Semakin kecil nilai height-to-weight ratio , maka mekanisme atraktif
mendominasi. Sehingga mengakibatkan arus yang mengalir dari bawah patch menuju ke tepi patch yang berakhir di permukaan patch semakin berkurang. Dapat diasumsikan
bahwa besarnya arus yang mengalir ke atas permukaan patch adalah nol, sehingga tidak menyebabkan adanya medan magnetik tangensial pada sisi-sisi patch. Keempat sisi-sisi
antena dapat dimodelkan menyerupai permukaan konduktor yang sempurna. Sehingga distribusi medan magnetik dan medan listrik yang terdapat pada patch peradiasi tidak
terganggu. Akan tetapi pada praktiknya, komponen tangensial dari medan magnetik tidak akan nol tetapi memiliki nilai yang sangat kecil dan dinding sisi antena bukan
merupakan konduktor magnetik yang sempurna melainkan berupa material substrat. Sekecil apapun nilai height-to-weight ratio
, dengan metode cavity maka diharapkan masih ada arus yang mengalir dipermukaan patch. Saat timbul arus ini,
maka pada bagian sisi patch akan timbul medan tambahan yang dapat dianalisis sebagai perluasan patch peradiasi fringing effect.
2.5. Parameter Umum Antena Mikrostrip
Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai parameter-parameter antena tersebut. Beberapa dari parameter tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Parameter-parameter antena yang biasanya digunakan untuk menganalisis suatu antena adalah impedansi masukan, Voltage Standing Wave Ratio VSWR, return loss,
bandwidth, keterarahan, dan penguatan.
2.5.1. Impedansi Masukan
Impedansi masukan adalah perbandingan antara tegangan dan arus pada terminal masukan pada ranah frekuensi. Impedansi masukan ini bervariasi untuk nilai posisi
tertentu. Impedansi masukan antena dapat dirumuskan dengan Persamaan 2.1 sebagai berikut [2] :
= +
2.1 Dengan
adalah impedansi antena, adalah resistansi antena dan
adalah reaktansi antena. Nilai resistansi antena ditunjukkan dengan Persamaan 2.2 sebagai
berikut : =
+ 2.2
Nilai resistansi antena terbagi menjadi dua komponen, yaitu resistansi radiasi
antena dan loss resistance
. Resistansi radiasi antena menunjukkan resistansi yang digunakan untuk
meradiasikan gelombang elektromagnetik, sedangkan loss resistance menunjukkan resistansi rugi-rugi antena. Loss resistance antena menyebabkan berkurangnya daya
gelombang teradiasi akibat adanya panas. Loss resistance tidak diinginkan pada desain antena. Kondisi matching terjadi ketika besar impedansi masukan antena sama dengan
impedansi karakteristik saluran transmisi.
2.5.2. Voltage Standing Wave Ratio VSWR
VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri standing wave maksimum |V|
max
dengan minimum |V|
min
, yang terjadi pada saluran karena tidak matching. Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu
tegangan yang dikirimkan
+
dan tegangan yang direfleksikan
−
[5]. Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan yang dikirimkan disebut
sebagai koefisien refleksi tegangan Γ , ditunjukkan pada Persamaan 2.3 sebagai
berikut : � =
− +
=
1
−
2 1
+
2
2.3 Dengan
1
adalah impedansi beban load dan
2
adalah impedansi saluran lossless. Koefisien
refleksi tegangan
� memiliki nilai kompleks, yang merepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa kasus
yang sederhana, ketika bagian imajiner dari � adalah nol, maka :
a. � = -1, refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat.
b. � = 0, tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna.
c. � = 1, refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka.
Untuk mencari nilai VSWR dengan Persamaan 2.4 sebagai berikut : =
= 1 +
� 1
− � 2.4
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 = 1 yang berarti
tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, nilai standar VSWR yang
diijinkan untuk fabrikasi antena adalah VSWR ≤ 2.
2.5.3. Return Loss