Pengertian Distro Sejarah Perkembangan Distro

16 j. Kurang peduli lingkungan mukhlisukses.wordpress.com2008.

2. Distro

a. Pengertian Distro

Menurut Sadsonic Labs Management PR cyber media, 24 Maret 2006 via Erwin 2007:65 dikatakan bahwa distro sendiri berasal dari kata distribution store yang bisa diartikan sebagai toko yang khusus mendistribusikan produk dari suatu komunitas. Sedangkan clothing company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa distro merupakan outlet atau toko sebagai jalur distribusi dari produk-produk clothing company dari suatu komunitas. Distro merupakan fenomena baru dalam dunia fashion khususnya kaum muda. Tujuan awal munculnya distro adalah sebagai perlawanan terhadap dominasi produk fashion dengan merk-merk kapitalis yang selama ini beredar di pasar modern seperti mall, dengan ciri utama adalah produksi secara masal. Konsep awal distro adalah independent, yaitu tidak terikat dengan major label fashion tertentu. Distro memiliki desain dan merk sendiri, sekaligus pemasaran sendiri yaitu dengan membuka semacam toko yang khusus menjual produk-produk yang telah diproduksi secara terbatas.

b. Sejarah Perkembangan Distro

Konsep distro berawal pada pertengahan tahun 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CDkaset, t-shirt, dan stiker selain di tempat mereka melakukan 17 pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dengan etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka yang lain.kini, industri distro sudah berkembang bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia. Distro, singkatan dari distribution store atau distribution outlet, adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah IKM yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk. Berawal dari itu distro kemudian berkembang menjadi suatu bentuk wirausaha yang banyak digeluti oleh kaum muda untuk mengekspresikan kretifitas dan independensi diri mereka. Sehingga distro merupakan suatu bentuk subkultur dari sebuah industri fashion, yang secara langsung juga menciptakan selera, komunitas, dan kebutuhan kaum muda yang menjadi bagian dari kebudayaan yang dominan. Seiring berjalannya waktu pengaruh positif distro mulai terasa pada kaum muda khususnya, dimana produk distro dijadikan trendsater baru, pola promosipun banyak dilakukan terutama melalui dunia entertaint, dimana fashion yang dipakai public figure cenderung 18 mengarah kesana. Hal itu menunjukkan bahwa industri yang awalnya independent selanjutnya bisa dikelola dengan profesional tanpa kehilangan jiwa indienya sebagai suatu subkultur dalam ranah budaya fashion. Distro sebagai subkultur memiliki dua pandangan, yakni: a. Distro merupakan simbol perlawanan terhadap budaya dominan yaitu industri fashion merk-merk branded. Distro sebagai alternatif bagi kaum muda untuk berbuasana secara ”layak”. Selain itu distro merupakan resistensi terhadap kapitalisme. b. Independent, artinya distro tidak terpengaruh kultur mapan meskipun terdapat pengaruh westernisasi. Perkembangan distro di Indonesia tergolong cepat sebagai revolusi budaya, sehingga memunculkan sub budaya dalam masyarakat khususnya dunia fashion bagi kaum muda. Sekaligus alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan gaya bagi kaum muda guna eksistensi diri mereka. Konsep tersebut mungkin tidak bisa terbaca dengan jelas, karena secara historis ’bentuk’ seperti clothing company dan distro telah ada terlebih dahulu, seperti C59 T-shirt, Dagadu dan Joger, akan tetapi yang membedakan adalah kontent dari produk distro berbeda berbeda seiring dengan perkembangan jaman. Kontent tersebut terkandung didalamnya perkembangan musik, permainan ketangkasan dan memorabilia produk lampau. Konten tersebut direpresentasikan dalam berbagai produk hingga membentuk sebuah gaya hidup baru yaitu gaya hidup distro. 19 Sebagai contoh: ouval research, apabila seakan membentuk homology dari distro yang menjual produk clothing company menjadi sebuah gaya hidup distro. fashion, musik, gadged dan hobi menjadi sebuah identitas kekinian generasi muda masa kini yang ditangkap dan dibentuk kembali oleh ouval research. Konsep fashion yang ditawarkan adalah bergaya urban, hal tersebut identik dengan sistem tanda yang digunakan. Musik menjadi identitas disposition, bahwa yang mengenakan produk dari ouval research secara umum menyukai musik, hal tersebut tampak dalam produk dari ouval research berupa gadget mp3 player dan portable audio backpack. Hobi yang dicerminkan oleh produk ouval research beragam, diantaranya adalah sesuatu yang atarktif, lincah dan dinamis seperti dance,basket,lego,skateboard dan the transporter.

c. Distro sebagai bagian dari Subkultur Kaum Muda