PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS

KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

ASIH SAYEKTI

Suatu kegiatan pembelajaran akan sangat bermakna bagi siswa, apabila kegiatan pembelajaran tersebut mengutamakan interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan muridnya, artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan tempat bagi siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus 2 kali pertemuan dan terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, penilaian/pengamatan dan refleksi. Untuk pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes.

Pembelajaran Tematik dengan menggunakan Model Pembelajaran PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya. Pada siklus pertama, hasil siswa 66.67%, pada siklus kedua meningkat menjadi 72.38%. Jadi penggunaan model pembelajaran PBI terhadap siswa kelas IV pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar di SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringkumpul, pada tanggal14 Januari 1978, merupakan anak kedelapan dari sepuluh bersaudara dari pasangan Ibu Samirah dan Bapak Warsono (alm).

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 4 Pringsewu pada tahun 1990, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Pringsewu pada tahun1993, Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEA) SMEA 2 Mei 87 Pringsewu pada tahun 1996.

Pada tahun 2011, penulis tercatat sebagai mahasiswa PGSD S.1 dalam Jabatan FKIP UNILA hingga saat ini.


(7)

i

Moto

Di belakangku ada kekuatan tak terbatas,

di depanku ada kemungkinan tak berakhir,

di sekelilingku ada kesempatan tak terhitung.


(8)

i

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT, kupersembahkan

karya ini dengan kesungguhan hati sebagai tanda bakti dan cinta kasihku

kepada:

Suamiku tercinta Anthony yang selalu mendampingi dan memberi motivasi

dan semangat demi keberhasilanku

Anak-anakku tersayang Renitta Anggraeni, Efelin Zahra Arlista, dan

putraku tercinta Neal Dzakian yang selalu mendoakan dan mendukungku

dalam segala aktivitas yang kukerjakan

Ibu kutercinta yang telahmembesarkan, mendidik,

selalumemberikan doa, semangat serta nasehat

Almarhum.bapak yang menjadi motivasiku.untuk.maju

Para guru dan dosen yang dengan tulus ikhlas dan sabar dalam mendidik dan

memberikan ilmunya kepadaku.


(9)

ii SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “ Penerapan model pembelajaran Problem Based Introduction untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu“ adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberi kemudahan dalam mengurus segala sesuatunya.

2. Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Universitas Lampung, yang telah memberi kemudahan dalam mengurus segala sesuatunya.

3. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberi kemudahan dalam mengurus segala sesuatunya.


(10)

iii 4. Dr. Darsono, M.Pd. selakuKetua Program Studi S.1 PGSD Universitas Lampung sekaligus pembimbing pengganti yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Siswantoro, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Penyusunan Tugas Akhir, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kelanjutan penyelesaian skripsi ini.

6. Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Dosen Pembahas Penyusunan Laporan Tugas Akhir, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan, saran, arahan sehingga teselesainya skripsi ini.

7. Dosen Pengajar Program S.1 PGSD dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Suparjan, A.Ma.Pd.selaku Kepala Sekolah sebagai tempat penelitian, yang telah mengizinkan penelitian, dan memberikan masukan yang sifatnya membangun.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermafaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 15 Desember 2014 Penulis

ASIH SAYEKTI NPM 1113119002


(11)

iv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.2 Pembelajaran Tematik Integratif ... 11

2.3 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 ... 15

2.4 Penilaian Autentik ... 19

2.5 Penelitian yang relevan ... 23

2.6 Model Pembelajaran Problem Based Introduction ... 23

2.7 Kerangka Pikir ... 30


(12)

v III. METODE PENELITIAN

3.1 JenisPenelitian ... 31

3.2 SettingPenelitian ... 34

3.3 Subjek Penelitian ... 36

3.4 Data dan Instrumen Penilaian ... 37

3.5 Indikator Keberhasilan ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Awal ... 42

4.2 Persiapan Pembelajaran ... 42

4.3 Hasil Penelitian ... 43

4.4 Pembahasan ... 83

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 87

5.2 Saran ... 87


(13)

vi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan

Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 3

2.1 Sintaks Model PBI ... 27

3.1 Format Lembar Observasi Sikap Siswa ... 37

3.2 Lembar Observasi Keterampilan Siswa ... 38

3.3 Lembar Observasi Kinerja Guru ... 38

3.4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa ... 41

3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa ... 41

4.1 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada Siklus I Pertemuan ke I ... 48

4.2 Hasil Keterampilan Siswa Membuat Poster ... 49

4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan ke I ... 50

4.4 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II Pertemuan ke I ... 58

4.5 Hasil Keterampilan Menceritakan kembali Teks Bacaan ... 59

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan ke II ... 60

4.7Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa pada Siklus I ... 62

4.8 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada Siklus I Pertemuan ke II ... 68

4.9 Hasil Keterampilan Menceritakan kembali Teks Bacaan ... 69


(14)

vii

4.11 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II Pertemuan ke II ... 78

4.12 Hasil Keterampilan Menyanyikan lagu Kulihat Ibu Pertiwi ... 79

4.13 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan ke II ... 80

4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa pada Siklus II ... 82

4.15 Rekapitulasi hasil Peningkatan Sikap Siswa siklus I dan siklus II ... 84

4.16 Rekapitulasi Hasil Keterampilan Siswa Siklus I dan Siklus II ... 85

4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Selama Pelaksanaan Penelitian ... 85


(15)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 . RPP siklus I pertemuan ke-I ... 92

2 . RPP Siklus I pertemuan ke-II ... 112

3 . RPP Siklus II pertemuan ke-I ... 132


(16)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 KerangkaPikir ... 30 2.2 Siklus PTK menurut Hamdani ... 33


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mendewasakan manusia dari berbagai aspek, hal tersebut sejalan dengan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan. Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus melakukan kegiatan belajar


(18)

2

mengajar dibina oleh sumber belajar yang bertugas untuk menyampaikan berbagai materi pelajaran, serta bertanggung jawab terhadap moralitas dan mentalitas bagi setiap peserta didik. Pelaksanaan kegiatan belajar akan dapat tercapai dengan baik. Dari penjelasan di atas, maka penulis berasumsi bahwa di dalam proses belajar mengajar sering dijumpai siswa yang mengalami berbagai masalah belajar. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah.

Proses pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara guru dan murid. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh, sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang mengarahkan kegiatan belajar siswa atau subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi. Konsep pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar dan dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi atau kerja kelompok karena pada saat itulah berlangsung kerjasama sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, tugas guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan menciptakan komunikasi dua arah. Guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Oleh karena itu, apabila guru mengajar tanpa memperhatikan kemampuan siswa sebelum materi diajarkan, guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang


(19)

3

benar dan hanya sebagian siswa yang mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Pendidikan di Indonsia saat ini mengalami transisi kurikulum dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) menjadi kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 memungkinkan guru menilai hasil belajar siswa dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Hal tersebut sejalan dengan kemendikbud (2013:212). yang memberi konsepsi bahwa pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran ini didalamnya mencakup komponen mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran tetapi bukanlah setiap siklus pembelajaran. selanjutnya dalam proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Dari observasi yang penulis ketahui bahwa hasil belajar rendah dan dapat diketahui pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu TA 2013/2014

Sumber : Guru kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya 2013/2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar pada siswa SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu dengan konversi nilai

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Kategori KKM

1 0 - 65 15 75% Tidak

Tuntas

66

2 66 - 100 5 25 % Tuntas


(20)

4

sebagian besar siswa tidak tuntas, karena dari 20 siswa yang termasuk nilai kategori tuntas adalah 5 siswa (25 %) dan yang termasuk nilai kategori tidak tuntas adalah 15 siswa (75 %) dengan KKM= 66.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini 65% siswa berbicara dengan teman sebangkunya dan pembicaraan mereka bukan membahas tentang pelajaran yang sedang diikuti dan partisipasi siswa dalam pembelajaran masih kurang, hal ini terlihat pada saat peserta didik diminta maju untuk mengerjakan tugas yang diberikan masih kesulitan untuk mengerjakannya. Apabila komunikasi guru dan siswa tidak seimbang atau guru hanya berceramah saja maka yang ada siswa akan merasa bosan dan jenuh atau bahkan berbicara sendiri.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat observasi yang telah dilakukan di SD Negeri 1 Sinar Mulya dan dari data yang diperoleh maka perlu pemilihan metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami konsep pada saat proses pembelajaran. Untuk itu selayaknya dalam pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya perlu dilakukan perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran Problem Based Introduction. Menggunakan model Problem Based Introduction karena model pembelajaran Problem Based Introduction mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik dan dalam proses belajar mengajar siswa dapat dipastikan sangat antusias, dengan demikian materi yang akan diajarkan dapat diserap dengan baik. Dan kelebihan model pembelajaran Problem Based Introduction diantaranya yaitu


(21)

5

siswa dilibatkan secara langsung pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik, dan dilatih untuk bekerjasama dengan siswa lain dan siswa harus berperan aktif dalam KBM, dan menjadikan siswa lebih mandiri. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang

peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Introduction terhadap hasil belajar.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu, diperoleh data bahwa hasil belajar siswa sangat rendah, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1.2.1 Hasil belajar rendah disebabkan model pembelajaran yang dilaksanakan lebih dominan guru, sehingga kurang memberi kesempatan siswa untuk diskusi saat belajar.

1.2.2 Guru kurang membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

1.2.3 Pembelajaran yang monoton mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

1.2.4 Guru dalam proses pembelajaran masih bersifat pengajaran dan belum membelajarkan siswa.

1.2.5 Guru dalam proses pembelajaran kurang Guru kurang menguasai terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan di kelas.


(22)

6

1.3. Rumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah dan dirumuskan masalah yang ada yaitu : “masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu”.

Atas dasar hal tersebut, maka permasalahan yang diajukan adalah :

“ Apakah model pembelajaran Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan

Banyumas Kabupaten Pringsewu? ”

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin dicapai adalah untuk “ Meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Introduction pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu “

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Siswa :

1.5.1.1 Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

1.5.1.2Memberikan pengalaman belajar siswa sehingga menjadikan siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.


(23)

7

1.5.2 Bagi Guru :

1.5.2.1 Memberikan wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran di SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

1.5.2.2 Menjadi informasi baru bagi guru sebagai pertimbangan menggunakan model pembelajaran dapat mengembangkan kreatifitasnya di dalam pembelajaran.

1.5.3 Bagi Sekolah :

1.5.3.1 Memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran Tematik di SD 1 Sinar Mulya kecamatan banyumas pringsewu.

1.5.3.2 Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini, pihak sekolah mendapat masukan baru untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Introduction dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.


(24)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar

Secara psikologis pengertian belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2010 : 2) ” Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ” Sejalan dengan pendapat Usman diatas (2010 : 5) bahwa ” Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.” Sementara Siregar dan Hartini (2010 : 5) mengemukakan bahwa ” Belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan ”. Selain itu Sanjaya (2006 : 112) menyatakan bahwa ” Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan”. Menurut Piaget, belajar merupakan proses asimilasi dan atau akomodasi informasi ke dalam struktur mental. Asimilasi adalah terpadunya informasi dan pengalaman baru ke dalam struktur mental (Scheme). Asimilasi dapat terjadi jika informasi


(25)

9

baru yang diterima anak sesuai dengan struktur mental anak. Jika informasi atau pengalaman baru yang diterima anak tidak cocok dengan struktur mental yang telah dimiliki anak sebelumnya, maka struktur mental dapat mengalami akomodasi. Akomodasi yaitu perubahan pikiran sebagai suatu akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Ada kalanya informasi baru yang diterima anak itu bertentangan dengan struktur mental yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga dalam struktur mental anak itu terjadi disekuliberasi (ketidak seimbangan). Dalam kondisi inipun perlu adanya akomodasi dalam scheme anak, yang selanjutnya dapat diikuti dengan asimilasi.

2.1.2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Sedangkan menurut Abdurrahman (2003;37) mengatakan :”hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah malaui kegiatan belajar

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek


(26)

10

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Agar siswa dapat meraih hasil belajar yang diharapkan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini Slameto (2010 : 54-71) menguraikan faktor-faktor itu sebagai berikut :

faktor internal adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar, meliputi : faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan). Faktor kelelahan atau faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi : 1). Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan).

2). Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah). 3). Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,


(27)

11

Menurut pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar yang telah di alami siswa, baik berupa sikap maupun tingkah laku. Indikator ketercapain hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu : (a). Kognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman, (b). Afektif meliputi sikap dan partisipasi dan, (c). Psikomotorik meliputi keterampilan dan kreatifitas.

2.2. Pembelajaran Tematik Integratif

2.2.1. Pengertian pembelajaran Tematik Integratif

Mendikbud menjelaskan, bahwa kurikulum 2013 lebih bersifat tematik Integratif yang berarti bahwa mata pelajaran yang terkait satu sama lain yakni dengan kata lain mata pelajaran tidak dihilangkan melainkan digabung (Muzamiroh, M.L. 2013: 133). Di dalam proses pembelajaran, siswa akan diarahkan akan lebih aktif sehingga dalam asumsi ini digunakan untuk menambah jam belajar dan perubahan proses penilaian.

Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema (Kemdikbud 2013). Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Yang dimaksud tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta dalam Rusman, 2013: 254). Dalam pembelajaran integratif tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia.

Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam


(28)

12

mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

2.2.2. Landasan Pembelajaran Tematik

Menurut Rusman (2013: 255) landasan-landasan pembelajaran tematik di sekolah dasar meliputi :

a. Landasan Filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat berikut: (1) progresivisme, (2) konstrukvisme, dan (3) humanism. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhataikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran siswa dan humanism melihat siswa dalam segi keunikan/kekhasan, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

b. Landasan psikologis, terutama berkaitan dengan psikologi dan perkembangan siswa dan psikologi belajar.

c. Landasan yuridis berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap peserta didik


(29)

13

dalam satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

Selain ketiga landasan diatas, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu juga dipertimbangkan landasan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS).

2.2.3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Seperti halnya pada pembelajaran lain, pembelajaran tematik memiliki karaktristik tertentu. Menurut Depdiknas (dalam Trianto 2010:91-92) pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik antara lain:

1. Berpusat pada siswa

2. Memberikan pengalaman langsung

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas 4. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran 5. Bersifat fleksibel

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa 7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

2.2.4. Pentingnya Pembelajaran Tematik untuk Murid Sekolah Dasar

Model pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran atau mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Rusman (2013: 258) apabila dibandingkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan, di antaranya :


(30)

14

(1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, (2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, (3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama, (4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, (5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, (6) mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Selain adanya keunggulan-keunggulan tersebut diatas menurut Rusman (2013:258) pembelajaran tematik sangat penting diterapkan disekolah dasar sebab memiliki nilai dan manfaat di antaranya : (1) dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan, (2) siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana dan alat bukan tujuan akhir, (3) pembelajaran tidak terpecah-pecah karena siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu juga, (4) memberikan penerapan-penerapan dari dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer belajar, (5) dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat.


(31)

15

Dapat disimpulkan pentingnya pembelajaran tematik di Sekolah Dasar karena pada umumnya siswa pada tahap ini masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional. Melalui pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari secara holistik, bermakna, autentik, dan aktif. Menurut Sutirjo dan Sri Istuti dalam Suryosubroto (2009:133) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.

Depdiknas dalam Trianto (2010:79) menerangkan bahwa pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran terpadu. istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

2.3 Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 2.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengerti konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah) merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ ditemukan “


(32)

16

2.3.2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik (Kemendikbud, 2013) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan intelek , khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperoleh hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6. Untuk mengembangkan karakter siswa.

2.3.3. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu (Kemendikbud, 2013):

1. Pembelajaran berpusat pada siswa

2. Pembelajaran membentuk konsep diri siswa (student’self concept). 3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan


(33)

17

6. Pembelajaran meningkatan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikontruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

2.3.4. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Langkah pendekatan Saintifik (PERMENDIKBUD Nomor 81 A Tahun 2013): 1. Mengamati

- Kegiatan belajar: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

- Kompetensi yang dikembangkan : melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

2. Menanya

- Kegiatan belajar : mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

- Kompetensi yang dikembangkan: mengembangkan kreatifitas , rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang prlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.


(34)

18

3. Mengumpulkan Informasi

- Kegiatan belajar : melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/ aktifitas, wawancara dengan narasumber.

- Kompetensi yang dikembangkan : mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melelui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasi

- Kegiatan belajar : mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

- Kompetensi yang dikembangkan meliputi mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.


(35)

19

5. Mengkomunikasikan

- Kegiatan belajar : menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya. - Kompetensi yang dikembangkan : mengembangkan sikap jujur,

teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.

2.4 Penilaian Autentik

2.4.1 Pengertian Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah : suatu istilah/ terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. dalam hal ini adalah simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang ditemui di dalam praktek dunia nyata. Penilaian autentik ada kalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerjasama dengan peserta didik, penilaian autentik mencoba mengabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi


(36)

20

dan keterlibatan peserta didik serta keterampilan belajar. Penialaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah apa belum menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.

2.4.2. Penialaian Autentik dan Belajar Autentik

Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk mencerminkan cara-cara terbaik agar siswa dapat mencapai hasil akhir, penilaian autentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Kriteria untuk melaksanakan pembelajaran autentik antara lain:

a. mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam pembelajaran.

b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.

c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia luar.


(37)

21

2.4.3. Jenis-jenis Penilaian Autentik Jenis-jenis Penilaian Autentik antara lain :

a. Penilaian Sikap

Penilaian autentik merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri namun merupakan yang pelaksanaanya terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan sehingga bersifat otentik. penilaian sikap terdiri dari :

- Obsevasi, yaitu merupakan penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera baik secara langsung maupun tidak langsung.

- Penilaian diri, yaitu merupakan penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi diri dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.

- Penilaian antar teman, yaitu merupakan penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran.

- Jurnal catatan guru, yaitu merupakan catatan peserta didik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan yang berkatan dengan sikap dan perilaku.

b. Penialain Pengetahuan


(38)

22

- Tes tertulis, pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri dan berbeda dengan teman-temannya namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.

- Tes lisan, yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap atau lisan sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut.

- Penugasan, yaitu penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

c. Penilaian keterampilan

Aspek keterampilan dapat dengan cara berikut:

- Penilaian kinerja, yaitu suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

- Penilaian proyek, yaitu kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik.

- Penilaian portofolio, yaitu penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.


(39)

23

2.5. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh : 1. Muliyandari, Nora (2010) “ Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Introduction(PBI) Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV-A SDN Purwantoro Pada Pokok Bahasan Perubahan kenampakan Bumi dan Benda langit Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV-A SDN Purwantoro pada pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda langit dengan model pembelajaran Problem Based Introductiondapat meningkat dengan baik.

2. Nining Ramadani Apriliana (2008) “ Implementasi Problem Based Introduction (PBI) pada Proses Pembelajaran Terhadap Siswa Kelas V SDN Soso 03 Kecamatan Gandusari.

3. Anis Masriyah (2008) Penerapan Problem Based Introduction (PBI) pada Proses Pembelajaran permulaan pada anak didik kelompok A TK negeri Pembina Kota Blitar. http://www.dlsweb.rmit.edu.au/eng/ beng0001/Nhtm/). (diunduh tanggal 10 Agustus 2014).

2.6. Model Pembelajaran Problem Based Introduction

Problem based introduction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al, 2001). Suatu pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip penggunaan masalah sebagai sebuah titik awal untuk perolehan dan pengintegrasian pengetahuan baru (H.S. Barrows,1982). Dalam


(40)

24

pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah. Peranan guru sebagai pembimbing dan negosiator. Peran-peran tersebut dapat ditampilkan secara lisan selama proses pendefinisian dan pengklarifikasian masalah. Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah: lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan

ajar untuk siswa dan untuk guru, artikel, jurnal, kliping, peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi, meja dan kursi yang mudah

dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.

Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) disebut juga

Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara adil

dan obyektif. Secara garis besar PBI terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Peranan guru dalam PBI adalah mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan dan dialog siswa, serta mendukung belajar siswa. PBI diorganisasikan di sekitar situasi kehidupan nyata yang menghindari jawaban sederhana dan mengundang berbagai pemecahan yang bersaing.


(41)

25

2.6.1. Prinsip/ Ciri-ciri

Ciri-ciri utama PBI meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, suatu pemusatan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerja sama serta menghasilkan karya atau peragaan. PBI tidak dirancang untuk membantu guru namun memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. PBI utamanya dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual.

Dapat di ambil point mengenai ciri-ciri utama PBI :

1. Question Or Problem Posing (Pengajuan Pertanyaan Atau Masalah). 2. Interdisciplinary Focus (Memusatkan Pada Keterkaitan Antar

Disiplin Ilmu).

3. Authentic Investigation (Penyelidikan Autentik). 4. Collaboration (Kerjasama).

5. Production Of Artifacs And Exhibits (Menghasilkan Karya Dan Peragaan/Pameran).

2.6.2. Tujuan PBI

PBI utamanya dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagi peran orang dewasa dengan melibatkan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi. PBI juga membuat siswa menjadi pembelajar yang otonom, mandiri. Secara terinci tujuan PBI adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Kerjasama yang dilakukan dalam PBI, mendorong munculnya


(42)

26

berbagi keterampilan inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang keterampilan sosial dan berpikir.

2. Permodelan Peranan Orang Dewasa yang autentik 3. Pembelajar Otonom dan Mandiri.

2.6.3. Tingkah Laku Mengajar dengan Model Pembelajaran PBI

PBI biasanya terdiri dari 5 (lima) tahap utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Jika jangkauan masalahnya tidak terlalu kompleks, maka kelima tahapan tersebut mungkin dapat diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga kali pertemuan. Namun untuk masalah-masalah yang kompleks mungkin akan membutuhkan setahun penuh untuk menyelesaikannya. Kelima tahapan tersebut disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 2.1. Sintaks Model PBI

FASE-FASE TINGKAH LAKU GURU

FASE 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

FASE 2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

FASE 3

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

FASE 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

FASE 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.


(43)

27

2.6.4. Teknik Penilaian dan Evaluasi

Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model PBI adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka. Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai untuk PBI terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misal : dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil. Adapun prosedur-prosedur yang telah disebutkan dinamakan asesmen kinerja, asesmen autentik, dan portofolio.

2.6.5. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instroduction) adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik, maka dengan ini dalam proses belajar mengajar, siswa dapat dipastikan terlihat sangat antusias, dengan demikian materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik. Pemberian pengalaman belajar dapat dirasakan melalui “mengalami” bukan sekedar “menghafal” sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep – konsep serta hubungan antar konsep dalam ilmu pengetahuan. Siswa mampu menggunakan bermacam-macam keterampilan dan prosedur pemecahan masalah


(44)

28

2.6.6. Kelebihan PBI (PS//aminazmi 268.wordpress.com/:/model pembelajaran PBI 19 April 2012).

1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.

2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain. 3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

4. Siswa berperan aktif dalam KBM

5. Siswa lebih memahami konsep IPA yg diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.

6. Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi

7. Pembelajaran lebih bermakna

8. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran IPA sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari

9. Menjadikan siswa lebih mandiri

10. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain

11. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat.

2.6.7. Kelemahan PBI (PS//aminazmi 268.wordpress.com/:/model pembelajaran PBI 19 April 2012).

1. Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.


(45)

29

3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini. 4. Membutuhkan waktu yang banyak

5. Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan dengan PBI

6. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk siswa yang terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dll

7. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang. 8. Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30.


(46)

30

2.7. Kerangka Pikir

Atas dasar teori dan konsep pembelajaran Problem Based Intoduction maka dapat disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1.Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas Kondisi awal Guru/PenelitiBelum memanfaatkan model pembelajaran Problem Based Introduction(X) Siswa/yang diteliti keterampilan/hasil belajar tematik (x) rendah

Memanfaatkan model pembelajaran Problem Based Introduction

Siklus I Guru

menggunakan model pembelajaran Problem Based Intoduction siswa melihat dan diskusi kelompok

Diduga melalui pemanfaatan modelpembelajaran Problem Based Introduction dapat meningkatkan keterampilan belajar dan hasil belajar.

Siklus II

Gurumenggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction siswa mengikuti,diskusi dan mencoba dalam kelompoknya Kondisi akhir


(47)

31

2.8. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir penelitian, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

“ Jika dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Introduction dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringswu”


(48)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi. A, dkk. (2010: 3) penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama, tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas ini diadakan perencanaan dan langkah-langkah dengan melakukan beberapa siklus dengan menggunakan 4 tahapan pada masing-masing siklus yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan bentuk tindakan maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi harus selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.


(49)

33

Rangkaian dari langkah-langkah dari masing-masing siklus dapat dilihat pada bagan berikut ini :


(50)

34

3.2. Setting Penelitian

3.2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu semester ganjl tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan pertimbangan sebagai tempat peneliti bertugas. Selain itu, peneliti telah memahami situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama ini dan sebagai upaya perbaikan serta evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) mengabdosi model Hopkins dalam Aqib (2007: 93) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas. Tahap-tahap rencana pelaksanaan penelitian tindakan diuraikan sebagai berikut: 1 . Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian.

a. Menetapkan Kompetensi Inti dan kompetensi dasar b. Menyusun rencana pembelajaran

c. Membuat Instrumen Penilaian 2. Pelaksanaan

Implementasi RPP langkah-langkahnya sebagai berikut : 2.1. Kegiatan Pendahuluan

 Siswa merespon salam yang diucapkan guru dan dilanjutkan doa bersama-sama.

 Menginformasikan kepada siswa tema dan sub tema yang akan diajarkan yaitu” Ayo cintai lingkungan”.


(51)

35

 Menyampaikan tujuan pembelajaran 2.2. Kegiatan Inti

 Guru membagi siswa dalam kelompok

 Siswa menyiapkan alat dan bahan

 Siswa mengamati gambar yang tersedia

 Siswa mendiskusikan secara berkelompok .

 siswa mempresentasikan hasil diskusi.

 Siswa membaca teks bacaan.

 Siswa melakukan tanya jawaban tentang teks bacaan.

 Siswa diminta untuk mengumpulkan informasi.

 Siswa mencari informasi atau sumber dari luar dan bantu oleh guru.

 Siswa menyajikan hasil pengumpulan informasi.

 Guru mengevaluasi hasil kerja siswa.

 Evaluasi berupa tes tulis penguasaan konsep yang terdiri dari soal isian singkat dan uraian.

2.3. Kegiatan Penutup

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar sehari

 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)


(52)

36

 Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).

3. Observasi

- Kegiatan observasi dengan memakai format uji kinerja tentang hasil belajar siswa yang sudah disiapkan untuk mengumpulkan data.

- Menilai hasil tindakan dengan menggunakan 3 aspek. 4. Refleksi

Dengan melihat hasil belajar guru melakukan refleksi yaitu Meliputi kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Hasil relfeksi dapat dijadikan catatan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya

3.3. Subjek Penelitian

Pelitian ini dilaksankaan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa 21 orang yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara 1 peneliti dan satu guru mitra sebagai observer untuk menilai dan mengamati keterampilan siswa dan aktivitas guru peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran.


(53)

37

3.4. Data dan Instrumen Penilaian

a. pada penelitian ini data yang dibutuhkan adalah:

- Data hasil belajar meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. - Data aktivitas sikap siswa dan kinerja guru.

b. Instrumen Penelitian

- Lembar Panduan Observasi

Instrument dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru mitra, lembar panduan observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai sikap siswa, keterampilan siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa selama penelitian tindakaan kelas dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction. Lembar observasi hasil belajar siswa sebagai berikut:

a. Lembar Observasi Sikap Siswa

Tabel 3.1 Format Lembar Observasi Sikap Siswa

Nam a

Percaya diri Ingin tahu Kerjasama Jumlah skor Ni lai kate gori B T 1 MT 2 MB 3 M 4 BT 1 MT 2 MB 3 M 4 BT 1 MT 2 MB 3 M 4 Am An Bu Bud Cah Mon Mel Pen Pat Pet Ttl Rera ta


(54)

38

b. Lembar Observasi Keterampilan Siswa

Tabel 3.2 Lembar Observasi Keterampilan Siswa

Nama Gambar sesuai dengan kelimat ajakan

Tulisan singkat dan jelas

Kerapihan Juml ah skor Ni lai kate gori BT 1 MT 2 MB 3 M 4 B T 1 MT 2 MB 3 M 4 BT 1 MT 2 MB 3 M 4 Am An Bu Bud Cah Mon Mel Pen Pat Pet Ttl Rerata

c. Lembar Obsrvasi Kinerja Guru

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kinerja Guru

Aspek yang diamati Skor Perolehan

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4

Awal Pembelajaran A.Pra Pembelajaran

1 . Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran. 2 . Memeriksa kesiapan siswa

B . Membuka Pembelajaran 1 . Memberikan kegiatan apersepsi 2 . Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan kegiatanserta memotivasi siswa

II Kegiatan Inti Pembelajaran

A . Penguasaan Materi

1 . Menunjukkan penguasaan materi Pembelajaran

2 . Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3 . Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar B. Media Pembelajaran 1 . Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran


(55)

39

2 . Pesan yang dimuat dalam media Jelas

3 . Media rancangan guru 4 . Relevan dengan pesan yang Disampaikan

5 . Melibatkan siswa dalam penggunaan media

6 . Terbaca dan mudah dipahami

7 . Menarik perhatian siswa

8 . warna realistik C. Kemampuan Belajar 1 . melakukan menjelaskan keterampilan menceritakan kembali teks bacaan

2 . mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau

menyampaikan informasi

3 . Membantu siswa dalam membentuk sikap percaya diri, ingin tahu dan kerjasama D. Penilaian

1 .Memantau kemajuan belajar

2 . melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

III Penutup

1 . Menyimpulkan bersama siswa

2 . Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 3 . Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

4 . Melaksanakan tindak lanjut

Jumlah Skor Skor Maksimal Rata-rata Nilai Persentase Kategori


(56)

40

Rubrik Instrument Penilaian Kinerja Guru

No Skor Keterangan Indikator

1 4 A Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya dengan sempurna dan melibatkan seluruh siswa

2 3 B Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya tanpa kesalahan melibatkan sebagian seluruh siswa

3 2 C Aspek yang diamati dilaksanakan cukup baik oleh guru, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan dan melibatkan sebagian kecil siswa

4 1 D Aspek yang diamati dilaksanakan kurang baik oleh guru, guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan tidak melibatkan siswa

-Test Hasil belajar

Instrument ini untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar

siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction. Test

isian yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus nilai


(57)

41

Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 81-100 Sangat Tinggi

2 66-80 Tinggi

3 51-65 Sedang

4 0-50 Rendah

Berdasarkan KKM di SD Negeri 1 Sinar Mulya, siswa dikatakan berhasil jika memperoleh nilai ≥ 66, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa

No Nilai Frekuensi Jumlah persentase Kategori

1 2 3 Jumlah Rata-rata

Tuntas Belum Tuntas

3.5. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a) Terjadi peningkatan peningkatan sikap siswa dan keterampilan siswa.

b) Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 75% dari seluruh siswa telah tuntas belajar dengan KKM 66.


(58)

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan hasil belajar Tematik siswa di kelas IV, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran di kelas, guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Introduction hendaknya memahami dan melaksanakan pembelajaran ini dengan pengelolaan yang baik serta mampu memberi arahan dan bimbingan kepada siswa dalam menghubungkan materi terhadap masalah yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

2. Pemberian tes pada setiap akhir pembelajaran sangat efektif dilaksanakan karena dapat mendorong siswa untuk terampil dalam memahami dan menguasai materi yang sedang diberikan.


(59)

88

3. Guru selalu dapat mengembangkan model pembelajaran yang menarik dan kraetif yang banyak melibatkan siswa dan membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan karena siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kretif dalam suasana yang menyenangkan.


(60)

89

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung.

A

Arreennddss,,RR..II..22000077..LLeeaarrnniinnggttooTTeeaacchh..MMccGGrraawwHHiillll..NNeewwYYoorrkk..

Arikunto, Suharsimi. 2011 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Asra dan Sumiati. 2007. Strategi Belajar dan Mengajar di Sekolah Dasar. CV Maulana. Bandung.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar dan pembelajaran. Dirjen Dekti. Jakarta. Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Moderen. Gramedia. Jakarta.

Kemendikbud. 2013 Pendekatan Saintifik. Kemendikbud RI. Jakarta. Muzamiroh, M.L.2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata pena. Jakarta Piaget, 2003/ Belajar dan Faktro yang Mempengaruhinya. Andhi karya. Jakarta. Permendikbud 2013 81A Tentang Impelementasi Kurikulum 2013. Jakarta Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, w. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Siregar, H.N 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia. Jakarta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Edisi

Revisi) Rineka Cipta. Jakarta.


(61)

90

Suherman. 2008. Hakikat Pembelajaran. Wijaya kusuma. Bandung. Suharmi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Usman, U 2010. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

www.com/2013/03/teori-teori-belajar-dan pemebelajaran.html/. (diunduh tanggal 10 Agustus 2014)

www.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/.tanggal 10 Agustus 2014)


(1)

Rubrik Instrument Penilaian Kinerja Guru

No Skor Keterangan Indikator

1 4 A Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya dengan sempurna dan melibatkan seluruh siswa

2 3 B Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya tanpa kesalahan melibatkan sebagian seluruh siswa

3 2 C Aspek yang diamati dilaksanakan cukup baik oleh guru, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan dan melibatkan sebagian kecil siswa

4 1 D Aspek yang diamati dilaksanakan kurang baik oleh guru, guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan tidak melibatkan siswa

-Test Hasil belajar

Instrument ini untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar

siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction. Test

isian yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus nilai


(2)

2 66-80 Tinggi

3 51-65 Sedang

4 0-50 Rendah

Berdasarkan KKM di SD Negeri 1 Sinar Mulya, siswa dikatakan berhasil jika memperoleh nilai ≥ 66, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa

No Nilai Frekuensi Jumlah persentase Kategori 1

2 3 Jumlah Rata-rata

Tuntas Belum Tuntas

3.5. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a) Terjadi peningkatan peningkatan sikap siswa dan keterampilan siswa. b) Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa secara

klasikal mencapai ≥ 75% dari seluruh siswa telah tuntas belajar dengan KKM 66.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan hasil belajar Tematik siswa di kelas IV, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran di kelas, guru dalam menerapkan model pembelajaran

Problem Based Introduction hendaknya memahami dan melaksanakan pembelajaran ini dengan pengelolaan yang baik serta mampu memberi arahan dan bimbingan kepada siswa dalam menghubungkan materi terhadap masalah yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

2. Pemberian tes pada setiap akhir pembelajaran sangat efektif dilaksanakan karena dapat mendorong siswa untuk terampil dalam memahami dan menguasai materi yang sedang diberikan.


(4)

mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kretif dalam suasana yang menyenangkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. A

Arreennddss,, RR..II.. 22000077.. LLeeaarrnniinnggttooTTeeaacchh.. MMccGGrraaww HHiillll.. NNeeww YYoorrkk..

Arikunto, Suharsimi. 2011 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Asra dan Sumiati. 2007. Strategi Belajar dan Mengajar di Sekolah Dasar. CV Maulana. Bandung.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar dan pembelajaran. Dirjen Dekti. Jakarta. Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Moderen. Gramedia. Jakarta.

Kemendikbud. 2013 Pendekatan Saintifik. Kemendikbud RI. Jakarta. Muzamiroh, M.L.2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata pena. Jakarta Piaget, 2003/ Belajar dan Faktro yang Mempengaruhinya. Andhi karya. Jakarta. Permendikbud 2013 81A Tentang Impelementasi Kurikulum 2013. Jakarta Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, w. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Siregar, H.N 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia. Jakarta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Edisi

Revisi) Rineka Cipta. Jakarta.


(6)

Usman, U 2010. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

www.com/2013/03/teori-teori-belajar-dan pemebelajaran.html/. (diunduh tanggal 10 Agustus 2014)

www.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/.tanggal 10 Agustus 2014)


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

2 12 60

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 41

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B SD NEGERI 01 METRO BARAT

1 23 66

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 MARGOSARI PRINGSEWU

1 5 71

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PROBLEM BASED UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SURUH KALANG KECAMATA

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karangpan

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karang

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS IV PADA TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP MUATAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI PROBLEM BASED LEARNING

0 0 23