PENGARUH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG WAJIB BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUANMENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG WAJIB BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUANMENGAJAR GURU

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1SEKAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Komang Adnyana

Meningkatkan mutu pendidikan merupakan fungsi sekolah yang sangat penting. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang pencapaiannya dilakukan terencana, terarah, dan sistematis. Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal sesuai dengan kemampuannya.

Penelitian ini bertujuan untuk apakah ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung berjumlah 158 siswa dengan jumlah sampel 113 siswa, yang diambil dengan teknik sampel random sampling. Teknik mengumpulkan data yang

digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara, dan angket. Untuk menguji hipotesis satu, dua, dan tiga menggunakan model regresi linier sederhana dan hipotesis keempat menggunakan model regresi multiple.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: 1. Ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar terhadap hasil

belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.


(2)

siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013

4. Ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaaan sarana belajar di rumah dan kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata kunci : pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah, kemampuan mengajar guru dan hasil belajar


(3)

PENGARUH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG WAJIB BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUANMENGAJAR GURU

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1SEKAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Komang Adnyana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh perubahan bebas X1, X2, X3 terhadap Y Gambar 2. Normal Q-Q plot of pengetahuan orang tua tentang wajib belajar (X1) Gambar 3. Normal Q-Q plot of ketersediaan sarana belajar di rumah (X2)


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… ... 1

B. Identifikasi Masalah………. ... 9

C. Pembatasan Masalah………. ... 11

D. Perumusan Masalah……….. ... 12

E. Tujuan Penelitian………... ... 12

F. Kegunaan Penelitian……….. ... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian………. ... 14

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka……….. ... 16

1, Hasil Belajar………. ... 16

2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Wajib Belajar….. ... 20

3. Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah……… ... 23

4. Kemampuan Mengajar Guru……… ... 26

5. Hasil Penelitian Yang Relevan……… ... 31

B. Kerangka Pikir………. ... 32

C. Hipotesis……….. ... 34

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian………. ... 36

B. Populasi Dan Sampel ... 38

1. Populasi……….... ... 38

2. Sampel……….. ... 39


(6)

C. Variabel Penelitian ... 41

1. Variabel Bebas………. ... 41

2. Variabel Terikat……… ... 41

D. Definisi Operasional Variabel……….. ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Observasi……….. ... 45

2. Angket………... ... 45

3. Dokumentasi……… ... 46

4. Wawancara……….. ... 46

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 47

1. Uji Validitas……… ... 47

2. Uji Reliabilitas………. ... 50

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Data Penelitian adalah Data Interval... ... 54

2. Uji Normalitas………. ... 54

3. Uji Homogenitas………. ... 56

H. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 57

1. Uji Kelinieran Regresi………... 57

2. Uji Multikolinearitas………... ... 58

3. Uji Autokorelasi………. ... 59

4. Uji Heteroskedastisitas……….. ... 61

I. Pengujian Hipotesis ... 63

1. Regresi Linear Sederhana……….. ... 63

2. Regresi Linear Multiple………. ... 65

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……… ... 67

1. Sejarah Berdiri SMP Negeri 1 Sekampung……... ... 67

2. Situasi dan Kondisi SMP Negeri 1 Sekampung... ... 68

3. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Sekampung...…….. ... 69

4. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Sekampung... ... 72

5.Proses Belajar Mengajar SMP Negeri 1 Sekampung ... 76

B. Deskripsi Data……… ... 77

1. Data Pengetahuan Orang Tua Tentang Wajib Belajar .... 78

2. Data Ketersediaan sarana Belajar di Rumah……… ... 80

3. Data Kemampuan Mengajar Guru………... ... 82

4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu……….. ... 84

C. Uji Persyaratan Statistik Paramaterik (Analisis Data)... 89

1. Uji Normalitas………... ... 89

2. Uji Homogenitas………... ... 92

D. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 93

1. Uji Linearitas Garis Regresi………... ... 94

2. Uji Multikolinearitas………... ... 97

3. Uji Autokorelasi………... ... 99

4. Uji Heteroskedastisitas ... ... 100

E. Uji Hipotesis ... 103


(7)

a. Pengujan Hipotesis Pertama (X1)………... 104

b. Pengujian Hipotesis Kedua (X2)………... 106

c. Pengujian Hipotesis Ketiga (X3) ... 108

2. Regresi Linear Multiple………... 111

1. Persamaan Regresi………... 111

2. Pengujian Hipotesis X1, X2, X3 ... 113

G. Pembahasan………. .. 114

1. Pengaruh Pengetahuan Orang Tua Tentang Wajib Belajar (X1) terhadap hasil belajar IPS Terpadu ... 114

2. Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 119

3. Pengaruh Kemampuan Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 122

4. Pengaru Penegtahuan Orang Tua Tentang Wajib Belajar, Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah dan Kemampuan Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 127

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 131

B. Saran………. . 132 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Semester Ganjil Siswa Kelas XIII

SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 4

Tabel 2. Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Siswa Kelas XIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 7

Tabel 3. Penelitian yang Relefan... ... 31

Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas XIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013... ... 37

Tabel 5. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing – Masing Kelas ... 39

Tabel 6. Indikator Masing – Masing Variabel dan Sub Indikator... 43

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pengetahuan Orang Tua Tentang Wajib Belajar ... ... 47

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah... ... 48

Tabel 9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Kemampuan Mengajar Guru... ... 49

Tabel 10. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X1) ... 51

Tabel 11. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X2). ... 51

Tabel 12. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X3) .. ... 52

Tabel 13. Analisis Varians ANAVA... ... 57

Tabel 14. Bagunan SMP Negeri 1 Sekampung... ... 68

Tabel 15. Kegiatan Belajar Mengajar... ... 75

Tabel 16. Distribusi Frekuensi (X1)... 78

Tabel 17. Kategori (X1)... ... 79

Tabel 18. Distribusi Frekuensi (X2)... 80

Tabel 19. Kategori (X2)... ... 81


(9)

Tabel 21. Kategori (X3)... ... 83

Tabel 22. Distribusi Frekuensi (Y)... 84

Tabel 23. Kategori (Y)... ... 85

Tabel 24. Hasil Uji Normalitas (X1)... ... 89

Tabel 25. Hasil Uji Normalitas (X2)... ... 90

Tabel 26. Hasil Uji Normalitas (X3)... ... 91

Tabel 27. Hasil Uji Homogenitas... ... 92

Tabel 28. Hasil Uji Kelinieran regresi (X1)... ... 94

Tabel 29. Hasil Uji Kelinieran regresi (X2)... ... 95

Tabel 30. Hasil Uji Kelinieran regresi (X3)... ... 96

Tabel 31. Kesimpulan Hasil Uji Kelinieran Garis regresi... ... 96

Tabel 32. Hasil Uji Multikolinearitas ... 97

Tabel 33. Hasil Uji Autokorelasi... ... 99

Tabel 34. Hasil Uji Heteroskedastisitas... ... 101

Tabel 35. Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank spearman ... 102

Tabel 36. Korelasi (X1) terhadap (Y)... ... 103

Tabel 37. Kooefisien Regresi (X1) terhadap (Y)... ... 103

Tabel 38. Korelasi Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... ... 105

Tabel 39. Kooefisien Regresi Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... ... 106

Tabel 40. Korelasi Kemampuan Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 108

Tabel 41. Kooefisien Regresi Kemampuan Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... ... 108

Tabel 42. Kooefisien Regresi (X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y) ... 110

Tabel 43. ANOVA untuk Uji Hipotesis (X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y)... ... 112

Tabel 44. Korelasi Regresi (X1), (X2) dan (X3) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu(Y)... ... 113


(10)

PENGARUH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG WAJIB BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUAN

MENGAJAR GURU TERHADAP HASILBELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1

SEKAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Skripsi)

Oleh

KOMANG ADNYANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(11)

MOTTO

Sama seperti lilin yang tidak bisa bersinar tampa api, manusia pun tidak

bisa benar

benar hidup tampa doa.

*Merry Riana*

Sesuatu yang kekal didunia ini adalah perubahan.

*Komang Adnyana*

Masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan

impian

impian mereka.

*Eleanor Roosevelt*

Selalu bersyukur adalah cara terbaik untuk menikmati hidup

Semua usaha keras yang telah kita lakukan tidak akan menimbulkan kesia-siaan

dan pasti mendapatkan hasil yang setimpal dengan usaha yang kita lakukan.

*Komang Adnyana*

Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba

sesuatu.


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, ku persembahkan

karya kecilku ini teruntuk:

Bapakku tersayang Nyoman Trane, Ibuku tercinta Gede Sulandri dan mek Semiku yang senantiasa menyayangiku dan mendoakan

keberhasilanku.

Kakakku Gede Wandre dan adikku Ketut Budi Astutik tersayang, yang telah melengkapi kehidupanku dan menantikan keberhasilanku. Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat, keceriaan dan

dukungan untuk keberhasilanku sampai saat ini.

Para pendidik yang selama ini membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

Seluruh Sahabatku dan Rekan-rekan Pendidikan Ekonomi 2009 yang senantiasa menemani dikala suka dan duka serta memberikan pelangi

dan hidupku.

Mek tot yang senantiasa memotivasi diriku untuk terus maju. Almamater tercinta Universitas Lampung.


(13)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG WAJIB BELAJAR

KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama : Komang Adnyana Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031089

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. I Komang Winatha, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.

NIP. 19600417 198711 1 001 NIP. 19600817 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.


(14)

1.

Tim Penguji

Ketua : Drs. I Komang Winatha, M.Si. ...

Sekertaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

Penguji Bukan

Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tulang Bawang pada tanggal 28 Desember 1990 dengan nama lengkap Komang Adnyana. Penulis

merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, putra dari pasangan Bapak Nyoman Trane dan Ibu Gede Sulandri. Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu.

1. SD Negeri 3 Tunggal Warga diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 3 Banjar Agung diselesaikan pada tahun 2006 3. SMA Negeri 3 Banjar Agung diselesaikan pada tahun 2009

4. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur UML

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat mengaplikasikan mata kuliah teori yang didapat selama perkuliahan. Penulis telah mengikuti dan melaksanakan program – program wajib perkuliahan yang antara lain:

1. Kuliah kerja lapangan (KKL) dan Studi banding dengan tujuan

Lampung - Solo-Surabaya – Bali – Jogja – Bandung. Pada tanggal 23 – 31 Januari 2012.


(16)

Sekampung, kabupaten Lampung Timur selama 40 hari, terhitung tanggal 30 juni 2012 sampai 11 agustus 2012.

3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Sekampung kab. Lampung Timur Program pengalaman lapangan (PPL) ini berintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga waktu pelaksanaan bersama selama 3 bulan, terhitung tanggal 11 juni 2012 sampai 30 September 2012.


(17)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, kasih sayang, dan kemurahan yang tiada pernah putus, hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu


(18)

Ekonomi dan selaku Penguji dan Pembimbing yang telah membantu membimbing serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik yang telah memberikan pengarahan bimbingan, motivasi,dan arahan serta nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Hi Nurdin, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku penguji yang telah membantu mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

11. Sri Suhartini, S.Pd,. selaku Kepala SMP Negeri 1 Sekampung.

12. Bpk H Iriyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII yang telah membantu kelancaran penelitian ini dan seluruh staf pengajar serta staf TU SMP Negeri 1 Sekampung.

13. Belen dan Embok tercinta yang selalu menyayangi dengan tulus, mendoakan setiap langkahku, memberikan motivasi, yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku dan atas segala pengorbanan yang dilakukan untukku dan adik-adikku.

14. Seluruh keluarga besarku, mek semi tersayang, kakakku Gede Wandre adikku Ketut Budi astutik, dan semua saudara-saudaraku terima kasih atas dukungannya selama ini.


(19)

bagus, ebit, dodo, wahyu, habib, beni, indra, aprohan, jo, adi, mikail, adon, made widhi, purwate dan semua angkatan 2009 terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

16. Seluruh rekan-rekan Pendidikan Ekonomi, kakak-kakak tingkatku 2008, 2007, dan adik-adik tingkatku 2010, 2011, 2012.

17. Teman-teman KKN dan PPL SMP Negeri 1 Sekampung, Lampung Timur, terima kasih untuk kebersamaannya, kekompakannya, persahabatan yang indah ini dan bantuan kalian selama PPL dan KKN dilaksanakan.

18. Murid-muridku di SMP Negeri 1 Sekampung, Lampung Timur.

19. Untuk Mek Tot yang selalu menemani dan menjadi tempat berkeluh kesah terima kasih atas cinta dan dukungan yang selalu diberikan untukku;.

20. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,


(20)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: 1. Nama : Komang Adnyana 2. NPM : 0913031089

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Alamat : Jl. Bumi Manti Gg.M.Said No.104 Kampung Baru Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 8 mei 2013 Yang Membuat Pernyataan

Komang Adnyana NPM : 0913031089


(21)

I. PENDAHULUAN

Bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa subbab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kehidupan serta martabat manusia indonesia. Oleh karena itu, pembangunan didalam bidang pendidikan di indonesia ditekankan pada

peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. Namun sampai saat ini, mutu dan pemerataan pendidikan masih patut untuk dipertanyakan. Bicara tentang

pemerataan pendidikan masih banyak ditemukan anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non formal yang setara dengan pendidikan dasar. Melihat realitas tersebut, pemerintah berupaya melalui berbagai macam program. Salah satu program pemerintah yang telah dijalankan dalam rangka pemerataan pendidikan adalah melalui pelaksanaan wajib belajar. Program wajib belajar 9 tahun yang didasari atas konsep “


(22)

akses yang sama untuk semua anak. Sehingga dapat merangsang aspirasi pendidikan orang tua dan anak, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktifitas kerja penduduk secara nasional.

Melalui program wajib belajar diharapkan masyarakat semakin menyadari tentang arti pentingnya pendidikan dan menjadikan wajib belajar sebagai suatu gerakan yang mandiri karena tanggung jawab pelaksanaan wajib belajar bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat, termasuk individu ataupun organisasi kemasyarakatan harus berkesempatan memiliki peran yang luas membantu pendidikan nasional, dengan memotivasi anak dan masyarakan untuk wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Peran serta keluarga ikut menentukan

keberhasilan pendidikan nasioanal dan memberi peluang bagi anak untuk meraih kehidupan lebih baik dari masa mendatang. Disini walaupun wajib belajar merupakan kewajiban tetap tidak disertai sanksi bagi masyarakat yang tidak menyekolahkan anaknya pada usia sekolah.

Namun demikian, meskipun pelaksaan program wajib belajar 9 tahun telah dimulai sejak tahun 1994 yang diharapkan dapat meningkatkan pemerataan

pendidikan dan mutu sumber daya manusia, namun ternyata belum dapat terwujud seperti yang diharapkan. Masih banyaknya jumlah anak yang tidak dapat

melanjutkan sekolah dari SD ke SMP dan banyak anak – anak yang putus skolah (drop out) baik di SD maupun SMP merupakan permasalah yang sering terjadi dimasyarakat. Terlebih lagi bagi masyarakat dipedesaan dengan kondisi ekonomi yang kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup menyebabkan banyak orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya.


(23)

Guna mendukung keberhasilan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan upaya – upaya peningkatan mutu pendidikan, jalinan kerja sama antara

tokoh– tokoh masyarakat, tokoh agama, dan orang tua dengan pemerintah merupakan hal yang harus diperhatikan dan ditingkatkan secara

berkesenambungan. Hal ini penting karena tugas pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. tanpa

keterlibatan semua pihak, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa niscaya tidak akan berhasil dengan baik. Mengigat pentingnya peran pendidikan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, khusunya generasi muda, maka semua elemen harus terlibat didalamnya. Orang tua merupakan elemen terdekat pada anak mempunyai peran yang sangat penting. Menurut Moh. Shochib (2010: 132), anak dapat memahami bahwa bantuan oarang tua akan bermakna bagi dirinya ntuk memiliki dan mengembangkan nilai – nilai moral sebagai dasar prilaku jika orang tua berangkat dari dunianya. Artinya orang tau atau pendidik perlu menyadari bahwa anaknya tidak bisa dipandang sama dengan dirinya. Pernyataan ini sederhana sekali, tetapi memiliki makna yang esensial. Seringkali orang tua memandang anaknya sama dengan dirinya, misalnya dengan secara paksa mereka seringkali menuntut anaknya bersikap seperti dirinya.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung didapat hasil belajar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil belajar yang dicapai siswa pada umumnya belumlah

menunjukkan hasil yang optimal, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu, yang dapat dilihat pada table dibawah ini:


(24)

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Nilai Jumlah siswa

<68 >68

1 8.1 25 7 32

2 8.2 23 9 32

3 8.3 27 5 32

4 8.4 21 10 31

5 8.5 20 9 31

Jumlah (%)

Siswa 118 40 158

74,68% 25,32% 100%

Sumber : Guru IPS Terpadu Kelas VIII

Berdasarkan Tabel di atas, hasil belajar siswa secara umum masih tergolong rendah, karena dari 158 siswa terlihat hanya 40 siswa atau 25,32% siswa yang mendapat nilai > 68, dan berarti 74,68% atau sebanyak 118 siswa memperoleh nilai < 68. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2008: 18), yaitu apabila bahan pelajaran yang diajar kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah

Pengetahuan orang tua tentang wajib belajar dapat mempengaruhi hasil belajar anak, karena pengetahuan orang tua tentang wajib belajar sangat penting untuk didikan orang tua kepada anknya. Anak adalah anugerah dari sang pencipta, orang tua yang melahirkan anak harus bertangung jawab terutama dalam soal

mendidiknya, baik ayah sebagai kepala keluarga maupun ibu sebagai pengurus rumah tangga. Keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak merupakan awal keberhasilan orang tua dalam keluarganya apabila sang anak menuruti perintah orang tuanya terlebih lagi sang anak menjalani didikan sesuai dengan perintah agama. Bobroknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari orangtuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras. keluarga yang sedang bermasalah (broken home). Hal tersebut dapat membuat


(25)

anak menjadi orang yang temperamental. Kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan hal ini, mereka berasumsi jika mereka menjalani hidup sebagaimana yang sedang mereka jalani, peran pengasuhan akan terus dengan sendirinya. Dalam era modernisasi sekarang ini, peran penting orang tua sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan perkembangan kecanggihan teknologi. Sesuatu yang tidak dapat dihindari bahwa teknologi berkembang dengan pesat sehingga

penggunaannya banyak digunakan tidak semestinya, Teknologi IT yang paling sering digunakan para anak muda sekarang adalah akses internet yang mudah ditemui, padahal pemerintah sudah mengeluarkan undang-undang anti pornoaksi dan pornografi tapi masih saja mereka kerap mengakses konten yang berbau negatif. Yang jelas dapat merusak moral sang anak. Teknologi canggih yang semestinya diciptakan untuk menambah wawasan malah berakibat pada moral yang jelek. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada saat penelitian pendahuluan kepada beberapa orang tua siswa SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013, tentang wajib belajar 9 tahun banyak yang tidak tahu tentang wajib belajar 9 tahun. karena sebagian besar orang tua siswa SMP Negeri 1 Sekampung masih mengenyam bangku SD bahkan tidak sedik orang tua siswa yang tidak merasakan bangku sekolah.

Selain hal di atas, hasil belajar yang diperoleh siswa juga dapat didukung oleh keadaan ekonomi orang tua siswa seperti menyediakan sarana yang dibutuhkan anak untuk belajar baik di Rumah maupun di Sekolah. Kemampuan orang tua yang selalu memperhatikan segala yang dibutuhkan anak dalam belajar akan melancarkan kegiatan belajarnya, dengan keadaan tersebut, siswa akan


(26)

termotivasi dan tidak akan merasa malas belajar karena ia memperoleh

kemudahan dalam belajar sehingga hasil atau prestasi yang diperoleh meningkat.

Ketersediaan sarana belajar di rumah dapat mempengaruhi hasil belajar yang tercermin pada hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk : kebiasaan, sikap, tingkah laku, pengetahuan, pengertian, keterampilan, emosional, hubungan sosial dan budi pekerti. Kurang lengkapnya sarana belajar yang tersedia di rumah akan menimbulkan hambatan – hambatan yang dapat menggangu kegiatan belajar sehingga siswa malas belajar. Keadaan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar yang diperolehnya. Lengkapnya sarana belajar akan memicu siswa untuk

memanfaatkannya dan menumbuhkan semangat belajar karena ia merasa

memperoleh kemudahan dalam belajar, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga akan lebih baik.

Sarana belajar di rumah merupakan alat bantu belajar yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan tersedianya fasilitas/sarana belajar yang cukup dirumah maka siswa akan semakin tenang dalam belajar di rumah. Untuk dapat belajar yang baik palingsedikit seorang siswa membutuhkan sebuah meja tulis kursi dan rak buku. Jika hal tersebut terpenuhi maka akan tercipta suasana tenang dalam belajar dan hal ini akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal senada diungkapkan oleh Hamalik (2001: 51) yang menyatakan bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan belajar dan keberhasilan siswa.


(27)

Berikut disajikan data mengenai keadaan sarana belajar yang dimiliki siswa di rumah yang penelitian dapat melalui penelitian pendahuluan melalui angket awal.

Tabel 2. Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas

Kriteria

Jumlah Siswa Lengkap Kurang

Lengkap

Tidak Lengkap

8.1 11 13 8 32

8.2 9 15 8 32

8.3 11 14 7 32

8.4 7 15 9 31

8.5 8 18 5 31

Jumlah 46 75 37 158

Persentase(%) 29,11 47,47 23,42 100

Sumber : Pengolahan hasil angket awal penelitian

Selain itu Kesiapan guru melaksanakan program pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuanyang dimiliki guru. Guru yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan mata pelajaran akan cenderung mengunakan metode mengajar yang tepat dan bervariasi yang mencakup seluruh aspek pembelajaran seperti kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemampuan yang dimiliki guru tersebut sangat

dibutuhkan dalam membantu memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang diberikan. Namun banyak guru tidak memperhatikan kemampuan anak didiknya sehingga banyak guru yang tidak bisa membedakan antara anak didik yang sudah tahu dengan anak didik yang tidak belum tahu. Guru hanya menyampaikan sesuai dengan pokok bahasan yang harus tercapai dalam kopetensi dasar. Padahal pemberian materi yang berlebihan akan berdampak kurang baik bagi pemahaman peserta didik, siswa akan sulit memahami materi yang terlalu


(28)

tinggi tingkat pemahamannya sehingga tujuan dari pembelajarannya kurang tepat pada sasarannya.

Metode mengajar guru juga memiliki pengaruh kesiapan guru dalam

melaksanakan suatu program pendidikan. Didalam penerapan program pendidikan guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai metode mengajar. Tujuannya adalah agar guru dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat menemukan suasana baru yang dapat menggali kreativitas siswa dalam belajar.

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran atau lebih dikenal dengan sebutan

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang

membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengaruh yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam pembelajaran yang kontektual ini, siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaat dan bagaimana mencapainya. Dengan konsep pembelajaran CTL siswa akan lebih mudah menghapal materi lewat praktek yang diterapkan oleh guru dalam kehidupan nyata. Sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kesiswa, strategi pembelajaran ini lebih dipentingkan dari pada hasi, dimana siswa belajar mengkontruksikan sendiri, karena diasumsikan dengan strategi dan pendekatan yang baik, maka akan memperoleh hasil yang baik pula. Namun disisi lain pembelajaran dengan


(29)

pendekatan CTL menitik beratkan kepada siswa agar benar – benar

mempersiapkan materi yang akan dipelajari dari rumah, sehingga banyak siswa yang mengabaikan pelajaran lain yang tidak mengunakan pendekatan CTL. Hal ini terlihat ketika siswa benar- benar harus menguasai pelajaran sebelum pelajaran itu disampaikan oleh guru. Keberhasilan seorang siswa tidak terlepas dari

kemampuan guru dalam mengajar. Seorang guru dituntuk untuk dapat

mengarahkan anak didiknya dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Di sisi lain aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar juga sangat menentukan keberhasilan siswa. Siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang pasif.

Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sekampung dengan judul: “Pengaruh Pengetahuan Orang Tua Tentang Wajib Belajar, Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah, Dan Kempuan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil Smp Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan – permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut.

1. Masih rendahnya pendidikan orang tua siswa SMP Negeri 1

Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013, hal ini terlihat berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa orang tua siswa SMP


(30)

Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran2012/2013 pada saat melakukan penelitian pendahuluan.

2. Masih banyak orang tua yang belum mengetahui tentang wajib belajar 9 Tahun hal ini didapat dari wawancara yang dilakukan peneliti pada saat penelitian pendahuluan kepada orang tua siswa SMP Negeri 1 Sekampung dimana orang tua siswa hanya menempuh pendidikan sampai sekolah dasar (SD) bahkan masih banyak orang tua siswa yang tidak pernah merasakan bangku sekolah.

3. Masih rendahnya hasil belajar IPS terpadu siswa, hal ini terlihat dari nilai ulangan harian IPS terpadau kelas VIII yang banyak memperoleh nilai dibawah kkm yaitu <68 sebesar 74,68% dari keseluruhan siswa kelas VIII. 4. Masih kurangnya ketersediaan sarana belajar di rumah siswa kelas VIII

Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013 hal ini diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kebeberapa siswa saat melakukan penelitian pendahuluan ke sekolah.

5. Masih banyak siswa yang belum menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) saat pelajaran dimulai diketahui dari hasil wawancara peneliti yang dilakukan kepada beberapa siswa bahwa ketersediaan sarana belajar di rumah masih sangat minim.

6. Kurang beragamnya metode belajar yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi IPS terpadu yang secara tidak langsung membuat jenuh siswa saat mengikuti KBM metode yang digunakan guru saat mengajar hanya berupa metode ceramah yang membuat siswa kurang aktif dalam KBM.


(31)

7. Persepsi siswa tentang masih rendahnya kepedulian guru terhadap penguasaan kelas dalam proses pembelajaran hal ini diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kebeberapa siswa saat melakukan penelitian pendahuluan ke sekolah.

8. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah saat peneliti melakukan penelitian pendahuluan disekolah, mayoritas guru mengangap siswa – siswanya kurang aktif saat KBM berlangsung. 9. Banyaknya siswa yang malas menggerjakan soal – soal latihan yang sulit

ketika berada didalam kelas sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

10. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hal ini terlihat dari perolehan ulangan harian IPS terpadu kelas VIII yang hanya 25,32% dari keseluruhan siswa kelas VIII yang memenuhi KKM dan sisanya 74,68% siswa yang memiliki nilai di bawah KKM yaitu <68.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek Pengetahuan oarang tua tentang wajib belajar (X1),

ketersediaan sarana belajar di rumah (X2), kemampuan mengajar guru (X3) dan hasil belajar IPS (Y)


(32)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar,

ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kempuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?


(33)

2. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?

3. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?

4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kempuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis

1) Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga tercipta wahana ilmiah. 2) Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian

dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan

3) Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPS terpadu yang belum dikaji dalam penelitian ini.


(34)

2. Secara praktis a. Bagi guru

Memberikan sumbangan pada para pendidik bahwa kemampuan mengajar guru sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar sehingga hasil yang diperoleh siswa akan optimal.

b. Bagi siswa

Mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar dan untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar yang optimal.

c. Orang tua

Sumbangan kepada orang tua agar memperhatikan pentinganya pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, kebutuhan belajar anak baik dari segi

pemenuhan fasilitas belajar maupun pengawasan belajar. d. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini memberi sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat sebagai bahan informasi dalam rangka perbaikan pembelajaran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup : 1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah aspek Pengetahuan orang tua tentang wajib belajar (X1), ketersediaan sarana belajar di rumah (X2),

kemampuan mengajar guru (X3) dan hasil belajar IPS (Y). 2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian


(35)

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Sekampung 4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian.


(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian bab II terdiri atas tinjauan pustaka, kerangka piker, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti yang dikemukakan oleh Romizowski bahwa hasil belajar merupakan keluaran dari suatu sistem pemprosesan input (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008:14 ). Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar juga merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan pemasukan (input). Menurut abdurrahman masukan dari sistem tersebut berupa bermacam – macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan kinerja performance.(Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14)


(37)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung menetap dari ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Pengetahuan terdiri dari empat kategori yaitu : a. Pengetahuan tentang fakta

b. Pengetahuan tentang prosedural c. Pengetahuan tentang konsep d. Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori yaitu :

a. Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik c. Keterampilan bereaksi atau bersikap

d. Keterampilan berinteraksi

(Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 15)

Kemajuan prestasi belajar siswa tidah saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menurut Juliah hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14). Menurut paul suparno hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subyek belajar, tujuan, minat atau motivasi yang mempengaruhi dengan bahan yang sedang dipelajari. ( Sardiman, 2007: 38) sedangkan menurut Hamalik (2008 :31) hasil belajar merupakan pola – pola perbuatan, nilai – nilai pengertian – pengertian dan sikap – sikap serta apresiasiabilitas dan keterampilan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku


(38)

siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2008:30)hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan di setiap aspek – aspek

1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani

9. Etis dan budi pekerti 10. Sikap

Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang juga disebut hasil belajar yaitu kempuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008 :15). Menurut Saiful Sagala (2008:75) hasil belajar bukan hanya penguasaan, pengetahuan tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kinerja. Sedangkan menurut Hamalik tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjuk bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap– sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 15). Baik buruknya dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penelitian dapat juga ditunjuk


(39)

kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesui dengan tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya.

Menurut Oemar Hamalik (2003:30) ada tiga kategori tentang transfer hasil belajar:

1.Teori disiplin formal : teori ini menyatakan, bahwa ingatan, sikap, pertimbangan dan sebagainya dapat diperkuat melalui latihan – latihan akademis

2.Teori unsur – unsur yang identik : teori ini banyak digunakan dalam kursus latihan jabatan, dimana kepada siswa diberikan respon – respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan yang sebenarnya

3.Teori generalisasi : teori ini menekankan kepada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman – pengalaman lain

Sedangkan menurut Slameto (2003:54), faktor – faktor yang mempengaruh hasil belajar adalah :

1. Faktor internal meliputi : a. Faktor jasmaniah,

1. Faktor kesehatan 2. Cacat tubuh b. Faktor psikologis

1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat 4. Bakat 5. Motif 6. Kematangan 7. Kesiapan c. Faktor kelelahan 2 Faktor Ekstren meliputi :

a. Faktor keluarga

1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antara anggota 3. Suasana rumah

4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua


(40)

6. Latar belakang kebuadayaan b. Faktor Sekolah

1. Metode mengajar 2. Kurikulum

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Disiplin sekolah

6. Alat pelajaran 7. Waktu sekolah

8. Standar pelajaran diatas ukuran 9. Keadaan gedung

10. Metode belajar 11. Tugas rumah c. Faktor Masyarakat

1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Mass media

3. Teman bergaul

4. Bentuk kehidupan masyarakat

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri maupun faktor lain yang berasal dari luar diri siswa.

2. Pengetahuan Orang Tua Tentang wajib Belajar

Pendidikan dasar ( fundamental edukation ) diartikan suatu gerakan pendidikan yang ditunjukan untuk meningkatkan perikehidupan masyarakat dibidang sosial ekonomi melalui pendidikan minimum ( Suprijanto, 2007: 2 ). Dengan keluarnya Intruksi Presiden No 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Penuntasan Buta Aksara. Dengan keluarnya Inpres tersebut menunjukan keseriusan pemerintah dalam hal pemerataan pendidikan. Keluarnya dana BOS ( Bantuan Operasi Sekolah ) serta pengembangan pendidikan luar sekolah ( PLS ) merupakan kosekuensi keseringan pemerintah dengan menangani masalah wajib belajar.


(41)

Dalam merancang peraturan pemerintah tahun 2006 tentang wajib belajar, dikatakan bahwa pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk sekolah dasar ( SD ) dan madrasah Ibtidaiyah ( MI ) atau bentuk lain yang sederajat serta sekoalah menengah pertama ( SMP ) dan MadrasahTsanawiyah ( MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dibedakan antara pengertian pendidikan dasar dengan sekolah dasar. Pendidikan dasar merupakan pendidikan 6 tahun disekolah dasar ( SD ) ditambah 3 tahun di sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Sedangkan sekolah dasar merupakan suatu pendidikan dasar yang lamanya 6 tahun . jadi, seorang yang telah tamat sekolah dasar belum diakui sebagai tamatan pendidikan dasar. Dengan diberlakukannya pendidikan dasar 9 tahun maka SD bukan lagi merupakan pendidikan dasar 9 tahun yang nantinya berguna demi kehidupan.

Pelaksanaan wajib belajar 9 tahun diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Adapun yang menjadi tujuan umum dari pendidikan dasar adalah agar para lulusan memiliki :

1. Memiliki sifat positif terhadap kerjasama 2. Melek huruf dan mampu berhitung 3. Pengetahuan dasar tentang alam

4. Pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga 5. Pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh penghasilan

6. Pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi sebagai warga negara (Suprianto, 2007: 3).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara probabilitas bayesian adalah benar


(42)

atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang mengunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum penah dilihat atau dirasakan sebelumnya ( wikipedia indonesia).

Menurut Jujun S. Suriasumantri (2003: 104, Skripsi Dian Novita Dewi 2008), menerangkan bahwa pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping pengetahuan lainnya seperti seni da agama. Sedangkan menurut Suparlan

Suhartono (2005: 63, kripsi Dian Novita Dewi 2008), pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara niscaya ada pada diri manusia. Keberadaannya diawali dari kecenderungan psikis manusia sebagai bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan ingn tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan. Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang ada dalam fikiran manusia untuk memperoleh informasi yang diperoleh dari lingkungan, pengalaman, atau kejadian sehari – hari.

Manusia secara umum akan melakukan tindakan yang positif ketika ia memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu objek. Setiap tindakan individu dapat dilihat dari sejauh ia mengetahui tentang kebenaran objek tersebut. Ketika orang atau individu tersebut mengetahui tentang manfaat dan tujuan tertentu suatu objek, secara reflek ia akan melakukan apa yang ia ketahui dan diangap benar.


(43)

Peranan pengetahuan terhadap prilaku seseorang ternyata sangat erat kaitannya, sejauh mana pengetahuan yang diperoleh individu atau masyarakat tertentu akan mempengaruhi cara pandang individu atau masyarakat. Beberapa penelitian menunjukan bahwa negar yang memiliki tingkat pendidikan rakyatnya yang tinggi adalah negara yang secara umum lebih sejahtera dari negara – negara yang

rakyatnya kurang pendidikan.

Interpretasi tentang penataan lingkungan pendidikan internal bertujuan untuk menyikapi nilai – nilai yang diapresiasikan anak dalam menerima bantuan orang tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar – dasar disiplin diri. Moh. Shochib (2010: 79). Sehingga dapatlah dikatakan bahwa keberhasilan pendidikan bagi generasi muda ( anak – anak) sangat tergantung kepada kemampuan pemahaman dan pengetahuan (masyarakan, orang tua) tentang manfaat dan pentingnya suatu pendidikan.

3. Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah

Prestasi belajar yang diperoleh setiap siswa berbeda – beda. Adanya prestasi belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah ketersediaan sarana belajar di rumah. Oleh sebab itu, peranan orang tau dalam menyediakan sarana belajar sangat penting, karena dengan adanya sarana belajar yang memadai dapat menimbulkan semangat untuk belajar pada diri anak didik. Dengan semangat atau motivasi belajar tersebut, ada kemungkinan siswa


(44)

Sarana belajar memegang peran penting dalam mendukung tercapainya

keberhasilan belajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 28) bahwa “salah satu syarat keberhasilan belajar adalah bahwa belajar memerlukan sarana belajar yang cukup ‘’. Hal ini juga dipertegas oleh seorang ahli pendidikan yang menyatakan bahwa tempat belajar yang baik mempunyai kriteria tertentu yang perlu diperhatikan. Seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyatno (2003: 86) bahwa kondisi ruang belajar di rumah yang memenuhi syarat adalah :

1. Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk, sinar matahari dapat meneragi ruangan

2. Dinding harus bersih, putih tidak terlihat kotor 3. Lantai tidak becek dan kotor

4. Keadaan yang jauh dari keramaian ( pasar, bengkel, pabrik dan lain – lain ) sehingga anak mudah kosentrasi dalam belajar.

Hal tersebut sependapat dengan pendapat The Liang Gie yang mengemukakan bahwa di ruang belajar harus tersedia penerangan yang baik, yaitu :

“ penerangan itu harus tidak berlebihan dan tidak kurang, melaikan memadai untuk studi/belajar sebaik – baiknya. Penerangan yang berlebihan misalnya dari sinar matahari kearahhalaman buku akan menimbulkan kesilauan dan membuat buku tak terbaca. Penerangan yang kurang misalnya hanya 10 watt dari lampu listri akan membuat buku sukar dibaca dan cepat menimbulkan kelelahan mata’’ (anna Widianty, 2002 : 23, skripsi Arlina Prihesti 2006).

Penerangan yang dilakukan pada waktu belajar dapaat mempengaruhi kegiatan belajar. Penerangan yang tidak cukup dapat membuat kepala pucing dan lekas letih, mata perih, sering membuat kesalah dan tidak tahan lama berkosentrasi kepada materi pelajaran. Penerangan yang terbaik digunakan untuk belajar pada


(45)

siang hari adalah penerangan ilmiah yaitu penerangan sinar matahari, sedangkan penerangan terbaik untuk kegiatan belajar pada waktu malam hari adalah

penerangan secara langsung yang diperoleh dari lampu meja yang diletakkan diats meja belajar. Selain tempat belajar, ada persyaratan lain yang tidak kalah penting yaitu sumber belajar seperti yang dikemukakan oleh berikut ini : “ buku – buku dan alat – alat lain yang tidak lengkap akan turut juga mempengaruhi anak dalam belajar, kareena tidak mungkin anak itu terus – menerus meminjam alat – alat yang diperlukan dari orang lain. Kurang lengkapnya buku – buku yang diperlukan akan menyebabkan anak malas belajar, serta menghalanginya untuk belajar lebih baik ‘’ (Nasution, 2005 : 34).

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa sarana belajar adalah segala kebutuhan logistik yang diperlukan dalam melakukan aktivitas belajar seperti ruang belajar, sumber belajar dan alat – alat belajar. Dengan cukuplah alat – alat belajar yang berfungsi sebagai sumber belajar yang dimiliki, anak dapat

memanfaatkannya untuk mengulangi pelajaran yang telah diberikan oleh guru di sekolah. Kelengkapan sarana belajar yang tersedia di rumah akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Semakain lengkap saran belajar IPS terpadu yang dimiliki siswa dirumah, maka aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa di rumah akan lebih mudah atau lancar.


(46)

4. Kemampuan Mengajar Guru

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Slameto (2003:26) peranan guru adalah terciptannya serangkaian tingkah laku yang paling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta hubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.pengalaman guru yang merupakan konci keberhasilan proses pembelajaran, menurut Ronald brand (2003: 47, Skripsi Nunung Fariqoh 2009) hampir semua usaha reformasi

pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru ahirnya tergantung pada guru. Tampa mereka maka segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal. (Mardiansyah, 2007: 26, Skripsi Nunung Fariqoh 2009)

Menurut Sardiman A.M (2008: 135,) secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi profesional guru sebagai tenaga profesional pendidikan.

1. Capability personal, maksdnya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif. 2. Guru sebagai inovator, yakni sebagai tenaga pendidikan yang memiliki

komitmen terhadap perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus penyebar ide pembaharuan yang efektif.

3. Guru sebagai developer, guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas persepektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh kedepan dalam menjawab tantangan – tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu sistem.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas guru merupakan komponen yang sangat penting untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan. Guru adalah sebagai motor pembelajaran yang yang dilakukan sehingga guru yang dibutuhkan bukan sekedar guru yang berdiri didepan kelas tetapi yang dibutuhkan adalah guru yang


(47)

berkualitas dalam menjalankan tugas – tugasnya sebagai guru. Untuk menjalankan tujuan penerapannya dengan baik, guru bertugas sebagai pengajar harus memiliki kemampuan propesional untuk menjalankan proses pembelajaran dengan baik dengan menguasai dan menjalankan keterampilan – keterampilan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan lokakarya kurikulum pendidikan guru yang diselengarakan oleh P3G merumuskan sejumlah kemampuan dasar seorang calon guru:

1. Menguasai bahan yakni menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, menguasai bahan pengayaan/menunjang bidang study

2. Pengelolaan program belajar mengajar yakni merumuskan tujuan

instruksional, mengenal dan bisa memakai metode mengajar, memilih materi, dan prosedura intruksional yang tepat, melaksanakan program belajar

mengajar, mengenal kemampuan anak didik, menyelesaikan suasana dengan situasi kelas, merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial serta mengevaluasi hasil belajar

3. Menegelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA, dan menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif

4. Mengunakan media yakni memilih dan mengunakan media, membuat alat – alat bantu pelajaran sederhana, mengunakan dan mengelola laboratorium serta mengunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar

5. Menguasai landasan – landasan pendidikan 6. Merencanakan program pembelajaran 7. Mengelola interaksi belajar mengajar

8. Menilai kemapuan prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 9. Menguasai macam – macam metode mengajar

10. Mengenal fungsi dan program layana bimbingan dan penyuluhan disekolah 11. Mengenal penyelengaraan adminitrasisekolah

12. Mampu memahami dan menafsirkan hasil – hasil penelitian pendidikan yang sederhana guna kemajuan pengajaran.

(Oemar Hamalik, 2004;44)

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kinerja tinggi dalam

menjalankan amanah keguruannya, yang memiliki kreativitas tinggi, yang selalu memikirkan bagaimana siswanya dapat menguasai ilmu pengetahuan dengan cara siswa dan bukan dengan cara guru yang menyadari dengan kondisi yang


(48)

dimilikinya. Kemampuan profesional guru yaitu keahlian guru yang disiapkan oleh program keahlian tertentu, kemampuan untuk memperbaharui dan

meningkatkan serta mempunyai kesejahteraan yang memadai sehingga suatu imbalan atas profesinya.

Menurut Oemar Hamalik (2006: 53-58) guru harus mempunyai kemampuan dasar. Kemampuan itu antara lain :

1. Kemampuan menguasai bahan

2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar 3. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar

4. Kemampuan menguasai landasan – landasan pendidikan dengan pengalaman belajar

5. Kemampuan mengunakan media/sumber pengalaman belajar

6. Kemampuan pengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar 7. Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar

8. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan pengalaman belajar

9. Kemampuan mengenal dan menyelengarakan adminitrasi sekolah dengan pengalaman belajar

10. Kemampuan memahami prinsip – prinsip dan menafsirkan hasil – hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.

Berdasarkan pendapat diatas, kemampuan dasar guru sangat penting dilaksanakan oleh guru, karena kemampuan yang dimiliki oleh guru merupakan salah satu indokator kualitas pendidikan di indonesia. Kemampuan yang dimiliki oleh

seorang guru atau menunjukan kualitas guru yang sesunguhnya. Kemampuan guru tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan sikap yang profesional dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai guru.

Keberhasilan guru dalam menjalankan peranannya dalam bidang pendidikan sebagia besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi belajar dan mengajar. Menurut Adams dan Dickey


(49)

untuk mencapai pembelajaran yang efektif kemampuan guru juga harus meliputi peran sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditur, perencana, supervisor, motivator, penanya, pengajar, evaluator, dan koselor (Oemar Hamalik, (2006: 49).

Dilihat dari fungsi dan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar, guru mempunyai peranan penting dalam kegiatan beljar mengajar. Adapun peranan guru sebagai berikut :

1. Korektor : guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan nilai yang buruk

2. Inspirator : guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik

3. Informator : guru harus dapat memberikan informasi perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum

4. Organisator : guru harus memiliki kegiatan pengelolaan, kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya 5. Motivator : guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairan dan

aktif belajar

6. Inisiator : guru harus dapat menjadi pencetus ide – ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran

7. Fasilitator : guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan sehingga dapat memberikan kemudahan kegiatan belajar anak didik

8. Pembimbing : dalam hal ini kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap

9. Demonstrator : Guru disini menjadi alat peraga, yaitu jika apabila ada bahan yang sulit dipahami anak didik hendaknya guru harus beruaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik

10. Pengelola kelas : guru hendaknya harus dapat mengelola kelas dengan baik dan pengelolaan program pembelajaran

11. Mediator : guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun material

12. Supervisor : guru hndaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara praktis terhadap prose pembelajaran

13. Evaluator : guru diatuntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek estrinsik dan intrinsik.


(50)

Berdasarkan uraian di atas, untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar maka seorang guru dituntut untuk dapat menjalankan peranannya sebagai seorang pendidik. Seorang guru yang menjalankan peranannya maka kemungkinan besar akan dapat mencapai pembelajaran yang efektif. Kemampuan yang dimiliki guru diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Selanjutnya

diperlukan strategi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Kemampuan mengajar guru dalam dalam penelitian ini adalah sejauh mana guru dapat mewujudkan kondisi belajar mengajar yang efektif. Menurut Usman terdapat 5 variabel yang menentukan keberhasilan belajar yaitu: 1. Melibatkan siswa secara aktif

2. Menarik minat dan perhatian siswa 3. Meningkatkan motivasi siswa 4. Prinsip individu

5. Peragaan dalam pengajaran

( Mardiansyah, 2007: 28, Skripsi Nunung Fariqoh 2009)

Penguasaan dan pelaksanaan tugas guru seperti diatas merupakan kemampuan guru yang sangat dibutuhkan dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif untuk mencapai tujuan program pembelajaran. Guru yang profesional akan melaksanakan tugas – tugas yang akan memperlancar proses belajar yang akan dilaksanakannya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa kemampuan profesional guru adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kinerja tinggi dalam menjalankan amanah keguruan dan berupaya meningkatkan dan diterapkan dalam profesinya sebagai guru.


(51)

5.. Penelitian yang Relefan Tabel 3. Penelitian yang Relefan

Nama Judul Hasil Penelitian 1. . Dian Novita Dewi

(2008)

Pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar dan nilai anak bagi orang tua terhadap tingkat pendidikan anak usia sekolah di desa sukamaju kecamatan kedondong kabupaten pesawaran.

Ada pengaruh

pengetahuan orang tua tentang wajib belajar terhadap tingkat pendidikan anak usia sekolah, diperoleh thitung > ttabel dengan nilai masing-masing 6.991 > 1.67. dan r = 0.5855.

2. Arlina Prihesti (2006) Pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah dan motivasi belajar siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas 3 IPS Semester Ganjil SMA Utama Wacana Metro Tahun Pelajaran 2005/2006

Ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah adalah signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas 3 IPS semester ganjil SMA Utama Wacana Metro Tahun Pelajaran 2005/2006, diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.0497 dan berdasarkan uji t

diperoleh thitung = 2.83 > ttabel = 1.645.

3. Nunung Fariqoh (2009)

Pengaruh kemampuan mengajar guru, aktivitas belajar dan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar

kewirausahaan siswa kelas IX SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Ada pengaruh

kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009 diperoleh thitung > ttabel = 2.741>2.008 dengan keeratan hubungan koefisien korelasi (r) 0.358 dan koefisien determinasi (r2) 0.128 atau 12,8% dengan persamaan regresi Y = 27.902+0.421.


(52)

B. Kerangka Pikir

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah aktivitas yang dilakukan siswa didalam kelas maupun diluar kelas dalam seklah. Aktivitas yang dilakukan didalam kelas dapat berupa prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah proses belajar mengajar, keteladanan seorang guru terhadap muridnya. Sedangkan aktivitas yang dilakukan diluar kelas dapat berupa kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti ekstrakulikuler yang ada disekolah dan pengembangan ilmu pengetahuan yang diadakan oleh pihak sekolah dalam upaya peningkatan prestasi dan hasila belajar. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarannya pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kemampuan mengajar guru. Namun demikian, jika ketidak tahuan orang tua tentangwajib belajar serta manfaat dan fungsinya maka akan berakibat pada pandangan orang tua yang kurang baik terhadap pendidikan anak, dengan begitu orang tua akan melarang anaknya untuk sekolah, karena dengan sekolah bagi mereka, tidak akan berpengaruh kepada keluarga, terutama dalam bidang ekonomi keluarga, bahkan akan semakin membebani keluarga dengan biaya.

Kehadiran seorang anak dalam keluarga memiliki peranan penting. Bila orang tua menggap anak sebagai sebuah investasi atau jaminan hari tua, orang tua akan cenderung berfikir bahwa biaya pendidikan anak merupakan sebuah tanggung jawab orang tua untuk memenuhinya. Karena pendidikan anak adalah hal terpenting bagi anak sebagai bekal hidupnya dimasyarakat maka orang tua akan bermotivasi untuk menekolahkan anaknya kejenjang pendidikan yang lebih tinggi minimal pendidikan dasar demi masa depan mereka.namun bila orang tua yang


(53)

menilai anaknya secara ekonomis, yaitu menganggap anaknya sebagai penambah tenaga kerja untuk menambah penghasilan keluarga maka orang tua cenderung kurang memperhatikan pendidikan anaknya. Mereka lebih menyukai anaknya untuk bekerja keras agar dapat membantu orang tua untuk melakukan pekerjaan mereka yang ahirnya akan menambah penghasilan keluarga. Dengan begitu orang tua tidak akan mengizinkan anaknya untuk bersekolah melainkan mewajibkannya untuk bekerjamencari nafkah guna membantu kebutuhan keluarga yang cukup banyak.

Pengetahuan orang tua yang baik mengenai wajib belajar dan penilaian orang tua yang positif terhadap seorang anak maka akan memotivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya kejenjang pendidikan yang cukup baik, minimal orangorang tua akan menyekolahkan anak mereka hingga selesai pendidikan dasar. Namun bila orang tua tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai wajib belajar disertai dengan penilaian orang tua yang menganggap anak sebagai sebuah keuntungan ekonomis, maka orang tua cenderung tidak terlalu

memperhatikan pendidikan anaknya. Anak akan diajarkan latihan – latihan untuk bagai mana dapat bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari – hari.

ketersedian sarana belajar dirumah merupakan modal dasar siswa menguasai pelajaran disekolah. Buku, alat – alat tulis, serta kondisi kamar belajar turut mempengaruhi keinginan siswa belajar di rumah. Keberadaan siswa di rumah lebih lama dibandingkan di sekolah. Untuk itu, ketersediaan sarana sangat perlu dan dominan sebagai penunjang keberhasilan belajar dan upaya untuk menambah


(54)

rasa ingin belajar secara optimal bagi siswa yang sangat peduli terhadap mata pelajaran yang diberikan guru disekolah. Rasa ingin belajar siswa dapat tinggi bila ditunjang dengan kelengkapan sarana belajar dan disertai dengan pemanfaatan yang optimal akan sarana tersebut serta pengawasan oleh orang tua.

Berdasarkan uraian hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dari paradigma berikut :

Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh perubahan bebas X1, X2, dan X3 terhadap Y

Sumber Sugiono (2008: 40) C. Hipotesis

Menurut Sugiono (2008: 51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasannya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan pendapat diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar terhadap hasil

belajar IPS terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun pelajaran 2012/2013.

Pengetahuan Orang Tua Tentang Wajib Belajar (X1)

Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah (X2)

Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)


(55)

2. Ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun pelajaran

2012/2013.

3. Ada pengaruh kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS IPS terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun pelajaran 2012/2013.


(56)

III. METODE PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data,uji persyaratan instrument, teknik analisis data, uji hipotesis. Adapun pembahasanya akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

A. Pendekatan Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode

penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data di lapangan pada saat melakukan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan


(57)

keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sugiyono, 2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Nawawi, 2003: 61).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa yang telah terjadi dengan menurut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2009: 7).

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah, dan kempuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Sekampung tahun pelajaran 2012/2013?


(58)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruah subjek/objek, seperti kelompok manusia,

tumbuhan, binatang yang memiliki kesamaan ciri. Menurut Sugiyono (2010: 117) pengertian populasi didefinisikan sebagai “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 115) Populasi adalah keseluruhan atau jumlah dari suatu objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 158 siswa.

Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

NO Kelas Jumlah siswa

1 8.1 32

2 8.2 32

3 8.3 32

4 8.4 31

5 8.5 31

Jumlah 158


(59)

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang mewakili populasi. Sugiyono (2012: 118) menjelaskan pengertian sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Taro Yamane dengan rumus:

� = �

� ( )2+ 1 Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Tingkat signifikansi

(Riduan, 2005: 65)

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah:

=

158

158 0,05 2+1

=

113,26 dibulatkan menjadi 113

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 113 siswa dari seluruh populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.


(60)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sample dengan menggunakan

simple random sample. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2010: 82). Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat dalam Silvia, 2009: 26) hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas = jumlah sampel

jumlah populasi× jumlah tiap kelas

Tabel 5. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

No Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase (%) 1 8.1 113

158

× 32 =

22,88

23 20,36 2 8.2 113

158× 32 = 22,88

23 20,36 3 8.3 113

158× 32 = 22,88

23 20.36 4 8.4 113

158× 31 = 22,17

22 19,46 5 8.5 113

158× 31 = 22,17

22 19,46

Jumlah 113 100

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan simple random sampling (Nazir dalam Silvia, 2009: 26). Undian dilakukan dengan cara peneliti membuat daftar nama dari seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung, kemudian diambil secara acak


(61)

sebanyak sampel dalam penelitian. Nama-nama yang terpilih dari pengambilan secara acak tersebutlah yang dijadikan responden dalam penelitian ini.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 38). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, (X1) ketersediaan sarana belajar di rumah (X2) dan kemampuan mengajar guru (X3)

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel berarti mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau property yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Kasinu, 2007: 179). Definisi variabel secara operasional adalah mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel tersebut spesifik dan terukur. Definisi


(62)

operasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Pengetahuan orang tua tentang wajib belajar adalah segala sesuatu yang

diketahui oleh orang tua yang memiliki anak usia wajib belajar (7-15 tahun) mengenai artu, tujuan dan manfaat wajib belajar. Dalam merancang peraturan pemerintah tahun 2006 tentang wajib belajar, dikatakan bahwa pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk sekolah dasar ( SD ) dan madrasah Ibtidaiyah ( MI ) atau bentuk lain yang sederajat serta sekoalah menengah pertama ( SMP ) dan

MadrasahTsanawiyah ( MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dibedakan antara pengertian pendidikan dasar dengan sekolah dasar. Pendidikan dasar merupakan pendidikan 6 tahun disekolah dasar ( SD ) ditambah 3 tahun di sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Sedangkan sekolah dasar merupakan suatu pendidikan dasar yang lamanya 6 tahun . jadi, seorang yang telah tamat sekolah dasar belum diakui sebagai tamatan pendidikan dasar. Dengan diberlakukannya pendidikan dasar 9 tahun maka SD bukan lagi merupakan pendidikan dasar 9 tahun yang nantinya berguna demi kehidupan.

2. Ketersediaan sarana belajar di rumah, tempat belajar yang baik

mempunyai kriteria tertentu yang perlu diperhatikan seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supryanto (2003:86) bahwa kondisi ruang belajar di rumah yang memenuhi syarat adalah:


(1)

� dicari dengan rumus:

=

1 1

+

2 2

+

… …

. +

��

=

(

)

2

Keterangan:

JKreg = Jumlah kuadrat regresi

JKres = Jumlah kuadrat residu

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian:

1. Jika Fhitung>Ftabel maka H0 ditolak yang menyatakan bahwa ada pengaruh,

dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (k-n-1) dengan a = 0,05

2. Jika Fhitung<Ftabel maka H0 diterima yang menyatakan bahwa ada pengaruh,

dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (k-n-1) dengan a = 0,05 (Sudjana, 2005: 347).


(2)

131

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersedian sarana belajar di rumah dan kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu

siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan memampuan mengajar guru terhadap hasil belajar


(3)

IPS Terpadu siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan orang tua tentang wajib belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan kemampuan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

1. Anak merupakan generasi penerus bangsa, melalui pendidikanlah mereka

ditempah untuk menjadi insan paripurna yang nantinya berguna bagi keluarga, bangsa dan agama. Maka pendidikan anak haruslah lebih diperhatikan, demi kemandirian dan kemajuan pribadi anak tersebut. Dukungan orang tua dalam pendidikan anak akan menjadi investasi yang sangat berharga, karena sebagai individu yang berkembang dari sebuah keluarga maka peran keluarga sangat penting bagi anak dalam menentukan arah kehidupannya, untuk itu perlu kiranya orang tua terus mendukung anak untuk meraih pendidikan dan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

2. Hendaknya pihak sekolah dan orang tua menyediakan sarana belajar yang

lengkap agar proses belajar siswa berjalan dengan baik.

3. Guru hendaknya dapat mengajar dengan baik dan efektif dalam penggunaan

metode mengajar pada saat proses belajar mengajar. Agar siswa menjadi aktif dan dapat menyerap materi pelajaran dengan baik, sehingga keberhasilan siswa dalam belajar menjadi baik. Seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi harus dapat menggunakan variasi metode mengajar seperti metode diskusi kelompok,


(4)

133

metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode problem solving, serta metode mengajar lainnya sehingga siswa dapat terlibat langsung atau siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pengajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa.

4. Siswa hendaknya lebih meningkatkan motivasi belajar yang mereka miliki

saat ini, baik yang dari dalam diri siswa maupun yang datang dari luar diri siswa tersebut. Motivasi yang paling kuat yaitu motivasi yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri, semakin tinggi motivasi yang ia miliki maka semakin tinggi pula semangat ia untuk belajar dan menghasilkan hasil belajar yang diinginkan. Ada baiknya para siswa terus mengasah dan

mengembangkan kemampuan mereka apabila dalam selama proses

pembelajaran ada yang belum dapat dipahami maka jaman ragu atau malu untuk bertanya. Selain itu siswa juga disarankan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diajarkan oleh guru sehingga hasil belajar yang


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2003. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta

Aprilina Prihesti. 2006. Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah dan Motinasi Belajar Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi siswa Kelas 3 IPS Semester Ganjil SMA Utama Wacana Metro Tahun Pelajaran 2005/2006.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Asep Jihad. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Multi Presindo. Jakarta

Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Rineka Cipta Jakarta

Dian Novita Dewi. 2008. Pengaruh Pengetahuan Orang Tua Tentang Wajib

Belajar dan Nilai Anak Usia Sekolah di Desa Sukamaju Kecamatan

Kedondong Kabupaten Pesawaran. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar

Lampung

Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran berdasarkan pendekatan

sistem. Bumi aksara. Jakarta

Kunandar, S. . 2011. Guru Profesional. Rajawali pers. Jakarta

Moh. Shochib. 2010 Pola Asuh Orang Tua. PT. Rineka Cipta. Jakarta .

Nasution, S. 2005. Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Bima Aksara. Jakarta

Syaiful, Sagala. 2008 Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Saiful Bahri, Djamarah, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta Jakarta. Supriyanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa dari teori hingga Aplikasi.


(6)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sardiman, A. M.2008. Interaksi belajar mengajar. PT raja Grafindo Persada. Jakarta

Sugiono. 2008. Metode Penelitian pendidikan. Alfabeta. Bandung

Widiyanti, anna. 2003. Pengaruh Ketersediaan sarana belajar dan minat belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas II semester I SMA Bukit kemuning lampung utara tahun pelajaran 2002/2003. (skripsi) universitas lampung. Bandar lampung


Dokumen yang terkait

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 97

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DAN PERSEPSI SISWA TENTANG FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 80

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 1

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 30 84

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DI RUMAH CARA BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 75

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 11 87

PENGARUH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG WAJIB BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUANMENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 91

PENGARUH MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 15 93