ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN PADA BANK UMUM DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2006:Q1 – 2014:Q4)

(1)

THE ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING NUMBER OF SAVING IN COMMERCIAL BANKS IN LAMPUNG PROVINCE

(PERIOD 2006:Q1-2014:Q4) By

YENI GUSMAWATI ABSTRACT

This research aims to identify and analyze the influence of variables income per capita, saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank to the amount of saving in the commercial bank. The data used are time-series quarterly data with study period 2006.I until 2014.IV. The metode used in this research is quantitative analysis with variables model income per capita, saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank all together with the amount of saving in the commercial bank.

To show the influence among each dependent variable toward independent variable were calculate usingError Correction Model (ECM) method. Estimation result showed that short term variables income per capita, saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank all together significant with the amount of saving in the commercial bank. Partially variable saving interest rates, inflation, and the number of commercial bank have influenced positive and significant , while variable income per capita was negative but not significant.

Keywords: The Amount of Saving in the Commercial Bank, Per Capita Income, Savings Interest Rates, Inflation and a Number of Offices, Error Correction Model (ECM).


(2)

Oleh

YENI GUSMAWATI ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Data yang digunakan adalah datatime-seriestriwulanan dengan periode penelitian 2006.I sampai 2014.IV. Analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan model variabel pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum secara bersama-sama terhadap jumlah tabungan pada bank umum.

Untuk melihat pengaruh antara satu variabel terikat dengan variabel bebas dilakukan dengan menggunakan metodeError Correction Model(ECM). Hasil estimasi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum secara bersama-sama signifikan terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Secara parsial variabel suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum berpengaruh posiif dan signifikan, sedangkan variabel Pendapatan Perkapita negatif tetapi tidak signifikan.

Kata Kunci : jumlah tabungan pada bank umum, pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor, Error Correction Model(ECM).


(3)

ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN PADA BANK UMUM DI PROVINSI LAMPUNG

(PERIODE 2006:Q1–2014:Q4)

Oleh:

YENI GUSMAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN PADA BANK UMUM DI PROVINSI LAMPUNG

(PERIODE 2006:Q1 – 2014:Q4)

Skripsi

YENI GUSMAWATI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Pendapatan

perkapita Lampung (Triliun) ... 4

2. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Suku Bunga Tabungan Pada Bank Umum (Persen) ... 7

3. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Inflasi Lampunng (Persen) ... 9

4. Rasio Data Jumlah Tabungan Pada Bank Umum (Triliun) Dengan Jumlah Kantor Bank Umum (Unit)... 11

5. Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Pada Bank Umum Di Provinsi Lampung ... 16

6. Fungsi Tabungan Menurut Klasik... 24

7. Fungsi Tabungan Menurut Keynes... 25

8. Pandangan Klasik Mengenai Penentu Suku Bunga ... 29


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 15

E. Kerangka Pemikiran ... 16

F. Hipotesis ... 18

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 20

1. Pengertian dan Motif Memegang Uang ... 20

2. Pengertian Bank dan Jenis Bank ... 21

3. Tabungan ... 23

4. Pendapatan ... 26

5. Suku Bunga ... 27

6. Inflasi ... 30

7. Jumlah Kantor Bank Umum ... 33

B. Tinjauan Empiris ... 34

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 43

B. Batasan Variabel ... 43

C. Prosedur Pengelolaan Data ... 45

D. Metode Analisis dan Pengelolaan Data... ... 46


(7)

2. Uji Kointegrasi ... 48

3. Model Koreksi Kesalahan ... 49

4. Uji Hipotesis ... 50

a. Uji t statistik (Uji Parsial) ... 50

b. Uji F statistik ... 52

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Posedur Analisis Data dan Metode ... 53

B. Hasil Pengujian ... 54

1. Uji Stasioneritas (Unit Root Test) ... 54

2. Uji Kointegrasi ... 55

3. Estimasi Model Error Correction Model (ECM) ... 57

4. Uji Hipotesis ... 59

a. Uji t-statistik (Uji Parsial) ... 59

b. Uji F-statistik ... 60

C. Pembahasan ... 60

1. Pembahasan Analisis ... 60

2. Pembahasan masing-masing variabel berdasarkan Hasil Uji ECM ... 61

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 66


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Penelitian ... L1 2. Uji Unit Root Pada Tingkat Level ... L2 3. Uji Unit Root Pada Tingkat First Difference ... L2 4. Hasil Uji Kointegrasi Engel-Granger (EG) ... L3 5. Hasil Estimasi Error Corection Model (ECM) ... L4


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu... 40

2. Deskripsi Data Input... 44

3. Hasil Uji Unit Root dengan Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada Tingkat Leve ... 53

4. Hasil Uji Unit Root dengan Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada Tingkat Firs Difference ... 54

1. Hasil Uji Kointegrasi Engel-Granger (EG) ... 55

2. Estimasi Model Error Correction Model (ECM) …... 56

3. Uji t-statistik (Uji Parsial) ... 58


(10)

(11)

(12)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Al-Insyirah: 5-8)


(13)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang diberikan, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW. Ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan terima kasihku kepada :

Mama tercinta

Papa dan ibu tersayang yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, keikhlasan, ketulusan, kesabaran, perjuanganan dan pengorbanan yang luar biasa, tidak ada sesuatu apapun yang bisa membalas dan menggantikannya. Terimakasih

atas semangat yang diberikan serta pembelajaran hidup yang luar biasa.

Kakakku Rina Agustina, Zulfikri yang telah memberikan perhatian, arahan dan selalu mendukung serta memberikan semangat. Adik-adikku Afrinal, Arif Falah

Setiawan dan, Edwin R Setiawan yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah.

Sahabat-sahabat tercinta yang dengan tulus menyayangiku serta keceriaan dan kebersamaan kalian yang selalu memotivasiku.

Almamaterku tercinta. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(14)

Penulis dilahirkan di Desa Poncowarno, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung pada tanggal 21 Agustus 1992. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Ibu Asnimar dan Bapak Herman Sutan Sati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Tk Aisyah di Poncowarno, Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah dan selesai pada tahun 1999. Sekolah dasar di SD Negeri 1 Poncowarno, Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2005. Selanjutnya, pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Kalirejo dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Kalirejo pada tahun 2011. Setelah itu pada tahun yang sama yaitu tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri(UM).

Pada Januari 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah selama 44 hari. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi PILAR pada tahun 2012-2014.


(15)

(16)

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum Di Provinsi Lampung (periode 2006: Q1–2014:Q4)”sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak terbantu dan didukung oleh berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. I Wayan Suparta, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Satu yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan perhatian, motivasi, semangat dan sumbangan pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.


(17)

4. Ibu Irma Febriana Mimma Kebahyang, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh

kesabaran, memberikan perhatian, motivasi, semangat dan sumbangan pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Nurbetty Herlina Sitorus, S.E., M.Si. selaku penguji utama. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan

arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Zulfa Emalia, S.E., M.Sc. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

10. Mama tercinta, Asnimar almh. Terima kasih atas kasih sayang, semangat dan dukungan yang pernah diberikan selama ini, serta doa yang tidak pernah lelah demi yang terbaik untuk anak-anaknya.

11. Papa dan ibu tersayang, Bapak Herman Sutan Sati dan Ibu Erna Wati. Terimakasih atas doa, dukungan, motifasi yang diberikan terus menerus, dan memberikan suri teladah yang baik bagi anak-anaknya.

12. Kakakku Rina Agustina, Zulfikri dan Adikku Afrinal, Arif Fadillah Setiawan, Edwin R Setiawan. Terimakasih atas dukungan, semangat dan motivasi untuk terus berjuang.


(18)

Wiwin Destiana Kresida, Nita Puspasari Basuki, Ocni, Zahara, Desi, Tria, Oci, Wiwit, dan Dewi Sartika, serta anggota makmun kost sofi dan permata hijau, yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan.

14. Sahabat-sahabat Ekonomi Pembangunan 2011, Sunarsih, Gita Novianty, Duwi, Amri, Dian Ayu, Dian Nita, Nurul, Tari, Defti, Mul, Richard, Gita Leviana, Angi A, Angi W, Annisa, Agilta, Faradina, Mega, Suci Y, Nanda, Suci M, Ayuni, Glady, Ika, Ari, Cella, Yoga, serta seluruh teman-teman EP’11 yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.

15. Teman-teman Pembimbing Akademik. Putri, Thariq, Suci Yunita.

16. Teman–teman dari PILAR, Gita Leviana, Mega, Suci, Cyntia, Dwi, Odi, Fadli, Nanda, Faradina, Ando, Syepriadi, Een, Fitra, Hendy, Ken,Septi O, Septi w, Wira, Apri, serta seluruh teman-teman PILAR yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.

17. Keluarga KKN Tematik Desa Bandar Dalam Kecamatan Pulau Piang Kabupaten Pesisir Barat.

18. Sahabat-sahabatku Nita, Wiwin, Ocni yang selalu memberikan keceriaan, semangat dan dukungan yang memotivasi.

19. Teman–teman dari zoomers, Ardhika Praseda, Mbk Cety, Abang Okto, Rifki, Ronald, Kak Putra, Kak Lian serta seluruh teman-teman zoomrs yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.


(19)

21. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ekonomi Pembangunan, khususnya Ibu Hudaiyah, Mas Feri, Ibu Yati, Mas Usman,Mas Ma’ruf. 22. Kakak tingkat 2010, Kak Devi Novita Sari.dan kakak tingkat 2009 khususnya

Kak Rido Sitorus, Kak Eli, Kak Bayu dan kakak-kakak tingkat yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada.

23. Kakak tingkat EP 2009 dan 2010 serta adik tingkat EP 2012, 2013, dan 2014. 24. Berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.Lembaga keuangan terdiri dari dua macam yaitu bank dan non bank, bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi, dimana bank berperan dalam kebijakan moneter, sumber dana dan transaksi pembayaran. Bank sebagai lembaga keuangandepositor

menghimpun dana secara langsung dari masyarakat, dalam bentuk simpanan

(deposits)yaitu giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito berjangka (time deposit). Lembaga keuangan bank yang memiliki peran terbesar dalam dana pihak ketiga adalah bank umum, karena sumber dana bank umum lebih besar dibandingkan bank perkreditan rakyat.

Sumber dana dari lembaga keuangan bermanfaat dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan lebih, tentu akan memiliki tabungan karena pendapatanya tidak habis dikonsumsi. Sementara masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam pendapatan, akan sulit

menyisihkan uangnya untuk ditabung. Menurut Muchtolifah (2007), peran


(21)

2

peningkatan pendapatan akan meningkatkan pola konsumsi masyarakat dan juga jumlah tabungan pada bank umum.

Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah determinan penting dari standar kehidupan pendudukan (Mankiw, 2006).

Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari dana pihak ketiga yang memiliki peran dalam pembangunan perekonomian. Dana pihak ketiga di

Lampung memiliki peran terbesar adalah tabungan, dan untuk daerah-daerah perekonomian yang maju masyarakat lebih menyukai menaruh di giro atau deposito

UU No. 10 Tahun 1998 menjelaskan tabungan adalah simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005). Tabungan berkaitan dengan teori Klasik dan teori Keynes, teori Keynes berpendapat tabungan berhubungan erat dengan pendapatan. Teori Klasik menjelaskan tingkat bunga berfungsi sebagai penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa melihat tingkat pendapatan, sehingga teori ini menggunakan suku bunga di bank sebagai alat penarik nasabah.

Menurut Muchtolifah (2007), dalam proses pembentukan modal secara teoritis setiap anggota masyarakat memerlukan modal dalam meningkatkan produksinya. Modal tersebut dihimpun dari tabungan yang diperoleh dari surplus pendapatan setelah dikurangi untuk konsumsi sehari-hari. Perekonomian yang sedang berkembang dapat ditingkatkan melalui, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pengoptimalan pengelolaan sumber daya alam. Modal dari


(22)

masyarakat akan berperan besar dalam peningkatan produktifitas dalam negeri, dana tabungan dipengaruhi oleh pendapatan dimana pemerintah yang memiliki peran dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Kewenangan yang diberikan pemerintah kepada daerah membuat daerah harus mandiri seperti dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Kebijakan negara dan daerah harus satu arah, walaupun dengan kondisi wilayah Indonesia yang berkepulauan tetap harus satu, sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Wilayah Lampung terletak di Pulau Sumatra, serta jalur penghubung antara Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa. Kondisi yang strategis ini dapat

digunakan sebagai kekuatan untuk mengembangkan wilayah Lampung.

Jumlah dana tabungan pada bank umum di Pulau Sumatra yang memiliki jumlah sumber dana bank terbesar terletak di Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Riau selanjutnya Provinsi Lampung. Jumlah tabungan pada bank umum di Lampung merupakan sumber dana terbesar bank, yang dihimpun secara langsung dari masyarakat, dibandingkan antara provinsi-provinsi lain yang berada di Pulau Sumatra, seperti wilayah Provinsi Sumatra Selatan, sumber dana terbesar giro dan deposito sedangkan untuk jumlah tabungan setiap tahunnya rata-rata mengalami penurunan.

Menurut Bank Indonesia, kecenderungan meningkatnya BI rate berpengaruh terhadap pertumbuhan dana masyarakat yang terhimpun di perbankan. Peran Bank Indonesia berpengaruh dalam perputaran uang, ketika Bank Indonesia ingin menghimpun uang masyarakat, kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia adalah dengan meningkatkan suku bunga acuan dasar menarik minat


(23)

4

masyarakat untuk menabung. Suku bunga pada Tahun 2006 sampai 2014

cenderung menurun, tetapi jumlah tabungan pada bank umum meningkat, berbeda pada tahun sebelumnya, ketika suku bunga meningkat maka jumlah tabungan meningkat. Hal ini menjadi alasan mengapa penulis mengambil penelitian dari tahun 2006 dan ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan. Deskripsi tentang perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan pendapatan perkapita Lampung di rangkum dalam Gambar 1.

Sumber: Bank Indonesia, 2006.1-2014.4

Gambar 1. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Pendapatan Perkapita Lampung (Juta).

Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa variabel terikat yang digunakan jumlah tabungan pada bank umum di Lampung, dan salah satu variabel bebas yang diteliti yaitu pendapatan perkapita Lampung. Tabungan adalah simpanan yang penarikan dana dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005). Dana dihimpun melalui tabungan yang diperoleh

0 5 10 15 20 25 30 35 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 0 0 6 .0 3 2 0 0 6 .0 9 2 0 0 7 .0 3 2 0 0 7 .0 9 2 0 0 8 .0 3 2 0 0 8 .0 9 2 0 0 9 .0 3 2 0 0 9 .0 9 2 0 1 0 .0 3 2 0 1 0 .0 9 2 0 1 1 .0 3 2 0 1 1 .0 9 2 0 1 2 .0 3 2 0 1 2 .0 9 2 0 1 3 .0 3 2 0 1 3 .0 9 2 0 1 4 .0 3 2 0 1 4 .0 9 JT PP


(24)

dari surplus pendapatan, tabungan yang ditingkatkan terus menerus dapat menjadi modal.

Variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendapatan perkapita Lampung. Menurut Muchtolifah (2007), pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara, dimana pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tertentu. Kegiatan penyusunan data pendapatan perkaita merupakan evaluasi dalam bentuk ukuran kuatitatif yang memberikan gambaran masa lalu yang bermanfaat untuk

menyusun strategi masa yang akan datang data ekonomi yang bersifat makro di Provinsi Lampung.

Penelitian ini menganalisis apakah pendapatan perkapita Lampung menentukan jumlah tabungan, hal ini terbukti pada tahun 2008. Pada saat pendapatan perkapita Lampung periode 2008.I sebesar Rp 9,671 juta jumlah tabungan pada bank umum Rp 5,3 triliun, dan pada periode 2008.II jumlah tabungan pada bank umum

meningkat hinga Rp 5,85 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung juga meningkat sebesar Rp 9,671 juta. Periode 2009.IV jumlah tabungan pada bank umum Rp 7,56 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung sebesar Rp12,402 juta dan pada periode 2010.I jumlah tabungan pada bank umum Rp 6,68 triliun jumlah ini menurun tetapi untuk pendapatan perkapita Lampung meningkat sebesar Rp 13,674 juta.

Bank Indonesia (2014), melaporkan kinerja perbankan di Provinsi Lampung pada periode triwulan 2014.IV masih tumbuh cukup baik, hal ini tercerminkan dari total aset yang meningkat. Selanjutnya untuk periode 2014.IV jumlah tabungan


(25)

6

pada bank umum mencapai Rp 16,53 triliun dan pendapatan perkapita Lampung Rp 27,502 triliun, dan dari penjelasan gambar, dapat disimpulkan jumlah

tabungan pada bank umum dan Pendapatan perkapita Lampung dari periode 2006.I-2014.IV jumlahnya mengalami peningkatan.

Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi.

Perubahan laju suku bunga tabungan pada bank umum yang fluktuatif akan berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan perubahan suku bunga tabungan pada bank umum yang tinggi akan membuat nasabah tertarik menyimpan uangnya di bank. Dapat disimpulkan bahwa suku bunga tabungan pada bank umum mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan suku bunga tabungan pada bank umum Lampung dirangkum dalam Gambar 2.


(26)

Sumber:Bank Indonesia, 2006.1-2014.4

Gambar 2. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Suku Bunga Tabungan (Persen).

Pergerakan jumlah tabungan pada bank umum dan suku bunga tabungan pada bank umum mengalami perubahan setiap bulannya. Periode 2006.I suku bunga tabungan mencarapi 4,90%. Selanjutnya periode tahun 2007 suku bunga tabungan pada bank umum triwulan pertama mengalami penurunan 4,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,38%. Pada 2008.IV mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 3,33%, dari data suku bunga

tabungan pada bank umum dapat dilihat krisis global tidak mempengaruhi tingkat suku bunga tabungan pada bank umum walaupun membuat perekonomian

mengalami guncangan.

Menurut teori Klasik suku bunga pada bank umum menentukan jumlah tabungan, hal ini terbukti pada tahun 2010. Saat suku bunga tabungan pada bank umum periode 2010.III sebesar 2,91% jumlah tabungan pada bank umum Rp 7,91 triliun, dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan

0 1 2 3 4 5 6 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 0 0 6 .0 3 2 0 0 6 .0 9 2 0 0 7 .0 3 2 0 0 7 .0 9 2 0 0 8 .0 3 2 0 0 8 .0 9 2 0 0 9 .0 3 2 0 0 9 .0 9 2 0 1 0 .0 3 2 0 1 0 .0 9 2 0 1 1 .0 3 2 0 1 1 .0 9 2 0 1 2 .0 3 2 0 1 2 .0 9 2 0 1 3 .0 3 2 0 1 3 .0 9 2 0 1 4 .0 3 2 0 1 4 .0 9 JT SBT


(27)

8

hinga Rp 9,1 triliun, karena suku bunga tabungan pada bank umum mengalami kenaikan pula sebesar 3,92%. Tetapi pada periode 2011.I teori Klasik tidak terbukti, pada periode 2011.II saat suku bunga tabungan pada bank umum sebesar 2,64% jumlah tabungan Rp 9,36 triliun, dan pada periode 2011.III jumlah

tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 9,94 triliun, karena suku bunga tabungan pada bank umum meningkat sebesar 2,47%. Penjelasan ini menujukan jumlah tabungan di bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh suku bunga tabungan pada bank umum.

Pada periode 2006.I sampai dengan 2014.IV tingkat suku bunga tabungan pada bank umum cenderung mengalami penurunan, dan 2013.I suku bunga tabungan pada bank umum mencapai 1,76%. Pada tahun 2014 tingkat suku bunga tabungan pada bank umum cenderung stabil dari periode I-IV yaitu suku bunga tabungan pada bank umum 1,88%. Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku nasabah dalam mengalokasikan uang.

Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi,

meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, berarti kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika

kenaikan itu meluas pada kenaikan harga barang lainnya (Bank Indonesia, 2012). Sehingga, terjadinya perubahan laju inflasi yang fluktuatif akan berdampak pada jumlah tabungan masyarakat. Kondisi ini dikarenakan laju inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun akibat nilai dari mata uang berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju inflasi mempengaruhi


(28)

jumlah tabungan pada bank umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan inflasi Lampung dirangkum dalam Gambar 3.

Sumber:Bank Indonesia, 2006.1-2014.4

Gambar 3. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Inflasi Lampung (Persen).

Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa inflasi mengalami pergerakan di setiap tahunnya dan mengalami penurunan secara umum, berbeda dengan jumlah tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan secara umum dari periode 2006.I-2014.IV. Bank Indonesia (2006), melaporkan tekanan inflasi pada 2006.I sebesar 19,35%, berasal dari perkiraan masyarakat akan harga dimasa akan datang, seperti kebijakan pemerintah yang merecanakan menaikan harga rokok pada 1 April 2006, rencana kenaikan tarif dasar listrik dan akibat kenaikan harga BBM pada periode sebelumnya. Bank Indonesia (2006), melaporkan kebijakan pemerintah di bidang harga komoditas strategis, cukup terjaganya pasokan kebutuhan pokok masyarakat, membaiknya optimisme masyarakat, dan stabilnya

0 5 10 15 20 25 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 0 0 6 .0 9 2 0 0 7 .0 3 2 0 0 7 .0 9 2 0 0 8 .0 3 2 0 0 8 .0 9 2 0 0 9 .0 9 2 0 1 0 .0 3 2 0 1 0 .0 9 2 0 1 1 .0 3 2 0 1 2 .0 3 2 0 1 2 .0 9 2 0 1 3 .0 3 2 0 1 3 .0 9 2 0 1 4 .0 3 INF JT


(29)

10

pergerakan kurs menjadi faktor yang menyebabkan penurunan tekanan harga selama tahun 2006.

Perubahan harga menentukan jumlah tabungan, deflasi menyebabkan kenaikan jumlah tabungan pada bank umum. Pada tahun 2007, jumlah tabungan pada bank umum di Lampung periode 2007.I sebesar Rp 3,86 triliun ketika inflsi Lampung 4,91%, dan pada periode 2007.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 4,23 triliun sedangkan inflasi mengalami penurunan sebesa 3,87%. Tetapi pada periode 2008, inflasi menyebabkan kenaikan jumlah tabungan pada bank umum, pada periode 2008.I jumlah tabungan pada bank umum di Lampung sebesar Rp 5,3 triliun ketika inflasi Lampung 9,3%, dan pada periode 2008.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hingga Rp 5,85 triliun pada saat inflasi 13,69%. Penjelasan ini menujukan jumlah tabungan di bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh inflasi.

Gambar 3 menggambarkan inflasi yang mengalami penurunan dari 2006-2014 dan jumlah tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan, inflasi yang berubah-ubah dipengaruhi kondisi perekonomian. Inflasi triwulan 2012.IV mencapai 4,3% lebih besar dibandingkan dengan periode inflasi sebelumnya 4,32%. Periode tahun inflasi triwulan 2013.IV mengalami peningkatan diatas target inflasi sebesar 7,68%. Bank Indonesia (2013), melaporkan inflasi disebabkan oleh kenaikan harga BBM di bulan Juni 2013 dan hari besar keagamaan yang bertepatan pada periode 2013.III. Inflasi pada periode tahun 2014 disebabkan oleh kenaikan pada BBM pada bulan November 2014, dan kenaikan biaya akademik karena ada UKT (Uang Kuliah Tungal) berdasarkan


(30)

SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2014 tanggal 18 Juli 2014 tentang peraturan biaya pendidikan sesuai dengan

kemampuan ekonomi setiap individu (Bank Indonesia, 2014).

Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi.

Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan. Jumlah kantor bank umum berkaitan dengan kemudahan fasilitas yang ditawarkan pada masyarakat, untuk meraih minat masyarakat pada bank harus dikembangkan jaringan kantor cabang dan cabang pembantu yang cukup luas yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Muchtolifah, 2007). Sehingga, terjadinya perluasan jaringann kantor bank akan berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah kantor bank di Lampung maka kesempatan masyarakat untuk menabung semakin banyak dan meningkat. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan jumlah kantor bank umum dirangkum dalam Gambar 4.


(31)

12

Sumber: Bank Indonesia, 2006.1-2014.4

Gambar 4. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Jumlah Kantor Bank Umum (Unit).

Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa jumlah kantor bank umum dan jumlah tabungan pada bank umum di Lampung selalu mengalami peningkata. Jumlah kantor yang menyebar akan membuat nasabah lebih mudah menyimpan uangnya di bank. Periode 2006.I jumlah kantor pelayanan berjumlah 146 unit, jumlah ini tersebar di seluruh Provinsi Lampung yang terdiri dari kantor pusat 1unit, kantor cabang 39 unit, kantor cabang pembantu 71 unit, dan kantor kas 35 unit. Perubahan jumlah kantor menentukan jumlah tabungan pada bank umum.

Pada tahun 2010, jumlah tabungan pada bank umum di Lampung periode 2010.II sebesar Rp 7,38 triliun ketika jumlah kantor di Lampung 246 unit, dan pada periode 2010.III jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 7,91 triliun, dan jumlah kantor mengalami kenaikan sebanyak 475 unit. Tetapi pada periode 2010.III-IV. Pada periode 2010.III jumlah tabungan pada bank umum di Lampung sebesar Rp 7,91 triliun ketika jumlah kantor Lampung 475

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 0 0 6 .0 3 2 0 0 6 .0 9 2 0 0 7 .0 3 2 0 0 7 .0 9 2 0 0 8 .0 3 2 0 0 8 .0 9 2 0 0 9 .0 3 2 0 0 9 .0 9 2 0 1 0 .0 3 2 0 1 0 .0 9 2 0 1 1 .0 3 2 0 1 1 .0 9 2 0 1 2 .0 3 2 0 1 2 .0 9 2 0 1 3 .0 3 2 0 1 3 .0 9 2 0 1 4 .0 3 2 0 1 4 .0 9 JT JK


(32)

unit, dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 9,1 triliun pada saat jumlah kantor 441 unit.

Periode 2014.IV jumlah kantor bank umum 445 kantor pelayanan terdiri dari kantor pusat 1 unit, kantor cabang 60 unit, kantor cabang pembantu 336 unit, dan kantor kas 48 unit. Jumlah kantor cabang yang bertambah jumlahnya akan mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum, perilaku nasabah akan mempengaruhi jumlah aset di bank, sehinga fasilitas yang baik akan menarik nasabah untuk menyimapan uangnya.

Lampung adalah satu provinsi yang terdiri dari beberapa kabupaten dan kota yang terletak di Pulau Sumatera yang sampai saat ini terus melakukan dan

meningkatkan kegiatan pembangunan, dengan tujuan mencapai masyarakat Lampung yang hidup sejahtera. Penjelasan dari berbagai dasar latar belakang dan masalah ini, maka variabel bebas yang peneliti ambil adalah pendapatan

perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. Maka, peneliti tertarik untuk mengambil judul SkripsiAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung’’.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu ketika seorang nasabah ingin berinvestasi pada bank umum yang terletak di Lampung, penting untuk mengetahui bagaimana pergerakan naik turun pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor pada bank umum. Investor harus mengetahui


(33)

14

variabel ekonomi yang signifikan mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum, serta bagaimana pengaruh yang diberikan. Beberapa variabel

menunjukkan bahwa ada beberapa data yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori dan beberapa penelitian terdahulu terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Dengan demikian, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apakah pendapatan perkapita berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung?

2. Apakah suku bunga tabungan berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung?

3. Apakah inflasi berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung?

4. Apakah jumlah kantor bank umum berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung?

5. Apakah pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga tabungan terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.


(34)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah kantor bank umum terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum secara bersama-sama terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di FEB Universitas Lampung.

2. Sebagai informasi dan referensi serta pembanding bagi masyarakat untuk penelitian tabungan.

3. Sebagai masukan serta pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan di bidang ekonomi terutama perbankan.

4. Sebagai sarana dan bahan pembelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.


(35)

16

E. Kerangka Pemikiran

5.

6.

7.

Gambar 5. Model Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung.

Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mencari referensi atau acuan dan pembelajaran penelitian-penelitian yang terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Variabel pendapatan perkapita diperoleh dari penelitian Muctolifah (2007) , Isnowati (2012). Referensi variabel suku bunga tabungan diperoleh dari penelitian Taufiq (2014). Variabel inflasi diperoleh dari penelitian Isnowati (2012), Muctolifah (2007), dan Hendra (2012). Variabel jumlah kantor bank umum diperoleh dari referensi Muctolifah (2007).

Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah determinan penting dari standar kehidupan penduduknya (Mankiw, 2006). Dana pihak ketiga yaitu giro, tabungan, deposito berjangka memiliki peran dalam pembangunan negara, sebagai sumber dana. Tabungan merupakan dana yang

Pendapatan Perkapita (+)

Suku Bunga Tabungan (+)

Jumlah Tabungan Pada Bank Umum

di Lampung

Inflasi (-)

Jumlah Kantor Bank Umum (+)


(36)

paling tinggi dibandingkan dengan dana pihak ketiga lainya, oleh sebab itu semakin tinggi tabungan akan dapat mengurangi ketergantuan modal dari luar negeri. Jumlah tabungan di bank umum lebih tinggi dari pada BPR. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Kasmir, 2008).

Menurut teori ada dua pendapat tentang tabungan yaitu teori Klasik dan teori Keynes. Keynes menjelaskan jumlah tabungan dipengaruhi oleh pendapatan, dan pendapatan perkapita dalam penelitian ini digunakan sebagai proksi dari

pendapatan dan digunkan sebagai variabel bebas. Teori Klasik menjelaskan tingkat bunga berfungsi sebagai penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa melihat tingkat pendapatan, sehingga teori ini menggunakan suku bunga tabungan di bank umum sebagai variabel bebas.

Perekonomian yang berkembang mengakibatkan nilai uang yang berubah, uang adalah suatu yang mengalir (money as flower concept ),oleh karenanya uang harus dioptimalkan fungsinya, agar menghasilkan profit yang diinginkan dan uang yang terus berputar akan menjaga stabilitas ekonomi, karena uang yang tidak diinvestasikan disektor riil akan berubah nilai uang. Adanya perubahan harga secara umum dapat menyebabkan inflasi atau deflasi, sehingga penelitian ini mengunakan inflasi sebagai variabel bebas dan ingin mengetahui pengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum.

Letak yang strategis dan pelayanan yang baik akan membuat nasabah semakin mudah melakukan kegiatan di perbankan, bank yang mampu memberikan fasilitas


(37)

18

yang diinginkan nasabah akan membuat nasabah tertarik menjadi investor di bank, sehingga penelitian ini menggunakan variabel jumlah kantor bank umum sebagai variabel bebas.

Bank dituntut untuk menciptakan produk-produk yang baru lebih menarik bagi nasabah dan masyarakat (Bank Indonesia, 2006). Setiap bank mempunyai cara untuk menarik nasabah, agar menanamkan modal ke bank, bisa menggunakan media informasi seperti televisi, radio, atau media cetak. Penting membuat nasabah tertarik dan percaya dengan kesehatan perbankan, agar perbankan menjaga liquiditas perbankan. Kondisi satu bank yang tidak sehat, dapat cepat menyebabkan gangguan pada kondisi seluruh bank , oleh sebab itu penting bagi perbankan menjaga kesehatan untuk kesejahteraan bersama.

Berdasarkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum serta variabel terikatnya yaitu jumlah tabungan pada bank umum di Lampung masing-masing variabel memiliki pengaruh yang berbeda-beda.

F. Hipotesis

1. Diduga pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

2. Diduga tingkat suku bunga tabungan berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

3. Diduga inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.


(38)

4. Diduga jumlah kantor bank umum berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

5. Diduga pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan jumlah kantor bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.


(39)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian dan Motif Memegang Uang

Menurut kamus umum bahasa Indonesia uang adalah alat penukar atau standar pengukur nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu (Soemitra, 2009).

Uang adalah persediaa aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Jadi, dolar di tangan masyarakat membentuk peredaran uang nasional (Mankiw, 2006).

Jhon Maynard Keynes menyatakan motif masyarakat meminta (memegang) uang untuk tiga tujuan:

a. Permintaan uang untuk transaksi b. Permintaan uang untuk berjaga-jaga


(40)

2. Pengertian Bank dan Jenis Bank

UU No. 10 Tahun 1998 pasal 1 menjelaskan bank adalah usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalan bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Dendawijaya, 2005).

Bank adalah sebuah lembaga atau perusaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana(surplus spending unit)kemudian menempatkanya kembali kepada

masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit)melalui penjualan jasa keuangan yang pada giliranya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak (Taswan, 2010).

Dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 (ketentuan umum), bank umum adalah bank yang melakukan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya membeikan jasa dalam lalu dalam lalu lintas

pembayaran. Bank umum memiliki peran yang sangat penting dalam suatu negara karena bank umum merupakan sarana untuk menjalankan kebijakan yang

dilakukan oleh Bank Indonesia dalam hal menaikkan dan menurunkan jumlah uang beredar, serta menghindari terjadinya inflasi dan deflasi sehingga, terciptanya kestabilaan moneter.

Bank adalah lembaga yang berperan dalam kebijakan moneter, transaksi atau lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana


(41)

☎☎

(surplus spending unit), dengan mereka yang membutuhkan dana(defisit spending unit), serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, terdiri dari:

1. Bank Umum, yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatana memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Taswan, 2010).

Jenis bank dilihat dari fungsinya, ada beberapa yaitu:

1. Bank Komersial, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

2. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang di bidang pembangunan.

3. Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya teruama menerima deposito dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga (Taswan, 2010).


(42)

3. Tabungan

a. Pengertian Tabungan

UU No. 10 Tahun 1998 menjelaskan tabungan adalah Simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005).

b. Teori Tabungan

Perbedaan pendapat teori Klasik dan teori Keynes dapat dilihat dengan menggunakan gambar

1. Pandangan Klasik

Menurut pandangan Klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Dalam perkembanganya teori ini dikembangkan oleh Wicklesell yang menyatakan bahwa tingginya minat masyarakat untuk menabung dipengaruhi oleh tingginya tingkat bunga. Menurut para ahli ekonomi Klasik (Non Keynesian), analisis untuk menjelaskan penentuan tingkat suku bunga, dan bukanya untuk menentukan

employmentdan pendapatan seperti dalam pandangan Keynes (Isnowati, 2012). Gambar Klasik menunjukan apabila tingkat bunga adalah rojumlah tabungan adalah S0dan apabila suku bunga r1jumlah tabungan adalah S1.Dengan demikian grafik Klasik menunjukan pandangan Klasik yang menyatakan apabila tingkat suku bunga semakin tinggi maka, semakin banyak tabungan yang akan dilakukan oleh masyarakat.


(43)

✞ ✟

(+)

Sf

r1

r0 r

(-) S0 S1 Jumlah tabungan

Sumber : Sukirno, 2004

Gambar 6. Fungsi Tabungan Menurut Teori Klasik

2. Pandangan Keynes

Keynes dalam teorinya mengenai kecondongan untuk mengkonsumsi yang secara ekspisit menghubungkan antara tabungan dan pendapatan masyarakat bahwa pendapatan dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tabungan. Klasik yang menentukan saving investasi adalah tingkat suku bunga, maka Keynes berpendapat bahwa pendapatan yang menentukan tabungan. Grafik Keynes menerangkan pandangan Keynes mengenai penentuan tabungan. Kurva S adalah fungsi tabungan, merupakan gambar yang menjelaskan hubungan jumlah tabungan dan pendapatan. Bentuk kurva S menggambarkan sifat tabungan masyarakat, gambar Keynes menunjukan apabila tingkat pendapatan rendah, tabungan dapat mencapai angka negatif. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak tabungan. Apabila pendapatan daera adalah Y1tabungan adalah S1dan apabila pendapatan daerah Yf jumlah tabungan adalah Sf.

S


(44)

(+) Sf

S1 Sf

0 Y0 Y1 Yf

Pendapatan nasional

(-)

Sumber : Sukirno, 2004

Gambar 7. Fungsi Tabungan Menurut Teori Keynes

c. Sumber Dana Bank

Menurut Dendawijaya (2005), produk bank pada sisi pasiva adalah dana simpanan masyarakat yang dihimpun secara langsung sebagai berikut:

1. Giro

Simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perinah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan.

2. Tabungan

Simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut ketentuan atau syarat-syarat tertentu yang

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

Jum

la

h t

abunga


(45)

☛6

3. Deposito

Simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.

4. Pendapatan

Pendapatan individu disebut pendapatan yang diterima oleh rumah tangga sebelum membayar pajak. Jumlah pendapatan yang siap dibelanjakan atau ditabung oleh rumah tangga disebut pendapatan siap konsumsi (disposable personal income) atau pendapatan setelah pajak (Case, 2007).

Pendapatan ekonomi didefinisikan sebagai jumlah uang yang bisa dibelanjakan oleh rumah tangga selama periode tertentu tanpa meningkatkan atau menurunan aset bersih. Upah, gaji, dividen, pendapatan bunga, pembayaran tunjangan, sewa, dan seterusnya adalah sumber pendapatan ekonomi (case, 2007).

PDRB pada dasarnya merupakan kumpulan dari pendapatan masyarakat suatu daerah, dan tinggi rendahnya PDRB akan mempengaruhi tinggi rendahnya Pendapatan Perkapita Daerah yang bersangkutan (Muchtolifah, 2007). Akan tetapi, banyak sedikitnya jumlah penduduk pun akan mempengaruhi jumlah Pendapatan Per Kapita suatu daerah, tetapi tingginya PDRB tidak menjamin Pendapatan Perkapita yang tinggi. Hal ini terjadi karena faktor jumlah penduduk juga sangat menentukan tinggi rendahnya Pendapatan Perkapita.


(46)

5. Suku Bunga

a. Pengertian Suku Bunga

Salah satu alasan nasabah tertarik menyimapan uang di bank adalah suku bunga, sedangkan bagi bank suku bunga merupakan hal yang penting dalam penarikan tabungan dan penyaluran kredit. Motif masyarakat dalam mengunakan uangnya berbeda-beda, oleh sebab itu ilmu memilih yang terbaik diperlukan. Harga dari penggunaan uang sering disebut bunga, para ekonomi mengatakan tingkat bunga nominal adalah harga yang dibayar oleh bank sedangkan tingkat bunga riil merupakan daya beli masyarakat. Menurut Muctolifah (2007), suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.

Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tingkat bunga, semakin tinggi suku bunga maka akan semakin tinggi pula minat masyrakat untuk menabung. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat (Sutarno, 2014).

b. Penentuan Suku Bunga

a. Pandangan Klasik

Menurut pandangan Klasik, suku bunga mempengaruhi jumlah tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan tabungan dan untuk investasi. Gambar


(47)

✍8

Klasik menunjukan kurva I menunjukan keingin atau permintaan pengusaha untuk melakukan investasi dan kurva S mengambarkan penawaran tabungan oleh

seluruh rumah tangga padatigkat penggunaan tenaga kerja penuh. Bentuk kurva ini adalah seperti Gambar Klasik karena para pengusaha akan mengurani

permintaan tabungan rumah tangga pada saat suku bunga tinggi dan, menambah permintaan tabungan rumah tangga pada saat suku bunga rendah. Tetapi pada gambar rumah tangga akan menaikan penawaram terhadap tabungan rumah tangga pada saat suku bunga bertambah tinggi sebaliknya, akan akan menurunkan jumlah tabungan rumah tangga apabila suku bunga semakin rendah.

Kurva E menujukan titik keseimbangan di antara rumah tangga yang melakukan penawaran tabungan dan pengusaha dalam melakukan investasi. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja penuh akan selau sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian

pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengaan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh (Sukirno, 2004).


(48)

(+)

Kelebihan tabungan S0

r2

r0 E

r2

I

kelebihan permintaan dana untuk investasi

0 I0=S0

Tabungan dan Investasi Sumber: Sukirno, 2004

Gambar 8. Pandangan Klasik Mengenai Penentu Suku Bunga

b. Pandangan Keynes

Mumenurut pandangan Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Jumlah uang beredar diatur oleh Bank Indonesia, dan

masyarakat berperan dalam permintaan uang. Penawaran dan permintaan uang dijelaskan pada Gambar Keynes, Kurva penawaran uang tegak lurus karena tidak dipengaruhi oleh suku bunga tetapi dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat. Sebaliknya suku bunga sangat mempengaruhi permintaan uang, semakin rendah suku bunga atau tingkat pengembalian yang rendah maka, akan berpengaruh pada pemintaan uang. Berdasarkan sifat ini kurva permintaan uang bergerak dari kiri atas kekanan bawah. Kurva Keynes menujukan titik keseimbangan diantara penawaran dan permintaan uang.


(49)

✘ ✙

(+)

MS0 MS1

r E

E MD r1

0 M0 M1

Penawaran dan permintaan uang Sumber : Sukirno, 2004

Gambar 9. Pandangan Keynes Mengenai Penentu Suku Bunga.

6.Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Menurut Sukirno (2004: 14), inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Harga yang terus menerus naik dapat menyebabkan hiperinflasi dan penurunan dalam tingkat harga disebut deflasi. Harga barang dan jasa sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat oleh sebab itu, pemerintah berperan dalam perekonomian. Bank Indonesia mengartikan inflasi sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, berarti kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada kenaikan harga barang lainnya (Bank Indonesia, 2012).

S


(50)

Inflais adalah proses kenaikan harga-harga barang dan secara umum terus menerus selama periode tertentu. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama, inflasi adalah peristiwa moneter yang menyebabkan penurunan nilai uang. Penyebab utama gejala ini adalah akibat tejadinya kelebihan uang yang beredar sebagi akibat penambahan jumlah uang oleh Bank Indonesia.

b. Kebijakan Moneter Dalam Pengendalian Inflasi

Inflasi merupakan fenomena moneter, sehingg salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui kebijakan moneter. Pemerintah berperan dalam mengatur

kebijakan untuk mencapai pembangunan nasional. Untuk itu Bank Indonesia mengunakan beberapa instrument kebijakan moneter, seperti :

1. Fasilitas Diskonto 2. Oprasi Pasar Terbuka 3. Giro wajib Minimum 4. Himbauan Moral

C. Teori Inflasi

1. Teori Inflasi Klasik

Teori ini berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang beredar, yang dapat dijelaskan melalui hubungan antara nilai ung dengan jumlah uang, serta nilai uang dan harga. Bila jumlah uang bertambah lebih cepat dari pertambahan barang maka nilai uang akan merosot dan ini dama dengan kenaikan harga. Jadi menurut Klasik, inflasi berati terlalu banyak uang beredar atau terlalu


(51)

✜ ✢

banyak kredit dibandingkan dengan volume transaksi maka obatnya adalah membatasi jumlah uang beredar dan kredit. Pendapat Klasik tersebut lebih jauh dapat dirumuskan sebagai berikut :

Inflasi = f( jumlah uang beredar, kredit)

2. Teori Inflasi Keynes

Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berpada pada tingkatfull employment.Menurut Keynes, kuaantitas uang tidak berpengaruh terhadap tingkat permintaan total, karena suatu perekonomian dapat menganalisis inflasi walaupun tingkat kuantitas uang tetap konstan. Jika uang beredar bertambah maka harga akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan bertambahnya permintaan uang untuk transaksi, dengan demikian akan menaikan suku bunga. Hal ini akan

mencegahkan pertambahan permintaan untuk investasi dan akan melunaskan tekanan inflasi.

Analisis keynes mengenai inflasi permintaan dirumuskan berdasarkan konsep

inflasion gap.Menurut Keynes, inflasi permintaan yang benar-benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peperangan, program investasi yang besar-besaran dalam kapital sosial. Dengan demikian pemikian pemikiran Keynes tenang inflasi dapat dirumuskan menjadi:

Inflasi = f (jumlah uang berdar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, investasi)


(52)

Teori ini berpendapat bahwa, inflasi disebabkaan moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut golongan moneteris, inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan kelebihan permintaan melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan terhadap subsidi atas nilai tukar valuta asing. Sehingga teori inflasi menurut Moneterisme dapat dinotasikan sebagai berikut :

Inflasi = f(kebijakan moneter ekspansi, kebijakan fiskal ekspans

7.Jumlah Kantor Bank Umum a. Pengertian Kantor Cabang

UU No. 10 Tahun 1998. Pasal 1(ketentuan umum), kantor cabang adalah kantor bank yang secara langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat bank yang bersangkutan, dengan alamat tempat usaha yang dimana kantor cabang tersebut malakukan usaha (Dendawijaya, 2005). Jumlah kantor bank adalah banyaknya kantor bank yang yang memberikan pelayanan dan kemudahan untuk melakukan aktivitas perbankan ( Muchtolifah, 2007).

b. Jenis Bank Berdasarkan Pemilikannya

1. Bank Pemerintah Pusat, yaitu bank-bank komersil, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.


(53)

✤ ✥

2. Bank Pemerintah Daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah.

3. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang mayoritas kepemilikanya dimiliki oleh pihak asing

4. Bank Swasta Campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta asing (Taswan, 2010).

B.Tinjauan Empiris

Sebelum melakukan penelitian ini, maka penulis mencoba untuk mencari referensi atau acuan dan mempelajari penelitian-penelitian yang terdahulu yang relavan dengan penelitian ini.

1. PenelitianWayhuningsih (2002),judul penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Daerah Di Kota Semarang (1983-2001)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh PDRB, tingkat bunga deposito 3 bulan dan penerimaan ekspornettoterhadap tabungan daerah secara agregat maupun tabungan pemerintah daerah dan tabungan masyarakat daerah secara parsial baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Variabel yang digunakan adalah tabungan daerah, tabungan pemerintah daerah, tabungan masyarakat daerah, PDRB, tingkat bunga deposito, penerimaan ekspornettodaerah. Model estimasi yang digunakan adalah pendekatan kointegrasi dan model koreksi kesalahan (ECM).

a. Model 1 = Tabungan Daerah SD = f (PDRB, RD, XN)


(54)

b. Model 2 = Tabungan Pemerintah Daerah SG = f (PDRB, RD, XN)

c. Model 3 = Tabungan Masyarakat Daerah SM = f (PDRB, RD, XN)

Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil dari ECM, dalam jangka pendek variabel PDRB hanya mempengaruhi variasi tabungan pemerintah daerah secara parsial, tetapi dalam jangka panjang tidak mampu mempengaruhi variabel tabungan daerah, tabungan pemerintah daerah, tabungan masyarakat daerah, yang ditunjukkan dengan tidak signifikannya variabel tersebut dalam model. Variabel tingkat bunga deposito mampu mempengaruhi semua variabel terikat. Tetapi dalam jangka panjang hanya mempengaruhi variabel tabungan pemerintah daerah. Variabel ekspor tidak mampu mempengaruhi semua variabel terikat dalam jangka pendek tetapi, dalam jangka panjang hanya mempengaruhi variabel tabungan pemerintah daerah saja yang berpengaruh.

2. PenelitianMuchtolifah (2007), judul penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Masyarakat Pada bank umum (1991-2005).” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan perkapita, jumlah penduduk, dan jumlah kantor bank terhadap jumlah tabungan masyarakat pada bank umum di kota Surabaya. Variabel yang digunakan adalah tabungan masyarakat, pendapatan perkapita, jumlah penduduk, tingkat inflasi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda. Model penelitian:

Y = βo + β1X1+ β2X2+ β3X3 Penjelasan :


(55)

★6

Y = jumlah tabungan mayarakat βo= konstanta

β1= koefesien regresi X1 = pendapatan perkapita X2= suku bunga tabungan X3= tingkat inflasi

X4= jumlah kantor bank umum

Kesimpulan dari penelitian ini adalah. Secara simultan semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pendapatan perkapita dan jumlah kantor bank berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap jumlah tabungan masyarakat. Variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tabungan masyarakat.

3. PenelitianIsnowati (2012), judul penelitian ini adalah “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Di Indonesia (2001.3-2010.4)’’. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel tingkat pendapatan, tinngkat suku bunga, inflasi dan pengeluaran pemerintah terhadap tabungan di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah tingkat pendapatan, tingkat suku bunga, inflasi, pengeluaran pemerintah, tingkat tabungan di indonesia. Alat analisis yang digunakan pendekatan OLS dan ECM. Model penelitian:

SS= f (YP, R, INF, GF)

Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dengan mempengaruhi ECM memperlihatkan bahwa Error Correction Term (ECT) menunjukan nilai yang signifikan yaitu sebesar -0,000949 yang signifikan pada α = 5 %. Ini menjadikan bahwa spesifikasi model koreksi kesalahan yang dipakai sudah


(56)

benar. Variabel pendapatan perkapita memberikan pengaruh positif dan

signifikan pada variabel tingkat tabungan baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Vaiabel tingkat suku bunga dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengarh positif dan signifikan. Variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan.

4. PenelitianIyan (2010), judul penelitian ini adalah ‘‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Masyarkat Di Pekanbaru (2004-2009)’’. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam mengenai kecenderuan masyarakat dalam menabung pada bank umum atau bank konvensional di Pekanbaru, baik secara langsung maupun tidak langsung. Variabel yang digunakan adalah pendapatan, tingkat suku bunga, aspek fasilitas. Alat analisis yang digunakan purposive sampling, yakni sebanyak 100 responden. Responden menyatakan bahwa minat yang dominan mendorong mereka untuk menabunga adalah penapatan yang diterima sebesar 58%, tingkat suku bunga sebesar 34%, sedangkan pada aspek fasilitas yang dibesikan hanya sebesar 8%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin besar pendapatan yang diterima oleh masyarakat maka semakin tinggi minat masyarakat untuk menabung. Tetapi apabila pendapatanya sedikit masyarakat belum dapat memastikan apabila apakah menabung atau tidak. Tinggi suku bunga, apabila tingkat suku bunga semakin tinggi maka semakin besar jumlah tabungan yang akan

dilakukan masyarakat. Begitu juga sebaliknya, bila tingkat suku bunga rendah maka semakin kecil jumlah tabungan yang dilakukan oleh masyarakat.


(57)

✫8

5. PenelitianSutarno (2014),judul penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Rumah Tangga Pedesaan Di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten (2010.1-2013.12)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh varibel bebas terhadap tabungan per jumlah anggota rumah tangga, pada rumah tangga pedesaan di Kecamatan Delanggu

Kabupaten Klaten. Variabel yang digunakan adalah pendapatan per jumlah anggota rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, rasio beban

ketergantungan, rasio beban ketergantungan, konsumsi dari total pendapatan rumah tangga. Alat analisis yang digunakan koefesien regesi linier. Model dasar penelitan:

S/Ni = a0 + a1 Y/Ni + a2 Edi–a3 DR1i–a4 DR2i–a5 C/Ii + a6 Di + ui Kesimpulan dari penelitian ini adalahVariabel independen yang menunjukan signifikan pendidikan kepala rumah tangga, rasio beban ketergantungan usia muda dalam rumah tangga dan rasio beban ketergantungan usia tua dalam rumah tangga. Secara statistik model tabungan per jumlah anggota rumah tangga menunjukkan prediksi yang terpecaya.

6. PenelitianHendra(2012), judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh PDRB, Suku Bunga, Tingkat Inflasi Dan Kurs Valuta Asing Terhadap

Simpanan Masyarakat Pada Bank Umum Di Kalimantan Barat (2004-2011)’’. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel independenya. Variabel yang digunakan adalah simpanan masyarakat, PDRB, Suku Bunga, Tingkat Inflasi dan Kurs Valuta Asing. Alat analisis yang digunakan ECM. Model dasar penelitan :


(58)

Kesimpulan dari penelitian ini adalah PDRB mempunyai pengaruh yang positif terhadap simpanan masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi X1 sebesar 3,063. artinya setiap kenaikan PDRB 1% maka simpanan masyarakat akan mengalami kenaikan sebesar 3,063 persen,ceteris paribus. Suku bunga mempunyai pengaruh yang positif terhadap simpanan masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi suku bunga yaitu sebesar 0,201. Artinya setiap suku bunga sebesar 1% maka simpanan masyarakat akan mengalami kenaikan sebesar 0,201 persen,ceteris paribus.

Inflasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap jumlah simpanan

masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi inflasi sebesar 0,001. Artinya setiap kenaikan inflasi sebesar 1% maka jumlah simpan masyarakat akan mengalami kenaikan sebesar 0,001%,ceteris paribus. Kurs valuta asing mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah simpanan masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi kurs valuta asing sebesar -0,002 persen. Artinya setiap kenaikan kurs valuta asing sebesar 1% maka jumlah simpanan masyarakat akan mengalami penurunan sebesar -0,002 persen,ceteris paribus. 7. PenelitianTaufiq (2014),judul penelitian ini adalah “Analisis Dampak Inflasi Pada Pengaruh Produk Domestik Bruto dan Bunga Tabungan Terhadap Jumlah Tabungan Bank Umum (2010.1-2013.12)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PDB dan bunga tabungan terhadap jumlah tabungan dengan inflasi sebagai variabel moderasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data PDB, bunga tabungan, inflasi dan jumlah tabungan


(59)

✮ ✯

pada bank umum. Alat analisis yang digunakan regresi moderisasi. Modal penelitian:

Y=Βo+β1 X1 + β2 X2 + β3 X3.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai t hitung dari pengaruh bungan tabungan terhadap tabungan sebesar 3,824 < t tabel = 1,694 dan angka sig. = 0,000 sehingga signifikan. Dengan demikian hipotesis 2 (H2) bahwa bunga tabungan berpengaruh positif terhadap tabungan pada bank umum

terbukti.Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh PDB terhadap tabungan sebesar 2,528 > t tabel = 1,694 dan angka sig. = 0,028 sehingga signifikan. Dengan demikian hipotesis 1 (H1) bahwa PDB berpengaruh positif terhadap tabungan pada bank umum terbukti.

8. PenelitianKhan (2010),judul penelitian ini adalah “Penentu Tabungan Di Malaysia (1978-2007)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendapatan perkapita, suku bunga, nisbah tangungan golongan muda dan tua dan inflasi terhadap tabungan. Alat analisis yang digunakan regresi moderisasi. Modal penelitian:

Y=Βo+β1 X1 + β2 X2 + β3 X3.

Kesimpulan dari penelitian kajian menunjukkan pendapatan perkapita, suku bunga, nisbah tanggungan tua dan kadar inflasi merupakan penentu utama kepada simpanan negara manakala pendapatan perkapita, suku bunga, belanjawan kerajaan, nisbah tanggungan muda, nisbah tanggungan tua dan kadar inflasi merupakan penentu simpanan swasta dalam jangka pendek.


(60)

Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No Penelitian Objek Penelitian Metode dan Variabel Hasil Penelitian

1. Wayhuningsih (2002).

Mengkaji pengaruh PDRB, tingkat bunga deposito 3 bulan dan, penerimaan ekspor netto terhadap tabungan daerah, tabungan pemerintah, tabungan masyarakat dalam jk. Pendek dan jk. Panjang

Metode :OLS dan ECM Menguji :

1.SD=f (PDRB,RD,XN) 2.SG=f (PDRB,RD,XN) 3. SD=f (PDRB,RD,XN) Variabel: 1.SD=tabungan daerah 2.SG=tabungan pemerintah daerah 3.SM=tabungan masyarakat daerah. 4.PDRB=Pendapatan Domestik Regional Bruto 5.RD=tingkat bunga deposito

6.XN=penerimaan ekspor netto

1.jk.panjang tidak mampu mempengaruhi variabel SD, SG, SM.

2.Jk. pendek variabel tingkat bunga (RD) mampu

mempengaruhi variabel SD, SG dan SM.Dalam jk. panjang hanya mempengaruhi SG. 3. jk. pendek dan jk. panjang variabel penerimaan ekspor (EX) tidak mampu

mempengaruhi variabel (SD, SG, SM) 2. Muchtolifah (2007) Mengkaji pengaruh pendapatan perkapita, jumlah penduduk dan, jumlah kantor bank terhadap jumlah tabungan masyarakat pada bank umum di kota Surabaya dalam jk. Panjang

Metode :Analisis linier berganda

Menguji: Y=β0+ β1+ β2+ β3

Variabel

1.Y= tabungan masyarakat 2. X2=tingkat inflasi 3. X3 =jumlah kantor bank 4. X1=pendapatan perkapita

1. (X1), (X2), (X3), berpengaruh signifikan terhadap (Y).

2. (X1), (X3) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap (Y). 3, (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y)

3. Isnowati (2012) Menganalisis pengaruh variabel tingkat

pendapatan, tingkat suku bunga, inflasi dan, pengeluaran pemerintah terhadap tabungan di Indonesia dalam jk. panjang dan jk. Pendek

Metode: OLS dan ECM Menguji:

SS=f(YP,R,INF,GF) Variabel:

1.SS =rasio tabungan terhadap GDP

2.Yp = pendapatan perkapita 3.R = tingkat suku bunga nominal

4.INF = inflasi 5.GF = pengeluaran Indonesia pemerintah

1.Variabel (Yp)pengaruh positif dan signifikan, dalam jk. pendek dan panjang.

2. Variabel (R) berpengaruh positif dan signifikan, dalam jk. pendek dan panjang.

3. Variabel (INF) memberikan pengaruh negatif dan

signifikan, dalam jk. pendek dan panjang.

4. Variabel (GF) memberikan pengaruh positif dan signifikan, dalam Jk. pendek dan panjang. 4. Iyan (2010) Memahami lebih

dalam

kecenderungan masyarakat dalam menabung pada bank umum atau bank

konvensional, baik secara langsung atau tidak langsung

Metode :purposive sampling Menguji :Y=X1 + X2 +X3 Variabel:

1.tabungan masyarakat 2.pendapatan

3suku bunga 4. fasilitas

1.pendapatan yang diterima sebesar 58%,

2. tingkat suku bunga sebesar 34%, sedangkan pada aspek 3.fasilitas yang dibesikan hanya sebesar 8%.


(61)

✲ ✳

Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No Penelitian Objek

Penelitian

Metode dan Variabel Hasil Penelitian

5. Sutarno (2014) Menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap tabungan per jumlah anggota rumahtangga, pada pedesaan di Kecamatan Delanggu Kabupatan Klaten

Metode: Koefesien regresi Menguji : S/Ni = a0 + a1 Y/Ni + a2 Edi–a3 DR1i–a4 DR2i –a5 C/Ii + a6 Di + ui

Variabel:

1.tabungan per jumlah anggota

rumah tangga.

2.pendapatan per jumlah anggota rumah tangga 3.pendidikan kepala rumah tangga pada rumah tangga

1.Variabel independen yang menunjukan signifikan pendidikan kepala rumah tangga, rasio beban ketergantungan usia muda dalam rumah tangga dan rasio beban ketergantungan usia tua dalam rumah tangga.

2.Secara statistik model tabungan per jumlah anggota rumah tangga

menunjukkan prediksi yang terpecaya.

6. Hendra (2012.) Mengkaji pengaruh variabel bebas terhadap variabel independenya dalam jk. Pendek

Metode :ECM

Menguji : Y=Βo+β1 X1 + β2 X2 + β3 X3

Variabel: 1.Y = DPK 2.X1 = PDRB

3.X2 = Kurs Valuta Asing 4.X3 = Inflasi

5.X4 = suku bunga.

1.jk. pendek variabel X1,X2,X3 berpengaruh signifikan

terhadap variabel Y.

2. jk pendek variabel X1,X2,X3 berpengaruh signifikan

terhadap variabel Y.

7. Taufiq (2014) Mengkaji pengaruh PDB, suku bunga tabungan, inflasi terhadap jumlah tabungan sebagai variabel moderensasi. Metode: ECM

Menguji: Y=Βo+β1 X1 + β2 X2 + β3 X3

Variabel: 1.Y = tabungan 2.X1 = PDB

3.X2 = suku bunga tabungan 4.X3= inflasi

1. X2 angka signifikan dan positif terhadap Y.

2 X2 berpengaruh positif terhadap Y.

3. X1 berpengaruh positif terhadap Y

8. Khan (2010) Mengkaji penentu tabungan di Malaysia dalam jangka pendek

Metoe: ECM

Menguj: Y=Βo+β1 X1 + β2 X2 +β3 X3+.+β4 X4 + ect Variabel:

1.Y= tabungan

2.X1= pendapatan perkapita 3.X2 = suku bunga

4.x3= nisbah tanggungan golongan muda dan tua 5.x4 = inflasi

1. dalam jk pendek XI, X3,X4 berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Y

2. Jk. Pendek X2 berpengaruh signifikan dan positif terhadap Y.


(62)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah jenis datatime seriesatau runtun waktu yang terdiri dari data jumlah tabungan pada bank umum, pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum, yang diambil dari periode 2006.I–2014.IV Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari sumber lain dan diperoleh dari pihak web milik Bank Indonesia, jurnal–jurnal ekonomi, artikel–artikel ekonomi, serta dari sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian ini.

B. Batasan Variabel

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung ( Periode 2006.I– 2014.IV)”. Variabel-variabel yang digunakan yaitu jumlah tabungan pada bank umum, pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan jumlah kantor bank umum. Batasan ataupun pengertian variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jumlah tabungan pada bank umum, dapat menjadi ukuran kuantitatif dan dimanfaatkan sebagai evaluasi perekonomian dan dinyatakan dalam persen.


(63)

✶✶

Data yang diperoleh dari data pertumbuhan tabungan pada bank umum di Lampung, situs Bank Indonesia selama periode 2006.I-2014.IV.

2. Penapatan perkapita, dapat menjadi ukuran kuantitatif dan dimanfaatkan sebagai evaluasi perekomian dan dinyatakan dalam persen. Data yang diperoleh dari PDRB dibagi jumlah penduduk Lampung menurut harga konstan di situs Bank Indonesia selama periode 2006.I-2014.IV.

3. Suku bunga tabungan, dapat menjadi ukuran kuantitatif dan dimanfaatkan sebagai evaluasi perekonomian dan dinyatakan dalam persen. Data yang diperoleh dari pertumbuhan suku bunga tabungan rupiah menurut kelompok bank umum di situs Bank Indonesia selama periode 2006.I-2014.IV.

4. Inflasi, dapat menjadi ukuran kuantitatif dan dimanfaatkan sebagai evaluasi perekonomian dan dinyatakan dalam persen. Data yang diperoleh dari

Indikator makro pada Pertumbuhan laju inflasi provinsi lampung di situs Bank Indonesia. Data inflasi yang digunakan adalah data inflasi berdasarkan data bulanan dan satuannya dinyatakan dalam persen. Data diperoleh dari situs Bank Indonesia selama periode 2006.I–2014.IV.

5. Jumlah kantor pada bank umum, dapat menjadi ukuran kuantitatif dan dimanfaatkan sebagai evaluasi perekonomian dan dinyatakan dalam persen. Data ini di peroleh dari pertumbuhan jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan di situs Bank Indonesia selama periode 2006.I-2014.IV.


(64)

Deskripsi data inputdan dirangkum dalam tabel 2

Tabel 2. Diskripsi Data Input

No. Nama Data Simbol Batasan Variabel Satuan

Pengukuran

1. Pertumbuhan Jumlah Tabungan

GJT Pertumbuhan tabungan pada bank umum di Provinsi Lampung

Persen

2 Pertumbuha

pendapatan perkapita

GPP Pertumbuhan pendapatan perkapita menurut harga konstan di provinsi Lampung

Persen

3 Pertumbuhan

Suku bunga tabungan

GSBT Pertumbuhan suku bunga tabungan rupiah menurut kelompok bank umum di Provinsi Lampung

Persen

4 Pertumbuhan

Inflasi

GINF Pertumbuhan laju inflasi di Provinsi Lampung Persen 5 Pertumbuhan Jumlah kantor bank umum

GJK Pertumbuhan jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan di Provinsi Lampung

Persen

C. Prosedur Pengelolaan Data

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode analisis desktiptif kuantitatif dengan menggunakan teori-teori dan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini yang bersumber dari berbagai literatur untuk mendukung hasil analisa kuantitatif dari penelitian dan disertai analisis statistik untuk mengetahui keterkaitan hasil perhitungan. Analisis data akan digunakan untuk menyederhanakan data yang telah diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pada penelitian ini,softwareyang digunakan dalam menganalisis data yaitu Microsoft Ecxel 2007 dan kemudian diolah

menggunakan E-Views 6. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel yang ada baik variabel bebas maupun variabel terikat.


(65)

✹6

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeError Correction Model(ECM).

D. Metode Analisis dan Pengelolaan Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis desktiptif kuantitatif dengan menggunakan teori-teori dan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini. Analisis data dilakukan untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel inpenden secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel dependen dan model sebagai berikut :

GJTt= β0+ β1GPPt+ β2GSBTt+ β3GINFt+ β4GJKt+ et

Dimana :

GJTt = Pertumbuhan Tabungan Pada Bank Umum (Persen) GPPt = Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Lampung (Persen) GSBTt = Pertumbuhan Suku Bunga Tabungan (Persen)

GINFt = Pertumbuhan Inflasi (Persen)

GJKt = Pertumbuhan Jumlah Kantor Bank Umum (Persen) βo = Konstanta Regresi

β1,β2,β3…= Koefisien Regresi ei=Error term/ Gala

Nilai Koefisien regresi sangat penting, karena nilai ini merupakan dasar dari analisis yang dilakukan. Nilai koefisien yang positif (+) menunjukkan hubungan yang searah antara variabel bebas dan variabel terikat. Artinya, jika variabel bebas mengalami kenaikan, maka akan menyebabkan kenaikan pada variabel terikat.


(66)

Sebaliknya, jika nilai koefisien bernilai negatif (-), maka menujukkan hubungan yang berlawanan. Artinya, kenaikan pada variabel bebas akan mengakibatkan penurunan pada variabel terikat. Prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan melalui beberapa tahap.

1. UjiStationary(Unit Root Test)

Salah satu konsep penting yang harus diingat dalam analisa dengan menggunakan datatime seriesadalah kondisi data yang stasioner atau tidak stasioner. Data dikatakan stasioner bila data tersebut memiliki nilai rata-rata dan varian yang tetap sepanjang waktu. Dengan data yang stasioner modeltime seriesdapat dikatakan lebih stabil dan estimator yang dihasilkan tetap konsisten dan tidak bias. Jika estimasi dilakukan dengan menggunakan data yang tidak stasioner maka data tersebut dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena hasil regresi yang berasal dari data yang tidak stasioner akan meragukan atau disebut regresi lancung (spurious regression). Spurious regressionadalah situasi dimana hasil regresi menunjukkan koefisien regresi yang signifikan secara statistik dan nilai koefisien determinasi yang tinggi namun hubungan antara variabel di dalam model tidak saling berhubungan.

Untuk itu, sebelum melakukan analisis lebih lanjut, perlu dilakukan uji

stasioneritas terlebih dahulu terhadap data yangdigunakan. Pada umumnya data ekonomitime seriessering kali tidak stasioner pada level series (nonstasioner). Seperti telah dijelaskan jika data tidak stasioner maka data memiliki masalah

spurious regression.Untuk menghindari masalah ini kita harus


(67)

✼8

diferensiasi data. Uji stasioner data melalui proses diferensiasi ini disebut uji derajat integrasi.

Data yang telah stasioner pada level series, maka data tersebut adalahintegrated of order zeroatau I(0). Apabila data stasioner pada differensial tahap 1, maka data tersebut adalahintegrated of order oneatau I(1). Jika data belum stasioner pada diferensiasi satu maka dilanjutkan pada diferensiasi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang stasioner. Terdapat beberapa metode pengujianunit root, dua diantaranya yang saat ini secara luas dipergunakan adalahAugmented Dickey-FullerdanPhilip-Pheron unit root test. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Unit Root yaitu Ho : Mempunyai Unit Root (Tidak Stasioner) dan Ha : Tidak

Mempunyai Unit Root (Stasioner). Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan antara nilai statistik ADF (PP) dengan nilai kritis distribusi statistik Mackinnon.

2. Uji Kointegrasi (Keseimbangan Jangka Panjang)

Konsep kointegrasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang pada variabel-variabel yang diobservasi. Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun waktu tidakstasioner akan terkointegrasi bila kombinasinya juga linier sejalan dengan berjalannya waktu, meskipun bisa terjadi masing-masing variabelnya bersifat tidak stasioner. Bila variabel runtun waktutersebut terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Uji ini dilakukan setelah uji stasioneritas dan variabel telah terintegrasi pada derajat yang sama.


(68)

Uji kointegrasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kointegrrasi Engel-Granger(EG). Untuk melakukan uji dari EG ini kita harus melakukan regresi persamaan, dan kemudian mendapatkan residualnya. Dari residual ini kemudian kita uji stasioneritasnya dengan ADF atau PP, jika stasioner pada orde level maka residual bersifat stasioner dan data dikatakan terkointegrasi. Hipotesis dalam uji kointegrasi yaitu Ho : Tidak terdapat Kointegrasi dan Ha : Terdapat Kointegrasi (Gujarati, 2012).

Kriteria pengujiannya adalah:

1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika nilait statistic> nilaitkritis 2. Ho diterima dan Ha ditolak, jika nilait statistic< nilaitkritis

3. Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model/ ECM )

Setelah melakukan uji regresi kointegrasi dan hasil pada model terdapat

kointegrasi maka dengan kata lain data mempunyai hubungan atau keseimbangan jangka panjang. Bagaimana dengan jangka pendeknya, sangat mungkin terjadi ketidakseimbangan atau keduanya tidak mencapai keseimbangan. Teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang disebut denganError Correction Model(ECM), yang dikenalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Engle-Granger. Penggunaan model ECM yaitu untuk mengetahui pengaruh peubah variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu dalam ekonometrika ECM berguna dalam mengatasi masalah data time series yang tidak stasioner dan masalahSpurious regression.

Uji ECM memasukkan penyesuaian (D) untuk melakukan koreksi


(1)

❃ ❄

b. Uji F.

Uji F merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang melatar belakangi pengujian ini adalah uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah Ho dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang ada (Gujarati, 2012).Penggunaan tingkat signifikansinya beragam, tergantung keinginan peneliti, yaitu 0,01 (1%) ; 0,05 (5%) dan 0,10 (10%).

Hipotesis yang digunakan dalam uji F yaitu

1) Ho : Secara bersama sama semua variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat dan

2) Ha : Secara bersama-sama semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan F-hitung dan F-tabel. Apabila :

a. F-statistik > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima maksudnya bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak maksudnya bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.


(2)

66

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis persamaan jangka pendekError Corection Model (ECM) “Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung (2006.1– 2014.4)”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil estimasi menggunakan model penelitian dengan metode analisis jangka pendek /Error Corection Model(ECM), maka:

a. Variabel pendapatan perkapita berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

b. Variabel suku bunga tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

c. Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

d. Variabel jumlah kantor bank umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. e. Variabel bebas (pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan

jumlah kantor bank umum) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.


(3)

67

B. Saran

1. Bagi nasabah

a. Nasabah harus berhati-hati menyimpan uang di bank, karena untuk

memperoleh hasil yang optimal, dan analisis yang berdasarkan pada ekonomi dapat memberikan hasil yang lebih baik.

b. Nasabah dapat lebih mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan dalam menyimpan uang, karena hasil penelitian menunjukan variabel-variabel yang mempengaruhi berpengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan pada bank umum.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penggunaan data triwulan untuk melihat pengaruh jumlah tabungan kurang sensitif dan kurang mencerminkan fluktuasi yang sebenarnya, sehingga pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan data fluktuasi bulanan atau bahkan mingguan.

b. Keterbatasan dalam periode waktu penelitian, pengolahan data, serta kemungkinan ketidak akuratan data sehingga hasil pengujian beberapa variabel berbeda dari teori dan penelitian-penelitian terdahulu.

c. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas sedangkan masih banyak variabel lain yang dapat berpengaruh pada jumlah tabungan pada bank umum. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain agar hasil yang diperoleh semakin baik. Seperti variabel penerimaan ekspor, PDRB, jumlah uang beredar, kurs valuta asing dan lain-lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2014. www.bi.go.id. Diakses Maret 2015. . 2006 I. KER

. 2012 IV. KER . 2013 IV. KER . 2014 III. KER . 2014 IV. KER

Case, E Karl,dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid satu : Erlangga. Jakarta.

Case, E Karl,dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid dua : Erlangga. Jakarta.

Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan: Gahlia Indonesia, Jakarta. Gujarati, Damodar. 2012. Ekometrika Dasar: Erlangga. Jakarta.

Hendra,Yenny. 2012. Analisis Pengaruh PDRB, Suku Bunga, Tingkat InflasiDan Kurs Valuta Asing Terhadap SimpananMasyarakat Pada Bank Umum Di Kalimantan Barat (2004-2011). Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. indoPersada. Jakarta.

Isnowati, Sri.2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Di Indonesia (2001.3-2010.4). Ilmu Ekonomi Dan Kewirausahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank.

Iyan, Rityan, Rosyetti, dan Susie Lenggogeni. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum Di Pekan Baru (2004-2009).Ilmu Ekonomi. Riau: Fakultas Ekonomi Universitas Riau.


(5)

Kasmir. 2008. Bankdan Lembaga Keuangan Lainya: PT Raja Graf Indo Persada. Jakarta.

Mankiw, Gregory.2006. Makroekonomi Edisi Enam: Erlangga. Jakarta.

Muchtolifah.2007. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum Di Kota Surabaya (1991-2005). Ilmu-ilmu ekonomi. Surabaya. Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya.

Pindyck, S Robert, dan Daniel L. Rubinfeld. 2007. Mikro Ekonomi: PT Indeks. Jakarta

Rosandi, Dedi. 2012. Ekometrika Dan Analisis Runtut Waktu Terapan.:CVANDI OFFSET. Yogyakarta.

Sasmita, Dinni. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat Pada Bank Umum Di Kabupaten Lampung Tengah (Periode 2006:1-2011:4). Skripsi. Bandar Lampung: FEB UNILA.

SK Menkeu RI No. 791 Tahun 1990, menjelaskan tentang bank

SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2014, menjelaskan tentang peraturan biaya pendidikan

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Kencana, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Teori Pengantar Makroekonomi:PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Pengantar Ekonometrika: BPFE. Yogyakarta. Sutarno. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Rumah

Tangga Pedesaan Di Kec Delanggu Kabupaten Klaten (2010.1-2013.12).

Ekonomi dan Kewirausahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan: UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Taufuq dan Agus . 2014. Analisis Dampak Inflasi Pada Pengaruh Produk Domestik Bruto Dan Bunga Tabungan Terhadap Jumlah Tabungan Bank Umum (2010.1-2013.12).Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. Surabaya: Fakultas Ekonomi Univeritas Surabaya.


(6)

UU No. .10 Tahun 1998 pasal 1 menjelaskan tentang bank. UU No. 24 Tahun 2004 tentang lembaga penjamin simpanan.

UU No.32 Tahun 2004 tentang kewenagan yang diberikan pemerintah. Wahyuningsih, Tri ,dan Banatul Hayati. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tabungan Daerah Di Kota Semarang (1983-2001). FE UNDIP: Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.