14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Budaya Konsumen
Bicara tentang budaya konsumen maka tidak lepas dari teori kebutuhan, menurut Abraham Maslow manusia mempunyai 5 kebutuhan yang
membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hierarki, teori ini dikenal dengan hierarchy of needs hierarki kebutuhan, dari kebutuhan yang paling
penting hingga yang tidak penting dan dari yang paling mudah hingga sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke
tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.
Berikut adalah 5 hierarki kebututuhan dasar Maslow: a.
Kebutuahan fisiologis, seperti sandangpakaian, papanrumah, panganmakanan, dan kebutuhan biologis misalnya bernafas.
b. Kebutuahan keamanan dan keselamatan, misalnya bebas dari
penjajahan, bebas dar rasa sakit. c.
Kebutuhan sosial, seperti berteman, cinta dari lawan jenis, memiliki keluarga.
d. Kebutuhan penghargaanuntuk dihargai, misalnya pujian, hadiah.
15
e. Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kebutuhan dan keinginan untuk
bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya id.Wikipedia.orgwikiAbraham_Maslow.
Konsumen Indonesia memiliki 10 karakter dalam memenuhi kebutuhan menurut Handi Irawan 2008:
a. Berpikir jangka pendek, mencari yang serba instans.
b. Tidak terencana, mangambil keputusan pada saat-saat terakhir, impulse
buying yaitu membeli tanpa rencana. c.
Suka berkumpul, dalam falsafah orang Jawa ”mangan ora mangan asal kumpul”. Hal ini juga merupakan sarana promosi yang efektif melalui
komunitas, relasi, dari mulut ke mulut. d.
Gagap tekhnologi, namun hal ini tidak pada konsumen muda mereka lebih adaptif tekhnologi.
e. Orientasi pada konteks, dipengaruhi oleh rendahnya minat baca,
melihatmenonton sesuatu yang ringan dan bersifat menghibur jadi mudah diubah persepsi.
f. Suka merk luar negeri, adanya sifat gengsi dan prestise.
g. Religius, peduli terhadap isu agama, pertimbangan halal dan haram.
h. Gengsi, menjunjung status sosial, hal ini disebabkan oleh 1. Suka
bersosialisasi sehingga cenderung pamer. 2. Budaya feodal, adanya kelas-kelas sosial dalam masayarakat. 3. Mengukur kesuksesan
dengan materi dan jabatan. i.
Kuat di subkultur, fanatisme kedaerahan tinggi.
16
j. Kurang peduli lingkungan mukhlisukses.wordpress.com2008.
2. Distro