan yang telah programkan telah membawa manfaat bagi keberlangsungan kegiatan sekolah, program komite benar-benar telah menunjukkan kinerjanya yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pendukung, pemberi pertimbangan, pengontrol, dan sebagai mediator. Dengan terlaksananya program kegiatan komite sekolah menunjukkan sejauhmana tingkat ketercapaian program yang dilaksanakan oleh komite sekolah. Dari hasil pengumpulan data, dapat diketahui bahwa program komite sekolah telah dilaksanakan dengan baik dalam mendukung kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Adapun ketercapaian program komite sekolah dapat diketahui melaui tabel ketercapaian program dibawah ini.
(22)
Tabel 4.6
KETERCAPAIAN PROGRAM KOMITE SEKOLAH SD NEGERI PILANGREJO 1 PERIODE TAHUN 2014/2015 – 2016/2017
NO URAIAN KEGIATAN PRODUK
1. Bidang Umum a. Pembagian tugas
Pengurus Komite
Tupoksi Komite
b. Menyusun AD/ART Komite sekolah
AD/ART Komite
c. Penggalian dana Proposal RKB, Mushola 2. Bidang Administrasi
a. Penyempurnaan administrasi komite
Buku Notula, Daftar hadir
b. Penyusunan program
Program kerja Komite
c. Menyusun RKT,RKAS
RKT,RKAS,RKS, LPJ BOS
3. Bidang Organisasi
a. Rapat Pengurus Hasil keputusan.
b. Menyusun SKL SKL
c. Menyusun Renstra Renstra sekolah 4. Bidang
Pengembangan
a. Membuat Proposal Gedung Perpustakaan b. Membuat Proposal Ruang Kelas Baru c. Membuat Proposal Pondasi mushola
(23)
23
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1. Konteks Program
Sesuai dengan Keputusan Mendiknas nomor: 044/U/2002, bahwa komite sekolah dibentuk dengan tujuan untuk (a) mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan. (b) meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di stuan pendidikan akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan yang bermutu di satuan pendidikan.
Komite sekolah adalah mitra sekolah yang dapat diandalkan. Komite sekolah terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, karena keberadaan sekolah ada di tengah-tengah masyarakat dan menjadi tujuan masyarakat sekitar untuk menuntut ilmu. Sekolah dan masyarakat harus selalu bersinergi untuk mewujudkan outcome sekolah yang berkualitas.
Dari hasil pengumpulan data dapat dilihat bahwa keberadaan peran serta Komite sekolah sangat dibutuhkan oleh SD Negeri Pilangrejo 1. Partisipasi masyarakat yang diwakili oleh komite sudah berjalan sesuai dengan baik, hal ini dibuktikan dengan adanya Program Komite sekolah yang telah dibuat
(24)
dilaksanakan harapannya sesuai dengan kebutuhan sekolah, namun untuk program yang selama ini dibuat dan dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan belum pernah dievaluasi. Mengacu pda manajemen berbasis sekolah (MBS) bahwa setiap program harus ada pendelegasian (organizing), kemudian dilaksanakan dan dievaluasi serta adanya tindak lanjut.
Ada beberapa kesamaan dari hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Astuti Rahayu. Kesamaan tersebut adalah peran aktif Komite sekolah dalam pelaksanaan program sekolah. Di samping itu juga faktor pendukung pelaksanaan program kerja komite yaitu adanya komitmen yang tinggi dan Komite Sekolah untuk membantu sekolah, terjadinya komunikasi dan koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite sekolah. Hal ini menjadi kekuatan sekolah dalam pelaksanaan program-program sekolah, hanya perbedaanya bahwa program komite belum ada evaluasi dan tindaklanjut program yang belum terlaksana.
4.4.2. Input Program
Ketersediaan dokumen berupa SK pembentukan Komite Sekolah, program kerja, RAKS, dan dokumen yang lain, menunjukkan kesiapan sekolah juga komite dalam pelaksanaan program. Dalam RAKS sekolah
(25)
25
sudah menganggarkan dana akan kegiatan komite sekolah, juga kegiatan yang lain akan kegiatan komite sekolah, juga kegiatan yang lain yang berhubungan dengan peran serta masyarakat. Program kerja komite menunjukkan kesiapan komite dalam penyelenggaraan pendidikan.
Program kerja komite yang tersusun menunjukkan peran komite berjalan sesuai dengan yang diharapkan sekolah. Program kerja disusun bersama dengan pihak sekolah, sehingga program kerja tidak lepas dari kebutuhan sekolah, tetapi berdasarkan skala prioritas kebutuhan sekolah. Penyusunan program kerja komite sekolah SD Negeri Pilangrejo 1 dalam pembagian bidang pada kenyataanya belum berdasarkan empat peran komite namun bila di cermati kegiatan yang disusun setiap bidang sudah sesuai dengan peran komite yaitu sebagai pemeberi pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, dan sebagai mediator.
Pengelompokan program kerja sesuai dengan peran komite sekolah yang terdapat dalam kepmendiknas nomor : 044/U/2002 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemberi pertimbangan meliputi : a) menyusun Program komite sekolah, b) bersama-sama pihak sekolah dan perwakilan wali murid
(26)
menyusun rencana strategis pengembangan sekolah, c) bersama pihak sekolah menyusun visi dan misi sekolah, d) mengadakan pembagian tugas sesuai dengan bidangnya, e) menyusun AD/ART, f) penyempurnaan administrasi, g) mengadakan reorganisasi.
2. Sebagai badan pendukung meliputi : a) menggali dana dari masyarakat, pengusaha, donatur, dan para alumni, serta masyarakat peduli pendidikan, b) mengelola konstribusi uang dari masyarakat yang diberikan pada sekolah, c) mengajak semua masyarakat Pilangrejo untuk peduli terhadap pendidikan, d) rehab gedung dan pengecatan gedung sekolah, e) pembangunan perpustakaan, f) pembangunan mushola, g) melengkapi sarana pembelajaran, h) membuat sarana olahraga dan sarana bermain, i) mengikuti penataran/ pelatihan, 3. Sebagai badan pengontrol meliputi : a) membuat
LPJ penggunaan dana sumbangan wali murid yang masuk, b) menginventarisir jenis pengembangan yang telah dilaksanankan, c) mengevaluasi program sekolah secara profesional, d) mengidentifikasi berbagai permasalahan dalam pemecahanya bersama-sama dengan pihak sekolah.
4. Sebagai mediator meliputi : a) mengadakan rapat dengan pihak sekolah dan orang tua murid sesuai kebutuhan, b) mengadakan rapat dengan wali
(27)
27
murid minimal dua kali dalam satu tahun, c) menjalin kerja sama dengan pihak pemerintahan desa, dinas pendidikan, dan dinas terkait, d) meningkatkan kerja sama yang baik dengan pihak sekolah.
Dilihat dari penyusunan program kerja diatas, terlihat penyusunan program sesuai dengan kebutuhan sekolah. Selain itu juga sesuai dengan tujuh peran komite sekolah yang diharapkan Depdiknas yaitu membantu pelaksanaan proses belajar mengajar baik sarpras maupun teknis pendidikan, pembinaan sikap, keterampilan, kesegaran jasmani dan olahraga, apresiasi seni dan budaya mencari sumber dana, melakukan penilaian sekolah, memberi pertimbangan dalam penyusunan RKS, RKT, RAKS, mengadakan pertemuan tertentu.
Dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Astuti Rahayu tentang partisipasi masyarakat melalui komite sekolah di Temanggung, menunjukkan bahwa, masih banyak komite sekolah yang belum paham peran dan fungsinya dalam mendukung program kerja sekolah. Hasil penelitian ini hampir sama, bahwa pengurus masih ada yang belum begitu paham akan peran dan fungsinya, akan tetapi dalam pelaksanaan program kerja sekolah komite sekolah SD Negeri Pilangrejo 1 sangat mendukung. Hal
(28)
ini terlihat dalam penyusunan program kerja yang di sesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
4.4.3. Proses Program
Menurut Sediono dkk (2003), jenis peran serta masyarkat, termasuk orang tua /wali murid, dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah diklasifikasikan dari peran serta pada tingkatan yang terendah sampai tingkatan tertinggi, yitu dari hanya sekedar menggunakan jasa pelayanan yang disediakan oleh sekolah sampai keikut-sertaanya dalam pengambilan keputusan pada berbagai jenjang.
Dari hasil wawancara, studi dokumen, juga observasi, dan kriteria yang telah ditentukan menunjukkan bahwa peran serta masyarakat di SD Negeri Pilangrejo 1 sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari ketercapaian program yang disusun oleh komite. Dari hasil analisa diperoleh data, bidang umum dari 3 program terlaksana semua atau 100%, bidang administrasi 75% yaitu dari 4 program belum terlaksana semua yaitu dalam inventarisasi kegiatan masih belum lengkap, bidang organisasi 100%, yaitu dari 3 program terlaksana. Bidang pengembangan sekolah/ sarpras terlaksana 100 %, yaitu dari 2 program terlaksana, yaitu pembangunan ruang kelas baru dan mushola, hanya saja dalam pembangunan
(29)
29
mushola masih berupa pondasi. Dari ketercapaian diatas bila dirata-rata mencapai 83%.
Hasil pelaksanaan program komite diatas menunjukkan bahwa, partisipasi komite sekolah sangat tinggi. Masyarakat tidak hanya menggunakan jasa pelayanan yang di sediakan oleh sekolah, tetapi ikut memberikan kostribusi baik berupa dana, tenaga, juga pikiran untuk kelangsungan yang diwakili oleh komite sekolah ikut dalam pengambilan keputusan mengenai rencana kegiatan atau program-program sekolah serta konsekuensi pendanaanya.
Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Astuti Rahayu yang menunjukkan bahwa pelaksanaan program komite sekolah di Temanggung cukup efektif, hasil penelitian ini juga sama. Demikian juga dalam hal hambatan atau kendala dalam pelaksanan program yaitu adanya pekerjaan pengurus komite yang beragam sehingga belum maksimal.
4.4.4. Produk Program
Hasil dari program pelaksanaan komite sekolah yang cukup tinggi menunjukkan bahwa peran komite berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sesuai dengan Kepmendiknas nomor : 044/U/2002 bahwa peran komite sekolah sebagai berikut :
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
(30)
di satuan pendidikan. Produk pada peran ini adalah penyusu visi dan misi, renstra, penyusunan program kerja, RAKS, RKS, RKT dan penentuan SKL.
2. Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, yaitu : sumbangan sukarela dan wali murid untuk pembangunan mushola, pembelian alat rebana, pengelolaan keuangan sumbangan, pelaksanaan rehab gedung dan pengecatan, pembangunan perpustakaan, pembangunan pondasi mushola, kelengkapan alat pembelajaran.
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidiakn, yaitu: pembuatan RKAS, LPJ BOS maupun dana wali murid, inventarisasi pengembangan sekolah, evaluasi program sekolah, pemecahan masalah. 4. Mediator antara pemerintahan (eksekutif) dengan
masyarakat disatuan pendidikan yaitu ; terjalinya kerja sama yang baik antara sekolah dengan pemerintahan desa, masyarakat, terbentukanya kesenian rebana, sosialisasi akan kesadaran pendidikan, doa bersama menjelang ujian sekolah.
Senada dengan hasil penelitian oleh Tri Astuti Rahayu, menunjukkan bahwa, dalam pelaksanaan
(31)
31
perannya sebagai pemberi pertimbangan dan pengawasan yang lebih utama, demikian juga peran lainnya sebagai pendukung dan mediator telah sepenuhnya terlaksana. Adapun dalam dukungan dana belum berhasil sepenuhnya, karena baru mendapatkan dukungan dana dari wali murid melalui iuran komite, sedang dana dari masyarakat sekitar seperti dari dunia usaha maupun masyarakat yang peduli akan pendidikan belum berhasil. Penelitian ini menunjukan bahwa peran komite berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikanya dengan produk dari keterlaksanaan program. Peran sebagai mediator terlihat bahwa komite bisa menjadi penghubung antara sekolah dengan masyarakat juga pemerintah. Dengan adanya hubungan dengan baik, banyak kebijakan yang dihasilkan seperti terbentukanya kesenian rebana yang hampir setiap tahun mengikuti lomba di tingkat provinsi, adanya sumbangan dari wali murid untuk pembangunan sarpras.
Ketercapaian pelaksanaan program komite sekolah, terlihat bahwa komite berperan aktif dalam setiap kegiatan seperti setiap menjelang ujian komite sekolah mengadakan “Istighotsah” atau doa bersama yang dilaksanakan malam hari merupakan agenda tahunan sekolah dan komite sekolah dengan harapan
(32)
peserta didik kelas 6 (enam) dapat melaksanakan ujian dengan tenang, tenteram dan damai.
Program yang di susun disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, yaitu dengan identifikasi kebutuhan, selanjutnya memprioritas kan program yang harus segera dilaksnakan. Pihak sekolah selalu melibatkan komite dalam pelaksanaan program.
Demikian pula program ekstra kurikuler dalam rangka mengembangkan bakat minat siswa melalui kegiatan Rebana, Seni Tari, Pramuka, Puisi dan lain-lain, komite sekolah berupaya mengawal pada setiap kegiatan latihan, festival maupun lomba.
Berdasarkan input data kemajuan SD Negeri Pilangrejo 1 terhadap prestasi yang dimiliki, banyak kejuaraan baik ditingkat kabupaten maupun provinsi hal ini tidak lepas dari peranserta komite sekolah dalam memberikan dukungan dana moril.
Dalam hal sarana prasarana, SD Negeri Pilangrejo 1 merupakan Pusat Kegiatan Guru di Daerah Binaan 2 Gugus Imam Bonjol telah memiliki berbagai sarana baik ruang kelas, perpustakaan, UKS, dan memiliki alat-alat olahraga serta halaman yang luas sebagai syarat sekolah ramah anak.
Dalam bidang sumberdaya manusia terutama pengurus komite sekolah, disamping memiliki latar belakang yang beragam tokoh agama, TNI, PNS,
(33)
33
Alumnus, dan wiraswasta yang selalu memberi kontribusi bagi kemajuan sekolah.
Dari hasil analisis program komite sekolah di SD Negeri Pilangrejo 1 berjalan dengan amat baik, namun pertisipasi dan kinerja yang baik perlu adanya evaluasi dan tindaklanjut program guna memaksimalkan program yang telah direncanakan sehingga sekolah menjadi berkualitas sejalan dengan program komite sekolah.
Program komite sekolah yang seharusnya dilaksanakan sekolah bersama komite belum optimal dan tampaknya hanya memenuhi program yang seharusnya diputuskan melalui rapat bersama dan dihadiri oleh pengurus secara lengkap dan pihask sekolah secara bersama memutuskan program yang dilaksanakan pada tahun depan.
Program komite sekolah pada dasarnya sudah baik namun perlu adanya komitmen bersama dalam menentukan program kerja mendatang dengan menerima masukan dari berbagai pihak, sehingga dalam pembahasan rapat dapat memnuhi qorum dari sisi pengurus komite sekolah, dan juga dari pihak sekolah sendiri perlu membuka peluang, jika memang perlu mendatangkan pihak desa akan lebih baik, dalam rangka menerima masukan dari pemerintah desa selaku pemangku wilayah di desa Pilangrejo.
(34)
Pentingnya pihak-pihak yang perlu dihadirkan oleh sekolah akan memberi peluang bagi desa untuk mendengar masukan dari sekolah. Demikian juga jika perlu mendatangkan alumnus yang berhasil maupun dunia usaha dan industry untuk bissa diajak bicara dalam rangka mengembangkan sekolah demi kemajuan sekolah. Untuk itu program yang telah dibuat memang seharusnya untuk dilanjutkan, namun untuk hal-hal yang bersifat khusus perlu mendatangkan narasumber atau pihak-pihak swasta untuk membantu sekolah demi peningkatan kualitas sekolah.
(1)
29
mushola masih berupa pondasi. Dari ketercapaian diatas bila dirata-rata mencapai 83%.
Hasil pelaksanaan program komite diatas menunjukkan bahwa, partisipasi komite sekolah sangat tinggi. Masyarakat tidak hanya menggunakan jasa pelayanan yang di sediakan oleh sekolah, tetapi ikut memberikan kostribusi baik berupa dana, tenaga, juga pikiran untuk kelangsungan yang diwakili oleh komite sekolah ikut dalam pengambilan keputusan mengenai rencana kegiatan atau program-program sekolah serta konsekuensi pendanaanya.
Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Astuti Rahayu yang menunjukkan bahwa pelaksanaan program komite sekolah di Temanggung cukup efektif, hasil penelitian ini juga sama. Demikian juga dalam hal hambatan atau kendala dalam pelaksanan program yaitu adanya pekerjaan pengurus komite yang beragam sehingga belum maksimal.
4.4.4. Produk Program
Hasil dari program pelaksanaan komite sekolah yang cukup tinggi menunjukkan bahwa peran komite berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sesuai dengan Kepmendiknas nomor : 044/U/2002 bahwa peran komite sekolah sebagai berikut :
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
(2)
di satuan pendidikan. Produk pada peran ini adalah penyusu visi dan misi, renstra, penyusunan program kerja, RAKS, RKS, RKT dan penentuan SKL.
2. Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, yaitu : sumbangan sukarela dan wali murid untuk pembangunan mushola, pembelian alat rebana, pengelolaan keuangan sumbangan, pelaksanaan rehab gedung dan pengecatan, pembangunan perpustakaan, pembangunan pondasi mushola, kelengkapan alat pembelajaran.
3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidiakn, yaitu: pembuatan RKAS, LPJ BOS maupun dana wali murid, inventarisasi pengembangan sekolah, evaluasi program sekolah, pemecahan masalah. 4. Mediator antara pemerintahan (eksekutif) dengan
masyarakat disatuan pendidikan yaitu ; terjalinya kerja sama yang baik antara sekolah dengan pemerintahan desa, masyarakat, terbentukanya kesenian rebana, sosialisasi akan kesadaran pendidikan, doa bersama menjelang ujian sekolah.
(3)
31
perannya sebagai pemberi pertimbangan dan pengawasan yang lebih utama, demikian juga peran lainnya sebagai pendukung dan mediator telah sepenuhnya terlaksana. Adapun dalam dukungan dana belum berhasil sepenuhnya, karena baru mendapatkan dukungan dana dari wali murid melalui iuran komite, sedang dana dari masyarakat sekitar seperti dari dunia usaha maupun masyarakat yang peduli akan pendidikan belum berhasil. Penelitian ini menunjukan bahwa peran komite berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikanya dengan produk dari keterlaksanaan program. Peran sebagai mediator terlihat bahwa komite bisa menjadi penghubung antara sekolah dengan masyarakat juga pemerintah. Dengan adanya hubungan dengan baik, banyak kebijakan yang dihasilkan seperti terbentukanya kesenian rebana yang hampir setiap tahun mengikuti lomba di tingkat provinsi, adanya sumbangan dari wali murid untuk pembangunan sarpras.
Ketercapaian pelaksanaan program komite sekolah, terlihat bahwa komite berperan aktif dalam setiap kegiatan seperti setiap menjelang ujian komite sekolah mengadakan “Istighotsah” atau doa bersama yang dilaksanakan malam hari merupakan agenda tahunan sekolah dan komite sekolah dengan harapan
(4)
peserta didik kelas 6 (enam) dapat melaksanakan ujian dengan tenang, tenteram dan damai.
Program yang di susun disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, yaitu dengan identifikasi kebutuhan, selanjutnya memprioritas kan program yang harus segera dilaksnakan. Pihak sekolah selalu melibatkan komite dalam pelaksanaan program.
Demikian pula program ekstra kurikuler dalam rangka mengembangkan bakat minat siswa melalui kegiatan Rebana, Seni Tari, Pramuka, Puisi dan lain-lain, komite sekolah berupaya mengawal pada setiap kegiatan latihan, festival maupun lomba.
Berdasarkan input data kemajuan SD Negeri Pilangrejo 1 terhadap prestasi yang dimiliki, banyak kejuaraan baik ditingkat kabupaten maupun provinsi hal ini tidak lepas dari peranserta komite sekolah dalam memberikan dukungan dana moril.
Dalam hal sarana prasarana, SD Negeri Pilangrejo 1 merupakan Pusat Kegiatan Guru di Daerah Binaan 2 Gugus Imam Bonjol telah memiliki berbagai sarana baik ruang kelas, perpustakaan, UKS, dan memiliki alat-alat olahraga serta halaman yang luas sebagai syarat sekolah ramah anak.
Dalam bidang sumberdaya manusia terutama pengurus komite sekolah, disamping memiliki latar
(5)
33
Alumnus, dan wiraswasta yang selalu memberi kontribusi bagi kemajuan sekolah.
Dari hasil analisis program komite sekolah di SD Negeri Pilangrejo 1 berjalan dengan amat baik, namun pertisipasi dan kinerja yang baik perlu adanya evaluasi dan tindaklanjut program guna memaksimalkan program yang telah direncanakan sehingga sekolah menjadi berkualitas sejalan dengan program komite sekolah.
Program komite sekolah yang seharusnya dilaksanakan sekolah bersama komite belum optimal dan tampaknya hanya memenuhi program yang seharusnya diputuskan melalui rapat bersama dan dihadiri oleh pengurus secara lengkap dan pihask sekolah secara bersama memutuskan program yang dilaksanakan pada tahun depan.
Program komite sekolah pada dasarnya sudah baik namun perlu adanya komitmen bersama dalam menentukan program kerja mendatang dengan menerima masukan dari berbagai pihak, sehingga dalam pembahasan rapat dapat memnuhi qorum dari sisi pengurus komite sekolah, dan juga dari pihak sekolah sendiri perlu membuka peluang, jika memang perlu mendatangkan pihak desa akan lebih baik, dalam rangka menerima masukan dari pemerintah desa selaku pemangku wilayah di desa Pilangrejo.
(6)
Pentingnya pihak-pihak yang perlu dihadirkan oleh sekolah akan memberi peluang bagi desa untuk mendengar masukan dari sekolah. Demikian juga jika perlu mendatangkan alumnus yang berhasil maupun dunia usaha dan industry untuk bissa diajak bicara dalam rangka mengembangkan sekolah demi kemajuan sekolah. Untuk itu program yang telah dibuat memang seharusnya untuk dilanjutkan, namun untuk hal-hal yang bersifat khusus perlu mendatangkan narasumber atau pihak-pihak swasta untuk membantu sekolah demi peningkatan kualitas sekolah.