12
d. Teknik tataan
Yang dimaksudkan dengan tataan disini sebagai terjemahan dari icing adalah upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar
oleh pesan tersebut. Teknik tataan atau
icing technique
dalam kegiatan persuasi ialah seni menata pesan dengan imbauan emosional
emotional appeal
sedimikian rupa, sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya.
e. Teknik
red-herring
Istilah
red-herring
sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sebab
red-herring
adalah nama ikan yang hidup di Samudera Altantik Utara. Jenis ikan ini terkenal dengan kebiasaannya dalam membuat gerak tipu ketika
diburu oleh binatang lain.Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik
red-herring
adalah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah
untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dengan menyerang lawan. Jadi
teknik ini dilakukan pada saat komunikator berada dalam posisi yang terdesak.
2.3.2 Pentahapan Komunikasi Persuasif
Demi berhasilnya komunikasi perlu dilaksanakan secara sistematis. Tamaknya suatu formula yang biasa disebut AIDDA dapat dijadikan landasan
pelaksanaan. Formula AIDDA merupakan kesatuan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasif. Penjelasannnya adalah Effendy, 2008:25 :
13
A -
Attention
-Perhatian I
-
Interest
-Minat D
-
Desire
-Hasrat D
-
Decision
-Keputusan A
-
Action
-Kegiatan Berdasarkan formula AIDDA itu, komunikasi persuasif didahului dengan
upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang, tetapi juga dalam penampilan
appearance
ketika menghadapi khalayak. Apabila perhatian sudah berhasil dibangkitkan, kini menyusul upaya
menumbuhkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu komunikator harus mengenal
siapa komunikan yang menghadapinya. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk
melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional
emotional appeal
perlu ditampilakan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan
sebagaimana diharapkan daripadanya.
2.3.3 Sifat Komunikasi
Cara bagaimana kita berkomunikasi
how to communicate
, kita bisa mengambil salah satu dari dua jenis komunikasi berdasarkan sifatnya Effendy,
2008:31-32 : a.
Komunikasi tatap muka
face-to-face-communication
,
14
Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku
behavior change
dari komunikan. Dengan saling melihat, kita sebagai komunikator bisa mengetahui pada saat berkomunikasi,
apakah komunikasi memperhatikan kita dan mengerti apa yang kita komunikasikan. Jika umpan baliknya positif, kita akan mempertahankan cara
komunikasi yang kita pergunakan dan memeliharanya supaya umpan balik tetap menyenangkan kita. Bila sebaliknya, kita akan mengubah teknik
komunikasi kita sehingga komunikasi kita berhasil. b.
Komunikasi bermedia
mediated communication
, Pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informatif karena tidak
begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa kurang sekali
keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan. Walaupun demikian tetap ada untung-ruginya. Kelemahan komunikasi bermedia ialah
tidak persuasif, sebaliknya kekuatannya dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar.
2.3.4 Peran Komunikator