komunikasi menggunakan kabel. WLAN dapat mengkombinasikan proses komunikasi antar pengguna data yang aktif bergerak.
Jaringan wireless menggunakan konsep yang sama dengan stasiun radio, dimana saat ini terdapat dua alokasi frekuensi yang digunakan yaitu 2,4 GHz dan 5 GHz yang
bisa dianalogikan sebagai frekuensi radio AM dan FM. Frekuensi 2,4 GHz digunakan oleh 802.11bg merupakan standar dari protokol IEEE 802.11b untuk wireless fidelity
wifi. Organisasi internasional International Telecomunication Union ITU membagi wifi menjadi 14 saluran [1]. Frekuensi saluran dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Saluran wifi [1] Channel
Number Lower Frequency
MHz Center Frequency
MHz Upper Frequency
MHz
1 2401
2412 2423
2 2406
2417 2428
3 2411
2422 2433
4 2416
2427 2438
5 2421
2432 2443
6 2426
2437 2448
7 2431
2442 2453
8 2436
2447 2458
9 2441
2452 2463
10 2446
2457 2468
11 2451
2462 2473
12 2456
2467 2478
13 2461
2472 2483
14 2473
2484 2495
2.2. Antena
Pada sistem komunikasi radio diperlukan adanya antena sebagai pemancar energi elektromagnetik ke udara atau ruang bebas, atau sebaliknya sebagai penerima
energi itu dari ruang bebas. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan dan menerima gelombang elektromagnetik. Antena sebagai pemancar
transmitting antenna adalah sebuah pengubah gelombang teruntun di dalam saluran transmisi menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat di ruang bebas.
Sedangkan sebagai alat penerima receiving antenna, antena berfungsi mengubah gelombang elekromagnetik di ruang bebas menjadi gelombang teruntun di dalam
saluran transmisi. Karena merupakan perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena harus memiliki sifat yang sesuai matching dengan saluran
pencatunya. Antena juga dianggap berfungsi secara resiprokal, artinya karakteristik dari antena adalah sama saat dipakai sebagai antena pemancar ataupun saat dipakai sebagai
antena penerima [3]. Saluran transmisi adalah media yang berfungsi merambatkan energi gelombang
elektromagnetik. Suatu sumber yang dihubungkan dengan saluran transmisi yang tak berhingga panjangnya menimbulkan gelombang berjalan yang seragam sepanjang
saluran itu. Jika saluran ini dihubungsingkat maka akan muncul gelombang berdiri yang disebabkan oleh interferensi gelombang datang dengan gelombang yang dipantulkan.
Jika gelombang datang sama besar dengan gelombang yang dipantulkan akan dihasilkan gelombang berdiri murni.
2.3. Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip didefinisikan sebagai salah satu jenis antena yang mempunyai
bentuk seperti bilahpotongan yang mempunyai ukuran sangat tipiskecil.
Gambar 2.1. Struktur dari sebuah antena mikrostrip
Struktur dasar antena mikrostrip terdiri atas patch peradiasi, dielektrik substrat dan ground plane seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1. Masing-masing bagian
mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Patch Elemen peradiasi patch terbuat dari logam dan memiliki ketebalan tertentu dan
berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik. Patch terletak paling atas dari keseluruhan sistem antena. Jenis logam yang biasa digunakan adalah tembaga
dengan konduktivitas 5,8 x 10
7
Sm. Bentuk patch bisa bermacam-macam, lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, ataupun cincin seperti Gambar 2.2 [2].
Gambar 2.2. Bentuk Patch [2]
b. Dielektrik substrat Elemen substrat substrate berfungsi sebagai bahan dielektrikum dari antena
mikrostrip yang membatasi elemen peradiasi dengan elemen pentanahan. Elemen ini memiliki jenis yang bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai permitivitas
relatif � dan ketebalan . Kedua nilai tersebut mempengaruhi frekuensi kerja,
bandwidth, dan juga efisiensi dari antena yang akan dibuat. Ketebalan substrat jauh lebih besar daripada ketebalan logam peradiasi. Semakin tebal substrat maka bandwidth
akan semakin meningkat tetapi akan berpengaruh terhadap timbulnya gelombang permukaan surface wave [2]. Beberapa bahan dielektrik ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Nilai Permitivitas Relatif Beberapa Bahan Dielektrik
Bahan Dielektrik Nilai Permitivitas Relatif
ε
r
Epoxy 4,1
– 4,4 Alumunia
9,8 Material sintetik
– Teflon 2,08
Material komposit – Duroid
2,2 – 10,8
Ferimagnetik – Ferrite
9-16 Semikonduktor
– Silikon 11,9
Fiberglass 4,882
c. Ground plane Bidang pentanahan ground plane berfungsi sebagai pembumian bagi sistem
antena mikrostrip. Elemen pentanahan ini umumnya memiliki jenis bahan yang sama dengan elemen peradiasi yaitu berupa logam tembaga.
Untuk kinerja antena yang baik, biasanya substrat dibuat tebal dengan permitivitas relatif yang rendah. Hal ini akan menghasilkan efisiensi dan radiasi yang
lebih baik serta bandwidth yang lebih lebar, namun akan menambah ukuran dari antena itu sendiri. Oleh sebab itu, kejelian dalam menetapkan spesifikasi, ukuran, dan unjuk
kerja akan menghasilkan antena mikrostrip yang mempunyai ukuran yang sesuai dengan unjuk kerja yang masih dalam batas toleransi.
Beberapa keuntungan dari antena mikrostrip adalah [4] : 1. Mempunyai bobot yang ringan dan volume yang kecil.
2. Konfigurasi yang low profile sehingga bentuknya dapat disesuaikan dengan perangkat utamanya.
3. Biaya fabrikasi yang murah sehingga dapat dibuat dalam jumlah yang besar. 4. Mendukung polarisasi linear dan sirkular.
5. Dapat dengan mudah diintegrasikan dengan microwave integrated circuits MICs.
6. Kemampuan dalam menyediakan dual frequency dan triple frequency.
Namun, antena mikrostrip juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu [4] : 1. Bandwidth yang sempit.
2. Efisiensi yang rendah. 3. Penguatan yang rendah.
4. Memiliki rugi – rugi hambatan ohmic loss pada pencatuan antena array.
5. Memiliki daya power yang rendah. 6. Timbulnya gelombang permukaan surface wave.
2.4. Model Cavity